• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH PEMIKIRAN NABI MUHAMMAD pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEJARAH PEMIKIRAN NABI MUHAMMAD pdf"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BIODATA

Nama : RadinalPontoh

Alamat : Tuminting, Manado

Ttl : Manado, 25 Oktober 1996

Fak/Prodi : Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Pendidikan Agama Islam ( PAI 3) Semester 5

Nim : 15.2.3.072

(2)

SEJARAH PEMIKIRAN NABI MUHAMMAD

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akhir-akhir ini, telah bermunculan tokoh tingkat nasional dan internasional yang memainkan peran sebagai pencerah umat dengan beragam konsep membangun pemikiran dan peradaban. Konsep membangun Pemikiran dan peradaban itu ditawarkan mulai dari rumah tangga hingga tingkat negara dan dunia. Jika kita merujuk kembali pada sejarah pemikiran dan peradaban mayor, maka sumber inspirasi perjuangan para ahli peradaban Islam adalah Nabi Muhammad SAW. Adalah suatu momen yang sangat tepat bahwa kita

sebagai pencerah umat menggagas diadakannya berbagai diskusi dan seminar tentang peradaban sebagai proses reeksistensi pemikiran dan peradaban Islam. Dan menambah wawasan pengetahuan tentang peradaban dan pemikiran islam pada masa nabi Muhammad SAW. Pada saat seluruh dunia tenggelam dalam arus kebohongan, kehilangan human dignity, jauh dari sinaran tauhid, dan keadaan sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama masyarakat dunia khususnya. Ia membawa obor tranformasi dari kehidupan kegelapan menuju cahaya terang. Ia mengantarkan masyarakat yang kacau menjadi masyarakat yang terbimbing dan terdidik, lebih- lebih melepaskan bangsa Arab

dari kemusyrikan menuju tauhid. Periode Rasulullah SAW merupakan masa cikal bakal pembentukan peradapan Islan. Peradapan Islam dibangun dengan menjadikan agama Islam sebagai dasar pembentukannya. Dalam masa ini, diuraikan dinamika yang terjadi pada masyarakat muslim dalam upaya merintis penegakkan risalah Islam disekitar Jazirah Arab sebagai pandangan hidup baru masyarakat.1

B. Rumusan Masalah

A. Bagaimana Riwayat Hidup Nabi Muhammad ? B. Bagaimana Peradaban Arab Pra-Islam?

(4)

C. Bagaimana Pemikiran dan Peradaban Islam Masa Nabi Muhamad?

D. Bagaimana Peran Sahabat Dalam Memahami Wahyu dan Sunnah Nabi SAW Terkait Dengan Pemikiran dan Peradaban Islam ?

E. Bagaimana Cara Untuk Sukses Dengan Menggunakan Pemikiran Nabi Muhammad?

C. Tujuan

A. Untuk Mengetahui Riwayat Hidup Nabi Muhammad B. Untuk Mengetahui Peradaban Arab Pra-Islam

C. Untuk Mengetahui Pemikiran dan Peradaban Islam Masa Nabi Muhamad

D. Untuk Mengetahui Peran Sahabat Dalam Memahami Wahyu dan Sunnah Nabi SAW Terkait Dengan Pemikiran dan Peradaban Islam

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Riwayat Nabi Muhammad Saw

Muhammad lahir di Mekkah pada hari senin pagi 12 Rabi’ul awal bertepatan dengan

tanggal 20 April tahun 571 M. Tahun kelahiran Nabi dikenal dengan tahun Gajah, karena pada tahun itu pasukan Abrahah dengan menunggang gajah menyerbu Mekkah ingin

menghancurkan ka’bah.

Beliau lahir dari keluarga miskin secara materi namun berdarah ningrat dan terhormat. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin

Kilab.

Pada waktu lahir Nabi Muhammad SAW dalam keadaan yatim karena ayahnya Abdullah meninggal dunia ketika masih dalam kandungan. Nabi Muhammad kemudian

diserahkan kepada ibu pengasuh, Halimah Sa’diyyah. Dalam asuhannyalah Nabi Muhammad

SAW dibesarkan sampai usia empat tahun. Setelah kurang lebih dua tahun berada dalam asuhan ibu kandungnya. Ketika usia enam tahun Nabi Muhammad SAW menjadi yatim piatu. Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tangguang jawab merawat Nabi Muhammad SAW. Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal dunia karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Thalib. Abu Thalib wafat tiga tahun sebelum Nabi hijrah ke Madinah. Pada saat itu kehidupan nabi mengalami masa tersulit, dan beliau tidak didampingi seorang pelindung pun. Tetapi alam melimpahi beliau kepribadian mengagumkan. Tokoh-tokoh yang mengenal beliau pada masa

mudanya mengatakan “anak ini mempunyai masa depan yang gemilang” 2

Pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad SAW ikut berdagang ke Syam, menjual barang milik Khadijah, seorang wanita terpandang dan kaya raya. Dia biasa menyuruh orang untuk menjualkan barang dagangannya dengan membagi sebagian hasilnya kepada mereka. Ketika Khadijah mendengar kabar tentang kejujuran perkataan beliau, kredibilitas dan kemuliaan

