• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MEDIA PERMAINAN ENGKLEK DALAM MENINGKATKAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE DI SDN 2 LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH MEDIA PERMAINAN ENGKLEK DALAM MENINGKATKAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE DI SDN 2 LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2017"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MEDIA PERMAINAN ENGKLEK DALAM MENINGKATKAN PERILAKU PENCEGAHAN

DIARE DI SDN 2 LAEYA

KABUPATEN KONAWE SELATAN

TAHUN 2017

Muslimin

1

La Dupai

2

Fikki Prasetya

3

123Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo

¹imhinmuslimin@gmail.com

²

ladupai1954@gmail.com ³fikki85@ymail.com

3

ABSTRAK

Diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan dan terjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan di dunia termasuk di negara berkembang seperti di Indonesia, Karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media permainan engklek dalam meningkatkan perilaku pencegahan diare di SDN 2 Laeya Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017. Penelitian ini termasuk jenis penelitian pra eksperimen dengan menggunakan desain one group pre test and post test design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 53 siswa dengan menggunakan total sampling sebanyak 53 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji statistik mc nemar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh media permainan engklek dalam meningkatkan pengetahuan siswa terhadap pencegahan diare (p value (0,001 <α) , tidak ada

pengaruh media permainanengklekdalam meningkatkan sikap siswa terhadap pencegahan diare p value (0,687 >α) ada pengaruh media permainanengklekdalam meningkatkan sikap siswa terhadap pencegahan diare (p value

(0,001 )<α). Kesimpulan yang didapatkan yaitu ada pengaruh media permainan engklek dalam meningkatkan

pengetahuan siswa sebelum dan sesudah diberikan intervensi terhadap pencegahan penyakit diare, tidak ada pengaruh media permainanengklekdalam meningkatkan sikap siswa sebelum dan sesudah diberikan intervensi terhadap pencegahan penyakit diare. Ada pengaruh media permainan engklek dalam meningkatkan tindakan siswa sebelum dan sesudah diberikan intervensi terhadap pencegahan penyakit diare. Untuk itu rekomendasi dari penelitian ini kepada pihak sekolah dan orang tua siswa diharapkan dapat lebih bekerja sama dalam upaya pencegahan diare pada anak – anak.

(2)

THE EFFECT OF ENGKLEK GAME MEDIA IN INCREASING PREVENTION BEHAVIOR OF DIARRHEA AMONG STUDENTS OF SDN 2 LAEYA OF SOUTH

KONAWE REGENCY IN 2017

ABSTRACT

Diarrhea is an environment-based disease and occurs almost in all geographical regions of the world. Diarrhea disease is still a health problem in the world including in developing countries such as Indonesia, due to its high morbidity and mortality. This aim study was to determine the effect of engklek game media in increasing prevention behavior of diarrhea in SDN 2 Laeya of South Konawe regency in 2017. The type of study was pre experimental using one group pre test and post test design. The population in this study amounted to 53 students. Samples in this study were 53 students using a total sampling. Data analysis using Univariate analysis and Bivariate analysis with mc nemar statistic test. The result of this study showed that there was effect of engklek game media in increasing the students' knowledge on the prevention of diarrhea (p value (0.001 <α). There was no effect of engklek game media in increasing students’ attitude on prevention of diarrhea p value (0,687> α). There was effect of engklek game media in increasing the students' action on the prevention of diarrhea (p value (0.001) <α). The conclusion in this study, there is effect of engklek game media in increasing the knowledge of students before and after given intervention to prevention of diarrhea disease. There is no effect of engklek game media in increasing the students’ attitude before and after given intervention to prevention of diarrhea diseases. There is effect of engklek game media in increasing the action of students before and after given intervention to prevention of diarrhea disease. The recommendation of this study: To the school and parents are expected to be more cooperate in the prevention of diarrhea in children.

