• Tidak ada hasil yang ditemukan

TRANSKRIPSI INFORMASI dari GEN ke RNA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TRANSKRIPSI INFORMASI dari GEN ke RNA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Secara molekular pengendalian sifat-sifat organisme oleh gen dilakukan melalui

pengendalian reaksi pada rantai metabolisme. Gen akan mengendalikan pembentukan enzim

yang berperan sebagai katalisator pada setiap tahap reaksi metabolisme, dan hasil akhir

metabolisme itu muncul sebagai sifat-sifat organisme. Gen mengendalikan pembentukan

seluruh jenis protein, dan proses pengendalikan ini disebut ekspresi gen.

Hubungan antara gen dengan protein mula-mula ditunjukkan oleh Archibald Garrod

(1902), yang mengamati penyakit alkaptonuria, suatu penyakit yang ditunjukan adanya

akumulasi senyawa asam.homogentisik pada urin penderita. Penyakit ini bersifat genetik atau

diwariskan pada generasi berikutnya, dan ternyata berhubungan dengan kerusakan enzim

penderita. Pada tahun 1941 Beadle dengan Tatum melaporkan hasil percobaan mutasi pada

Neurospora dan diperoleh informasi bahwa mutasi pada gen menyebabkan terjadinya

perubahan enzim pada mutan. Berarti satu gen berhubungan dengan satu enzim, yang

kemudian dikenal sebagai hipotesis satu gen satu enzim.

Pada tahap awal perkembangan genetik orang menduga bahwa DNA gen pada

kromosom yang menjadi model cetakan bagi pembentukan protein, namun kemudian

dibuktikan bahwa RNA yang menjadi model protein. Kemudian diketahui bahwa ekspresi

gen terbagi menjadi dua tahapan, yaitu tahapan transfer informasi genetik dari DNA ke RNA

(transkripsi), dan selanjutnya tahapan penterjemahan informasi genetik yang terdapat pada RNA ke dalam rantai polipeptida (translasi). Pada bab ini akan dijelaskan mengenai transkripsi, yang merupakan proses penyalinan runtunan basa DNA (gen) ke dalam runtunan

basa molekul RNA.

A. Utas DNA Sebagai Model untuk Sintesis RNA

Terdapat dua perangkat penting dalam transkripsi yaitu pertama utasan model cetakan, dan yang kedua enzim pengkatalisis polimerisasi RNA, yang disebut transkriptase. Pengetahuan yang didapat dari proses replikasi semikonservatif DNA, mendorong ke arah

5

BAB

TRANSKRIPSI INFORMASI

dari GEN ke RNA

(2)

pemikiran bahwa sintesis semua rantai polinukleotida, termasuk sintesis RNA, akan

memerlukan keberadaan satu rantai polinukleotida lama sebagai model cetakannya. Dalam

hal transkripsi pemikiran yang paling masuk akal ialah DNA yang ada pada kromosom

menjadi model cetakan, dan hal ini terbukti benar.

Pembuktian pertama mengenai hubungan DNA kromosom dengan RNA dilaporkan

oleh Hall dan Speigelman pada tahun 1961. Melalui percobaan hibridisasi antara DNA dan

RNA virus T2 terlihat adanya komplementasi antara molekul RNA dengan utasan DNA.

Secara garis besar percobaan dimulai dengan membiakan virus pada bakteri E.coli. Kemudian

DNA virus didenaturasi dengan suhu 1000C sehingga dihasilkan DNA utas tunggal.

Selanjutnya ke dalam tabung DNA tersebut dimasukan RNA dan dihasilkan adanya

perpasangan antara utasan DNA dengan utasan RNA. Dalam molekul hibrid DNA-RNA

virus tersebut terlihat adanya perpasangan basa yang sempurna antara kedua rantai DNA

dengan RNA tersebut. Hal ini dijadikan bukti bahwa RNA virus dibentuk oleh DNAnya.

Dalam proses transkripsi dari dua utasan DNA pada suatu gen hanya satu yang

digunakan untuk membentuk RNA; dan RNA akan mempunyai runtunan basa yang

antiparalel terhadap runtunan basa DNA yang menjadi model cetakannya (Gambar 5.1).

Pembuktian hal ini dilakukan melalui percobaan hibridisasi DNA-RNA virus SP8. Bila DNA

virus utas ganda didenaturasi akan terbentuk DNA utas tunggal, dan bila kemudian

direnaturasi secara pelahan utasan-utasan tersebut dapat kembali membentuk heliks ganda.

Dalam percobaan, saat proses renaturasi ke dalam tabung dimasukan RNA yang diproduksi

virus SP8, dan hasilnya terjadi perpasangan antara salah satu ruas DNA dengan RNA,

sedangkan utasan lain tetap dalam utas tunggal. Hal ini menunjukkan bahwa hanya satu dari

dua utasan DNA utas ganda yang digunakan sebagai model cetakan, menghasilkan RNA.

sedangkan utasan yang lainnya merupakan utas pendamping (Gambar 5.1). Dengan sistem

transkripsi seperti ini maka dari satu gen hanya ada satu RNA yang dihasilkan, dan berarti

--AAG TCA TGT TCA CTA CGA TGC GTC

---TTC AGT ACA AGT GAT GCT ACG CAG

---UUC AGU ACA AGU GAU GCU ACG CAG

Gambar 5.1. RNA merupakan hasil transkripsi dari utas cetakan. RNA antiparalel terhadap utas cetakan

DNA

RNA

(3)

selanjutnya hanya satu protein yang akan dihasilkan melalui translasi. Hal ini menunjukan

kekhasan produk gen.

Proses pemilihan utas model dan utas cetakan dilakukan oleh enzim transkriptase. Secara kimia sebenarnya kedua ruas tunggal DNA dapat digunakan sebagai model cetakan.

Sintesis RNA secara in vitro, atau dalam tabung percobaan di luar sel inang, dengan

menggunakan dua utasan DNA virus T2 yang telah dipisahkan melalui proses denaturasi,

menunjukan bahwa kedua utasan DNA tersebut dapat menghasilkan RNA. Hal ini ditunjukan

dengan dapat terbentuknya hibrid DNA-RNA antara kedua utasan DNA T2 tersebut dengan

RNA T2 yang dihasilkan secara in vitro. Namun bila sintesis RNA T2 dilakukan secara in

vivo (RNA dihasilkan dalam sel inang setelah DNA T2 diinfeksikan terlebih dahulu kedalam

E. coli), ternyata RNA in vivo tersebut dapat berpasangan hanya dengan salah satu utas DNA

saja. Berarti dalam sintesis secara in vivo enzim transkriptase yang ada dalam sel mempunyai

kemampuan membedakan kedua utasan DNA menjadi utas cetakan dan utas pendamping.

Pembedaan utasan ini dilakukan oleh transkriptase dengan cara mengenali promotor, yaitu titik awal transkripsi.

Wilayah DNA yang digunakan sebagai model cetakan dalam transkripsi RNA ialah

ruas yang dibatasi oleh promotor sebagai titik awal transkripsi dan terminator sebagai titik akhir transkripsi. Ruas yang terdapat antara promotor dan terminator disebut ruas penyandi, dan gen terletak pada ruas penyandi ini (Gambar 5.2). Promotor merupakan rangkaian

nukleotida yang tersusun sedemikian rupa sehingga dapat menjadi isyarat bagi faktor sigma

(satu komponen transkriptase) untuk membawa holoenzim transkriptase ke titk awal

DNA

(4)

tanskripsi untuk mulai bekerja mensintesis RNA. Terminator juga merupakan rangkaian basa

dengan susunan tertentu, yang berfungsi memberi tanda pada transkriptase untuk

menghentikan sintesis RNA.

Promotor dan terminator akan mempunyai makna seperti di atas seandainya dibaca

dari arah tertentu, dan tidak bermakna bila dibaca dari arah sebaliknya. Sebagai contoh pada

promotor E. coli terdapat tiga wilayah penting, yaitu kotak –35, kotak –10 dan titik awal

(lihat Gambar 5.5, dan penjelasannya). Wilayah tersebut bermakna seandainya dibaca dari

arah ujung 3’OH. Berdasarkan arah pembacaan promotor dan terminator maka transkriptase

akan dapat menentukan utasan mana dari dua utasan DNA yang akan dijadikan sebagai

model cetakan, yaitu dengan urutan promotor akan lebih dekat ke ujung 3 dan terminator

dekat ke ujung 5'. Hal ini merupakan konsekueansi pertumbuhan 5'→3' pada sintesis

polinukleotida sehingga utasan model harus dibaca dari 3' ke arah 5'. Dengan demikian kedua

utasan DNA dapat menjadi utas cetakan atau utas pendamping, pada gen-gen yang berbeda,

tergantung arah promotor dan terminatornya (Gambar 5.2).

B. Enzim Transkriptase

Perangkat yang kedua ialah enzim transkriptase yaitu suatu enzim yang berperan

dalam polimerisasi RNA, atau perangkaian nukleotida-nukleotida menjadi suatu rantai RNA.

Ditemukan pertama kali oleh Grunberg-Manago dan Ochoa pada 1955, dan terbukti bahwa

enzim ini memerlukan utasan DNA sebagai model dalam pembentukan RNA.

Terdapat berbagai struktur transkriptase, yang berbeda-beda antara bakteri dan

eukariot, yang juga berbeda dalam proses kerjanya. Yang paling rinci dipelajari adalah

transkriptase E. coli.. Pada bakteri E. coli ada subunit-subunit protein yang menyusun

holoenzim dan faktor-faktor yang tidak termasuk pada holoenzim. Holoenzim terbagi atas

Tabel 5.1. Protein dan subunit penusun transkriptase

Subunit Fungsi Faktor sigma Pengenalan promotor

Holoenzim : ω

β Penempelan pada DNA

β’ Situs katalisis polimerisasi RNA α

Faktror lain :

nus-A Pengenalan terminator faktor ρ (rho) Mengakhiri transkripsi Gambar 5.3. Skema holoenzim

(5)

enzim inti dan faktor sigma. Enzim inti disusun oleh 5 subunit yaitu (ω, β, β',2α). Antara

subunit-subunit tersebut tidak terdapat ikatan kovalen, mereka dihubungkan oleh ikatan

sekunder (Tabel 5.1 dan Gambar 5.3). Satu subunit lain, yaitu faktor sigma (σ), akan

bergabung dengan enzim inti membentuk holoenzim, yang mempunyai bobot total sekitar

450000 dalton. Garis tengah holoenzim berukuran sekitar 100 A0 dengan panjang sekitar 30

pasang-basa dupleks DNA; tetapi pada kenyataannya sanggup melingkupi sekitar 60

nukleotida.

Sintesis polimerisasi RNA dilakukan oleh enzim inti, sedangkan faktor sigma

berfungsi mengenali promotor. Polimerisasi RNA dapat dilakukan oleh enzim inti tanpa

faktor sigma. Namun enzim inti ini tidak mampu mengenali dengan tepat promotor, dan

untuk mengenalinya diperlukan faktor sigma. Percobaan sintesis RNA secara in vitro

menunjukkan bahwa bila enzim yang digunakan untuk sintesis adalah enzim inti tanpa sigma

maka RNA yang dihasilkan tidak selalu sama ukurannya, dan bila enzim yang digunakan

adalah holoenzim ternyata RNA yang dihasilkan mempunyai ukuran sama. Hal ini menun

jukan bahwa tanpa faktor sigma, enzim inti dapat melakukan penyalinan basa DNA menjadi

RNAsintesis RNA, tetapi tidak dapat memulai penyalinan tersebut pada situs yang tepat,

karena faktor sigma yang dapat mengenali dengan tepat situs tersebut.

Terdapat dua subunit lain yaitu faktor rho dan nusA, yang ikut dalam proses

transkripsi tetapi bukan penyusun holoenzim transkriptase. Protein nusA akan menempel

pada enzim inti menggantikan faktor sigma, dan kemungkinan berfungsi dalam sintesis

perpanjangan rantai RNA. Faktor rho akan menempel pada enzim inti untuk menghentikan

sintesis RNA, dan membebaskan transkriptase dari DNA dan RNA yang dihasilkan. Tetapi

tidak semua proses sintesis RNA memerlukan faktor rho, hal ini akan dijelaskan kemudian.

Transkripsi merupakan proses sintesis pembentukan rantai RNA, melalui proses

pembacaan runtunan basa DNA model, dan menyalinnya menjadi runtunan basa RNA.

Terdapat tiga peristiwa penting dalam proses transkripsi yaitu inisiasi, sintesis perpanjangan

RNA, dan proses akhir transkripsi (Gambar 5.4).

A. Inisiasi Transkripsi pada Promotor

Proses inisiasi akan menentukan apakah suatu gen akan dapat ditranskripsikan atau

(6)

dengan pengenalan promotor oleh faktor sigma, dilanjutkan dengan penempelan enzim inti

pada promotor, dan pengudaran pilinan heliks ganda untuk memulai sintesis RNA (Gambar

5.4 dan 5.5). Terdapat hubungan khusus antara satu jenis faktor sigma dengan satu jenis

promotor, interaksi ini akan menentukan kemampuan faktor sigma mengenali promotor.

Promotor E. coli merupakan promotor yang paling banyak dipelajari, dan menjadi

model promotor bakteri. Promotor ini mempunyai ukuran sekitar 40 pasang basa, dengan tiga

titik penting yaitu kotak -35, kotak -10 dan titik awal transkripsi (Gambar 5.5). Kotak –35

mempunyai makna bahwa pada sebagian besar organisme titik tengah kotak tersebut terdapat

pada basa yang berjarak 35 pasang basa ke arah hulu dari titik awal transkripsi, hal yang sama

berlaku untuk kotak -10. Antara kotak -35 dengan kotak Pribnow dipisahkan (dalam 90%

kasus) oleh 16 sampai 18 pasang nukleotida.

Kotak -35 dan kotak -10 terdiri dari beberapa pasang basa, dan runtunannya hampir

sama untuk berbagai individu, atau disebut runtunan konsensus, sedangkan bagian lainnya

mempunyai runtunan basa yang bervariasi. Kotak –35, dengan rangkaian konsensus Gambar 5.4. Skema Proses translasi, dimulai dengan insiasi translasi (faktor σ

membawa enzim inti ke promotor, dan diakhiri dengan lepasnya enzim transkriptase pada teminaotor dengan bantuan nusA dan faktor ρ

Promotor Gen Terminator

Inisiasi : Transkriptase menempel pada promotor

σ

Enzim inti Ribonukleotida

Ribonukleotida

RNA

DNA

nusA

Akhir transkripsi pada terminator

(7)

5'TGTTGACA3', mempunyai fungsi sebagai isyarat penempelan buat transkriptase pada

DNA. Isyarat ini dapat dikenali oleh faktor sigma, salah satu subunit dari transkriptase, yang

akan menggiring enzim ini agar dapat menempel pada tempat yang tepat

Kotak -10, yang juga disebut kotak Pribnow dengan rangkaian konsensus

5'TATAAT3', merupakan tempat awal transkriptase mengudar pilinan heliks ganda DNA

menjadi dua utas tunggal. Kotak –10 yang disusun oleh rangkaian pasangan basa AT,

pasangan dengan ikatan hidrogen paling lemah, menjadikan wilayah ini utas-gandanya paling

mudah dipisahkan. Terbentuknya utas tunggal merupakan syarat untuk dapat dilakukannya

proses transkripsi.

Yang terakhir yaitu titik awal transkripsi, yang merupakan basa pertama yang

ditranskripsikan menjadi RNA (Gambar 5.5). Sebagian besar dari gen menunjukkan bahwa

titik awal itu merupakan basa purin pertama yang mempunyai jarak sekitar tujuh basa dari

kotak Pribnow. Cukup sering ditemukan bahwa titik awal merupakan titik tengah rangkaian

tiga basa CAT.

B. Proses Sintesis Perpanjangan RNA

Setelah transkriptase mengenali isyarat awal dan beberapa ribonukleotida

dirangkaikan, maka selanjutnya akan berlangsung proses perpanjangan RNA. Dalam proses 3’---TTGACA---TATAAT----CAT---5’

Kotak -35 Kotak -10 Titik awal

Transkriptase

RNA

DNA

DNA

DNA DNA

(8)

pemanjangan ini faktor sigma tidak diperlukan lagi dan akan terlepas dari enzim inti, dan

kemungkinan diganti oleh protein lain yaitu nusA (Gambar 5.4). Setelah lepas dari faktor

sigma, yang cara kerjanya sangat teliti dalam memeriksa runtunan basa, enzim inti

transkriptase akan berjalan lebih cepat.

Terdapat tiga pekerjaan yang dilakukan oleh inti transkriptase, yaitu membuka pilinan

heliks DNA, melakukan sintesis RNA, dan memulihkan kembali pilinan heliks DNA

(Gambar 5.6). Ketiga kegiatan ini dilakukan berkat adanya tiga situs aktif pada enzim

tersebut. Situs penguraian heliks DNA terletak setara dengan 12pb ruas DNA dari ujung

muka transkriptase, sedangkan situs pemulihan pilinan terletak sekitar 17pb ke hilir dari situs

pengurai heliks. Pada selang antara kedua situs ini akan terbentuk DNA utas tunggal

setempat, dan pada salah satu utas, yaitu ruas DNA cetakan akan terjadi proses polimerisasi

RNA, setiap basa A, T, C, dan G pada DNA akan disalin menjadi U, A, G, dan C pada RNA.

Proses sintesis ini akan berjalan mulai dari titik awal transkripsi pada promotor, sampai pada

terminator (Gambar 5.4). Protein nusA, diketahui akan bergabung setelah faktor sigma

memisahkan diri dari enzim inti. Kemungkinan selain dalam proses; perpanjangan rantai

RNA nusA berperanan dalarn mengenali isyarat akhir transkripsi atau terminator.

C. Terminator dan Proses Akhir Transkripsi

Terminator merupakan rangkaian nukleotida DNA yang merupakan isyarat bagi

transkriptase untuk mengakhiri proses transkripsi. Terdapat dua jenis terminator, yaitu

terminator yang memerlukan faktor rho dan terminator tanpa faktor rho. Pada terminator jenis

Situs pengudaran pilinan heliks ganda Situs pemulihan

pilinan heliks ganda

Situs DNA utas pendamping

Situs polimerisasi RNA Situs hibrid

DNA-RNA

DNA

RNA

10 pb

Situs DNA utas model

Transkriptase

arah pergerakan transkriptase

(9)

pertama transkriptase akan berhenti bekerja dan tetap berada pada DNA sampai datang faktor

rho yang akan memisahkan DNA dari transkriptase serta RNA yang baru dibentuknya.

Sedangkan pada terminator tanpa faktor rho setelah transkriptase mencapai terminator dan

proses transkripsi berhenti, maka kemudian RNA dan enzim transkriptase akan terlepas dari

DNA.

Semua terminator yang dipelajari pada prokariot mengandung dua rangkaian ulang

balik, yaitu rangkaian pasangan nukleotida yang runtunannya merupakan kebalikan dari

runtunan rangkaian yang lain. Dalam satu utasan DNA, satu rangkaian akan merupakan

pasangan antiparalel dari rangkaian yang lain seandainya dibaca dari arah yang berlawanan.

Akibatnya kedua rangkaian tersebut dapat berpasangan satu sama lain. Kedua ruas ulang

balik ini dipisahkan oleh sejumlah basa, misal pada terminator yang terdapat pada ruas

pengawal operon triptofan (trpL) masing-masing ruas ulang baliknya disusun oleh tujuh

pasang basa, dan kedua ruas tersebut dipisahkan oleh 7 pasang basa. (Gambar 5.7).

Basa-basa terminator akan ditranskripsikan ke dalam RNA. Karena adanya dua

rangkaian ulang balik yang dipisahkan oleh sejumiah nukleotida maka pada RNA akan

terdapat dua ruas yang berpasangan, dan bila hal ini terjadi maka akan ditemukan adanya

struktur seperti jepit rambut, yaitu dua batang yang berpasangan yang dihubungkan oleh satu

simpul. Struktur jepit rambut ini memberi isyarat kepada transkriptase untuk mengakhiri

pekerjaannya dalam sintesis RNA. Isyarat tersebut mungkin dapat berupa memperlambat atau

menghentikan pergerakan transkriptase sepanjang utasan DNA.

Pada terminator tanpa faktor rho disamping adanya ruas ulang balik juga terdapat

DNA

RNA

Gambar 5.7. Struktur terminator, yang mengandung ruas ulang balik, sehingga dihasulkan struktur jepit rambut pada RNA

Ruas ulang balik

(10)

rangkain pasangan basa poliAT, yang letaknya tepat dihilir ruas ulang balik yang terakhir

(Gambar 5.7). Rangkaian basa A terdapat pada ruas cetakan DNA, sehingga akan

ditranskripsikan menjadi poli-U pada RNA tepat setelah struktur jepit rambut. Jadi setelah

mentranskripsikan poli-AT maka pada situs hibrid DNA-RNA pada transkriptase akan

terdapat pasangan hibrid poliAU. Seperti diketahui bahwa pasangan poliAU merupakan

pasangan yang paling lemah, maka hibrid DNA-RNA ini akan mudah lepas. Jadi dengan

mekanisme ini proses pemisahan antara DNA, RNA, dan transkriptase terjadi pada saat akhir

proses transkripsi.

Terminator dengan faktor rho tidak mengandung ruas poliAT sebagai penutupnya;

jadi pada akhir transkripsi tidak akan ada pasangan poliAU pada pasangan hibrid DNA-RNA.

Setelah terbentuk struktur jepit rambut transkriptase akan mengakhiri proses transkripsi,

tetapi kompleks DNA-RNA- transkriptase belum dapat terpisah. Diperlukan jasa faktor rho,

yaitu suatu protein yang merupakan subunit transkriptase, yang akan berperan memisahkan

DNA, RNA, dan transkriptase dari kompleks yang terbentuk selama transkripsi.

Terdapat empat jenis RNA yang dihasilkan melalui transkripsi, yaitu mRNA, tRNA,

rRNA dan snRNA. Tiga RNA pertama merupakan RNA yang berperanan dalam proses

translasi, sedangkan snRNA terdapat hanya pada inti eukariot dan berperan pada regulasi.

A. RNA duta (mRNA)

RNA duta atau mRNA (messenger RNA) adalah RNA yang menjadi model cetakan

dalam proses penyusunan asam-amino menjadi rantai protein pada saat translasi. Dinamakan

RNA duta karena molekul ini merupakan penghubung DNA dengan protein; seolah-olah

membawa pesan berupa informasi genetik dari DNA kepada protein. Dalam proses

transkripsi rangkaian basa utas DNA menjadi cetakan dalam menyusun basa-basa mRNA,

selanjutnya dalam proses translasi sintesis protein rangkaian basa-basa mRNA ini

diterjemahkan menjadi rangkaian asam-amino rantai polipeptida.

Tabel 5.2. Perbandingan kandungan 3 jenis RNA di dalam sel serta gen penyandinya

Persentase gen penyandinya Jenisi RNA Persentase

dalam sel Bakteri Eukariot

mRNA 2 % 90 % 60 %

tRNA 10 %

rRNA 88 %

10 % 40 %

(11)

Rantai mRNA disandikan oleh gen ruas khas, yang merupakan gen paling dominan

dalam genom organisme, sekitar 90% pada bakteri dan 60% dalam eukariot (Tabel 5.2).

Tetapi walaupun gen yang membentuknya terdapat dominan di dalam genom, kuantitas

mRNA merupakan yang paling sedikit di dalam sel, yaitu sekitar 2%. Hal ini terjadi karena

mRNA tidak dibutuhkan untuk berada secara permanen didalam sel. Satu jenis mRNA

diperlukan selama protein yang disandikannya harus diproduksi, dan bila kuantitas protein

tersebut sudah mencukupi maka mRNA tersebut harus diuraikan menjadi

nukleotida-nukleotida bebas. Bentuk mRNA yang linear menjadikannya peka terhadap enzim

ribonuklease dan mRNA akan diuraikan ke dalam mononukleotida.

Informasi genetik yang dibawa oleh mRNA terdapat pada runtunan basa yang

dikandungnya. Setiap jenis kombinasi tiga basa yang berdampingan mengandung sandi

genetik tertentu (disebut kodon), yang dapat diterjemahkan menjadi satu jenis asam-amino

tertentu dalam proses translasi. Oleh karena itu rantai mRNA dapat dipandang sebagai

rangkaian kodon yang dapat diterjemahkan menjadi runtunan asam-amino. Penterjemahan

mRNA menjadi protein dimulai pada kodon awal (AUG) dan diakhiri pada kodon akhir

(UAA, UAG atau UGA). Ruas antara kodon awal dan kodon akhir ini disebut ruas penyandi

protein, dan ruas inilah yang sebenarnya setara dengan gen. Penjelasan lebih rinci mengenai

kodon dan sandi genetik akan ditemukan pada pokok Bahasan berikutnya

Keragaman panjang rantai mRNA berhubungan dengan banyaknya ruas penyandi

polipeptida yang terkandung pada mRNA tersebut serta panjang polipeptida yang akan

dibentuk. mRNA eukariot umumnya hanya mengandung satu ruas penyandi (mRNA

monogen) sedangkan pada mRNA prokariot sering ditemukan lebih dari satu ruas penyandi

(mRNA poligen).

