OSWAR MUNGKASA
DEPUTI GUBERNUR DKI JAKARTA BIDANG TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP
PEMBAHASAN DAN PENYEMPURNAAN DRAFT PEDOMAN BENTUK DAN TATA CARA
PEMBERIAN INSENTIF DAN DISINSENTIF PENATAAN RUANG JAKARTA 30 MEI 2017
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
KERANGKA PRESENTASI
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF PENATAAN RUANG DI DKI JAKARTA
Dasar hukum
Implementasi
Insentif dan
Disinsentif
Peraturan Pelaksanaan
UU no.
28/2002
tentang Bangunan
Gedung
PP No. 15/2010
tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang
Kaitan Insentif
dan Disinsentif
terhadap
Kerjasama
Pembangunan
Permen PU No. 20/2011
tentang Pedoman Umum Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan
PERDA NO.1/2012
tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah
PERDA NO.1/2014
tentang
Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi
PERGUB No. 210 Tahun 2016
tentang Pengenaan Kompensasi
terhadap Pelampauan Nilai KLB
Perpres No. 38 Tahun 2015
tentang Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur
Mekanism
e
Pelaksana
DASAR HUKUM
UU No. 26/2007
tentang Penataan Ruang
Pasal 35
Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan melalui penetapan
peraturan
zonasi
,
perizinan
,
pemberian
insentif
dan
disinsentif,
serta
pengenaan sanksi
.
Pasal 38
Dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang diberikan
Insentif dan/atau
disinsentif
oleh
:
a. Pemerintah kepada pemerintah daerah;
b. pemerintah daerah kepada pemerintah daerah lainnya; dan
PP No. 15/2010
tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang
Pasal 4
ketentuan tentang penetapan bentuk dan besaran insentif dan
disinsentif, ditetapkan dengan
peraturan
gubernur
.
Pasal 148
Pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang dilaksanakan melalui:
a.
pengaturan zonasi;
b.
perizinan;
c.
pemberian
insentif dan disinsentif
; dan
d.
pengenaan sanksi.
Pasal 153
Peraturan zonasi
merupakan dasar dalam
pemberian insentif
dan
disinsentif
, pemberian izin, dan pengenaan sanksi.
DASAR HUKUM
(2) Prioritas pemberian insentif diarahkan pada
penyediaan
dan
penambahan
RTH,
penanggulangan banjir
,
upaya mengatasi masalah
kemacetan lalu lintas
,
peremajaan kota
melalui
konsolidasi lahan berbasis masyarakat serta upaya
pelestarian bangunan cagar budaya
.
PERDA No.1/2014
tentang
Rencana Detail Tata Ruang & Peraturan
Zonasi
PERDA
NO.1/2
012
Pasal 207
INSENTIF
DAN
DISINSENTIF
TEKNIK PENGATURAN
ZONASI
(TPZ)
PERGUB No. 210 Tahun 2016
tentang
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
P
b.Intensitas Pemanfaatan Ruang
c.Tata Bangunan
d.Teknik Pengaturan Zonasi (TPZ)
INSENTIF DAN
DISINSENTIF
(Pasal 640)
PENGENAAN
SANKSI
(Pasal 658)
TEKNIK PENGATURAN ZONASI (Pasal 620)
a.Bonus (kode a) b.Pengalihan Hak
Membangun/TDR (kode b) c.Pertampalan Aturan atau
overlay (kode c)
d.Permufakatan Pembangunan (kode b)
e.Khusus (kode e)
f.Pengendalian Pertumbuhan (kode f)
g.Pelestarian Kawasan Cagar Budara (kode g)INSENTIF
Perangkat atau upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana tata ruang, berupa:
a. KERINGANAN PAJAK, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham;
b. PEMBANGUNAN serta
PENGADAAN INFRASTRUKTUR; c. kemudahan PROSEDUR
PERIZINAN; dan/atau
d. PEMBERIAN PENGHARGAAN
kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah.
