• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN STATUS BESI DAN KEBUGARAN FISIK PEKERJA WANITA USIA SUBUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN STATUS BESI DAN KEBUGARAN FISIK PEKERJA WANITA USIA SUBUR"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

178

PENINGKATAN STATUS BESI DAN KEBUGARAN FISIK PEKERJA WANITA

USIA SUBUR

(Impr ovi ng t he Ir on St at us and Physi cal Fi t ness of t he Repr oduct i ve Femal e Wor ker s)

Yakt iworo Indriani1*, Ali Khomsan2, Dadang Sukandar2, Hadi Riyadi2, Reni Zuraida3

1

Alamat Korespondensi: Jurusan Sosial Ekonomi Pert anian/ Agribisnis, Fakult as Pert anian, Universit as Lampung. Jl Sumant ri Broj onegoro No 1, Bandar Lampung 35144

2 Depart emen Gizi Masyarakat , Fakult as Ekologi Manusia, IPB, Bogor 16680 3

Fakult as Kedokt eran, Universit as Lampung, Jl Sumant ri Broj onegoro No 1, Bandar Lampung 35144 *

Alamat Korespondensi: Jurusan Sosial Ekonomi Pert anian/ Agribisnis, Fakult as Pert anian, Universit as Lampung. Jl Sumant ri Broj onegoro No 1, Bandar Lampung 35144. Telp/ f aks: 0721-781821; email: yakt i_indriani@yahoo. com

ABST RACT

The st udy ai ms wer e t o (1) assess t he nut r i t i onal st at us, adequacy l evel , and physi cal f i t ness of t he nonpr egnant r epr oduct i ve f emal e wor ker s, and (2) anal yze t he ef f ect of mi cr onut r i ent s suppl ement at i on on t hei r i r on st at us and physi cal f i t ness. Thi s r esear ch empl oyed exper i ment al desi gn of doubl e bl i nd, compl et el y r andomi zed desi gn by i nvol vi ng 338 househol ds of f emal e wor ker s. The exper i ment al uni t consi st s of 39 f emal e wor ker s whose hemogl obi n l evel wer e 80-125 g/ L. However , f i ve of t hem wer e dr op out due t o pr egnancy or si ckness. The t r eat ment s appl i ed i n t he st udy wer e t hr ee capsul es cont ai ni ng: (1) i r on and f ol i c aci d (BF), (2) mul t i -vi t ami n and mi ner al (MVM), whi ch cont ai ns of 15 di f f er ent vi t ami ns and mi ner al s, and (3) pl acebo (P). The body mass i ndex of t he f emal e wor ker s wer e t hi n 12 per cent , nor mal 70 per cent and over wei ght 18 per cent . Most of t hei r nut r i t i onal i nt ake of vi t ami n C, cal ci um and i r on wer e def i ci ent but t hey had a good t o super i or of physi cal f i t ness. Af t er 10 weeks of t hr ee days per week suppl ement at i on, BF si gni f i cant l y i ncr eased t he hemogl obi n (p<0. 05) as 8. 6 g/ L and f er r i t i n as 10. 1 µg/ L; whi l e MVM onl y i ncr eased t he hemogl obi n as 6. 8 g/ L. The mi cr onut r i ent suppl ement s of BF and MVM gr oups coul d i mpr ove t he physi cal f i t ness (VO2max) of t he anemi a f amal e wor ker s by 13 per cent and 14 per cent .

Key words: f emal e wor ker s, i r on st at us, physi cal f i t ness, i r on f ol i c aci d, mul t i -vi t ami n and mi ner al

PENDAHULUAN

Sebagian besar pekerj a wanit a di Indonesia t ermasuk dalam golongan wanit a usia subur (WUS) yang beresiko t inggi meng-alami anemia sehingga memerl ukan perhat ian dan penanganan secara khusus. Anemia adalah keadaan kadar hemoglobi n (Hb) di darah l ebih rendah dibandingkan nilai normal unt uk j enis kelamin dan usianya. Unt uk WUS, dinyat akan anemia j ika Hb <120 g/ L Preval ensi anemia gizi besi (AGB) di Indonesia pada WUS t ahun 2007 masih berada pada kat egori sedang, yakni 19. 7 persen dan secara khusus pada ibu hami l mencapai 24. 5 persen (BPPK Depkes RI 2008). Preval ensi anemia pada WUS hamil yang lebih t inggi diperkirakan karena wanit a t ersebut t elah mengalami anemia j auh sebel um hamil . Unt uk menurunkan prevalensi anemia pada wanit a hamil, seyogyanya mereka sudah di beri supl emen zat besi (Fe) sebel um hamil . Dengan demikian mereka dapat memasuki masa keha-milannya dalam kondisi t idak anemia.

(2)

179

sebagai usaha prevent if unt uk mencegah

mengalami kesulit an melahirkan pada saat dia nant i hamil . Adapun UNICEF/ WHO/ UNU (1999) menyarankan guna memperbaiki st at us gizi WUS diperlukan mult i vit amin mineral (MVM) yang berisi 15 macam vit amin dan mineral ka- rena mereka t idak cukup hanya di beri suple- men Fe dan asam f olat saj a. Pemberian kapsul MVM diharapkan dapat memeli hara homeost a- sis besi dalam darah.