(6)

ahlak serta keuntungan dagangannya melimpah, Khadijah tertarik untuk menikahinya. Yang ikut hadir dalam acara pernikahan itu adalah Bani Hasyim dan para pemuka Bani Mudhar.3

B. Peradaban Arab Pra-Islam

Sebelum Islam diperkenalkan dan diperjuangkan oleh Muhammad saw sebagai fondasi peradaban baru, bangsa Arab dan bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya telah memiliki peradaban. Maka dalam pembahasan ini, akan diungkapkan beberapa aspek peradaban Arab pra-Islam, di antaranya agama,politik, ekonomi dan seni budaya.4

1. Agama pra-Islam

Sebulum kedatangan Islam yang dibawa oleh Muhammad, di dunia Arab terdapat bermacam agama yang dianut oleh masyarakat Arab. yaitu paganisme [penyembah berhala], Kristen, Yahudi, dan Majusi. Menurut Nurcholish Madid, masyarakat Arab telah mengenal agama tauhid semenjak kehadiran Ibrahim alaihissalam. Peninggalan agama Ibrahim masih tersisa ketika Islam diperkenalkan pada masyarakat Arab dan peninggalan agama Ibrahim yang masih sangat terasa adalah “penyebutan Allah sebagai Tuhan mereka”. Secara fisik peninggalan nabi Ibrahim dan Ismail yang masih terjaga dan terpelihara sampai sekarang adalah Baitullah atau Ka’bah yang berada di pusat kota Mekkah. Dalam catatan sejarah, bahwa

sebelum menjelang kelahiran Islam, bangsa Arab masih “menempatkan Allah sebagai Tuhannya”, walaupun dalam perkembangan berikutnya mengalami proses pembiasaan yang mengakibatkan terjadinya “pengingkaran prinsip tauhid”. Pada umumnya, bangsa Arab saat itu menjadikan berhala sebagai sesuatu yang sangat dekat dengan mereka, yang dianggap membimbing dan menentukan kehidupan mereka. Oleh karenanya, masyarakat Arab pada saat itu disebut sebagai penyembah berhala atau paganisme. Hal yang menyebabkan bangsa Arab menyembah berhala, yaitu setiap mereka pergi keluar kota Mekkah, mereka selalu membawa

batu yang diambil dari sekitar Ka’bah, mereka menyucikan batu dan menyembahnya di

manapun mereka berada. Lama kelamaan, kemudian berkembang dengan dibuatkan patung yang terbuat dari batu untuk disembah dan orang-orang selalu mengelilinginya [thawaf].

3 Didin Saepudin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: UIN Press, 2007),h.19

(7)

Mereka memindahkan dan menempatkan patung-patung tersebut di sekitar Ka’bah yang jumlahnya mencapai 360 buah.

Selain itu, ada juga patung-patung yang tetap berada di luar Mekah, dan beberapa patung yang terkenal, yaitu :

a. Manah atau Manata di dekat Yatsrib atau Madinah,

b. Al-Latta di Taif [menurut catatan sejarah ini adalah patung yang tertua], c. Al-Uzza di Hijaz, dan

d. Hubal atau patung terbesar yang terbuat dari batu akik yang berbentuk manusia dan

diletakkan di dalam Ka’bah.

Mereka percaya bahwa menyembah berhala-berhala tersebut bukan berarti menyembah

wujudnya, tetapi hal tersebut dimaksudkan sebagai perantara untuk menyembah Tuhan.

Pernyataan sebagaimana diterangkan dalam Qur’an, “Kami tidak menyembah kepada mereka,

tetapi hanya agar mereka mendekatkan diri kepada Tuhan sedekat-dekatnya.” [QS. Az-Zumar: 3]2. Setelah masuknya Islam, maka masa itu disebut sebagai masa jahiliyah, masa kegelapan, masa kebodohan dalam hal agama, bukan dalam bidang eknomi perdagangan dan sastra. Mereka beragama dengan “mengagungkan anggapan-anggapan mereka sendiri”, dan berpengaruh pada perilaku-perilaku sehari-sehari yang akhirnya menyimpang dari hakikat ber-Tuhan itu sendiri. Sebagai contoh, yang tercatat dalam sejarah, bahwa beberapa perilaku bangsa Arab pra- Islam adalah “membunuh anak perempuan”, perilaku ini menjadi

“kebanggaan bagi mareka” dan apabila membiarkan anak perempuan itu hidup hal ini menjdi suatu kehinaan bagi sang bapak. Mereka juga “melembagakan perbudakan, kebisaan minum arak dan judi”, dan sebagainya.