DISINSENTIF
Perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang, berupa:
a.pengenaan PAJAK YANG TINGGI yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang; dan/atau
b. PEMBATASAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR, pengenaan kompensasi, dan penalti.
BONUS (kode a) (Pasal 621)
diberikan oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk
peningkatan luas lantai atau KLB
Perda No. 1Tahun 2014 tentang RDTR dan PZ
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF
DEFINISI TEORITIS
TPZ Insentif / Bonus Zoning : Mekanisme kerjasama antara Pemerintah Kota dengan Pengembang (swasta) dalam mengembangkan kawasan / daerah yang berhubungan dengan kepentingan umum
Insentif : Pengaturan yang bertujuan memberikan rangsangan terhadap kegiatan yang seiring dengan tujuan rencana tata ruang.
Disinsentif : pengaturan yang bertujuan membatasi pertumbuhan atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang.
Kompensasi Koefisien Lantai Bangunan adalah FASILITAS PUBLIK YANG DISERAHKAN OLEH MASYARAKAT baik perorangan, badan usaha maupun lembaga kepada Pemerintah Daerah atas pemanfaatan ruang yang melampaui nilai Koefisien Lantai
TPZ Insentif / Bonus Zoning
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF
TEKNIK PENGATURAN ZONASI
Diberikan oleh Pemerintah Daerah dalam bentuk peningkatan luas lantai atau KLB
Diarahkan pada lokasi sebagai berikut:
a.pusat kegiatan primer, pusat
kegiatan sekunder, dan
kawasan strategis kepentingan ekonomi;
b.kawasan terpadu kompak dengan pengembangan konsep
TOD;
c.kawasan yang memiliki fungsi sebagai fasilitas parkir perpindahan moda (park and ride); dan
d.lokasi pertemuan angkutan umum massal.
Diberikan sebagai kompensasi menyediakan fasilitas publik Dapat dilakukan di dalam lahan perencanaan dan/atau di luar lahan perencanaan
ZONA BONUS
PERDA No.1/2014
tentang
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF
BENTUK KOMPENSASI
Kompensasi terhadap pelampauan KLB ditetapkan dalam
bentuk penyediaan fasilitas publik antara lain (Pergub
210/2016):
a.
menyediaan
lahan
dan/atau
membangun RTH
publik
;
b.
menyediakan
lahan
dan/atau
membangun rumah
susun umum
;
c.
menyediakan
lahan
dan/atau
membangun waduk
atau
situ
;
d.
menyediakan
infrastruktur
;
e.
menyediakan
jalur
dan
meningkatkan kualitas
fasilitas pejalan kaki
yang terintegrasi dengan
angkutan umum; dan
Bentuk penyediaan infrastruktur sebagaimana dimaksud huruf d
antara lain:
a.
infrastruktur transportasi;
b.
infrastruktur jalan;
c.
infrastruktur sumber daya air, irigasi dan pengendalian banjir;
d.
infrastruktur air minum;
e.
infrastruktur sistem pengelolaan air limbah terpusat;
f.
infrastruktur sistem pengelolaan air limbah setempat;
g.
infrastruktur sistem pengelolaan persampahan;
h.
infrastruktur telekomunikasi dan informatika;
i.
infrastruktur ketenagalistrikan;
j.
infrastruktur minyak dan gas bumi dan energi terbarukan;
k.
infrastruktur konservasi energi;
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF
l.
infrastruktur fasilitas perkotaan;
m.
infrastruktur fasilitas pendidikan;
n.
infrastruktur fasilitas sarana dan prasarana olahraga, serta
kesenian;
o.
infrastruktur kawasan;
p.
infrastruktur pariwisata;
q.
infrastruktur kesehatan;
r.
infrastruktur lembaga pemasyarakatan;
s.
infrastruktur perumahan rakyat;
t.
infrastruktur pertamanan;
u.
infrastruktur pemerintahan;
v.