Saat ini banyak WUS baik yang sudah maupun belum menikah bekerj a di sekt or indust ri . Pekerj a WUS t ersebut sehari-harinya bekerj a dalam ruang yang cukup panas dan berisik. Oleh karena it u mereka perl u kesehat -an d-an kebugar-an f isik y-ang prima. Pert - anya-an yanya-ang muncul adalah bagaimanya-anakah st at us dan kecukupan gi zi sert a kebugaran f isik pe- kerj a WUS yang memiliki kadar hemoglobi n marginal. Masalah menarik unt uk dit elit i lebi h lanj ut adalah bagaimanakah pengaruh pembe-rian suplemen zat gizi mi kro t erhadap st at us besi dan kebugaran f isik pekerj a wanit a t ersebut .

Tuj uan Penelit ian ini adal ah unt uk: (1) menganalisis st at us dan t ingkat kecukupan gizi sert a kebugaran f isik pekerj a wanit a yang memiliki kadar Hb marginal dan (2) mengkaj i pengaruh pemberian zat gizi mikro t erhadap st at us besi (Hemoglobin, serum f erit i n dan serum t ranf erin resept or) sert a kebugaran f isik (laj u denyut j ant ung dan VO2maks) mereka.

METODE

Desain dan Lokasi

Penelit ian ini merupakan kelanj ut an dari penelit ian yang berj udul ”St udy on t he Nut r i t i onal St at us and Physi cal Fi t ness of t he Non Pr egnant Woman Wor ker s t o Suppor t t he Househol d Soci o-Economy” (Indriani, Riyadi, & Zuraida 2011), yang menggunakan met ode survei dengan melibat kan 338 sampel rumah t angga pekerj a wanit a. Adapun penelit ian ini menggunakan rancangan percobaan (exper i -ment al desi gn) rancangan acak l engkap-RAL (compl et el y r andomi zed desi gn-CRD). Perla-kuan yang diberikan adalah suplement asi at au pemberian t ambahan zat gizi mikro dalam kemasan kapsul secara but a ganda (doubl e bl i nd).

Penelit ian i ni dilakukan di perusahaan pengalengan nanas yang t erlet ak di Kabupat en Lampung Tengah, Provinsi Lampung. Peru-sahaan t ersebut memil iki perkebunannya sendiri , sehingga t erj amin bahan bakunya dan

dapat berproduksi secara kont inyu. Penelit ian pendahul uan dilakukan pada bulan Juni-Agust us 2010, sedangkan penelit ian ekspe-rimen dilaksanakan bulan Okt ober 2010 hingga Januari 2011.

Cara Pemilihan Sampel

Unit percobaan at au subyek penelit ian ini adalah pekerj a wanit a usia subur yang memiliki kadar Hb marginal berdasarkan pene-lit ian pendahuluan (Indriani et al . 2011), unt uk selanj ut nya disebut pekerj a wanit a. Krit eria ” Hb marginal” adalah mengalami ” anemia” dengan kadar Hb 80—119 g/ L, dan Hb t erma- suk normal namun di ambang bat as bawah de- ngan kadar Hb 120—125 g/ L, ini merupakan ke- lompok yang perl u mendapat kan t indakan gizi melalui pendidikan dan pencegahan (Carl ey 2003). Krit eria inkl usi uni t percobaan adalah pekerj a wanit a berusia 18—45 t ahun, memiliki kadar Hb 80—125 g/ L, sudah menikah, t idak sedang hamil , mengisi i nf or med concer n, t idak minum al hohol sert a t idak merokok. Krit eria eksklusi adalah menderit a sakit berat (j an- t ung, hipert ensi) sedang dalam masa pengo- bat an penyakit kronis sepert i TBC; t idak bisa minum kapsul .

Jumlah subyek penelit ian dit ent ukan menggunakan rumus dengan pertimbangan α= 0. 05 dan ß=0. 20 (power of t est=80%) sert a mengacu hasil penelit ian Li et al . (1994) t en- t ang suplement asi zat besi pada pekerj a wa- nit a usia subur yang anemi a di mana unt uk Hb memiliki σ= 12 g/L dan δ= 13 g/L, sedangkan unt uk SF memiliki σ=18. 9 µg/ L dan δ=20. 3 µg/ L. Berdasarkan pert imbangan t ersebut di- dapat kan j umlah subyek minimal per perlaku- an adalah 11 orang. Dengan mempert imbang-kan kemungkinan ada subyek yang kel uar, maka j umlah sampel per perlakuan dit ambah 2 orang (20%) sehi ngga t ot al unit percobaan adalah 39 orang. Pengacakan dilakukan unt uk menempat kan set iap uni t percobaan pada perlakuannya. Prot okol (Nomor Prot okol 021005068) penelit ian i ni t elah men-dapat kan perset uj uan Et ik (Et hi cal Appr oval) dari Komisi Et ik Badan Penelit ian dan Pengembangan Kesehat an Kement erian Kesehat an Nomor LB. 03. 04/ KE/ 5581/ 2010.

Faktor, Perlakuan dan Peubah Respon

(3)

180

yang diperoleh dari apot ik, MVM (mult i vit amin dan mineral yang t erdiri dari 15 macam vit amin dan mineral yait u vitamin A 800 μg, D 200 IU, E 10 mg, vit C 70 mg, vit B1 1. 4 mg, vit B2 1. 4 mg, vit B3 18 mg, vit B6 1. 9 mg, vit B12

1.9 μg, asam folat 400 μg, besi elemental 30

mg, seng 15 mg, t embaga 2 mg, selenium 65

μg, yodium 150 μg) yang diperol eh dari kant or

WHO di Jakart a, Indonesia, dan P (pl acebo) yang berisi amilum berf ungsi sebagai kont rol. Suplemen dikemas dalam kapsul yang sama warna dan ukuran set iap minggu ol eh seorang apot eker kemudian dimasukan dalam t abung obat dan di beri label nama pekerj a wanit a. Kapsul supl emen di berikan t iga kali per minggu selama 2. 5 bulan (10 minggu).

Terdapat t iga peubah respon unt uk st a- t us besi dalam darah yait u Hb, serum f errit in (SF), dan serum t ransf erin resept or (STf R). Adapun kebugaran f isik diukur dengan cara menghit ung VO2maks yang merupakan suat u ukuran seberapa bugar (f i t) seseorang, yang dinyat akan dengan vol ume oksigen yang dikon- sumsi t ubuh per menit sehingga sat uannya adalah mL/ kg/ menit (Marley 1982; Sharkey 1991; Quinn 2008). Nilai VO2maks pekerj a wa- nit a dinilai berdasarkan pengukuran laj u de- nyut j ant ung dengan cara melakukan uj i bang- ku A-R (Ast rand-Ryhming St ep Test) dengan mengadopsi prot okol Ast rand-Ryhming St ep Test Nor ms For Col l ege St udent s (Marley & Linnerud 1976). Set iap peubah respon diukur dua kali, yait u sebel um dan sesudah supl e-ment asi dan sebelum uj i bangku dilakukan pengukuran t ekanan darah unt uk memast ikan bahwa pekerj a t idak memiliki t ekanan darah t inggi. Unt uk mengendali kan kualit as dat a, wawancara di lakukan langsung ol eh penelit i dibant u asist en penelit i bergelar sarj ana gizi yang sudah berpengalaman dalam beberapa penelit ian sebelumnya dan diberi pelat ihan se- bel um melakukan penelit i an ini. Pengambilan cont oh darah sebanyak 3 mL dari vena cubit i dan penilaian laj u denyut j ant ung dilakukan oleh paramedis di bawah supervisi seorang dokt er.

Seminggu sebel um dimulai supl emen-t asi, dilakukan pemberian obaemen-t cacing unemen-t uk menghilangkan pengaruh i nf est asi cacing, dan uj i laj u endap darah (LED) unt uk menget ahui kemungkinan adanya inf eksi (radang). Selain it u, dilakukan peni laian st at us gizi ant ropo-met ri yakni indeks massa t ubuh (IMT) yang me- rupakan perbandi ngan ant ara berat badan (kg) dengan t inggi badan kuadrat (m2), persent ase lemak t ubuh (%LB) sert a pengeluaran energi (kkal ) dan asupan zat gi zi melal ui r ecal l ma- kanan selama 24 j am sebel umnya selama dua

hari. Analisis kadar Hb menggunakan mesin analisis hemat ologi dan LED di sebuah Labora- t orium swast a bekerj a sama dengan Fakult as Kedokt eran Universit as Lampung di Bandar Lampung. Kadar SF dan STf R diuj i dengan me- t ode Enzym-l i nked i mmunoassays (ELISA) menggunakan alat Labsyst em di Laborat orium SEAMEO Tropmed RCCN Universit as Indonesia di Jakart a.

Pengolahan dan Analisis Data

Dat a karakt erist ik sosial ekonomi meli-put i Pengolahan dat a mencakup pengedit an kuesioner, pengkodean, penyusunan f i l e, pe-masukan dat a, pengedit an f i l e, penyusunan variabel , pengombi nasian dan pemisahan f i l e.

Dat a j umlah pangan yang dikonsumsi dikonversikan ke dalam energi dan zat gizi me- liput i , prot ein, vit amin A, vit amin C, zat besi, kalsium, dan f osf or dengan menggunakan DKBM (Depkes RI 1970, 1995, 2001, 2005). Pengukuran t ingkat kecukupan gizi (%AKG) di - lakukan dengan membandingkan kandungan zat gizi semua makanan yang dimakan oleh pekerj a WUS selama 24 j am dengan AKG 2004 (WNPGI 2004) dalam persen. Selain energi, zat gizi lain yang dihit ung t i ngkat kecukupan-nya adalah prot ei n, vit amin A, vit amin C, f osf or, kalsium, dan zat besi . Unt uk menganalisis perubahan dat a sebel um dan sesudah suple- ment asi dilakukan uj i beda rerat a (uj i t ). Pengukuran pengel uaran energi di lakukan de- ngan menghit ung energi per akt ivit as selama 24 j am. Unt uk membandi ngkan dat a ant ar per- lakuan dan pengaruh supl ement asi ant ar per - lakuan diuj i dengan ANOVA dan uj i lanj ut Duncan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Pekerj a Wanita

(4)

181

Hasil analisis unt uk laj u endap endap

darah (LED) 1 j am dan 2 j am sebel um supl ement asi menunj ukkan angka yang cukup t inggi yakni 26. 2±16. 0 ml/ j am dan 49. 6±24. 9 ml/ j am, ini merupakan indikasi adanya gang-guan kesehat an dalam t ubuh peker j a wanit a. Pada penderit a anemia LED cenderung t i nggi seiring dengan rendahnya Hb. Pemeriksaan LED secara berulang dapat digunakan unt uk memo-nit or keberhasilan t erapi/ pengobat an. Sesudah supl ement asi, LED pekerj a wanit a pada semua perlakuan t urun (p<0. 05) menj adi 12. 4±7. 3 dan 25. 1±12. 5 mL/ j am. Ini mendekat i st andar normal (10-20 mL/ j am) dan menunj ukkan t erj adi perbaikan kesehat an melalui pem-berian zat gizi mikro. Perbedaan penurunan LED ant ar perlakuan t idak berbeda nyat a yakni pada BF 14. 8 dan 24. 4 mL/ j am, pada MVM -14. 5 dan -23. 7 mL/ j am, sert a pada P -12. 1 dan -25. 2 mL/ j am.

