• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta Departemen Teknik Mesin Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta Departemen Teknik Mesin Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada,"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Studi Eksperimental Sifat Termofisik Fluida Nano TiO

2

/TermoXT-32

(Experimental Study on Thermophysical Properties of Nanofluids TiO

2

/TermoXT-32)

Suhanan

1,3

, Samsul Kamal

1,3

, Yosephus Ardean Kurnianto Prayitno

2,3

, Ardi Wiranata

3

,

Muhammad Reza Pradecta

3

1Departemen Teknik Mesin dan Industri, Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika No. 2 Yogyakarta 55281

2Departemen Teknik Mesin Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah Mada, Jl. Yacaranda Sekip Unit IV, Bulaksumur, Yogyakarta 55281

3Pusat Studi Energi Universitas Gadjah Mada

Jalan Kesehatan Sekip Blok K1.A, Bulaksumur, Yogyakarta 55281

Abstract

Experimental study on thermophysical properties of nanofluids TiO

2

/TermoXT-32 had

been carried out. The purpose of this experiment is to enhance the thermophysical

properties of nanofluids as working fluid on the heat exchanger systems. The stability,

thermal conductivity and dynamic viscosity of the nanofluids were observed by several

tests, such as Transmission Electron Microscope (TEM), X-ray Diffractometer (XRD),

and UV-visible spectrophotometer. The volume fraction of nanofluids was divided into

three fractions, which are 0.1vol.%, 0.3vol.% and 0.5vol.%. As the results, the nano

particle TiO

2

had a rounded shape with diameter 20 nm and consists of aggregation.

Based on the XRD test, the diffraction pattern confirmed that for all 2

 peaks angle of nano particle TiO2 had an anatase structure. It showed that the anatase titania was well dispersed on the base fluids and gave a good stability. Moreover, the dynamic viscosity distribution was observed as the inverse function of temperature. On the other way, it was observed as linear function of volume fraction (nano particle concentration). However, the thermal conductivity was decreasing as the increase of concentration of nano particle due to the sedimentation of the nano fluid during the experiment. These observations then compared to the empirical method that used by former researchers and gave a good agreement.

Keywords: nanofluids, titanium oxyde, termoXT32, thermophysical properties

1. Pendahuluan

Kebutuhan energi yang semakin meningkat membutuhkan jaminan pasokan energi yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Perkembangan teknologi dalam suatu sistem power plant dapat meningkatkan efisiensi sistem dan menurunkan konsumsi energi dari sistem tersebut. Salah satu sitem yang bekerja dalam suatu power plant, terdapat sistem penukar kalor yang berfungsi sebagai sistem pemanasan dan pendinginan dimana dalam prosesnya, terdapat working fluid yang berfungsi sebagai fluida transfer kalor (heat transfer fluids atau HTFs). Salah satu cara peningkatan efisiensi suatu sistem penukar kalor dapat dicapai dengan meningkatkan sifat-sifat termal fluida kerja dengan cara mensuspensikan partikel padat berukuran mikrometer atau milimeter ke dalam fluida kerja dasarnya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan sifat termal fluida kerja Oli ThermoXT-32 dengan suspensi partikel nano Titanium (IV) Oxyde (TiO2) menjadi fluida kerja

fluida nano dalam suatu sistem penukar kalor (heat exchanger).

1.1 Fluida Nano

Fluida nano merupakan campuran dua fase yang terdiri dari fluida dasar sebagai medium pendispersi dan nanopartikel sebagai medium terdispersi. Fluida nano dapat didefinisikan sebagai dispersi partikel nano yang memiliki ukuran dibawah 100 nm di dalam fluida dasar konvensional seperti air, oli dan etilen glikol [1]. Partikel nano yang terdispersi secara permanen dalam fluida dasar dapat menjadi suspensi yang stabil karena efek gerak Brownian. Stabilitas fluida terdispersi ini juga sangat dipengaruhi oleh sifat termofisik yang mempengaruhi proses transfer kalor dalam suatu sistem penukar kalor. Selain itu, dispersi partikel nano dalam fluida dasar dapat meningkatkan konduktivitas termal, massa jenis, viskositas dan menurunkan kalor spesifik tanpa memberikan sedimentasi yang signifikan [2]–[5]. Delapan parameter yang mempengaruhi sifat termofisik dan termoelektrik fluida nano terdiri dari konsentrasi volume partikel, material partikel, ukuran