Infrastruktur lingkungan hidup; dan
w.
Infrastruktur perekonomian.
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF
Penyediaan Fasilitas Publik
diutamakan
pada lahan/aset milik Pemerintah
Daerah
atau pada lahan yang wajib
diserahkan kepada Pemerintah Daerah
sesuai dengan prioritas kebutuhan
Pemerintahan Daerah
berdasarkan
usulan kebutuhan SKPD/UKPD
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF
TEKNIK PENGATURAN ZONASI (TPZ) BONUS
Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 210 Tahun 2016
Penyediaan fasilitas publik harus memenuhi ketentuan
, antara lain:
a.
Memenuhi kemampuan
daya dukung
tanah dan/atau lahan perencanaan;
b.
Tidak melanggar peraturan zonasi
yang ditetapkan dalam
pemanfaatan ruang dan ketentuan teknis pemanfaatan ruang;
c.
Mempertimbangkan
ketersediaan dan kapasitas infrastruktur
dan
utilitas umum yang mendukung;
d.
mempertimbangkan
standar kebutuhan prasarana dan sarana
kepentingan umum.
e.
bukan merupakan kewajiban
yang ditetapkan atau direkomendasikan
atas dasar permohonan perizinan pemanfaatan ruang lainnya dari
pemohon KLB;
f.
bukan merupakan komponen kegiatan yang dibiayai
oleh Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (
APBD
); dan
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF
FISKAL DAN NON FISKAL
Tujuan Realisasi bonus KLB dalam bentuk infrastruktur fasos dan fasum adalah sebagai berikut :
a.Sebagai perwujudan bentuk PERAN SERTA MASYARAKAT dalam penataan ruang (sesuai PP 68
Tahun 2010) dalam pelaksanaan pembangunan kota;
b.Bentuk KERJASAMA ANTARA SWASTA DAN PEMERINTAH dalam pengembangan pembangunan
kota;
c.MEMPERCEPAT PROSES PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR di DKI Jakarta dalam rangka mengatasi permasalahan kota;
- Fiskal menggunakan prosedur yang lebih panjang dan lama. Menunggu ke dalam anggaran / APBD hingga proses pelelangan
- Non Fiskal dapat langsung dikerjakan oleh Konsultan tanpa harus menunggu APBD dan proses lelang
d.Perda 3 Tahun 2012 sebagai perubahan atas Perda 1 Tahun 2006 tentang retribusi daerah, bahwa
peningkatan KLB tidak lagi merupakan pemasukan daerah DKI Jakarta dalam bentuk retribusi daerah.
e.Dalam peraturan keuangan daerah dan perpajakan, bahwa pemerintah daerah hanya dapat
MEKANISME PELAKSANAAN
RUMUS PERHITUNGAN BESAR KOMPENSASI PELAMPAUAN KLB
=
L
KLB
DASARx NJOP
K
Rumus menghitung besarnya kompensasi yang diperoleh, dihitung berdasarkan rumus :
Keterangan :
K
= Nilai Kompensasi (Rp)
I
= Indeks
L
= Besaran luas lantai bangunan yang dilampaui (m2)
KLB
dasar= Nilai Koefisien Lantai Bangunan sesuai dengan Rencana Kota yang ditetapkan
NJOP
= Nilai Jual Objek Pajak lahan yang dibangun (Rp)
MEKANISME PELAKSANAAN
KETENTUAN KHUSUS
Pemberian pelampauan KLB pada kawasan TOD angkutan umum massal berbasis rel lainnya,
yang belum memiliki nilai indeks, maka nilai indeksnya ditetapkan Gubernur setelah mendapatkan pertimbangan dalam Rapat Pimpinan BKPRD dan/ atau forum Rapat Pimpinan Gubernur dengan memperhatikan fungsi dan karakteristik kawasan sekitarnya, berdasarkan kajian dari Dinas Penataan Kota (DPK).
