SKRIPSI
TEMA PERSAHABATAN DALAM FILM (ANALISIS ISI TERHADAP FILM ”KITE RUNNER)
Oleh : Darwin Risdiansyah
NIM: 09220434
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama : Darwin Risdiansyah NIM : 09220434
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : Tema Persahabatan dalam Film (Analisis Isi terhadap Film ”Kite Runner)
Disetujui, Pembimbing I
(Joko Susilo S.Sos. M.Si)
Pembimbing II
(Dra. Frida Kusumastuti, M.Si)
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Darwin Risdiansyah NIM : 09220434
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul Skripsi : Tema Persahabatan dalam Film (Analisis Isi terhadap Film ”Kite Runner)
Telah dihadapkan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Ilmu Komunikasi
Dan Dinyatakan LULUS
Pada Hari : Jumat Tanggal : 8 April 2011 Tempat : KaJur
Mengesahkan, Dekan FISIP UMM
DR Wahyudi, M.Si Dewan Penguji:
1. Drs. Farid Rusman. M.Si ( )
2. Sugeng Puji Leksono, M.Si ( )
3. Joko Susilo S.Sos. M.Si ( )
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Darwin Risdiansyah
Tempat, tanggal lahir : Pasuruan, 06-09-1983 Nomor Induk Mahasiswa : 09220434
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :
Tema Persahabatan dalam Film (Analisis Isi terhadap Film ”Kite Runner) adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar- benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Malang, 20 Maret 2011 Yang Menyatakan
iv
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI
1. Nama : Darwin
2. NIM : 02220
3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Ilmu Komunikasi
5. Konsentrasi : Audio Visual
6. Judul Skripsi : Tema Persahabatan dalam Film (Analisis Isi terhadap Film ”Kite Runner)
7. Pembimbing : 1. Joko Susilo S.Sos. M.Si 2. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si 8. Kronologi Bimbingan
Tanggal Paraf Pembimbing Keterangan
Pembimbing I Pembimbing II
9-03-2011 Acc Judul
9-03-2011 Seminar Proposal
9-03-2011 Acc Proposal
9-03-2011 Acc BAB I
9-03-2011 Acc BAB II
9-03-2011 Acc BAB III
9-03-2011 Acc BAB IV
9-03-2011 Acc Abstraksi
9-03-2011 Acc Seluruh Naskah
Malang, 9-03-2011 Disetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
v
ABSTRAK Darwin Risdiansyah, 09220434
Tema Persahabatan dalam Film (Analisis Isi terhadap Film ”Kite Runner)
(viii+ 64 Hal.+ 4 tabel+5 Gambar+ lampiran) Bibliografi: 11 buku
Pembimbing : Dra. Frida Kusumastuti, M.Si dan Joko Susilo S.Sos. M.Si
Kata Kunci : persahabatan, film
Banyak sineas yang telah mengungkap tema persahabatan dengan persepsinya masing-masing mengenai unsur ini. Salah satu film yang mengangkat tema persahabatan dengan balutan konflik yang berbeda adalah karya dari Sineas Afghanistan, “Kite Runner”. Film ini mengetengahkan tema persahabatan dengan latar kondisi Afghanistan yang dibalut perang antara Rusia dengan Taliban, pembela rakyat Afghanistan yang tidak seutuhnya mendapat tempat di hati masyarakat Afghanistan. Peneliti disini ingin mengungkap “Bagaimanakah gambaran tema pesan persahabatan dalam film ‘Kite Runner’?”
Konsep media massa adalah media komunikasi yang mampu menimbulkan keserempakan dalam arti kata khalayak dalam jumlah yang relative sangat banyak, secara bersama-sama pada saat yang sama,memperhatikan pesan yang dikomunikasikan melalui media tersebut. Sementara yang dimaksud film merupakan media komunikasi yang terbentuk dari kombinasi antara penyampaian pesan melalui gambar bergerak yang dihasilkan dari pemanfaatan teknologi kamera, pencahayaan, warna dan suara. Secara umum yang dimaksud dengan persahabatan adalah hubungan antar sahabat yang mana merupakan bentuk pertemanan dengan keterlibatan emosional yang cukup intens pada dua individu atau lebih.