Suplementasi Kapsul

Pelaksanaan suplement asi dilakukan di depan penelit i at au asist en penelit i set iap hari Selasa, Rabu dan Jum’ at di balai pengobat an yang t erlet ak di dekat pabrik. Wakt u mi num kapsul adalah sesudah makan siang, bagi yang kerj a pagi, at au sesudah makan malam bagi yang kerj a malam. Kepat uhan mi num kapsul semua 100 persen. Manf aat kapsul yang dira-sakan pekerj a wanit a cukup bervariasi. Man- f aat yang dilaporkan oleh ket iga perlakuan adalah merasa badan lebih enak dan bert enaga (62%) diikut i ol eh naf su makan bert ambah (47%) dan t idur l ebi h nyenyak (24%). Ini me- nunj ukkan bahwa pemberian sugest i di awal saj a dapat berpengaruh posit if t erhadap grup plasebo (pl acebo ef f ect), bahkan pekerj a wa-nit a yang paling banyak melaporkan t idur lebih nyenyak berasal dari grup P.

Status Gizi Antropomet ri, Kecukupan Gizi, dan Pengeluaran Energi

St at us gizi, adalah keadaan t ubuh yang diakibat kan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan makanan. Indek masa t ubuh (IMT) merupakan ukuran ant ropomet ri yang baik di- gunakan pada orang dewasa yang memberikan gambaran mengenai asupan gizi seseorang di masa lalu dan dibandingkan dengan masa kini. Pada Tabel 1 dapat dili hat st at us gizi ant ropo- met ri pekerj a wanit a sebel um dan sesudah supl ement asi.

Secara umum t idak ada perbedaan yang nyat a ant ar perlakuan pada beberapa peubah st at us gizi sebelum supl ement asi (p>0. 05). Sebel um supl ement asi, 12 persen pekerj a wa-nit a t ermasuk kurus (IMT<18. 5 kg/ m2), 70 per- sen normal , dan 18 persen gemuk (IMT>25 kg/ m2). Sesudah supl ement asi, angka-angka t ersebut menj adi 6 persen, 73 persen, dan 21 persen. Sesudah suplement asi, berat badan dan IMT pada ket iga perlakuan meningkat se- cara nyat a (p<0. 005), namun peningkat annya ant ar perlakuan t idak berbeda nyat a (p>0. 05). Terj adinya peningkat an ini sesuai dengan per - nyat aan pekerj a wanit a di at as bahwa selama supl ement asi naf su makan bert ambah, sehing- ga IMTnya naik. Peni ngkat an yang t erj adi pada ket iga peubah t ersebut dapat menj elaskan bahwa suplement asi yang dilakukan kepada pekerj a wanit a dapat dit erima.

Asupan zat gizi pekerj a wanit a sebel um dan selama suplement asi t idak berbeda nyat a baik di dalam maupun ant ar perlakuan. Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa asupan zat gizi (kecuali vit amin C) selama suplement asi lebih t inggi dibandi ngkan dengan sebel umnya. Hal ini sesuai dengan respon di at as yang menya-t akan naf su makannya bermenya-t ambah sehi ngga berat badan dan IMT set elah suplement asi naik.

Tabel 1. Karakt erist ik Ant ropomet ri Pekerj a Wanit a menurut Perlakuan

Karakteristik antropometri BF (n=11) MVM (n=11) P (n=12) p-value1

Berat badan (kg)

Sebelum 47. 4±6. 7 50. 1±7. 5 48. 0±7. 2 0. 410 Sesudah 48. 5±6. 72 51. 7±6. 93 48. 8±6. 63 0. 487

Δ BB 1. 1±1. 3 0. 7±0. 8 0. 9±1. 1 0. 620

Tinggi badan (cm)

Sebelum 151. 8±4. 5 152. 2±7. 4 149. 0±4. 8 0. 475 Sesudah 152. 0±4. 6 151. 0±7. 4 149. 0±4. 3 0. 426

Δ TB 0. 2±0. 2a 0. 2±0. 2a 0. 0±0. 2b 0. 032

Indeks Massa Tubuh (kg/ m2)

Sebelum 20. 6±2. 8 22. 5±3. 4 21. 6±3. 2 0. 361 Sesudah 21. 0±2. 82 22. 9±3. 53 22. 1±3. 33 0. 400

Δ IMT 0. 5±0. 6 0. 4±0. 5 0. 4±0. 5 0. 952

1

p-val ue, hasil analisis ragam (uj i anova) pada baris yang sama 2, 3

Berbeda nyat a dari sebelum suplement asi (uj i-t : 2 p<0. 01, 3p<0. 05) a, b

Huruf yang sama dalam sat u baris menunj ukkan t idak ada perbedaan yang nyat a ant ar perl akuan (uj i anova, p>0. 05)

(5)

182

Tabel 2. Rerat a Asupan Zat Gizi dan Tingkat Kecukupan Gizi (%AKG)

Konsumsi Energi (kkal) Protein (g) Vit. A (RE) Vit. C (mg) Ca (mg) P (mg) Fe (mg)

Sebelum Suplement asi 1582 43. 0 846 51 303 747 13. 4

Selama Suplement asi 1776 47. 8 1608 45 864 1046 14. 4

% AKG Energi (%) Protein (%) Vit. A (%) Vit. C (%) Ca (%) P (%) Fe (%) Sebelum Suplement asi 97. 8 87. 7 251. 7 106. 9 48. 4 165. 9 58. 6 Selama Suplement asi 106. 7 95. 7 356. 0 65. 4 120. 8 318. 1 60. 1

