Modul Management Bisnis ICT Kode MK 5400

(1)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

01

Fakultas

Magister Teknik Elektro

DR IR Iwan Krisnadi MBA (NIDN: 0010085204

Management Bisnis ICT

Kode MK : 54003 (3)

Pemahaman Manajemen Bisnis ICT

(2)

Agenda

Sesi 1. Pengantar Manajemen Bisnis ICT

Sesi 2. Mgmt Sumber Daya Manusia, Mgmt Teknologi;

Mgmt Resiko; Mgmnt Perubahan

Sesi 3. Mgmt Pemasaran/Marketing; Manajemen Finansial

Sesi 4. Key Management Model

Sesi 5. Key Performance Indicator

Sesi 6. Kasus Manajemen ICT, Presentasi Kelompok

Sesi 7. Kasus Manajemen ICT, Presentasi Kelompok,

Tugas Jurnal

(3)

Strategic Management

Template Modul

(4)

The Job of General Manager

Best Run Organization:

• establish a clear cut direction. The

approach : “do it, fix it, try it”

• Strategic game plan

• understanding: what business they are, who their customer, why buyer want or need, tune in to market trend

• Result oriented

Poor Run Organization:

• “putting out brush fires”

• rarely have to have strategic game plan.

• less perceptive and less

knowledgeable about they how and why of the market

• Preoccupied with bottlenecks, operating problem, policies, procedures and routine chores

(5)

10 Functional roles

Three interpersonal role:

• Figurehead role

• Liaison role

• Leader role

Three informational role

:

–

Monitor role

–

Disseminator role

–

Spokesman role

Four Decision – Related role: » Innovator role

» Resource Allocation role » Negotiator role

(6)

3 Pertanyaan Dasar Strategis ?

(Strategic Plan)

1. apa yang akan dibuat dan untuk siapa kita

membuatnya

?

( MISI)

2. Apa Sasaran yang ingin dicapai ?

(VISI)

3. Bagaimana kita mengatur aktivitas untuk

mencapai sasaran yang dipilih ?

(7)

Kreativitas dan Inovasi

Template Modul

(8)

10 Visioner Teknologi Paling Top

Jakarta - Para visioner di bidang teknologi mampu melihat tren masa depan sebelum diketahui oleh orang lain. Sehingga akhirnya mereka

menuai sukses besar dari produk atau layanannya yang akhirnya populer dan dibutuhkan orang banyak.

Mendiang Steve Jobs atau Bill Gates misalnya, dinilai sebagai seorang visioner yang melahirkan berbagai produk idaman. Namun sosok visioner tidak hanya Steve Jobs atau Gates semata, masih banyak visioner lain yang merengkuh kesuksesan.

Berikut 10 visioner muda di bidang teknologi yang sukses membesarkan perusahaannya di zaman sekarang, seperti dikutipdetikINET dari

(9)

Larry Page

Bersama Sergey Brin, Larry Page

menciptakan Google yang diperkenalkan pada tahun 1998.

Saat ini, dia juga

menjabat sebagai CEO Google menggantikan Eric Schmidt tahun lalu. Sama seperti Brin,

kekayaan Page ditaksir

(10)

Mark Zuckerberg-Facebook

Siapa yang tidak kenal dengan Facebook?

Situs jejaring sosial terbesar di dunia itu digagas oleh Mark

Zuckerberg kala dia masih kuliah di universitas Harvard.

(11)

Robin Li

Di China, masyarakat lebih kenal dengan mesin cari lokal Baidu ketimbang Google.

Ya, Baidu adalah website terbesar di China yang didirikan oleh sosok bernama Robin Li.

(12)

Brabus

• Mobil impian Apple fan boy ini merupakan hasil kreasi dari Brabus,

perusahaan spesialis untuk urusan memodifikasi mobil-mobil kelas atas.

Khusus untuk Mercedes S600 yang menjadi obyek kreativitasnya, Brabus bak ingin membuat ruang kantor berjalan bagi para bos Apple.

Pun demikian, unsur

(13)

Google TV

Generasi kedua Google TV sejatinya telah diperkenalkan sejak awal 2012, namun produk yang mengusung set-up box itu muncul lagi baru-baru ini, seperti dari Sony dan LG.

Ada beberapa fitur baru Google TV yang kabarnya akan diperkenalkan pada Google I/O kali ini, salah satunya adalah kemampuan terhubung

(14)

Project Glass

Banyak anggapan bahwa Project Glass hanya isapan jempol belaka, namun kabar miring itu berangsur sirna ketika pendiri Google Larry Page menggunakan

kacamata pintar ini di hadapan umum.

Dalam video demonya,

kacamata ini bisa melakukan beberapa hal unik. Seperti melakukan pencarian online, email dan navigasi arah.

Bahkan bisa pula dipakai untuk video chat.

