• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saluran Distribusi dan Manajemen Logisti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Saluran Distribusi dan Manajemen Logisti"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

SALURAN DISTRIBUSI DAN MANAJEMEN LOGISTIK

MAKALAH

(Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran)

Oleh:

1. Dewi Dwi Kurnianingsih 120810301026

2. Luluk Maknunah 120810301031

3. Siti Musrifah 120810301064

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS JEMBER

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Selama lebih dari 60 tahun, Goodyear Tire & Rubber Company menjual ban pengganti secara eksklusif lewat jaringan agen Goodyear independen yang ampuh. Goodyear mendapat perhatian penuh dan loyalitas dari agen satu merek dan para agen mendapat hak eksklusif untuk menjual lini ban Goodyear yang banyak diminati. Namun, pada pertengahan tahun 1992 Goodyear merusak tradisi dengan menjual produknya lewat pusat mobil Sears, sehingga menempatkan agen Goodyear dalam persaingan langsung dengan pengecer raksasa.

Beberapa faktor memaksa perubahan dalam sistem distribusi Goodyear. Setelah enam dasawarsa menjadi pabrik ban terbesar di dunia, Goodyear tergelincir ke posisi kedua di bawah Michelin. Goodyear bukan hanya berjuang melawan pesaing domestik yang kecil melainkan juga berupaya mempertahankan pangsa pasar A.S. melawan pesaing baru internasional yang besar dan menguat. Dan akhirnya, memasuki tahun 1990-an Goodyear mengalami keruntuhan. Walaupun masih nomor satu di Amerika Serikat, pangsa pasar ban pengganti di A.S. turun 3 persen hanya dalam lima tahun. Bertempur menghadapi resesi berkepanjangan dan persaingan harga yang ketat dari Michelin dan Brigestone, Goodyear mengalami kerugian pertama kali sesudah Depresi Besar. Tindakan drastis pun diperlukan.

Masuklah manajemen baru yang dipimpin oleh Stanley Gault. Gault mulai memegang tampuk kekuasaan pada pertengahan tahun 1991 dan dengan cepat merampingkan Goodyear, mengurangi utang yang besar, menghemat biaya, dan menjual usaha yang tidak termasuk bisnis inti. Tetapi perubahan paling besar terjadi di pemasaran. Di bawah pimpinan Gault, Goodyear mempercepat pengembangan produk baru dan mendongkrak pengeluaran untuk iklan.

(3)

jangka pendek. Misalnya, Sears sendiri mengendalikan 10 persen pasar ban pengganti di A.S. Bahkan 20 persen pangsa pasar bisnis Sears untuk Goodyear berarti tambahan tiga juta ban setahun, cukup untuk menghapus lebih dari separuh pangsa pasar perusahaan yang hilang sebelumnya.

Berdasarkan ilustrasi tersebut tampaklah bahwa saluran distribusi dan manajemen logistik sangatlah penting untuk kelangsungan perusahaan. Keputusan yang menyangkut saluran distribusi pemasaran merupakan salah satu keputusan paling penting yang dihadapi manajemen. Keputusan perusahaan mengenai saluran distribusi langsung mempengaruhi setiap keputusan pemasaran yang lain. Penetapan harga tergantung pada apakah perusahaan menggunakan pedagang dalam jumlah massal atau toko khusus bermutu tinggi. Keputusan mengenai tenaga penjualan perusahaan dan iklan tergantung pada berapa banyak pembujukan, pelatihan, dan motivasi yang dibutuhkan agen. Keputusan saluran distribusi juga seringkali membutuhkan komitmen jangka panjang terhadap

1.2.2 Bagaimana perusahaan saluran distribusi berinteraksi dan berorganisasi untuk melakukan tugas saluran distribusi?

1.2.3 Apa masalah yang dihadapi perusahaan ketika merancang dan mengelola saluran distribusi?

1.2.4 Apa peran yang dimainkan distribusi fisik untuk menarik dan memuaskan pelanggan?

1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

1.3.1 Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran

1.3.2 Mengetahui dan memahami mengenai saluran distribusi dan manajemen logistik

1.3.3 Mengetahui dan memahami fungsi saluran distribusi dan manajemen logistik

(4)

1.4.1 Memberikan pemahaman kepada para pembaca mengenai saluran distribusi dan manajemen logistik

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Saluran Distribusi dan Sifat Saluran Distribusi

Saluran distribusi (Winardi, 1989:299) merupakan suatu kelompok perantara yang berhubungan erat satu sama lain dan yang menyalurkan produk-produk kepada pembeli. Sedangkan Philip Kotler (1997:140) mengemukakan bahwa “saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi.”