Secara individu, asupan zat gizi mikro unt uk vit amin C (meskipun secara t ot al rera-t anya normal ), Ca dan zarera-t besi sebagian besar baik sebelum dan selama suplement asi berada dalam kat egori def isit (%AKG<70%). Sebelum dilakukan suplement asi j umlah pekerj a wanit a yang mengalami def isit unt uk vit amin C, Ca dan Fe sebanyak 74 persen, 82 persen, dan 62 persen; sedangkan selama suplement asi seba-nyak 74 persen, 71 persen dan 65 persen. Ke-mungkinan ini salah sat u penyebab mereka mengalami anemia. Vit amin C berperan mem-bant u penyerapan zat besi non-heme dengan merubah bent uk f erri menj adi bent uk f erro dan merupakan salah sat u senyawa yang pali ng dikenal sebagai enhancher, yang mempeng-aruhi ket ersediaan mi neral besi usus.

Rerat a pengeluaran energi pekerj a wani - t a selama suplement asi, yang dinilai secara r ecal l berdasarkan j enis dan lama akt ivit as per hari, t idak berbeda nyat a ant ar perlakuan. Pengel uaran energi pada BF, MVM, dan P bert urut -t urut adalah 2150±174 kkal, 2283±217 kkal, dan 2159±202 kkal. Pengeluaran t ersebut lebi h t i nggi dibandingkan dengan konsumsinya. Ini menunj ukkan bahwa meskipun konsumsi se- lama supl ement asi lebih t inggi dibandingkan sebelumnya, t et api t et ap bel um bisa meme- nuhi kebut uhan rielnya.

Status Besi

Zat besi dalam saluran cerna t ubuh di- angkut oleh t ransf erin mukosa dan dalam alir- an darah diangkut ol eh t ransf erin resept or.

Banyaknya serum t ransf erin resept or (STf R) mencermi nkan keseimbangan ant ara kebut uh-an besi seluler duh-an pasokuh-an besi. Bent uk sim-panan besi dalam t ubuh adalah f erit i n at au hemosiderin dalam hat i , li mpa dan sumsum t u- lang. Ferit in yang bersirkulasi dalam darah mencermi nkan simpanan besi di dalam t ubuh. Pengukuran f erit in di serum (SF) merupakan indikat or pent ing unt uk meni lai st at us besi (IOM-FNB 2001). Sebagian simpanan besi dimo- bilisasi unt uk keperluan t ubuh sepert i pemben- t ukan hemoglobi n. Hemogl obin merupakan ba- gian sel darah merah yang berf ungsi meng- angkut oksigen melalui ali ran darah dari paru-paru ke j ari ngan t ubuh yang lai n dan merupa- kan indikat or ut ama unt uk menunj ukkan t ing- kat kekurangan besi. Adapun hemat okrit ada- lah perbandingan sel darah merah t erhadap volume darah t ot al (Gibson 2005).

Rerat a kadar Hb pekerj a wanit a sebelum supl ement asi 110±9. 8 g/ L, cenderung lebih rendah (p=0. 12) dibandingkan kadar Hb saat st udi pendahul uan 112±10. 6 g/ L. Ini mengindi- kasikan bahwa mereka perl u diberi suplemen Fe. Kat egori st at us anemia mereka adalah ane- mia sedang 18 persen, ringan 64 persen, dan sisanya di ambang bat as normal 18 persen. Sesudah suplement asi menj adi anemia sedang 3 persen, anemia ringan 18 persen, ambang bat as normal 26 persen, dan normal (Hb>125 g/ L) 53 persen. Kadar Hb sebelum dan sesudah supl ement asi ant ar ket iga perlakuan t idak ber- beda nyat a. Namun kadar SF dan STf R sesudah supl ement asi berbeda nyat a (Tabel 3).

Tabel 3. Kadar Hb, SF, dan STf R menurut Jenis Perlakuan

Status Besi BF (n=11) MVM (n=11) P (n=12) p1

Hb (g/ l):

Sebelum 107. 5±11. 3 112. 0±7. 4 111. 7±10. 5 0. 499

Sesudah 125. 7±4. 52 128. 6±8. 72 121. 3±10. 12 0. 114

Δ Hb 18. 2±11. 6a 16. 4±7. 3a 9. 6±4. 0b 0. 039

SF(ug/ l):

Sebelum 23. 9±20. 2 28. 7±26. 6 17. 0±17. 4 0. 437

Sesudah 34. 03±22. 13a 31. 2±15. 7a 16. 6±13. 9b 0. 049

Δ SF 10. 1±16. 8 2. 4±23. 4 -0. 5±23. 9 0. 494

STf R (mg/ l):

Sebelum 6. 0±1. 7 5. 8±2. 3 6. 3±3. 3 0. 902

Sesudah 7. 4±2. 2a 5. 7±1. 5b 8. 0±2. 2a 0. 028

Δ STfR 1. 4±3. 1 -0. 2±1. 9 1. 0±2. 7 0. 237

1

p-val ue, hasil analisis ragam (uj i anova) pada baris yang sama

2, 3

Berbeda nyat a dari sebelum suplement asi (uj i-t : 2p<0. 01, 3p<0. 05)

a, b

Huruf yang sama dalam sat u baris menunj ukkan t idak ada perbedaan yang nyat a ant ar perlakuan (uj i anova, p>0. 05)

