• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbankan syariah Mengunduh | HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perbankan syariah Mengunduh | HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Pertama Murni Syariah

SEMINAR

PERBANKAN SYARIAH

Disampaikan oleh

Abdul Gofur

(2)

Pertama Murni Syariah

Definisi Bank

• Perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. (pasal 5 UU

7/92)

• Kegiatan Usaha Perbankan :

– Penghimpunan dana

– Penyaluran dana

(3)

Pertama Murni Syariah

Konsep & Sistem

Perbankan

Konsep & Sistem

Perbankan

Fungsi Bank adalah menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkan kembali dana

tersebut kepada masyarakat lain yang

memerlukan

Masyarakat

Pemilik Dana

Masyarakat

Pengguna Dana

Proses

Penghimpunan Dana

(4)

Pertama Murni Syariah

Konsep & Sistem

Bank Konvensional

Konsep & Sistem

Bank Konvensional

Masyarakat

Pemilik Dana

Masyarakat

Pengguna Dana

Proses

Penghimpunan Dana

Proses Penyaluran Dana

(5)

Pertama Murni Syariah

Konsep & Sistem

Perbankan Syariah

Konsep & Sistem

Perbankan Syariah

Penghimpunan Dana Penyaluran DanaProses

Konsep Penghimpunan Dana : 1. Al Wadiah

2. Mudharabah

Konsep Penyaluran Dana : 1. Bagi Hasil (Mudharabah &

Musyarakah) 2. Jual Beli (Murabahah, Istishna &

Salam) 3. Ujroh (Ijarah & Ijarah Muntahiah

Bitamlik) BAGI HASIL

(6)

Pertama Murni Syariah

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Permasalahan Bank Syariah Bank Konvensional

Sistem

Pengawasan • Adanya dewan pengawas syraiah untuk memastikan operasional bank tidak menyimpang dari syariah disamping tuntutan moralitas pengelola bank dan nasabah sesuai dengan akhlakul kharimah

• Aspek moralitas sering kali terlanggar karena tidak adanya nilai-nilai religius yang mendasari operasional. Risiko Usaha • Dihadapi bersama antara bank

dengan nasabah dengan prinsip keadilan dan kejujuran.

• Tidak mengenal kemungkinan terjadinya selisih negatif (negatif spread) karena sistem yang

digunakan.

• Risiko bank tidak terkait langsung dengan debitur , risiko debitur tidak terkait langsung dengan bank. • Kemungkinan terjadi selisih

(7)

Pertama Murni Syariah

PERBEDAAN BUNGA DENGAN BAGI HASIL

BUNGA

BAGI HASIL

Dihitung dari pokok

(uang yg dipinjamkan)

Berubah sesuai kondisi

(bunga) pasar

Nominal tetap sesuai

suku bunga

Diragukan

Dihitungan dari

keuntungan

Nisbah tetap sesuai

akad

Nominal berubah

sesuai kondisi usaha

Tidak ada keraguan

C

or

n

fla

(8)

Pertama Murni Syariah

Karakteristik Bank Syariah

(pr 2-5)

Berdasarkan prinsip syariah

Implementasi prinsip ekonomi Islam dg ciri:

pelarangan riba dalam berbagai bentuknya

Tidak mengenal konsep “time-value of money”

Uang sebagai alat tukar bukan komoditi yg diperdagangkan.

Beroperasi atas dasar bagi hasil

Kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa

Tidak menggunakan “bunga” sebagai alat untuk memperoleh pendapatan

Azas utama => kemitraan, keadilan, transparansi dan universal

(9)

Pertama Murni Syariah

Syarat transaksi sesuai syariah a.l :

(pr 7)

• Tidak mengandung unsur kedzaliman

• Bukan riba

• Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

• Tidak ada penipuan (gharar)

(10)

Pertama Murni Syariah

FUNGSI BANK SYARIAH

MANAGER

INVESTASI

Penghimpunan dana : Prinsip wadiah

Prinsip mudharabah

INVESTOR

Penyaluran danaPrinsip jual beli (murabahah, salam, istishna dsb)

Prinsip bagi hasil (mudharabah, musyarakah)

JASA LAYANAN

Produk jasa Wakalah, Kafalah, Sharf, QardhHawalah, Rahn dsb

SOSIAL

Dana kebajikanPenghimpunan dan penyaluran Qardhul HasanPenghimpunan dan penyaluran ZIS

T

(11)

Pertama Murni Syariah

Produk dan jasa Bank Syariah

Penghimpunan

Penyaluran

Jasa

keuangan

Prinsip jual beli

Murabahah

Istishna

Salam

Prinsip bagi hasil

(12)

Pertama Murni Syariah

Penghimpunan

dana

Prinsip

wadiah

Wadiah yad amanah

Wadiah yad dhamanah

Prinsip

Mudharabah

Mudharabah mutlaqah

(Investasi Tidak Terikat /

Unrestricted Investment)

Mudharabah

Muqayyadah

(Investasi

Terikat / Restricted

(13)

Pertama Murni Syariah

Prinsip Wadiah

Akad titipan pihak yang mempunyai barang atau

uang kepada pihak yang diberi kepercayaan

untuk keselamatan, keamanan serta keutuhan

harta titipan tersebut.

Berdasarkan jenisnya :

• Wadiah Yad Amanah, aplikasi di perbankan

Safe

Deposit Box

• Wadiah Yad Dhamanah, aplikasi di

(14)

Pertama Murni Syariah

Skema Wadiah Yad Amanah

Wadiah Yad al Amanah

– Penyimpan tidak boleh memanfaatkan barang/uang titipan.

– Penyimpan dapat mengenakan biaya penitipan.

Nasabah

(Penitip)

Bank

(Penyimpan)

1. Titip barang/uang

(15)

Pertama Murni Syariah

Skema Wadiah Yad Dhamanah

Wadiah Yad adh Dhamanah

– Penyimpan boleh memanfaatkan

barang/uang titipan.

– Keuntungan sepenuhnya menjadi milik

penyimpan.

– Penyimpan dapat memberikan insentif

(bonus) kepada penitip.

Nasabah

(Penitip)

Bank

(Penyimpan)

1. Titip Barang/uang

4. Beri Bonus

Pengguna

Dana

2.

(16)

Pertama Murni Syariah

Prinsip Mudharabah

Merupakan akad antara pemilik dana sebagai

“Shahibul Maal” dengan Bank sebagai pengelola

dana atau “Mudharib” untuk mengelola dana dan

memperoleh keuntungan serta dibagi sesuai

nisbah yang disepakati pada awal akad

Berdasarkan kewenangan yang diberikan kepada

mudharib :

• Mudharabah Mutlaqah, aplikasi di

perbankan

merupakan investasi tidak

terikat berupa deposito atau tabungan

(17)

Pertama Murni Syariah

Skema Mudharabah Mutlaqah

Bank

(

Mudharib

)

Nasabah

(

Shahibul Maal

)

Proyek/Usaha

Pembagian Keuntungan

Modal

Perjanjian Bagi Hasil

(18)
(19)

Pertama Murni Syariah

Contoh perhitungan Bagi Hasil

DPKM (Dana Pihak Ketiga Mudharabah) yaitu Dana Nasabah

dengan Akad Mudharabah A 90.000.000 DPKM yang dapat disalurkan pada pembiayaan = DPKM x

(1-GWM => simpanan wajib pada Bank Indonesia =5%) B 85.500.000

Dana bank 14.500.000

Pembiayaan yang disalurkan C 100.000.000 Pendapatan dari penayaluran pembiayaan D 1.666.667 Pendapatan Investasi dari setiap 1000 DPKM E 15,83

B 1

(20)

Pertama Murni Syariah

Contoh Perhitungan Bagi Hasil

Pendapatan Investasi dari setiap 1000 DPKM E 15,83

Saldo rata-rata harian F 10.000.000,00

Nisbah nasabah (disepakati awal akad) G 55,00

Porsi bagi hasil untuk nasabah bulan ini (rupiah) H 87.065,00

F G H = --- X E X --- 1.000 100 Contoh :

Tuan Ahmad memiliki deposito Mudharabah di BMI sebesar Rp. 10 juta dengan nisbah nasabah 55 dan BMI 45, dan masa

(21)

Pertama Murni Syariah

Kesimpulan

• Sistem bagi hasil

tidak dapat memastikan keuntungan di

muka

, karena harus memperhitungkan hasil investasi

• Secara finansial

tidak ada kepastian

sistem bagi hasil lebih

besar/kecil dari bunga dan sebaliknya,

tergantung pada

besar indeks hasil investasi

dari Bank ybs.