(3)

PENDAHULUAN

Diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan dan terjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization(WHO) Tahun 2013, setiap tahun sekitar 1,7 miliar kasus diare dengan angka kematian 760.000 anak usia di bawah lima tahun (balita). Di negara berkembang, anak-anak usia di bawah tiga tahun (batita) rata-rata mengalami 3 episode diare pertahun. Setiap episode, diare menyebabkan kehilangan nutrisi yang dibutuhkan anak untuk tumbuh, sehingga diare merupakan penyebab utama malnutrisi pada anak dan menjadi penyebab kematian kedua pada anak berusia balita¹.

Berdasarkan data United Nation Children’s Fund(UNICEF) dan (WHO) Tahun 2013, secara global terdapat dua juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan di dunia termasuk di negara berkembang seperti di Indonesia, karena morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Diare menyebabkan kematian pada bayi (31,4%) dan anak balita (25,2%). Sekitar 162.000 balita meninggal akibat diare setiap tahun atau sekitar 460 balita perhari. Sedangkan dari hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di Indonesia dalam Depkes RI diare merupakan penyebab kematian nomor dua pada balita, nomor tiga bagi bayi, dan nomor lima bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami episode diare sebanyak 1,6-2 kali pertahun².

Penyakit diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan potensial KLB yang sering mengakibatkan kematian, di Provinsi Sulawesi Tenggara. Berdasarkan data Ditjen P2P tahun 2015, penemuan kasus Diare yang ditangani menurut provinsi, Penyakit diare yang ditangani di Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2015 sebanyak 115.878 atau sekitar 45,8 % (Kemenkes RI, 2016). Tahun 2016, penemuan kasus diare menurut laporan tiap provinsi, Penyakit diare yang ditangani pada tahun 2016 sebanyak 30.304 kasus atau sebanyak 44,9% dari perkiraan kasus³.

Berdasarkan Data Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dan Program P2PL Dinkes Sultra Tahun 2015 Kabupaten Konawe Selatan menempati urutan ke 10 persentase kasus diare dari 17 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tenggara dengan presentase angka kejadian diare sebesar 75,80%4.

Cakupan penemuan kasus diare di Kabupaten Konawe Selatan tahun 2015 jumlah penderita sebanyak 2577, jumlah penemuan kasus diare pada balita di

peningkatan dari tahun ke tahun pada tahun 2016 jumlah penemuan kasus diare sebanyak endemis di 2636 penderita, sedangkan pada tahun 2017 jumlah penemuan kasus diare sebanyak 2734 penderita5.

Kabupaten Konawe Selatan terbagi menjadi 23 kecamatan dan salah satunya adalah Kecamatan Laeya. Berdasarkan data dari Puskesmas Lainea, kejadian diare pada balita selalu mengalami perubahan kasus diare sejak tahun 2014 sampai dengan 2017. Tahun 2014 jumlah penderita diare sebanyak 172, tahun 2015 sebanyak 199, tahun 2016 sebanyak 592, dan tahun 2017 periode Januari – Agustus sebanyak 381 penderita. Berdasarkan dari data Puskesmas Lainea jumlah penderita diare pada balita di Kelurahan Punggaluku merupakan daerah dengan jumlah penderita diare yang tertinggi dibandingkan Kelurahan/Desa lain di Kecamatan Laeya6.

Hasil observasi yang dilakukan di SDN 2 Laeya, Kelurahan Puggaluku Kecamatan Laeya, banyak anak sekolah yang tidak mencuci tangan setelah bermain dan sebelum makan, sehingga menyebabkan semakin tingginya angka kejadian diare pada balita daan siswa/siswi sekolah dasar. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya penyuluhan kesehatan tentang Penyakit Diare, akibat kurangnya informasi tentang Diare yang dikemas dengan bahasa yang mudah dimengerti dan cara yang tidak membosankan sekaligus memberi contoh, sehingga dapat diterima dengan baik oleh para siswa sekolah dasar.

Permainan engklek (dalam bahasa Jawa) merupakan permainan tradisional lompat-lompatan pada bidang-bidang datar yang digambar dengan membuat gambar kotak-kotak yang di dalamnya berisi penyuluhan kesehatan tentang pencegahan penyakit diare kemudian pemain melompat dengan satu kaki dari kotak satu ke kotak lainnya7.