Peneliti menggunakan metode penelitian analisis isi dengan tipe penelitian deskriptif. Ruang lingkup penelitian penulis adalah scene dalam film ”Kite Runner”. Unit analisis adalah berupa akting yang mengandung unsur kategori baik berupa verbal maupun non verbal. Sedangkan satuan ukur penulis adalah frekuensi kemunculan kategori dari tema persahabatan sesuai dengan kategorisasi yang ditetapkan penulis
vi
Dengan menilik kenyataan bahwa kandungan pesan menghabiskan waktu bersama dan mengatakan yang dipikirkan muncul 18 kali dari keseluruhan 63 scene, maka dapat dikatakan bahwa film ”Kite Runner” memang memiliki kandungan pesan tentang persahabatan, karena lebih dari sebagian scene dari film menampilkan kandungan pesan persahabatan tersebut.
Malang, 20 Maret 2011 Penulis,
Darwin Risdiansyah
Menyetujui, Pembimbing I
(Joko Susilo S.Sos. M.Si)
Pembimbing II
vii
ABSTRACT Darwin Risdiansyah, 09220434
Friendship Theme in a movie (Content Analysis to”Kite Runner” Movie)
(viii+ 64 pages+ 4 tables+5 figures+ attachments) Bibliographies: 11 books
Advisors : Dra. Frida Kusumastuti, M.Si and Joko Susilo S.Sos. M.Si
Keywords : friendship, movie
There are so many cineast revealed friendship theme by their own perception about this element. One movie saw friendship with different conflict cover is movie from Afghanistan cineast, ”Kite Runner”. This movie revealed about friendship theme in background of Afghanistan condition which involved in war between Russia and Taliban, the Afghanistan people defender who didn’t got people sympathy in wholistic way. The researcher here wanted to reveal: ”How the description of friendship theme in ”Kite Runner” movie?”
Mass media concept is communication media which is able to create harmony, means that people in many quantities, altogether at the same time, paid attention to message communicated through the media. While what meant by movie is communication media formed from combination between message sending through moving picture produced from camera, lighting, color and sound technology. In comprehensive way, what meant by friendship is relation between friends which is a form of friendship with intent emotional involvement between two individuals or more.
The researcher used research method by content analysis with descriptive research type. The scope was scenes in ”Kite Runner” movie. Analysis unit was acting contained category whether verbal or non verbal. While measurement unit was frequency of category appearance from friendship theme as category stated by the writer.
viii
Malang, 20 March 2011 Researcher,
Darwin Risdiansyah
Approved by, Advisor I
(Joko Susilo S.Sos. M.Si)
Advisor II
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena telah melimpahkan berkah dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Tema Persahabatan dalam Film (Analisis Isi terhadap Film ”Kite Runner)
Penyusunan skripsi ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) di Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam skripsi ini penulis membahas tentang adanya pesan tertentu dalam film yang membawa suatu ‘misi’ tertentu bagi sutradara pengarah film tersebut. Seperti halnya dalam film “Kite Runner” dimana persahabatan merupakan salah satu tema universal, disertai dengan pengorbanan serta kebesaran hati untuk saling memaafkan dalam situasi perang yang penuh keterbatasan, sehingga penulis disini tertarik untuk meneliti tema persahatan dalam film melalui Analisis isi.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Bapak DR. Muhadjir Effendy, M.AP
2. Bapak Drs. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Bapak Joko Susilo S.Sos. M.Si selaku pembimbing pertama penulis atas segala saran dan koreksi hingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Ibu Dra. Frida Kusumastuti, M.Si selaku pembimbing kedua sekaligus Kepala Jurusan yang telah mendukung penulis dalam terselesaikannya skripsi ini.
x
Penulis berusaha dengan segala upaya untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Namun, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan dari semua pihak yang membaca. Pada akhirnya penulis berharap agar karya ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua.