Selain itu, terdapat beberapa faktor yang mendorong suatu perusahaan menggunakan distributor yaitu:

a. Para produsen atau perusahaan kecil dengan sumber keuangan terbatas tidak mampu mengembangkan organisasi penjualan langsung

b. Para distributor nampaknya lebih efektif dalam penjualan partai besar karena skala operasi mereka dengan pengecer dan keahlian khususnya c. Para pengusaha pabrik yang cukup model lebih senang menggunakan

dana mereka untuk ekspansi daripada untuk melakukan kegiatan promosi d. Pengecer yang menjual banyak sering lebih senang membeli

macam-macam barang dari seorang grosir daripada membeli langsung dari masing-masing pabriknya

2.1.1 Fungsi Saluran Distribusi

Saluran distribusi memindahkan barang dari produsen kepada konsumen. Saluran distribusi mengatasi kesenjangan utama dalam waktu, tempat, dan kepemilikan yang memisahkan barang serta jasa dari mereka yang akan menggunakan. Fungsinya antara lain sebagai berikut:

(6)

Adalah mengumpulkan dan menyebarkan informasi riset pemasaran mengenai potensi dan kemampuan pasar, pesaing dan kekuatan-kekuatan lain dalam lingkungan pemasaran.

2. Promosi (Promotion)

Adalah mengembangkan dan menyebarkan komunikasi terhadap para konsumen. Dalam hal ini harus berani untuk membujuk atau persuatif tentang produk yang akan ditawarkan. Saluran distribusi perlu memilih sarana promosi yang tepat untuk promosi agar produk yang ditawarkan kepada konsumen mengena dihati konsumennya.

a. Kontak: menemukan atau berkomunikasi dengan pembeli.

b. Penyesuaian: Membentuk dan menyesuaikan tawaran dengan kebutuhan pembeli , termasuk aktivitas seperti pembuatan, pemilahan, perakitan , dan pengemasan.

3. Negosiasi (Negotiation)

Merupakan usaha untuk membuat kesepakatan untuk mencapai persetujuan akhir tentang harga dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan perpindahan hak milik produk produsen kepada konsumen.

4. Pemesanan (Ordering)

Merupakan keputusan dari distribusi untuk memenuhi minatnya membeli produk atau jasa ke produsen.

5. Pembiayaan (Financing)

Merupakan pembayaran, permintaan, penyebaran dana untuk menutup biaya-biaya saluran distribusi tersebut baik melalui bank atau lembaga-lembaga keuangan lainnya.

(7)

Merupakan perkiraan berapa besarnya resiko yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan saluran tersebut.

7. Kepemilikan Fisik ( Physical Possession)

Merupakan milik dari penyimpanan dan pergerakan barang secara fisik dari bahan mentah sampai ke konsumen akhir.

8. Pembayaran (Payment)

Merupakan arus pembayaran kepada penjual atas jasa atau produk yang telah diserahkan.

9. Kepemilikan (Title)

Merupakan arus perpindahan kepemilikan dari suatu lembaga atau organisasi ke lembaga atau organisasi lainnya.

Saluran distribusi yang lain membantu melengkapi transaksi, antara lain:

a. Distribusi fisik: memindahkan dan menyimpan barang.

b. Dukungan keuangan: membeli dan menggunakan dana untuk menutupi biaya pekerjaan saluran distribusi

c. Mengambil risiko: menanggung risiko melaksanakan pekerjaan saluran distribusi.

