• Tidak ada hasil yang ditemukan

Locus Of Control dan Resiliensi Pada Remaja Yang Orang Tuanya Bercerai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Locus Of Control dan Resiliensi Pada Remaja Yang Orang Tuanya Bercerai"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Locus Of Control dan Resiliensi Pada Remaja Yang Orang Tuanya Bercerai

Stefani Dipayanti Lisya Chairani

Fakultas Psikologi UIN Sutan Syarif kasim Riau

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara locus of control dengan resiliensi pada remaja yang orang tuanya bercerai. Subjek penelitian berjumlah 60 remaja yang orang tuanya bercerai. Instrumen penelitian berbentuk skala dengan model Skala Likert. Variabel locus of control diungkap melalui 30 pernyataan yang menunjukkan arah kendali internal dan arah kendali eksternal. Variabel resiliensi diungkap melalui 70 pernyataan. Data penelitian dianalisis menggunakan teknik korelasi Product Moment. Hasil analisis data dengan menggunakan koefesien korelasi sebesar 0,455 pada taraf signifikan 0,000. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat hubungan antara locus of control dengan resiliensi pada remaja yang orang tuanya bercerai. Artinya semakin semakin internal locus of control remaja yang memiliki orang tua yang bercerai maka semakin baik resiliensi yang dimiliki oleh remaja tersebut dan sebaliknya semakin eksternal locus of control yang dimiliki oleh remaja maka semakin buruk resiliensi yang dimiliki remaja dalam menghadapi perceraian orang tua.

Kata kunci: locus of control, resiliensi, remaja,orangtua bercerai Abstract

This research aimed to determine the relationship between locus of control with resilience within 60 adolescents whose parents are divorced. The research instrument using Likert Scale models. Variable locus of control revealed through 30 statements that indicate the direction of internal control and external control direction. Variable resilience revealed through 70 statements. The research data were analyzed using Product Moment Correlation technique. The results showed the correlation coefficient of 0.455 at 0.000 significant level. Thus the hypothesis proposed in this study received. There is the relationship between locus of control with resilience in adolescents whose parents are divorced. This means that the adolescent who more internal locus of control have better resilience owned by teenagers and conversely the external locus of control possessed by the worse adolescent resilience in the face parents' divorce.

Key words: locus of control, resilience, adolescent, parents divorced

Pendahuluan pasangan memutuskan untuk saling

meninggalkan sehingga mereka berhenti Dalam ikatan keluarga, setiap orang melakukan hubungan suami istri. Sebagai tua tentu ingin mendedikasikan yang s ala h sa tu fa kt or risiko, perceraian menimbul-terbaik untuk anak-anaknya. Akan tetapi, kan dampak-dampak negatif tertentu bagi kenyataan hidup tidak selalu seindah anggota keluarga terutama bagi remaja yang idealisme. Adanya masalah dalam per- sedang mengalami masa pubertas.

ekonomian atau psikologis rumah tangga Beberapa dampak negatif tersebut

berupa disorganisasi keluarga dapat antara lain remaja cenderung menunjukkan menjadi andil bagi keadaaan yang tidak perilaku agresif, rentan terkena depresi, menguntungkan untuk proses tumbuh menunjukkan interaksi yang kurang positif kembang anak, khususnya remaja. karena sering terlibat konflik dengan orang Salah satu permasalahan dis- tua, performansi skolastik yang buruk, serta organisasi keluarga tersebut adalah per- cenderung tidak terpantau (Amato; Amato & ceraian. Perceraian merupakan terputusnya Keith; Demo & Acock; Lindner, Hagen & keluarga karena salah satu atau kedua Brown, dalam Rodger & Rose, 2002).