Permohonan pemanfaatan ruang untuk pembangunan rumah susun sewa baik dilakukan oleh
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) diberikan pelampauan KLB tanpa dikenakan Kompensasi.
Pembangunan kantor pemerintahan pada lahan - lahan milik Pemerintah Pusat dan/ atau
Pemerintah Daerah yang tidak dikerjasamakan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), swasta dan/ atau perorangan tidak dikenakan kompensasi pelampauan nilai KLB.
Pelampauan KLB pada Sub Zona Prasarana Pendidikan (S. I) yang lokasinya berada pada Zona Teknik
Pengaturan Zonasi (TPZ) Bonus dengan kode a, tidak dikenakan kompensasi dengan ketentuan penggunaan sekolah harus menerima 60% (enam puluh persen) pelajar dari masyarakat berpenghasilan rendah dan harus terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.
Pelampauan KLB pada Sub Zona Prasarana Kesehatan (S.2) yang berada pada lokasi Zona Teknik
MEKANISME PELAKSANAAN
SANKSI ADMINISTRATIF
Pemegang Persetujuan Prinsip Pelampauan KLB
yang tidak melaksanakan
kewajiban bentuk kompensasi akan dikenakan sanksi administratif
, berupa:
Surat peringatan pertama
diberikan terhadap pemegang persetujuan prinsip
pelampauan KLB yang tidak melaksanakan bentuk kompensasi sesuai dengan batasan
dan ruang lingkup yang tercantum dalam Perjanjian Pemenuhan Kewajiban.
Surat peringatan kedua
Apabila dalam 7 (tujuh) hari kerja sejak surat peringatan
pertama diterima, bentuk kompensasi belum dipenuhi.
Pembekuan izin
Apabila dalam 3 (tiga) hari kerja sejak surat peringatan kedua
diterima, bentuk kompensasi belum dipenuhi.
Pencabutan izin
Apabila dalam 1 (satu) hari kerja sejak pembekuan perizinan
(meliputi: Persetujuan Prinsip Pelampauan KLB, IMB, SLF, dan izin operasional lainnya),
bentuk kompensasi belum dipenuhi.
Simpang Susun
Semanggi
Kompensasi KLB dari
PT. Mitra Panca Persada
Rp 345 miliar
Status: Pembangunan
belum selesai, butuh
appraisal
kembali
setelah terbangun
Kawasan Pusat Kegiatan Primer: Kawasan Perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala
NASIONAL
atau
BEBERAPA PROVINSI
dan
INTERNASIONAL
Kawasan Pusat Kegiatan Sekunder: Kawasan Perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala
PROVINSI
atau
BEBERAPA KOTA/KABUPATEN ADMINISTRASI
Kawasan Pusat Kegiatan Tersier: Kawasan Perkotaan yang
berfungsi untuk melayani kegiatan skala
KOTA/KABUPATEN
ADMINISTRASI
atau
BEBERAPA KECAMATAN
LAMPIRAN
PP No. 36/2005
tentang Peraturan Pelaksanaan UU no.
28/2002 tentang Bangunan Gedung
Penjelasan Pasal 20 Ayat (4)
Dalam hal
pemilik tanah memberikan sebagian area tanahnya
untuk
kepentingan
umum
,
misalnya
untuk
taman
atau
prasarana/sarana publik
lainnya, maka pemilik bangunan
dapat
diberikan kompensasi/insentif
oleh
pemerintah daerah
.
Kompensasi
dapat berupa
kelonggaran KLB (bukan KDB),
sedangkan
insentif
dapat berupa
keringanan pajak atau retribusi
.
LAMPIRAN
Permen PU No. 6/2007
tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan
Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan, terdiri atas:
(a) Insentif Luas Bangunan
, yaitu
insentif yang terkait dengan
KLB
dan diberikan apabila bangunan gedung terbangun memenuhi
persyaratan peruntukan lantai dasar yang dianjurkan. Luas lantai bangunan
yang ditempati oleh fungsi tersebut dipertimbangkan untuk tidak
diperhitungkan dalam KLB.
(b) Insentif Langsung
, yaitu
insentif
yang memungkinkan
penambahan luas lantai maksimum
bagi bangunan gedung yang
menyediakan fasilitas umum berupa sumbangan positif bagi lingkungan
permukiman terpadu; termasuk di antaranya jalur pejalan kaki, ruang terbuka
umum, dan fasilitas umum.
LAMPIRAN
Permen PU No. 20/2011
tentang Pedoman Penyusunan
RDTR dan Peraturan Zonasi
Peraturan Zonasi
merupakan ketentuan sebagai
bagian yang tidak
terpisahkan dari RDTR
.
Peraturan Zonasi berfungsi sebagai :
a)
Perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang
b)
Acuan dalam pemberian izin pemanfaatan ruang, termasuk di dalamnya
air right development dan pemanfaatan ruang di bawah tanah
c)
Acuan dalam
pemberian insentif
dan
disinsentif
d)
Acuan dalam pengenaan sanksi
e)
Rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan dan
penetapan lokasi investasi
LAMPIRAN
PERSYARATAN ADMINISTRASI
• Fotocopi KTP pemohon yang masih berlaku; • Fotocopi NPWP;
• Fotocopi akta pendirian badan hukum bagi pemohon yang berbadan hukum; • Fotocopi surat bukti kepemilikan lahan yang dilegalisir notaris;
• Surat pernyataan dari instansi pemerintah untuk lahan milik pemerintah;
• Fotocopi tanda bukti lunas PBB lahan yang dimohon tahun berjalan atau 1 (satu) tahun sebelumnya; • Gambar arsitek bangunan;
• Fotocopi dokumen perizinan yang pernah diterbitkan (apabila diperlukan); dan
• Pernyataan kesanggupan menyerahkan kompensasi yang dinyatakan secara notarial akta.
PERSYARATAN TEKNIS
KAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN
Pemenuhan air bersih, pemenuhan daya listrik, pengelolaan limbah dan drainase, pengendalian kebersihan lingkungan, pengendalian penghijauan dan pengendalian penurunan muka tanah.
KAJIAN DAMPAK LALU LINTAS
Kondisi jaringan jalan, lalu lintas dan angkutan jalan ; bangkitan /tarikan lalu lintas dan angkutan jalan akibat pembangunan / pelampauan KLB; distribusi perjalanan; pemilihan moda; pembebanan perjalanan; simulasi kinerja lalu lintas akibat pembangunan / pelampauan; dan prasyarat sarana dan prasarana penanganan dampak lalu lintas akibat pembangunan / pelampauan KLB.
PROPOSAL RENCANA PEMBANGUNAN
Kepemilihan tanah / lahan, Kesesuaian Rencana Kota (intensitas), Kondisi eksisting bangunan; dan Usulan rencana kegiatan / penggunaan lahan
KAJIAN TEKNIS LAINNYA YANG DIPERLUKAN
LAMPIRAN
KLB Dasar (sesuai Perda 1 Tahun 2014)
KLB Tambahan
Angka persentase perbandingan antara
luas seluruh lantai bangunan gedung dan
luas lahan perpetakan atau lahan
perencanaan yang dikuasai sesuai Rencana
Tata Ruang Wilayah, Rencana Detail Tata
Ruang, dan Peraturan Zonasi.
