• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PEMBERIAN MOTIVASI PEGAWAI PADA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN UJUNGBATU KABUPATEN ROKAN HULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PELAKSANAAN PEMBERIAN MOTIVASI PEGAWAI PADA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN UJUNGBATU KABUPATEN ROKAN HULU"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PEMBERIAN MOTIVASI PEGAWAI

PADA KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN UJUNGBATU

KABUPATEN ROKAN HULU

Welly Winingsih dan Nurmasari

Mahasiswa dan Dosen Program Studi Administrasi Publik FISIPOL UIR nurma.uir@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to identify and analyze the implementation of the provision of employee motivation at the District Office of Religious Affairs Ujungbatu Rokan Hulu. Indicators used include from physical needs, security needs, social needs, esteem needs and self-actualization needs. This type of research is descriptive survey with qualitative methods of researchers collected data by face to face and interact with the respondent. There is one person key informant is the Head Office of Religious Affairs Ujungbatu, and four employees as informants. The sampling technique used is the census method, because the numbers are small and can be reached about the same time. The types and sources of data used are primary data and secondary data. And data collection techniques used were observation, interviews and documents. Based on this study, researchers concluded that the implementation of motivation of employees at the District Office of Religious Affairs Ujungbatu Rokan Hulu is still not done, it is evident from the results that researchers do field interviews.The researchers suggest is should be the head of the Religious Affairs Office of Ujungbatu further enhance their curiosity towards the fulfillment of the needs of employees and also to get closer to its employees so that more employees over the creation of harmony between leaders and subordinates so that the working environment is not too stiff.

Key Words: Implementation , Giving Motivation

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan pemberian motivasi pegawai pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu. Indikator yang digunakan meliputi dari kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Tipe penelitian ini adalah survey deskriptif dengan metode kualitatif yaitu peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan responden. Terdapat 1 orang key informan yaitu Kepala Kantor Urusan Agama Ujungbatu, dan 4 orang pegawai sebagai informan. Tekhnik penarikan sampel yang digunakan adalah menggunakan metode sensus, karena jumlahnya yang sedikit dan dapat dijangkau dalam waktu hampir bersamaan. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Dan tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumen. Berdasarkan penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa pelaksanaan pemberian motivasi pegawai pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu ini masih kurang terlaksana, hal ini dibuktikan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dilapangan. Saran peneliti adalah hendaknya kepala Kantor Urusan Agama Ujungbatu lebih meningkatkan lagi rasa keingintahuannya terhadap pemenuhan kebutuhan-kebutuhan para pegawainya dan juga lebih mendekatkan diri kepada pegawainya agar para pegawai lebih lebih terciptanya keharmonisan antara pemimpin dan bawahan sehingga lingkungan kerja tidak terlalu kaku.

(2)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pentingnya sumber daya manusia bagi suatu organisasi dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan memang tidak dapat dipungkiri, semua pihak agaknya menyadari betapa pentingnya sumber daya manusia, dan tampaknya telah menjadi kebutuhan pokok bagi organisasi-organisasi tanpa pandang bulu. Apakah organisasi besar atau kecil, apakah organisasi publik atau swasta semuanya berusaha membenahi diri melalui manjemen sumber daya manusia, disamping itu sumber daya manusia yang terdidik, terampil, cakap, tekun, kreatif, idialis dan mau bekerja keras akan sangat berpengaruh positif terhadap keberhasilan dan kemajuan organisasi.

Sebagaimana kita ketahui bahwa alasan utama seseorang memasuki berbagai jenis organisasi pada mulanya adalah karena terdorong oleh keinginan yang kuat untuk memuaskan berbagai kebutuhan yang tak mungkin dipenuhi tanpa menggunakan atau memasuki berbagai jalur organisasi lainnya.

Jadi pemberian motivasi dalam sebuah organisasi berkaitan dengan kebutuhan dari pegawai itu sendiri. Pemberian motivasi yang baik bagi pegawai dapat meningkatkan semangat sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja para pegawai tersebut dilingkungan organisasi mereka.

Pengertian motivasi itu sendiri menurut Sastrodiningrat (1986;16) sering diartikan sebagai kebutuhan atau keingian yang terdapat dalam arti individuyang mendorong atau yang mempengaruhinya untuk melakukan sesuatu. Pimpinan memiliki peranan yang sangat penting, dimana sebagai seorang pimpinan hendaknya mampu untuk mengatur, mengkoordinasi, serta mampu menggerakkan para pegawai agar mereka berbuat sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Semangat kerja karyawan sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi, maka dibutuhkan usaha agar karyawan tetap bersemangat dalam melaksanakan pekerjaannya. Upaya untuk menumbuhkan semangat kerja pegawai tersebut kita kenal dengan pemberian motivasi.

Pelaksanaan tugas dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban para pegawai didalam suatu organisasi, baik dalam organisasi pemerintahan maupun organisasi non pemerintahan. Kemudian didalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan tersebut tentunya pasti mempunyai suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan suatu hasil pekerjaan dan tugas yang baik serta memuaskan sesuai dengan apa yang telah ditentukan sebelumnya.

Agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien maka dalam pelaksanaan tersebut harus ada koordinasi yang merupakan salah satu azas dari pengorganisasian. Azas ini menekankan perlunya setiap bagian menyerasikan, memadukan dan menyelaraskan baik dalam kegiatan, waktu maupun perumusan kebijaksanaan, perencanaan, pemprogaman dan penganggaran, pengendalian serta pengawasan tugas dan fungsi yang diembannya. Dalam sebuah organisasi perlu diterapkan perilaku yang baik dan kinerja yang baik pada setiap anggota organisasi tersebut. Melihat dari kenyataan yang ada bahwa pegawai sebagai bagian dari modal dasar pembangunan perlu dibina sebaik-baiknya atas dasar sistem prestasi kerja. Maka dari itu keberhasilan sutu organisasi sangat ditentukan oleh motivasi yang dimiliki oleh pegawai, Karena tanpa pegawai yang merupakan faktor utama maka akan mempengaruhi terhadap faktor lainnya.

Keberadaan Kantor Urusan Agama merupakan bagian dari institusi pemerintah daerah yang bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat tentang urusan agama.

Adapunjenis-jenispelayanan yang adapada Kantor Urusan Agama tersebutyaitu:

1. Pelayanannikahdanrujuk 2. Pelayanan zakat danperwakafan 3. Pelayanan haji

4. Pelayananpendidikan

(3)

Adapun jenis-jenis pelayanan tersebut yang memilki beban kerja yang banyak pada Kantor Urusan Agama Ujungbatu ini adalah pelayanan nikah.Dan setiap pelayanan yang ada terutama pelayanan nikah, tentu setiap pegawai memerlukan motivasi dalam penyelesaian tugasnya.

Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan, pelayanan yang diberikan oleh pegawai masih kurang maksimal. Terutama untuk pelayanan nikah,Karna terlihat dari cara pegawai yang tidak ramah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang datang. Pegawai sering tidak tepat waktu dalam menyelesaikan keperluan masyarakat yang datang.

Oleh karna itu, dibutuhkan motivasi untuk pegawai pada Kantor Urusan Agama Ujungbatu tersebut.Agar Masyarakat yang datang merasa puas dengan pelayanan yang diberikan para pegawai tersebut.

Kinerja yang

baiksangatdiharapkanuntukpegawai yang ada di Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu. Pegawai yang ada di Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu harus meningkatkan

kinerja mereka untuk mencapai apa yang telah menjadi tujuan yang telah disepakati sebelumnya. Selaku pegawai yang bertugas, mereka harus memiliki kedisplinan dan rasa tanggung jawab yang tinggi atas tugas mereka masing-masing. Namun masih adanya kinerja pegawai yang belum optimalkarnaberbagaifaktor yang kurangmemotivasimerekadalambekerja.

Oleh karna itu, pentingnya jabatan pimpinan dalam suatu organisasi untuk memberikan motivasi kepada pegawai-pegawainya. Bahkan dikatakan bahwa inti dari organisasi adalah kepemimpinan, maka sukses atau gagalnya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya sangat ditentukan sukses atau gagalnya seorang pemimpin menjalankan fungsi-fungsinya.

Tujuan diberikannya motivasi adalah : 1. Untuk meningkatkan semangat para

pegawai dalam bekerja

2. Meningkatkan kepuasan kerja para pegawai

3. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik

4. Mempertinggi rasa tanggung jawab pegawai atas tugas-tugasnya

Tabel I.1 Jumlah Karyawan Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu.

No. Nama Pegawai Jabatan

1 Drs. H. Safaruddin P Kepala

2 Hayati, S. Ag Penyuluh

3 Can Subri Dokstik

4 Halil Khairi, S. Sy Staff

5 Siti Fatimah Sary Staff

Sumber : Data Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu Kab. Rokan Hulu 2016. Jumlah pegawai yang hanya berjumlah

4 orang tersebut, tentu membutuhkan motivasi agar mereka lebih bersemangat dalam lingkungan kerja mereka. Dan seorang pempimpinlah yang akan memberikan motivasi tersebut.

Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin sekaligus dapat disebut sebagai managerialatau motivator. Pimpinan tidak boleh terlepas dari keterampilan berkomunikasi secara efektif terhadap bawahannya. Peranan komunikasi tidaklah kecil dalam mendorong motivasi kuat dalam diri para anggota organisasi untuk berkarya

lebih tekun. Motivasi atau dorongan kepada karyawan untuk bersedia bekerja bersama demi tercapainya tujuan bersama ini terbagi menjadi 2, yaitu :

a. Motivasi finansial, yaitu dorongan yang dilakukan dengan memberikan imbalan finansial kepada karyawan. Imbalan tersebut sering di sebut insentif.

(4)

Berdasarkan penelitian, bentuk-bentuk motivasi yang ada pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu tersebut hanya terdapat motivasi finansial, yaitu:

a. Adanya pemberian THR disetiap tahunnya.

b. Pemberian insentif yang berdasarkan dari daftar kehadiran para pegawai.

c. Tunjangan-tunjangan

d. Pemberian tanda jasa atas prestasi kerja Bentuk motivasi diatas hanya berlaku untuk pegawai tetap.Sedangkan pegawai tidak tetap hanya mendapatkan gaji pokoknya saja.