Permainan engklek merupakan permainan edukatif yang berisi tentang penyuluhan kesehatan tentang pencegahan diare yang dikemas dengan bahasa yang mudah. Di dalam permainan engklek ini informasi kesehatan terdapat di dalam media permainan ini yang berbentuk kotak-kota, pada setiap kotak tersebut berisi informasi tentang penyakit diare sehingga dapat dipahami oleh anak-anak sekolah dasar.

(4)

permainan, sehingga dapat menarik perhatian dengan media permainan edukatif tersebut. Di dalam permainan ini, peneliti menjadikan permainanengklek sebagai media edukasi karena didalam setiap kotak permainan terdapat informasi penyuluhan tentang diare, kemudian sebelum pemain melempar gacuk ke dalam kotak, mereka harus mengambil kartu yang berisi pertanyaan kemudian menjawab pertanyaannya.

Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik melakukan penelitian dengan mengambil lokasi di SDN 2 Laeya, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan. Karena di SD tersebut peneliti melihat anak-anak yang makan tanpa mencuci tangan mereka setelah bermain dan masih jajan sembarangan. Kemudian alasan peneliti mengambil siswa/siswi kelas IV karena ingin melakukan pencegahan diare sejak dini pada siswa, dapat berkomunikasi dengan baik dan pandai membaca. Maka peneliti tertarik untuk mengangkat judul : Pengaruh Media Permainan Engklek Dalam Meningkatkan Perilaku Pencegahan Penyakit Diare di SDN 2 Laeya, Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017.

METODE

Penelitian ini menggunakan desain Pra-eksperimental. Data perilaku pencegahan diarediambil sebelum dan sesudah intervensi pada siswa yang sama. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Pra-Eksperimen dengan menggunakan rancanganone group pre test and post test design. Penelitian Pra-Eksperimen pada siswa kelas IV tentang pencegahan diare adalah penelitian eksperimen yang hanya mempergunakan kelompok eksperimen saja, tanpa kelompok kontrol (pembanding) sampel subjek dipilih seadanya tanpa mempergunakan randomisasi.

Penelitian eksperimen atau percobaan (experimental research) adalah suatu penelitian dengan melakukan percobaan(experiment),bertujuan mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut.

Ciri tipe penelitian The one group pretest-postests design adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi. Rancangan ini tidak menggunakan kelompok perbandingan (control), tetapi dilakukan, observasi pertama (pree test) yang memungkinkan menguji perubahan–perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (program)8.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah siswa/siswi SD kelas IV yaitu siswa/siswi kelas IV SDN 2 Laeya di Kecamatan Laeya Kabupaten Konawe Selatan dengan total populasi sebanyak 53 orang.

Sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti9. Teknik sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah nonprobability samplingdengan cara total sampling. Sehingga didapat subjek penelitian berjumlah 53 orang. Pengambilan sampel secara total sampling karena jumlah populasi yang kurang dari 100 sehingga seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya10.

Analisis dilakukan secara deskriptif pada masing-masing variabel dengan analisis pada distribusi frekuensi.

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel dependen yaitu perilaku pencegahan diare dengan variabel independen yaitu permainanengklekpada siswa kelas IV SDN 2 Laeya, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan, dianalisis dengan uji statistik Mc Nemar, teknik statistik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk deskriptif. Rancangan penelitian biasanya berbentuk before after. Jadi hipotesis penelitian merupakan perbandingan antara nilai sebelum dan sesudah ada perlakuan/treatment11.

HASIL

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Sebelum Dan Sesudah Intervensi Melalui Media Permainan Engklek.

Total 53 100 53 100

(5)

yang memiliki pengetahuan cukup pada saatpost test bertambah menjadi 52 (98,1%) dan responden yang memiliki pengetahuan kurang hanya 1 (1,9%).

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Sebelum Dan Sesudah Intervensi Melalui Media Permainan Engklek.

Total 53 100 53 100

Sumber :Data Primer, diolah 3 Desember 2017 Data tabel 2 menunjukkan bahwa dari 53 responden yang memiliki sikap positif saat pre test sebanyak 48 (90,6%) dan responden yang memiliki sikap negatif sebanyak 5 (9,4%). Setelah dilakukannya intervensi didapatkan responden yang memiliki sikap positif pada saat post test bertambah menjadi 50 (94,3%) dan responden yang memiliki sikap negatif hanya 3 ( 5,7%).

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Sebelum Dan Sesudah Intervensi Melalui Media Permainan Engklek.

Total 53 100 53 100

Sumber :Data Primer, diolah 3 Desemeber 2017 Data tabel 3 menunjukkan bahwa dari 53 responden yang memiliki tindakan baik saat pre test sebanyak 52 (98,1%) dan responden yang memiliki motivasi buruk sebanyak 1 (1,9%). Setelah dilakukannya intervensi didapatkan responden yang memiliki tindakan baik pada saatpost testbertambah menjadi 53 (100,0%) dan tidak ada responden yang memiliki tindakan buruk.

Tabel 4. Hasil Uji Mc Nemar Pengetahuan Pre test dan Post test Intervensi tentang Pencegahan Diare Melalui Media Permainan Engklek.

Sumber :Data Primer, diolah 3 Desemeber 2017 Sumber :Data Primer, diolah 3 Desemeber 2017

Data tabel 4 menunjukkan bahwa sebelum diberikan media permainan engklek dari 53 responden, terdapat 32 responden memiliki pengetahuan cukup mengenai pencegahan diare dan 20 responden memiliki pengetahuan kurang. Setelah diberikan media permainan engklek, ternyata dari 53 responden, terdapat 52 responden memiliki pengetahuan cukup tentang pencegahan Diare dan 1 responden yang masih memiliki pengetahuan kurang.

Analisis dengan uji Mc Nemar diperoleh p value (0,05) < α (0,001), maka H0 ditolak dan H1

diterima. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian permainan edukatif melalui permainan engklek mempengaruhi peningkatan pengetahuan responden tentang pencegahan penyakit Diare di SDN 2 Laeya Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017.

Tabel 5. Hasil Uji Mc NemarSikap Pre testdanPost test Intervensi tentang Pencegahan Diare Melalui Media Permainan Engklek.

(6)

Data tabel 7 menunjukkan bahwa sebelum diberikan media permainanengklekdari 53 responden, terdapat 46 responden memiliki sikap positif mengenai pencegahan diare dan 4 responden memiliki sikap negatif. Setelah diberikan permainan media engklek, ternyata dari 53 responden, terdapat 2 responden memiliki sikap positif tentang pencegahan diare dan 1 responden yang masih memiliki sikap negatif.

Analisis dengan ujiMc Nemardiperolehp value (0,687) < α(0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian permainan edukatif kesehatan melalui media permainanengklek tidak mempengaruhi peningkatan sikap responden tentang pencegahan penyakit Diare di SDN 2 Laeya Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017.

Hasil UjiMc Nemar Tindakan Pre testdan Post test Intervensi tentang Pencegahan Diare Melalui Media Permainan Engklek.

Tindak an

Tindakan (Post test) Total P value Sumber :Data Primer, diolah 3 Desember 2017

Data tabel 8 menunjukkan bahwa sebelum diberikan media permainan engklek dari 53 responden, terdapat 52 responden memiliki tindakan baik mengenai pencegahan Diare dan 1 responden memiliki tindakan buruk. Setelah diberikan permainan edukatifengklek,ternyata dari 53 responden, terdapat 53 responden memiliki tindakan baik tentang pencegahan Diare dan tidak ada responden yang memiliki tindakan buruk.

Analisis dengan ujiMc Nemardiperolehp value (0,001) < α(0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian permainan edukatif kesehatan melalui permainan engklek mempengaruhi peningkatan tindakan responden tentang pencegahan penyakit Diare di SDN 2 Laeya Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017.

PEMBAHASAN

Peningkatan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Intervensi tentang pencegahan penyakit Diare

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau suatu hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran dan indera penglihatan.