(6)

183

Sesudah suplement asi semua pekerj a

wanit a mengalami peningkat an Hb secara nya- t a dan selisih Hb ant ar perlakuan berbeda nya- t a (p<0. 05). Meskipun Hb meningkat , pada grup MVM dan P masih ada yang t et ap anemia masing-masing sebanyak 27 persen dan 33 persen, sedangkan pada BF t idak ada lagi yang anemia. Secara t ot al, pekerj a wanit a yang anemia t inggal 21 persen. Persent ase pening-kat an Hb t ert inggi pada BF yait u 17 persen, diikut i MVM 15 persen sert a P 9 persen. Meski-pun peni ngkat an Hb pada MVM lebi h rendah dibandi ngkan BF namun perbedaannya t idak nyat a sehingga dapat dikat akan bahwa BF dan MVM sama baiknya dalam meningkat kan Hb. Peni ngkat an Hb pada BF dan MVM di at as lebih t inggi dibandi ngkan dengan penelit ian dengan subyek remaj a put ri yang dilakukan oleh Ahmed et al. (2005) sebesar 6. 2±0. 8 g/ L dan 6. 3±0. 8 g/ L. Demikian pul a j ika dibandingkan Briawan (2008), dengan memberikan BF dan B-MV (besi+mult ivit amin) dapat meni ngkat kan Hb remaj a wanit a (l at e adol escent) sebesar 11. 2±12. 6 g/ L dan 10. 5±12. 0 g/ L.

Peni ngkat an kadar Hb yang t erj adi pada plasebo mungkin karena selama suplement asi t erj adi peni ngkat an asupan energi 358 kkal, prot ein 11. 8 g, dan zat besi 1. 9 mg. Peningkat -an t ersebut lebih t i nggi di b-andingk-an pada BF bert urut -t urut sebesar -23. 4 kkal, -0. 6 g dan 0. 4 mg; sert a pada MVM sebesar 214 kkal, 2. 7 g, 0. 5 mg. Selain it u, dengan minum kapsul muncul sugest i yang membuat t ubuh secara alami mampu meningkat kan kadar Hb (pl acebo ef f ect). Meskipun meningkat , secara st at ist ik peni ngkat an Hb pada P t ersebut l ebih kecil dibandi ngkan dengan peningkat an pada BF (p<0. 05) dan MVM (p<0. 10). Selisih bersih Hb pada BF dan MVM j ika dikoreksi dengan P adalah 8. 6 g/ L (8%) dan 6. 8 g/ L (6%). Ini lebih t inggi dibandingkan dengan selisih bersih BF dan B-MV berkisar 2-3 g/ L dalam Briawan (2008).

Perubahan kadar SF t erbesar sesudah sup lement asi j uga t erj adi pada BF yakni naik se- besar 42 persen (p<0. 05). Pada MVM, kenaikan SF hanya sebesar 8. 4 persen, berart i dosis MVM baru bisa digunakan unt uk menaikkan Hb na- mun bel um bisa menaikkan SF. Secara st at ist ik

perubahan SF ant ar perl a-kuan t idak nyat a. Penurunan SF pada grup P (-2. 8%), t erj adi pa- da 60 persen pekerj a wanit a. Berbeda dengan SF, perubahan STf R t erbai k t erj adi pada MVM dimana sesudah supl e-ment asi kadar STf R pada MVM t urun dan berbeda nyat a (p=0. 005) de- ngan BF dan P. Ini menunj ukkan adanya per- baikan t ransport asi besi dalam j aringan t ubuh MVM dan sebaliknya t idak t erj adi pada BF dan Plasebo.

Kebugaran Fisik

Kebugaran f isik adalah kemampuan t ubuh seseorang unt uk mel akukan t ugas peker -j aannya sehari-hari t anpa menimbulkan kele-lahan yang berart i dan masih mempunyai ca-dangan t enaga unt uk menikmat i wakt u seng-gang sert a unt uk keperl uan mendadak. Unt uk mendet eksi kebugaran f isik pekerj a wanit a se- cara cepat dilakukan dengan pengukuran le- mak t ubuh. Menurut Marl ey (1982) dan Quinn (2008), lemak t ubuh yang berlebihan akan mengurangi komponen kebugaran lain, mengu- rangi kinerj a, menganggu penampilan, dan akan berpengaruh negat if t erhadap kesehat an secara umum. Berdasarkan pengukuran, %LB pekerj a wanit a sebelum suplement asi dan se- t elah supl ement asi t idak berbeda nyat a ant ar perlakuan. Namun demi kian pada masing-masing perlakuan meningkat nyat a. Selang % LB awal sebesar 14. 3-40. 1 persen naik menj adi 16. 8-41. 8 persen. Selisih %LB ant ar perlakuan t idak berbeda (p>0. 05). Pekerj a wanit a yang memiliki %LB di bawah 20 persen (kurus), di awal sebanyak 35 persen t urun menj adi 20 persen set elah supl ement asi. Namun, yang me miliki %LB berl ebi h t idak berubah, yakni t et ap 26 persen (Tabel 4).

