• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Tentang Pembentukan Aparatur Yang Bersih Dan Berwibawa Dengan Pemberian Sanksi Administrasi Disiplin Tehradap Pegawai Negeri Sipil (Studi Tentang PNS di Pengadilan Tata Usaha Negara Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Tentang Pembentukan Aparatur Yang Bersih Dan Berwibawa Dengan Pemberian Sanksi Administrasi Disiplin Tehradap Pegawai Negeri Sipil (Studi Tentang PNS di Pengadilan Tata Usaha Negara Medan)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengadilan Tata Usaha Negara Medan didirikan berdasar kepada Surat

Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor : M. 06. PR. 07.

Tahun 1992 tanggal 17 Oktober 1992 tentang Pembentukan Sekretariat

Pengadilan Tata Usaha Negara Medan, Semarang dan Padang serta berdasarkan

kepada Keputusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor :

KMA/012/SK/III/1993 tanggal 5 Maret 1993 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara dan Pengadilan Tinggi Tata Usaha

Negara.

Mengenai maksud dan tujuan didirikannya Pengadilan Tata Usaha Negara

Medan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menampung dan menyelesaikan Sengketa Tata Usaha Pejabat atau

Badan Tata Usaha Negara dengan Masyarakat di wilayah Propinsi Sumatera

Utara.

2. Untuk melindungi masyarakat dari tindakan atau perbuatan sewenang-

wenang Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yaitu dengan diterbitkannya

Surat Keputusan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang dinilai

merugikan masyarakat.

3. Untuk membangun pemerintah yang mandiri, efisien, berwibawa, bersih,

(2)

Indonesia, sebagai bangsa yang mempunyai cita-cita untuk mewujudkan

tujuan Nasional seperti yang telah diamanatkan dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945 yaitu mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur,

merata dan berkesinambungan antara materiil dan spirituil yang berdasarkan pada

Pancasila di dalam wadah negara Kesatuan Republik Indonesia maka diperlukan

adanya pembangunan yang bertahap, berencana, dan berkesinambungan.

Bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaannya melalui perjuangan

panjang dan tak kenal lelah. Setelah kemerdekaan diperoleh, tentu saja harus diisi

dengan pembangunan di semua bidang dengan semangat dan kemauan yang kuat

dan pantang menyerah.

Dalam usaha mencapai tujuan nasional tersebut di atas diperlukan adanya

pegawai negeri yang penuh kesetiaan dan ketaatan pada Pancasila dan Undang –

Undang Dasar 1945, negara dan pemerintah bersatu padu, bermental baik,

berwibawa, berdaya guna dan berhasil guna, berkualitas tinggi, mempunyai

kesadaran tinggi akan akan tanggung jawabnya sebagai aparatur negara, abdi

negara, serta abdi masyarakat.

Kelancaran pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan nasional

terutama tergantung dari kesempurnaan aparatur negara dan kesempurnaan

aparatur negara pada pokoknya tergantung dari kesempurnaan pegawai negeri.1

Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah Pegawai negeri

yang sempurna adalah pegawai negeri yang penuh kesetiaan pada Pancasila,

1

(3)

Undang-Undang Dasar 1945 dan pemerintah serta bersatu padu, bermental baik,

berdisiplin tinggi, berwibawa, berdaya guna, berkualitas tinggi dan sadar akan

tanggung jawab sebagai unsur pertama aparatur negara.2

Ada sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh birokrasi Indonesia

berkenaan dengan Sumber Daya Manusia (SDM). SDM yang dimaksudkan adalah

Pegawai Negeri Sipil yang ditempatkan dan bekerja di lingkungan birokrasi untuk

menjalankan tugas pokok dan fungsi sebagaimana telah ditetapkan. Permasalahan

tersebut antara lain besarnya jumlah PNS dan tingkat pertumbuhan yang tinggi

dari tahun ke tahun, rendahnya kualitas dan ketidaksesuaian kompetensi yang

dimiliki, kesalahan penempatan dan ketidakjelasan jalur karier yang dapat

ditempuh.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin yang tinggi

merupakan salah satu unsur untuk menjadi pegawai negeri yang sempurna.

Dengan disiplin yang tinggi diharapkan semua kegiatan akan berjalan dengan

baik.