Dalam kehidupan keagamaan bangsa Arab pra-Islam, ajaran agama Nabi Ibrahim masih berbekas dan masih berpengaruh di kalangan mereka. Tetapi sebagian di kalangan bangsa Arab masih ada yang tidak menyukai menyembah berhala dan perilaku-perilaku di atas. Mereka adalah “Waraqah bin Naufal dan Usman bin Huwairis”, yang menganut agama Kristen, Abdullah ibnu Jahsy yang ragu-ragu [ketika Islam datang ia menganutnya tetapi kemudian ia menganut agama Masehi]. Zaid bin Umar, tidak tertarik kepada agama Masehi,

tetapi ia juga enggan menyembah berhala sehingga ia mendirikan agama sendiri dengan

menjauhiberhala dan “tidak mau memakan bangkai dan darah” sikap ini juga dilakukan oleh

(8)

Perkembangan agama Masehi, banyak dianut oleh penduduk Yaman, Najran, dan Syam [sekarang Syria, Palestina, Libanon], sedangkan agama Yahudi dipeluk oleh penduduk Yahudi imigran yang tinggal di Yaman dan Yasrib [Madinah] yang cukup besar jumlahnya, serta dianut oleh kalangan orang-orang Persia. Dalam perkembangan agama Masehi [Kristen], para penganutnya berselisih satu sama lain, seperti pandangan tentang kesucian Maryam [sampai sekarang]. Apakah Maryam lebih utama dari anaknya Nabi Isa al Masih, ataukah anaknya yang lebih utama dari ibunya [Maryam]? Mereka berpencar-pencar menjadi banyak sekte. Dalam perselisihan itu, kaum Yahudi tidak melerainya, bahkan mereka tidak menyukai kaum Masehi, dikarenakan kaum Masehi telah mengusir kaum Yahudi dari negeri Palestina. Dipihak lain, hubungan kaum Yahudi dengan bangsa Arab yang menyembah berhala justru

cukup baik dan orang-orang Arab sendiri tidak mau mengikuti agama [Masehi] orang-orang yang berselisih paham dan bagi mereka cukuplah menyembah berhala [paganisme].

2. Kondisi jazirah Arab Pra Islam

Jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi atau tepatnya 1.745.900 km merupakan kediaman mayoritas bangsa Arab. Akan tetapi bangsa Arab juga mendiami daerah-daerah sekitar Jazirah. Tanah Arab dinamai dengan Pulau Gundul karena tanah Arab merupakan suatu tanah semenanjung yang kurang subur dan terdapat banyak gunung batu. Ada beberapa sungai yang dinamai wadi dengan aliran yang tidak tetap dan lembah-lembah berair di musim hujan.

Jazirah Arab berbentuk empat persegi panjang, yang sisi-sisinya tidak sejajar. Disebelah barat berbatasan dengan Laut Merah dan gurun Sinai, sebelah timur bebatasan dengan Teluk Arab (Persia), sebelah selatan dengan Laut India, dan sebelah utara dengan gurun (padang pasir) Irak dan Syiria.5

3. Sistem Politik

Bangsa Arab pra-Islam di sekitar Mekah, khususnya suku Quraisy mengembangkan

“sistem pemerintahan oligarki” yang membagi-bagi kekuasaan berdasarkan bidang-bidang tertentu. Ada kabilah tertentu yang bertugas menangani masalah peribadatan, ada yang

(9)

bertugas menangani bidang pertahanan, ada pula yang bertugas dalam pengembangan perekonomian.

4. Ekonomi dan Kesenian

Bangsa Arab termasuk suku bangsa yang senang dan gemar berdagang dan kesenian. Dalam bidang ekonomi, bangsa Arab telah mencapai perkembangan yang pesat. Mekah bukan saja merupakan pusat perdagangan lokal melainkan sudah menjadi jalur perdagangan dunia yang penting pada saat itu, karena posisinya menghubungkan antara utama [Syam], selatan [Yaman], timur [Persia] dan barat [Mesir dan Abessinia].6 Keberhasilan Mekah menjadi pusat perdagangan internasional, hal dapat terwujud karena kejelian Hasyim, tokoh penting suku

Quraisy yang merupakan kakek buyut Muhammad saw, dalam mengisi kekosongan peranan suku bangsa lain di dalam bidang perdagangan di Mekah sekitar abad keenam masehi.

Kegiatan peredaran dagang mereka, seperti dikisahkan atau dicatatkan dalam Qur’an : “Tuhan

telah membiasakan kaum Quraisy dalam perjalanan di musim dingin dan musim panas. Karena itu hendaklah menyembah Tuhan Ka’bah ini, yang telah memberi mereka makan diwaktu kelaparan dan mengamankan mereka dari ketakutan” [QS. Quraisy 106:1-4].

5. Lembaga pendidikan dan sistem pembelajaran

Lembaga pendidikan islam pada fase Mekkah, ada dua macam/tempat yaitu: Rumah Arqam ibn Arqam dan Kuttab. Istilah Kuttab telah dikenal bangsa Arab pra-islam sebagai lembaga pendidikan yang terbagi menjadi dua; Pertama, kuttab berfungsi mengajarkan baca tulis dengan teks dasar puisi-puisi Arab, dan sebagian besar gurunya adalah nonmuslim. Kuttab jenis ini awalnya diajarkan dipekarangan rumah atau di halaman masjid. Materi yang diajarkan berupa puisi atau pepatah-pepatah Arab yang mengandung nilai tradisi yang baik. Adapun penggunaan kuttab yang diambil dari Al-Qur’an dilakukan kemudian, setelah jumlah kaum muslimin yang menguasai Al-Quran telah banyak. Kedua, sebagai pengajaran Al-Qur’an dan dasar-dasar agama islam, pengajaran teks Al-qur’an pada jenis kedua kuttab ini setelah ahli bacaan dan penghafal Al-Qur’an telah banyak. Guru yang mengajarkannya adalah umat islam

sendiri. 7

(10)

C. Pemikiran dan Peradaban Islam Masa Nabi Muhamad

Prinsip kesederajatan dan keadilan yang dibangun Nabi, mencakup semua aspek baik politik, ekonomi, maupun hukum. Pertama, aspek politik, Nabi mengakomodasikan seluruh kepentingan, semua rakyat mendapatkan hak yang sama dalam politik, walaupun penduduk Madinah sangat heterogen, baik dalam arti agama, ras, suku dan golongan-golongan.

Kedua, aspek ekonomi, Nabi mengaplikasikan ajaran egaliterianisme, yakni pemerataan saham-saham ekonomi kepada seluruh masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat mempunyai hak yang sama untuk berusaha dan berbisnis Misi egaliterianisme ini sangat tipikal dalam ajaran Islam. Sebab misi utama yang diemban oleh Nabi bukanlah misi teologis, dalam

arti untuk membabat habis orang-orang yang tidak seideologi dengan Islam, melainkan untuk membebaskan masyarakat dari cengkeraman kaum kapitalis.

Ketiga, aspek Hukum, Nabi memahami aspek hukum sangat urgen dan signifikan kaitannya dengan stabilitas suatu bangsa, karena itulah Nabi tidak pernah membedakan "orang atas", "orang bawah" atau terhadap keluarga sendiri Nabi sangat tegas dalam menegakan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Madinah, artinya tidak ada seorangpun kebal hukum. Prinsip konsisten legal [hukum] harus ditegakkan tanpa pandang bulu, sehingga supermasi dan kepastian hukum benar-benar dirasakan semua anggota masyarakat.

1. Pemikiran dan Peradaban Islam Periode makkah

Pada malam senin 17 Ramadhan tahun 13 sebelum Hijriyah bertepatan dengan 6 Agustus 610 M. ketika itu Nabi Muhammad berkhalwat di Gua Hiradan Allah mengutus Jibril untuk menyampaikan wahyu pertama yaitu surat al-Alaq.8

Ketika selesai menerima wahyu Nabi Muhammad pulang dengan kondisi menggigil

ketakutan. Beliau meminta agar istrinya menyelimuti beliau kemudian menceritakan kejadian yang terjadi di Gua Hira.Sebagai seorang istri yang sholeha dalam kondisi apapun selalu berusaha menenangkan hati suaminya begitulah yang dilakukan oleh Khadijah. Khadijah

(11)

berusaha menenangkan hati Rosulullah yang sangat mengalami kegalauan pada saat itu. Setelah menenangkan Rosulullah, Khadijah pergi untuk menemui Waraqah ibn Naufal. Waraqah adalah paman dari Siti Khadijah beliau adalah seorang Nasrani yang banyak mengetahui naskah-naskah kuno.

Siti khadijah menceritakan kejadian yang dialami oleh suwaminya kemudian Waraqah mengatakan bahwa yang datang itu adalah Namus (Jibril). Kemudian dia menjelaskan disuatu saat nanti beliau akan diusir oleh kaumnya dari halaman kampungnya sendiri. Ia berharap masih hidup pada masa sulit Rosulullah dan akan memberikan pertolongan yang sungguh-sungguh kepada beliau. Ketika beliau tidur kemudian turun ayat Al-Muddatsir. Kemudian beliau menyampaikan kepada istrinya tentang perintah Jibril untuk menyampaikan dakwahnya

kepada umatnya. Kemudian beliau bertanya kembali umatnya itu yang mana. Dengan demikian wahyu yang turun kedua ini merupakan penobatan Rouslullah sebagai utusan Allah.

Untuk mengawali dakwah Rosulullah SAW ada berbagai metode dakwah yang dilakukan oleh beliau diantaranya:

1. Tahap rahasia dan perorangan

Pada awal turunnya wahyu pertama Q.S 96 ayat 1-5, pola yang dilakukan adalah secara sembunyi-sembunyi mengingat kondisi sosiopolitik yang belum stabil, dimulai dari dirinya sendiri dan keluarga terdekatnnya. Maka orang pertama yang beriman kepada Allah SWT sesuai apa yang didakwahkanya, antara lain ;

- Khadijah (istri nabi Muhammad SAW); orang pertama yang yang beriman atas kerasulan Nabi Muhamad SAW.

- Putri-putrinya; Zaenab, Ruqayyah, Ummu Kultsun dan Fatimah, - Saudara sepupunya; Ali bin abi tholib (cendikiawan),

- Sahabat ; Abu Bakar bin Abi Qahafah (seorang pemuka terpandang dan saudagar kaya dan dermawan),

- Ustman bin Affan (pengusaha). 9

(12)

2. Tahap dakwah terang-terang

“Sampaikanlah segala yang diperintahakan secara terbuka dan berpalinglah dari orang yang musyrik”. (Q.S Al-Hijr : 94)

Berdasarkan ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa Alloh mengutus Nabi Muhammad SAW untuk melaksanakn dakwah secara terang-terangan. Setelah mendengarkan perintah dari Alloh tersebut maka Nabi Naik ke bukit shafa kemudian menyeru kaumnya untuk berkumpul.

Ketika kaumnya sudah berkumpul Nabi berkata kepada mereka “apakah kalian akan

membenarkan apa yang akan aku kabarkan kepada kalian?” mereka menjawab, “ya kami tidak

pernah menjumpai anda berbohong sejak kecil hingga hari ini.” Nabi berkata “selamatkanlah diri kalian semua dari neraka.” Sesungguhnya aku memperingatkan kalian semua tentang

siksa yang amat pedih. “berkatalah paman Nabi Abu Lahab” celaka lah engkau hai Muhammad! Untuk itukah kau mengumpulkan kami semua. Bardasarkan cerita tersebut kita telah mengetahui bahwa pada masa ini dimulailah dakwan Nabi secara terang-terangan yang dilaksanakan kurang lebih selama sepuluh tahun lamanya. Dan peristiwa tersebut yang melatarbelakangi turunnya surat Al-Lahab.10

Pada tanggal 27 Rajab tahun ke XI dari kenabian (621 M) Rasulullah SAW

melakukan Isra’ dan Mi’raj. Sehubungan dengan masa perjuangan dakwah Islam yang masih

membutuhkan waktu lama dan ketekunan, sedangkan reaksi musuh semakin bertambah kejam, maka Allah SWT mengijinkan Rasulullah Saw untuk “Isra” dan “Mi’raj”. 10 tahun

10 Umar Abdul Jabbar, Muhammad Penerang Dunia sejarah singkat muhammad,

(13)

Rasulullah SAW memperjuangkan “Pola dasar pembangunan garis besar haluan negara”

bersumber Al-Quran, yaitu pembentukan: “Pribadi Muslim” di Makkah unsur mutlak bagi

pembentukan “ Masyarakat Islam” di Madinah. Kemudian beliau senantiasa mendapat reaksi

dari kaum Musyrikin Quraisy yang sengit dan menyakitkan hati, terlebih setelah wafatnya dua orang yang disegani; Khadijah (Istri Beliau) dan Abi Tholib (Paman Beliau). Itu merupakan salah satu sebab terjadinya Isra’ dan Mi’raj.11

Hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah merupakan sebagai motivasi untuk keselamatan Islam, kelancaran dakwah Islamiyah, kemaslahatan ummat serta perintah Allah SWT. Langkah-langkah startegi yang dilakukan Rasulullah Saw unuk hijrah ke Madinah antara lain:

1. Fase pertama, penentuan sasaran dan target untuk masa waktu tertentu. 2. Fase kedua, perentuan sarang unuk merealisasikan sasaran yang lebih tepat. 3. Fase ketiga, pengeluaran keputusan yang menjamin terpacainya sasaran dakwah. 4. Fase keempat, pemeriksaan kembali langkah-langkah yang disusun.

Strategi prosesi hijrahnya Rasulullah SAW dengan cara umat Islam diperintahkan untuk berangkat dahulu kemudian Nabi menyusul serta Nabi berjalan ke Selatan (goa tsur), baru setelah itu ke Madinah. Sebagai manfaat lebih terjamin keselamatan dan sebagai pembelajaran.

2. Pemikiran dan Peradaban Islam Periode Madinah

Sebelum datangnya islam, kota Madinah dikenal dengan nama Yastrib. Disamping aws dan Khazraj yang merupakan dua suku terbesar, terdapat beberapa suku Yahudi yang tinggal disana dan mendominasi daerah ini dengan menerapkan politik pemecahbelahan daerah dan kekuasaan. Kepentingan utama mereka adalah menjaga agar bangsa arab lemah dan terpecah bela.

(14)

Lima tahun sebelum Nabi pindah ke Madinah, suku Khazraj dihasut oleh bangsa yahudi

untuk berperang melawan suku Aws, kepala suku Aws, Abu’l Haisar Anas Ibn Rafi, berangkat

menuju Mekkah bersama beberapa pengikutnya untuk meminta bantuan dari bangsa Quraisy. Begitu mendengar kedatangan mereka, Nabi segera menemui rombongan terswebut dan mengajak masuk Islam.12

Langkah-langkah yang diambil oleh Rasulullah SAW, untuk meletakkan dasar pembinaan masyarakat Madani/Islami di Madinah antara lain:

a. Mendirikan masjid

Setibanya Rasulullah SAW, di Quba, sebuah desa di luar madina, nabi sudah meminta agar dibangun sebuah masjid sebagai pusat kegiatan dakwah dan sentra pengembangan kebudayaan. Adapun fungsi mendirikan masjid adalah sebagai sarana ibadah dan dakwah. Selain untuk shalat juga sebagai tempat musyawarah dan perencanaan strategi dakwah, tempat pengajaran dan perguruan, serta tempat penerimaan tamu dan delegasi-delegasi. Bahkan di serambi depan disediakan tempat unuk fakir miskin yang tidak mempunyai pekerjaan dan tempat tinggal. Tindakan pembangunan masjid mengandung makna bahwa pembinaan moral dan taqwa adalah hal yang pertama dilakukan sebelum hal-hal yang lain dikerjakan.

b. Mempersaudarakan kaum Muhajirin dengan kaum Anshor

Kedua kaum ini disatukan berdasarkan tali ikatan agama tanpa ada perbedaan derajat baik karena darah maupun karena suku. kaum anshor adalah orang-orang Islam penduduk asli Madinah, sedangkan kaum Muhajirin adalah orang-orang Islam yang pindah/hijrah dari Makkah ke Madinah dengan membawa agamanya. Rasulullah SAW, memberikan hak yang sama kepada kedua kaum tersbut. Beliau melarang kepada mereka tidak bermusuhan dan balas dendam.

Hal tersebut juga ditegaskan bahwa Rasulullah SAW di kirimkan Allah SWT ditengah

umat manusia dibekali kitab suci Al Qur’an dan ajaran keadilan agar manusia tegak dengan

(15)

keadilan itu. Keadilan yang tanpa memandang siapa yang akan terkena akibatnya, meskipun mengenai diri sendiri, keluarga, maupun teman dekatnya bahkan terhadap orang yang membencinya sekalipun.

c. Membuat Perjanjian

Piagam Madinah merupakan basis kajian untuk mendapatkan wawasan tentang sosial

– politik – demokratik, karena hampir semua pengkaji sejarah Islam mengakui bahwa” Piagam

Madinah” merupakan instrumen hukum–politik yang membuat komunitas Islam dan non Islam. Bahkan oleh sebagian pakar ilmu politik piagam ini dianggap sebagai konstitusi atau undang-undang dasar pertama bagi “Negara Islam” yang didirikan Nabi SAW di Madinah.

Latar sosial–budaya masyarakat Madinah sangat majemuk, terbukti penduduknya

terbagi ke dalam kelompok-kelompok etnik, ras, dan agama yang berbeda. Pada umumnya

faktor ini mendorong konflik yang tidak mudah diselesaikan, tetapi “Piagam Madinah” mampu

menjadi perekat unitas dari pluralitas tersebut. Kepemimpinan serta Pemikiran Nabi Muhammad SAW adalah model yang paling ideal dan sempurna dari kepemimpinan abad ke 7 M karena keberhasilannya membangun pemerintahan Islam.

Dalam konteks ini Islam tampaknya memang didesain untuk bisa menata kehidupan sosial yang pluralistik. Untuk mendapatkan isi/butir-butir Piagam Madinah, berikut dikutipkan naskah Piagam Madinah, berisi:

1) Pembinaan persauan/persaudaraan

2) Pembinaan keamanan dan perluasan daerah 3) Penataan hukum

4) Penataan kebebasan/kerukunan umat beragama 5) Pengaturan tentang perdamaian, sanksi dan perang d. Membuat landasan pembinaan

Landasan pembinaan pada hakikatnya adalah usaha-usaha yang dilakukan agar taraf hidup manusia menjadi layak dan lebih baik. Rasulullah SAW, membangun sebuah masyarakat bernegara yang didukung oleh seluruh penduduk Madinah dan sekitarnya tanpa memandang asal keturunan dan agama yang dianut. Masyarakat plural dalam membangun

(16)

ekonomi, hukum, sosial, dan lain-lain, yang mencakup segenap aspek kehidupan manusia. Serta menerapkan sistem pemerintahan Teokrasi

Sabda Nabi SAW, "Barang siapa berperang untuk menegakkan kalimah Allah (Islam) yang mulia maka ia berjuang di jalan-Nya" (HR. Bukhori Muslim). Jihad tidak hanya terbatas pada peperangan melawan musuh, jihad pun dapat dilakukan dengan pengorbanan harta dan jiwa dengan tulus ikhlas dalam menegakkan agama Allah SWT. Sesuai dengan petunjuk Al-Qur'an dan as-Sunah. Mempertahankan eksistensi Islam, dengan berbagai perang di anataranya: Perang Badar, Uhud, Khandaq, Khaibar, Tabuk, Fathu Makkah, dan lain-lain.

D. Peran Sahabat Dalam Memahami Wahyu dan Sunnah Nabi SAW Terkait Dengan

Pemikiran dan Peradaban

Wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhamad tidak sekaligus, tetapi dengan cara berangsur-angsur. Atas dasar itulah Nabi menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat Islam pada masa itu. Tetapi adakalanya persoalan yang cara penyelesaiannya belum disebut oleh wahyu yang sudah diterima Nabi. Dalam hal ini Nabi memakai ijtihad atau pendapat yang dihasilkan pemikiran secara mendalam.

Pada periode Nabi, segala persoalan hukum dikembalikan kepada Nabi untuk menyelesaikannya, Nabi lah yang menjadi satu-satunya sumber hukum. Secara direk pembuat hukum adalah Nabi,tetapi secara indirek Tuhanlah pembuat hukum, karena hukum yang dikeluarkan Nabi bersumber pada wahyu dari Tuhan.

Di periode sahabat, daerah yang dikuasai Islam tambah luas dan termasuk didalmnya daerah-daerah di luar semenanjung Arabia yang telah mempunyai kebudayaan tinggi dan susunan masyarakat yang bukan sederhana, di perbandingkan dengan masyarakat Arabia ketika itu. Dengan demikian persoalan-persoalan permasyarakatan yang timbul di periode ini lebih sulit penyelesaiannya dari pesoalan-persoalan yang timbul di masayraktat Semenanjung Arabia.