(22)

Pertama Murni Syariah

Penyaluran

dana

Prinsip Jual

Beli

Murabahah

Istishna, Istishna paralel

Salam, Salam Paralel

Prinsip Bagi

hasil

Ujroh

Pembiayaan Mudharabah

Pembiayaan Musyarakah

(23)

Pertama Murni Syariah

Prinsip Jual beli

MURABAHAH

Merupakan akad jual beli antara bank

dengan

nasabah, Bank membeli barang dan

menjual

kepada nasabah sebesar harga pokok

ditambah

dengan keuntungan yang disepakati.

(24)

Pertama Murni Syariah

Skema Murabahah

BANK

SYARIAH

NASABAH

1. Negosiasi & Persyaratan

3. Beli

4. Kirim

2. Akad Jual Beli

6. Bayar

5. Terima

Barang

(25)

Pertama Murni Syariah

ISTISHNA

Akad jual beli (mashnu’) antara pemesan (mustashni’)

dengan penerima pesanan (shani)

• spesifikasi (jenis, macam, ukuran, mutu, jumlah) dan harga barang pesanan disepakati diawal akad dengan pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan ( dimuka, cicilan dan dibelakang)

• Apabila bank bertindak sebagai shani’ kemudian

menunjuk pihak lain untuk membuat barang disebut istishna paralel

Aplikasi di perbankan, manufaktur, industri kecil

(26)

Pertama Murni Syariah

Skema Istishna

PRODUSEN

(PEMBUAT

)

2. Tagih

3.Kirim

BarangPesanan

1.Negosiasi

Pesan

(27)

Pertama Murni Syariah

Skema Istishna Paralel

PRODUSEN

(PEMBUAT

)

KONSUMEN

(PEMBELI)

4. Tagih

6.Bayar

5.Kirim

BarangPesanan

2.Negosiasi

Pesan

1.Negosiasi

dan Pesan

BANK

SYARIAH

(28)

Pertama Murni Syariah

SALAM

Akad jual beli barang pesanan (muslam fiih)

antara pembeli (muslam) dengan penjual

(muslam ilaih)

Spesifikasi (jenis, ukuran, jumlah, mutu) dan

harga barang disepakati diawal akad dan

pembayaran dilakukan dimuka secara penuh

Apabila bank bertindak sebagai penjual,

kemudian memesan kepada pihak lain untuk

menyediakan barang disebut salam paralel.

(29)

Pertama Murni Syariah

Skema Salam

PENJUAL

(PETANI

)

2. Kirim

Dokumen

3.Kirim

BarangPesanan

1.Negosiasi

Bayar

(30)

Pertama Murni Syariah

Skema Salam Paralel

PENJUAL

(PETANI

)

PEMBELI

4. Kirim

Dokumen

2.Bayar

5.Kirim

BarangPesanan

3.Negosiasi

Bayar

1.Negosiasi

dan Pesan

(31)

Pertama Murni Syariah

Prinsip bagi hasil

MUDHARABAH (BANK SEBAGAI SHAHIBUL MAAL)

• Akad antara pemilik modal dan pengelola dana

untuk

berusaha guna mendapatkan keuntungan dan

akan

dibagi sesuai nisbah yang disepakati diawal

akad

• Prinsip bagi hasil usaha terdiri dari revenue

sharing

atau profit sharing

MUSYARAKAH

• Akad untuk usaha patungan untuk membiayai

usaha

(32)

Pertama Murni Syariah

Skema Mudharabah (Bank sebagai Shahibul Maal)

Nasabah

(

Mudharib

)

Bank

(

Shahibul Maal

)

Proyek/Usaha

Pembagian Keuntungan

Modal

Perjanjian Bagi Hasil

(33)

Pertama Murni Syariah

Skema Musyarakah

Nasabah

Perjanjian Bagi Hasil

•Nisbah X%

•Porsi modal Nasabah •Nisbah Y%•Porsi modal bank

Modal

Modal

Pengembalian

Modal Pokok

(34)

Pertama Murni Syariah

Prinsip ujroh (ijarah)

IJARAH

Akad sewa menyewa barang antara bank (muaajir)

dengan penyewa (mustajir) setelah masa sewa

berakhir barang sewaan dikembalikan kepada

muaajir

IJARAH MUNTAHIYAH BITTAMLIK

(35)

Pertama Murni Syariah

Skema Ijarah Muntahiyyah Bittamlik

Penjual/

Supplier

Nasabah

Bank Syariah

Obyek Sewa

2. Beli

Obyek

Sewa

1. Butuh

Obyek Sewa

3. Sewa

Beli

Milik Bank Syariah selama masa sewa

(36)

Pertama Murni Syariah

Jasa Perbankan

Wakalah

LC, Transfer, Inkaso &

Kliring

Kafalah

Hiwalah

Rahn

Qard

Sharf

Bank Garansi

Anjak Piutang

Gadai

Dana Talangan

(37)

Pertama Murni Syariah

JASA PERBANKAN

WAKALAH

• Akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa

(muwakil)

kepada penerima kuasa (wakil) untuk

melaksanakan

(38)

Pertama Murni Syariah

Skema al-Wakalah

Nasabah Muwakil

Transfer

Kliring

Collection

L/C

Dll

TAUKIL

BANK

WAKIL

(39)

Pertama Murni Syariah

KAFALAH

• Akad pemberian jaminan (makful alaih)

yang

diberikan satu pihak kepada pihak lain

dimana

pemberi jaminan (kafiil) bertanggung jawab

atas

pembayaran kembali suatu hutang yang

menjadi

(40)

Pertama Murni Syariah

Skema al-Kafalah

TERTANGGUNG (Jasa/Objek)

PENANGGUNG

BANK

DITANGGUNG

NASABAH

(41)

Pertama Murni Syariah

HIWALAH

• Akad perpindahan piutang nasabah (muhil)

kepada

bank (muhal’alaih) dari nasabah lain ( muhal)

• Muhil meminta muhal’alaih untuk membayar

terlebih

dahulu piutang yang timbul dari jual beli

• Pada saat jatuh tempo muhal akan membayar

ke

muhal’alaih

(42)

Pertama Murni Syariah

Skema al-Hiwalah

MUHAL’ALAIH

(BANK)

MUHIL

(PENYUPLAI) 1 Suplai Barang (PEMBELI)MUHAL

2 Dokumen

(43)

Pertama Murni Syariah

RAHN

• Akad penyerahan fisik barang/ harta (marhun)

dari

nasabah (rahin) kepada bank (murtahin)

sebagai

(44)

Pertama Murni Syariah

Skema ar-Rahn

Marhun Bih Pembiayaan

Murtahin Bank

Rahin Nasabah

Marhun Jaminan

2 Permohonan Pembiayaan

3 Akad Pembiayaan

4 Utang + fee

1 b Titipan/Gadai Pembiayaan

(45)

Pertama Murni Syariah

QARDH

• Akad pinjaman dari Bank (muqridh) kepada

pihak

tertentu (muqtaridh) untuk tujuan sosial yang

wajib

dikembalikan dengan jumlah yang sama

sesuai

(46)

Pertama Murni Syariah

Skema al-Qardh

NASABAH

BANK

PERJANJIAN QARDH

PROYEK USAHA

KEUNTUNGAN

MODAL 100 % TENAGA

KERJA

100 % KEMBALI

(47)

Pertama Murni Syariah

SHARF

(48)

Pertama Murni Syariah

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA

IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA SE-INDONESIA

(Jakarta, 16 Desember 2003 / 22 Syawal 1424 H)

MEMUTUSKAN/MENETAPKAN

A. Pengertian Bunga (Interest) dan Riba

Bunga (interest): “….. Tambahan yang dikenakan untuk transaksi pinjaman uang yang diperhitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan pemanfaatan/hasil pokok tersebut,

berdasar-kan tempo waktu, dan diperhitungberdasar-kan secara pasti dimuka berdasar- kan persentase…..”

(49)

Pertama Murni Syariah

B. Hukum Bunga (Interest)

Praktek pembungaan uang saat ini telah memenuhi kriteria riba yang Terjadi pada zaman Rasulullah SAW, baik riba nasi’ah maupun riba

Fadhl. Dengan demikian praktek pembungaan uang ini termasuk salah satu bentuk riba, dan riba haram hukumnya.

Praktek pembungaan uang ini banyak dilakukan oleh Bank, Asuransi, Pasar Modal, Pegadaian, Koperasi, dan Lembaga Keuangan lainnya maupun individu.

C. Bermu’amalah dengan Lembaga Keuangan Konvensional

a. Untuk wilayah yang sudah ada kantor/jaringan Lembaga Keuangan Syariah, tidak diperbolehkan melakukan transaksi yang didasarkan kepada perhitungan bunga

(50)

Pertama Murni Syariah

D. Dasar - dasar Penetapan

1. Bunga bank memenuhi kriteria riba yang diharamkan Allah SWT,

seperti dikemukakan oleh :

a) Imam Nawawy dalam al – Majmu’ g) Muhammad Abu Zahrah

h) Muhammad Ali al – Shabuni

i) Wahbah al – Zuhaily dalam al – Fiqh al – ISlamy wa Adillatuh

(51)

Pertama Murni Syariah

3. Telah adanya ketetapan akan keharaman bunga bank oleh tiga Forum Ulama

Internasional, yaitu :

a. Majma’ul Buhuts al-Islamiyyah di al-Azhar Mesir pada Mei 1965

b. Majma’ al-Fiqh al-Islamy Negara-negara OKI yang diselenggarakan

di Jeddah tanggal 10-16 Rabi’ul Awal 1406 H / 22-28

Desember 1985 c. Majma’ Fiqh Rabithah al-’Alam al-Islamy Keputusan 6 Sidang IX

yang diselenggaran di Makkah tanggal 12-19 Rajab 1406 H

d. Keputusan Dar al-Itfa, Kerajaan Saudi Arabia, 1979

e. Keputusan Supreme Shariah Court Pakistan 22 Desember 1999

4. Fatwa Dewan Syari’ah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI)

tahun 2000 yang menyatakan bahwa bunga bank tidak sesuai dengan syari’ah

5. Sidang Majlis Tarjih Muhammadiyah tahun 1968 di Sidoarjo yang menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan terwujudnya konsepsi sistem

perekomonian khususnya Lembaga Perbankan yang sesuai dengan qaidah Islam

(52)

Pertama Murni Syariah

Perkembangan bank syariah di Indonesia

secara formal dimulai tahun 1992 dan

serius dikembangkan mulai tahun 1998

Mengapa Indonesia menjadi “

late-comer

dalam pengembangan bank syariah ?

Perkembangan Bank Syariah :

(53)

Pertama Murni Syariah

Faktor penyebab keterlambatan:

1) Perbedaan pandangan tentang bunga bank

Halal

Syubhat

Haram

2) Pertimbangan Sosial Politik

Heterogenitas masyarakat Indonesia

Tanggung jawab pencantuman label “syariah

3)

Kendala Dasar Hukum

(54)

Pertama Murni Syariah

Kendala Stagnasi Perkembangan

(1992-1998)

1.

1.

Masih rendahnya pengetahuan dan

Masih rendahnya pengetahuan dan

kesalahpahaman masyarakat

kesalahpahaman masyarakat

2.

2.

Ketentuan operasional perbankan,

Ketentuan operasional perbankan,

instrumen moneter dan pasar keuangan

instrumen moneter dan pasar keuangan

3.

3.

Keterbatasan jaringan pelayanan

Keterbatasan jaringan pelayanan

4.

(55)

Pertama Murni Syariah

Ketentuan Undang-Undang

:

UU tentang Perbankan Tahun 1967 (tidak

mengenal bank syariah)

UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan

(hanya mengenal bank bagi hasil) ;

Dual

Banking System

UU No. 10 tentang perbankan Tahun 1998

(baru mengakui bank syariah);

UU No. 23 Tahun 1999 tentang BI

(56)

Pertama Murni Syariah

‘MILESTONE’ PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH INDONESIA

SEJAK 1990

bank beroperasi secara dual system

• BI membuat dan menetapkan peraturan kelembagaan perbankan syariah Pengemb PUAS & SWBI

Peserta sepakat untuk

segera mendirikan bank syariah

Peserta sepakat untuk

segera mendirikan bank syariah

Bank Muamalat Indonesia berdiri sebagai hasil dari

pertemuan tahunan MUI pd

bulan Agustus 1990

Bank Muamalat Indonesia berdiri sebagai hasil dari

pertemuan tahunan MUI pd

bulan Agustus 1990

• UU no. 10/1998, Bank Indonesia mengakui keberadaan bank syariah dan bank konvensional • Bank konvensional

diperkenankan membuka KC syariah.

• UU no. 10/1998, Bank Indonesia mengakui keberadaan bank syariah dan bank konvensional • Bank konvensional

diperkenankan membuka KC syariah.

• UU no.23/1999:

• BI bertanggungjawab terhadap pengaturan dan pengawasan perbankan termasuk bank syariah • BI dapat menetapkan kebijakan moneter dg

menggunakan prinsip syariah • Berdiri BUS kedua

• Dibuka kantor cabang syariah untuk yang pertama kalinya

• BI memiliki Tim Penelitian dan Pengaturan Perbankan Syariah

• UU no.23/1999:

• BI bertanggungjawab terhadap pengaturan dan pengawasan perbankan termasuk bank syariah • BI dapat menetapkan kebijakan moneter dg

menggunakan prinsip syariah • Berdiri BUS kedua

• Dibuka kantor cabang syariah untuk yang pertama kalinya

• BI memiliki Tim Penelitian dan Pengaturan Perbankan Syariah

1992 1998 1999 2000

Keluarnya Reg.

Operasional & Kelembagaan

Penyempurnaan jaringan kantor. PBI No. 41/2002

Konversi BUK menjadi BUS

Konversi KCK menjadi KCS Konversi KCP/KK menjadi KCS

Membuka window syariah di KCK

2003

(57)

Pertama Murni Syariah

Perkembangan Jaringan

Perbankan Syariah

(58)

Pertama Murni Syariah

Perbankan Syariah di Indonesia

Desember 2003

• Total Asset Rp. 7,86 Triliun

(0,7% dari total aset perbankan nasional)

• Total Simpanan Syariah Rp. 5,72 Triliun

(0,6% dari total simpanan masyarakat)

• Total Pembiayaan Rp. 5,53 Triliun

(1,2% dari total kredit perbankan nasional)

• FDR 96,6 Triliun

(jauh diatas rata2 perbankan yang hanya 53%)

• NPL : 2,34%

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan tren produktivitas penangkapan ikan tenggiri dengan menggunakan pancing ulur berdasarkan waktu pemancingan pagi, siang dan

bullying di tempat kerja terhadap burnout pada karyawan.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh strategi pemasaran terhadap keputusan pembelian.. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi

Penelitian dan pengembangan mengenai bahan ajar kurikulum 2013 untuk mencegah bahaya rokok, minuman keras dan NAPZA bagi kesehatan di kelas V Sekolah Dasar.. Tujuan penelitian

Oleh karena itu upaya yang dilakukan yaitu melalui kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan dan pengembangan model kelembagaan pengelolaan DAS serta dalam rangka peningkatan daya

Perbincangan mengenai perkara tersebut lebih menjurus kepada rasionalnya agama Islam dijadikan agama persekutuan kerana Islam telah bertapak lama di Tanah Melayu, banyak

merkusii yang terdapat pada HPGD memiliki persentase akar yang terkolonisasi sebesar 70.9% (Tabel 2) yang artinya akar yang bersimbiosis dengan cendawan ektomikoriza lebih

Saya setuju jika Kurikulum 2013 di kembangkan atau dilanjutkan namun saya berharap pemerintah terus memprogramkan pelatihan-pelatihan aplikatif untuk para guru