• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN ORANG TUA DALAM MENGATASI TINGKAH LAKU AGRESI REMAJA DI TANAH SIRAH KELURAHAN KALUMBUK KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN ORANG TUA DALAM MENGATASI TINGKAH LAKU AGRESI REMAJA DI TANAH SIRAH KELURAHAN KALUMBUK KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Oleh: Wike Wulandari *

Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons** Besti Nora Dwi Putri, M.Pd., Kons ** * Student

** lectures

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

This research is motivated because their parents do not fulfill their role in changing behavior adolescent aggression. The purpose of this study was to describe: The role of parents in dealing with adolescents with behavioral aggression: 1). The role of parents in overcoming the behavior of adolescent aggression through moral cultivation, 2). The role of parents in dealing with adolescent aggression behavior through the development of behavior nonagresi and 3). The role of parents in dealing with adolescent aggression behavior through the development of the ability to provide empathy.

This research is quantitative descriptive. This study population is adolescents who experience behavioral aggression. The sampling technique used is total sampling. These samples included 36 adolescents. To collect data using questionnaires. Analysis of the data used is the percentage. The results of this study reveal the role of parents in dealing with adolescent aggression behavior, are at quite instrumental criteria. Judging from the sub-variables: 1). The role of parents in dealing with adolescent aggression behavior through moral cultivation quite instrumental criteria, 2). The role of parents in dealing with adolescent aggression behavior through the development of criteria nonagresi behavior quite instrumental and 3). The role of parents in dealing with adolescent aggression behavior through the development of empathy ability to provide sufficient criteria play a role. These results we can conclude parents were instrumental in overcoming the behavior of teenage aggression.

Key word: the role of parents, aggressive behavior, adolescents

Pendahuluan

Remaja merupakan masa muda mudi dimana mereka mulai bisa bebas berinteraksi dengan orang lain, penuh kegembiraan dan penuh tantangan sehingga mereka cenderung ingin mencoba sesuatu hal yang baru dalam rangka mencari jati diri serta belajar untuk menyelesaikan permasalahannya sendiri. Masa remaja seringkali dikaitkan dengan masa transisi, masa dimana dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Dalam menyelesaikan permasalahannya seringkali remaja belajar untuk menyelesaikan permasalahannya sendiri meskipun dengan cara yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang belaku.

Menurut Hurlock (2009: 208) bahwa ketidakmampuan remaja untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja yang akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak

selalu sesuai dengan harapan mereka. Ketidaksiapan dalam menghadapi tantangan dan goncangan yang belum pernah mereka temui dimasa perkembangan sebelumnya, akan berdampak tidak baik akan dirinya sendiri, sehingga seringkali remaja melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan norma serta aturan yang berlaku di lingkungannya, seperti tingkah laku agresi.

Remaja akan selalu bersosialisasi di lingkungan sekitarnya baik dengan teman sebayanya maupun yang lebih besar darinya, mereka akan selalu bertemu dan berkomunikasi. Dengan intensitas pertemuan tersebut, maka akan muncul tingkah laku baik secara fisik maupun verbal. Salah satunya adalah tingkah laku agresi secara fisik dan verbal yang akan menyakiti orang lain. Menurut Moore dan Fine (Fadillah, 2014: 2) bahwa agresi sebagai tingkah laku

(3)

kekerasan secara fisik atau verbal terhadap individu lain atau terhadap objek-objek.

Remaja yang mengamati orang lain melakukan tindakan agresi atau mengendalikan agresinya akan meniru orang tersebut. Menurut Bandura (Fadillah, 2014: 3) bahwa agresi bisa dipelajari dan terbentuk pada individu-individu hanya dengan meniru atau mencontoh agresi yang dilakukan oleh individu lain atau oleh model yang diamatinya, bahkan meskipun hanya sepintas atau tanpa kekuatan. Dalam berinteraksi intensitas remaja lebih sering di lingkungan keluarga, keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi remaja dalam bertingkah laku, sehingga tidak tertutup kemungkinan tingkah laku agresi remaja juga dipengaruhi oleh orang tua.

Menurut Sobur (2013: 434) bahwa tingkah laku agresi yang berlebihan banyak didapatkan pada orangtuanya yang bersikap terlalu memanjakannya, terlalu melindunginya atau terlalu bersifat kuasa serta penolakan orang tua. Sehingga anak akan semena-mena dalam bertindak dan tidak mengetahui apa yang baik maupun tidak baik.

Orang tua merupakan panutan bagi remaja dalam bertindak dan bertingkah laku. Orang tua sangat berperan dalam mengendalikan tingkah laku agresi remaja. Menurut Koeswara (Fadillah, 2014: 5) bahwa pembagian agresi tersebut tidak terlepas dari cara pengendalian agresi, baik melalui penanaman nilai-nilai di lingkungan keluarga maupun di luar lingkungan keluarga. Menurut Koeswara (Kulsum, 2014: 278) bahwa peran orang tua untuk mencegah kemunculan atau berkembangnya tingkah laku agresi itu adalah: 1. Penanaman moral, 2. Pengembangan tingkah laku nonagresi dan 3. Pengembangan kemampuan memberikan empati.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 14 Maret 2016 sampai 20 April 2016 di Tanah Sirah. Adanya remaja yang memiliki tingkah laku agresi seperti: memukul orang lain, mencuri, berkata kasar kepada orang lain,

minum-dengan pekerjaanya, karena hal itu orang tua tidak banyak berinteraksi dengan anak-anak mereka baik tentang sekolah maupun yang lainnya.Karenakurangnya komunikasi dan perhatian yang diberikan oleh orang tua, mereka tidak mengetahui perkembangan anaknya atau yang dialami oleh anak-anaknya.jika ada pengaduan yang tidak baik tentang perilaku anaknya, orang tua cenderung membela anaknya meskipun perbuatan anaknya itu salah, dengan kejadian seperti itu anak pun akan menjadi-jadi karena ada pembelaan dari orangtuanya.

Orang tua mereka kurang memberikan pendidikan dan nilai dalam keluarga, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dan pemahaman orang tua tentang pendidikan tersebut.Hal ini disebabkan karena pendidikan terakhir orang tua di Tanah Sirah rata-rata tamatan SD (Sekolah Dasar) dan ada beberapa tamatan SMP (Sekolah Menengah Pertama). Orang tua hanya mengetahui bahwa semua anak harus sekolah tetapi mereka tidak terlalu mengontrol atau tidak terlalu memperdulikan apa saja yang dibutuhkan oleh remaja untuk melakukan itu semua. Orang tua juga tidak menganjurkan atau mewajibkan remajanya belajar ilmu agama baik di Tempat Pendidikan Al-qur’an (TPA) maupun tempat mengaji.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 12 Mei 2016 sampai 16 Mei 2016 dengan 3 orang remaja, mereka mengatakan kurangnya hubungan yang terbuka dalam keluarga, orang tua sibuk bekerja. Orang tua yang tidak meluangkan waktu untuk berkumpul dengan anggota keluarga, khususnya remaja untuk berbicara atau sekedar menanyakan tentang sekolah/pelajaran atau masalah sosial remaja. Orang tua kurang peduli bagaimana proses belajar yang dilalui oleh remaja di sekolah dan bagaimana remaja bergaul dengan teman sebayanya baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Biasanya orang tua hanya bertanya ketika hasil ujian semester keluar ketika menerima raport. Kalau nilai remaja kurang memuaskan atau tidak baik maka sebagian

(4)

dengan aturan serta norma-norma yang berlaku.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk melihat:

1. Peran orang tua dalam mengatasi tingkah laku agresi remaja melalui penanaman moral.

2. Peran orang tua dalam mengatasi tingkah laku agresi remaja melalui pengembangan tingkah laku nonagresi. 3. Peran orang tua dalam mengatasi

tingkah laku agresi remaja melalui pengembangan kemampuan memberikan empati.

Metode Penelitian

Menurut Yusuf (2005: 83) bahwa penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail

.

Berdasarkan Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif tidak hanya terbatas pada pengumpulan data saja, namun dapat melihat, meninjau, dan menggambarkan objek yang diteliti sebagaimana adanya kemudian dilanjutkan menarik kesimpulan setelah menemukan analisis terhadap data yang telah ditetapkan. Kemudian penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang peran orang tua dalam mengatasi tingkah laku agresi remaja.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2016. Adapun Tempat untuk melaksanakan penelitian adalah di Tanah Sirah Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Kota Padang. Alasan peneliti memilih tempat ini, karena masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini peneliti temukan di Tanah Sirah Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Kota Padang, sehingga peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di tempat ini.

Menurut Musfiqon (2012: 89) bahwa populasi adalah totalitas objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan dan benda yang mempunyai kesamaan sifat. Menurut Yusuf (2005: 181) bahwa populasi merupakan salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat perhatian dengan seksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat

dipercaya dan tepat guna untuk daerah objek penelitian.

Menurut Musfoqin (2012: 90) bahwa sampel adalah bagian dari populasi. Keberadaan sampel mewakili populasi. Bahkan analisis data yang didapatkan dari sampel penelitian akan diberlakukan sama kepada populasi penelitian, terutama populasi target. Oleh karena itu, dalam pengambilan sampel perlu dilakukan secara cermat dengan teknik yang sesuai agar keberadaan sampel benar-benar mewakili populasi.

Besarnya sampel dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan pendapat Arikunto (2010: 120) bahwa apabila subjek kurang dari 100 orang lebih baik diambil semuanya sebagai sumber data. Teknik pengambilan sampel pada peneliti ini menggunakan teknik total sampling. Maksudnya seluruh populasi penelitian ini berjumlah 36 remaja yang melakukan tingkah laku agresi yang dijadikan sampel.

Jenis data dalam penelitian ini adalah interval. Menurut Yusuf (2005: 133) bahwa variabel interval adalah antara kategori dalam variabel ini dapat diketahui selisih dan jumlahnya. Data yang akan di intervalkan dalam penelitian ini adalah data tentang peran orang tua dalam mengatasi tingkah laku agresi.

Menurut Arikunto (2010: 129) bahwa sumber data dalam penelitian ini adalah sumber dari mana data di peroleh adalah data remaja di masyarakat. Sumber data adalah orang atau subjek penelitian yang dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan masalah yang diungkap oleh peneliti. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua sebagai berikut:

a. Sumber data primer (sumber data utama) adalah orang atau informan yang dianggap paling mengetahui tentang masalah penelitian yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini adalah remaja di Tanah sirah.

b. Sumber data sekunder (sumber data pelengkap) adalah orang atau informan yang mengetahui tentang masalah penelitian yang menjadi data sekunder.

(5)

Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang terkumpul melalui angket dideskripsikan melalui pengolahan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Memeriksa kelengkapan isi instrumen (angket) yang telah diterima dari sampel penelitian.

2) Membuat tabel pengolahan data berdasarkan item pernyataan penelitian yang telah dijawab responden.

3) Mencari dan menghitung jumlah skor serta memasukkan data ke tabel pengolahan.

4) Mencari presentase untuk setiap data atau total skor pernyataan sabyek penelitian dengan rumus presentase Rumus yang digunakan untuk menganalisis data adalah dengan menggunakan rumus persentase yang dikemukakan oleh Yusuf (2005: 365):

100   N F P Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi n = Jumlah sampel 100 = Bilangan tetap

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan bahwa peran orang tua dalam mengatasi tingkah laku agresi remaja dapat diungkapkan sebagai berikut:

1. Peran Orang Tua dalam Mengatasi Tingkah Laku Agresi Remaja melalui Penanaman Moral di Tanah Sirah Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Kota Padang

Dari hasil pengolahan data tentang peran orang tua dalam mengatasi tingkah laku agresi remaja melalui penanaman moral di Tanah Sirah Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Kota Padang berada pada kategori cukup berperan.

Berdasarkan pendapat di atas, maka sesuai dengan pendapat Koeswara (Kulsum, 2014: 278) bahwa penanaman moral merupakan langkah yang paling tepat untuk mencegah kemunculan tingkah laku agresi.

a. Sikap

Berdasarkan hasil pengolahan data tentang peran orang tua dalam mengatasi tingkah laku agresi remaja melalui penanaman moral dalam aspek sikap di Tanah Sirah Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Kota Padang berada pada kategori sangat berperan dan sangat kurang berperan.

Berdasarkan keterangan di atas, maka sesuai dengan pendapat Ahmadi (2007: 151) bahwa sikap merupakan predisposisi yang dipelajari yang mempengaruhi tingkah laku, berubah dalam hal intensitasnya, biasanya konsisten sepanjang waktu dalam situasi yang sama, dan komposisinya hampir selalu kompleks.

b. Tanggung Jawab

Berdasarkan hasil hasil pengolahan data dapat diketahui peran orang tua dalam mengatasi tingkah laku agresi remaja melalui penanaman moral dalam aspek tanggung jawab di Tanah Sirah Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Kota Padang berada pada kategori cukup berperan.

Menurut Willis (2010: 132) tanggung jawab harus bersifat tanggung jawab diri sendiri, yakni kemampuan remaja untuk bertanggung jawab pada dirinya. Hal ini tidak akan tumbuh dengan sendirinya, melainkan merupakan peran orang tua yang mulai sedini mungkin.

2. Peran Orang Tua dalam Mengatasi Tingkah Laku Agresi Remaja melalui Pengembangan Tingkah Laku Nonagresi di Tanah Sirah Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Kota Padang

Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai peran orang tua dalam mengatasi tingkah laku agresi remaja melalui pengembangan tingkah laku nonagresi di Tanah Sirah Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Kota Padang dapat diketahui bahwa peran orang tua dalam mengatasi tingkah laku agresi remaja melalui pengembangan tingkah laku nonagresi di Tanah Sirah Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Kota Padang tergolong ke dalam kategori cukup berperan.

4

(6)

pemaparan terhadap perilaku nonagresi menghasilkan dampak yang sebaliknya. Ketika individu-individu yang telah di provokasi diperlihatkan pada gambaran orang lain yang sedang mendemonstrasikan atau mengusahakan pertahanan diri, tedensi untuk terjadinya agresi berkurang.

a. Pengembangan Nilai-nilai

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui peran orang tua dalam mengatasi tingkah laku agresi remaja melalui pengembangan tingkah laku nonagresi dalam aspek pengembangan nilai-nilai di Tanah Sirah Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Kota Padang berada pada kategori cukup berperan.

Menurut Willis (2010: 130) bahwa adanya perbedaan nilai-nilai dalam cara mengatur anak-anak akan menimbulkan keraguan mereka dan pada gilirannya menimbulkan sikap negatif pada remaja, jika timbul sikap negatif pada diri remaja karena kesalahan perbedaan nilai-nilai antara keluarga.

b. Pengembangan dengan Model

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui peran orang tua dalam mengatasi tingkah laku agresi remaja melalui pengembangan tingkah laku nonagresi dalam aspek pengembangan model di Tanah Sirah Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Kota Padang berada pada kategori kurang berperan.

Menurut Myers (2012: 80) bahwa remaja yang agresif secara fisik cenderung memiliki orang tua yang memberikan hukuman fisik pada remaja yang mendisiplinkan remaja dengan mencontoh agresi. Orang tua merupakan model yang pertama yang akan dicontoh oleh anak dan akan melekat hingga anak menjadi dewasa.

3. Peran Orang Tua dalam Mengatasi Tingkah Laku Agresi Remaja melalui Pengembangan Kemampuan Memberikan Empati di Tanah Sirah Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Kota Padang

Berdasarkan data yang dikumpulkan mengenai peran orang tua dalam mengatasi tingkah laku agresi remaja melalui pengembangan kemampuan memberikan empati di Tanah Sirah Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Kota Padang dapat diketahui bahwa peran orang tua dalam mengatasi tingkah laku agresi remaja melalui

pengembangan tingkah laku nonagresi di Tanah Sirah Kelurahan Kalumbuk Kecamatan Kuranji Kota Padang tergolong ke dalam kategori cukup berperan.

Menurut Koeswara (Kulsum, 2014: 278) bahwa pencegahan tingkah laku agresi bisa dan menyertakan kemampuan empati pada individu-individu.

Adapun kemampuan empati itu sendiri dapat berkembang dengan baik apabila individu dilatih untuk mampu menempatkan diri dalam dunia batin sesama serta mampu memahami apa yang dirasakan atau dialami dan diinginkan maupun tidak diinginkan sesamanya.

A. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, saran peneliti adalah kepada: 1. Orang tua, agar orang tua lebih berperan

dalam mengatasi tingkah laku agresi remaja, karena orang tua merupakan orang yang pertama dan utama yang berinteraksi dengan remaja, orang tua harus mampu memberikan contoh-contoh yang baik kepada remaja. Serta mampu mengajarkan rasa empati kepada orang lain.

2. Remaja, agar mampu mengontrol sikapnya, serta mampu bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya dan bertingkah laku sesuai dengan norma yang berlaku sehingga tingkah laku agresi bisa dikurangi.

3. Ketua RT dan RW, agar ketua RT dan RW juga ikut berperan dalam masalah agresi remaja, karena ketua RT dan RW juga memiliki wewenang untuk mengamankan tempat yang menjadi tugasnya.

4. Peneliti selanjutnya, penulis mengharapkan skripsi ini bisa bermanfaat sebagai pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya dengan berbagai variabel yang berbeda.

(7)

2

Kepustakaan

Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Soial. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen

Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Baron, Robert A. 2005. Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Fadillah, Annisa Citra. 2014. Profil Tingkah Laku Agresi Peserta Didik di SMP Negeri 31 Padang.

Skripsi. STKIP PGRI SUMBAR.

Horluck, Elizabet. 2009. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan).

Jakarta: Erlangga.

Kulsum, Umi. 2014. Pengantar Psikologi

Sosial.Jakarta: Prestasi Pustaka.

Myers, David G. 2012. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Musfiqon. 2012. Panduan Lengkap

Metodologi Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum

dalam Lintas Sejarah. Bandung:

Pustaka Setia.

Wills, Sofyan S. 2010.Remaja dan

Masalahnya. Badung: Alfabeta.

Yusuf, A Muri. 2005. Metode Penelitian. Padang: UNP Press.

Referensi

Dokumen terkait

Jenis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan pektin terhadap sifat organoleptik jam buah naga merah yang meliputi warna, rasa, aroma,

Bahwa Pimpinan STIESIA dalam Rapat Pleno tanggal 14 September 2012 telah menerima konsep Rencana Strategis (Renstra) Prodi S3 Ilmu Manajemen Tahun 2012-2016, dan sesuai

konsumen dan menyediakan kecepatan dan ketepatan pelayanan. Harapan pelanggan terhadap kecepatan pelayanan hampir dapat dipastikan akan berubah yang kecenderungannya naik dari

Pelaksanaan rekapitulasi penghitungan suara Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur disaksikan oleh Saksi Pasangan Calon, serta diawasi oleh BAWASLU KOTA TANJUNGPINANG

REALISASI CAPAIAN KINERJA TAHUN 2020 TINGKAT CAPAIAN KINERJA TAHUN 2020 3 Program perencanaan pembangunan

Berdasarkan analisa di atas dan pengolahan data pada Bab IV maka dapat kita bandingkan bahwa dari segi tingkat kesalahan, metode Trend Analysis mempunyai

Tulisan ini hendak memberikan legal problem solving terhadap permasalahan penumpukan perkara pidana di Indonesia yang hingga saat ini belum mampu terpecahkan,