(2)

Kemudian dalam hal prestasi akademik di hidupnya (Werner & Smith, dalam Benard, sekolah ditemukan bahwa 88% remaja 2 00 4).

yang orang tuanya bercerai mengalami Salah satu faktor protektif internal yang kemunduran dan cenderung berperilaku berperan dalam pembentukan resiliensi agresif terhadap siswa lain (Vars, dalam adalah locus of control (Benard, dalam

Hines, 2007). Chugani, 2006). Locus of control merupakan

Beberapa pengaruh buruk dari hasil dari suatu tindakan yang dipengaruhi perceraian orang tua merupakan kondisi oleh keterampilan atau keberuntungan yang berpotensi menyebabkan penyim- (eksternal) (Rotter, dalam Feist & Feist,

pangan perkembangan pada remaja. 2010). Sementara menurut Dictionary of

Menurut Tiet dan Huzinga (2000), faktor- Psychology (dalam Nesfvi, 2008), locus of

faktor yang mendorong penyimpangan control adalah derajat yang menentukan

dalam perkembangan individu ini disebut atribusi individu terhadap penyebab suatu faktor risiko, dimana individu yang berada tingkah laku, apakah disebabkan oleh faktor dalam kelompok risiko yang rendah akan ber- lingkungan atau luar atau disebabkan oleh kembang secara positif sedangkan individu keputusan sendiri atau faktor dalam. Terdapat yang berada dalam kelompok risiko yang dua dimensi locus of control menurut Morgan tinggi akan mengalami penyimpangan dalam (1986), yaitu, locus of control internal dan perkembangannya (dalam Chugani, 2006). eksternal. Apabila individu yang meyakini Namun pendapat Tiet dan Huzinga di bahwa dirinya bertanggung jawab terhadap atas telah terbantahkan. Realita menunjuk- berbagai peristiwa dalam hidupnya, maka ia kan bahwa tidak selamanya stagnansi dikatakan memiliki locus of control internal. perkembangan psikis remaja itu akan terjadi Sebaliknya, apabila individu meyakini akibat situasi yang kurang menguntungkan bahwa berbagai kejadian dalam hidupnya seperti halnya perceraian. Santrock (2003) dipengaruhi oleh keberuntungan, nasib, dan mengungkapkan banyak remaja keluar dari kekuatan lain di luar dirinya, maka individu perceraian lahir sebagai individu yang cakap. dikatakan memiliki locus of control eksternal.

Remaja dapat memandang pengalaman Menurut Levenson (1972) locus of

masa lalu terkait peristiwa yang terjadi control terbagi dalam tiga bentuk (dalam

berupa perceraian orang tua sebagai sesuatu Azwar, 2004) yaitu internality (I) adalah yang positif. Hal ini menunjukkan bahwa keyakinan seseorang bahwa kejadian-remaja-remaja itu tampak kuat dalam kejadian dalam hidupnya ditentukan terutama menerima kenyataan serta tidak mengalami oleh kemampuan dirinya sendiri seperti kesulitan untuk menjalani kehidupan di masa keterampilan dan potensi-potensi yang perkembangan selanjutnya. Kekuatan dimilikinya. Internality termasuk ke dalam

tersebut dikenal dengan istilah resiliensi locus of control internal. Powerful others

(ketangguhan). (P) adalah keyakinan seseorang bahwa

Resiliensi adalah kemampuan untuk kejadian-kejadian dalam hidupnya ditentukan menunjukkan adaptasi positif terhadap terutama oleh orang lain yang lebih berkuasa situasi yang tidak menguntungkan dan dan chance (C) adalah keyakinan seseorang pengalaman hidup yang menantang (Luthar bahwa kejadian-kejadian dalam hidupnya

et al., Masten & Reed, Rutter, dalam ditentukan terutama oleh nasib, peluang, dan

Meichenbaum, 1998). Menurut Hildayani keberuntungan. Powerful others dan chance (2007), resiliensi adalah suatu kemampuan termasuk ke dalam locus of control eksternal.

yang dimiliki oleh individu, dan dengan Remaja dengan orang tua yang

kemampuan tersebut individu mampu bercerai dan memiliki locus of control internal bertahan dan berkembang secara sehat akan memiliki kemampuan untuk meng-serta menjalani kehidupan secara positif embangkan resiliensi sebagai kemampuan dalam situasi yang kurang menguntungkan untuk kembali segera dalam bentuk adaptasi dan penuh dengan tekanan. Resiliensi pada fleksibel terhadap situasi yang menekannya. individu berkaitan dengan faktor internal Sebaliknya, remaja dengan orang tua yang maupun faktor eksternal. Faktor internal dan bercerai yang mempercayai locus of control faktor eksternal ini seringkali disebut faktor eksternal akan lebih pasrah dan memiliki protektif karena berperan sebagai pelindung daya ketangguhan yang lemah.

individu sehingga individu tidak terpengaruh Hipotesis penelitian adalah “terdapat secara negatif oleh faktor-faktor risiko dalam hubungan yang positif antara locus of control

(3)

dengan resiliensi pada remaja yang orang kategori memuaskan. tuanya bercerai”. Artinya, semakin internal

locus of control remaja yang memiliki orang Analisis Data

tua yang bercerai maka semakin baik Analisis data yang digunakan untuk resiliensi yang dimiliki oleh remaja tersebut menguji hipotesis penelitian adalah teknik dan sebaliknya semakin eksternal locus of korelasi Product Moment dari Pearson

control yang dimiliki oleh remaja maka dengan menggunakan SPSS 18.00 for semakin buruk resiliensi yang dimiliki remaja Windows.

dalam menghadapi perceraian orang tua.

Hasil Metode Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data

Variabel Penelitian diperoleh koefisien korelasi (r) sebesar Penelitian ini menguji hubungan antara 0,4555 (p=0,000). Dengan demikian, dapat dua variabel, yaitu locus of control sebagai dikatakan bahwa hipotesis yang diajukan variabel bebas dan resiliensi sebagai variabel dalam penelitian ini yaitu terdapat hubungan

terikat. yang positif antara locus of control dengan

resiliensi pada remaja yang orang tuanya

Subjek bercerai terbukti dan dapat diterima.

Populasi dalam penelitian ini adalah Hasil uji dimensi locus of control seluruh remaja yang orang tuanya bercerai internal dengan resiliensi menunjukkan di Desa Perawang Kecamatan Tualang korelasi yang positif sebesar 0,653. Kabupaten Siak. Sampel yang digunakan Sementara hasil uji dimensi locus of control adalah sebanyak 60 orang remaja yang internal dengan resiliensi menunjukkan orang tuanya bercerai dan berusia 13-17 korelasi yang negatif yaitu sebesar -0,351. tahun. Teknik pengambilan sampel yang Untuk kategorisasi variabel locus of digunakan adalah Teknik Purposive control telah diketahui bahwa subjek yang

Sampling. memiliki keyakinan internal yang kuat dan

sangat kuat berjumlah 37 orang (61,67%).

Alat Ukur Subjek yang memiliki keyakinan internal dan

Variabel locus of control diungkap keyakinan eksternal yang pada level sedang dengan menggunakan skala locus of control berjumlah 11 orang (18,33%). Subjek yang yang disusun berdasarkan teori yang memiliki keyakinan internal yang lemah dan dikemukakan oleh Levenson (1972). Skala sangat lemah berjumlah 12 orang (20%).

locus of control terdiri dari 30 aitem dengan Sementara untuk kategorisasi lima alternatif jawaban. Skala locus of control variabel resiliensi, menunjukkan bahwa diungkap melalui dua indikator yaitu subjek yang memiliki resiliensi yang baik dan pernyataan yang mencerminkan locus of sangat baik berjumlah 51 orang (40 %).

control internal dengan sub indikator inter- Subjek yang memiliki daya ketangguhan

nality, dan pernyataan yang mencerminkan yang berada pada level sedang berjumlah

locus of control eksternal dengan sub sebanyak 6 orang (10%). Subjek yang me-indikator chance dan powerful others. Hasil miliki resiliensi yang buruk dan sangat buruk uji reliabilitas terhadap aitem locus of control berjumlah 3 orang (4%).

diperoleh sebesar 0,842 yang berada pada Selanjutnya dilakukan uji perbedaan

kategori cukup memuaskan. variabel resiliensi dengan masing-masing

Variabel resiliensi diungkap dengan data demografi subjek, yaitu usia, jenis menggunakan skala resiliensi yang disusun kelamin, tingkat pendidikan, urutan dalam berdasarkan teori yang dikemukakan oleh keluarga, tempat tinggal, dan lama orang tua Reivich dan Shatte (2002). Skala locus of bercerai. Berdasarkan analisis data

ditemu-control terdiri dari 70 aitem dengan lima kan tidak dapat perbedaan resiliensi pada alternatif jawaban. Skala resiliensi diungkap masing-masing data demografi subjek di melalui tujuh indikator, yaitu regulasi emosi, atas. Hal ini ditandai dengan nilai signifikansi kontrol impuls, optimisme, analisis kausal, yang lebih besar dari 0,05, dimana pada data empati, self-efficacy, dan pencapaian. Hasil demografi usia ditemukan p=0,938, pada uji reliabilitas terhadap aitem resiliensi data demografi jenis kelamin ditemukan diperoleh sebesar 0,934 yang berada pada p=0,252, dan pada data demografi tingkat

(4)

pendidikan ditemukan p=0,715. dengan kemampuannya ketika dihadapkan Kemudian untuk data demografi pada situasi yang penuh tekanan.

urutan dalam keluarga kembali ditemukan Bila dilihat secara keseluruhan pada nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 kategorisasi variabel locus of control dan yaitu p=0,874, begitu juga dengan data resiliensi pada remaja yang orang tuanya demografi tempat tinggal dengan p=0,055, bercerai, kategorisasi variabel locus of control serta data demografi lama orang tua bercerai berada pada kategori sangan tinggi.

dengan p=0,557. Sementara untuk ategorisasi variabel

resiliensi berada pada kategori tinggi.

Pembahasan Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

banyak remaja yang orang tuanya bercerai di Hasil analisis data dengan meng- Desa Perawang cenderung memiliki keyakin-gunakan teknik korelasi Product Moment an akan kemampuan untuk mengendalikan

Pearson dari program SPSS 18.00 for hidup daripada meyakini bahwa kehidupan

Windows menunjukkan nilai koefisien yang dijalani dipengaruhi faktor-faktor lain di korelasi sebesar 0,4555 dengan (p=0,000) luar diri. Selain itu, remaja yang orang tuanya yang menggambarkan besarnya korelasi bercerai di Desa Perawang cenderung antara variabel locus of control dan resiliensi memiliki resiliensi yang sangat baik dalam sedang atau cukup. Hal ini berarti Hasil dari menghadapi situasi yang penuh tekanan uji statistik menunjukkan bahwa hipotesis terkait perceraian kedua orang tuanya.

yang diajukan dalam penelitian ini diterima, Dari perhitungan statistik diperoleh yaitu terdapat hubungan yang positif sangat nilai koefisien determinasi sebesar 0,207. signfikan antara locus of control dan resiliensi Artinya pengaruh locus of control terhadap pada remaja yang orang tuanya bercerai. resiliensi pada remaja yang orang tuanya Dengan demikian dapat disimpulkan locus of bercerai sebesar 20,7%. Sedangkan 79,3%

control yang dimiliki remaja yang orang lagi dipengaruhi oleh variabel lain selain locus tuanya bercerai berpengaruh terhadap baik of control. Adapun variabel lain tersebut

atau buruknya resiliensi yang dimiliki remaja adalah kepribadian, keluarga, pengalaman dalam menghadapi perceraian orang tuanya. belajar, faktor-faktor risiko yang terbatas, Berdasarkan analisa korelasi antara serta berbagai pengalaman positif (Papalia dimensi locus of control dengan resiliensi dan Olds dalam Hildayani, 2005). Kemudian tersebut terlihat bahwa locus of control Grotberg (1995) mengistilahkan faktor-faktor internal memiliki hubungan yang positif yang mempengaruhi resiliensi dengan I have dengan resiliensi, artinya semakin internal merupakan dukungan di sekitar individu, I am

locus of control maka semakin baik resiliensi merupakan kekuatan yang terdapat dalam yang dimiliki. Sementara locus of control diri seseorang, dan I Can yang merupakan eksternal memiliki korelasi yang negatif kemampuan untuk melakukan hubungan dengan resiliensi, artinya semakin eksternal sosial dan interpersonal (dalam Wielia &

locus of control maka semakin buruk Wirawan, 2005).

resiliensi yang dimiliki remaja dalam Kemudian bila dilihat dari deskripsi

menghadapi masalah perceraian orang data sampel penelitian berupa data

tuanya. demografi berupa usia, jenis kelamin, tingkat

Hasil ini juga sesuai dengan pendidikan, tempat tinggal, dan lama orang pendapat Werner dan Smith (dalam Benard, tua bercerai tidak ditemukan adanya 2004), bahwa locus of control internal perbedaan resiliensi yang ditandai dengan merupakan bentuk umum dari rasa tanggung nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05. jawab yang menunjukkan kekuatan pribadi

sebagai faktor penentu utama dari ketahanan Penutup seseorang. Individu dengan locus of control

internal meyakini bahwa mereka mampu Berdasarkan penelitian yang telah

mengendalikan kehidupannya dan mereka dilakukan dan hasil uji hipotesis penelitian menilai bahwa masalah adalah tantangan maka dapat ditarik kesimpulan, yaitu: yang harus mereka atasi (Bernardy, 2001). terdapat hubungan yang positif antara locus Implikasinya adalah individu dengan locus of of control dengan resiliensi pada remaja yang control internal lebih mampu bertahan dan orang tuanya bercerai di Desa Perawang melakukan pemecahan masalah sesuai Kabupaten Siak. Dalam hal ini jika remaja

(5)

yang orang tuanya bercerai memiliki locus of n28892658/. Diakses pada tanggal 10

control internal maka ia akan memiliki Desember 2011.

resiliensi yang baik dalam menghadapi Chugani, S. D. (2006). Resiliensi Ditinjau dari

masalah terutama yang terkai dengan Keterkaitan antara Faktor Protektif

perceraian kedua orang tuanya. Locus of Eksternal dengan Aset Internal (Studi

control internal berkorelasi positif dengan Kualitatif pada Remaja di Lingkungan resiliensi pada remaja yang orang tuanya Berisiko, Kelurahan Johar Baru, bercerai. Locus of control eksternal Jakarta Pusat). Tesis. Jakarta :Fakultas berkorelasi negatif dengan resiliensi pada Psikologi Universitas Indonesia. remaja yang orang tuanya bercerai. http://eprints.lib.ui.ac.id/15411/1/95546

Berdasarkan hasil penelitian, terdapat %2DT%2018115%2DResiliensi.pdf.

beberapa saran yang ingin disampaikan oleh Diakses pada tanggal 07 Oktober 2011. peneliti, antara lain. Pertama, remaja yang Dea Putri, Anindinia. (2011). Dampak orang tuanya bercerai dapat meningkatkan Perceraian Orang Tua pada Remaja. resiliensi dengan cara meningkatkan aspek Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi positif dalam diri dan mampu mencari U n i v e r s i t a s G u n a d a r m a , dukungan di lingkungan sekitar remaja http://library.gunadarma.ac.id/repositor

tersebut,. Kedua, orang tua hendaknya dapat y/files/183784/10508017/bab-i.pdf.

menerapkan pola asuh yang autoritatif yang Diakses pada tanggal 21 Januari 2012. penuh dengan kehangatan walaupun Feist, Jess & Feist, Gregory J. (2010). Teori berperan sebagai orang tua tunggal dengan Kepribadian (Theories of Personality)

cara memonitor setiap kegiatan anak. (Edisi ke-7). Jakarta: Salemba

Ketiga, kepada peneliti lain yang ingin Humanika.

melakukan penelitian dengan tema yang Hildayani, R, dkk. (2005). Psikologi

sama disarankan untuk menggunakan Perkembangan Anak (Edisi ke-1).

pendekatan kualitatif karena pendekatan Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. tersebut lebih mampu memfasilitasi respon- ---. (2007). Penanganan

den yaitu remaja yang orang tuanya bercerai. Anak Berkelainan (Anak dengan

Keempat, diperlukan peran pemerintah untuk Kebutuhan Khusus) (Edisi ke-1). melakukan pencatatan secara spesifik terkait Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka. jumlah anak dan remaja korban perceraian Hines, Mark T. (2007). Adolescent Adjusment orang tua, sehingga penelitian yang akan to The Middle School Transitions: The dilakukan dengan tema terkait akan terasa Intersection of Divorce and Gender in lebih mudah dan tidak lagi menggunakan Review. Journal of Research in The sistem bertanya dari satu tempat ke tempat Middle Level Education. Vol. 31, No. 4,

lain. 1 - 1 5 . h t t p : / / w w w . a m l e . o r g /

portals/0/pdf/publications/RMLE/rmle_

Daftar Pustaka vol31_no2.pdf. Diakses pada tanggal 8

Februari 2012.

Azwar, S.(2010). Penyusunan Skala Meichenbaum, D. (1998). How Educators

Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Can Nurture Resilience in High Benard, B. (2004). Resiliency: What We Have Risk Children and Their Families.

Learned. www.wested.org/online- O n t a r i o : Wa t e r l o o U n i v e r s i t y. pubs/resiliency/resiliency.chap1.pdf. http://www.teachsafe schools. org/ Diakses pada tanggal 18 Oktober Resilience.pdf. Diakses pada tanggal 3

2011. Mei 2012.

---. (2004). Resiliency: What Morgan, C., T. (1986). Introduction to

We Have Learned.www.wested. Psychology (7th ed). Singapore: Mc

o r g / o n l i n e - p u b s / r e s i l i e n c y / Graw-Hill Book Company.

resiliency.chap2.pdf. Diakses pada Nesfvi, I. (2008). Hubungan Locus of Control

tanggal 18 Oktober 2011. dengan Strategi Koping pada Wanita

Bernardy, R., A. (2001). A Theoritical Model Menopause. Skripsi. Pekanbaru:

for The Relationship Among: Stres, Fakultas Psikologi Universitas Islam L o c u s o f C o n t r o l , a n d Negeri Sultan Syarif Kasim. (Tidak Longevity.http://findarticles.com/p/artic Dipublikasikan).

(6)

Factor (7Essential Skills for Overcoming Life's Inevitable Obstacles). New York: Broadway Books.ok

Rodgers, Kathleen Boyce & Rose, Hilary A. (2002). Risk and Resiliency Factors Among Adolescen Who Experience Marital Transicion. Journal of Marriage a n d F a m i l y . V o l . 6 4 , 1 0 2 4 -1037.http://www.yjb.gov.uk/Publication s/Resources/Downloads/RPF%20Rep ort.pdf. Diakses pada tanggal 3 Mei 2012.

Santrock, J., W. (2003). Adolescence (Perkembangan Remaja) (6th ed). Jakarta: Erlangga.

---. (2002). Life Span Development (Perkembangan Masa Hidup) (5th ed). Jakarta: Erlangga.ok Soemanto, W. (1990). Psikologi Pendidikan

( L a n d a s a n K e r j a P e m i m p i n Pendidikan). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sudaryono. (2007). Resiliensi dan Locus of

Control Guru dan Staf Sekolah Pasca Gempa. Jurnal Kependidikan. Vol. 37, No. 1, 55-72. http://jurnal.pdii.lipi.go.id/ admin/jurnal/371075572.pdf. Diakses pada tanggal 5 Oktober 2011.

Wielia & Wirawan, H.,E. (2005). Gambaran Resiliensi pada Individu yang Pernah Hidup di Jalanan. Jurnal Sosial & Humaniora. Vol. 02, No. 01, 69-97. http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21 066997.pdf. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2011.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terbukti dari hasil analisis yang menggunakan Corellation Bivariate dimana Media Sosial mempengaruhi secara signifikan terhadap setiap independent variables (

c.' S eleksi protokorm setelah transform asi, dan d. P em buktian transform an dan transgenik anggrek. M etode transform asi genetik ke tanam an anggrek P. amabilis sesuai klaim 1,

Sesuai data hasil penelitian pada tabel 4 di atas, sebagian kecil responden yang menyatakan satu kali memanfaatkan koleksi buku tandon dalam satu bulan berjumlah

Artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara Kebutuhan Bimbingan Pribadi dengan Konsep Diri siswa SMK Teknologi dan Industri Kristen Salatiga, dari hasil korelasi

Jadi, beban pemasaran berkepentingan untuk menghubungkan suatu produk mulai saat barang atau jasa tersebut selesai diproduksi sampai dengan diubah menjadi pendapatan yang

Kegiatan pembelajaran kewirausahaan dapat dilakukan pendidik dengan cara: 1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat diikuti oleh peserta didik sesuai dengan

Berdasarkan Berita Acara Hasil Evaluasi File 1 (Penawaran Administrasi dan Teknis) Nomor : pp-05/11/BAHE.File1/Konsultan/2012 dan Berita Acara Hasil Evaluasi File 2 (Kombinasi

[r]