2.1.2 Macam-Macam Saluran Distribusi

Terdapat berbagai macam saluran distribusi barang konsumsi, diantaranya: 1. Produsen – Konsumen.

(8)

rumah ke rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut saluran distribusi langsung.

2. Produsen – Pengecer – Konsumen.

Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja. 3. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen.

Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan saluran distribusi tradisional. Di sini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.

4. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen.

Di sini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.

5. Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen.

Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan baran gnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen penjualan. (Swastha dan Irawan, 1997, p.295-297)

2.1.3 Saluran Distribusi dalam Sektor Jasa

Menurut Kotler (1996:8), konsep saluran distribusi tidak terbatas pada distribusi fisik dari barang. Produsen jasa dan ide juga menghadapi masalah untuk membuat hasil mereka tersedia bagi populasi sasaran. Di sektor swasta, penyedia jasa berhati-hati dalam memilih lokasi outlet yang nyaman bagi pelanggan sasaran. Di sektor pemerintah, organisasi dan biro jasa mengembangkan ‘sistem distribusi yang mendidik’ dan ‘sistem distribusi yang sehat’ untuk mencapai populasi yang tersebar luas. Selain itu, saluran distribusi juga dipergunakan dalam pemasaran ‘pribadi’.

(9)

Saluran distribusi adalah sistem tingkah laku yang kompleks yang melibatkan interaksi manusia dan perusahaan untuk mencapai sasaran individual, perusahaan, dan saluran. Beberapa saluran hanya terdiri dari interaksi informal di antara perusahaan yang diatur secara longgar, yang lain terdiri dari interaksi formal yang dipandu oleh struktur organisasi kuat dan sistem saluran yang benar-benar baru bentuknya.

Saluran distribusi terdiri dari perusahaan yang bersatu untuk kepentingan bersama. Setiap anggota saluran memainkan peran dalam saluran dan spesialisasi dalam melaksanakan satu atau beberapa fungsi. Idealnya, karena sukses anggota saluran individual tergantung pada sukses saluran secara keseluruhan, semua perusahaan harus bekerja sama secara mulus. Mereka harus memahami dan menerima perannya, mengkoordinasi sasaran dan aktivitas mereka, serta bekerja sama untuk mencapai sasaran saluran secara keseluruhan.

Namun terkadang anggota saluran individual jarang mempunyai pandangan luas atau ketidaksepakatan. Ketidaksepakatan seperti ini terhadap sasaran dan peran menyebabkan konflik saluran, seperti:

a. Konflik horizontal, yaitu konflik sauran yang terjadi di antara perusahaan pada tingkat saluran yang sama. Misal sesama agen perang harga, bisa jadi memasuki daerah wilayah penjualan sesama agen.

b. Konflik vertikal, yaitu konflik saluran yang bahkan lebih sering dan mengacu pada konflik antara tingkat yang berbeda dari saluran yang sama. Misal Cocacola konflik dengan beberapa pabrik botolnya yang setuju untuk membotolkannya.

(10)

1. Sistem Pemasaran Vertikal (SPV)

Menurut sejarah , saluran distribusi adalah kumpulan beberapa perusahaan independent dengan ikatan longgar, masing-masingnya tidak banyak berfikir tentang kinerja saluran keseluruhan. Saluran distribusi konvensional yaitu saluran yang terdiri dari satu atau beberapa produsen, pedagang besar, dan pengecer independent, masing-masing merupakan bisnis terpisah yang berusaha memaksimalkan labanya sendiri, walaupun harus mengorbankan laba dari sistem secara keseluruhan. Sebaliknya sistem pemasaran vertikal (SPV) adalah saluran distribusi yang terdiri dari produsen, pedagang besar, dan pengecer yang bertindak sebagai suatu sistem terpadu . Anggota saluran yang satu memiliki yang lain, mempunyai kontrak dengan mereka, atau mempunyai wewenang demikian besar sehingga mereka semua bekerja sama.

1. SPV Korporasi

adalah sistem pemasaran vertikal yang menggabungkan tahap-tahap produksi dan distribusi yang berurutan di bawah satu kepemilikan – kepemimpinan saluran dibentuk lewat kepemilikan bersama.