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa responden yang sudah mendapatkan intervensi berupa permainan edukatif engklek mengalami peningkatan yang termasuk dalam kategori cukup dalam upaya pencegahan diare yang dimana terdapat pengaruh yang signifikan sesudah dilakukannya permainan engklek. Peningkatan pengetahuan responden dikarenakan adanya kemauan dalam dirinya utnuk mengetahui pencegahan diare melaui permainan engklek dan memperhatikan intervensi yang diberikan, selain itu media pembelajaran yang digunakan memberikan motivasi dan pengaruh psikologis untuk responden. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah permainan engklek. Pemberian informasi dengan permainan edukatif yang menarik dan membuat suasana yang menyenangkan dapat membuat responden lebih muda menerima informasi yang diberikan.

Hasil penelitian yang lain yang berjudul Efektivitas Metode Permainan Edukatif Papeda Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Untuk Pencegahan Kejadian Diare Pada Murid Kelas IV SDN 14 Poasia Di Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2016. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan melalui permainan edukatif Papeda (Para Pencegah Diare). Yang menyatakan distribusi responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 58,3% dan yang memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 41,7%12.

(7)

Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis statistik Wilcoxon Signed Rank Testdidapatkan nilai signifikansi p= 0,000.

Peningkatan Sikap Sebelum dan Sesudah Intervensi tentang pencegahan penyakit Diare

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa responden yang sudah mendapatkan intervensi berupa permainan engklek mengalami peningkatan kategori positif dalam upaya pencegahan diare. Peningkatan sikap responden dikarenakan adanya kemauan dalam dirinya utnuk mengetahui pencegahan diare.

Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan tidak semua sikap siswa dalam upaya pencegahan diare masuk dalam kategori positif. Hal ini dikaitkan dengan masih ada siswa yang memiliki sikap negatif dalam upaya pencegahan diare. Dimana, hal ini dapat dipengaruhi oleh sikap siswa yang acuh untuk mencari informasi. Siswa lebih memilih untuk bersikap acuh dalam menanggapi penyakit dan upaya pencegahan diare. Selain itu, banyaknya daftar pelajaran yang didapatkan oleh siswa disekolah membuat para siswa bersikap acuh dalam upaya pencegahan diare, para siswa lebih memilih untuk menanggapi dan mencari informasi mengenai pelajaran yang siswa dapat disekolah dibandingkan untuk mencari informasi lain di luar mata pelajaran sekolah.

Sikap responden menunjukkan bahwa responden yang memilki sikap negatif pada saat pre test terdapat sebanyak 4 responden dan pada saat post test berkurang menjadi 3 responden. Diketahui bahwa intervensi permainan edukatif engklek mempengaruhi sikap responden sehingga meningkat. Responden yang memilki sikap positif, baik sebelum dan sesudah diberi permainan engklek sebanyak 48 responden, yang menyebabkan sikap responden berubah menjadi negatif karena pada saat pemberian intervensi berupa permainan edukatif, responden yang memiliki sikap negatif ini tidak memperhatikan, lebih memilih permainan yang lain dan dari pada memperhatikan permainan yang telah diberikan, dan responden yang memiliki sikap negatif, baik sebelum dan sesudah diberikan permainanengkleksebanyak 3 responden.

Sejalan degan hasil penelitian ini, maka intervensi penyuluhan kesehatan melalui permainan edukatifengklekterkhusus pada siswa kelas IV SDN 2 Laeya. Sehingga dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada tidak pengaruh permainan engklek terhadap peningkatan sikap responden tentang

Peningkatan Tindakan Sebelum dan Sesudah Intervensi tentang pencegahan penyakit Diare

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa responden yang sudah mendapatkan intervensi berupa permainan engklek mengalami peningkatan motivasi sudah cukup baik dari 52 siswa terdapat 98,1% yang termasuk dalam kategori baik dalam upaya pencegahan diare dan 1,9% responden yang memiliki tindakan buruk dalam pencegahan diare.

