• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Penelitian Program Pascasarjana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jurnal Penelitian Program Pascasarjana"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMAKAIAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN MINAT MENULIS CERPEN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN:

EKSPERIMEN KUASI PADA SISWA KELAS XII IIS SMA NEGERI 5 PARIAMAN

Nova Mustika1, Yusrita Yanti2, Hasnul Fikri2 1

Magister Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana, Universitas Bung Hatta,2Universitas Bung Hatta.

Email: nova_mustika1188@yahoo.com

Abstract

In language learning, writing is one of the skills that must be mastered by the students. In order to improve such skill, it is necessary to use learning media, such as the use of audio-visual media. This paper reports an investigation of an effect on the use of audio-audio-visual media and students' interest towards the student's skills in writing short stories. The groups of students studied were class XI majoring in the social sciences (IIS) at SMAN 5 Pariaman. The method used was a quasy experiment with a 2 x 2 factorial design (Sudjana and Ibrahim, 2004). Several theories used were taken from Arsyad (2013), Safari (2003), Sumiyadi (2010) and Nurgiantoro (2010). Of the five hypotheses, it was proved that students’ skills taught by the use of audio-visual media have a significant improvement, for the groups of students who have a high and a low interest in writing short stories, there was a better effect as well as short story writing skills of students who are taught without the use of audio-visual media. And, for a group of students who have a high interest and low influence can also be seen that there was a significant interaction between the use of audio-visual media and the interest in writing short stories. They were shown by Fh acquisition of 2,811> 0,047 ft at the level of α = 0.05 with 3 df numerator and denominator dk 61. As conclusion, the use of audio-visual media is very helpful and effective way to spark students’ interest in developing writing skills and will bring a positive impact on learning Indonesian.

Keywords: writing skills, short stories, audio-visual media, interest.

Abstrak

(2)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan siswa dalam menulis cerpen. Dari lima hipotesis terbukti keterampilan menulis cerpen siswa yang diajar dengan media-audio visual bagi kelompok siswa yang memiliki minat yang tinggi dan rendah dalam menulis cerpen terdapat pengaruh yang lebih baik, begitu juga keterampilan menulis cerpen siswa yang diajar tanpa menggunakan media audio visual untuk kelompok siswa yang memiliki minat tinggi dan rendah juga terlihat pengaruh yang signifikan sehingga terdapat interaksi antara penggunaan media audio-visual dan minat menulis cerpen terhadap keterampilan menulis cerpen siswa. Hal ini terlihat pada perolehan hasil Fh sebesar 2.811 > Ft sebesar 0,047 pada taraf α = 0,05 dengan dk pembilang 3 dan dk penyebut 61. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio-visual sangat bermanfaat dan efektif untuk memicu minat siswa dalam melatih keterampilan menulis dan akan membawa dampak positif bagi pembelajaran bahasa Indonesia.

Kata kunci: keterampilan menulis, cerpen, media audio-visual, minat.

1. PENDAHULUAN

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran yang wajib pada semua jenjang pendidikan. Pembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya mencakup pembelajaran bahasa tetapi juga sastra. Pembelajaran sastra bertujuan untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dalam bersastra. Jadi, dengan adanya pembelajaran sastra, siswa dapat meningkatkan keterampilannya dalam menyampaikan sastra, hal ini menuntut para guru mampu untuk kreatif ketika mengajarkan sastra di sekolah.

Sesuai dengan kurikulum 2013 mata pelajaran bahasa Indonesia, para guru dituntut kreatif menggunakan media pembelajaran dalam pelajaran sastra di sekolah, hal ini bertujuan untuk dapat mengaktifkan respon siswa terhadap karya sastra. Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan berbasis teks memiliki fungsi yang berbeda dari setiap jenis teks, baik genre sastra maupun non-sastra. Semua jenis teks tersebut diajarkan secara terpadu melalui empat keterampilan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

Lebih lanjut, PP Nomor 19 tahun 2005 pasal 21 ayat 2 menyatakan bahwa

“Perencanaan proses pembelajaran dilakukan dengan mengembangkan budaya membaca dan menulis”. Peraturan Pemerintah tersebut menjelaskan bahwa ada penekanan yang lebih khusus untuk keterampilan membaca dan menulis. Bagi pembelajaran sastra, menulis memiliki peranan yang sangat penting dan mendasar karena menulis merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari dalam memenuhi keperluan sehari-hari yang terkait dengan kegiatan tulis-menulis.