Untuk mencari penyelesaian bagi soal-soal baru itu para sahabat kembali ke Al-Qur’an

(17)

kepada Al-qur’an dan sunnah Nabi. Untuk menyelesaikan persoalan yang tidak dijumpai dalam kedua sumber hukum itu, khalifah dan para sahabat mengadakan ijtihad.13

Sesuai dengan bertambah luasnya daerah Islam, berbagai macam bangsa masuk Islam dengan membawa berbagai adat-istiadat, tradisi dan sistem kemasyarakatan. Problema hukum yang dihadapi beragam pula. Untuk mengatasinya para sahabat dan ulama banyak mengadakan ijtihad yang didasarkan kepada Al-qur’an dan sunnah Nabi14.

E. Cara untuk sukses dengan menggunakan pemikiran Nabi Muhammad

Nabi Muhammad SAW merupakan teladan bagi umat islam. Sekiranya ada non muslim yang mempelajari dan memahami sifat-sifat dan pemikiran beliau maka mereka akan menjadikannya referensi dan tolak ukur untuk di ikuti. Ada beberapa kiat-kiat untuk sukses yang diambil dari pemikiran nabi yang dikemukakan oleh teman-teman di kelas PAI 3 Semester 5 IAIN Manado, diantaranya:

1. Bertanggung Jawab

Salah satu kiat untuk sukse adalah kita harus bertanggungjawab penuh atas apa yang telah diamanahkan kepada kita. Salah satunya adalah bertanggungjawab terhadap sendiri. Apa-apa yang ada di dalam tubuh kita dan sekitar kita adalah titipan dari Allah SWT. makanya kita harus menjaganya sebaik mungkin.

2. Akhlak

Nabi Muhammad SAW memiliki akhlakul Karimah sehingga beliau menjadi tauladan bagi setiap pengikutnya. Menurut Dr. Muhammad Idris M.Ag, Akhlak merupakan bentuk suatu karya nyata yang menghasilkan suatu prestasi. Seseorang yang berakhlak mulia pastinya akan memiliki pikiran-pikiran positif yang menjadikannya menghasilkan suatu karya. Sebagai contoh, seorang Mahasiswa akan terlihat akhlak baiknya ketika ia memiliki karya nyata berupa

13 Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya Jilid II, (Jakarta: UI Press, 2012),h. 4-6.

(18)

SKRIPSI dan dihasilkan melalui proses perjuangan dan kejujuran dalam penyusunannya sehingga ia mendapatkan prestasi berupa kelulusan tanpa keraguan.15

3. Amanah

Amanah merupakan suatu titipan yang dipercaya sesorang terhadap orang lain. Amanah adalah satu sifat yang dimiliki oleh Nabi Muhamad. Ketika beliau di amanahkan oleh Allah untuk mendakwahkan Agama islam, beliau menjakankan Amanah tersebut dengan baik.

4. Sabar

Merupakakan kekuatan jiwa untuk menahan suatu penderitaan. Menurut Dr. Muh. Idris M.Ag sabar merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan mencari kesibukan. Contohnya,

ketika menghadapi masalah, seseorang tidak boleh berdiam diri dengan mengatakan bahwa yang ia lakukan adalah sabar. Sabar dalam hal ini dimaksudkan adalah mencari keesibukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.16

5. Beriman

Beriman atau percaya dan yakin kepada Allah merupakan sifat yang dimiliki Nabi Muhamad. Untuk mengaplikasikannya di masa saat ini beriman merupakan suatu sifat keberanian sehingga menimbulkan kepercayaan diri yang tinggi.

6. Berdakwah

Nabi Muhammad SAW mendakwahkan agama Islam dengan cara sembunyi-sembunyi kemudian secara terang benderang. Untuk mengimplementasikannya dimasa saat ini sebagi contoh, seorang mahasiswa belajar dengan giat untuk mendapatkan ilmu kemudian mendakwahkan ilmunya itu agarbermanfaat bagi masyarakat.

7. Jujur

Seseorang yang dikatakan jujur adalah ketika ia berkata sejalan dengan perbuatannya. Ada pula yang menyatakan bahwa jujur berarti ditengah-tengah antara menyembunyikan dan

15 Dr. Muh. Idris, MK Sejarah pemikiran peradaban islam, (Manado:rabu,27september, 2017),Kelas.E305

16 Dr. Muh. Idris, MK Sejarah pemikiran peradaban islam, (Manado:rabu,27september,

(19)

terus terang. Jujur lawannya adalah dusta. Jadi, ketika perkataan tidak selaras dengan perbuatan maka itu adalah dusta. 17

8. Cerdas

Nabi Muhammad merupakan orang yang sangat cerdas meskipun beliau buta huruf dan tidak bisa menulis. Salah contoh beliau cerdas dalam mengatur waktu dan mengatur strategi perang.

9. Penyayang

Sifat ini merupakan sifat yang harus dimiliki semua orang agar hidupnya aman dan

tentram. Ketika seorang menyayangi orang lain, maka tidak ada permusuhan diantara satu dengan yang lainnya.18

10.Menghormati

Paman Nabi Muhammad merupakan orang yang paling dihormati nabi sendiri meskipun Paman beliau bukanlah seorang muslim. Seperti halnya saat ini, kita juga harus menghormati kepercyaan orang lain akan tetapi kita juga harus mendakwahkan kebenaran terhadap mereka dengan tidak memaksakan kehendak.

11.Amanah

Amanah adalah kata yang sering dikaitakan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara

Syar’i, amanah bermaknah: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. 19

17 Lahmudin Nasution, Akhlak Mahmuda Kepada Diri Sendiri. (Bandung:PT. Remaja

Rosdakarya,2004).h,96

(20)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Muhammad lahir di Mekkah pada hari senin pagi 12 Rabi’ul awal bertepatan dengan

tanggal 20 April tahun 571 M. Tahun kelahiran Nabi dikenal dengan tahun Gajah, karena pada tahun itu pasukan Abrahah dengan menunggang gajah menyerbu Mekkah ingin

menghancurkan ka’bah.Beliau lahir dari keluarga miskin secara materi namun berdarah

ningrat dan terhormat. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab.

Sebelum Islam diperkenalkan dan diperjuangkan oleh Muhammad saw sebagai fondasi peradaban baru, bangsa Arab dan bangsa-bangsa yang ada di sekitarnya telah memiliki peradaban

Prinsip kesederajatan dan keadilan yang dibangun Nabi, mencakup semua aspek baik politik, ekonomi, maupun hukum. Pertama, aspek politik, Nabi mengakomodasikan seluruh kepentingan, semua rakyat mendapatkan hak yang sama dalam politik, walaupun penduduk Madinah sangat heterogen, baik dalam arti agama, ras, suku dan golongan-golongan.

Di periode sahabat, daerah yang dikuasai Islam tambah luas dan termasuk didalmnya daerah-daerah di luar semenanjung Arabia yang telah mempunyai kebudayaan tinggi dan susunan masyarakat yang bukan sederhana, di perbandingkan dengan masyarakat Arabia ketika itu. Dengan demikian persoalan-persoalan permasyarakatan yang timbul di periode ini lebih sulit penyelesaiannya dari pesoalan-persoalan yang timbul di masayraktat Semenanjung Arabia.

(21)

B. Saran:

(22)

Daftar Pustaka

Karim, M Abdul. 2007. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher

Khan, Wahididuddin Maulana. 2005. Muhammad Nabi Untuk Semua. Jakarta : Pustaka Alvabet

Saepudin, Didin. 2007. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: UIN Press, 2007

Yatim, Badri. 1997. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II. Jakarta : Logos wacana ilmu

Sodiqin, Ali. 2009. Sejarah Peradaban Islam (Dari Masa Klasik Hingga Modern). Yogyakarta : LESFI

Nizar, Samsul. 2011. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Kencana

Khoriyah. Reorientasi Wawasan Sejarah Islam Dari Arab Sebelum Islam hingga Dinasti-dinasti Islam. Yogyakarta : Penerbit Teras

Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung : Pustaka Setia

Karim, M Abdul. 2007. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta : Pustaka Book Publisher

Jabar, Umar Abdul. 2010. Muhammad Penerang Dunia sejarah singkat muhammad. Yogyakarta : Penerbit Bangkit

Idris, Muhammad. 2017. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Manado : Pada MK Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam

(23)

Sudarsono, Heri. 2004. Konsep Ekonomi Islam : Suatu Pengantar. Yogyakarta : Ekonisia.

Nasution, Harun. 2012. Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya Jilid II, Jakarta: UI Press

Iman, Abdul Mukmin Sa’aduddin. Meneladani Akhlak Nabi Membangun Kepribadian Muslim, (Bandung:Rosdakarya,2006)

Nasution, Lahmudin, Akhlak Mahmuda Kepada diri Sendiri, (Bandung:PT remaja Rosdakarya,2004)

Referensi

Dokumen terkait

Namun seiring dengan bertambahnya persen (%) berat Fe di dalam lapisan tipis, nilai konduktansi lapisan tipis naik drastis, dan sebaliknya nilai kapasitansi mengalami penurunan

Dalam fasa ini, pembangun melakukan proses analisis terhadap keperluan perisian bagi memastikan pembangunan sesebuah laman web lebih terancang dan sistematik. Fasa analisis

Air yang masuk ke dalam tanah ini kemudian menjadi air cadangan (sumber air). Air cadangan akan selalu ada apabila daerah peresapan air selalu tersedia. Daerah resapan air terdapat

Memperoleh pengetahuan mengenai hambatan yang dialami masyarakat sebagai penerima kredit dan UPK sebagai pelaksana kegiatan atau pemberi kredit dalam proses pemberian

Mulai dari tujuan penelitian ini disusun, operasionalisasi variabel, dilanjutkan dengan beberapa teori yang digunakan dalam penelitian kajian Living Qur’an terhadap

Porositas total lahan paska tambang yang di revegetasi dengan tanaman jabon paling tinggi diikuti tanah yang direvegetasi dengan rambutan, jambu dan karet.. Peningkatan

Dalam kerangka aksi-reaksi penulis menganalisis persepsi masyarakat terhadap politik uang yang didasarkan pada, pemahaman bahwa demokrasi dan pemilu dipandang sebagai

Dari hasil penelitian, spray strip yang dipasang pada semua kondisi temyata efektif untuk mengubah spray /semburan yang terjadi ke arah samping model sedangkan untuk