Meskipun motivasi finansial telah diberikan, namun masih ada beberapa pegawai yang masih kurang merasa puas dalam lingkungan kerjanya.

Namun berdasarkan observasi lapangan, penulis menemukan fenomena yang terjadi pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu yaitu: 1. Beberapa pegawai mengatakan bahwa

mereka kurangnya dalam lingkungan kerjanya, Disebab kan karna tidak tersedianya ruang sholat, kantin, ruang kerja yang sempit dan kipas angin yang hanyaada satu didalam ruang kerja untuk tiga orang pegawai. Sehingga pegawai kurang termotivasi dalam bekerja. Hal ini dapat dibuktikan pada hasil wawancara peneliti dengan beberapa pegawai dalam indikator kebutuhan kenyamanan.

2. Beberapa pegawai mengatakan bahwa menunjukkan mereka berharga tidak selalu dengan uang, namun juga dengan berupa pujian dari seorang pemimpinnya, Alasan ini diungkapkan karena mereka merasa sudah bekerja keras dan bekerja dengan baik namun tidak ada pengakuan dari seorang pemimpin yang mereka dapat, yaitu berupa pujian dari pemimpinnya. Hal ini juga dapat dibuktikan pada hasil wawancara peneliti dengan beberapa pegawai dalam indikator kebutuhan penghargaan.

Dari fenomena di atas, maka peran pemimpin sangat penting dalam meningkatkan keefektifan kerja dari para pegawai. Jika seorang pemimpin bisamengerti dan memenuhi apa yang

menjadi kebutuhan bawahannya, maka para pegawai pun akan bekerja dengan nyaman dan semangat yang tinggi.

Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui dan menganalisis pelaksanaan pemberian motivasi pegawai pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu. b) Untuk mengetahui hambatan pelaksanaan

pemberian motivasi pegawai pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu.

Kegunaan Penelitian

a) Guna sebagai pengembangan ilmu administrasi, khususnya ilmu administrasi publik, untuk memperkaya hasil-hasil penelitian ilmiah dibidang ilmu manajemen.

b) Guna sebagai alternatif bahan masukan atau pertimbangan bagi instansi yang bersangkutan dalam upaya peningkatan efektivitas dan efisien organisasi.

c) Guna sebagai alternatif masukan atau sumber data sekunder bagi peneliti lainnya yang berminat meneliti masalah yang sama.

STUDI KEPUSTAKAAN

Batasan Konsep Administrasi

Konsep administrasi diartikan sebagai proses kegiatan yang menghasilkan sejumlah keterangan tertulis yang dibutuhkan oleh satu atau kelompok orang tertentu. Dalam arti sempit, administrasi diartikan sebagai rangkaian pekerjaan ketatausahaan atau kesekretariatan yang terkait dengan surat menyurat (korespondensi) dan pengelolaan keterangan tertulis lainnya. Dalam arti luas, administrasi diartikan sebagai keseluruhan proses aktivitas kerja-sama sejumlah manusia didalam organisasi untuk mencapai satu atau sejumlah tujuan yang telah disepakati sebelumnya (Zulkifli, 2009;8).

(5)

kelompok-kelompok, baik pemerintah maupun swasta, baik sipil maupun militer, baik dalam ukuran besar maupun kecil.

Menurut Syafri (2012;22) Administrasi adalah rangkaian kegiatan (proses) usaha kerja sama sekelompok orang dalam wadah organisasi untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien.

Dari definisi diatas maka penulis berkesimpulan bahwa Administrasi merupakan suatu proses kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki guna mencapai tujuan bersama yang telah disepakati sebelumnya. Sedangkan administrasi publik merupakan kegiatan administrasi yang dilakukan oleh negara aparatur pemerintah dalam mencapai tujuan pemerintah.

Batasan Konsep Organisasi

Batasan dengan penekanan perlunya hubungan kerja, antara lain dikemukakan oleh Waldo (dalam Zulkifli, 2009;14). Organisasi merupakan struktur hubungan antar pribadi yang berdasarkan atas wewenang formil dan kebiasaan didalam suatu sistem administrasi.

Organisasi merupakan setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang berkerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang terdapat seorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok orang yang disebut bawahan (Siagian 2003;6).

Sebagian para ahli mengatakan organisasi secara sempit yaitu sebagai alat bagi seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai satu atau sejumlah tujuan. Persepsi ini terlihat dalam definisi yang dirumuskan oleh Malayu (2001;120) Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.

Batasan Konsep Manajemen

Manajemen merupakan suatu proses penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam rangka penerapan tujuan dan berbagai

kemampuan atau keterampilan orang yang menduduki jabatan manajerial untuk memperoleh suatu hasil dalam ranfka pencapaian tujuan manajerial melalui kegiatan kegiatan orang lain (Siagian 2003 ; 5).

Menurut Terry (dalam Effendy1993;5) Manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya.

Berdasarkan definisi diatas manajemen diisyaratkan sebagai proses didalam organisasi, dimana proses tersebut bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumber daya yang terdapat didalam organisasi tersebut.

Menurut Ermaya suradinata (dalam Zaidan 2013;14) Manajemen adalah kemampuan yang berhubungan dengan usaha untuk mencapai tujuan tertentu dengan jalan menggunakan manusia dan berbagai sumber yang tersedia dalam organisasi dengan cara seefisien mungkin.

Batasan Konsep Motivasi

Menurut French dan Raven (dalam Ernie, 2005;235) Motivasi adalah sesuatu yang mendorong seseorang untuk menunjukkan perilaku tertentu.

Kata motivasi (motivation)kata dasarnya adalah motif (motive)yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu.dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/kegiatan yang berlangsung secara sadar.

Menurut Griffin (dalam Ernie;235) kinerja terbaik ditentukan oleh tiga factor, yaitu:

1) Motivasi (motivation)

yaitu yang terkait dengan keinginan untuk melakukan pekerjaan.

2) Kemampuan (ability)

yaitu kapabilitas dari tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia untuk melakukan pekerjaan

(6)

yaitu sumber daya dan situasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tertentu.

Istilah motivasi terkadang dipakai silih berganti dengan istilah lainnya, seperti misalnya kebutuhan (need), keinginan (want), dorongan (drive) atau impuls.Adapun motivasi seseorang ini tergantung pada kekuatan dari motivasi itu sendiri.Dorongan ini yang menyebabkan mengapa seseorang itu berperilaku, yang dapat memelihara kegiatan-kegiatan dan yang menetapkan arah umum yang harus ditempuh seseorang.

Sedangkan Marihot (2002;321) mengartikan motivasi sebagai faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah.

Lebih lanjut Jones (dalam Winardi, 2001;4) merumuskan bahwa motivasi berkaitan dengan persoalan bagaimana perilaku diawali, dienergi, dipertahankan, diarahkan, dihentikan dan jenis reaksi subyektif macam apa yang terdapat didalam organisasi yang bersangkutan.

Mitchell (dalam Winardi, 2001;1) mendefinisikan bahwa motivasi mewakili proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya dan terjadinya kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan kearah tujuan tertentu.

Sementara itu Robbin (dalam Winardi, 2001;1) merumuskan motivasi sebagai kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi, untuk mencapai tujuan-tujuan keorganisasian yang dikondisikan oleh kemampuan upaya demikian, untuk memenuhi kebutuhan individual tertentu.

Dan berdasarkan tingkatan kebutuhan manusia menurut jenjangnya, Maslow (dalam Ernie, 2005;240) menggolongkannya kedalam lima tingkatan sebagai berikut: 1) Kebutuhan fisik

Kebutuhan ini adalah kebutuhan paling dasar dari manusia yang akan memotivasi mereka untuk bekerja. Contohnya seperti kebutuhan akan makanan, kebutuhan seksual, dan kebutuhan biologis lainnya. 2) Kebutuhan Keamanan

Contoh akan kebutuhan ini adalah rencana pasca pensiun dari pekerjaan, tunjangan dihari tua, dan lain sebagainya. 3) Kebutuhan Sosial

Melingkupi kebutuhan untuk berinteraksi dan diterima oleh lingkungan sosial.

4) Kebutuhan penghargaan

Kebutuhan ini dapat berupa penghargaan dari lingkungan sekitar, dari atasan, maupun adanya kejelasan atas penghargaan bagi tenaga kerja yang berprestasi.

5) Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan ini dapat berupa adanya tuntutan untuk pengembangan karier yang jelas, pekerjaan yang menantang dan lain-lain.

METODE PENELITIAN Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian survey deskriptif dengan metode penelitian kualitatif karena peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi dengan orang-orang ditempat penelitian. Jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau bentuk hitungan lainnya.

Key Informan dan Informan a. Key Informan

Key informan adalah kunci untuk mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan pemberian motivasi pegawai dan sebagai subjek penelitian, sebetulnya kita bicarat entang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti (Arikunto, 2006;145). Adapun sebagai subjek dalam penelitian ini adalah Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu.

b. Informan Penelitian

(7)

Dalam penelitian ini yang menjadi Key /Informan adalah Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu yang berjumlah 1 orang. Sedangkan yang menjadi informan penelitian adalah seluruh pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu yang berjumlah 4 orang.

Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer : Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari hasil pengamatan penelitian, meliputi data atau informasi tentang keberadaan factual pelaksanaan pemberian motivasi pegawai.

b. Data Sekunder : Yaitu data-data yang sudah di olah baik dalam bentuk literatur, dokumentasi, file, arsip yang berkaitan dengan penelitiaan ini.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka penulis

menggunakan teknik sebagai berikut : a. Observasi, teknik ini dilakukan dengan

cara mengamati secara langsung pelaksanaan pemberian motivasi pegawai pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu. b. Wawancara adalah suatu cara

pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. peneliti melakukan dialog dan memberikan pertanyaan kepada Kepala dan Pegawai di Kantor Kantor Urusan AgamaKecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu.

c. Dokumen adalah kumpulan data yang berbentuk nyata dan diperoleh berdasarkan sistem pengelolaan data.

PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pemberian Motivasi Pegawai Pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu

1. Kebutuhan fisik

Kebutuhan ini adalah kebutuhan paling dasar dari manusia yang akan memotivasi mereka untuk bekerja. Contohnya seperti kebutuhan akan makanan, kebutuhan seksual, dan kebutuhan biologis lainnya.

Berdasarkan wawancara peneliti dengan Kepala Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Menurut saya, bawahan saya merasa nyaman dalam lingkungan kerjanya, karena selama ini tidak ada keluhan yang disampaikan kepada saya. Cara saya menciptakan kenyamanan tersebut, saya mencoba membuat suasana kerja serileks mungkin, berinteraksi dengan para karyawan tidak terlalu formal dan kaku. Karena menurut saya dengan begitu suasana kerja menjadi lebih santai dan tidak tegang.Mengenai tunjangan, mereka yang PNS mendapatkan tunjangan pangandan juga mendapatkan tunjangan perumahan.”(wawancara dengan Bapak Drs. H. Safaruddin P.)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian doktik/TU Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Saya merasa kurang nyaman dalam lingkungan kerja saya, terutama dalam ruang kerja saya. Karena ruang kerja saya sempit.didalam satu ruang kerja yang sempit itu dijadikan ruang kerja untuk tiga orang pegawai. Dan juga tidak ada AC. Yang ada hanya kipas angin.Itupun satu untuk bertiga.saya mendapatkan tunjangan pangan dan mendapatkan tunjangan perumahan” (wawancara dengan Bapak Can Subri)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian penyuluh agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

(8)

perumahan” (wawancara dengan Ibu Hayati, S.AG)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian pelayanan nikah dan rujuk Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Saya merasa kurang nyaman dalam lingkungan kerja saya karena ruang kerja saya sempit.Kipas angin hanya ada satu untuk tiga orang. Kalau kipas angin dihidupkan, berkas-berkas kerja kami berterbangan. Tapi kalau kipas anginnya kami matikan, kamipun kepanasan. Seharusnya AC, bukan kipas angin Ruang sholat tidak ada, jadi kami hanya sholat di ruang balai nikah. kantin juga tidak ada.” (wawancara dengan Bapak Kholil Khairi, S.Sy)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian pelayanan administrasi Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Sejauh ini saya merasa cukup nyaman-nyaman aja dalam lingkungan kerja saya.Yaa alasannya karna saya nyaman aja dalam lingkungan kerja ini.” (wawancara dengan Ibu Siti Fatimah Sari)

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dilapangan mengenai indikator kebutuhan fisik maka disimpulkan bahwa bentuk motivasi finansial sajayang ada dilaksanakan. Kepala KUA masih belum sepenuhnya mengerti akan kebutuhan fisik para bawahannya. Dimana masih banyak kebutuhan fisik para pegawai yang belum terpenuhi karena lingkungan kerjanya yang kurang nyaman.Terutama ruang kerja para pegawai.

2. Kebutuhan Keamanan

Kebutuhan keamanan adalah jenis kebutuhan manusia untuk mendapatkan rasa aman dan keselamatan dalam hidupnya. Contoh akan kebutuhan ini adalah rencana pasca pensiun dari pekerjaan, tunjangan dihari tua dan lain sebagainya.

Wawancara peneliti dengan Kepala Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Pegawai yang PNS, mereka mendapatkan santunan kecelakaan dan jaminan hari tua. Mengenai perlengkapan kantor, tentu saya mengetahui keamanannya, karna sayapun terkadang ikut menggunakan perlengkapan yang ada di Kantor, terutama perlengkapan kerja tersebut.”(wawancara dengan Bapak Drs. H. Safaruddin P.)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian doktik/TU Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Ya, saya mendapatkan santunan kecelakaan dan jaminan hari tua.Perlengkapan kerja, Aman.Tapi ada sedikit keluhan saya terhadap komputer CPU yang terkadang lelet.”(wawancara dengan Bapak Can Subri)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian penyuluh agama Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Ya, saya mendapatkan santunan kecelakaan dan jaminan hari tua.Yaaa… perlengkapan kantor, sejauh ini insha allah aman yaa… Jadi saya tidak ada keluhan terhadap perlengkapan kantor” (wawancara dengan Ibu Hayati, S.Ag)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian pelayanan nikah dan rujuk Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Selama saya disini insha allah aman. Hanya saja ada kekurangan, yaitu komputer yang terkadang lelet digunakan” (wawancara dengan Bapak Khalil Khairi, S.Sy)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian pelayanan administrasi Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Alhamdulillah sejauh ini aman-aman aja. Tidak ada keluhan untuk perlengkapan kantor” (wawancara dengan Ibu Siti Fatimah sari)

(9)

kebutuhan keamanan maka disimpulkan bahwa disini masih bentuk motivasi finansial saja yang diberikan. Sementara masih ada beberapa pegawai yang memiliki keluhan terhadap perlengkapan kerja yang ada pada kantor tersebut.