(3)

yang telah diajarkan ke dalam sebuah tulisan berbetuk cerpen dengan struktur teks naratif. Dengan demikian, kompetensi dasar tersebut dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.

Oleh karena itu, peran guru yang mengajarkan sastra di sekolah sangat penting. Sebagai seorang fasilitator, guru harus mampu mengajarkan, mendorong, membimbing, dan memberi daya tarik kepada siswa ketika mengajarkan keterampilan menulis cerpen, karena tidak semua siswa yang mampu berimajinasi dan menuangkan ide-ide mereka dengan baik. Sesuai dengan kurikulum 2013, para guru dituntut memiliki kecakapan dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar dengan penguasaan materi, dan menyiapkan alat evaluasi dan media pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran sastra, hal ini bertujuan untuk dapat mengaktifkan respon siswa terhadap karya sastra. Oleh sebab itu, Perlu diterapkan sebuah media pembelajaran dalam menulis teks narasi berupa cerpen yaitu diupayakan menggunakan media pembelajaran yakni media audio visual. Media audio visual dijadikan solusi dalam pembelajaran menulis teks narasi berupa cerpen karena dengan media audio visual inilah akan dapat membantu para guru untuk memberikan sebuah media pembelajaran yang akan dapat menarik bagi siswa karena, dengan media pembelajaran ini tidak hanya dapat dilihat tetapi juga dapat didengar secara langsung oleh siswa. Apa yang belum pernah terfikirkan oleh siswa dengan menggunakan media audio visual siswa akan mampu berimajinasi untuk menuangkan ide-ide mereka. Selain itu keterampilan menulis cerpen juga harus didukung oleh minat menulis cerpen yang tinggi, karena dengan minat yang tinggi akan mempengaruhi nilai dari keterampilan menulis cerpen.

Berdasarkan kenyataan tersebut, hal

inilah yang menyebabkan ketertarikan

melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Pemakaian Media Audio Visual dan Minat Menulis Cerpen terhadap Keterampilan Menulis Cerpen: Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas XII IIS SMAN 5 Pariaman”.

Penelitian ini bertujuan.

1. Menjelaskan pengaruh pemakaian media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiliki minat tinggi.

2. Menjelaskan pengaruh pemakaian media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiliki minat rendah.

3. Menjelaskan pengaruh pembelajaran

tanpa media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiliki minat tinggi.

4. Menjelaskan pengaruh pembelajaran

tanpa media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiliki minat rendah.

5. Menjelaskan interaksi pengaruh antara pemakaian media audio visual dan minat

menulis cerpen siswa terhadap

keterampilan siswa dalam menulis

cerpen.

2. KAJIAN TEORETIS

(4)

Sumardjo (2007: 202) mengatakan bahwa cerpen adalah fiksi pendek yang selesai dibaca sekali duduk. Cerita pendek hanya memiliki satu arti, satu krisis dan satu efek

untuk pembaca. Sedangkan Nurgiantoro

(2009: 10) mengatakan bahwa sesuai dengan namanya adalah cerita pendek. Akan tetapi, berapa ukuran panjang pendek itu memang

tidak ada aturannya, tidak ada satu

kesepakatan di antara para pengarang dan para ahli.

Lebih lanjut Sumardjo (2007: 81) mengatakan bahwa menulis cerpen adalah menyampaikan sebuah pengalaman kepada pembacanya. Menulis cerpen bukan sekedar memberitahu sebuah cerita, tetapi juga

menggambarkan sebuah pengalaman

(berbentuk cerita).