Malang, 20 Maret 2011
xi
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Pernyataan Orisinalitas ... iii
Berita Acara Bimbingan ... iv
Abstrak ... v
Abstract ... vii
Kata Pengantar ... ix
Daftar Isi ... xi
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Kegunaan Penelitian ... 4
E. Tinjauan Pustaka ... 5
1. Film sebagai bagian dari komunikasi Massa ... 5
2. Pesan dalam Film ... 7
3. Persahabatan ... 8
F. Definisi Konseptual ... 11
G. Kategorisasi ... 12
H. Metode Penelitian ... 15
1. Pendekatan Penelitian ... 15
2. Ruang Lingkup Penelitian ... 16
3. Unit Analisis ... 16
4. Satuan Ukur ... 16
5. Teknik Pengumpulan Data ... 17
6. Teknik Penyajian Data ... 17
xii Bab II Obyek Penelitian
A. Profil Film Kite Runner ... 20
B. Sinopsis Film ... 21
C. Dreamworks Picture ... 27
D. Profil Sutradara – Marc Foster ... 28
E. Profil Produser – Walter Parkers ... 30
F. Profil Pemeran Utama – Khalid Abdalla ... 32
G. Profil Pemeran Utama – Zekeria Ebrahimi ... 33
H. Prestasi ... 33
Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan – Pesan Persahabatan di Film Kite Runner A. Sajian Data Ulasan Per-Scene Film “Kite Runner” ... 35
B. Uji Reliabilitas Kategori ... 59
C. Analisis Data ... 71
Bab IV Penutup A. Kesimpulan ... 87
B. Saran ... 88
Referensi
Alex Sobur, 2004. Semiotika Komunikasi. Cetakan ke-2. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
Baksin, Astufurai, 2003, Membuat Film Indie Itu Gampang, Katarsis, Bandung
Ardianto dan Erdinaya, 2004. Komunikasi Massa – Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama, Bandung
Flourney, Don Michael, 1989, Analisis isi Surat Kabar - Surat Kabar Indonesia, UGM Press, Yogyakarta
McQuail, Dennis. 1996. teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo perkasa Jakarta
Sumarno, Marselli, 1996, Dasar-Dasar Apresiasi Film, Grasindo, Jakarta
Thomas Santoso, 2002, Teori-Teori Kekerasan,Ghalia Indonesia, Jakarta.
Artikel
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan kebutuhan yang hakiki bagi umat manusia,
dikatakan kebutuhan yang hakiki karena dalam kehidupan manusia menjadi alat
yang membantu dalam segala kegiatan yang ada. Hampir 70 persen waktu
kehidupan manusia dalam sehari digunakan untuk berkomunikasi, sejak bangun
tidur, hingga menjelang tidur, sehingga tidak heran jika komunikasi merupakan
kebutuhan yang vital dalam kehidupan.
Adanya perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat dewasa ini,
telah membawa perubahan sosial yang sedemikian hebat. Media masa telah
menjadi sumber dominan bukan saja bagi masyarakat dan kelompok secara
kolektif untuk memperoleh gambaran dan citra realitas. Media massa mampu
menyuguhkan segala informasi dan hiburan guna memenuhi kebutuhan informasi
masyarakat. Dapat dikatakan, saat ini masyarakat tidak dapat terlepas dari media
massa.
Dalam dunia yang semakin mengglobal ini, media massa telah menjadi
perpanjangan alat indra. Melalui media massa, dapat diperoleh informasi tentang
benda, orang, atau tempat yang tidak dialami secara langsung. Dunia ini terlalu
luas untuk dapat dimasuki semuanya. Media massa datang menyampaikan
informasi tentang lingkungan sosial dan politik; televisi menjadi jendela kecil
2
Libanon, Irak, Amerika Serikat, Iran, dan sebagainya; surat kabar menjadi
teropong kecil untuk melihat gejala-gejala yang terjadi waktu ini di seluruh
penjuru bumi; buku tak jarang bisa menjadi kapsul waktu yang membawa ke masa
lalu, masa kini, dan masa yang akan datang; film menyajikan pengalaman
imajiner yang melintas ruang dan waktu.
Film sebagai salah satu bentuk media masa dipandang mampu memenuhi
permintaan dan selera masyarakat akan hiburan dikala penat menghadapi aktifitas
hidup sehari-hari. Dalam pandangan Denis McQuail (1996: 13), film berperan
sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang menyajikan
cerita, peristiwa, musik, drama, humor dan sajian teknis lainnya kepada
masyarakat umum. Kehadiran film sebagian merupakan respon terhadap
“penemuan” waktu luang diluar jam kerja dan jawaban terhadap kebutuhan
menikmati waktu senggang secara hemat dan sehat bagi seluruh anggota keluarga.
Film, juga secara aktif memperkenalkan dan menunjukkan berbagai realita
kehidupan di masyarakat. Apa yang diungkap film terkadang menyentuh sisi-sisi
kehidupan yang tak pernah kita bayangkan. Seperti halnya tema persahabatan.
Banyak sineas yang telah mengungkap tema persahabatan dengan
persepsinya masing-masing mengenai unsur ini. Yang paling fenomenal dari
Hollywood mungkin “E.T.” karya Steven Spielberg. Film yang melambungkan
nama Drew Barrymore ini termasuk dalam jajaran film terlaris sepanjang masa.
Tema yang diangkat adalah persahabatan antara seorang anak dengan mahluk luar
angkasa. Sineas Hongkong John Woo juga mendapat pujian ketika mengangkat
3
Indonesia sendiri, Rudi Sudjarwo dan Hanung Bramantyo, dua orang sutradara
papan atas Indonesia, mendapatkan sambutan positif melalui karya film mereka
yang bertema persahabatan, yaitu “Mengejar Matahari” dan “Catatan Akhir
Sekolah”.