2. SPV Berdasarkan Kontak

yaitu sistem pemasaran vertikal terdiri dari perusahaann indipenden pada tingkat produksi dan distribusi berbeda yang bergabung lewat kontrak untuk memperoleh penghematan dan dampak penjualan lebih besar dari pada yang dapat diperoleh kalau bekerja sendiri-sendiri. Terdapat tiga tipe SPV berdasarkan kontrka yaitu:

a. Rangkaian sukarela yang disponsori pedagang besar, yaitu sistem pemasaran vertikal berdasarkan nonkontrak yang terdiri dari rangkaian pengecer independen yang dengan sukarela diorganisasikan oleh pedagang besar untuk membantu mereka bersaing melawan organisassi rangkaian yang besar.

b. Koperasi pengecer , yaitu sistem pemasaran vertikal berdasarkan kontrak dengan pengecer mengorganisasikan bisnis baru, milik bersama untuk melaksanakan fungsi pedagang besar dan mungkin produksi.

c. Organisasi waralaba, yaitu sistem pemasaran vertikal berdasarkan kontrak dengan salah satu anggota saluran yang disebut pewaralaba menghubungkan beberapa tahap dalam proses produksi-distribusi.

(11)

yaitu sistem pemasaran vertikal yang mengkoordinasikan tahap-tahap produksi dan distribusi yang berurutan, bukan melalui ikatan kepemilikan bersama atau berdasarkan kontrak, melainkan lewat ukuran dan wewenang dari salah satu pihak.

2. Sistem Pemasaran Horisontal

Sistem pemasaran horizontal merupakan pengaturan saluran dengan dua perusahaan atau lebih pada satu tingkat bergabung untuk mengejar peluang pemasaran yang baru. Dengan bekerja sama, perusahaan dapat menggabungkan modal, kapasitas produksi, atau sumberdaya pemasaran untuk mencapai lebih banyak daripada yang dapat dicapai oleh salah satu perusahaan bekerja sendiri. Perusahaan mungkin menggabungkan kekuatan dengan pesaing atau bukan pesaing. Mereka mungkin bekerjasama secara permanen, sementara, atau mungkin mendirikan perusahaan terpisah.

3. Sistem Pemasaran Campuran

Saluran distribusi pemasaran campuran adalah sistem distribusi multi saluran yang terjadi jika satu perusahaan menetapkan dua saluran distribusi pemasaran atau lebih untuk mencapai satu segmen pelanggan atau lebih.

2.3 Tantangan yang Dihadapi Perusahaan Ketika Merancang dan Mengelola Saluran Distribusi

a. Keputusan Rancangan Saluran

1. Menganalisis kebutuhan konsumen akan saluran

(12)

pilihan yang disediakan, dan semakin banyak pelayanan tambahan yang disediakan, semakin banyak tingkat pelayanan agen.

2. Menetapkan sasaran dan hambatan saluran

Perusahaan harus memutuskan segmen mana yang akan dilayani dan saluran terbaik untuk dipergunakan dalam setiap keadaan. Dalan setiap segmen, perusahaan ingin meminimalkan biaya saluran total untuk memenuhi keinginan pelayanan dari pelanggan. Sasaran saluran dari perusahaan juga dipengaruhi oleh sifat dari produk, kebijakan perusahaan, perantara pemasaran, pesaing, dan lingkungan. Karakteristik produk amat mempengaruhi rancangan saluran, misal produk yang cepat busuk lebih memerlukan pemasaran langsung. Produk dalam jumlah besar, seperti bahan bangunan, atau minuman ringan, membutuhkan saluran yang meminimalkan jarak pengiriman dan jumlah penanganan.

