• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paper Pemberantasan Korupsi di Singapura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Paper Pemberantasan Korupsi di Singapura"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Keberhasilan Pemberantasan Korupsi Di Singapura

Made Dwika Yasindra

D4 Akuntansi Khusus, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Jakarta Email: dwika.yasindra@gmail.com

Abstrak Singapura adalah negara yang tercatat memiliki nilai Indeks Persepsi Korupsi terbaik di Asia pada tahun 2012, dan telah berhasil mempertahankan penilaian tersebut dalam kurun waktu 5-10 tahun terakhir. Keberhasilan negara tersebut dalam memberantas korupsi terbukti berhasil karena upaya

pemberantasan korupsi sudah digalakkan sejak awal Singapura berdiri sebagai sebuah negara merdeka yang berdaulat pada tahun 1959. Mengetahui fakta tersebut, makalah ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mengkaji dan melihat faktor-faktor penyebab berhasilnya upaya pemberantasan korupsi, terutama di Singapura.

Kata Kunci : Pemberantasan Korupsi, Korupsi di Singapura

1. PENDAHULUAN

Singapura, merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara. Bertetangga sangat dekat dengan Indonesia. Secara Geografis memiliki luas wilayah yang relatif kecil, namun menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara karena letaknya yang cukup strategis sebagai jalur perdagangan internasional.

Merdeka pada tahun 1963 dengan menjadi bagian dari Federasi Malaysia, sebelumnya menjadi koloni Inggris sejak tahun 1819, dan akhirnya memisahkan diri sebagai sebuah negara merdeka yang berdaulat penuh pada tahun 1965. [1]

Mengenai aktivitas pemberantasan korupsi, Singapura dikenal sebagai salah satu negara yang sangat bersih dari korupsi. Hal ini dibuktikan dengan berhasilnya Singapura menduduki peringkat ke-5 pada tahun 2012 sebagai negara yang paling bersih dari korupsi berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi dengan skor 87 dari 100 sekaligus menjadi negara yang paling bersih dari korupsi se-Asia, dan memiliki riwayat Indeks Persepsi Korupsi yang baik selama 10 tahun terakhir.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Metode Penelitian

Kajian untuk paper Keberhasilan Pemberantasan Korupsi di Singapura berikut ini dilakukan melalui metode observasi kepustakaan dan pencarian data melalui internet.

2.2 Penetapan Indeks Persepsi Korupsi

Menurut Transparansi Internasional, sesuai yang dilansir pada jaringan situsnya, Indeks Persepsi Korupsi menilai dan memberi peringkat pada suatu negara atau kawasan wilayah berdasarkan seberapa korupnya sektor publik dirasakan pada negara atau kawasan tersebut.

Penilaian berdasarkan persepsi itu sendiri dikarenakan korupsi secara umum meliputi kegiatan ilegal, yang biasanya tertutup dan hanya terkuak melalui skandal, investigasi dan tuntutan hukum. Tidak mudah untuk menilai suatu tingkatan mutlak korupnya suatu wilayah berdasarkan murni dari data empiris. Cara-cara dengan membandingkan tindak penyuapan yang dilaporkan, jumlah tuntutan dan studi kasus mengenai korupsi secara langsung yang diajukan secara hukum, tidak dapat dianggap sebagai indikator pasti mengenai tingkatan korupsi di suatu negara. Sehingga mengumpulkan persepsi korupsi oleh pihak-pihak yang memegang jabatan dalam sektor publik dianggap sebagai metode yang paling baik dalam membandingkan tingkat relatif korupsi dari berbagai negara di belahan dunia. [2]

2.3 Prevention of Corruption Act – Chapter 241

Prevention of Corruption Act disahkan pada

bulan Juni tahun 1960, untuk menyediakan tindakan pencegahan korupsi yang lebih efektif. Peraturan ini juga memberikan kekuatan hukum bagi para petugas CPIB (Corrupt Practices Investigation Bureau) untuk menyelidiki dan memenjarakan para tersangka kasus korupsi di Singapura.

