• Tidak ada hasil yang ditemukan

SINTESIS ANTIGEN AFLATOKSIN M1 -OVA ALBUMIN (Ova) SEBAGAI PEREAKSI AGAR GEL PRECIPITATION TEST (AGPT) Angriani Fusvita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SINTESIS ANTIGEN AFLATOKSIN M1 -OVA ALBUMIN (Ova) SEBAGAI PEREAKSI AGAR GEL PRECIPITATION TEST (AGPT) Angriani Fusvita"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SINTESIS ANTIGEN AFLATOKSIN M

1

-OVA ALBUMIN (Ova) SEBAGAI

PEREAKSI

AGAR GEL PRECIPITATION TEST

(AGPT)

Angriani Fusvita

Akademi Analis Kesehatan Kendari Email : angrianif@yahoo.com

ABSTRACT

Synthesis aflatoksin M1 -Ova albumin (Ova) antigen used as Agar Gel Precipitation Test

(AGPT) reagent. The AFM1-Ova antigen was synthesized by reacting AFM1 standard and

Ova albumin using carboxymethoxylamine hemihydrochloride (CMO) as intermediate reactions. The component of Reagent were AFM1-Ova antigen and antibody G (Ig G/serum)

used for AGPT. The result of AFM1-Ova Antigen synthesis were 3,45 mg/ml. AGPT result

showed bond precipitation reaction beetween specific antibody with AFM1-Ova antigen.

Therefore synthesis of AFM1-Ova antigen can be used to serology reagent test as AGPT.

(2)

PENDAHULUAN

Aflatoksin adalah sekelompok

senyawa yang terdiri dari kumarin dan

cincin furan rangkap dua, yang

mikotoksinnya terjadi secara alamiah dan

diproduksi oleh banyak spesies

Aspergillus, diantaranya adalah

Aspergillus flavus Aspergillus parasiticus

dan Aspergillus nomius. A.flavus hanya

menghasilkan aflatoksin B, sedangkan

A.parasiticus dan A. nomius menghasilkan

aflatoksin B dan G (Lunggani,

2007;Tekinsen dan Tekinsen, 2005).

Aflatoksin M1 (AFM1) merupakan

hasil hidroksilasi metabolit aflatoksin B1

(AFB1). Ketika hewan ruminansia diberi

makan dengan pakan yang mengandung

AFB1, metabolit ini dapat diubah menjadi

AFM1. Dengan demikian, konsentrasi

AFM1 dalam susu dan hasil olahannya

tergantung pada tingkat paparan dan

jumlah AFB1 yang tertelan (Pei et al.,

2009). AFB1 dikenal sebagai

hepatokarsinogen paling kuat pada

mamalia (Virdis et al., 2008). Meskipun

toksisitas AFM1 kurang dari senyawa

induknya AFB1, akan tetapi senyawa ini

dikenal juga bersifat hepatotoksik dan

karsinogenik (Lee et al., 2009).

Sintesis AFM1-Ova diperlukan

sebagai pereaksi dalam pengujian

serologi. Gholib (2005) menyatakan salah

satu uji serologi adalah dengan

menggunakan Agar Gel Precipitation Test

(AGPT). Agar Gel Precipitation Test lebih

dikenal sebagai double immunodifution

test atau ouchterlony´s double difution

yang paling sering digunakan untuk

menganalisis antigen dan antibodi. Prinsip

dari uji ini yaitu adanya ikatan antibodi

spesifik dengan antigen.

Antigen merupakan dua makna

yang berbeda yaitu sebagai imunogen jika

digunakan untuk memproduksi antibodi

dan sebagai antigen penangkap antibodi

dalam teknik immunoassai (Maryam

2007). AFM1 memiliki bobot molekul

rendah (BM=328) atau disebut senyawa

hapten sehingga harus dikonjugasikan

dengan protein pembawa seperti Ova

albumin (Ova) untuk dapat menangkap

antibodi dalam uji serologi. Tujuan

penelitian ini adalah mensintesis antigen

AFM1- Ova sebagai pereaksi Agar Gel

Precipitation Test (AGPT).

METODE PENELITIAN

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah standar AFM1 dari

Aspergillus flavus yang dikonjugasi

dengan Ova albumin sebagai antigen dan

antibodi G (Ig G) kelinci . Bahan kimia lain

yang digunakan adalah

carboxymethoxylamine hemihydrochloride

(CMO), larutan refluks (piridin, methanol

dan air suling), asam asetat glasial,

kloroform, carbodiimide (EDC), Phospate

Buffer Saline (PBS) dan

N-hydroxysuccinimide (NHS). EDC dan

larutan NHS. Alat-alat yang digunakan

(3)

khoromatografi lapis tipis (TLC),

Evaporator, kaca preparat, cawan petri,

Hot plate, pengaduk magnet (magnetic

stirrer, sentrifuge dan spektrofotometer.