Karakteristik perusahaan, memainkan peran penting. Misal ukuran dan situasi keuangan perusahaan menentukann fungsi pemasaran mana yang akan ditangani sendiri dan mana yang harus ditangani perantara. Karakteristik perantara juga mempengaruhi rancangan saluran. Perusahaan harus menemukan perantara yang bersedia dan mampu melaksanakan tugas yang dibutuhkan. Tetapi walaupun bagaimana baiknya perantara namun tetap kurang intensif bila dibandingkan apabila perusahaan sendiri yang menanganinya. Faktor lingkungan seperti kondisi ekonomi dan hambatan hukum juga mempengaruhi keputusan saluran.

3. Mengenali alternatif utama

Ketika sudah menetapkan sasaran salurannya, perusahaan seharusnya mengenali alternatif utama dalam arti tipe perantara, jumlah perantara, dan tanggung jawab anggota saluran.

a. Tipe Perantara

(13)

b. Jumlah Perantara Pemasaran

Perusahaan juga harus menetapkan jumlah anggota saluran yang dipakai pada setiap tingkat. Terdapat tiga macam strategi yang dapat dipilih yaitu distribusi intensif, distribusi eksklusif, dan distribusi selektif.

c. Tanggung Jawab Anggota Saluran

Produsen dan perantara harus membuat persetujuan mengenai persyaratan dan tanggung jawab dari setiap anggota saluran. Mereka harus sepakat tentang kebijakan harga, kondisi penjualan, hak teritorial, dan pelayanan spesifik yang harus dilaksanakan oleh setiap pihak. Perantara harus menetapkan daftar harga dan diskon yang adil bagi perantara. Perantara harus menetapkan teritorial setiap anggota saluran, dan harus berhati-hati kalau akan menempatkan penjual baru.

b. Keputusan Manajemen Saluran 1. Memilih anggota saluran

Ketika memilih perantara, perusahaan harus menetapkan karakteristik apa yang menunjukkan perantara bermutu. Biasanya perusahaan ingin mengevaluasi berapa umur bisnisnya, jenis barang lain yang dijualnya, catatan pertumbuhan dan laba, kerja sama dan reputasinya. Bila perantara adalah agen penjual, perusahaan ingin mengevaluasi jumlah dan karakteristik lini yang dijualnya,dan ukuran serta mutu tenaga penjual. Bila perantara itu adalah toko pengecer yang ingin menjadi distributor eksklusif atau selektif, perusahaan pasti ingin mengevaluasi pelanggan toko, lokasinya, dan potensi pertumbuhan masa depan.

2. Memotivasi anggota saluran

Setelah memilih, anggota saluran harus terus-menerus dimotivasi untuk melakukan yang terbaik. Perusahaan harus harus menjual tidak hanya lewat perantara tetapi juga kepada mereka.

3.Mengevaluasi anggota saluran

Produsen harus secara teratur membandingkan prestasi kerja setiap anggota saluran terhadap standar seperti kuota penjualan, tingkat sediaan rata-rata, waktu penyerahan kepada pelanggan, perlakuan terhadap barang rusak dan hilang, kerjasama dalam program promosi dan pelatihan, serta pelayanan kepada pelanggan.

(14)

2.4.1 Manajemen Logistik

Manajemen logistik merupakan serangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan, pencatatan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan dan penghapusan logistik guna mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

Martin (1988) mengartikan manajemen logistik sebagai proses yang secara strategik mengatur pengadaan bahan (procurement), perpindahan dan penyimpanan bahan, komponen dan penyimpanan barang jadi (dan informasi terkait) melalui organisasi dan jaringan pemasarannya dengan cara tertentu sehingga keuntungan dapat dimaksimalkan baik untuk jangka waktu sekarang maupun waktu mendatang melalui pemenuhan pesanan dengan biaya yang efektif. Berdasarkan definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwa manajemen logistik merupakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengelolaan (siklus) logistik guna mendukung efektivitas dan efisiensi dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

2.4.2 Sifat dan Kepentingan Distribusi Logistik dan Logistik Pemasaran Dalam logistik modern, lebih luas daripada distribusi fisik. Distribusi fisik mencakup perencanaan, pengimplementasian, dan pengendalian arus material, barang jadi, dan informasi yang berkaitan secara fisik dari tempat asalnya ke tempat konsumen untuk memenuhi permintaan pelanggan dengan menghasilkan laba. Logistik tidak hanya menyangkut masalah distribusi ke luar, melainkan juga masalah distribusi ke dalam. Hal ini menyangkut manajemen seluruh rantai pasokan, arus nilai tambah dari pemasok sampai pengguna akhir. Jadi, tugas manajer logistik adalah mengatur koordinasi seluruh saluran sistem distribusi fisik – aktivitas pemasok, agen pembelian, pemasar, anggota saluran, dan pelanggan.

Selain itu, perusahaan dewasa ini lebih menekankan pada logistik karena beberapa alasan antara lain:

(15)

b) Logistik adalah unsur biaya utama bagi kebanyakan perusahaan

c) Ledakan dalam variasi produk telah menciptakan kebutuhan akan manajemen logistik yang lebih baik

2.4.3 Sasaran Sistem Logistik

Titik awal untuk merancang sistem logistik adalah untuk mempelajari pelayanan yang dibutuhkan oleh pelanggan. Beberapa perusahaan menyatakan sasaran logistik adalah memberikan pelayanan maksimum kepada pelanggan dengan biaya paling rendah. Sasaran dari sistem logistik pemasaran harus menyediakan tingkat pelayanan yang ditargetkan kepada pelanggan dengan biaya paling rendah.

2.4.4 Fungsi Utama Manajemen Logistik

Penyelenggaraan logistik senantiasa berkaitan dengan proses yang didalamnya akan melibatkan orang-orang/badan yang harus melakukan kegiatan/usaha secara efektif dan efisien selama jangka waktu tertentu untuk tercapainya suatu sasaran yang ditetapkan, dengan demikian maka misi ini tidak dapat direalisasikan tanpa diterapkannya fungsi-fungsi manajemen dalam penyelenggaraan logistik.

Pada dasarnya fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan dalam penyelenggaraan logistik adalah fungsi-fungsi manajemen yang bersifat umum dan mutlak diperlukan pada seluruh aspek kegiatan, meliputi :

1) Perencanaan

Perencanaan logistik merupakan dasar untuk pengarahan dan pengkoordinasian dalam pembinaan sumber-sumber dan pedoman bagi setiap tindak logistik, secara umum perencanaan logistik didasarkan pada :

a. Program pembangunan kekuatan jangka panjang (25 tahun). b. Program pembangunan kekuatan jangka sedang (5 tahun). c. Program pembangunan kekuatan 1 tahun.

d. Penajaman prioritas sasaran yang dikonsentrasikan pada kemampuan operasional yang diharapkan.

(16)

2) Pengorganisasian

Pengorganisasian setiap kegiatan logistik pada dasarnya merupakan satu sistem atau tatanan yang harus berorientasi kepada tugas dengan program yang jelas namun kenyal. Pengorganisasian logistik dilaksanakan dengan memperhatikan berbagai hal serta dengan pendekatan sebagai berikut :

a. Pengorganisasian yang diselenggarakan berdasarkan pendekatan tugas. b. Pengorganisasian yang diselenggarakan berdasarkan pendekatan komoditi. c. Pengorganisasian yang diselenggarakan dengan rentang kendali sependek

mungkin.

d. Pengorganisasian yang diselenggarakan berdasarkan eselonisasi penanggung jawab pengemban fungsi logistik sesuai struktur organisasi yang berlaku.

3) Pengawasan dan pengendalian

Pengawasan dan pengendalian sebagai fungsi organik pembinaan,yaitu menyelenggarakan usaha, kegiatan dan pekerjaan untuk menjamin tercapainya tujuan secara efektif, efisien dan sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku melalui pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, pemeriksaan dan tindakan pengendalian yang diperlukan sehingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat ditekan sekecil mungkin atau minimum dapat dikurangi. Dalam penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Pengawasan dan pengendalian harus berdasarkan pada rencana yang telah ditetapkan.

b. Pengawasan dilaksanakan melalui jalur pengawasan struktural maupun fungsional.

c. Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan terpusat sesuai strata demi tercapainya kesatuan dan keterpaduan upaya.

Selain itu, manajemen logistik juga mempunyai fungsi utama dalam sasaran logistik sehingga meminimalkan biaya mencapai sasaran tersebut. Fungsi utama logistik termasuk:

(17)

Pesanan dapat diserahkan dengan berbagai cara – lewat pos, telepon, wiraniaga, atau via komputer dan pertukaran data elektronik (EDI=electronic data interchange).

b) Pergudangan

Setiap perusahaan harus menyimpan produknya sebelum terjual. Perusahaan harus memutuskan berapa banyak gudang dan dari jenis apa yang dibutuhkannya serta dimana letaknya. Semakin banyak gudang yang dipakai perusahaan, semakin cepat barang dapat diserahkan kepada pelanggan.

c) Manajemen sediaan

Tingkat sediaan juga mempengaruhi pelanggan. Masalah utama adalah mempertahankan keseimbangan yang sulit antara menyimpan sediaan terlalu banyak dan terlalu sedikit. Keputusan sediaan menyangkut hal mengetahui kapan harus memesan dan berapa banyak yang harus dipesan. d) Transportasi

Pemasar perlu memperhatikan keputusan transportasi perusahaan. Pemilihan transportasi yang menyangkut mempengaruhi harga produk, kinerja penyerahan, dan kondisi barang ketika tiba-tiba semuanya akan mempengaruhi kepuasan pelanggan.

2.4.4 Manajemen Logistik Terpadu

(18)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang menjembatani antara produsen dan konsumen. Ada beberapa faktor yang membuat saluran distribusi penting bagi suatu perusahaan. Fungsi utama saluran distribusi adalah menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, maka perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan saluran distribusi harus melakukan pertimbangan yang baik.

Manajemen logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/alat-alat, sehingga manajemen logistik mampu menjawab tujuan dan bagaimana cara mencapai tujuan dengan ketersediaan bahan logistik setiap saat bila dibutuhkan dan dipergunakan secara efisien dan efektif.

Tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu yang dibutuhkan, dalam keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi dimana dibutuhkan, dan dengan total biaya yang rendah. Melalui proses logistiklah material mengalir ke kompleks manufakturing yang sangat luas dari Negara industri dan produk-produk didistribusikan melalui saluran-saluran distribusi untuk konsumsi.

3.2 Saran

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 1996. Principles of Marketing Seventh Edition (Dasar-Dasar Pemasaran). Jakarta: Prenhallindo.

Nurrohmah, Liza. 2013. Saluran Distribusi

(https://bintangfararyani.wordpress.com/2013/02/03/saluran-distribusi-philip-kotler/) [26 Agustus 2015]

http

s ://angelangeljs.blogspot.com/2013/05/manajemen-logistik.html

http: / /bellasallsa.blogspot.com/2012/06/makalah-manajemen-logistik-dan.html

Referensi

Dokumen terkait

Competency management perusahaan berpengaruh positif terhadap effectively project team karena dengan memiliki keahlian tersendiri para manajemen perusahaan dapat

The products designed was learning materials in the form of acid and base module based on guided discovery learning for senior high school student.. Thepreparation module

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca siswa dari SMA PGRI 1 Pati di tahun akademik

Data primer penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang menanyakan tentang data demografis (jenis kelamin, jurusan, dan jenjang sekolah),

Hasil korelasi antara data ekperimen dan perhitungan yang baik menunjukan bahwa model kesetimbangan UNIFAC dapat digunakan untuk memprediksi kesetimbangan cair-cair

Hasil Uji Residual menunjukkan Kepemilikan Institusinal sebagai variabel moderating tidak mampu memoderasi hubungan antara Tipe Industri, Ukuran Dewan Komisaris, dan

Menurut Akmal Janan Abror (2009:18) pola asuh ini merupakan sikap orang tua dalam berhubungan dengan anak – anaknya, sikap ini dapat dilihat dari berbagai segi

Telah dilakukan uji daya antijamur dari minyak atsiri rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dengan pengeringan sinar matahari langsung terhadap pertumbuhan