Sumardjo (2007: 62) menjelaskan bahwa sebuah cerpen dikatakan baik dan berhasil apabila semua struktur cerpen itu telah disajikan secara utuh. Struktur sebuah cerpen digambarkan menjadi tiga bagian seperti yang tergambar dibawah ini:

Gambar 2.1

Thahar (2008:124) mengemukakan

beberapa langkah-langkah menulis cerpen untuk pemula. Sebuah cerpen dapat ditulis dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Pertama, mengadakan observasi atau

pengamatan,observasi dapat dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung. Selain itu, observasi dapat dilakukan dengan mengingat atau mendengarkan kejadian yang dilakukan oleh orang lain. Contohnya, seorang teman menceritakan peristiwa yang terjadi di pegunungan saat ia berlibur. Pegunungan itu dapat dijadikan latar tempat dalam cerpen

yang akan ditulis oleh pemula. Kedua,

menentukan tema.Tema cerpen sering disebut ide cerpen, tema dapat ditentukan oleh pemula dari hasil observasi yang telah dilakukan, misalnya kehidupan di pegunungan. Ketiga,

menentukan latar,seluruh hasil observasi yang telah dilakukan oleh pemula dapat digunakan untuk menciptakan latar. Latar yang dibuat harus sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Seorang pemula juga harus ingat bahwa latar terdiri atas latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Contohnya, latar tempat: di pegunungan,latar waktu: senja hari,

latar suasana: menyenangkan. Keempat, menciptakan tokoh, seorang pemula dapat menciptakan tokoh dari orang-orang yang diceritakan oleh teman atau orang-orang yang mengalami peristiwa yang telah dilihat. Pemula dapat mengganti nama tokohnya. Pemula harus menentukan tokoh utama dalam cerpen yang akan dibuat. Jangan lupa, watak dan bentuk fisik tokoh-tokoh yang diciptakan juga harus ditentukan. Contoh, tokoh utama: Dina. Dina merupakan seorang siswi SMA yang peduli dengan lingkungan. Ia seorang wanita yang berumur tujuh belas tahun yang memakai jilbab dan berbadan langsing. Kulitnya yang putih dan halus menambah kecantikannya. Kelima, menciptakan konflik.

Konflik adalah pertentangan atau ketegangan dalam sebuah cerpen. Konflik dapat mengangkat masalah yang terjadi dalam peristiwa yang diceritakan teman atau masalah yang terjadi dalam peristiwa yang dilihat. Misalnya, melihat pertengkaran antarteman. Pemula dapat mengangkat penyebab pertengkaran itu menjadi sebuah konflik dalam cerpen. Keenam, menentukan sudut pandang.

Sudut pandang yang akan digunakan harus sesuai dengan cara menceritakan tokoh utama.

Seperti, sudut pandang persona ketiga ”ia”.

Ketujuh, menentukan alur, untuk

mempermudah menuliskan cerita ke dalam cerpen, seorang pemula harus menentukan alur. Pemula dapat menggunakan alur maju, alur mundur, ataukah alur campuran.

Kedelapan, menulis cerpen, kembangkanlah

(5)

kata-kata sederhana dan komunikatif. Perhatikan pula ejaan dan pilihan kata yang akan digunakan. Kesembilan, menentukan judul. Judul dapat ditentukan saat akan menulis atau sesudah menulis. Judul cerpen harus sesuai dengan tema dan peristiwa-peristiwa cerpen, seperti tema cerpen tentang kehidupan di pegunungan dan judul cerpen : Senja di Pegunungan.

Riyanto (1982: 21) menyatakan bahwa media audio visual adalah suatu media yang terdiri dari media visual yang disinkronkan

dengan media audio, yang sangat

memungkinkan terjalainnya komunikasi dua arah antara guru dan anak didik di dalam proses belajar-mengajar. Sedangkan Arsyad (20011: 9) menyebutkan bahwa belajar dengan menggunakan indra ganda (audio visual), yaitu

pendengaran dan penglihatan akan

memberikan keuntungan bagi siswa karena siswa akan lebih banyak belajar daripada jika materi pelajaran disajikan dengan stimulus pandang saja atau dengar saja.

Slameto (2003: 57) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Indikator minat ada empat, yaitu: (1) perasaan senang, (2) ketertarikan siswa, (3) perhatian siswa, dan (4) keterlibatan siswa (Safari, 2003:60). Masing-masing indikator tersebut sebagai berikut.