3. Kebutuhan Sosial

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan manusia yang menyangkut perasaan dan hubungannya dengan orang lain.Melingkupi kebutuhan untuk berinteraksi dan diterima oleh lingkungan sosial.

Wawancara peneliti dengan Kepala Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Menurut saya, mereka semua sudah merasa diterima dan berkomunikasi dengan baik dalam lingkungan kerjanya. Tidak ada cara untuk mengetahuinya. Hanya saja sejauh ini belum ada keluhan yang saya dapatkan dari mereka. Dan menurut saya, semua pegawai berhubungan baik dengan saya. Saya tidak memiliki cara untuk menerapkan agar semua pegawai berhubungan baik dengan saya, karna semuanya Alhamdulillah berjalan lancar tanpa saya harus menerapkan sesuatu agar komunikasi kami berjalan dengan baik”. (wawancara dengan Bapak Drs. H. Safaruddin P.)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian doktik/TU Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Saya merasa diterima dengan baik. Dan Antara saya dan rekan kerja yang lain berkomunikasi dengan baik. Dan tidak ada cara tersendiri agar kami selalu berkomunikasi dengan baik, Mungkin memang karna karakter kami masing-masing yang membuat kami bisa berinteraksi dengan baik dalam lingkungan kerja, yaa karna sejauh ini rekan kerja saya berhubungan baik dengan saya. Mengenai pak KUA, saya merasa cara Pak KUA dalam memimpin kurang baik, karna sikap Pak KUA yang berubah-ubah. Kadang Pak KUA baik dan mau bergabung bersama kami, tapi kadang sempat pernah Pak KUA tidak menyapa kami seharian. Sepertinya

beliau ada masalah diluarlalu beliau membawa-bawa masalahnya itu ke Kantor” (wawancara dengan Bapak Can Subri)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian penyuluh agama Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Ya saya merasa diterima dan berkomunikasi dengan baik dalam lingkungan kerja saya..Hanya saja terkadang ada sedikit konflik dengan rekan kerja yg satu yang tidak bisa saya sebutkan namanya.Tapi saya memaklumi hal itu.Caranya saya selalu mencoba agar terus bisa mengendalikan diri saya sendiri.Menurut saya Pak KUA memimpin dengan baik. Kalau soal keluhan, saya tidak ada keluhan terhadap beliau” (wawancara dengan Ibu Hayati, S.Ag)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian pelayanan nikah dan rujuk Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Saya merasa diterima dengan baik dalam lingkungan kerja saya.Komunikasi dengan rekan kerja lumayan baik.Hanya saja ada rekan kerja yang menurut saya sedikit kurang asyik dari rekan kerja yang lainnya.Pak KUA memimpin cukup baik.Hanya saja Pak KUA orangnya kurang bisa membuat suasana di Kantor menjadi lebih santai. Kalau ada beliau, suasana di Kantor terasa tegang” (wawancara dengan Bapak Khalil Khairi, S.Sy)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian pelayanan administrasi Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

(10)

Berdasarkan hasil wawancara dan obsevasi dilapangan mengenai indikator kebutuhan sosial maka disimpulkan bahwa ada beberapa pegawai yang merasa bahwa komunikasi yang kurang diantara mereka sesama rekan kerja.Dan beberapa pegawai juga merasakan ada sifat dari pemimpinnya yang membuat mereka merasa kurang nyaman dalam lingkungan kerja.

4. Kebutuhan Penghargaan

Kebutuhan penghargaan adalah kebutuhan manusia atas penghargaan serta pengakuan atas dirinya.Kebutuhan ini dapat berupa penghargaan dari lingkungan sekitar, dari atasan, maupun adanya kejelasan atas penghargaan bagi tenaga kerja yang berprestasi.

Wawancara peneliti dengan kepala Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Pegawai yang berprestasi mendapatkan tanda jasa atas prestasi mereka, Berupa pin lambang.Tapi hanya pegawai yang PNS saja. Saya pernah memberikan pujian secara langsung kepada mereka” (wawancara dengan Bapak Drs. H. Safaruddin P.)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian doktik/TU Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Ada, berupa pin. Mengenai pujian, saya tidak pernah mendapatkan pujian secara langsung dari beliau” (wawancara dengan Bapak Can Subri)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian penyuluh agama Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Ya, setiap pegawai yang berprestasi mendapatkan sebuah tanda jasa yaitu berupa pin lambang. Tapi bagi pegawai yang PNS saja.Saya tidak pernah mendapatkan pujian secara langsung dari beliau” (wawancara dengan Ibu Hayati, S. Ag)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian pelayanan nikah dan rujuk Kantor

Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Saya tidak ada mendapatkan pujian dari pak KUA” (wawancara dengan Bapak Khalil Khairi, S.Sy)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian pelayanan administrasi Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Saya tidak pernah mendapatkan pujian dari beliau” (wawancara dengan Ibu Siti Fatimah Sari)

Berdasarkan hasil wawancara dan obsevasi dilapangan mengenai indikator kebutuhan penghargaan maka disimpulkan bahwa tanda jasa untuk pegawai yang berprestasi ada diberikan.Tapi semua pegawai KUA tidak pernah mendapatkan pujian secara langsung dari pimpinan mereka.Padahal pujian dari seorang pemimpin adalah salah satu faktor agar para pegawai lebih bersemangat lagi dalam bekerja.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Kebutuhan aktualisasi diri adalah jenis kebutuhan tertinggi yaitu suatu jenis kebutuhan unutk mengembangkan potensi diri secara maksimal

Wawancara peneliti dengan kepala Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Ya, tentu saya memberikan kesempatan itu kepada mereka agar prestasi kerja mereka meningkat demi mencapai tujuan yang telah ditentukan” (wawancara dengan Bapak Drs. H. Safaruddin P.)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian doktik/TU Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

(11)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian penyuluh agama Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Saya kurang faham ya, tapi mungkin tanpa saya sadari Pak KUA memberikan saya kesempatan itu” (wawancara dengan Ibu Hayati, S.Ag)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian pelayanan nikah dan rujuk Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Menurut saya, Pak KUA Tidak ada memberikan kesempatan tersebut” (wawancara dengan Bapak Khalil Khairi, S.Sy)

Wawancara peneliti dengan pegawai bagian pelayanan adminitstrasi Kantor Urusan Agama Kantor Urusan Agama Ujungbatu mengenai indikator ini adalah

“Menurut saya, Pak KUA terlihat membiarkan kami melakukan apapun asalkan masih sesuai dengan prosedur kerja. Mungkin dengan cara itu beliau memberikan kesempatan kepada kami untuk mengembangkan keterampilan dan merealisasikan potensi kami” (wawancara dengan Ibu Siti Fatimah Sari)

Berdasarkan hasil wawancara dan obsevasi dilapangan mengenai indikator kebutuhan aktualisasi diri maka disimpulkan bahwa sebagian pegawai masih kurang memahami tentang pemberian kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan kesempatan untuk merealisasikan potensi mereka. Dapat disimpulkan juga bahwa Kepala KUA Ujungbatu tersebut kurang peduli terhadap perkembangan pegawai-pegawainya sehingga para pegawai bekerja dengan apa adanya saja tanpa harus lebih mengembangkan kemampuan dan merealisasikan potensi mereka.

Hambatan Pelaksanaan Pemberian Motivasi Pegawai Pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu

Berdasarkan hasil observasi peneliti dilapangan, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi hambatan pelaksanaan pemberian

motivasi pada Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu adalah:

1. Karna pemimpin yang masih kurang mengerti arti kebutuhan bawahan-bawahannya

2. Kepala KUA selaku pemimpin di KUA Ujungbatu hanya mementingkan diri sendiri. tanpa ada rasa ingin tau tentang apa yang dirasakan bawahan-bawahannya

3. Kurangnya kekompakan antara pemimpin dan bawahan

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan yang telah dilakukan, maka penulis memberikan kesimpulan dari hasil penelitian tersebut sebagai berikut:

1. Kebutuhan Fisik

Pada indikator kebutuhan fisik ini disimpulkan bahwa hanya motivasi financial saja yang ada pada Kantor Urusan Agama Ujungbatu tersebut. Dan kebutuhan fisik beberapa pegawai yang belum terpenuhi karena lingkungan kerjanya yang kurang nyaman. Terutama ruang kerja para pegawai. Tidak adanya ruang sholat khusus untuk sholat dan kurangnya fasilitas yang dapat mendukung para pegawai untuk lebih bersemangat dalam bekerja.

2. Kebutuhan Keamanan

Pada indikator kebutuhan keamanan ini disimpulkan bahwa disini masih bentuk motivasi financial saja yang diberikan. Yaitu beberapa tunjangan untuk pegawai negeri sipil. Sementara untuk kemanan mengenai perlengkapan kantor, terutama perlengkapan kerja, tidak ada masalah, namun ada beberapa pegawai yang mempunyai keluhan terhadap perlengkapan kerja yang ada pada kantor tersebut, yaitu komputer yang sering lelet digunakan.

3. Kebutuhan Sosial

(12)

beberapa pegawai juga merasakan ada sifat dari pemimpinnya yang membuat mereka merasa kurang nyaman dalam lingkungan kerja.Yaitu sifat pemimpinnya yang terkadang membawa-bawa masalah pribadi kelingkungan kerjanya sehingga pegawaipun menjadi merasa diikut sertakan dalam permasalahan pribadinya. Dan juga Kepala KUA Ujungbatu tersebut kurang bisa membuat suasana kerjanya menjadi lebih santai sehingga membuat para pegawainya merasa tegang ketika berada dalam lingkungan kerja.