Salah satu film yang mengangkat tema persahabatan dengan balutan konflik
yang berbeda adalah karya dari Sineas Afghanistan, “Kite Runner”. Film ini
mengetengahkan tema persahabatan dengan latar kondisi Afghanistan yang
dibalut perang antara Rusia dengan Taliban, pembela rakyat Afghanistan yang
tidak seutuhnya mendapat tempat di hati masyarakat Afghanistan. Dengan
layang-layang sebagai simbol kebebasan dan persahabatan, cerita mengalir antara Amir,
putra seorang pengusaha terkenal dan Hasan, anak pembantunya. Amir bukan
orang yang jahat, namun sebagaimana umumnya anak di Afghanistan, ia terhasut
oleh prasangka etnis dan keinginan untuk diterima di lingkup masyarakat
sehingga seringkali ia bertindak culas dan tak adil terhadap Hasan. Namun
kesetiaan Hasan pada Amir, baik sebagai pembantu, maupun sebagai sahabat,
benar-benar menyentuh.
Yang paling menarik dalam film ini adalah kemampuan sutradara untuk
menggambarkan persahabatan melalui berbagai lambang seperti layang-layang
serta memadukannya dengan konflik yang berkecamuk di Afghanistan serta
konflik internal berkaitan dengan prasangka etnis yang merupakan fakta yang tak
banyak diketahui orang.
Disini penulis tertarik untuk mengulas film dengan menggunakan
4
mengungkap kandungan (contain) dari film tersebut. Dengan menetapkan
kategorisasi tertentu, penulis akan memilah unsur budaya yang terdapat dalam
film untuk kemudian dibahas secara deskriptif.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Pesan persahabatan apakah yang paling sering muncul dalam film ”Kite
Runner”?
2. Berapakah persentase pesan persahabatan yang muncul dalam film ”Kite
Runner”?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan menganalisis pesan persahabatan yang paling sering
muncul dalam film ”Kite Runner”.
2. Mengetahui dan menganalisis persentase pesan persahabatan yang
muncul dalam film ”Kite Runner”.
D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Praktis
Secara praktis, peneliti berharap dapat mengetahui tentang gambaran
pesan persahabatan dalam film serta mampu memberikan kontribusi pada
5 2. Kegunaan Metodologis
Secara metodologis, melalui penelitian ini penulis dapat menerapkan
konsep analisis isi dalam membahas media audio visual.
3. Kegunaan Akademis
Secara akademis, penulis dapat memberi masukan kepada kajian audio
visual, khususnya pada isi film.
E. Tinjauan Pustaka
1. Film sebagai bagian dari komunikasi Massa
Komunikasi merupakan salah satu aktivitas kehidupan baik disadari
maupun tidak disadari, setiap orang mengenalnya dan melakukan aktivitas
tersebut. Hal sederhana yang banyak diketahui oleh setiap individu tentang
komunikasi yaitu bagaimana kita berhubungan dengan orang lain dan
bagaimana kita saling mempengaruhi satu sama lain. Sedangkan pada saat
mereka menonton televisi mendengarkan radio, melihat film di bioskop
dan lain-lain bukan merupakan kegiatan komunikasi, karena tidak adanya
lawan bicara. Hal ini dapat dimaklumi karena tidak semua individu dapat
mendefinisikan tentang proses komunikasi.
Proses komunikasi terjadi diawali dari orang yang mempunyai satu
maksud. Setiap individu bila terkait dalam kegiatan komunikasi dirinya
bisa menjadi komunikator atau komunikan tergantung dari kepentingan
atau kondisi masing-masing individu. Apakah individu ingin
6
sebagai komunikator atau dia hanya sebagai pendengar atau pemirsa yang
berarti dia di sebut komunikan. Sedang komunikasi dapat dikatakan
berhasil apabila seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan oleh
orang lain kepadanya..
Film merupakan media komunikasi yang terbentuk dari kombinasi
antara penyampaian pesan melalui gambar bergerak yang dihasilkan dari
pemanfaatan teknologi kamera, pencahayaan, warna dan suara. Unsur
tersebut dibuat dengan latar belakang alur cerita yang mengandung pesan
yang akan disampaikan oleh komunikator yaitu sutradara. Kombinasi
pesan tersebut disampaikan sutradara melalui gambar, dialog suara, warna
sudut pengambilan dan musik, adegan dirangkai satu sama lain beserta
lambang-lambang yang dipergunakan sehingga pesan dapat dipahami oleh
khalayak penonton.
Menurut para teoritikus film, menyatakan bahwa film yang dikenal
dewasa ini merupakan perkembangan produksi film yang dianggap
sebagai kerja kolaboratif, yaitu melibatkan sejumlah tenaga kreatif seperti
sutradara, penulis skenario, penata kamera, penyunting, penata artistik dan
pemeran. Unsur-unsur kreatif ini saling mendukung dan mengisi untuk
membentuk totalitas film (Sumarno, 1996 ; 16).
Film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di
belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop,
film televisi dan film video laser setiap minggunya. Di Amerika Serikat
7
(Ardianto dan Erdinaya, 2004 ; 134). Ini menunjukkan bahwa minat
masyarakat terhadap film sangatlah besar. Karena itulah film memberikan
pengaruh yang cukup besar pula bagi masyarakat.
Industri film adalah industri bisnis. Predikat ini telah menggeser
anggapan orang yang masih meyakini film adalah karya seni yang
diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang
bertujuan memperoleh estetika yang sempurna. Meskipun pada
kenyataannya adalah bentuk karya seni industri. Film adalah bisnis yang
memberikan keuntungan, kadang-kadang menjadi mesin uang yang
seringkali demi uang keluar dari kaidah-kaidah artistik film itu sendiri.
(Ardianto dan Erdiyana, 2004 ; 136). Dari penjabaran tersebut, kita bisa
mengetahui bahwa film selain sebagai sarana komunikasi dan hiburan,
juga mengandung unsur bisnis komersial, yang mana juga mengandung
nilai transaksi ekonomi. Film merupakan sesuatu yang menguntungkan
secara komersial bagi pembuatnya.
2. Pesan dalam Film
Salah satu unsur komunikasi yang perlu dibahas lebih mendalam
dalam penelitian ini adalah unsur pesan. Proses penyampaian pesan cara
atau teknik penyampaian pesan merupakan salah satu indikator bagi
keberhasilan aktivitas komunikan.
Pesan itu sendiri dapat diartikan sebagai perintah,
nasehat/permintaan dan amanat yang disampaikan lewat orang lain. Pesan
8
karena pesan ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum
jadi tidak ditujukan kepada perorangan/kepada sekelompok orang tertentu.
Dalam kajian film, pesan-pesan akan terwujud dalam cerita dan misi
yang dibawa film tersebut serta terangkum dalam bentuk; drama, action,
komedi, horor, dan sebagainya. Jenis-jenis film inilah yang dikemas oleh
seorang sutradara sesuai dengan tendensi masing-masing. Ada yang
tujuannya sekedar menghibur, memberi penerangan, atau mungkin
kedua-duanya. Ada juga yang ingin memasukkan dogma-dogma tertentu
sekaligus mengajarkan kepada khalayak penonton (Baksin, 2003 ; 2). Dari
ungkapan Baksin tersebut, bisa kita ketahui bahwa film juga menyisipkan
pesan, dengan upaya mempengaruhi audiensnya dengan mengungkapkan
suatu konsep atau pemikiran dari pembuat film sebagai komunikator.
3. Persahabatan a. Pengertian
Secara umum yang dimaksud dengan persahabatan adalah hubungan
antar sahabat yang mana merupakan bentuk pertemanan dengan
keterlibatan emosional yang cukup intens pada dua individu atau lebih.
Dalam kehidupan, seseorang bisa jadi bertemu dengan orang lain,
beberapa diantaranya akan membenci, dan yang lain akan saling
mengagumi. Mereka yang saling membenci dapat disebut sebagai musuh,
dan mereka yang menunjukkan rasa saling menerima dan mengagumi
disebut teman. Orang menyatakan bahwa kata ‘teman’ terlalu luas karena
9
yang didapat di sekolah, teman yang tadinya satu lingkungan, dan teman
yang selalu bersama dan tidak pernah berjauhan, inilah yang disebut
sebagai sahabat (Azzari, 1996)
b. Pertemanan pada anak-anak
Pada periode perkembangan ini, anak-anak dengan banyak teman
cenderung lebih sosial, koperatif dan percaya diri bila dibandingkan
dengan teman mereka yang tidak bersekolah (Newcomb & Bagwell,
1995). Anak-anak dengan teman yang saling memiliki hubungan timbal
balik lebih independen, mendukung secara emosional, altruistik (suka
membantu) dan pro-sosial, serta cenderung tidak agresif bila dibandingkan
dengan mereka yang tidak memiliki persahabatan semacam itu (Aboud &
Mendelson, 1996). Berlawanan dengan hal tersebut, lebih sedikit diketahui
tentang korelasi memiliki teman pada usia remaja awal meskipun memiliki
teman selalu berdampak positif terhadap prestasi akademis dan bentuk
perilaku yang positif (Berndt & Keefe, 1995; Berndt et al., 1990; Wentzel
& Caldwell, 1997).
Pada saat usia remaja awal, siswa seringkali meningkatkan investasi
psikologi pada kelompok teman dan tergantung pada teman untuk
dukungan (Berndt, 1979; Furman, 1989; Younis & Smollar, 1985). Sangat
beralasan bila memiliki teman diasumsikan memiliki dampak yang
signifikan terhadap peningkatan sekolah remaja yang masih muda. Bila
diasumsikan bahwa memiliki teman memiliki dampak pada peningkatan,
10
diambil dari teori kasih sayang (Conell & Wellborn, 1991) berfokus pada
kecenderungan bahwa cinta kasih yang memiliki emosi positif signifikan
dalam meningkatkan fungsi sosial, emosional, dan intelektual yang sehat.
Dalam kasus kelompok teman, perasaan saling berhubungan dan saling
memiliki diyakini memberikan kontribusi secara langsung terhadap
perasaan positif dan harga diri serta martabat diri (Connell & Wellborn,
1991). Sebaliknya, tingkat kesejahteraan emosional diyakini memberikan
dampak positif terhadap fungsi adaptif dalam sosial dan juga akademik
(Harter, 1996).
Bukti empiris mendukung penjelasan bahwa remaja yang memiliki
teman cenderung memiliki tingkat kesejahteraan emosional yang tinggi
(Berndt & Keefe, 1996) dan tingkat tekanan emosional yang rendah
(Wentzel & Caldwell, 1997). Perasaan emosional juga memiliki hubungan
yang positif dalam kelas juga hasil akademis (Connell & Wellborn, 1991;
Wentzel, 1998, Wentzel & McNamara, 1999). Yang tidak ada dalam
literatur adalah pengujian langsung terhadap pengaruh. Pada studi
sebelumnya, kami mengamati perilaku pro-sosial dan pencapaian
akademik yang berhubungan dengan status teman dan juga peran tekanan
emosional dalam hubungan mediasi antara memiliki teman dan aspek
peningkatan.
c. Ciri Persahabatan
Sahabat adalah orang yang saling mengenal dengan baik sepanjang
11
dapat saling mengatakan kepada teman mengenai apapun yang mereka
pikirkan. Banyak pengalaman yang dialami bersama antara dua sahabat
atau sekelompok sahabat. Jenis persahabatan ini saling berbagi kesenangan
satu sama lain. Saling menolong, berbagi rahasia pribadi dan kesukaan
tertentu merupakan bagian dari persahabatan. Inilah mengapa tiap orang
tidak hanya memerlukan persahabatan, akan tetapi juga mengharapkannya.
Mereka seperti saudara yang berbeda orang tua. Mereka adalah satu
bagian, tapi berada di luar bagian individu (Azzari, 1996)
F. Definisi Konseptual 1. Persahabatan
Yang dimaksud persahabatan adalah hubungan antara dua individu
atau lebih dengan keterlibatan emosional yang dalam.
2. Film
Film merupakan sebuah alat untuk menyapaikan peasan yang
efektif dalam mempengaruhi khalayak dengan pesan-pesan yang
disampaikannya. Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat
melalui mnuatan pesan-pesannya (message) Alex Sobur (2004,hal 127)
menyatakan bahwa film merupakan gambar yang bergerak, dan gerakan
itulah yang merupakan unsur yang membuat gambar lebih hidup. Suatu
film diiringi oleh suara yang berupa dialog, musik efek suara, serta warna
yang dapat mempertinggi nilai kenyataan pada film.sehingga unsur- unsur
12
diputar. Film disini merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat,
karena itu dapat dikategorikan sebagai sebuah media komunikasi dalam
masyarakat. Apa yang ditampilkan film dapat mempengaruhi masyarakat
secara luas.
Film juga merekam fenomena yang terjadi sehari-hari di kalangan
masyarakat. Meliputi juga berbagai peristiwa sosial dan budaya yang ada
di masyarakat. Maka dari itu, disini dapat dikatakan bahwa film
merupakan representasi masyarakat. Disini, penulis berupaya untuk
memaknai film sebagai bagian dari upaya memaknai fenomena umum
yang terjadi di masyarakat.