Antigen yang disintesis dari AFM1

-Ova dan Antibodi G (Ig G) digunakan

sebagai pereaksi untuk Agar Gel

Precipitation Test (AGPT). Pengujian ini

dilakukan dengan berdasarkan teknik

presipitasi (pengendapan) antigen oleh

antibodi yang sesuai (spesifik).

a. Persiapan aflatoksin M

1

- CMO

Metode yang digunakan oleh

Wang et al. (2011) yang telah dimodifikasi

dengan mempersiapkan AFM1-CMO

memungkinkan konjugasi pembawa

protein atau enzim. Percobaan dimulai

dengan 0,5 mg aflatoksin M1

menambahkan 1,5 mg

carboxymethoxylamine hemihydrochloride

(CMO), yang dilarutkan dalam 6 ml larutan

refluks (1,0 ml piridin, 4,0 ml methanol

dan 1,0 ml air suling) dalam labu ukur.

Setelah itu reaksi campuran direflux

dengan lembut selama 2,5 jam secara

terus-menerus dengan magnetik stirer,

labu ukur dibungkus dalam aluminium foil

dan disimpan pada suhu 30oC semalam.

Menggunakan Evaporator untuk reaksi

campuran sampai hasil akhir 1 ml, dari

sisa campuran 1 ml tersebut dan

aflatoksin M1 standar diamati dengan TLC

plate. TLC Plate dilarutkan dalam

kloroform : metanol (9: 1) ditambah 1,5%

asam asetat glasial, dan diamati di bawah

sinar UV pada panjang gelombang 365

nm. Hasil reaksi AFM1-CMO diambil

dengan dikeruk silika gel dari TLC plate

dan dilarutkan ulang dengan kloroform,

kemudian disentrifuge selama 5 menit

untuk menghilangkan residu silika gel.

AFM1-CMO dikering anginkan untuk

tahap sintesis dengan Ova.

b. Sintesis AFM

1

-Ova

AFM1-CMO disintesis dengan

mengkonjugasikan Ova dan

menambahkan larutan carbodiimide

(EDC) dan N-hydroxysuccinimide (NHS).

EDC disiapkan (1,0 mg EDC dalam 0,01

ml DMF) dan larutan NHS (0.8 mg dari

NHS di 0.01 ml DMF) setelah itu

ditambahkan ke aflatoksin M1-CMO (0,5

mg aflatoksin M1-CMO dalam 0,13 ml

DMF). Hasil reaksi disimpan di suhu 300C

selama 2 jam dengan pengadukan

magnetik stirer secara terus menerus.

Dari campuran tersebut berisi 150 µl. Ova

(1.5 mg Ova dalam 1,0 ml 0,1 M NaHCO3,

pH 8,3) yang telah disiapkan

ditambahkan bertetes-tetes ke botol

tersebut, dan disimpan pada suhu 30oC.

Setelah reaksi, campuran dalam botol di

dialisis dengan larutan 0,01 M buffer

fosfat mengandung 0,15 NaCl M

[phosphate buffered saline (PBS) pH 7,5]

selama 72 jam dengan dua kali pertukaran

buffer. Setelah dialisis, campuran

dikumpulkan untuk di diamati dengan TLC

plate dan dilanjutkan Agar Gel

(4)

c. Agar Gel Precipitation Test (AGPT)

warna larutan menjadi bening. Kemudian

larutan dipipet sebanyak 3,75 ml, dicetak

pada gelas obyek dan ditunggu sampai

memadat. Kemudian dibuat sumur-sumur

dengan puncher diameter 2-3 mm, satu

sumur di tengah dimasukkan 25 µl antigen

AFM1-Ova dan 6 sumur dimasukkan 25 µl

antibodi G (IgG/serum). Gelas obyek

diletakkan di atas kertas yang basah agar

terjaga kelembabannya. Reaksi dibaca

setelah 24 jam. Reaksi positif ditunjukkan

dengan adanya pita presipitasi di antara

sumur antigen dan serum.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sintesis AFM

1

Ova

Konjugat AFMl-CMO yang diamati

dengan kromatografi lapis tipis memiliki Rf

= 0,9. Hasil pengukuran Ova pada

konjugasi AFM1-Ova menggunakan

larutan standar Ova dengan konsentrasi 0,

0,25, 0,5, 1,0 dan 2,0 ng/mL dan diukur

dengan menggunakan spektrofotometer.

Hasil pengukuran absorbansi dan

penghitungan Ova terpapar pada Gambar

1 dan Tabel 1. Dengan menggunakan

persamaan linier regresi y = ax + b dari

kurva larutan standar Ova, maka diperoleh

konsentrasi Ova dalam antigen AFMl-Ova

sebesar 3,45 mg/mL (Tabel 1). Jumlah ini

cukup banyak untuk digunakan pada

imunisasi mencit (sebagai imunogen) dan

sebagai antigen penangkap untuk AGPT .

Tabel 1. Hasil pengukuran spektrofotometer standar Ova dan antigen AFM1-Ova

Bahan yang dipakai Absorbansi (280 nm)

Gambar 1 Kurva standar Ova dalam

antigen AFM1-Ova

Agar Gel Precipitation Test (AGPT)

Pada percobaan ini, antigen

AFM1-Ova yang diperoleh dengan

mereaksikan AFM1 dan Ova

menghasilkan senyawa yang dapat

bereaksi positif dengan antobodi yang

terlihat pada Gambar 2. Reaksi positif

tersebut ditandai dengan terbentuknya

(5)

berisi Antigen AFM1-Ova dan antibodi G

(Ig G/serum). Hal ini menunjukkan adanya

homologi antara antigen dan antibodi yang

dicerminkan oleh adanya garis presipitasi.

Angi et al., 2009 menyatakan pada uji

presipitasi, pengikatan antara antigen dan

antibodi memerlukan struktur yang cocok

antara keduanya. Ketika suatu antibodi

yang berdifusi ke agar memiliki kecocokan

atau homolog dengan antigen maka akan

terlihat garis presipitasi.

Gambar 2. 1Reaksi positif dari uji AGPT (a) antigen AFM1-Ova (b) antibodi G (IgG/serum) (p) garis presipitasi 2Reaksi negatif uji AGPT (a) antigen

reaksi pembentukan pita presipitasi

ikatan antibodi spesifik dengan antigen

AFM1-Ova.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan

membandingkan pengujian yang bersifat

kuantitatif seperti High performance liquid

chromatography (HPLC) atau

enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).

UCAPAN TERIMAH KASIH

Terima kasih kepada Balai Besar

Penelitian Veteriner bogor Jawa Barat dan

kepada Akademi Analis Kesehatan

Kendari sebagai institusi asal Peneliti

yang telah memberikan dukungan

sehingga penelitian dapat berjalan dengan

baik.

DAFTAR PUSTAKA

Angi, A.H., Wibawan, I.W.T., Murtini, S. 2009. Kemampuan netralisasi

antibodi spesifik Avian

Influenza H5 terhadap beberapa virus H5N1 Isolat lapang. Forum

pascasarjana. 32 (1): 55-66.

Gholib, D. 2005. Pengembangan teknik

serologi untuk pemeriksaan

Aspergillosis ayam. JITV. 10

(2): 143-149.

Lee, J. E., Kwak, B. M., Ahn, J. H., & Jeon, T. H. 2009. Occurrence of aflatoxin M1 in raw milk in South Korea using an immunoaffinity

column and liquid

chromatography. J Food

Control. 20: 136–138.

Lunggani AT. 2007. Kemampuan Bakteri

Asam Laktat Dalam

Menghambat Pertumbuhan dan

Produksi Aflatoksin B2

Aspergilllus flavus BIOMA

ISSN: 1410-8801. 9 (2): 45 – 51.

Maryam, R. 2007. Produksi antibodi

monoklonal menggunakan

konjugat fumonisin

(6)

Pei, S.C. Zhang, Y.Y. Eremin, S.G. Lee,

W.J. 2009. Detection of

aflatoxin M1 in milk products from China by ELISA using monoclonal antibodies. J Food

Control. 20 :1080–1085.

Tekinsen, K.K. dan Tekinsen, O.C. 2005.Aflatoxin M1 in white pickle

and van otlu (herb) cheeses consumed in southeastern in Turkey. Food Control.7:565– 568.

Virdis, S. Corgiolu, G. Scarano, C. Pilo, A.L. De Santis E.P L. 2008. Occurrence of aflatoxin M1, in tank bulk goat milk and ripened goat cheese. J Food Control.

19: 44–49.

Wang, J.J. Liu, B.H. Hsu, Y.T. Yu, F.Y, 2011. Sensitive Competitive Direct Enzyme-Linked Immunosorbent Assay And Gold Nanoparticle

Immunochromatographic Strip For Detection Aflatoksin M1 In

Gambar

Tabel 1. Hasil pengukuran spektrofotometer standar Ova dan antigen AFM1-Ova
Gambar 2.  1Reaksi positif dari uji AGPT

Referensi

Dokumen terkait

PENGGUNAAN MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu

Isu kemiskinan yang terjadi pada perempuan pedesaan, yang notabene- nya terjadi pada semua perempuan di berbagai belahan dunia; bukan hanya di Indonesia, kemudian

Stasiun Radio Suzana FM dalam mempertahankan eksistensinya dengan menyajikan program siaran yang menarik agar dapat meraih perhatian khalayak untuk mendengakan

- OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN.. :

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (a) efektivitas Inquiry Based Learning pada pembelajaran reaksi oksidasi-reduksi terhadap peningkatan motivasi

Penelitian terkait lingkar leher telah dilakukan pada populasi China dengan cut off point lingkar leher laki-laki ≥ 37 cm dan ≥ 33 cm untuk perempuan dapat memprediksi

Jumlah realisasi simpanan yang dilakukan di BMT Bina Insani pada bulan maret 2008 adalah berjumlah 3716 rekening, sedangkan untuk simpanan SiRela sebanyak 3334 rekening

dilakukan.. Lock bit 2, isi Flash PEROM tidak dapat di- verifi oleh programmer. Lock bit 3, akses ke memori external tidak dapat dilakukan. 2.1.1.2 Set Instruksi