B. RNA transfer (tRNA)

Berbeda dari mRNA yang linear, tRNA mempunyai struktur tiga dimensi (Gambar

5.7), sehingga tRNA lebih stabil dan berumur cukup panjang di dalam sel. Dalam translasi

tRNA mempunyai dua fungsi yaitu pertama menterjemahkan kodon yang terdapat pada

mRNA menjadi satu jenis asam-amino, dan yang kedua sebagai pengangkut asam-amino dari

sitoplasma ke dalam kompleks translasi. Yang dimaksud dengan kompleks translasi ialah

asosiasi mRNA tRNA dan ribosom pada saat berlangsungnya translasi. Struktur tRNA

mendukung kedua fungsi tersebut. Kemampuan menterjemahkan ini dipunyai oleh tRNA

berkat adanya antikodon yang merupakan komplemen dari kodon mRNA, serta berkat

(12)

Struktur primer tRNA merupakan rantai polinukleotida linear dengan ukuran panjang

setara dengan 73 sampai 93 nukleotida (dengan berat molekul total antara 25 sampai 30 kdal).

Pada molekul tRNA dikandung nukleotida dengan basa-basa yang tidak umum, atau

termodifikasi pada proses pascatranskripsi. Pada rantai nukleotida tRNA terdapat ruas-ruas

dengan runtunan basa yang antiparalel satu dengan lainnya, sehingga dapat berpasangan

membentuk struktur sekunder.

Semua jenis tRNA, walaupun mempunyai kandungan basa yang berbeda, tetap

mempunyai model struktur sekunder yang sama, yaitu struktur daun semanggi (Gambar 5.8).

Struktur sekunder tersebut mempunyai satu batang dengan tiga cabang berutas ganda, yang

dibentuk oleh perpasangan basa antar ruas. Pada ujung ketiga cabang terdapat simpul yang

dibentuk oleh rangkaian nukleotida yang bebas tidak berpasangan dengan jumlah basa dalam

simpul antara tujuh sampai dua belas. Sesuai dengan basa yang dikandungnya ketiga simpul

tersebut diberi nama sebagai simpul TψC terdiri dari 7 basa, simpul antikodon mengandung 7

basa, dan simpul D mengandung 8 sampai 12 basa. TψC mengandung rangkaian basa

5'TψCG3' yang berfungsi dalam penempelan tRNA pada ribosom. Pada simpul antikodon

terdapat rangkaian tiga basa antikodon yang berfungsi untuk membaca kodon pada mRNA.

Pada bagian tangkai semua basa berpasangan kecuali empat nukleotida yang terdapat

pada ujung 3’. Rangkaian basa keempat nukleotida itu selalu sama untuk berbagai tRNA

yaitu 3’ACCPy5', yang berfungsi sebagai tangkai penerima asam-amino. Pada bagian ujung

3'ACCPy5' akan menempel asam-amino, yang akan dibawa tRNA menempel pada ribosom. Gambar 5.8. Struktur trNA (a) struktur sekunder (a) dan (b) struktur tersier

Simpul antikodon Simpul variasi

Simpul D

Tangkai asam amino

(13)

Selain batang dan tiga cabang terdapat satu simpul berukuran kecil yang terletak pada

sudut antara tangkai TψC dengan tangkai antikodon, biasa disebut simpul variasi. Banyaknya

basa yang terletak pada simpul tersebut beragam dari satu jenis tRNA dengan jenis tRNA

yang lain, sehingga memberikan keragaman bentuk akhir tRNA. Struktur tersier tRNA

terbentuk akibat terjadinya perpasangan pada simpul TψC dengan basa pada simpul D.

Struktur tersier tRNA mempunyai bentuk yang menyerupat huruf Γ, dengan sudut huruf Γ

ditempati oleh simpul TψC, dan pada kedua ujung bebas ditempati simpul antikodon dan

tangkai penerima asam-amino (Gambar 5.8).

C. RNA Ribosom (rRNA)

RNA yang ketiga yang ikut terlibat dalam proses sintesis protein yaitu RNA ribosom

(rRNA). RNA ini merupakan RNA terbanyak, sekitar 83%, dari RNA yang dikandung suatu

sel. Besarnya jumlah rRNA dalam sel karena molekul rRNA bersifat stabil, berukuran besar,

dan jumlah ribosom di dalam sel sangat banyak. Ribosom merupakan organel selular yang

sangat penting, terdapat dalam semua sel mahluk hidup, berperan dalam sintesis rantai

protein, yaitu sebagai tempat pertemuan mRNA dengan tRNA pembawa asam-amino.

Ribosom disusun oleh dua subunit yaitu ribosom kecil dan ribosom besar, yang

kedua-duanya disusun oleh protein dan rRNA. Kedua subunit tersebut dicirikan oleh

ukurannya yang besarannya ditentukan dengan kecepatan pengendapan. kecepatan Subunit

rRNA5S

Gambar 5.9 Ribosom bakteri dan eukariot beserta komponen-komponen penyusunnya

rRNA23S rRNA16S rRNA5S

rRNA28S

rRNA5.8S rRNA18S Ribosom

bakteri

Ribosom eukariot

70 S

50 S 30 S

80 S

(14)

kecil ribosom prokariot berukuran 30 S, dan subunit besar berukuran 50 S, sedangkan

keseluruhannya berukuran sama dengan 70S. Ribosom eukariot mempunyai ukuran lebih

besar, ukuran totalnya 80S dengan subunitnya 60S dan 40S (Gambar 5.9)

Pada E. coli terdapat tiga jenis rRNA, yaitu rRNA16S pada subunit 30S, dengan

panjang rantai setara dengan 1542 nukleotida, kemudian pada subunit 50S diperoleh

rRNA23S yang mengandung 2904 nukleotida, dan rRNA5S dengan 120 nukleotida. Ribosom

eukariot mengandung rRNA yang lebih besar dibandingkan dengan yang dikandung oleh

prokariot. Pada keseluruhan ribosomnya terdapat empat jenis rRNA, satu molekul, yaitu

rRNA 18S (17S pada khamir), terdapat pada subunit ribosom 40S, dan tiga molekul lainnya,

yakni rRNA28S (25S pada khamir), serta dua molekul kecil rRNA 5,8S dan 5S terdapat pada

subunit 60S. Pada ribosom mitokondria terdapat hanya dua molekul rRNA.

Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti mengenai fungsi rRNA, mengapa begitu

besar masa rRNA dalarn ribosom. Tetapi kita percaya bahwa banyaknya basa yang tidak

berpasangan pada rRNA berhubungan dengan proses penempelan molekul RNA yang lain

pada ribosom. Beberapa basa dekat ujung 3' pada rRNA 16S dapat membentuk pasangan basa

temporer dengan situs Shine-Dalgarno molekul mRNA; yang merupakan situs pengenalan

mRNA oleh ribosom. Begitu pula ruas rRNA dapat berinteraksi dengan semua tRNA tanpa

kecuali selama penempelan tRNA pada ribosom. Juga basa-basa rRNA mungkin membentuk

pasangan yang berhubungan dengan terbentuknya kompleks RNA- protein yang terlibat

dalam menuntun proses sintesis protein baru didalarn sel.

Gen diekspresikan melalui peranan dalam pengendalian sifat-sifat organisme. Peran ini dijalankan melalui pengendalian proses pembentukan protein dan enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi kimia pada berbagai tahapan metabolisme. Gen diekspresikan melalui dua tahapan yaitu transkripsi dan translasi. Transkripsi adalah penyalinan informasi dari gen kedalam molekul RNA, yang dalam pelaksanaannya adalah berupa penyusunan basa-basa pada rantai RNA dengan menggunankan runtunan basa DNA gen sebagai modelnya. Translasi adalah penterjemahan informasi berupa runtunan basa RNA menjadi rangkaian asam-amino pada protein.

Dalam transkripsi terdapat dua perangkat yaitu ruas DNA yang menjadi model, dan enzim transkriptase yang mengkatalisis proses sintesis RNA. Ruas DNA yang dijadikan model atu juga disebut ruas penyandi ialah ruas yang dibatasi oleh promotor dan terminator. Promotor ialah segmen DNA yang berfungsi sebagai tanda bagi enzim transkriptase untuk mengawali proses transkripsi atau penyalinan basa DNA menjadi basa RNA. Terminator ialah segmen DNA yang menjadi tanda untuk berakhirnya proses transkripsi. Panjang ruas antara promotor dan terminator (ruas penyandi) akan sama dengan panjang RNA yang dihasilkan.

(15)

Terdapat empat jenis RNA hasil transkripsi yaitu mRNA, tRNA, rRNA, dan snRNA. Tiga RNA selain snRNA berperanan dalam proses translasi atau sintesis protein. mRNA berperan sebagai model untuk menyusun runtunan asam-amino rantai polipeptida atau protein. tRNA berperan sebagai pengangkut asam-amino dan penterjemah rangkaian kodon-kodon yang terdapat pada mRNA menjadi rangkaian asam-amino. rRNA berfungsi sebagai rangka ribosom dan mengenali tRNA dan mRNA.

Pilih jawaban A, B, C, atau D yang benar, atau pilih A bila 1&2 benar, B bila 1&3 benar, C bila 2&3 benar, dan D bila 1&2&5 benar

1. Ekspresi gen merupakan proses molekular pengendalian suatu sifat oleh suatu gen. Hal ini dilakukan melalui

1.Pengendalian proses metabolisme 2.Pengendalian pembentukan enzim 3.Pengendalian pembentukan RNA

A, B, C, D

2. Gen diekspresikan melalui proses 1. Replikasi

2. Transkripsi 3. Translasi

A, B, C, D

3. Yang dibentuk pada proses transkripsi dan berperanan dalam proses translasi adalah

1. mRNA

2. tRNA 3. rRNA

A, B, C, D

4. RNA yang keberadaannya permanen di dalam sel ialah

1. mRNA

2. tRNA 3. rRNA

A, B, C, D

5. mRNA mempunyai sifat dan peran berikut 1. mempunyai struktur linear

2. berperan sebagai model dalam pembentukan protein 3. dalam sel dibentuk saat diperlukan untuk translasi A, B, C, D

6. tRNA berperan sebagai

1. model untuk merangkaikan asam amino

2. penterjemah kodon-kodon yang ada pada mRNA 3. pengangkut asam-amino saat translasi

A, B, C, D 7. rRNA berperan sebagai

1. kerangka ribosom

2. pengenal mRNA saat translasi 3. pengenal tRNA saat translasi A, B, C, D

(16)

8. Enzim yang berperan dalam proses ekspresi gen adalah A. Polimerase DNA I

B. Polimerase DNA III C. Transkriptase D. Ligase

9. Pada proses transkripsi akan dilakukan penyalinan basa-basa DNA manjadi basa RNA, yang akan dimulai pada

A. titik ori B. promotor C. kodon awal

D. terminator

Albert B, Bray D, Lewis J, Raff M., Robert K, and Watson J. 1994. Molecular Biology of the

Cell. Fourth Edition. Garland Publishing Inc. New York and London.

Ayala FJ, Keger JA. 1984. Modern Genetics. Second Edition. The Benjamin/Cummings Co.

Inc. Menlo Park, CA

Beadle GW and Tatum EL. 1941. Genetic control of biochemical reactions in Neurospora.

Science 27: 499-506.

Crick FHC, 1966. Codon-anticodon pairing: the wobble hypothesis. J.Mol.Biol. 19: 548-550

Jusuf M. 2001. Genetika I, Struktur dan Ekspresi Gen, Sagung Seto. Jakarta.

Lewin B. 1990. Genes IV. Oxford University Press. Oxford

Niremberg MW and Leader P. 1964. The effect of trinucleotides upon the binding of sRNA to

ribosomes. Sciences 145: 1399-1407

Russel PJ. 1996. Genetics. Fourth Edition. Harper Collins College Publisher. New York.

Stryer L. 1995. Biochemistry. WH Freeman and Company. New York.

Watson JD, Hopkins NH, Robert JW, Steiz JA, Weiner AM. 1987. Molecular Biology of the

Gene. Fourth Edition.Benjamin/Cummung Co. Inc., Menlo Park CA.

Zubay G. 1987. Genetics. The Benjamin Cummings Publishing Company Inc. Menlo Park,

California

Zubay G and Marmur (Eds) 1973. Papers in Biochemical Genetics. Secod Edition. Holt,

Rinehart and Winston. New York.

Gambar

Gambar 5.2. Ruas penyandi transkripsi dibatasi oleh promotor (arah 3’OH) dan terminator (arah 5’P)
Tabel 5.1. Protein dan subunit penusun transkriptase
Gambar 5.4.  Skema Proses translasi, dimulai dengan insiasi translasi (faktor σ membawa enzim inti ke promotor, dan diakhiri dengan lepasnya enzim transkriptase pada teminaotor dengan bantuan nusA dan faktor ρ
Gambar 5.5. Inisiasi transkripsi pada promotor kotak-35, membuka pilinan DNA pada kotak –10, dan  memulai sintesis RNA pada titik E.coli
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kedalaman current rose pada kedalaman 100 meter s/d 250 meter kecepatan dan arah arus cenderung menuju ke selatan dan barat daya, hal ini dipengaruhi oleh

Akan tetapi dengan kelas Maya yang diperkaya dengan TIK, Anda memiliki kebebasan dalam menentukan waktu yang tepat kapan Anda belajar dan tempat Anda belajar, selama

Hubungan hukum dan tanggung jawab pelaku usaha di bidang hukum konsumen dalam industri otomotif antara pelaku usaha dengan konsumen didasrkan pada tanggung

Artikel tentang “Modifikasi gigi manusia Binangun dan Leran: Temuan baru di kawasan Pantai Utara Kabupaten Rembang, Jawa Tengah”, selain merupakan data baru yang

Proses penyangraian akan menghasilkan aroma yang khas dari kopi dan akan menyebabkan perubahan pada biji kopi serta terjadi perubahan warna, aroma, rasa dan volume dari biji

Dengan memiliki fasilitas knowledge repository, secara tidak langsung akan membantu perusahaan dalam menjaga informasi perusahaan dan knowledge perusahaan, seperti

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanolik daun Awar-awar (Ficus septica Burm. f.) terhadap pemacuan apoptosis sel kanker payudara MCF-7.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Akbar dan Munawaroh (2014) menjelaskan bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap penyaluran