4. Kebutuhan Penghargaan

Pada indikator kebutuhan penghargaan ini disimpulkan bahwa pegawai yang berprestasi mendapatkan sebuah tanda jasa. Tetapi berupa pujian secara langsung tidak didapatkan olehsemua pegawai. Padahal pujian dari seorang pemimpin adalah salah satu faktor agar para pegawai lebih bersemangat lagi dalam bekerja.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Pada indikator aktualisasi diri ini disimpulkan bahwa sebagian pegawai masih kurang memahami tentang pemberian kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan merealisasikan potensi mereka. Dapat disimpulkan juga bahwa Kepala KUA Ujungbatu tersebut kurang peduli terhadap perkembangan pegawai-pegawainya sehingga para pegawai bekerja dengan apa adanya saja tanpa harus lebih mengembangkan kemampuan dan merealisasikan potensi mereka.

Saran

1. Jadilah seorang pemimpin yang mengerti akan kebutuhan bawahan-bawahannya. Dan sebaiknya lebih ditingkatkan lagi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan para pegawai, terutama kebutuhan fisik yang merupakan kebutuhan paling mendasar. Termasuk mengenai kenyamanan pegawai. Sebaiknya sarana-sarana di Kantor lebih memadai Agar para pegawai bisa lebih bersemangat dalam bekerja 2. Selaku pemimpin, jadilah pemimpin

yang disegani, bukan pemimpin yang ditakuti oleh para bawahannya. Sebaiknya Kepala KUA Ujungbatu bisa lebih mendekatkan diri lagi dan menciptakan kekompakan dengan para

pegawainya dan mencoba menciptakan suasana kerja yang nyaman dan santai agar suasana kerja tidak kaku.

3. Sebaiknya jangan hanya berupa tanda jasa saja yang diberikan kepada pegawai yang berprestasi, namun sebaiknya juga memberikan pujian agar para pegawai tersebut lebih meningkatkan lagi kinerjanya.

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah dan Haris Budiyono, 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta, Graha Ilmu.

Brantas, 2009. Dasar-dasar Manajemen. Bandung, Alfabeta.

Effendy, Onong Uchjana. 1993. Human Relations dan Publik Relations. Bandung, mandar maju.

Effendy, Onong Uchjana. 2009. Human Relations dan Publik Relations. Bandung, Sumbersari Indah.

Fathoni, Abdurahmat. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta. Hariandja, Marihot. 2002. Manajemen

Sumber Daya Manusia. Bandung. Grasindo.

Hasibuan, Malayu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen :

Dasar, pengertian, dan masalah. Jakarta. PT. Bumi Aksara

Kusnaidi, 2002. Pengantar Manajemen. Malang. Universitas Brawijaya.

Mangku Negara, A. A Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung, Resdakarya.

Nawawi, Zaidan. 2013. manajemen Pemerintahan. Jakarta, Raja Grafindo Persada

Rachmawati, Ike Kusdyah. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta, CV Andi.

Rivai, Veithzal. 2008. Kepemimpinan dan Perilaku Orgnisasi.Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Sedarmayanti, 2009. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung, CV Mandar Maju.

(13)

Sugiono. 2010.Metode Penelitian Administrasi. Bandung, Alfabeta.

Sule, Ernie Tisnawati. 2005. Pengantar Manajemen. Bandung, Kencana

Syafiie, Inu Kencana, 2003. Sistem

Administrasi Negara Republik Indonesia. Bandung, Bumi Aksara.

Syafiie, Inu Kencana. 2006. Ilmu Administrasi Publik. Jakarta, Rineka Cipta.

Syafri, Wirman. 2012. Studi Tentang Administrasi Publik. Jakarta, Erlangga Thoha, Miftah. 2008. Perilaku Organisasi:

Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Thoha, Miftah. 2007. Kepemimpinan Dalam Manajemen. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Ukas, Maman. 1993. Manajemen. Bandung. Penerbit Judung Kencana.

Winardi, 2001. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Bandung. Rajawali Press.

Zulkifli, 2009. Fungsi-fungsi Manajemen. Pekanbaru, UIR Press.

Sumber Dokumentasi :

Gambar

Tabel I.1 Jumlah Karyawan Kantor Urusan Agama Kecamatan Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam upaya peningkatan kualitas SDM Balai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan (BRSKP) NAPZA “Satria” kera kali melaksanakan pelatihan dengan menggandeng

Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka pemberian perlakuan didasarkan pada rancangan dan variabel penelitian, sehingga data keterampilan

Values Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja Dependent Konsep Diri Independent Variables 100 Perpustakaan Unika..

Perubahan populasi makrofag teraktivasi yang bergantung waktu itu dipengaruhi oleh pertumbuhan resting awal oleh produksi yang dihasilkan oleh makrofag klasik, serta

Pakej Pembelajam Multimedia Rumahku yang dibangunkan merupakan satu perisian dalam bahasa Melayu yang berbentuk cakera padat di mana ia merupakan satu kaedah pembelajaran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Melin, dkk., (2017) terhadap 117 mahasiswa perawat dari 6 universitas di Swedia bahwa mahasiswa yang mendapatkan

glissando ini ternyata mempunyai kesamaan karakter suara pada timbre klarinet dengan teknik portamento pada (Shading) atau pergeseran cepat penjarian pada lubang

Diperlukan suatu metode edukasi yang disesuaikan dengan tingkat usia mereka dalam merubah perilaku kearah yang mendukung kesehatan dalam hal ini perawatan diri