Tanner dan Tanner (dalam Slameto 2003: 181) menyarankan agar para pengajar juga berusaha membangkitkan minat pada diri siswa, ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang datang.

minat menulis cerpen adalah gejala psikis yang menimbulkan rasa perhatian, senang, dan suka yang ada dalam diri seseorang untuk menyampaikan pengalamannya kepada pembaca yang berbentuk cerita.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini digolongkan ke dalam penelitian eksperimen dengan menggunakan metode quasi experiment. Penelitian eksperimen mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih atau mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain (Sudjana dan Ibrahim 2004: 19). Sedangkan Sugiyono (2009: 107) berpendapat penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Dalam eksperimen ada dua variabel yang menjadi perhatian utama, yakni variabel bebas dan variabel terikat.

Penelitian ini dimaksudkan dengan tujuan untuk mendapatkan data-data secara empirik mengenai hubungan antara X1(pemakaian media audio visual) dan X2 (minat menulis cerpen) dengan Y (keterampilan menulis cerpen). Adapun tujuan penelitian secara khusus adalah menjelaskan apakah ada pengaruh antar X1 dengan Y pada siswa kelas XIIIS SMAN 5 Pariaman, menjelaskan apakah ada pengaruh antara X2 dengan Y pada siswa kelas XI IIS SMAN 5 Pariaman, serta menjelaskan apakah ada interaksi antara X1 dengan X2.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Negeri Pariaman, Jalan Kayu Gadang Desa Pakasai Kecamatan Pariaman Timur. Peneliti memilih tempat penelitian SMA Negeri 5 Pariaman karena di SMA ini tersedianya alat penunjang untuk penggunaan media audio visual.

(6)

Kemudian, hasil tes menulis cerpen siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan media audio-visual. Tes keterampilan tersebut adalah postes keterampilan menulis cerpen dari kelompok eksperimen XII IIS3 dengan 33 siswa dan kelompok kontrol XII IIS2dengan 32 siswa. postes keterampilan menulis cerpen dianalisis untuk mengetahui tingkat pengaruh pemakaian media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen. Data hasil menulis cerpen yang telah didapat dari tiap kelas dibandingkan.

Bentuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner minat menulis cerpen dan soal tes menulis cerpen. Aspek yang dinilai dalam kuesioner meliputi empat aspek, yaitu perasaan senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa, dan keterlibatan siswa. Sedangkan soal menulis cerpen meliputi pembukaan yang menarik, kesesuaian cerita denga tema, kreatifitas dalam mengembangkan cerita, fakta cerita meliputi tokoh, alur, dan latar, sarana cerita meliputi sudut pandang dan penceritaan, penyajian konflik menengangkan, kepaduan struktur cerita, penyajian urutan secara logis, penggunaan bahasa sarana retorika, penggunaan pilihan kata, penulisan huruf, kata dan tanda baca, kepaduan antar paragraf, dan kerapian. Skor penilaian maksimal adalah 65. Selain ditetapkan skor penilaian tiap aspek, juga ditetapkan pembobotan untuk tiap aspek. Pembobotan penilaian yang digunakan adalah aspek 1 diberi bobot 1, aspek 2 diberi bobot 2 dan aspek 3 dan 4 diberi bobot 1.

Uji coba instrumen penelitian ini adalah uji validitas internal. Validitas internal meliputi validitas isi dan validitas konstruksi. Validitas konstruk yang dilakukan dengan expert judment, yaitu meminta pendapat ahli sesuai yang dikemukakan oleh Sugiono (2009: 172). Validator dalam penelitian ini adalah Prof.

Dr. Syahrul R, M.Pd dan Dr. Marsis, M.Pd. sedangkan untuk menentukan validitas instrumen digunakan rumus korelasiproduct moment. Hasil perhitungan rxy pada tabel kritis r product moment dengan signifikansi 5%. Jika rxy > rtabel maka aspek tersebut valid. Pengujian realibilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya sedangkan secara internal realibilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2009: 183). Reliabilitas instrumen penelitian ini dihitung dengan rumus alpha cronbach dikemukakan oleh Kasmadi dan Sunariah (2013: 70). Hasil perhitungan r pada tabel rhitung dengan

signifikasi 5%. Kriteria reabilitas jika rhitung > rtabel maka aspek tersebut reliabel.

Tabel 3.1 Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.953 20

Hasil pengujian yang terlihat pada tabel 3.1 menunjukan bahwa nilai alpha cronbach sebesar 0.953. hal ini berarti kuesioner reliabel karena dalam penelitian memperolehalpha>0.05

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes keterampilan menulis cerpen melalui tahap pra-eksperimen, eksperimen, tahap pascaekperimen, penganalisisan data, dan penyusunan hasil penelitian.

(7)

menguji perbedaan skor postes kelas yang diajarkan dengan media audio visual dan tanpa menggunakan media audio visual bagi kelompok siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi dan rendah, sekaligus untuk menguji hipotesis, (4) menghitung interaksi penggunaan media audio visual dan minat menulis cerpen terhadap keterampilan menulis cerpen, sekaligus untuk menguji hipotesis.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Sesuai dengan permasalah yang diteliti, pada bagian ini akan dikemukakan data yang diperoleh selama penelitian, yaitu: Pemberian postes keterampilan menulis cerpen kelompok kontrol dimaksudkan untuk melihat pencapaian peningkatan keterampilan menulis cerpen dengan pembelajaran menulis tanpa menggunakan media. Subjek pada postest kelompok kontrol sebanyak 32 siswa. Dari hasil postes menulis cerpen, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 50 dan skor terendah adalah 30.

Pemberian postes keterampilan menulis cerpen kelompok eksperimen dilakukan untuk melihat pencapaian peningkatan keterampilan menulis cerpen dengan menggunakan media audio visual. Subjek pada postes kelompok eksperimen sebanyak 33 siswa. Dari hasil postes menulis cerpen, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 58 dan skor terendah adalah 30. Kegiatan postest kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar berikut.

Keterampilan menulis cerpen siswa yang diajarkan dengan menggunakan media audio visual bagi kelompok siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi, secara keseluruhan memiliki rentang skor 47-58 dengan skor terendah 47 dan skor tertinggi 58. Keterampilan menulis cerpen siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar

50,48, skor modus 49, skor median sebesar 50, varians sebesar 6.96 dan simpangan baku (standar Deviasi) 2.634. jumlah kelas interval k = 1 + 3,3 log 13 =

4,67 dibulatkan menjadi 5.

Perhitungannya dihitung menggunakan program spss versi 17.00.

Keterampilan menulis cerpen siswa yang diajarkan tanpa menggunakan media audio visual bagi kelompok siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi, secara keseluruhan memiliki rentang skor 36-50 dengan skor terendah 36 dan skor tertinggi 50. Keterampilan menulis cerpen siswa dalam kelompok ini mempunyai skor rata-rata (mean) sebesar 41,43, skor modus 40, skor median sebesar 42,00, varians sebesar 13,166 dan simpangan baku (standar deviasi) 3.628. kelas interval k = 1 + 3,3 log 23 = 5.49 dibulatkan menjadi 5. Perhitungannya dihitung menggunakan program spss versi 17.00. distribusi frekuensi skor keterampilan menulis pada kelompok ini dapat dilihat pada tabel berikut:

(8)

pretest sebesar 44,09; dan median sebesar 45,00.

Kelompok eksperimen merupakan kelas yang diajar dengan menggunakan media audio visual. Sebelum kelompok eksperimen diberi perlakuan, terlebih dahulu dilakukan pretest keterampilan menulis cerpen. Subjek pada pretest kelompok eksperimen sebanyak 33 siswa. Hasil tes menulis cerpen awal, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 37 dan skor terendah sebesar 25.

Hasil pengujian hipotesis skor rata-rata keterampilan menulis cerpen yang dihasilkan oleh siswa yang memiliki minat belajar menulis cerpen, apabila diajar dengan media

audio visual hasilnya lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa yang memiliki minat menulis cerpen rendah yaitu mempunyai nilai signifikan lebih rendah dari taraf nyata 0,000. Sedangkan signifikan taraf nyata yaitu

(α=0,005). Dengan begitu media audio visual

lebih sesuai diterapkan pada mereka yang memiliki minat menulis cerpen tinggi daripada yang rendah minat menulis cerpennya.

Perbedaan skor menulis cerpen siswa yang diajarkan dengan media audio visual dan siswa yang diajar tanpa menggunakan media audio visual yang memiliki minat menulis cerpen tinggi perbedaan yang sangat signifikan yaitu dari skor menulis cerpen siswa yang diajar dengan menggunakan media audio visual berada pada interval 47-58 sedangkan tanpa media audio visual berada pada interval

36-50. Dinyatakan terdapat perbedaan

signifikan antara keterampilan menulis cerpen siswa yang diajar dengan media audio visual bagi siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi dan siswa yang diajar tanpa menggunakan media audio visual bagi siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi. Artinya, media audio visual digunakan pada siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi, dan tanpa menggunakan media audio visual cocok digunakan pada siswa yang memiliki minat menulis tinggi.

Nilai skor siswa yang diajarkan dengan menggunakan media audio visual yeng memiliki minat menulis rendah skor maksimum 35 dan skor minimun 34

sedangkan nilai kelas yang diajarkan tanpa menggunakan media audio visual yang memiliki minat menulis cerpen tinggi skor maksimum 50 dan skor minimum 36, Dengan demikian dapat dinyatakan terdapat pengaruh signifikan antara keterampilan menulis cerpen siswa yang diajar dengan media audio visual bagi siswa yang memiliki minat menulis cerpen rendah dengan siswa yang diajar dengan tidak menggunakan media bagi siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi. Dengan begitu, media audio visual maupun tanpa menggunakan media sama sekali tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap keterampilan menulis cerpen pada siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi.

Keterampilan menulis cerpen siswa yang diajar tanpa menggunakan media audio visual bagi siswa yang memilik minat tinggi memperoleh skor skor 34 sedangkan bagi siswa yang memiliki minat rendah memperoleh skor 33. Dengan demikian dapat dinyatakan tidak terdapat pengaruh signifikan antara keterampilan menulis cerpen siswa yang diajar dengan tidak menggunakan media, baik bagi siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi maupun rendah. Artinya, bagi siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi maupun rendah, penggunaan maupun tanpa menggunakan media audio visual tidak mempengaruhi keterampilan menulis cerpen mereka.

(9)

efektif digunakan bagi kelompok siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama, H1 yaitu ada pengaruh yang signifikan pemakaian media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi.

Dari uji analisis yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menggunakan program SPSS 17.00 diperolah nilai thitung>ttabel yaitu 1.821 pada level sig atau p< dari 0,05 yaitu 0.47 berdasarkan uji kesimpulan bahwa hipotesis kedua yang diajukan (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima yaitu ada pengaruh yang signifikan pemakaian media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi siswa yang memiliki minat menulis cerpen rendah.

Selanjutnya hipotesis ketiga, berdasarkan uji analisis yang dilakukan dengan program SPSS yaitu menggunakan anava dua jalan diperoleh F-hitung sebesar 2.811 sementara itu F-tabel dengan db pembilang 3 dan db

penyebut 61 pada taraf α=0,05 diketahui

sebesar p 0,047 dengan mean 41,43. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis, H0

ditolak, karena nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 jika dan > Ft pada taraf nyata 0,05 dengan dk pembilang 3 dan penyebut 76. Sedangkan H1 diterima yaitu ada pengaruh

signifikan pembelajaran tanpa media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi.

Berdasarkan uji anlisis dengan menggunakan program SPSS dengan anava dua jalan diperoleh thitung> ttabel yaitu 4.439 dan F-hitung sebesar 2.811 sementara itu F-tabel dengan db pembilang 3 dan db penyebut 61 pada taraf α=0,05 diketahui sebesar p 0,047

denga mean 33,78. Jadi, berdasarkan kriteria pengujian hipotesis, hipotesis keempat yang diajukan bahwa H0 ditolak, jika Fh > Ft pada taraf nyata 0,05 dengan dk pembilang 3 dan penyebut 76. Dengan melihat hasil dari pengolahan data tersebut nilai probabilytassnya lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis yang diajukan ditolak dan H1 diterima, itu berarti ada pengaruh yang signifikan pembelajaran tanpa media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiki minat menulis rendah.

Dalam penelitian ini juga ditemukan ada interaksi pengaruh pemakaian media audio visual dan minat menulis cerpen dalam mempengaruhi keterampilan siswa dalam menulis cerpen. Ditemukan thitung>ttabelyaitu t hitung= 3.775 dengan thitung 1.697 pada taraf sig

0,05 dengan demikian hipotesis yang diajukan dapat diterima bahwasanya H0 ditolak dan H1

diterima. Berarti secara statistik ada interaksi pengaruh pemakaian media audio visual dan minat menulis cerpen dalam mempengaruhi keterampilan siswa dalam menulis cerpen.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan dapat diindikasikan bahwa pengelompokkan siswa berdasarkan minat menulis cerpen tinggi dan minat menulis cerpen rendah memberikan efek ataupun pengaruh yang berarti terhadap mempengaruhi keterampilan menulis cerpen siswa dalam penelitian ini.

(10)

memiliki minat menulis cerpen tinggi. Hal ini terbukti dengan adanya perbedaan yang sangat signifikan antara keterampilan menulis cerpen yang dihasilkan oleh kelompok siswa yang memiliki minat menulis cerpen tinggi dengan yang memiliki minat menulis cerpen rendah.

Keterampilan menulis cerpen berarti

kesanggupan siswa dalam

mengungkapkan ide, gagasan, perasaan, dan pengalamannya kepada orang lain secara tertulis dengan bahasa yang baik dan benar. Dalam kaitannya dengan pembelajaran menulis cerpen diperlukan suatu bentuk media pembelajaran yang lebih menekankan pada aspek penguasaan unsur kebahasaan dan unsur diluar kebahasaan untuk mengemukakan ide-ide, pengalaman, secara logis dalam bentuk sebuah teks cerpen.

Media pembelajaran yang dapat mengakomodasi kepentingan itu adalah dengan menggunakan media audio visual. Berdasarkan uraian dan penjelasan di atas, menunjukkan bahwa temuan dalam penelitian ini memperkuat teori yang telah diteliti oleh Sinaga (Tesis: 2011) mengatakan bahwa pembelajaran menulis cerpen dengan media pembelajaran dengan menggunakan media gambar lebih efektif dalam mempengaruhi keterampilan menulis cerpen siswa dibandingkan tanpa menggunakan media pembelajaran.

5. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada siswa kelas XII IIS SMAN 5 Pariaman: (1) terdapat pengaruh pemakaian media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiliki minat tinggi. (2) terdapat pengaruh pemakaian media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiliki minat

rendah. (3) terdapat pengaruh pembelajaran tanpa pemakaian media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiliki minat tinggi. (4) terdapat pengaruh pembelajaran tanpa pemakaian media audio visual terhadap keterampilan menulis cerpen bagi kelompok siswa yang memiliki minat rendah. (5) terdapat interaksi pengaruh antara pemakaian media audio visual dan minat menulis cerpen siswa terhadap keterampilan siswa dalam menulis cerpen.

6. DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kasmadi dan Nia Siti Sunariah. 2013.

Panduan Modern Penelitian

Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Pusat Bahasa. 2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gramedia Pustakan Utama.

Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Riyanto, Andre. 1982. Peranan Media Audio Visual dalam Pendidikan. Jakarta: Kansisus.

Safari. 2003. Evaluasi Pembelajaran.

(11)

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor

yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sumardjo, Jacob. 2007.Catatan Kecil Tentang

Menulis Cerpen. Yogyakarta.

Pustaka Pelajar.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2004. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan.Bandung. Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Kontribusi Brand Image (X1), loyalitas pelanggan (X2), dan variabel Repurchase Intention (Y) secara bersamaan yang secara langsung mempengaruhi variabel kinerja penjualan

Kayu

Pada hari ini Rabu tanggal Lima Belas bulan Agustus tahun Dua Ribu Dua Belas, Kelompok Kerja Pengadaan Barang Di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang telah

The model was built based on the current situation in the real condition, where the additional bus flow was added based on the obtained survey data from the Baranangsiang

Tabel 5.15, nilai signifikan diperoleh 0,000 lebih kecil dari 0,05, dari kedua cara tersebut maka hasil uji F pada penelitian ini disimpulkan bahwa variable Pekerjaan itu

digunakan untuk menilai kesesuaian antara roadmap riset para promotor yang diusulkan dengan tema-tema penelitian yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa dalam. kurun

Implementasi tindakan dilaksanakan dalam dua putaran (siklus), yaitu: Siklus I, peneliti melakukan kegiatan perancangan dengan melaksanaan proses penggarapan koreografi

Waktu merupakan hal yang penting dalam proses difusi inovasi. Proses keputusan inovasi pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilalui individu atau kelompok,