G. Kategorisasi
Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi, maka validitas
metode dan hasil sangat tergantung pada kategori-kategorinya. Bernard Berelson
menyatakan bahwa analisis isi tidak bisa lebih baik daripada kategori-kategorinya.
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam analisis isi yang diungkapkan Dr. Guido
Stempel (1981), bahwa :
1. Kategori-kategorinya harus relevan dengan tujuan studi.
2. Kategori-kategorinya hendaknya fungsional.
3. Kategori-kategorinya harus dapat dikendalikan (Flourney, 1989 : 25-26).
Dari ciri-ciri persahabatan yang diungkapkan oleh Azzari dalam artikel:
13 1. menghabiskan waktu bersama
Yang dimaksudkan adalah individu yang bersahabat menghabiskan
waktu bersama-sama dan mengalami sesuatu bersama-sama, baik
pengalaman yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan.
Kategorisasi menghabiskan waktu bersama memiliki indikator sebagai
berikut:
a. Seorang individu berkumpul bersama temannya baik satu orang
maupun beberapa orang.
b. Individu melakukan suatu aktivitas bersama
2. berbagi kesenangan
Individu memiliki kesenangan yang berbeda. Sahabat berbagi
kesenangan yang sama dan saling memahami apa yang disukai oleh
sahabatnya. Berbagi kesenangan memiliki indikator:
a. Individu melakukan kegiatan yang menjadi hobinya bersama dengan
seorang sahabat atau beberapa orang sahabat.
b. Dalam aktivitas bersama, individu tertawa bersama sahabatnya
c. Individu menunjukkan gerak verbal dan non-verbal yang
menunjukkan bahwa ia senang bersama sahabatnya.
14
Individu yang bersahabat memiliki rahasia tertentu yang saling dikatakan
antar mereka, akan tetapi tidak diungkapkan kepada orang lain.
Kategorisasi memiliki rahasia tertentu ini memiliki indikator
a. Individu menceritakan sesuatu yang bersifat rahasia kepada
sahabatnya
b. Individu merenungkan hal yang bersifat rahasia
c. Individu menuliskan sesuatu hal yang bersifat rahasia berkaitan
dengan sahabatnya
4. mengatakan apa yang tengah dipikirkan
Karena hubungan sahabat sangat dekat, sahabat saling mengatakan apa
yang tengah dipikirkan tanpa merasa ragu karena saling merasa bahwa
sahabatnya akan menerima apa yang ia katakan tersebut. Kategorisasi
mengatakan apa yang tengah dipikirkan ini memiliki indikator:
a. Individu mengungkapkan apa yang dipikirkannya kepada sahabatnya
b. Individu bercakap-cakap dengan sahabatnya
c. Individu menceritakan sesuatu kepada sahabatnya
5. saling menolong
Sahabat memiliki toleransi yang kuat dan bersedia untuk saling
menolong dalam kesulitan. Hal ini dilandasi oleh rasa sayang terhadap
sahabatnya tersebut. Kategorisasi saling menolong ini memiliki
15
a. Individu melakukan kegiatan untuk menolong sahabatnya yang
tengah tertimpa kesulitan
b. Individu terlibat dalam permasalahan sahabatnya
c. Individu meminta bantuan kepada sahabatnya.
Kategorisasi tersebut kemudian disusun dalam tabel kategorisasi sebagai
[image:29.612.175.462.313.403.2]berikut :
Tabel Kategorisasi tema pesan persahabatan
Dalam film “Kite Runner“
Scene Kategorisasi
(1) (2) (3) (4) (5)
A V A V A V A V A V
Keterangan :
Angka dalam kolom kategorisasi mewakili jenis kategorisasi yang diungkapkan di atas
A = Audio – mewakili pesan yang disampaikan melalui perantara
audio dalam film. Dalam hal ini meliputi dialog, musik, dan voice over.
V = Visual – mewakili pesan yang disampaikan secara visual. Dalam
hal ini meliputi gesture, tindakan langsung, dan bakcground dalam sebuah adegan.
Setelah disusun dalam sebuah tabel kategorisasi, kemudian penulis berupaya
untuk mencari frekuensi gambaran tema pesan persahabatan dalam film “Kite
16 H. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Dasar penelitian ini menggunakan metode analisis isi. Analisis isi
adalah setiap prosedur sistematis yang dirancang untuk mengkaji isi
informasi terekam. Dengan analisis isi ini diharapkan kita akan
mendapatkan suatu perspektif menyeluruh terhadap obyek yang kita
analisis, dalam hal ini adalah gambaran tema pesan persahabatan dalam
film ”Kite Runner”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi. Alasan menggunakan analisis isi karena akan memperoleh suatu hasil atau
pemahaman terhadap berbagai isi pesan komunikasi yang disampaikan
oleh media massa atau sumber informasi yang lain secara objektif dan
sistematis. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui gambaran tema pesan
persahabatan dalam film “Kite Runner”
2. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian disini adalah keseluruhan scene dalam film
“Kite Runner”. Dalam melakukan pengukuran, penulis disini
memperhatikan pengukuran terhadap unit analisis, yaitu satuan terkecil
yang akan diukur dan mempunyai nilai.