Koefisien
Lantai
Banguna
n
LAMPIRAN
IMPLEMENTASI INSENTIF DAN DISINSENTIF
CONTOH IMPLEMENTASI INSENTIF
TEKNIK PENGATURAN ZONASI (TPZ) BONUS
Kompensasi ditetapkan dalam bentuk menyediakan fasilitas publik, antara lain:
a. menyediaan lahan dan/atau membangun RTH PUBLIK;
b. menyediakan lahan dan/atau membangun RUMAH SUSUN UMUM;
c. menyediakan lahan dan/atau membangun WADUK atau SITU;
d. menyediakan INFRASTRUKTUR;
• Infrastruktur transportasi
• Infrastruktur jalan
• Infrastruktur sumber daya air, irigasi dan pengendalian banjir
• Infrastruktur air minum
• Infrastruktur sistem pengelolaan air limbah terpusat dan/atau setempat
• Infrastruktur sistem pengelolaan persampahan
• Infrastruktur telekomunikasi dan informatika
• Infrastruktur ketenagalistrikan
• Infrastruktur minyak, gas bumi dan energi terbarukan
• Infrastruktur konservasi energi
• Infrastruktur fasilitas perkotaan
• Infrastruktur fasilitas pendidikan
• Infrastruktur fasilitas sarana dan prasarana olahraga serta kesenian
• Infrastruktur kawasan
• Infrastruktur pariwisata
• Infrastruktur kesehatan
• Infrastruktur lembaga pemasyarakatan
• Infrastruktur perumahan rakyat
• Infrastruktur pertamanan
• Infrastruktur pemerintahan
• Infrastruktur lingkungan hidup
• Infrastruktur perekonomian
e. menyediakan jalur dan meningkatkan kualitas FASILITAS PEJALAN KAKI yang terintegrasi dengan angkutan umum; dan
f. menyediakan JALUR SEPEDA yang terintegrasi dengan angkutan umum.
Maka dapat diberikan bonus atau insentif berupa penambahan KLB
PEMOHON Gubernur melalui DPMPTSP
Kelengkapan Persyaratan Administrasi
dan Teknis Dikaji terlebih dahululu
DPMPTSP berkoordinasi dengan: BPLHD, Dinas
Perhubungan dan Transportasi, DCKTRP,
SKPD/UKPD terkait
RAPIM
BKPRD DPMPTSP
Memproses dan menerbitkan Persetujuan Prinsip Pelampauan KLB dan Persetujuan Prinsip Penetapan dan Pelaksanaan Bentuk Kompensasi
Nilai Kompensasi dicatat sebagai piutang daerah
disetujui
Perhitungan nilai dan bentuk kompensasi ditindaklanjuti dengan Perjanjian Pemenuhan Kewajiban (PPK) secara notarial akta dibawah koordinasi ASBANG
Asisten Pembanguna
n dan LH
DPMPTSP SKPD pengusul
bentuk kompensasi
Nota Dinas
Bertanggung jawab atas:
Pengendalian teknis pelaksanaan pembangunan termasuk proses perizinannya Kesesuaian hasil pelaksanaan
pembangunan dengan nilai kesetaraan kompensasi KLB
Biro PKLH
Monitoring dan penagihan bentuk kompensasi
Jangka waktu pelaksanaan bentuk kompensasi mulai berlaku terhitung sejak ditandatanganinya PPK antara Pemerintah Daerah dan Pemohon
LAMPIRAN
Biro PKLH
Penagihan bentuk kompensasi
SKPD pengusul bentuk kompensasi
Pemeriksaan fisik yang dituangkan dalam: Berita Acara
Pelaksanaan Teknis dan Berita Acara
Pemeriksaan Fisik
Kantor Jasa Penilai Publik
(KJPP) SKPD Pengguna
Barang Milik
Daerah Memproses penerbitan kode
registrasi inventaris barang dan
menyiapkan
Keputusan Gubernur mengenai
penggunaan barang
DPMPTSP BAST
Berita Acara Serah Terima Berkas
Badan Perpustakaan
dan Arsip Daerah Prov
DKI Jakarta Dokumen disimpan dan
diarsipkan
PENGAWASAN
PENGENDALIAN
SKPD/UKPD sesuai tugas pokok dan
fungsinya Dibawah koordinasi Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup SKPD/UKPD sesuai
tugas pokok dan fungsinya
Gubernur melalui Sekretaris Daerah setiap 3 bulan sekali
atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan
Berita Acara Serah
Terima