Kebugaran f isik berdasarkan daya t ahan j ant ung-paru (car di or espi r at or y endur ance) da lam penelit ian i ni dini lai dengan mengukur VO2 maksimal (VO2maks) melal ui uj i bangku Ast rand-Rhyming. VO2maks merupakan suat u ukuran seberapa bugar (f i t) seseorang, dengan menyat akan vol ume oksigen yang dikonsumsi t ubuh per menit sehingga sat uannya adalah ml/ kg/ menit (Marl ey 1982; Sharkey 1991; Quinn 2008). Pada Tabel 4 dapat di lihat bahwa kebugaran f isik BF dan MVM mengalami

Tabel 4. Kebugaran Fisik berdasarkan Denyut Jant ung dan VO2maks menurut Perlakuan

Kebugaran Fisik BF (n=11) MVM (n=11) P (n=12) p1

Denyut j ant ung (kali/ 15 det ik)

Sebelum 37. 2±4. 4 35. 9±4. 6 36. 6±5. 9 0. 842

Sesudah 33. 7±4. 4 33. 3±5. 1 36. 9±4. 2 0. 130

Δ Denyut -3. 5±7. 1 -2. 6±4. 9 0. 3±5. 5 0. 282

VO2maks

(mL/ kg/ menit )

Sebelum 39. 5±4. 6 41. 1±6. 0 40. 9±7. 5 0. 787

Sesudah 44. 3±7. 2 45. 5±9. 4 39. 8±5. 9 0. 175

(7)

184

kenaikan sedangkan pada P menurun. Pada BF dan MVM denyut j ant ung pasca uj i bangku t u- run sehi ngga VO2maks naik, ini menandakan kerj a j ant ung paru bert ambah ef isien. Meski- pun demikian, perbedaan Δ kebugaran f isik an- t ar perlakuan set elah supl ement asi hanya nya- t a pada nilai p>0. 005. Hal ini menunj ukkan bahwa peni ngkat an Hb dan SF yang t erj adi di at as belum dapat menaikan kebugaran f isik pe- kerj a wanit a secara nyat a.

Secara umum kebugaran f i sik semua pe- kerj a wanit a sudah t ergol ong baik hingga su- perior, mungki n karena mereka t erbiasa beker- j a keras. Rut init as akt ivit as f isik yang dilaku- kan oleh pekerj a wanit a t ermasuk sedang hing- ga berat . Para pekerj a wanit a t erbiasa bekerj a dalam rent ang wakt u yang cukup panj ang (8-10 j am) dan ist irahat pada rent ang wakt u yang cukup singkat (1 j am). Dengan demikian j an- t ung dan paru-paru mereka sudah t erlat ih be- kerj a pada kondisi bekerj a sedang hingga berat dan dapat memanf aat kan wakt u ist irahat de- ngan baik. Hal ini sesuai dengan Sharkey (1991) dan Lee et al . (2008), yang menyat akan bahwa denyut j ant ung ist irahat pada orang yang yang t erlat ih l ebih rendah (l ebih cepat t urun set elah melakukan akt ivit as berat ) di - bandingkan dengan yang t idak t erlat ih. Sese- orang yang memiliki kapasit as aerobik t inggi memiliki denyut j ant ung pasca kerj a (pemu- lihan) yang lebih rendah, karena denyut j an- t ung mereka t idak naik t erlalu t inggi pada saat melakukan pekerj aan f isik.

Pada analisis lanj ut yang dilakukan khu- sus pada pekerj a wanit a anemia (Hb<120 g/ L, n=28), maka rerat a penurunan laj u denyut j an- t ung yang t erj adi pada BF (n=9), MVM (n=9) dan P (n=10) berubah menj adi -2. 2, -1. 5, dan 1. 6 kali (p>0. 098), sedangkan peningkat an VO2maks menj adi 3. 32, 3. 47, dan -2. 42 mL/ kg/ menit (p>0. 087). Ini berart i ada kecende- rungan kebugaran f isik pada BF dan MVM naik sebesar 9 persen dan 10 persen, sedangkan pa- da P t urun sebesar -4 persen. Selain it u, per- bedaan Δ laju denyut jantung dan VO2maks ant ara BF dan MVM dengan P meningkat (p>0. 005). Kebugaran f isik pekerj a wanit a yang anemia pada BF dan MVM j ika dikoreksi dengan P adalah cenderung naik sebesar 5. 7 mL/ kg/ min (13%) dan 5. 9 mL/ kg/ min (14%). Kebugar- an f isik pekerj a wanit a anemia cenderung t urun bila t idak mengonsumsi supl emen.

KESIMPULAN

St at us gizi pekerj a wanit a yang semula memiliki kadar Hb marginal sesudah

suple-ment asi cenderung l ebi h baik yait u semula yang t ermasuk kurus 12 persen dan normal 70 persen menj adi 6 persen dan 73 persen. Seba-gian besar pekerj a wanit a mengalami def isit vit amin C, kalsi um dan Fe; namun demikian semua memi liki kebugaran f isik yang baik hingga superior.

Ef ek bersih supl ement asi t iga kali per minggu dengan BF dapat meningkat kan kadar Hb 8. 6 g/ L (8%) dan SF 10. 1 ug/ L (42%), sedangkan dengan MVM dapat meningkat kan Hb 6. 8 g/ L (6%) dan SF 2. 9 ug/ L (10%) pada pekerj a wanit a yang semul a memiliki kadar Hb marginal. Supl emen BF dan MVM dapat me-ningkat kan kebugaran f isik pekerj a wanit a yang anemia sebesar 13 persen dan 14 persen. Kapsul BF lebih baik dalam meningkat kan st at us besi, sedangkan MVM cenderung lebih baik dalam meningkat kan kebugaran f isik pekerj a wanit a yang anemia.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan t eri ma kasih kepa-da Neys-Van Hoogst r at en Fondat i on yang t elah mendanai penelit ian pendahul uan; kepada Ke- ment erian Pendi dikan Nasional yang t elah membant u mendanai penelit ian ini melalui Hi - bah Kompet it if Penelit ian Sesuai Priorit as Nasi- onal t ahun 2010; dan kepada kant or WHO di Indonesia yang t elah menyumbangkan suple- men MVM.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed F et al . 2005. Ef f icacy of t wice-weekly mult i pl e micronut rient suppl ement at ion f or improving t he hemoglobin and micro- nut rient st at us of anemic adolescent schoolgirls in Bangladesh. Am J Clin Nut r, 82, 829–35.

[ BPPK Depkes RI] Badan Penelit ian dan Pengembangan Kesehat an Depart emen Kesehat an RI. 2008. Laporan Hasil Ris- kesdas 2007. Depkes RI, Jakart a.

Briawan D. 2008. Ef ikasi supl ement asi besi-mult ivit amin t erhadap perbaikan st at us besi remaj a wanit a. Disert asi. SPS, IPB, Bogor.

(8)

185

Ekayant i I. 2005. Ef ek pemberian gizi mikro

t erhadap keberhasilan suplement asi zat besi pada wanit a anemia. Disert asi. PPS Universit as Airlangga, Surabaya.

Gibson RS. 2005. Princi ples of Nut rit ional Assessment . Second Edit ion. Oxf ord Universit y Press, New York.

[ INACG] Int ernat ional Nut rit ional Anemia Consult at ive Group. 2003. Int egrat ing programs t o move iron def iciency and anemia cont rol f orward. Report of t he 2003 Int ernat ional Nut rit ional Anemia Consult at ive Group Symposium: Marrakech, Morocco, 6 February 2003.

Indriani Y, Riyadi H, & Zuraida R. 2011. St udy on t he Nut rit ional St at us and Physical Fit ness of t he Non Pregnant Woman Workers t o Support Household Socio- economy. Research Report . Depart ment of Agricult ural Socio-Economics, Facult y of Agricult ure, Universit y of Lampung wit h Neys–Van Hoogst rat en Foundat ion, Bandar Lampung.

[ IOM-FNB] Inst it ut e of Medicine, Food and Nut rit ion Board. 2001. Diet ary Ref erence Int akes f or Vit amin A, Vit amin K, Arsenic, Boron, Chromium, Copper, Iodine, Iron, Manganese, Molybdenum, Nickel , Silicon, Vanadi um, and Zinc. Nat ional Academy Press, Washingt on.

Lee O et al. 2008. Correl at ion bet ween YMCA st ep-t est and maximum oxygen con- sumpt ion (VO2max) as measurement t ools f or cardiorespirat ory. Korean J Epidemiol , 30 (1), 73-81.

Li R. et al. 1994. Funct ional consequences of iron supplement at ion in iron def icient f emale cot t on mi ll workers in Beij ing, China. Am J Cl i n Nut r, 59, 908-913.

Marley WP & Li nnerud AC. 1976. Ast rand-Ryhmi ng St ep Test Norms For College St udent s. Br J Sport s Med, Jun 10 (2), 76-9.

_________. 1982. Healt h and Physical Fit ness. Saunders Col lege Publishing, Philadelphia.

Murray-Kol b LE & Beard JL. 2007. Iron t reat - ment normali zes cognit ive f unct ioni ng in young women. Am J Clin Nut r , 85, 778– 87.

Quinn E. 2008. What Is VO2 Max? ht t p: / / www. about . com/ localhost [ 13 Feb 2009] .

[ RHSFNS] Rob’ s Home of Sport , Fit ness, Nut rit ion, and Science. 2008. Fit ness Test ing Queens College St ep Test . www. t opendsport s. com [ 1 Jan 2009] .

Sharkey BJ. 1991. New Dimension in Aerobic Fit ness. Human Ki net ics Books, Il linois.

UNICEF/ WHO/ UNU. 1999. Composit ion of a mult i -micronut rient suppl ement t o be used in pilot programmes among preg- nant women in developing count ri es. Re- port of a Unicef , WHO, UNU workshop UNICEF/ WHO/ UNU, New York.

[ WB] World Bank. 2006. Reposit ioning Nut ri - t ion as Cent ral t o Development a St ra- t egy f or Large-Scal e Act i on. The World Bank, Washi ngt on DC.

Gambar

Tabel 1. Karakt eristik Ant ropometri Pekerj a Wanita menurut Perlakuan
Tabel 2. Rerata Asupan Zat Gizi dan Tingkat Kecukupan Gizi (%AKG)
Tabel 4.  Kebugaran Fisik berdasarkan Denyut Jant ung dan VO2maks menurut Perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Peneliti menggunakan data ini untuk memperoleh langsung data tentang sistem pendidikan pondok pesantren Tarbiyatul Islam Al Falah, data tentang upaya yang

Credit Union (CU) Muare Pesisir Kantor Pelayanan (KP) Siantan, dalam hubungan intern CU pernah terjadi adanya anggota yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan

In 1872 he became the second (after T|ant\awy) professor of Arabic origin in Russia and the head of the Chair of Arabic Philology in the first Oriental educational institution

komunitas yaitu cerminan dan kesadaran kritis, membangun identitas komunitas, tindakan representasi dan politis, praktek yang berhubungan dengan budaya, asosiasi

Draft assessments for the following countries were subject to consultation: India, Lao People´s Democratic Republic, Republic of Korea, Ukraine.. Stakeholders submitted comments

Penalaran kombinatorial adalah kemampuan untuk mempertimbangkan seluruh alternatif yang mungkin pada suatu situasi tertentu.Menurut Piaget dan Inhelder (1958) dalam

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang