BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pangan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang cukup mendasar,
dianggapnya strategis dan sering mencakup hal-hal yang bersifat emosional dan
bahkan politis. Terpenuhinya kebutuhan pangan secara kuantitas dan kualitas
merupakan hal yang sangat penting bagi landasan pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dalam jangka panjang (Amang, 1993).
Pangan pokok ialah pangan yang muncul dalam menu sehari-hari,
mengambil porsi terbesar dalam hidangan dan merupakan sumber energi yang
terbesar. Sedangkan pangan pokok utama ialah pangan pokok yang dikonsumsi
oleh sebagian besar penduduk serta dalam situasi normal tidak dapat diganti oleh
jenis komoditi lain (Khumaidi,1997).
Dalam pembangunan nasional, sektor pertanian pangan menempati
prioritas penting. Keadaan ini tercermin dari berbagai bentuk intervensi yang
dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi
pemerintah di sektor pertanian dan pengairan riset dan pengembangan teknologi
usaha tani maupun kebijaksanaan harga. Intervensi tersebut antar lain ditujukan
memecahkan masalah pangan nasional, yaitu penyediaan pangan yang merata di
seluruh tanah air serta terjangkaunya daya beli masyarakat (Amang, 1993).
Peningkatan jumlah penduduk dan perbaikan kesejahteraan masyarakat
Indonesia mendorong laju kebutuhan konsumsi pangan. Kecukupan penyediaan
pangan sangat penting artinya dalam rangka mempertinggi taraf hidup, kecerdasan
merupakan prioritas pembangunan utama. Masalah pangan tidak menjadi sebuah
permasalahan jika dalam penyediaannya mampu mencukupi konsumsi penduduk.
Dalam hal ini pangan selalu tersedia dan tersebar merata di seluruh wilayah
pemukiman penduduk, serta semua penduduk mampu membeli pangan yang
dibutuhkan (Sumodiningrat, 2001).
Beras adalah hasil olahan dari produk yang disebut padi (Oryza sativa, l),
sejak kapan mulai dijadikan bahan makanan oleh manusia tidaklah ada dokumen
tertulis yang menyebutkannya. Tetapi yang pasti manusia telah memanfaatkannya
sejak ribuan tahun yang lalu (Khumaidi,1997).
Dari aspek konsumsi, pemahaman bahwa konsumsi beras merupakan
indikator masyarakat maju menyebabkan perubahan kebiasaan dan
ketergantungan konsumsi pangan pada beras. Bahkan perubahan kebiasaan yang
dipaksakan dari makanan pokok non-beras ke beras menyebabkan ketergantungan
terhadap pangan beras yang tidak didukung oleh kemampuan daerah dalam
menyediakan produksi pangannya. Hal ini menyebabkan beban swadaya beras
menjadi semakin berat (Sudana, 2000).
Pola konsumsi penduduk suatu negara dapat dijadikan cerminan kondisi
sosial ekonomi negara tersebut. Data pola konsumsi dapat dijadikan acuan dalam
memprediksi indikator-indikator kesejahteraan penduduk seperti status kesehatan
penduduk, status gizi, dan status kemiskinan penduduk
(Badan Pusat Statistik, 2007).
Pola konsumsi masyarakat menggambarkan alokasi dan komposisi atau
anggota masyarakat. Pola konsumsi dapat dikenali berdasarkan alokasi
penggunaannya dan tingkat konsumsi dapat dikenali berdasarkan jumlah
konsumsinya. Anggota masyarakat dalam pengalokasian kegunaan dan jumlah
konsumsi tergambar dalam suatu rumah tangga, dimana biasanya tiap rumah
tangga mengalokasikan jenis pangan untuk dikonsumsi seluruh anggota rumah
tangga tersebut sehingga rumah tangga dapat dipakai untuk mengetahui pola dan
tingkat konsumsi masyarakat yang kemudian jumlah konsumsi rumah tangga
dibagi oleh jumlah anggota rumah tangga tersebut untuk mendapatkan konsumsi
perkapita. Indonesia menempati urutan ke delapan dunia dalam hal
mengkonsumsi beras dengan konsumsi sebesar 115,34 Kg/Kap/Tahun. Konsumsi
beras di Sumatera Utara adalah sebesar 136,85 Kg/Kap/Tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa Sumatera Utara merupakan daerah yang konsumsi berasnya
melebihi tingkat konsumsi nasional. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah
satu sentra produksi padi di Sumatera Utara dengan produktivitas 522,4 ton pada
tahun 2012, diharapkan dapat membantu memenuhi konsumsi beras untuk di
Sumatera Utara maupun Indonesia terutama di Kabupaten Deli Serdang sendiri.
Melalui survei pola konsumsi yang diadakan pada tahun 2012, konsumsi untuk
beras masyarakat Kabupaten Deli Serdang sebanyak 261,97 Gr/Kap/Hr atau
94,316 Kg/Kap/Tahun hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Deli Serdang dapat
menjadi sentra produksi karena konsumsi berasnya lebih rendah dari konsumsi
Tabel 1. Pola Konsumsi Pangan Masyarakat Di Kabupaten Deli Serdang Berdasarkan Survei Konsumsi Pangan Tahun 2012
SUMBER
Hewani Daging Ruminansia 15.8 7.6
Daging Unggas 20.8 12.8
Sumber : Survey pola Pangan Harapan (PPH), BKP 2012
Kecamatan Beringin merupakan kecamatan yang memiliki tingkat
produktivitas padi sawah tertinggi dibandingkan dengan 23 kecamatan lainnya
yang ada di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian dilakukan di Kecamatan Beringin
karena Kecamatan Beringin berpotensi sebagai sentra produksi di Kabupaten Deli
Serdang, melihat produktivitas padi sawah mulai tahun 2005 sampai tahun 2011
memiliki produktivitas tertinggi dengan produktivitas padi sawah sebanyak 5,502
ton/Ha.
Tabel 2. Produktivitas Padi Sawah Per Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang
Sumber : Badan Pusat Statitik , 2011
Dari data yang didapat peneliti selama dua tahun terakhir tidak ditemukan
perubahan produktivitas di tiap desa pada Kecamatan Beringin. Dari data tersebut
desa yang memiliki jumlah produktivitas tertinggi selama dua tahun terakhir
adalah Desa Sidoarjo Dua Ramunia dengan jumlah produktivitas 5,660 ton/Ha.
Produktivitas yang tinggi membuat Desa Sidoarjo Dua Ramunia dapat menjadi
Tabel 3. Produktivitas Padi Sawah Per Desa Di Kecamatan Beringin
Sumber : Badan Pusat Statitik , 2011
Identifikasi Masalah
Melihat dari latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan maka
dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Bagaimana pola konsumsi pangan penduduk di daerah penelitian?
2. Bagaimana tingkat konsumsi beras penduduk di daerah penelitian?
3. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat konsumsi beras
rumah tangga penduduk?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui pola konsumsi pangan di daerah penelitian.
2. Untuk mengetahui tingkat konsumsi beras penduduk di daerah penelitian.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi beras
penduduk.
No Desa/Kelurahan Luas Panen
(Ha)
11 Sidoarjo Dua Ramunia 1046.64 5924.363 5.66
Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Sebagai informasi bagi pihak - pihak yang membutuhkan.
2. Sebagai bahan referensi bagi pihak – pihak yang membutuhkan.
3. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi di Program Studi Agribisnis,