3

Salah satu indikasi rendahnya kualitas PNS tersebut adalah adanya

pelanggaran disiplin yang banyak dilakukan oleh PNS. Pembangunan yang

sedang giat dilakukan di Indonesia sering mengalami banyak hambatan dan

permasalahan yang cukup kompleks. Hal tersebut dapat menimbulkan

ketidaktertiban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peningkatan disiplin

2

Marsono, Pembahasan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 Tentang Pokok – Pokok Kepegawaian, PT. Ikhtiar Baru, Jakarta, 1974, hal. 66

3

(4)

dalam lingkungan aparatur negara adalah salah satu upaya untuk mengatasi

ketidaktertiban tersebut.

Adanya tingkat kedisiplinan yang tinggi diharapkan kegiatan

pembangunan akan berlangsung secara efektif dan efisien. Disiplin yang baik

dapat menjadi langkah awal menuju pemerintahan yang bersih dan berwibawa.

Terkait kondisi kinerja PNS, Kristian Widya Wicaksono menyebutkan saat

ini masih terdapat banyak kekurangan. Beberapa di antaranya, disiplin pegawai

rendah, motivasi kurang, budaya dan etos kerja rendah, kualitas pelayanan buruk,

tingkat korupsi tinggi, dan produktivitas rendah.4

Perwujudan pemerintah yang bersih dan berwibawa diawali dengan

penegakan disiplin nasional di lingkungan aparatur negara khususnya Pegawai

Negeri Sipil. Pegawai Negeri Indonesia pada umumnya masih kurang mematuhi

peraturan kedisiplinan pegawai sehingga dapat menghambat kelancaran

pemerintahan dan pembangunan nasional. Mereka seharusnya menjadi teladan

bagi masyarakat secara keseluruhan agar masyarakat dapat percaya terhadap peran

Pegawai Negeri Sipil.

Pemerintah terus berusaha melakukan reformasi birokrasi di tubuh PNS.

Karena itu, telah dibuat proyek percontohan di tiga lembaga yakni Departemen

Keuangan, Mahkamah Agung, dan Badan Pemeriksa Keuangan. Pegawai di

kantor-kantor tersebut diberi tunjangan kinerja setelah mereka mampu

menunjukkan kinerja yang tinggi (quick win) dengan mengutamakan perbaikan

pelayanan secara sangat signifikan dan dirasakan masyarakat.

4

Kristian Widya Wicaksono, Administrasi dan Birokrasi Pemerintah, Graha Ilmu,

(5)

Dalam upaya meningkatkan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil tersebut,

sebenarnya Pemerintah Indonesia telah memberikan suatu regulasi dengan di

keluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Peraturan

Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Negeri Sipil sebagai aparat pemerintah

dan abdi masyarakat diharapkan selalu siap sedia menjalankan tugas yang telah

menjadi tanggung jawabnya dengan baik, namun realitanya sering terjadi dalam

suatu instansi pemerintah, para pegawainya melakukan pelanggaran disiplin yang

menimbulkan ketidakefektifan kinerja pegawai yang bersangkutan.

Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yang mengatur

kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban – kewajiban tidak ditaati atau

dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil.5 Dengan maksud untuk mendidik dan

membina Pegawai Negeri Sipil, bagi mereka yang melakukan pelanggaran atas

kewajiban dan larangan dikenakan sanksi berupa hukuman disiplin.6

Pegawai Negeri Sipil sebagai unsur aparatur negara dalam menjalankan

roda pemerintahan dituntut untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya sebagai abdi

negara dan abdi masyarakat. Pegawai Negeri Sipil juga harus bisa menjunjung

tinggi martabat dan citra kepegawaian demi kepentingan masyarakat dan negara.

Namun kenyataan di lapangan berbicara lain dimana masih banyak ditemukan

Pegawai Negeri Sipil yang tidak menyadari akan tugas dan fungsinya tersebut

sehingga sering kali timbul ketimpangan – ketimpangan dalam menjalankan

5

Moh. Mahfud, Hukum Kepegawaian Indonesia , Liberty, Yogyakarta, 1988, hal. 121. 6

M. Suparno, Rekayasa Pembangunan Watak dan Moral Bangsa, PT. Purel Mundial,

(6)

tugasnya dan tidak jarang pula menimbulkan kekecewaan yang berlebihan pada

masyarakat.

Kinerja lembaga peradilan masih sering mendapat pandangan negatif dari

masyarakat. Hal ini karena adanya anggapan bahwa lembaga peradilan sebagai

lembaga yang paling sering melaukukan korupsi dan ada juga di antara warga

peradilan yang berperilaku negatif. Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung

sebagai salah satu lembaga penegak hukum membutuhkan kedisiplinan

pegawainya untuk menciptakan pemerintah yang bersih dan berwibawa.

Seiring dengan kerja seluruh jajaran Mahkamah Agung dan Pengadilan di

bawahnya dalam menyelesaikan agenda – agenda reformasi birokrasi, pada

tanggal 10 Maret 2008 Presiden telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor

: 19 tahun 2008 mengenai tunjangan kinerja untuk lingkungan Mahkamah Agung

dan Pengadilan di bawahnya. Turunnya tunjangan kinerja adalah tonggak untuk

mendorong seluruh jajaran Mahkamah Agung dan Pengadilan di bawahnya lebih

keras berusaha memulihkan kepercayaan public dan meningkatkan image

Pengadilan dengan kinerja terbaik dan integritas yang solid.

Bertolak dari uraian di atas, penulis tertarik untuk memilih judul :

Tinjauan Yuridis Tentang Pembentukan Aparatur Yang Bersih dan Berwibawa

Dengan Pemberian Sanksi Administrasi Disiplin Tehradap Pegawai Negeri Sipil

(Studi Tentang PNS di Pengadilan Tata Usaha Negara Medan).

B. Perumusan Masalah

Adapun beberapa permasalahan yang akan diteliti, yaitu:

(7)

Bagaimana penerapan sanksi dalam pelanggaran disiplin pegawai negeri sipil

Bagaimana pelaksanaan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Tata Usaha Negara Medan.

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui penerapan Undang-Undang No.43 Tahun 1999 kaitannya

dengan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Tata Usaha Negara

Medan.

2. Untuk mengetahui penerapan sanksi dalam pelanggaran disiplin pegawai

negeri sipil.

3. Untuk mengetahui pelaksanaan kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil di

lingkungan Tata Usaha Negara Medan

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini, adalah :

1. Secara teoritis, bahwa hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi

dalam bidang ilmu pengetahuan hukum, khususnya ilmu Hukum Tata Negara.

2. Secara praktis, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat dalam memecahkan permasalahan meningkatkan kedisiplinan

Pegawai Negeri Sipil.

D. Keaslian Penelitian

Penulisan dilakukan atas inisiatif penulis sendiri dengan berbagai masukan

dari pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini. Penulisan ini belum

pernah dibuat oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

sebelumnya. Kalaupun skripsi ini pernah ada, maka perbedaan terletak pada

(8)

E. Tinjauan Pustaka

Selamat Saksono mengemukakan bahwa :

Manajemen kepegawaian adalah seni dan ilmu perencanaan, pelaksanaan dan pengontrolan tenaga kerja untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan terlebih dahulu atu dengan kata lain manajemen kepegawaian adalah suatu ilmu yang mempelajari cara bagaimana memberikan fasilitas untuk mempelajari cara bagaimana memberikan fasilitas untuk

mengembangkan kemampuan dan rasa partisipasi pekerja dalam suatu kesatuan aktivitas demi tercapainya tujuan.7

Manajemen Pegawai Negeri Sipil adalah keseluruhan upaya untuk

meningkatkan efisiensi, efektifitas dan derajat profesionalisme penyelenggaraan

tugas, fungsi dan kewajiban kepegawaian yang meliputi perencanaan, pengadaan,

pengembangan kualitas, penempatan promosi, penggajian dan pemberhentian.8

Kebijakan manajemen Pegawai Negeri Sipil dibentuk Badan Kepegawaian

Negara (BKN) di Daerah dibentuk Badan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Manajemen Pegawai Negeri Sipil diatur dalam UU Nomor. 43 Tahun

1999. Pengertian tentang Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga negara

Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat seperti telah ditentukan, diangkat

oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri dan

digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7

Slamet Saksono, Administrasi Kepegawaian, Kanisius, Yogyakarta, 1995, hal.14

8

(9)

perangkat daerah. Presiden sebagai kepala pemerintahan adalah pembina seluruh

PNS Baik pusat maupun daerah.9

a. Memenuhi syarat-syarat yang ditentukan.

Di dalam Pasal 1 huruf (a) UU No.43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian, yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil adalah mereka atau

seseorang yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam peraturan

perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan

diserahi tugas dalam jabatannegeri atau disertahi tugas-tugas negeri lainnya yang

ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan serta digaji menurut

peraturan yang berlaku.

Berdasarkan pada ketentuan tersebut di atas, maka unsur-unsur yang harus

dipenuhi agar seseorang dapat disebut sebagai pegawai negeri adalah :

b. Diangkat oleh pejabat yang berwenang.

c. Diserahi tugas dalam jabatan negeri.

d. Digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sedangkan menurut Pasal 2 ayat (2) UU No.43 Tahun 1999, maka

Pegawai Negeri berdasar pada difinisi dalam pasal 1 huruf (a) terdiri dari :

a. Pegawai Negeri Sipil

b. Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.

Kemudian di dalam Pasal 2 ayat (2) dinyatakan pula bahwa Pegawai

Negeri Sipil terdiri dari :

a. Pegawai Negeri Sipil Pusat

9

(10)

b. Pegawai Negeri Sipil Daerah

c. Pegawai Negeri Sipil lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Selanjutnya di dalam Penjelasan Pasal 2 ayat (2) dari UU No. 43 Tahun

1999 ditegaskan bahwa :

a. Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Pusat adalah :

1) Pegawai Negeri Sipil Pusat yang dibebankan pada Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara dan bekerja pada Departemen, Lembaga Pemerintah

Non Departemen, Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara,

Instansi Vertikal di Daerah-daerah, dan Kepanitiaan Pengadilan.

2) Pegawai Negeri Sipil Pusat yang bekerja pada Perusahaan Bawahan.

3) Pegawai Negeri Sipil Pusat yang diperbantukan atau dipekerjakan pada

Daerah Otonom.

4) Pegawai Negeri Sipil Pusat yang berdasarkan suatu peraturan

perundang-undangan yang diperbantukan atau dipekerjakan pada badan lain, seperti

Perusahaan Umum, Yayasan dan lain-lain.

b. Yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai Negeri

Sipil Daerah Otonom.

c. Organisasi adalah suatu alat untuk mencapai tujuan, oleh sebab itu organisasi

harus selalu disesuaikan dengan perkembangan tugas pokok dalam mencapai

tujuan. Berkaitan dengan itu ada kemungkinan bahwa arti Pegawai Negeri

Sipil akan berkembang di kemudian hari. Kemungkinan perkembangan ini

(11)

Di dalam Penjelasan Pasal 2 dari UU No.43 Tahun 1999 dijelaskan bahwa,

Pegawai Negeri adalah pelaksana peraturan perundang-undangan, oleh sebab itu

Pegawai Negeri yang terdiri dari Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri

Sipil Daerah wajib berusaha agar setiap peraturan perundang-undangan ditaati

oleh mayarakat.

Berdasarkan pada pengertian tersebut, Pegawai Negeri mempunyai

kewajiban untuk memberikan contoh yang baik dalam mentaati dan melaksanakan

segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam melaksanakan

peraturan perundang-undangan pada umumnya kepada Pegawai Negeri diberikan

tugas kedinasan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Pada prinsipnya pemberian tugas kedinasan itu adalah merupakan

kepercayaan dari atasan yang berwenang dengan harapan bahwa tugas itu akan

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, dengan demikian maka, setiap Pegawai

Negeri wajib melaksanakan tugas kedinasan yang telah dipercayakan kepadanya

dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab.

F. Metode Penelitian

Metode adalah proses, prinsip-prinsip dan tata cara memecahkan suatu

masalah, sedang penelitian adalah pemeriksaan secara hati-hati, tekun dan tuntas

terhadap suatu gejala untuk menambah pengetahuan manusia, maka metode

penelitian dapat diartikan sebagai proses prinsip-prinsip dan tata cara untuk

memecahkan masalah yang dihadapi dalam melakukan penelitian. Dengan

demikian metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan

(12)

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Pengadilan Tata Usaha Negara Medan.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penulisan skripsi ini, dikaji dari beberapa sumber, antara

lain:

a. Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sendiri.

yang diperoleh langsung dari masyarakat dengan jalan pengamatan

interview/wawancara.

b. Data Skunder yaitu data yang diperoleh melalui kepustakaan, dengan

menelaah buku literatur, undang-undang, brosur/tulisan yang ada

kaitannya dengan masalah yang diteliti.

3. Metode Pengumpulan Data

a. Studi Kepustakaan

Metode pengumpulan data yang diperoleh dengan cara membaca

bahan-bahan kepustakaan atau buku-buku yang berkaitan dengan topik yang

diteliti. Dalam hal ini bahan-bahan hukum yang berkaitan dengan masalah

yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 dan Peraturan

Pelaksanaan lainnya yang berlaku.

b. Studi lapangan

Metode pengumpulan data dengan cara studi lapangan dimaksudkan agar

memperoleh data yang dilakukan dengan cara wawancara atau interview

dengan pihak yang berkompeten dalam menangani disiplin Pegawai

Negeri di lingkungan Tata Usaha Negara Medan. Wawancara dilakukan

(13)

pelaksanaan peraturan disiplin Pegawai Negeri di lingkungan Tata Usaha

Negara Medan.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan terdiri dari 5 bab yang dibagi dalam sub-bab:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Manfaat dan

Tujuan Penelitian, Keaslian Penulisan, Tinjauan Pustaka, Metode

Penelitian dan Sistematika penulisan.

BAB II : DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

Bab ini terdiri dari sub bab : Pengertian Disiplin PNS, Pengaturan

Hukum Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Pelaksanaan Disiplin Pegawai

Negeri Sipil, Hak dan Kewajiban Pegawai Negeri Sipil

BAB III : SANKSI DALAM PELANGGARAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI

SIPIL.

Bab ini terdiri dari sub bab : Pengertian Sanksi Pegawai Negeri Sipil ,

Penerapan Hukum Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Pelaksanaa Putusan

Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Kewenangan Menghukum

Pegawai Negeri Sipil yang Melanggar Disiplin.

BAB IV : PEMBERIAN SANKSI TERHADAP PEGAWAI NEGERI YANG

MELANGGAR PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL

DI KANTOR TATA USAHA NEGARA MEDAN.

Bab ini terdiri dari sub bab : Mekanisme Penerapan Sanksi Disiplin

(14)

Kendala Yang Dihadapi Dalam Pelaksanaan Penerapan Sanksi

Pegawai Negeri Sipil di Pengadilan Tata Usaha Negara Medan, Upaya

Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Dalam Menegakan Disiplin

Pegawai Negeri Sipil, Implementasi Pemberian Sanksi Administrasi

Terhadap Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil di Pengadilan Tata Usaha

Negara Medan.

Referensi

Dokumen terkait

menyegarkan kembali bagian kaki sehingga memulihkan sistem keseimbangan dan membantu relaksasi sehingga tekanan darah menurun 9. Berdasarkan hasil penelitian yang

Pada proses diskusi, anak diajak oleh fasilitator (eksperimenter) untuk merefleksikan kembali pengalaman-pengalamannya dengan menceritakan perilaku-perilaku terkait

4.6.1.2 Kinerja guru SD bersretifikat pendidik dalam administrasi kaitannya dengan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) meliputi: 1) menentukan

Pendidikan jasmani dan olahraga pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik (jasmani) dan olahraga untuk menghasilkan perubahan yang lebih

Evaluasi dilakukan dengan pemilihan titik standar yang diikutsertakan pada kurva kalibrasi hingga diperoleh hasil pengukuran yang optimum dengan kemiringan kurva (slope) dan

Voluntary Auditor Switching di Perusahaan Manufaktur Indonesia (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2012..

0 artinya anda tidak suka dan 10 anda SANGAT SUKA dan angka diantaranya (2 – 8 atau 9) menunjukkan level seberapa tinggi anda bergairah dengan aktivitas itu. Pilih mana saja

Sediaan tablet adalah Sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau serkuler, kedua permukaanya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau