• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II HUKUM KESEHATAN DI INDONESIA - Perlindungan Hukum Bagi Pasien Terhadap Tindakan Medis yang Dilakukan oleh Calon Tenaga Kesehatan Profesional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II HUKUM KESEHATAN DI INDONESIA - Perlindungan Hukum Bagi Pasien Terhadap Tindakan Medis yang Dilakukan oleh Calon Tenaga Kesehatan Profesional"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

HUKUM KESEHATAN DI INDONESIA

A.Pengertian

1. Hukum Kesehatan

Kalau kita bicara tentang hukum pada umumnya yang dimaksud adalah

keseluruhan kumpulan peraturan-peraturan atau kaedah-kaedah dalam suatu

kehidupan bersama : keseluruhan peraturan tentang tingkah laku yang berlaku

dalam suatu kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan pelaksanaanya dengan

suatu sanksi.18

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan disebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,

mental, spiritual maupun yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif

secara sosial dan ekonomis.19

Leenen memberikan batasan hukum kesehatan, sebagai : seluruh ketentuan

hukum yang langsung berhubungan dengan bidang pemeliharaaan kesehatan dan

ketentuan-ketentuan dari bidang-bidang hukum lain seperti hukum pidana, perdata

dan administrasi yang dapat diterapkan dalam hubungannya dengan pemeliharaan

18Sudikno Mertokusumo.,

Mengenal Hukum suatu Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 2005, hlm. 40.

19Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009

(2)

kesehatan; di samping itu pedoman internasional, hukum kebiasaan

danjurisprudensi yang ada kaitannya dengan pemeliharaan kesehatan; juga hukum

otonom, ilmu dan literatur, merupakan sumber hukum kesehatan.20

Dari anggaran dasar PERHUKI (Perhimpunan untuk Hukum Kedokteran

Indonesia) dijelaskan, Hukum Kesehatan adalah :

“Semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapannya serta hak dan kewajiban baik dari perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan dalam segala aspek organisasi, sarana, pedoman-pedoman medik, ilmu pengetahuan kesehatan dan hukum serta sumber-sumber hukum lainnya.”21

Rumusan Tim Pengkajian Hukum Kesehatan BPHN Depkeh RI

menyebutkan:

“Hukum Kesehatan adalah ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban, baik dari tenaga kesehatan dalam melaksanakan upaya kesehatan maupun dari individu atau masyarakat yang menerima upaya kesehatan tersebut dalam segala aspeknya yaitu aspek promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan diperhatikan pula aspek organisasi dan sarana. Pedoman-pedoman medis internasional, hukum kebiasaan dan hukum otonom di bidang kesehatan, ilmu pengetahuan dan literatur medis merupakan pula sumber hukum kesehatan.”22

Rumusan dari Prof.Dr. Van Der Mijn adalah :

Health Law can bedefined as the body of rules that relates directly to the care for health as well as to the applications of general civil, criminal and administrative law. Medical law, study of the juridical relations to which the doctor is a party, is a part of health law”

“(Hukum kesehatan dapat didefenisikan sebagai lembaga peraturan yang langsung berhubungan dengan perawatan kesehatan, sekaligus juga dengan penerapan hukum sipil umum, hukum pidana, hukum administrasi. Hukum kedokteran yaitu

20

Leenen, Pelayanan Kesehatan dan Hukum, (dalam) Danny Wiradharma, Hukum Kedokteran, Binarupa Aksara, Jakarta, 1996, hlm 27.

21Amir Amri., Loc. Cit., hlm. 10. 22Husein Kerbala.,

(3)

ilmu tentang hubungan hukum dimana dokter adalah salah satu pihak, hukum kedokteran adalah bagian dari hukum kesehatan)”23

2. Pasien

Kata pasien dari bahasa Indonesia analog dengan patient dari bahasa

Inggris. Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki

kesamaan arti dengan kata kerja pati yaitu menderita. Pasien adalah seorang yang

menerima perawatan medis.24

Pasien adalah orang yang berdasarkan pemerikasaan dokter dinyatakan

menderita mengidap penyakit baik di dalam tubuh maupun di dalam jiwanya.

Dalam perkembangannya maka pasien juga diartikan secara luas yaitu termasuk

juga orang yang datang kepada dokter hanya untuk chek-up, untuk konsultasi

tentang sesuatu masalah kesehatan dan lain-lain.25

Senada dengan pengertian pedoman itu, dalam Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, pasal 1 ayat 10

disebutkan pengertian pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi

masalah kesehatan untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik

secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi.

Menurut Surat Edaran yanmed No.YM.0204.3.5.2504 tahun 1997, pasien

adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam keadaan

sehat maupun sakit.26

23

Ibid

24http://id.wikipedia.org/wiki/Pasien, diakses pada tgl 6 Juni 2013 25Husein., Op. Cit.,hlm. 36

26Pitono Soeparto.,dkk.,

(4)

Dilihat dari cara perawatannya maka pasien dapat kita bedakan atas dua

yaitu pasien opname dan pasien berobat jalan. Pasien opname adalah pasien yang

memerlukan perawatan khusus dan terus menerus secara teratur serta harus

terhindar dari gangguan situasi dan keadaan dari luar yang dapat mempengaruhi

proses penyembuhan penyakitnya, bahkan dapat menghambat kesembuhan

pasien. Sedangkan pasien berobat jalan adalah pasien yang tidak memerlukan

perawatan secara khusus di rumah sakit seperti pasien opname. Hal ini

dikarenakan pasien yang berobat jalan itu hanyalah mengidap penyakit yang

dianggap dokter tidak membutuhkan perawatan khusus dan untuk menjalani

pengobatannya cukup datang pada dokter yang mengobatinya pada waktu-waktu

tertentu saja.27

3. Tenaga Kesehatan dan Calon Tenaga Kesehatan

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang

Kesehatan menyebutkan pengertian tenaga kesehatan adalah setiap orang yang

mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau

keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Tenaga kesehatan terdiri dari : 28 a. tenaga medis

b. tenaga keperawatan c. tenaga kefarmasian

d. tenaga kesehatan masyarakat e. tenaga gizi

f. tenaga keterapian fisik

27Husein., Loc. Cit., hlm 36-37

28Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 Tentang

(5)

g. tenaga keteknisian medis

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2004

tentang Praktik Kedokteran, tenaga medis terdiri atas dokter dan dokter

gigi.Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter

gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam

maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Kata “calon” dapat diartikan sebagai:

a. orang yang akan menjadi

b. orang yang dididik atau dipersiapkan untuk menduduki jabatan atau

profesi tertentu

c. orang yang diusulkan atau dicadangkan supaya dipilih atau diangkat

menjadi sesuatu.29

Maka pengertian calon tenaga kesehatan dapat disebutkan adalah sebagai

orang yang akan menjadi tenaga kesehatan, orang yang dididik atau dipersiapkan

untuk profesi tenaga kesehatan, orang yang diusulkan atau dicadangkan supaya

diangkat menjadi tenaga kesehatan. Maka dapat disimpulkan bahwa karena calon

tenaga kesehatan belum menjadi tenaga kesehatan profesional tentu saja hak dan

kewajiban yang diemban pun berbeda dengan kenyataan pastilah juga ada

persamaan.

29Deskripsi dari calon. http://www.kamusbesar.com/6239/calon, diakses pada 5

(6)

4. Tindakan Medis

Secara sederhana tindakan medis dapat diartikan sebagai tindakan yang

dilakukan oleh tenaga medis atau dengan kata lain karena tenaga medis terdiri atas

dokter dan dokter gigi maka dapat juga disebutkan bahwa tindakan medis adalah

tindakan yang dilakukan oleh dokter atau dokter gigi.

Tindakan medis adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap pasien

berupa diagnostik atau terepeutik. Pengertian tindakan medis sendiri menurut

Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) Nomor

585/MEN.KES/PER/IX/1989 dan sebagaimana telah dicabut dengan

(PERMENKES) Nomor 290/MEN.KES.PER/III/2008 dengan pengertian tindakan

medis berupa preventif, diagnostik, terapeutik atau rehabilitatif yang dilakukan

oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien. Dalam PERMENKES juga

disebutkan bahwa tindakan invasif adalah tindakan medis yang langsung dapat

mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh. Jadi, tindakan medis dapat dilakukan

dengan tiga cara yaitu : (1) penegakan diagnosa; (2) melakukan terapi

(pengobatan); (3) melakukan tindakan invasif.30

5. Pelayanan Kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang

digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,

30 Drs. Amir Hamzah Pane .,

(7)

preventif, kuratif maupun rehabilitataif yang dilakukan oleh Pemerintah,

pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Pelayanan kesehatan promotif adalah

suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang lebih

mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi kesehatan. pelayanan kesehatan

preventif adalah suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah

kesehatan/penyakit. Pelayanan kesehatankuratif adalah suatu kegiatan dan/atau

serangkaian kegiatan pengobatan yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit,

pengurangan penderitaan akibat penyakit, pengendalian penyakit, dan

pengendalian kecacatan agar kualita penderita dapat terjaga seoptimal mungkin.

Pelayanan kesehatan rehabilitatif adlah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan

untuk mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakatyang berguna untuk

dirinya dan masyarakat semkasimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.

Pelayanan kesehatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan

cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun

secara empiris yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan

norma yang berlaku di masyarakat.31 B.Hak dan Kewajiban Pasien

Secara umum hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang

merupakan kebutuhan pribadinya, sesuai dengan keadilan, moralitas dan

legalitas.32

31Undang-undang Republik Indonesi Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan 32Sofyan Lubis.,

(8)

Sudikno Martokusumo dalm bukunya Mengenal Hukum Suatu Pengantar

menyatakan bahwa dalam pengertian hukum, hak adalah kepentingan hukum yang

dilindungi oleh hukum. Kepentingan sendiri berarti tuntutan yang diharapkan

untuk dipenuhi. Sehingga dapat dikatakan bahwa hak adalah suatu tuntutan yang

pemenuhannya dilindungi oleh hukum.33

Janus Sidabalok dalam bukunya Hukum Perlindungan Konsumen di

Indonesia menyebutkan bahwa ada 3 (tiga) macam hak berdasarkan sumber

pemenuhannya, yakni :

1) Hak manusia karena kodratnya, yakni hak yang kita peroleh begitu

kita lahir, seperti hak untuk hidup dan hak untuk bernafas. Hak ini

tidak boleh diganggu gugat oleh negara dan bahkan negara wajib

menjamin pemenuhannya.

2) Hak yang lahir dari hukum, yaitu hak yang diberikan oleh negara

kepada warga negaranya. Hak ini juga disebut sebagai hak hukum.

3) Hak yang lahir dari hubungan kontraktual. Hak ini didasarkan pada

perjanjian/kontrak antara orang yang satu dengan orang yang

lain.34

Hak pasien sebenarnya merupakan hak yang asasi yang bersumber dari

hak dasar individual dalam bisang kesehatan, the right of self determination.

33SudiknoMartokusumo.,Op. Cit., hlm. 24 34Janus Sidabalok.,

(9)

Meskipun sebenarnya sama fundamentalnya, hak atas pelayanan kesehatan sering

dianggap lebih mendasar.35

Sementara hak pasien selalu dihubungkan dengan pemeliharaan kesehatan

maka hak utama dari pasien tentunya adalah hak untuk mendapatkan

pemeliharaan kesehatan (the right to health core). Hak untuk mendapatkan

pemeliharaan kesehatan yang memenuhi kriteria tertentu, yaitu agar pasien

mendapatkan upaya kesehatan, sarana kesehatan, dan bantuan dari tenaga

kesehatan yang memenuhi standar pelayanan kesehatan yang optimal.36

Dalam pandangan hukum, pasien adalah subjek hukum mandiri yang

dianggap dapat mengambil keputusan untuk kepantingan dirinya. Oleh karena itu

adalh suatu hal yang keliru apabila menganggap pasien selalu tidak dapat

mengambil keputusan karena sakit. Dalam pergaulan hidup normal sehari-hari,

biasanya pengungkapan keinginan atau kehendak dianggap sebagi titik tolak

untuk mengambil keputusan. Dengan demikian walaupun seorang pasien sedang

sakit, kedudukan hukumnya tetap sama seperti orang sehat. Jadi, secara hukum

pasien juga berhak mengambil keputusan terhadap pelayanan kesehatan yang

akan dilakukan terhadapnya, karena hal ini berhubungan erat dengan hak asasinya

sebagai manusia. Kecuali apabila dapat dibuktikan bahwa keadaan mentalnya

tidak mendukung untuk mengambil keputusan yang diperlukan.37

35Danny Wiradharma.,

Penuntun Kuliah Hukum Kedokteran, Bina Rupa Aksara, Jakarta Barat, 1996, hlm. 56

36Sofyan Lubis.,Loc. Cit. hlm 38

(10)

Berdasarkan dimensi kualitas layanan kesehatan maka harapan pasien

sebagai konsumen pelayanan medis meliputi :

a. Pemberian pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan

memuaskan

b. Membantu dan memberikan pelayanan dengan tanggap tanpa

membedakan unsur SARA

c. Jaminan keamanan, keselamatan dan kenyamanan

d. Komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan primer38

Selain harapan tersebut terdapat beberapa hak yang dimiliki oleh pasien,

antara lain :

a. Hak atas informasi, adalah hak untuk mendapatkan informasi dari

dokter tentang hal-hal yang berhubungan dengan kesehatannya, dalam

hal terjadi hubungan dokter-pasien. Idealnya isi minimal informasi yang

harus disampaikan, yaitu :

1) Diagnosis (analisis penyakit menurut pengetahuan kedokteran)

2) Risiko dari tindakan medis

3) Alternatif terapi, termasuk keuntungan dan kerugian dari setiap

alternatif terapi terapi

4) Prognosis (upaya penyembuhan)

5) Cara kerja dokter dalm proses tindakan medis

6) Keuntungan dan kerugian tiap alternatif terapi secara luas

(11)

7) Semua resiko yang mungkin terjadi

8) Kemungkinan rasa sakit

b. Hak atas persetujuan

Dihubungkan dengan tindakan medis maka hak untuk menentukan diri

sendiri diformulasikan dengan apa yang dikenal sebagai persetujuan

atas dasar informasi (informed consent). Hak ini adalah hak asasi pasien

untuk menerima atau menolak tindakan medis yang ditawarkan oleh

dokter setelah dokter memberi informasi, seperti dalam pasasl 2 (1)

Permenkes No. 585/1989 yang berbunyi “semua tindakan medis yang

akan dilakukan terhadap pasien harus mendapatkan persetujuan”

c. Hak atas rahasia kedokteran

Keterangan yang diperoleh dokter dalam melaksanakan profesinya

dikenal dengan nama rahasia kedokteran. Dokter berkewajiban untuk

merahasiakanketerangan tentang pasien dan penyakit pasien. Kewajiban

dokter ini menjadi hak pasien. Hak atas rahasia kedokteran adalah hak

individu dari pasien. Hak individu akan dikesampingkan jika

masyarakat menuntut.

d. Hak atas pendapat kedua

Kenyataan menjadi bukti kadang-kadang terjadi perbedaan pendapat

antar dokter pertama dan dokter kedua. Bisa saja seorang pasien

diam-diam pergi sendiri ke dokter kedua tnap sepengetahuan dokter pertama.

Yang dimaksud dengan pendapat kedua adalah adanya kerja sama

(12)

seluruh hasil kerjanya kepada dokter kedua. Kerja sama ini bukan atas

inisiatif pasien. Dengan dilembagakannya hak atas pendapat kedua ini

sebagai hak pasien maka keuntungan yang didapat pasien sangat besar.

Pertama, pasien tidak perlu mengulangi pemeriksaan rutin lagi. Kedua,

dokter pertama dapat berkomunikasi dengan dokter kedua sehingga

dengan keterbukaan dari para pakar yang setingkat kemampuannya

dapat menghasilkan yang lebih baik.

e. Hak untuk melihat rekam medik

Membuat rekam medik menjadi kewajiaban dari dokter/rumah sakit

sejak diundangkannya Peraturan Menteri Kesehatan Tentang Rekam

Medik Nomor 749a Tahun 1989. Pengertian rekam medik dalam

Permenkes Nomor 749a Tahun 1989 disebutkan adalah berkas yang

berisi cacatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana

pelayanan kesehatan. Dalam pasal 2 ditetapkan bahwa setiap sarana

pelayanan kesehatan yang melakukan pelayanan rawat jalan ataupun

rawat inap wajib membuat rekam medik.

Menurut Fred Ameln bahwa di dalam beberapa literatur hukum kesehatan

disebutkan beberapa hak pasien, yaitu :

1. Hak atas informasi

2. Hak memberikan persetujuan

(13)

Setiap pasien memang berhak untuk memilih dokter yang ia percaya akan

mampu untuk membantu menyembuhkan penyakit yang dideritanya.

Faktor kepercayaan ini sangat lah penting dalam hubungan dokter-pasien.

Meskipun pada dasarnya setiap pasien berhak memilih pasien, tetapi

dalam keadaan-keadaan tertentu maka hak memilih dokter ini tidak

berlaku. Jadi dapat dikatakan bahwa hak memilih dokter ini bersifat relatif.

Hak memilih dokter ini tidak berlaku apabila pasien merupakan seorang

karyawan pada suatu perusahaan tertentu di mana perusahaan itu telah

memilih seorang atau beberapa orang dokter sebagai dokter perusahaan.

Tugas dokter ini melayani pengobatan terhadap karyawan-karyawan dari

perusahaan tersebut yang sakit. Sehingga biaya pengobatan ditanggung

perusahaan. Dalam keadaan posisi demikian apabila ia ingin menggunakan

hak nya, pasien itu dapat mendatangi dokter lain yang ia sulai selain

dokter yang telah ditunjuk oleh perusahaan.

4. Hak memilih rumah sakit

Hal ini cukup penting karena apabila sesorang dirawat suatu rumah sakit

yang ia sendiri tidak menyukai rumah sakit tersebut karena hal-hal

tertentu, misalnya segi kebersihan yang kurang baik, suasana yang tidak

menyenangkan maka tujuan pengobatan tidak akan tercapai. Kecocokan

akan rumah sakit juga akan banyak membantu proses penyembuhan pasien

karena pasien merah betah dan cocok sehingga semua peraturan rumah

sakit maupun dokter akan ia laksanakan dengan suka rela. Separti hal nya

(14)

kadang-kadang tidak dapat digunakan.miasalnya suatu perusahaan telah menjalin

kontrak dengan suatu rumah sakit yang akan merawat semua karyawannya

apabila sakit dan memerlukan perawatan. Dalam keadaan yang demikan

apabila ada seorang karyawan perusahaan tersebut sakit maka hanya di

rumah sakit itulah ia harus dirawat dengan biaya dari perusahaan. Dan

apabila ia ingin rumah sakit lain maka biaya perawatan dan pengobatan

berasal dari uang sendiri.

5. Hak atas rahasia kedokteran

Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran adalah segala rahsia yang oleh

pasien secara disadari atau tidak disadari disampaikan kepada dokter lain,

segala sesuatu yang oleh dokter telah diketahuinya sewaktu mengobati dan

merawat pasien. Pengecualian dari hak atas rahasia kedokteran ini adalah :

a. Diatur oleh undang-undang, misalnya Undang-undang tenatng

penyakit menular : dokter harus melapor kepada Kanwil

Kesehatan tentang adanya penyakit menular itu.

b. Pasien merupakan bahaya untuk umum atau orang lain,

mislanya pasien yang menderita nightblindness.

c. Diperoleh suatu hak sosial, misalnya perusahaan memberikan

uang kepada orang yang tidak dapat bekerja karena penyakit

tertentu. Hal ini didasarkan oleh keterang tentang penyakit

yang berasal dari dokter.

Ketiga pengecualian ini bersifat relatif, sedangkan pengeculian yang

(15)

a. Adanya izin dari pasien, artinya dengan adanya izin dari pasien

maka dokter dapat menyampaiakn perihal rahasia kepada

pihak lain yang sesuai dengan izin pasien tiu. Izin ini dapat

diberikan secara lisan maupun tulisan.

b. Pasien melakukan suatu tindakan tertentu sehingga dapat

disimpulkanbahwa pasien tiu telah memberi izin. Misalnnya

pasien masuk ke ruangan dokter bersama temannya sehingga

ada kesan pasien telah mengizinkan dokter untuk melanggar

rahasia kedokteran karena temannya itu mendengar semua

keluhannya.

c. Untuk kepentingan umum atau kepentingan yang lebih tinggi.

6. Hak menolak pengobatan

Berdasarkan hak untuk menentukan diri sendiri, maka seorang pasien

mempunyai hak untuk menentukan pakah ia akan menerima pengobatan

atau menolak pengobatan yang akan menyembuhkan penyakitnya.

7. Hak menolak suatu tindakan medis tertentu

Dalam hal ini pasien telah bersedia menerima pengobatan dari dokter

namun ia menolak untuk suatu tindakan medis tertentu. Misalnya ia

menolak untuk dioperasi, atau ia menolak untuk ditransfusi darah dari

golongan tertentu.

8. Hak untuk menghentikan pengobatan

Pada umumnya orang menghentikan pengobatan yang sedang dijalani

(16)

bahwa psien telah tidak percaya lagi akan manfaat dari pengobatan

tertentu bagi penyembuhan penyakitnya. Jadi passien telah mengambil

jesimpulan bahwa diobati atau tidak diobati maka hasilnya sama saja, oleh

karena itu menolak pengobatan adalah lebih baik. Sedangkan a;asn

ekonomis dimaksud bahwa pasien sebenarnya ingin mendapatkan

pengobatan atas dirinya, tapi karena ketiadaan keuangan yang mencukupi

untuk membiayai pengobatan itu maka ia menghentikan pengobatan

tersebut. Dalam prkatek sehari-hari, apabila pasien itu sedang menjalani

opname di suatu rumah sakit haruslah mengisi suatu formulir tertentu

yang menyatakan bahwa penghentian pengobatan itu atas dasar kemauan

pasien sendiri dan buakn karena dipaksa oleh keluar oleh piahk rumah

sakit.

9. Hak atas second opinion

Apabila pasien ingin mendapatkan perbandingan terhadap keterangan

dokter yang mengobatinya atau sekedar mendapatkan penjelasan dari

dokter lain, maka ia dapat menghubungi dokter lain itu dengan

sepengetahuan dokter yang mengobatinya untuk mendapat second opinion.

10.Hak melihat rekam medis (inzige rekam medis)

Rekam medis atau rekam kesehatn yang merupakan terjemahan dari

medical record adalah suatu lembaran yang berisi atau memuat keterangan

mengenai riwayat penyakit, laporan pemerikasaan fisik, cacatan

pengamatan terhadap penyakit dan lain-lain dari seorang pasien. Pasien

(17)

melalui rekam medis . Pada dasarnya lembaran rekam medis itu adalah

milik rumah sakit sedangkan isinya merupakan milik pasien, sehingga

pasien dapat memberikan kuasa pada orang lain yang ia kuasakan denagn

surat kuasa khusus untuk melihat rekam medis nya apabila ia

memerlukannya.39

Dalam Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter Dan Rumah Sakit

menurut Surat Edaran Dirjen yanmed No.YM.02.04.3.5.2504 tahun 1997,

dijabarkan tentang hak dan kewajiban pasien.

Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai person.

1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan

yang berlaku di rumah sakit.

2. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.

3. Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan

standar profesi kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi.

4. Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai dengan standar

profesi keperawatan.

5. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan

keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit.

39 Alfred A Ameln,

Kapita Selekta Hukum Kedokteran dalam Husein Kerbala,

(18)

6. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan

pendapat klinis dan pendapat etiknya tanpa campur tangan dari pihak luar.

7. Pasien berhak meminta konsultasi kepada dokter lain yang terdaftar di

rumah sakit tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya,

sepengetahuan dokter yang merawat.

8. Pasien berhak atas “privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita

termasuk data-data medisnya.

9. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :

- penyakit yang diterima

- tindakan medis apa yang akan dilakukan

- kemungkinan tersulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk

mengatasinya

- alternatif terapi lainnya

- prognosisnya

- perkiraan biaya pengobatan

10.Pasien berhak menyetujui/memberi izin atas tindakan yang akan dilakukan

oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya.

11.Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya

dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri

sesudah memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.

12.Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

13.Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan yang

(19)

14.Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam

perawatan di rumah sakit.

15.Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah

sakit terhadap dirinya.

16.Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun

spiritual.40

Pasien sebagai konsumen kesehatan memiliki perlindungan diri dari

kemungkinan upaya pelayanan kesehatan yang tidak bertanggung jawab seperti

penelantaran. Pasien juga berhak atas keselamatan, keamanan dan kenyamanan

terhadap pelayanan jasa kesehatan yang diterimanya. Dengan hak tersebut maka

konsumen akan terlindungi dari praktik profesi yang mengancam keselamatan

atau kesehatan.41

Hak pasien lainnya sebagai konsumen adalah hak untuk didengar dan

mendapatkan ganti rugi apabila pelayanan yang didapatkan tidak sebagaimana

mestinya. Masyarakat sebagai konsumen dapat menyampaikan keluhannya

kepada pihak rumah sakit sebagai upaya perbaikan rumah sakit dan

pelayanannya.42

Berbarengan dengan hak tersebut pasien juga mempunyai kewajiban, baik

kewajiban secara moral maupun secara yuridis. Secara moral pasien berkewajiban

memelihara kesehatannya dan menjalankan aturan-aturan perawatan sesuai

40Pitono Soeparto.,Op. Cit.,hlm45-46 41 Titik Triwulan Tutik,. Op. Cit., hlm 30 42

(20)

dengan nasihat dokter yang merawatnya. Beberapa kewajiban pasien yang harus

dipenuhinya dalam pelayanan kesehatan adalah sebagi berikut :

1. Kewajiban memberikan informasi.

2. Kewajiban melaksanakan nasihat dokter atau tenaga kesehatan.

3. Kewajiban untuk berterus terang apabila timbul masalah dalam

hubungannya dengan dokter atau tenaga kesehatan.

4. Kewajiban memberikan imbalan jasa.

5. Kewajiban memberikan ganti-rugi, apabila tindakannya merugikan dokter

atau tenaga kesehatan.43

Kewajiban pasien menurut Surat Edaran Dirjen yanmed

No.YM.02.04.3.5.2504 tahun 1997 adalah sebagai berikut :

1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk menaati segala peraturan dan

tatatertib rumah sakit.

2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala intruksi dokter dan perawat

dalam pengobatannya.

3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan

selengkapnya tentang penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.

4. Pasien dan/atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi

semuaimbalan atas jasa pelayanan rumah sakit/dokter.

5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang

telah disepakati/perjanjian yang telah dibuat.44

(21)

Menurut Alfred yang menjadi kewajiban pasien adalah :

1. Memberikan informasi sekengkapnya perihal penyakitnya kepada dokter.

2. Mematuhi nasehat dokter.

3. Menghormati privasi dokter yang mengobatinya (menyimpan rahasia dari

dokter yang mengobatinya).

4. Memberi imbalan jasa45

Selain itu menurut Alfred A Ameln dalam bukunya Kapita Selekta Hukum

Kedokteran lebih luas dijelaskan yang menjadi kewajiban pasien antara lain :

1. Pasien wajib memberi keterangan informasi sebanyak mungkin tentang

penyakitnya. Kewajiban ini dapat dikaitkan dengan “itikad baik” pasien.

Pasien mempunyai kewwjiban untuk menyampaikan informasi tentang

tindakan-tindakan apa saja yang telah ia lakukan dalam menangani

penyakitnya itu. Informasi pasien merupakan salah satu sumber yang dapat

digunakan oleh dokter untuk menegakkan diagnosa terhadap penyakit

pasien dan diagnosa ini pula yang wajib disampaikan oleh dokter kepada

pasien beserta terapi terbaik yang akan diterapkan.

2. Pasien wajib menaati petunjuk dan instruksi dokter. Dalam upaya

menerapkan terapi pada penyakit pasien maka selain dokter, pasien

tersebut telah menunjukkan pula keinginannnya untuk segera sembuh.

44Pitono Soeparto.,Op. Cit.,hlm 46

45Fred Ameln, (

(22)

Petunjuk dari dokter kepada pasien dapat berupa perintah atau berupa

larangan.

3. Pasien wajib menaati peraturan rumah sakit (hal ini berlaku juga terhadap

keluarga pasien dan rumah sakit). Dalam rangka memberi sarana

perawatan untuk kesembuhan pasien maka rumah sakit memberi

aturan/peraturan. Dan peraturan tata tertib yang dibuat itu harus dipahami

dan ditaati oleh pasien dan keluarga pasien. Aturan tentang jadwal besuk

bagi pasien yang sedang diopname tidak lain untuk menunjang upaya

penyembuhan pasien, karena pasien itu membutuhkan istirahat yang

cukup.

4. Pasien wajib meberikan imbalan jasa kepada dokter. Hal ini dapat

dikaitkan dengan fungsi sosial seorang dokter dalam masyarakat sehingga

di sini dapat diharapkan suatu imbalan jasa yang tidak selalu sesuai dengan

jasa yang telah diberikan oleh dokter, tetapi tentu pula dokter

memperhatikan status sosial ekonami pasien, terutama pasien dengan

status ekonomi yang rendah.

5. Pasien atau keluarganya wajib melunasi biaya rumah sakit. Saat pasien

dirawat di rumah sakit maka rumah sakit mengeluarkan sejumlah biaya

yang jumlahnya tidak sedikit. Pengeluaran tersebut harus segera ditutupi

dengan biaya yang dibebankan kepada pasien yang bersangkutan atau

(23)

sakit pun harus mempersiapkan pengeluaran lain untuk berikutnya di

samping untuk membayar gaji para karyawannya.46

Menurut Bahder Johan Nasution yang menjadi kewajiban pasien adalah :

1. Kewajiban memberikan informasi.

2. Kewajiban melaksanakan nasihat dokter atau tenaga kesehatan

3. Kewajiban untuk berterus terang apabila timbul masalah dalam

hubungannya dengan dokter atau tenaga kesehatan.

4. Kewajiban memberikan imbalan jasa.

5. Kewajiban memberikan ganti-rugi apabila tindakannya merugikan dokter

atau tenaga kesehatan.47

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang

Praktik Kedokteran, yang menjadi hak dan kewajiban pasien adalah :

Pasal 52

Pasien, dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai hak :

a. Mendapat penjelasan secara lengkaptentang tindakan medis sebagimana yang dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3);

b. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain; c. Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis; d. Menolak tindakan medis; dan

e. Mendapat isi rekam medis.

Pasal 53

Pasien dalam menerima pelayanan pada praktik kedokteran, mempunyai kewajiban :

a. Memberi informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya; b. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter atau doketr gigi;

46Alfred A Ameln,

Kapita Selekta Hukum Kedokteran dalam Husein Kerbala,

Segi-segi Etis dan Yuridis Informed Consent, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1993, hlm. 45

(24)

c. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan d. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

C.Hak dan Kewajiban Tenaga Kesehatan

Secara mudah dapat dikatakan bahwa, hak-hak pasien dalam kontrak

terapeutik merupakan kewajiban-kewajiban dokter , sedangkan hak-hak dokter

dalam kontrak terapeutik merupakan kewajiban–kewajiban pasien. Namun tidak

berarti bahwa kewajiban-kewajiban dan hak-hak dokter itu terbatas pada hak-hak

dan kewajiban-kewajiban pasien tersebut.48

Hak-hak dokter karena adanya perjanjian terapeutik adalah sebagi berikut :

1. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan

tugas sesuai dengan profesinya.

2. Hak untuk menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan, profesi dan etika.

3. Hak atas informasi yang lengkap dan jujur dari pasien tentang keluhan

yang diderita.

4. Hak atas imbalan jasa dari pelayananan kesehatan yang telah

diberikan.

5. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan pasien jika pasien tidak mau

menuruti nasihat yang diberikannya atau berkembangnya hubungan

yang tidak baik dengan pasien.

48Veronica Komalawati,

(25)

6. Hak atas itikad baik dari pasien dalam pelaksanaan perjanjia

terapeutik.

7. Hak untuk diperlakukan adil dan jujur.

8. Hak atas privacy.49

Berdasarkan pada perjanjian terapeutik yang menimbulkan hak dan

kewajiban bagi para pihak, dokter juga mempunyai hak dan kewajiban sebagai

pengemban profesi. Hak-hak dokter sebagai pengemban profesi dapat dirumuskan

sebagai berikut :

1. Hak memperoleh informasi yang selangkap-lengkapnya dan

sejujur-jujurnya dari pasien yang akan digunakannya bagi kepentingan

diagnosis maupun terapeutik.

2. Hak atas imbalan jasa atau honorarium terhadap pelayanan yang

diberikannya kepada pasien.

3. Hak atas itikad baik dari pasien atau keluarganya dalam melaksanakan

transaksi terapeutik.

4. Hak membela diri terhadap tuntutan atau gugatan pasien atas

pelayanan kesehatan yang diberikan.

5. Hak untuk memperoleh persetujuan tindakan medis dari pasien atau

keluarganya.50

49Y.A Triana Ohoiwutun,

Bunga Rampai Hukum Kedokteran, Bayumedia Publishing, Malang, 2007, hlm.17

(26)

Hak dokter di rumah sakit adalah sebagai berikut :

1. Dokter berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan

tugas sesuai dengan profesinya.

2. Dokter berhak untuk bekerja menurut stnadar profesi serta berdasarkan

hak otonomi (seorang dokter, walaupun berstatus hukum sebagai

karyawan rumah sakit, namun pemilik atau direksi rumah sakit tidak

dapat memerintah untuk melakukan sesuatu tindakan yang

menyimpang dari stnadar profesi atau keyakinannya)

3. Dokter berhak untuk menolak keinginan pasien yang bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan dan kode etik profesi.

4. Dokter berhak menghentikan jasa profesionalnya kepada pasien

apabila misalnya hubungan dengan pasien sudah berkembang begitu

buruk sehingga kerja sama yang baik tidak mungkin diteruskan lagi,

kecuali untuk pasien gawat darurat dan wajib menyerahkan pasien

kepada dokter lain.

5. Dokter berhak atas privacy. Berhak menuntut apabila nama baiknya

dicemarkan oleh pasien dengan ucapan atau tindakan yang melecehkan

atau memalukan.

6. Dokter berhak mendapat informasi lengkap dan jujur dari pasien yang

dirawatnya atau dari keluarganya.

7. Dokter berhak atas informasi atau pemberitahuana pertama dalam

(27)

8. Dokter berhak untuk diperlakukan adil dan jujur baik oleh rumah sakit

maupun oleh pasien.

9. Dokter berhak untuk mendapatkan imbalan atas jasa profesi yang

diberikannya berdasarkan perjanjian dan atau ketentuan/peraturan yang

berlaku di rumah sakit tersebut.51

Di samping hak-hak tersebut dokter juga mempunyai kewajiban yang

harus dilaksanakan. Jika diperhatikan Kode Etik Kedokteran Indonesia yang

tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan R.I.No. 34 Tahun 1983, di

dalamnya terkandung beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan oleh dokter di

Indonesia. Kewajiban-kewajiban tersebut meliputi :

1. Kewajiban umum;

2. Kewajiban terhadap penderita;

3. Kewajiban terhadap teman sejawatnya;

4. Kewajiban terhadap diri sendiri.52

Berpedoman pada isi rumusan kode etik kedokteran tersebut, Hermien

Hadiati Koeswadji mengatakan bahwa secara pokok kewajiban dokter dapat

dirumuskan sebagi berikut :

1. Bahwa ia wajib merawat pasiennya dengan cara keilmuan yang ia

miliki secara adekuat. Dokter dalam perjanjian tersebut tidak

menjanjikan menghasilkan satu resultaat atau hasil tertentu, karena apa

(28)

yang dilakukannya itu merupakan upaya atau usaha sejauh mungkin

sesuai dengan ilmu yang dimilikinya. Karenanya bukan merupakan

inspanningverbittenis. Ini berarti bahwa dokter wajib berusaha

hati-hati dan kesungguhan (met zorg eh inspanning) menjalankan tugasnya.

Perbedaan antara resultaat-verbitenis dengan inspanningsverbitenis ini

yakni dalam hal terjadi suatu kesalahan.

2. Dokter wajib menjalankan tugasnya sendiri (dalam arti secara pribadi

dan bukan dilakukan oleh orang lain) sesuai dengan yang telah

diperjanjikan, kecuali apabila pasien menyetujui perlu adanya

seseorang yang mewakilinya (karena dokter dalam lafal sumpahnya

juga wajib menjaga kesehatannya sendiri)

3. Dokter wajib memberi informasi kepada pasiennya mengenai segala

sesuatu yang berhubungan dengan penyakit atau penderitanya.

Kewajiban dokter ini dalam hal perjanjian perawatan

(behandelingscontract) menyangkut dua hal yang ada kaitannya

dengan kewajiban pasien.53

Kewajiban yang diemban dokter dalam perjanjian terapeutik adalah

sebagai berikut :

1. Kewajiban untuk memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar

profesi, yaitu dengan cara melakukan tindakan medis dalam suatu

(29)

kasus yang konkret menurut ukuran tertentu yang didasarkan pada

ilmu medis dan pengalaman.

2. Kewajiban untuk menghormati hak-hak pasien, antara lain rahasia atas

kesehatan pasien bahkan setelah pasien meninggal dunia.

3. Kewajiaban utnuk memberikan informasi pada pasien dan/atau

keluarganya tentang tindakan medis yang dilakukan dan resiko yang

mungkin terjadi akibat tindakan medis tersebut.

4. Kewajiban untuk merujuk pasien untuk berobat ke dokter lain yang

mempunyai keahlian/kemampuan yang lebih baik, apabila tidak

mampu melakukan pemeriksaan atau pengobatan.

5. Kewajiban untuk memberikan pertolongan dalam keadaan darurat

sebagai tugas perikemanusiaan.

6. Kewajiban untuk membuat rekam medis yang baik dan secara

berkesinambungan.

7. Kewajiban yang berhubungan dengan tujuan ilmu kedokteran,

termasuk kewajiban untuk secara terus-menerus menambah ilmu

pengetahuan dan mengikuti perkembangan di bidang ilmu kedokteran.

8. Kewajiban yang berhubungan dengan prinsip keseimbangan.54

Kewajiban dokter di rumah sakit menurut Surat Edaran yanmed

No.YM.0204.3.5.2504 tahun 1997 adalah sebagai berikut :

(30)

1. Dokter wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan

antara dokter tersebut dengan rumah sakit.

2. Dokter wajib memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar

profesi dan menghormati hak-hak pasien.

3. Dokter wajib merujuk pasien ke dokter lain/rumah sakit lain yang

mempunyai keahlian/kemampuan yang lebih baik, apabila ia tidak

mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan.

4. Dokter wajib memberikan kesempatan pada pasien agar senantiasa

dapat berhubungan dengan keluarga dan dapat menjalankan ibadah

sesuai keyakinannya.

5. Dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang

seorang penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia.

6. Dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas

perikemanusiaan kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan

mampu memberikannya.

7. Dokter wajib memberikan informasi yang adekuat tentang perlunya

tindakan medis yang bersangkutan serta resiko yang dapat

ditimbulkan.

8. Dokter wajib membuat rekam medis yang baik secara

berkesimabungan berkaitan dengan keadaan pasien.

9. Dokter wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan dan

(31)

10.Doketr wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang

telah dibuatnya.

11.Dokter wajib bekerja sama dengan profesi dan pihak lain yang terkait

secara timbal balik dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

12.Dokter wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak rumah

sakit.55

Di samping itu ada beberapa perbuatan atau tindakan yang dilarang

dilakukan oleh dokter karena perbuatan tersebut dianggap bertentangan dengan

etik kedokteran. Perbuatan atau tindakan yang dilarang tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Melakukan suatu perbuatan yang bersifat memuji diri sendiri.

2. Ikut serta dalam memberikan pertolongan kedokteran dalam segala

bentuk, tanpa kebebasan profesi.

3. Menerima uang selain dari imbalan yang layak sesuai dengan jasanya,

meskipun dengan sepengetahuan pasien atau keluarga.56

Dengan demikian jika diperhatikan isi kode etik kedokteran tersebut dapat

disimpulkan bahwa: Kode etik kedokteran mengandung tuntutan agar dokter

menjalankan profesinya berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur. Apalagi

sebagian besar dari masyarakat terutama yang tinggal di pedesaan beluk memiliki

pengertian yang cukup tentang cara memelihara kesehatan. oleh karena itu, upaya

(32)

untuk memberikan bimbingan dan penerangan kepada masyarkat tentang

kesehatan, merupakan salah satu tugas dokter yang tidak kalah pentingnya dari

pekerjaan penyembuhan. Malahan tugas dokter tidak terbatas pada pekerjaan

kuratif dan preventif saja, jabatan profesi dokter lebih-lebih di pedesaan

sebetulnya meliputi semua bidang kegiatan masyarakat, artinya dokter harus ikut

aktif dalam kegiatan sosial dan kemuanusiaan.57

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang

Praktek Kedokteran juga disebutkan yang menjadi hak dan kewajiban dokter.

Hak dokter :

1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai

standar profesi dan standar operasional prosedur.

2. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar

operasional prosedur.

3. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau

keluarganya.

4. Menerima imbalan jasa.

Kewajiban Dokter :

1. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar

operasional prosedur serta kebutuhan medis.

(33)

2. Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak mampu melakukan

suatu pemeriksaan/pengobatan, bisa merujuk pasien ke dokter/sarana

kesehatan lain yang mempunyai kemampuan lebih baik.

3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan

setelah pasien itu meninggal dunia.

4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali

bila ia yakin ada orang lain yang mampu melakukannya.

5. Mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.

Atas dasar hal tersebut jika motivasi seorang dokter dalam bekerja karena

uang dan kedudukan, dokter tersebut dapat digolongkan dalam motivasi rendah.

Jika dokter cenderung untuk bekerja sedikit dengan hasil banyak, dokter yang

bersangkutan akan tergelincir untuk melanggar kode etik dan sumpahnya.

Sebaliknya jika motivasi nya berdasarkan pada keinginan untuk memenuhi

prestasi, tanggung jawab dan tantangan dari tugas itu sendiri, akan mudah

baginya untuk menghayati dan mengamalkan kode etik dan smupahnya. Di

samping itu dia senantiasa akan melakukan profesinya menurut ukuran yang

tertinggi serta meningkatkan keterampilannya sehingga kemampuan untuk

melaksanakan tugasnya tidak perlu disangsikan lagi.58

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan perumusan strategi yang telah dilakukan menggunakan tiga alat bantu (matriks SWOT, matriks IE, matriks grand strategy ), maka alternatif strategi yang

Hasil analisis item pernyataan persepsi pengawas PAI terhadap kepemimpinan kepala sekolah pada nomor 5 yaitu “Kepala Sekolah mau bekerja sama dengan para guru

(3) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh pada pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 wajib membuat perjanjian kerja harian lepas secara tertulis dengan

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi komprehensif,

Pilihlah kost yang berada di daerah yang strategis, misal: dekat dengan kampus, mayoritas penghuni kost di daerah tersebut merupakan mahasiswa, daerah tersebut memiliki reputasi

Meskipun Hitler atau Stalin memerintah di era negara modern, tetapi jenis kekuasaan yang mereka jalankan pada hakekatnya terkonsentrasi pada satu tangan, di

DISERTASI EKSPRESI CD4 DAN CD8 SERTA KADAR IL-1β, IL-2, IL-10,..... ADLN Perpustakaan

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan cara mengumpulkan data-data, mencatat,mengevaluasi serta menganalisis dan menyajikan data