Hasil analisis menunjukan bahwa tindakan siswa dalam upaya pencegahan diare cukup baik. Sehingga para siswa mampu untuk memotivasi diri mereka sendiri dalam upaya pencegahan diare secara baik. Selain itu, dukungan dari orang sekitar juga mampu memberikan motivasi kepada siswa untuk bergerak dan manjauhi perilaku beresiko terkena penyakit diare.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat siswa yang memiliki tindakan buruk dalam upaya pencegahan diare. Hal ini dikaitkan oleh siswa yang masih memiliki sikap acuh untuk tindakan mereka. Pengaruh lingkungan yang buruk juga dapat mempengaruhi tindakan siswa. Sejalan dengan hasil dari penelitian ini, maka intervensi penyuluhan kesehatan melalui permainanengklekterkhusus pada siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh permainan engklek terhadap peningkatan tindakan responden tentang pencegahan penyakit diare. Tujuan diberikan tindakan pencegahan diare agar siswa dapat melalukan pencegahan untuk menghindari terkena resiko diare.

Hasil ini juga didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan dengan menggunakan permainan ular tangga untuk meningkatkan praktik (tindakan) cara menggosok gigi dengan baik dan benar. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa peningkatan praktik (tindakan) terhadap kesehatan gigi dan mulut lebih tinggi pada kelompok yang mendapat intervensi media permainan ular tangga daripada media cerita bergambar13.

(8)

(0,001), sikap ((0,002)), dan perilaku (0,001) responden sebelum dan sesudah diberikan permainan edukatif selama 21 hari14.

Penelitian lain dengan menggunakan media promosi permainan Puzzle Gizi Terhadap Perilaku Gizi Seimbang Pada Siswa Kelas V di SD Negeri 06 Poasia Kota Kendari. Hasil penelitian menunjukkan Hasil penelitian, ada pengaruh penyuluhan dengan media promosi puzzle gizi yang diberikan siswa meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa tentang gizi seimbang, yaitu pengetahuan p value (0,001) <α(0,05), sikapp value(0,019) <α(0,05), dan

tindakan siswap value(0,016) <α(0,05)15.

Hasil penelitian ini menguatkan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan penyuluhan dengan metode permainan edukatif SUKATA dapat memperbaiki dan meningkatkan tindakan responden terhadap pencegahan penyakit cacingan. Namun diperlukan pemberian penyuluhan kesehatan secara rutin sehingga respoden dapat berperilaku sehat16.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh media permainanengklekterhadap peningkatan pengetahuan siswa kelas IV tentang pencegahan penyakit diare sebelum dan sesudah intervensi di SDN 2 Laeya Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017 dengan p value (0,001) < α

(0,05).

2. Tidak ada pengaruh media permainan engklek terhadap peningkatan sikap siswa kelas IV tentang pencegahan penyakit diare sebelum dan sesudah intervensi di SDN 2 Laeya Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017 dengan p value (0,687) > α

(0,05).

3. Ada pengaruh media permainan engklek terhadap peningkatan tindakan siswa kelas IV tentang pencegahan penyakit diare sebelum dan sesudah intervensi di SDN 2 Laeya Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017 dengan p value (0,001) < α

(0,05).

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan simpulan yang ditarik, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada pihak sekolah dan orang tua siswa

diharapkan dapat lebih bekerja sama dalam upaya pencegahan diare pada anak-anak. Pihak sekolah diharapkan dapat mengembangkan penyuluhan

mengenai diare sehingga siswa tidak terjerumus dalam perilaku yang tidak baik.

2. Kepada instansi pemerintah dari hasil ini

diharapkan dapat memberikan informasi berupa penyuluhan kesehatan kepada para siswa agar siswa lebih termotivasi lagi, dan perilaku siswa dalam upaya pencegahan diare lebih meningkat dan lebih baik lagi.

3. Siswa yang memiliki perilaku yang baik dalam

upaya pencegahan diare sebaiknya di pertahankan dan lebih ditingkatkan sehingga perilaku yang dimiliki lebih bertambah agar kesadaran untuk menjauhi perilaku yang dapat menimbulkan penyakit diare lebih besar lagi.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan adanya

penelitian lebih mendalam terkait metode-metode penyuluhan lainnya, misalnya membandingkan pengaruh permainan edukatif dan metode demonstrasi lainnya. Sehingga, dapat ditemukannya metode-metode penyuluhan yang tepat guna dan bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

1. WHO, 2013. World Health Statisitcs 2013. www.who.int/gho/publications/. Diakses pada tanggal 16 Agustus 2017

2. Kemenkes RI. (2013a). Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

3. Dinkes Sultra. (2016). Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2016. Kendari: Dinas Kesehatan Sulawesi Tenggara.

4. Dinkes Prov. Sultra. (2015). Profil Kesehatan Povinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2015. Kendari : Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara.

5. Dinkes Konsel. (2017). Profil Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017. Andoolo: Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Selatan.

6. Puskesmas Lainea. (2017). Profil Kesehatan Puskesmas Lainea Tahun 2017. Laeya : Puskesmas Lainea.

7. Mantolalu, B. (2005).Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: UT.

8. Notoatmodjo, S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

9. Martono, Nanang. (2012).Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Raja Grafindo: Jakarta.

(9)

11. Sugiyono. (2012).Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Jakarta.

12. Ichwan, M (2016). Efektifitas Metode Permainan Edukatif Papeda Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap, Dan Tindakan Untuk Pencegahan Diare Pada Murid Kelas V SDN 14 Poasia di Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2016. (Skripsi Kesehatan Masyarakat), Universitas Halu Oleo, Kendari.

13. Hamdalah, Afif. (2013). Efektivitas Media Cerita Bergambar dan Ular Tangga Dalam Pendidikan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa SDN 2 Patrang Kabupaten Jember Jurnal Promkes. FKM. Universitas Jember. Diakses 30 November 2017.

14. Rinaldi, Risak., dkk (2016). Pengaruh Permianan Mencocokan Tulisan Dengan Gambar Beserta Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Mengenai Penyakit Skabies Pada Siswa Kelas VII dan VIII Pondok Pesantren Mukhlisin Kota Kendari Tahun 2015. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo. Kendari. Diakses pada 30 November 2017.

15. Hikmawati, Zainab. (2016). Pengaruh Penyuluhan Dengan Media Promosi Puzzle Gizi Terhadap Perilaku Gizi Seimbang Pada Siswa Kelas V Di Sd Negeri 06 Poasia Kota Kendari Tahun 2016. Skripsi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo. Kendari.

Gambar

Tabel 1. Distribusi Responden BerdasarkanPengetahuan Sebelum Dan SesudahIntervensiMelalui Media Permainan Engklek.
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan SikapSebelum Dan Sesudah Intervensi Melalui MediaPermainan Engklek.

Referensi

Dokumen terkait

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR ATLETIK LARI SPRINT MELALUI PERMAINAN LOMPAT PANTUL (PLYOMETRICS) PADA SISWA KELAS IV SDN I KALIWULU KECAMATAN PLERED KABUPATEN CIREBONi.

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) untuk mengetahui adanya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran IPA pada siswa kelas IV SDN 02

pengetahuan, sikap, tindakan suami terhadap pencegahan diare pada balita di Wilayah. Kerja Puskesmas Sarudik Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah

pada fCO ditemukan bahwa sebelum intervensi KIE' sikap masyarakat tentang metode pencegahan dan pe- ,rarrlguhngun penyakit flu burung masih sangat kurang' Hal&#34;t'ersebit

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit tuberkulosis dengan menggunakan media leaflet

Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa responden yang sudah mendapatkan intervensi berupa permainan edukatif (MAGASADA) mengalami peningkatan dari 88,2%

Hasil penelitian pada pembelajaran IPS melalui permainan Crossword puzzle dengan media video menujukkan adanya peningkatan sikap percaya diri dan prestasi belajar

Rata – Rata Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Tentang Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa SDN 02 Lambu Kibang Tahun 2023 Berdasarkan hasil penelitian diketahui hasil pengukuran rata-