Kacamata berbasis teknologi augmented reality ini juga bisa menampilkan berbagai informasi lokasi pengguna dan kondisi cuaca. Pengguna juga bisa mengetahui lokasi pengguna lain dengan sistem Setelah begitu banyak bocoran mengenai

(15)

(16)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

02

Fakultas

DR IR Iwan Krisnadi MBA (NIDN: 0010085204

Management Bisnis ICT

Kode MK : 54003 (3)

Mgmt Teknologi ; Mgmt Resiko; Mgmt Human Capital

(17)

Agenda

Sesi 1. Pengantar Manajemen Bisnis ICT

Sesi 2. Mgmt Sumber Daya Manusia, Mgmt Teknologi;

Mgmt Resiko; Mgmnt Perubahan

Sesi 3. Mgmt Pemasaran/Marketing; Manajemen Finansial

Sesi 4. Key Management Model

Sesi 5. Key Performance Indicator

Sesi 6. Kasus Manajemen ICT, Presentasi Kelompok

Sesi 7. Kasus Manajemen ICT, Presentasi Kelompok,

Tugas Jurnal

(18)

Manajemen Teknologi

Template Modul

(19)

Definition of Technology

• Technology : all the knowledge, products, process, tools, methods, a system employed in a creation of goods or in providing services.

• Technology is a practical implementation of knowledge, a means of aiding human endevour.

• Any technology consists of 3 independent, codedetremining, and equally iportartant component :

– Hardware : The physical structure and logical layout of the equipment, machinery is to be used to carry out the required task

– Software : The knowledge of how to use the hardware in order to carry out the required task

– Brainware : The reasons for using the technology in a particular way. “know-why” + Know-how : the learned or acquired knowledge of or technical skill regarding how o do

(20)

Classification of Technology

• New Technology, is any newly introduced or implemented technology that has

an implicit impact on the way a company produces products or provides services

• Emerging Technology, is any technology that is not yet fully commercilaized but

will become so within about five years

• High Technology, the terms high tech refers to advanced or sophisticated

technologies.

• Low Technology, technologies that have permeated large segments of human

society

• Medium Technology, comprises a wide set of technologies that fall between

high and low technologies.

• Appropriate Technology, is used to indicate a good match between technology

utilized and the resources required for its optimal use.

• Codified versus Tacit Technology :

– Tacit technology is a nonarticulated knowledge

(21)

Definition of Management

• Management is an art and some extent a technology. It is the art of

carying on business. It involves directing and controlling an organization

and steering it toward achieving its objectives.

BUSINESS

(22)

Manajemen Resiko

Template Modul

(23)

Busi

Protection and Prevention

Secondary goal for recovery

Primary goal for recovery

Permissible level

Crisis Management

Risk Management

Recovery and/or Resumption

Time

Immediately after

Crisis

Primary Response

(24)

Key of Risk Management promotion

- Embed the scheme of becoming aware to risk

⇒

_{Rise of risk sensitivity}

⇒

_{From the familiar case to feel "risk",}

- How control (rules, guidelines etc.) the risk is

more important than risk management technique.

⇒

Continuous improvement of risk corresponding ability

⇒

_{Establishment of self assessment system}

- Continuation of enlightenment activity

(25)

Manajemen Human Capital

Template Modul

(26)

What is Management ?

DESIGN

CATEGORIES OF MANAGERIAL ACTIVITY

IMPLEMENTATION

(27)

What is Management ?

THE STANDARD BY WHICH MANAGERS JUDGED

SUCCESS

Ideally , manager are judged on the basis of how well

and how much they produce

Two criteria : effectiveness and efficiency

Effectivenes:measured byachievement of objectives

(28)

Designing motivation system

Self- Actualization

Esteem Needs

Social Needs

Safety Needs

Physiological Needs

Abraham H. Maslow:

“A Theory of Human Motivation

(1943)

Self - accomplishment

Respect from others and Self, status, prestige

Sense of belonging, Affection, love.

Security, family stability, Economic security

(29)

Theory X and Theory Y

A powerful influence for maturity in organizational behavior was

Douglas McGregor’s Theory X and theory Y

Theory X

• The typical person dislikes work and will avoid if it possible

• The typical person lacks responsibility, has little ambition, and seeks security above all

• Most people must be coerced, controlled, and threatened with punishment to get them to work

With these assumtion the managerial role is to coerce and control employees

Theory Y

• Work is as natural as play or rest

• People are not inherently lazy.

They have become that way as a result of experience

• People will exercise self-direction and self-control in the service of objectives to which they are committed

• People have potential. Under proper conditions they learn to accept and seek responsibility.

They have imagination, ingenuity, and creativity that can be applied to work

With these assumption the managerial role is to develop potential in employees and Help them release that potential towards Common objectives

The nature of people

• Individual differences

• A whole person

• Caused behavior (Motivation)

• Value of the person (human dignity)

The nature of organizations •Social Systems

•Mutual Interest

Result

(30)

HERZBERG’S TWO

-FACTOR MODEL

Maintenance factors

Motivational factors High negative

feelings Neutral

High positive feelings

Hygiene factors or maintenance factors Maintenance factors

Dissatisfier Hygiene factors Job Context Extrinsic factors

Example:

Company policy and administration Quality of supervision

Pay

Job Security Working condition Status

Motivational factors

Satisfier Motivators Job content Intrinsic factors

Example :

Achievement Recognition Advancement Work itself

(31)

•Basic Employee

Information

•Payroll •Time Management

Benefit

Time Management

Personal Administration

Recruit

Competency Management

Performance Management Training & Development

Career Plan

Travelling Expense

Medical Pesion

Personal Administration Time Management

Payroll Travelling

Expense Performance

Management Training & Development

(32)

(33)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

03

Fakultas

DR IR Iwan Krisnadi MBA (NIDN: 0010085204)

Management Bisnis ICT

Kode MK : 54003 (3)

Mgmt Pemasaran;Mgmt Keuangan & Pasar modal

(34)

Agenda

Sesi 1. Pengantar Manajemen Bisnis ICT

Sesi 2. Mgmt Sumber Daya Manusia, Mgmt Teknologi;

Mgmt Resiko; Mgmnt Perubahan

Sesi 3. Mgmt Pemasaran/Marketing; Manajemen Finansial

Sesi 4. Key Management Model

Sesi 5. Key Performance Indicator

Sesi 6. Kasus Manajemen ICT, Presentasi Kelompok

Sesi 7. Kasus Manajemen ICT, Presentasi Kelompok,

Tugas Jurnal

(35)

Manajemen Pemasaran

Template Modul

(36)

(37)

(38)

(39)

(40)

(41)

(42)

Manajemen Keuangan &

Pasar Modal

Template Modul

(43)

The Financial Manager faces 2 basic problem:

First : How much should the firm invest, and what specific

assets should the firm invest in?

Investment, or Capital budgeting, decision

Second : How should the cash required for investmen be

raised?

(44)

The Importance of Capital Markets

Firm’s

Operations (a bundle of Real assets)

Capital

(1) . Cash raised by selling financial asset to investor

(2) . Cash invested in the firm’s operation and used to purchase real assets (3) . Cash generated by the firm’s operations

(4) . a. Cash reinvested

b. Cash returned to investor

Fim’s

Operations (a bundle

(45)

Who is

the financial Manager?

TRESURER

Banking relationship

Cash Management

Obtaining financing

Credit management

Dividend disburshment

Insurance

Pensions management

CONTROLLER

Accounting

Preparation of financial

statements

Internal auditing

Payroll

(46)

In which We introduce Productive Opportunities

Investment opportunities

Line shows cash flow from

Investing in real assets

Rupiah, period 1

Rupiah, period 0

Cash flow

investment 2d best

Investment (Rp 10 B)

Best Investment

(Rp 10 B)

The effect of investment in real assets on cash flows in

period 0 and 1

(47)

Bursa

• BEI (Bursa Efek Indonesia)

• Bursa USA:

–

NYSE (The New York Stock Exchange)

–

AMEX (The American Stock Exchenge)

–

NASDAQ (The National Association of Securities Dealer Automatic

Quotes)

–

CBOE (The Chicago Board Option Exchange)

• Bursa Regional:

–

PSE (Pacific Stock Exchange , San Fransisco,1881)

–

BSE (Boston Stock Exchange, Boston,1834)

–

CSE (Cincinali Stock Exchange, 1880)

–

CHX (Chicago Stock Exchange, 1882)

(48)

Sektor & Market Capitalization

• Sektor:

–

Sektor teknologi

–

Sektor energi

–

Sektor transportasi

–

Dll

• Market Capitalization : nilai perusahaan yang

dihitung berdasar :

Jumlah saham beredar

(49)

(50)

(51)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

04

Fakultas

DR IR Iwan Krisnadi MBA (NIDN: 0010085204)

Management Bisnis ICT

Kode MK : 54003 (3)

Key Management Model

(52)

Agenda

Sesi 1. Pengantar Manajemen Bisnis ICT

Sesi 2. Mgmt Sumber Daya Manusia, Mgmt Teknologi;

Mgmt Resiko; Mgmnt Perubahan

Sesi 3. Mgmt Pemasaran/Marketing; Manajemen Finansial

Sesi 4. Key Management Model

Sesi 5. Key Performance Indicator

Sesi 6. Kasus Manajemen ICT, Presentasi Kelompok

Sesi 7. Kasus Manajemen ICT, Presentasi Kelompok,

Tugas Jurnal

(53)

Strategic Management

Template Modul

(54)

(55)

The BCG matrix

THE BIG PICTURE

The Boston Consulting Group designed BCG matrix in the 1970.

Best – known methods for product portfolio planning

When to use it :

as a strategic tool to identify the profit and growth potential of each business unit of a company

How to use it :

• STARS :

•are product that enjoy a relative high market share in a strongly growing market

• CASH COWS:

• are products that are extremely profitable, and no extra effort or investment is needed to maintain the statusquo

• QUESTION MARKS:

•Are products that high market growth but small market share, and so their grwoth rate is uncertain

• DOGS :

• should be dropped or divested when they are not profitable, do not invest on them.

Do’s

• Analyse your current business portfolio periodically and decide which products require investment

• Pay attention to market changes and your competitors

Don’ts

(56)

(57)

How to use it : • The first principle :

•Reconstruct market boundaries : identify commercially compelling blue oceans in which the search risk is minimized

• The second principle:

• focus on the big picture, not the numbers: tackle the planning risks by focusing on the existing facts

• The foruth principle:

•Get the strategic sequence right: reduce the business model risk by focusing on how to build a robust model that ensures longterm profit

• The fifth principle :

• overcome key organizational hurdles : reduce the organizational risk of executing a blue ocean strategy

• The sixth principle :

• build execution into strategy : focus attention on the motivation and use of the competencies of employees to execute blue ocean strategy, thereby overcoming management risk

Blue ocean strategy

THE BIG PICTURE

BOS focuses attention on creation on new markets at the product development stage.

The BOS model does not focus on achieving competitive advantage, but on making the competition

irrelevant by creating ‘blue ocean ‘ opportunities

When to use it :

• Which of the factors that our industry takes for granted should be eliminated ?

• Which factors should be reduced well below

the industry’s standard ?

• Which factors should be raised well above the

industry’s standard

(58)

How to use it :

1. New entrants:

•Are there entry barriers for new contenders ?

2. Substitues:

• How easily can your product or service be substitued with a different type of

product or service?

3. Buyers’ bargaining power:

•To what extent can buyers bargain ?

4. Suppliers’ command of industry:

• What level of influence do suppliers have ?

5. Existing competitors:

• What advantages do competitors have ?

Competitive analysis : Porter’s five forces

THE BIG PICTURE

Competitive analysis provides an insight into the relationships and dynamics on industry, and allows a company to make strategic decision regarding the best defendable and most economically attractive position

(59)

(60)

SWOT analysis

THE BIG PICTURE

Any company undertaking strategic planning must at some point, assess its strength s and weaknesses. When combined with an inventory of opportunities

and threats within or beyond the company’s

environment, the company is making a so called SWOT analysis.

The SWOT analysis provides helpful information for matching resources and capabilities to the competitive environment in which organisation operates.

How to use it :

The first step is to identify the companies SWOT

 Strengths : what does the company do well ?

 Weaknesses : a company lack, does not do well

 Opportunities : Could the company benefit from any technological developments or demographic changes taking place, or could your product or services

increase as a result of successful partnership? Could asset be used in other ways ?

 Threats : One company’s opportunity may well be another company’s threat

change in regulations, substitutes technologies and other forces in the competitive field may pose serious threat.

The next step is to eavluate the actions the comapny has to take based on its SWOT analysis

‘SO” and ‘WT” strategies are straightforward.

‘WO’ strategies :

• Develop the required strengths

• Buy or borrow the required strengths or

• Outmanoeuvre the competition

(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

(69)

(70)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

05

Fakultas

DR IR Iwan Krisnadi MBA (NIDN: 0010085204)

Management Bisnis ICT

Kode MK : 54003 (3)

Key Performance Indicator

(71)

Agenda

Sesi 1. Pengantar Manajemen Bisnis ICT

Sesi 2. Mgmt Sumber Daya Manusia, Mgmt Teknologi;

Mgmt Resiko; Mgmnt Perubahan

Sesi 3. Mgmt Pemasaran/Marketing; Manajemen Finansial

Sesi 4. Key Management Model

Sesi 5. Key Performance Indicator

Sesi 6. Kasus Manajemen ICT, Presentasi Kelompok

Sesi 7. Kasus Manajemen ICT, Presentasi Kelompok,

Tugas Jurnal

(72)

Strategic Management

Template Modul

(73)

Outline

• Financial Perspective

• Customer perspective

• Marketing and sales Perspective

• Operational processes and supply chain

perspective

• Employee Perspective

(74)

Financial Perspective

 Net profit

 Net profit margin

 Gross profit margin

 Operating profit margin

 EBITDA

 Revenue growth rate

 Total shareholder return (TSR)

 Economic value added (EVA)

 Return on Investment (ROI)

 Return on capital employed (ROCE)

 Return on assets (ROA)

 Return on Equity (ROE)

 Debt-to-equity (D/E) ratio

 Cash conversion cycle (CCC)

 Working capital ratio

 Operating expense ratio (OER)

 CAPEX to sales ratio

(75)

Customer perspective



Net promoter score(NPS)



Customer retention rate



Customer satisfaction index



Customer profitability score



Customer lifetime value



Customer turnover rate



Customer engagement

(76)

Marketing and sales perspective



Market growth rate



Relative market share



Brand equity



Cost per lead



Conversion rate



Search engine rankings (by key word) and click-through

rate



Page views and bounce rates



Customer online engagement level



Online share of voice (OSOV)



Social networking footprint

(77)

Operational processes and supply

chain perspective

• Six sigma level

• Capacity utilization rate (CUR)

• Process waste level

• Order fillment cycle time (OFCT)

• Delivery in full , on time (DIFOT) rate

• Inventory shrinkage rate (ISR)

• Project schedule variance (PSV)

• Project cost variance (PCV)

• Earned value (EV) metric

• Innovation pipeline strength (IPS)

• Return on innovation investment (ROI2)

• Time t market

• First pass yield (FPY)

• Rework level

• Quality index

• Overall equipment effectiveness (OEE)

• Process or machine downtime level

(78)

Employee perspective

• Human capital vale added (HCVA)

• Revenue per employee (RPE)

• Employee satisfaction index

• Employee engagement level

• Staff advocay score

• Employe churn rate

• Average employee tenure

• Absenteeism Bradford factor

• 360-degree feedback score

• Salary competitiveness ratio (SCR)

Time to hire

(79)

Corporate social responsibility

perspective

• Carbon footprint

• Water footprint

• Energy consumption

• Saving levels due to conservation and

improvement efforts

• Supply chain miles

• Waste reduction rate

• Waste recycling rate

(80)

(81)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

06

Fakultas

DR IR Iwan Krisnadi MBA (NIDN: 0010085204

Management Bisnis ICT

Kode MK : 54003 (3)

Studi Kasus Manajemen Bisnis ICT

(82)

Agenda

Sesi 1. Pengantar Manajemen Bisnis ICT

Sesi 2. Mgmt Sumber Daya Manusia, Mgmt Teknologi;

Mgmt Resiko; Mgmnt Perubahan

Sesi 3. Mgmt Pemasaran/Marketing; Manajemen Finansial

Sesi 4. Key Management Model

Sesi 5. Key Performance Indicator

Sesi 6. Kasus Manajemen ICT, Presentasi Kelompok

Sesi 7. Kasus Manajemen ICT, Presentasi Kelompok,

Tugas Jurnal

(83)

Strategic Management

Template Modul

(84)

OPTIMALISASI

STRATEGI

BISNIS TOWER SHARING

Studi Kasus

PT. Protelindo

Universitas Mercu Buana

Program Magister Teknik Elektro

(85)

Konsep Manajemen Strategi

Optimalisasi Strategi Bisnis Tower Sharing PT. Protelindo Oleh. Veronika Simbar/55411110007

“

Manajemen Strategi

adalah

seni dan pengetahuan dalam

merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi

keputusan-keputusan lintas fungsional

yang memampukan

organisasi dapat mencapai tujuannya”

Sebagaimana disiratkan oleh definisi ini, manajemen strategis berfokus

pada usaha untuk mengintegrasikan manajemen, pemasaran,

keuangan/akuntansi, produksi/oprasi, penelitian dan pengembangan, serta

sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasional

(86)

Tahapan Proses Manajemen Strategi

(87)

Poin Evaluasi Strategi

Apakah strategi yang diterapkan telah efektif dan sesuai dengan

misi perusahan?

Apakah strategi dimaksud

sejalan dengan kapabilitas perusahan?

(88)



Posisi Protelindo terancam oleh munculnya

pendatang baru dalam industri layanan tower

sharing terutama oleh pesaing terdekat, Tower

Bersama Grup

(89)

Jumlah pelanggan telepon seluler Indonesia pada 2012 adalah 178 juta. Telkomsel memiliki peringkat no 1 dengan 88 juta pelanggan. Ikuti oleh Indosat (39 juta) dan XL Axiata (32 juta).

Indonesia memiliki populasi sekitar 237 juta jiwa. Dan saat ini hampir mustahil untuk menemukan orang Indonesia yang tidak menggunakan ponsel, bahkan sebagian menggunakan 2 atau lebih.

Hal ini memberikan gambaran secara umum tentang kecenderungan orang indonesia dalam bersosialisasi.

(90)

Keuntungan secara khusus bagi operator :

1

Mengurangi OPEX

dan menjamurnya infrastruktur,

khususnya di daerah

perkotaan

2

Adanya

penghematan biaya Melalui Transformasi

Biaya

operasional

yang kemudian bisa digunakan diubah menjadi

Biaya modal

3

Penghematan biaya O&M berdampak pada

Peningkatan

Finansial

Perusahan

(91)

Rumusan Masalah

(92)

Metode Analisa

TAHAPAN INPUT

Porter Five Porter Internal Factor External Factor Model Evaluation (IFE) Matrix Evaluation (EFE) Matrix

TAHAPAN PENCOCOKAN

SWOT Analysis BCG Matrix Grand Strategy Matrix

TAHAPAN KEPUTUSAN

(93)

Analisa

“Porter's Five Forces

adalah kerangka untuk

menganalisa kondisi industri dan menentukan

pengembangan strategi bisnis sesuai berdasarkan

lima kekuatan yang menentukan intensitas

kompetitif dan merupakan daya tarik pasar.

”

(94)

Analisa

Porter's Five Forces

Ancaman Pendatang Baru

Hambatan terbesar bagi pendatang baru untuk menyaingi pemain lama adalah : jumlah dan persebaran infrastuktur pemain lama yang telah lebih banyak dan masif sehingga pemain baru akan membutuhkan modal yang cukup besar untuk bisa mengejar ketertinggalannya.

(95)

Analisa

Porter's Five Forces

Ancaman Produk Pengganti

Produk pengganti dalam industri ini adalah Active Sharing Structure yang memberikan layanan end to end service, sampai saat ini memang belum ada ada perusahan yang benar- benar mengimplementasikan hal ini, baru

(96)

Analisa

Porter's Five Forces

Hambatan terbesar untuk pengembangan produk substitute adalah belum adanya regulasi spesisfik yang mengatur tentang hal

tersebut, disamping masih keengganan dari pihak operator untuk beralih pada konsep dimaksud.

Sedangkan ancaman karena tren teknologi adalah

hadrinya konsep micro bts dan towerless yang dalam implemntasi juga masih memiliki hambatan.

MEDIUM (+)

(97)

Analisa

Porter's Five Forces

Kekuatan Tawar Pembeli

(98)

Analisa

Porter's Five Forces

Kekuatan Tawar Pembeli

Kekuatan dari buyer adalah, pemasok tidak memiliki alternatif layanan lain, sehingga posisi buyer menjadi sangat penting, selain itu ketersediaan tower provider lainnya memberikan peluang bagi buyer untuk memilih dan menawar. Sehingga tentunya provider mana mampu memberikan penawaran yang paling menarik yang akan menjadi pilihan buyer.

(99)

Analisa

Porter's Five Forces

Kekuatan Tawar Pemasok

(100)

Analisa

Porter's Five Forces

Berbanding dengan kekuatan buyer, Protelindo juga sebagai pemasok memiliki kekuatan

infrastruktur yang besar, coverage dan kapasitas layanan yang luas, sehingga meskipun terdapat pilihan tower provider lain, protelindo tetap menjadi pilihan sebagian besar buyer. Hal ini terbukti dari tingginya

pertumbuhan portofolio perusahan.

Kekuatan Tawar Pemasok

(101)

Analisa

Porter's Five Forces

Pesaing Industri

(102)

Analisa

Porter's Five Forces

Pesaing Industri

Persaingan di industri tower sharing memang menjadi semakin kompetitif dengan terbukanya peluang bagi setiap pendatang baru untuk ikut serta, akan tetapi sebagai tower provider mula- mula Protelindo telah memiliki kekuatan yang masif baik dari pengalaman maupun infrastruktur serta kepercayaan dari para operator

(103)

Analisa

Porter's Five Forces

Hasil dari Porter Five Forces Model

"Industri memiliki pengaruh yang kuat dalam pertumbuhan perusahaan"

Ancaman pendatang baru = TINGGI

Ancaman produk pengganti = MEDIUM

Kekuatan Pembeli = TINGGI

Kekuatan Pemasok= TINGGI

(104)

Analisa

Porter's Five Forces

Rekomendasi Strategi:

Strategi kepemimpinan harga

Strategi ini mengharuskan suplier untuk memberikan harga terendah dalam industri dengan standar kualitas yang dibutuhkan

Strategi Deferensiasi

(105)

Kesimpulan

Kesimpulan Penelitian

Berdasarkan analisis Porter Five Forces menunjukkan bahwa Industri memiliki pengaruh

yang kuat untuk positioning Protelindo

Berdasarkan analisis SWOT diperoleh hasil bahwa Protelindo memiliki banyak potensi

dan kekuatan internal yang dapat dioptimalkan untuk mengurangi kelemahan dan ancaman

dari industri

Berdasarkan BCG matriks dan matriks Grand Strategy diperoleh hasil bahwa Protelindo

berada pada posisi GROWTH, mengindikasikan bahwa Protelindo berada pada kondisi

terbaiknya

Hasil seleksi strategi menggunakan QSPM diperoleh strategi penetrasi pasar sebagai

strategi yang paling tepat untuk diterapkan Protelindo saat ini.

Hasil benchmark fungsional berdasarkan data eksisting perusahan menunjukkan bahwa

(106)

(107)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

07

Fakultas

DR IR Iwan Krisnadi MBA (NIDN: 0010085204

Management Bisnis ICT

Kode MK : 54003 (3)

Studi Kasus Manajemen Bisnis ICT

(108)

Agenda

Sesi 1. Pengantar Manajemen Bisnis ICT

Sesi 2. Mgmt Sumber Daya Manusia, Mgmt Teknologi;

Mgmt Resiko; Mgmnt Perubahan

Sesi 3. Mgmt Pemasaran/Marketing; Manajemen Finansial

Sesi 4. Key Management Model

Sesi 5. Key Performance Indicator

Sesi 6. Kasus Manajemen ICT, Presentasi Kelompok

Sesi 7. Kasus Manajemen ICT, Presentasi Kelompok,

Tugas Jurnal

(109)

Studi Kasus :

STRATEGI ALTERNATIF IMPLEMENTASI LTE (LONG TERM EVOLUTION)

DENGAN KETERBATASAN PITA FREKUENSI 2100 MHz

Template Modul

(110)

Pendahuluan

• 3GPP mengembangkan lanjutan teknologi 3.5 G

dengan memunculkan LTE

Sumber: 3G Evolution: HSPA and LTE for Mobile Broadband, e-book, 2008

(111)

Pendahuluan:

LONG TERM EVOLUTION (LTE)

HSPA 5MHz HSPA+ 5MHz LTE 20MHz

MIMO2x2

HSPA 5MHz HSPA+ 5MHz LTE 20MHz

MIMO2x2

for outstanding Quality of Experience

Spectrum flexibility

Wide spectrum and bandwidth range

Cost effective IP architecture and transport

Smooth integration

Mobility, load balancing and upgrade path

326Mbps

10ms RTT

CDMA, GSM, WCDMA, WiMAX BW: 20MHz – 1.4MHz

Freq: 2.6GHz – 700MHz

Flat IP

Latency Reduction Higher Peak Throughput

HSPA HSPA+ LTE

10 ms

HSPA HSPA+ LTE

10 ms

More bandwidth

+

Lower latency

=

Always-on ubiquitous broadband

(112)

Pendahuluan:

Frekuensi untuk LTE

Relative capex and typical cell radius to cover a certain area in suburban environment as a function of the

frequency band used for deployment

100% 126%

700 MHz 850 MHz 1900 MHz 2500 MHz 3500 MHz 5800 MHz

Frequency Deployment

• Capacity – typically, higher

frequency bands have larger available bandwidths

• Coverage – the lower the frequency

band, the better

Band 12 700MHz 2 x 18MHz

(113)

Latar Belakang:

Alokasi frekuensi di Indonesia

2100 MHz

Alokasi UMTS 700 MHz

Analog TV

850 MHz

Alokasi FWA 900 MHz

Alokasi 2G

1800 MHz Alokasi 2G

2600 MHz Alokasi BSS

(114)

Kondisi Eksisting: Band 700 MHz

• Implementasi LTE tergantung dari implementasi digital devidend

• Terdapat alokasi mobile broadband dengan lebar 112 MHz

(115)

Kondisi Eksisting: Band 850 MHz

• Telah digunakan untuk FWA

• Tidak dimungkinkan untuk dilakukan refarming

BTEL G TELKOM G

824,265 829,185 830,415 834,105 835,905

MOBILE 8 G ISAT

840,825 842,055 844,515

BTEL G TELKOM G

869,265 874,185 875,415 879,105 880,905

MOBILE 8 G ISAT

885,825 887,055 889,515

(116)

Kondisi Eksisting: Band 900 MHz

• Alokasi frekuensi yang sudah penuh

• Bandwidth yang terlalu sempit untuk implementasi LTE

• Mempunyai lebar pita keseluruhan 25 MHz

(117)

Kondisi Eksisting: Band 1800 MHz

• Alokasi Frekuensi yang sudah penuh

• Lebar pita yang tidak merata untuk masing-masing operator

• Lebar total 75 MHz, Tsel dan Isat memiliki lebar pita 20 MHz, NTS

mempunyai lebar 15 MHz, HCPT 10 MHz dan XL 7,5 MHz

(118)

Kondisi Eksisting: Band 2600 MHz

• Pada pita frekuensi 2520

–

2670 MHz (150 MHz) digunakan untuk

penyelenggaraan infrastruktur telekomunikasi bagi layanan penyiaran

berbayar melalui satelit Indostar II yang dilaksanakan oleh PT. Media Citra

Indostar (MCI).

• Penyelenggara satelit BSS DTH telah meluncurkan satelit baru (Indostar II)

untuk menggantikan satelit sebelumnya yang telah habis masa laku izinnya

pada tahun 2009 lalu.

• Pada pita 2500

–

2518 (18 MHz) dan 2670

–

2686 MHz (16 MHz)

digunakan untuk keperluan BWA dengan pembagian sebagai berikut

(119)

Kondisi Eksisting: Band 2100 MHz

• Penempatan blok frekuensi yang masing-masing memiliki lebar pita 5 MHz

• Masing-masing operator memiliki 10 MHz

• Masih terdapat blok kosong pada blok 11 dan 12 (2 x 5 MHz) akan Dilelang

tahun 2012

• Digunakan untuk UMTS yang merupakan awal dari teknologi LTE

• lebih tepat untuk implementasi LTE tetapi memiliki beberapa kendala

3rd

carrier Tahun 2012

SMART

Sumber :Studi Group 4G depkominfo

HCPT NTS

1 ₂ ₃ ₄ ₅ ₆ ₇ ₈ _{9 10 11 12}

(120)

Alokasi yang Tepat untuk

Implementasi LTE di Indonesia

2100 MHz

Alokasi UMTS 700 MHz

Analog TV

850 MHz

Alokasi FWA 900 MHz

Alokasi 2G

1800 MHz Alokasi 2G

2600 MHz Alokasi BSS

(121)

Kendala Implementasi LTE di 2100 MHz

1. Adanya 5 operator yang

menggunakan frekuensi

2100 MHz

2. Ada Blok Frekuensi yang

digunakan oleh SMART yang

dapat menimbulkan

interference

3. adanya 2 blok frekuensi yang

masih kosong akan dilelang

pada awal tahun 2012 untuk

carrier ke 3 dan kemudian

akan dilakukan penataan

kembali oleh Pemerintah

(122)

(123)

Penataan Pita Frekuensi 2100 MHz (2)

• Kondisi:

– Lokasi frekuensi berdasarkan pemetaan hasil lelang tahun 2006 – 2008

– Pemberian 2nd Carrier telah dilakukan pada tahun 2009 kepada Telkomsel dan Indosat, dan tahun

2010 untuk XL.

– Operator PCS-1900 telah beroperasi sejak 2007 (Smart).

– Pengalokasian gabungan antara PCS-1900 dan UMTS akan berpotensi terjadi interference.

– Baru-baru ini, Pemerintah memberikan jatah tambahan frekuensi tahap kedua (second carrier) 3G

kepada PT Axis Telekom Indonesia (Axis) dan PT Hutchison CP Telecommunications (Three). Adapun

Axis telah mendapatkan tambahan frekuensi 3G di kanal 2, sedangkan Three mendapatkan tambahan frekuensi di kanal 6.

– Tahun 2012, pemerintah akan membuka jatah kembali sisa frekuensi sebesar 10 Mhz di Kanal 11 dan 12 melalui tender tahap ketiga (third carrier).

(124)

Visi 2015

Kondisi Existing:

3 Axis Axis TSel TSel 3 Isat Isat XL XL XL XL

Adanya akuisisi HCPT oleh Indosat dan NTS oleh XL

TSel TSel _HCPTIsat+ _HCPTIsat+ XL+

NTS

TSel TSel _HCPTIsat+ _HCPTIsat+ XL+

NTS

XL+ NTS

(125)

Perumusan Masalah

1. Bagaimana Kebutuhan Frekuensi yang optimal untuk implementasi

LTE?

2. Bagaimana kondisi saat ini di pita frekuensi 2100 MHz?

3. Strategi alternatif apa saja yang memungkinkan diterapkan di Indonesia dalam

pemanfaatan pita frekuensi 2100 MHz untuk implementasi LTE?

4. Strategi apa yang paling tepat diterapkan di Indonesia untuk Implementasi LTE

(126)

Langkah Penelitian

Permasalahan:

1Terdapat 5 operator di frekuensi 2100 MHz,

2Perencanaan Pelelangan untuk 2 blok frekuensi yang masih kosong,

3Terdapat alokasi frekuensi untuk PCS 1900 (SMART)

Studi Literatur:

1Alokasi frekuensi dan lebar pita untuk LTE

2Teori Kebijakan dan Perencanaan Spektrum dalam Manajemen spektrum

Pengumpulan Data:

terkait dengan perencanaan Implementasi LTE di pita

frekuensi 2100 berdasar teori manajemen spektrum

Perumusan:

Asumsi 1, Asumsi 2, Asumsi 3, Visi 2015

Analisa:

Strategi alternatif dalam pelaksanaan penggunaan spektrum

Diskusi:

Pemilihan salah satu dari beberapa Strategi alternatif

Perubahan ?

Kesimpulan Riset

Metode Riset:

Deskriptif-Analitis

(127)

Kebijakan dan Perencanaan Spektrum

pilihan spektrum

(128)

Penutup

1. LTE mempunyai kebutuhan frekuensi yang optimal dengan

lebar bandwidth 20 MHz

2. Kondisi pita frekuensi 2100 MHz memiliki lebar bandwidth

sebesar 60 MHz dengan 2 blok frekuensi yang masih

kosong sebesar 10 MHz dan terdapat 5 operator yang

menggunakan frekuensi tersebut untuk layanan 3.5 G

3. Dengan keterbatasan lebar pita maka terdapat beberapa

opsi strategi alternatif dalam implementasi LTE di pita

frekuensi 2100 MHz.

4. Untuk dapat memilih salah satu dari strategi alternatif

(129)