(2)

partikel, bentuk partikel, material fluida dasar, temperatur, zat aditif dan tingkat keasaaman [6]. 1.2 Sintesis Fluida Nano

Hal pertama yang harus dilakukan dalam eksperimen transfer kalor fluida nano adalah sintesis fluida nano. Sintesis fluida nano merupakan proses mendispersikan partikel padat skala nanometer ke dalam fluida dasar untuk mencapai syarat khusus antara lain suspensi yang stabil (stable) dan tahan lama (durable), bebas dari penggumpalan atau aglomerasi dan pengendapan (sedimentation) serta tidak ada perubahan kimia fluida. Proses sintesis fluida nano tersebut merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mencapai nilai transfer kalor fluida nano yang baik.

Pada penelitian saat ini, metode yang digunakan adalah metode dua-tahap. Metode pertama adalah menyediakan produk partikel nano dan base fluid untuk kemudian diaduk dalam alat magnetic stirrer. Kemudian metode kedua adalah proses ultrasonikasi dengan menggunakan ultrasonic bath. Secara umum, dispersi partikel nano di dalam fluida dilakukan dengan cara proses pengadukan dan ultrasonikasi. Proses pengadukan partikel dilakukan dengan bantuan alat magnetic stirrer, kemudian proses ultasonikasi dilakukan dengan memberikan getaran ultrasonik kepada fluida nano yang telah diaduk dalam jangka waktu tertentu.

Tujuan utama proses ultarsonikasi adalah untuk memecah penggumpalan atau aglomerasi dengan cepat pada kondisi atmosfer karena difusivitas partikel yang tinggi [7]. Pencegahan aglomerasi dapat dilakukan secara mekanik dengan getaran frekuensi tinggi dan secara kimia dengan stabilisasi elektrostatik dan steric [8]. Kerugian yang dihasilkan oleh aglomerasi adalah sedimentasi yang menyebabkan penyumbatan dan penurunan nilai konduktivitas termal. Walaupun metode dua-tahap merupakan metode dengan tahapan yang lebih kompleks, namun memiliki keuntungan yaitu ukuran partikel dan konsentrasi yang lebih mudah diatur [9]. 1.3 Sifat-sifat Termofisik Fluida Nano

Fluida nano memiliki sifat termofisik, reologi dan termoelektrik yang berbeda dibandingkan dengan fluida konvensional. Sifat-sifat tersebut dipengaruhi oleh luas permukaan spesifik partikel nano yang sangat besar [7]. Fluida nano diharapkan mampu memberikan perubahan pada sifat termofisiknya terutama pada sifat konduktivitas termal. Sifat termofisik lain yang mengalami perubahan adalah massa jenis, viskositas dan kapasitas kalor. Sifat reologi fluida nano, yaitu viskositas fluida nano, merupakan sifat fisik yang mempengaruhi sifat aliran fluida nano. Sedangkan sifat termoelektrik adalah sifat yang berpengaruh pada tingkat stabilitas fluida nano.

Untuk mencapai sifat termal tertinggi, fluida nano dapat didispersikan secara seragam pada konsentrasi partikel yang terendah yaitu dibawah 1,0

volume %. Konsentrasi partikel tersebut didefinisikan menjadi tiga, antara lain konsentrasi volume, konsentrasi massa, dan konsentrasi massa terhadap volume. Konsentrasi volume didefiniskan sebagai perbandingan partikel nano terhadap volume total (% v/v) yang disebut sebagai fraksi volume dan ditulis sebagai volume %. Konsentrasi massa didefinisikan sebagai perbandingan massa partikel nano terhadap massa total suspensi (% w/w) yang disebut sebagai fraksi massa. Presentase konsentrasi rasio didefinisikan sebagai perbandingan massa partikel nano dalam 100 mL (% v/v) atau sebagai konsentrasi massa. Konsentrasi volume atau fraksi volume dideskripsikan sebagai berikut.

100 100 np np np bf np V m V V mL suspensi

    (1)

Dimana subskrip np menunjukkan nano partikel, bf menunjukkan base fluid, simbol

menunjukkan fraksi volume.

Massa jenis memiliki peran yang penting dalam proses transfer kalor konveksi alami. Hal tersebut disebabkan oleh adanya gaya apung (bouyancy force) dan gradient massa jenis. Dalam transfer kalor konveksi, penentuan bilangan termal tak berdimensi ditentukan oleh massa jenis. Dalam penelitian ini, massa jenis efektif fluida nano (nf) dihitung berdasarkan prinsip mixture rule dan persamaan fraksi volume maka dapat didefinisikan sebagai berikut.

1

nf bf np

 

 



(2) dimana  adalah massa jenis (kg/m3).

Dalam penelitian ini, korelasi konduktivitas termal fluida nano TiO2/TermoXT-32 didapat dengan menggunakan model empirik dengan mempertimbangkan sifat konduktivitas termal fluida dasarnya sebagai fungsi dari temperatur [9], [10]. Model empirik untuk konduktivitas termal fluida nano TiO2/TermoXT-32 didefinisikan sebagai berikut.

 

  

.

nf bf

k

T

k

T

a b

(3)

Dimana a dan b adalah konstanta berdasarkan data eksperimen yang dilakukan oleh Duangthongsuk dan Wongwises (2009) dengan nilai a=1,0191 dan b=0,0352.

2. Metode

2.1 Bahan Penelitian 2.1.1 Partikel Nano

Partikel nano yang digunakan dalam penelitian ini adalah partikel nano logam oksida

(3)

titanium (IV) dioxide (TiO2) atau disebut titania. Partikel nano TiO2 merupakan material yang aman bagi manusia jika dibandingkan dengan material lain [11]. Partikel nano TiO2 memiliki tingkat stabilitas yang baik ketika didispersikan di dalam fluida dasar meskipun tanpa menggunakan bantuan surfactant. Partikel nano logam oksida seperti titania secara kimiawi lebih stabil dibandingkan dengan partikel nano logam murni [12]. Ada pun sifat termofisik partikel nano titanium (IV) dioxide (TiO2) ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 1. Sifat- sifat termofisik partikel nano titanium (IV) dioxide (TiO2)

Nomor Produk Keterangan

718467

Titanium (IV) dioxide nanopowder, ≥ 99.5% trace

metals basis

Identitas

Rumus Senyawa TiO2

CAS number 3463-67-7

Purity 99,5%

Berat Molekul 79,87 Gr mol-1

Diameter ~21 Hm

Bentuk solid Solid

Massa jenis 4250 Kg m-3 Konduktivitas termal 8,9 W m -1K-1 Kalor spesifik 686,2 J kg-1 K-1 2.1.2 Fluida Dasar

Fluida dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Heat Transfer Oil TermoXT-32 produksi PT. Pertamina Lubricants. Heat Transfer Oil TermoXT-32 merupakan pelumas pemindah kalor kualitas premium yang diformulasikan dari base oil dan aditif kualitas tinggi. Fluida transfer kalor ini memiliki kekentalan yang relatif rendah untuk menjamin transfer kalor yang baik dan memudahkan dalam sirkulasi start up. TermoXT-32 dapat digunakan sebagai fluida transfer kalor pada alat penukar kalor terbuka dan tertutup dengan temperature masing-masing mencapai 180 dan 320C. Keunggulan dari TermoXT-32 antara lain stabilitas oksidasi dan termal yang sangat baik, perlindungan terhadap korosi, deposit dan sludge untuk menghasilkan kinerja sistem termal yang optimal, kemampuan menghantar kalor yang baik dan tekanan uap yang rendah. Adapun sifat termofisik Heat Transfer Oil Termo XT-32 berdasarkan data spesifikasi PT. Pertamina Lubricants ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 2. Sifat- sifat termofisik TermoXT-32

TYPICAL CHARACTERISTICS

Characteristics Test Method TERMO XT-32 ISO Viscosity Grade 32 Density at 15C, kg/l ASTM D  4052 0,8360 Kinematic viscosity at 40C, cSt ASTM D  445 34,20 At 100C, cSt ASTM D  445 6,42 Viscosity index ASTM D  2270 143 ASTM colour ASTM D  1500 1.0.5 Flash point, C ASTM D  92 244 Pour point, C ASTM D  5950 -18 2.2 Peralatan Sintesis Fluida Nano

Peralatan yang digunakan untuk proses sintesis fluida nano dengan metoda dua-tahap atau disebut juga sebagai metod disperse adalah sebagai berikut. a. Magnetic stirrer

Berfungsi untuk mengaduk partikel nano dalam fluida dasar dengan tujuan partikel nano yang tercampur merata dalam fluida dasar. Proses pengadukan membutuhkan waktu selama 1-2 jam.

b. Ultrasonic bath

Proses ultrasonikasi menggunakan alat Bransonic Ultrasonic Cleaner (Branson 3210, USA) dengan daya output 120 watts dan frekuensi 47 kHz. Proses ultrasonikasi dilakukan dengan memberikan frekuensi tinggi kepada fluida nano TiO2/TermoXT-32 selama jangka waktu 3 jam dengan tujuan untuk mereduksi aglomerasi partikel nano dan untuk mendispersikan partikel nano dalam fluida dasar sehingga menghasilkan fluida nano yang stabil. 2.3 Alat Pengujian Karakterisasi

Alat pengujian karakterisasi partikel nano dan fluida nano yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat Transmission Electron Microscope (TEM), X-ray Diffractormeter (XRD), dan UV-visible spectrophotometer (UV-vis).

2.3.1 Transmission Electron Microscope (TEM) Evaluasi bentuk dan ukuran partikel nano, diuji menggunakan alat TEM photographs (FEI Tecnai G2 20 S-Twin). Pengujian dilakukan dalam kondisi vakum dimana pengambilan gambar partikel nano hanya dalam keadaan kering.

2.3.2 X-ray Diffractometer (XRD)

Identifikasi partikel nano diuji menggunakan alat XRD (Lab X XRD-6000 Shimadzu) yang dapat mendifraksikan partikel nano dengan memanfaatkan radiasi gelombang electromagnet sinar X. Pengujian XRD akan menghasilkan identifikasi mengenai

(4)

perbedaan material yang bersifat kristal dan yang bersifat amorf, karakterisasi material kristal, unsur penyusun partikel nano, dan penetuan dimensi-dimensi sel satuan.

2.3.3 UV-visible spectrophotometer

Identifikasi karakterisasi stabilitas fluida nano, diuji menggunakan alat UV-visible spectrophotometer (UV-160 PC Shimadzu). Alat ini berfungsi untuk mengukur absorptansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca (kuvet) yang didalamnya terdapat sampel disperse fluida nano.

3. Hasil dan Pembahasan

Karakterisasi partikel nano bertujuan untuk menentukan morfologi partikel dari segi bentuk dan ukuran partikel. Morfologi partikel berpengaruh terhadap sifat reologi dan sifat termofisik fluida nano terutama konduktivitas termal dan viskositasnya. 3.1 Hasil Pengujian XRD dan TEM

Pengujian TEM dilakukan dengan tegangan akselerasi 200kV dengan sub Angstrom beresolusi 0,24 untuk mengidentifikasi fase kristalin partikel TiO2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa bentuk partikel nano TiO2 mendekati bentuk bulat dengan diameter nominal berkisar 20 nm serta membentuk agregasi. Pada Gambar 1 bagian kiri memperlihatkan electron diffraction patterns. Pada pengujian X-ray diffractometer menggunakan XRD-6000 Shimadzu dengan panjang gelombang tabung Cu X-ray berkisar 1,54060 A yang dioperasikan pada 40,0 kV dan 30 mA. Eksperimen mengambil sudut 2 antara 3 hingga 80 dengan jarak 0,02o dan scan speed 1,0 derajat per menit. Pola XRD pada Gambar 2 menunjukkan puncak sudut difraksi 2 yang kuat terletak pada sudut 22,79; 25,29; 48,05. Berdasarkan pola difraksi tersebut, semua puncak sudut 2 mengkonfirmasikan bahwa partikel nano TiO2 memiliki struktur anatase. Pola XRD ini sesuai dengan data spesifikasi dari produsen Sigma-Aldrich untuk titanium (IV) dioxide atau titania. Karakteristik dasar anatase titania mempunyai struktur kristalin tetragonal [13].

Gambar 1. Karakterisasi Uji TEM partikel nano TiO2

Gambar 2. Karakterisasi Uji XRD partikel nano TiO2 3.2 Hasil Pengujian UV-vis spectrophotometer

Analisis UV-visible spectrophotometer merupakan pendekatan yang sesuai untuk menentukan karakter stabilitas fluida nano secara kualitatif. Indeks rasio absorptansi cahaya dapat dihitung dengan hukum Beer Lambert.

log

i

I

A

bc

I

 

 

 

 

(4)

Persamaan di atas menunjukkan fixed molar optical path dan absorptansi. Absorptansi adalah relatif terhadap persentase massa nanopartikel dalam suspensi. Hubungan antara absorptansi dan panjang gelombang pada UV-visible spectrophotometer disajikan pada Gambar 3 untuk variasi konsentrasi fluida nano. Spektrum UV-vis pada struktur anatase partikel titania tidak memiliki sifat khusus (featureless) dengan penurunan cahaya monotonik dan peningkatan panjang gelombang kecuali 320 nm. Pita absorptansi yang kuat (strong absorption band) ditunjukkan pada panjang gelombang tersebut sebagai fungsi dari konsentrasi partikel. Absorptansi fluida nano meningkat dari 0.1 ke 0.5 vol.%. Peningkatan jumlah partikel yang didispersikan dalam fluida dasar akan meningkatkan absorptansi.

Nilai-nilai absorptansi meningkat seiring dengan meningkatnya konsentrasi partikel nano pada panjang gelombang () puncak yang sama. Hal ini mengindikasikan bahwa dispersi partikel nano dalam fluida dasar menunjukkan sifat yang stabil. Pada gambar 4 ditunjukkan nilai absorptansi berdasarkan panjang gelombang () puncak pada 418 nm yang tidak mengalami perubahan signifikan sehingga fluida nano dapat dianggap stabil. Hubungan linear yang ditunjukkan antara nilai absorptansi dan konsentrasi partikel nano titania memenuhi hukum Beer Lambert. Hal ini mengindikasikan bahwa partikel nano anatase titania terdispersi dengan baik di dalam semua fluida dasar.

(5)

Gambar 3. Karakterisasi fluida nano menggunakan uji UV-Vis

3.3 Sifat-sifat Termofisik Fluida Nano

Sifat termofisik fluida nano ditinjau dari nilai viskositas dinamis dan konduktivitas termal hasil pengujian. Nilai viskositas merupakan suatu nilai yang berbanding terbalik dengan temperatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai masing-masing fluida nano memiliki tren penurunan viskositas. Namun, viskositas akan cenderung meningkat dengan bertambahnya konsentrasi fluida nano. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 4 dimana fluida nano dengan temperatur 60C menghasilkan nilai viskositas yang meningkat yaitu: base fluid = 15,53 mpas, 0,1% = 15,88 mpas, 0,3% = 17,37, dan 0,5% = 17,53 mpas.

Gambar 4. Distribusi viskositas dinamis sebagai fungsi temperatur

Berdasarkan hasil pengujian ditunjukkan bahwa terjadi penurunan konduktivitas termal dengan naiknya temperatur. Dispersi partikel nano pada fluida dasar akan menurunkan nilai konduktivitas termal dimana semakin tinggi konsentrasi partikel nano menyebabkan adanya penurunan konduktivitas termal. Hal ini disebabkan oleh adanya pengurangan jumlah partikel nano dikarenakan terjadinya pengendapan. Pengendapan terjadi dikarenakan sampel fluida nano yang diuji tidak mengalami tahap preparasi yang baik. Karakterisasi konduktivitas termal fluida nano TiO2/TermoXT-32 untuk semua fraksi volume dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.

Gambar 5. Distribusi konduktivitas termal sebagai fungsi temperatur

Sifat termofisik fluida nano juga dapat didekati dengan metode empirik. Hasil perhitungan empirik menunjukkan tren yang sama dengan hasil pengujian. Pada karakter konduktivitas termal fluida nano, pada tabel ditunjukkan bahwa nilai konduktivitas termal memiliki tren meningkat namun tidak terlalu signifikan dengan naiknya konsentrasi partikel nano. Hal ini menunjukkan bahwa dengan fluida nano yang stabil, kenaikan konduktivitas termal tidak terlalu signifikan. Oleh sebab itu, jika stabilitas fluida nano turun akan menyebabkan sedimentasi dan menurunnya nilai konduktivitas termal fluida nano. Ada pun sifat termofisik fluida nano menggunakan metode empirik adalah sebagai berikut.

Tabel 3. Sifat termofisik fluida nano dengan metode empirik

(vol.%) (kg/m3) k (W/m.C) (Pa.s) Base fluid 836,00 0,1457 0,028926 0,1 1177,40 0,1462 0,040738 0,3 1860,20 0,1472 0,064363 0,5 2543,00 0,1482 0,087988 4. Kesimpulan

Penelitian studi ekseperimental sifat termofisik fluida nano TiO2/TermoXT-32 berhasil dilakukan dengan kesimpulan sebagai berikut.:

1. Partikel nano TiO2 merupakan struktur kristal anatase.

2. Dispersi partikel nano dalam fluida dasar menunjukkan sifat yang stabil.

3. Peningkatan jumlah partikel yang didispersikan dalam fluida dasar akan meningkatkan absorptansi.

4. Struktur senyawa yang ada pada fluida dasar (TermoXT-32) tidak berubah dengan adanya partikel nano yang terdispersi.

5. Konduktivitas termal fluida nano mengalami penurunan seiring dengan naiknya temperatur.

(6)

6. Viskositas dinamis akan cenderung mengalami peningkatan seiring bertambahnya konsentrasi partikel dalam fluida nano

Ucapan Terima Kasih

Penelitian ini merupakan salah satu Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi 2016 yang dibiayai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tahun 2016.

Daftar Pustaka

[1] T. Das, S.K. Choi, S.U.S. Yu, W., dan Pradeep, Nanofluids Science and Technology, 1st ed. United States of America: John Wiley & Sons, Inc., 2008.

[2] R. K. Naina, H.K. Gupta, R. Setia, H., dan Wanchoo, “iscosity and specific volume of TiO2/water nanofluids,” J. Nanofluids, vol. 1 (2), pp. 161–165, 2012.

[3] P. Rathnakumar, P. Mayilsamy, K. Suresh, S., dan Murugesan, “Comparison of heat transfer and friction factor characteristics of carbon nanotubes based nanofluids in a circular tube fitted with helical screw inserts with spacers,” J. Nanofluids, vol. 2 (4), pp. 274–282, 2013. [4] S. Sahooli, M., dan Sabbaghi, “CuO

nanofluids: The synthesis and investigation of stability and thermal conductivity,” J. Nanofluids, vol. 1 (2), pp. 156–160, 2012. [5] H. B. Vasheghani, M. Marzbanrad, E. Zamani,

C. Aminy, M. Raissi, B. Ebadsadeh, T., dan Bafrooei, “Effect of Al2O3 phases on the enhancement of thermal conductivity and viscosity of nanofluids in engine oil,” Heat Mass Transf., vol. 47, pp. 1401–1406, 2011. [6] O. R. Wong, A. Nash, D.G., dan Moss,

“Generation of Nanoparticle Agglomerates and their Dispersion in Lung Serum Simulant or Water,” ournal Phys. Conf. Ser., vol. 151, no. 12036, 2008.

[7] B. Kritiawan, “Karakterisasi Reologi dan Transfer Kalor Konveksi Fluida Nano Berbasis Anatase Titanium (IV) Dioxide,” Universitas Gadjah Mada, 2015.

[8] C. Y. Chang, M.H. Liu, H.S., dan Tai,

“Preparation of copper oxide nanoparticles and its application in nanofluid,” Powder Technol., vol. 207, pp. 378–386, 2011.

[9] S. Duangthongsuk, W., dan Wongwises, “Measurement of temperature- dependent thermal conductivity and viscosity of TiO2 -water nanofluids,” Exp. Therm. Fluid Sci., vol. 33, pp. 706–714, 2009.

[10] W. C. Williams, “Experimental and theoretical investigation of transport phenomena in nano

particle Colloids (Nano fluids),”

Massachusetts Institute of Technology, UK., 2006.

[11] A. Grassian, V.H. O’Shaughnessy, P.T., dan Adamcakova-Dodd, “Inhalation exposure study of titanium dioxide nanoparticles with a primary particle size of 2 to 5 nm,” Environ. Health Perspect., vol. 115, pp. 397–402, 2007. [12] H. He, Y. Jin, Y. Chen, H. Ding, Y. Cang, D.,

dan Lu, “Heat transfer and flow behaviour of aqueous suspensions of TiO2 nanoparticles (nanofluids) flowing upward through a vertical pipe,” Int. J. Heat Mass Transf., vol. 50, pp. 2272–2281, 2007.

[13] F. C. R. Gonzalez-Reyes, L. Hernandez-Perez, I., dan Hernandez, “Effect of coarsening of sonochemical synthesized anatase on BET surface characteristics,” Chem. Eng. Sci., vol. 66, pp. 721–728, 2011.

Gambar

Tabel 2. Sifat- sifat termofisik TermoXT-32  TYPICAL CHARACTERISTICS  Characteristics  Test Method  TERMO
Gambar 2. Karakterisasi Uji XRD partikel nano TiO 2 3.2 Hasil Pengujian UV-vis spectrophotometer
Gambar 4. Distribusi viskositas dinamis sebagai fungsi  temperatur

Referensi

Dokumen terkait

Setiap instruksi dalam bahasa mesin menyajikan operasi dasar yang sesuai, dan menghasilkan efek netto yang sama pada setiap komputer.

Frekuensi konsumsi makanan jajanan kemasan mengandung MSG (kategori sering) yang lebih tinggi pada remaja sub urban (34%) juga dapat dikaitkan dengan persentase

Dari data di atas maka dapat diketahui bahwa efisiensi rata-rata penggunaan bahan bakar premium yang paling maksimal adalah ketika menggunakan manifold 4 dan dengan penambahan

Untuk memahami lebih lanjut mengenai seperti apa doa ini, tontonlah video dari Lynn Green yang telah disiapkan secara khusus untuk Undangan Doa pada bulan Februari (untuk transkrip,

Organisasi ini tidak luput dari masalah intern, yaitu masalah bagaimana menyelaraskan agar organisasi ini tidak bersifat Jawa sentris, karena dilihat dari namanya saja “Tri

2) Pemeriksaan semua pasien dengan kronis khususnya perokok atau batuk lebih dari 4 minggu, mereka yang turun berat badannya, nyeri dada dan lainnya yang mengakibatkan TBC Paru.

untuk pengajuan izin lebih dari 1 (satu) sumur injeksi dalam 1 (satu) lapangan produksi yang sama, maka Daerah Kajian Injeksi meliputi batas terluar area proyek ditambah area

1) Untuk menceritakan sesuatu, menceritakan disini memiliki maksud agar orang lain atau pembaca tahu tentang apa yang dialami, diimpikan, dikhayalkan, maupun yang