(2)

petugas CPIB agar penanganan dan perlawanan terhadap kasus korupsi menjadi lebih mudah. [3]

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut ini adalah pembahasan mengenai faktor-faktor yang menjadi penyebab keberhasilan negara Singapura dalam perlawanannya terhadap korupsi :

3.1 Corrupt Practices Investigation Bureau

Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB)

adalah sebuah lembaga atau badan independen yang menyelidiki dan bertujuan untuk mencegah terjadinya praktek korupsi baik di sektor publik maupun swasta di Singapura.

Didirikan pada tahun 1952 ketika Singapura masih menjadi negara koloni Inggris. Memiliki wewenang sesuai yang diatur dalam Prevention of

Corruption Act – Chapter 241. Dipimpin oleh

Director yang bertanggung jawab langsung kepada

Perdana Menteri Singapura.

Lembaga ini bertanggung jawab menjaga integritas sektor publik dan mendorong terciptanya transaksi yang bebas korupsi di sektor swasta. PCIB juga bertanggungjawab untuk memeriksa tindakan malpraktik oleh pejabat publik dan melaporkan kasus tersebut pada pihak yang berwenang dalam

pemerintahan dan entitas publik untuk dikenakan hukuman disiplin.

Tugas utama dari lembaga ini adalah untuk menyelidiki tindakan korupsi sesuai Prevention of Corruption Act dan dalam pengembangannya juga diberi wewenang untuk menyelidiki kasus lain yang diatur dalam hukum tertulis manapun yang dipandang terkait dengan tindakan korupsi.

Selain penegakan hukum terhadap perkara korupsi, lembaga ini mendukung pencegahan terhadap korupsi dengan cara meninjau cara kerja dan prosedur departemen pemerintahan dan entitas publik yang cenderung koruptif untuk menemukan kelemahan dalam sistem administrasi kedua hal tersebut yang memungkinkan adanya celah korupsi dan malpraktik, serta memberikan masukan berupa perbaikan dan standardisasi tindakan pencegahan korupsi kepada kepala departemen terkait. Lembaga ini juga aktif dalam menyelenggarakan sosialisasi kepada publik mengenai tindakan pencegahan terhadap korupsi.

Sehingga, secara umum, fungsi dari CPIB antara lain :

a. Menerima dan menyelidiki aduan masyarakat terkait praktik korupsi,

b. Menyelidiki penyimpangan dan tindakan malpraktik para pejabat publik untuk masalah korupsi, dan

c. Mencegah korupsi dengan memeriksa prosedur dan kegiatan pelayanan publik untuk memperkecil kesempatan terjadinya praktik korupsi.[4]

3.2 Lee Kuan Yew

Lee Kuan Yew, sering mendapat julukan sebagai Father of Singapore, adalah Perdana Menteri pertama di Singapura. Sering mendapat julukan sebagai Father of Singapore.

Menjabat sebagai Perdana Menteri sejak Singapura menyatakan diri sebagai negara merdeka yang berdaulat pada tahun 1959 sampai dengan tahun 1990. [5]

Dalam 30 tahun lebih masa kepemimpinannya, Lee Kuan Yew dikenal intoleran terhadap korupsi. Hal ini dibuktikan dengan dipindahkannya kantor pusat CPIB ke dalam gedung/ruangan Perdana Menteri ketika baru menjabat dan mengatur agar pimpinan CPIB memberikan laporan langsung kepada Perdana Menteri, serta diadakannya amandemen terhadap Prevention of Corruption Act untuk memberikan wewenang lebih kepada CPIB dalam penyelidikan tingkat lanjut terhadap kasus dan tersangka kasus korupsi.

Pada tahun 1979, Beliau menyatakan :

"The moment key leaders are less than incorruptible, less than stern in demanding high standards, from that moment the structure of administrative integrity will weaken, and eventually crumble. Singapore can survive only if ministers and senior officers are incorruptible and efficient... Only when we uphold the integrity of the administration can the economy work in a way which enables Singaporeans to clearly see the nexus between hard work and high rewards. Only then will people, foreigners and Singaporeans, invest in Singapore; only then will Singaporeans work to improve themselves and their children through better education and further training, instead of hoping for windfalls through powerful friends and relatives or

greasing contacts in the right places." [6]

4. KESIMPULAN

Sebagai sebuah negara, Singapura juga tidak terlepas dari masalah korupsi. Namun, Singapura berhasil memperkecil kemungkinan adanya celah untuk terjadinya tindakan korupsi. Hal ini terbukti dengan berhasilnya Singapura meraih status sebagai negara dengan Indeks Persepsi Korupsi terbaik di Asia pada tahun 2012.

(3)

1. Adanya suatu aturan pasti (Prevention of

Corruption Act) yang tidak menimbulkan bias

dan/atau menimbulkan pro-kontra dengan peraturan hukum lain yang berlaku di Singapura.

2. Adanya sebuah lembaga independen (Corrupt

Practices Investigation Bureau) yang

menangani segala permasalahan yang terkait dengan korupsi, dan bertanggungjawab langsung kepada Perdana Menteri Singapura. Lembaga ini diberi wewenang penuh secara hukum untuk melakukan penyelidikan hingga meliputi melakukan penahanan, mencari dan memanggil saksi, dan menyelidiki rekening bank dan kewajiban perpajakan tidak hanya dari pihak tersangka kasus korupsi namun juga keluarga atau pihak lain yang dianggap terkait dengan kasus korupsi tersebut. 3. Adanya itikad dan keinginan kuat untuk

melakukan pemberantasan terhadap korupsi yang tercermin dari tindakan atau keputusan politik yang diambil oleh pemimpin tertinggi Singapura, sejak pertama kali Singapura menyatakan diri sebagai negara merdeka yang

dapat dijadikan contoh untuk bagi para pejabat publik maupun anggota masyarakat lainnya untuk membangun kesadaran anti korupsi.

DAFTAR REFERENSI

[1] Wikipedia, Singapore.

http://en.wikipedia.org/wiki/Singapore [2] Transparency International, 2012 Corruption

Perception Index – In Detail.

http://cpi.transparency.org/cpi2012/in_detail/ [3] Corrupt Practices Investigation Bureau, CPIB:

Prevention of Corruption Act – Chapter 241.

http://app.cpib.gov.sg/cpib_new/user/default.aspx ?pgID=202

[4] Corrupt Practices Investigation Bureau, CPIB: Introduction.

http://app.cpib.gov.sg/cpib_new/user/default.aspx ?pgID=61

[5] Wikipedia, Lee Kuan Yew.

http://en.wikipedia.org/wiki/Lee_Kuan_Yew [6] Corrupt Practices Investigation Bureau, CPIB:

Political Will.

(4)

Referensi

Dokumen terkait

• Entitas barang dalam proses digunakan untuk mengumpulkan dan merangkum data mengenai bahan baku, tenaga kerja, dan operasi mesin. yang digunakan untuk

Cara ini dapat diketahui dengan menggunakan metode The American Produktivity Center (APC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Proses transaksi pembelian dan penjualan

Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (Bandung: PT.. menghasilkan manusia yang berkembang penalarannya,

Demikian halnya dengan keluarga, adalah sebagai lembaga pendididkan pertama seorang anak, sebuah keluarga yang cendrung jauh dari dunia ilmu pengetahuan akan menghasilkan

Sehingga dihasilkan asam amino dalam bentuk bebas.Hidrolisa ikatan peptida dengan cara ini merupakan langkah penting untuk menentukan komposisi asam amino dalam sebuah protein

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan hidayah-Nya hingga penulis dapat menyusun hasil penelitian dengan judul, EVALUASI

Kegiatan PPL 2 ini sangat bermanfaat bagi praktikan karena memberikan pengalaman berharga yakni dapat mengajar di kelas dalam suasana nyata yang nantinya dijadikan

Jika Anda merasa bahwa jawaban yang Anda berikan salah dan Anda ingin mengganti dengan jawaban yang lain, maka Anda dapat langsung mencoret dengan memberikan tanda dua