3. Unit Analisis
Dalam penelitian ini, unit analisis yang digunakan adalah scene
berdasarkan atas kategorisasi yang telah ditetapkan oleh penulis. Satu
17
dengan berpindahnya adegan ke lokasi lain. Satu scene disini
menunjukkan satu ukuran.
4. Satuan Ukur
Satuan ukur disini adalah frekwensi dari tema pesan persahabatan
sesuai dengan kategorisasi yang ditetapkan penulis, yaitu seberapa sering
dimunculkan adegan yang menunjukkan gambaran tema pesan
persahabatan.
5. Teknik pengumpulan data
Data yang dikumpulkan ada dua jenis yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer penelitian adalah berupa file film “Kite Runner” berupa gambar (file *.JPEG) yang diperoleh langsung dari dokumentasi
berupa VCD (Video Compect Disk),. Sedangkan data sekunder diperoleh
dari buku- buku, litratur dan internet yang dapat mendukung data primer.
6. Teknik Penyajian Data
Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah metode
analisis isi yang mana secara sistematis dapat mengkaji isi informasi
terekam. Dalam hal ini, penulis melakukan pengkodean terhadap unit
analisis, scene pada film “Kite Runner” kemudian berusaha mengungkap
gambaran tema pesan persahabatan yang terdapat pada film tersebut.
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian adalah :
1) Data yang ada pada sampel penelitian dikumpulkan dalam lembar
kerja (coding sheet) dan diadakan pencocokan terhadap struktur
18
2) Data yang telah terkategorisasikan tersebut dihitung untuk dimasukkan ke dalam tabel tabulasi. Tabulasi menyajikan data frekwensi
kemunculan kategori dari keseluruhan scene sebagaimana satuan ukur
yang telah disepakati penulis.
3) Data dianalisis dan diinterpretasikan sesuai kemampuan peneliti. Dengan memperhatikan jumlah frekwensi, maka penulis dapat
mengetahui kategori mana yang sering muncul dalam film dan hal
tersebut akan menjadikan penulis paham kategori tema pesan
persahabatan mana yang dirujuk oleh film tersebut untuk mewakili
pesan tentang persahabatan yang ingin disampaikan pembuat film.
7. Uji Reliabilitas dan Validitas
Untuk menguji reliabilitas, penelitian ini dibantu oleh dua orang
coder (orang yang melakukan pengkodingan) dalam pengkodingan data.
Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap kategori yang akan digunakan
dalam penelitian. Hal ini untuk mengetahui apakah kategori atau indikator
yang akan digunakan sudah reliable atau belum. Pada dua orang koder
yang telah dipilih diberikan definisi struktur kategori, unit analisis, bahan
yang akan dikoding (film “Kite Runner”) dan tabel kerja koding.
Berdasarkan definisi struktur kategori atau indikator dan unit
analisis yang telah ditetapkan, koder diminta menilai bahan dan
memberikan tanda (kode) pada tabel koding. Hasil pengkodingan dari dua
orang koder dalam tabel kerja koding dikumpulkan dan dihitung
19 Coefisien Reliability =
2 1 2 N N M +
M = jumlah kesepakatan antara peneliti dan koder
N1, N2 = Jumlah seluruh kalimat
Hasil selanjutnya kemudian menurut Scott dikembangkan dalam
‘Index of Reliability” yang bukan hanya mengoreksi dalam suatu
kelompok kategori, tetapi juga kemungkinan frekuensi yang timbul.
Rumus Scott adalah sebagai berikut:
Pi = reement ExpectedAg reement ExpectedAg reement ObservedAg % 1 % % − −
Pi : Nilai keterhandalan.
Observed Agreement: Jumlah persetujuan nyata antar pengkode yaitu CR. Expected Agreement: Jumlah persetujuan yang diharapkan karena peluang.
Dari uji statistik tersebut, dapat diketahui kesepakatan para juri.
Nilai kesepakatan yang dianggap reliabel menurut Lasswell (Bungin,
2004) menyebutkan kesepakatan antar juri 70 % - 80 % sudah cukup