• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum - Sistem Pelayanan Pengguna Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Umum 2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum - Sistem Pelayanan Pengguna Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Umum

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan yang diperuntukkan bagi masyarakat luas sebagai sarana

pembelajaran yang terbuka untuk masyarakat umum tanpa membeda-bedakan

usia, jenis kelamin, kepercayaan, agama, ras, pekerjaan, keturunan, serta

memberikan layanan tempat memperoleh informasi mengenai berbagai masalah,

tempat rekreasi intelektual serta tempat belajar berkesinambungan. Menurut

Hermawan dan Zen dalam bukunya Etika Kepustakawanan (2006 : 30)

Menyatakan bahwa, “Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani

seluruh masyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku

pendidikan dan sebagainya”.

Menurut Sulistyo-Basuki yang dikutip Sutarno (2006 : 38) menyatakan

bahwa: Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang didanai dari sumber yang

berasal dari masyarakat seperti pajak dan retribusi, yang kemudian dikembalikan

kepada masyarakat dalam bentuk layanan.

Menurut Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009 : 70) yang dimaksud

dengan perpustakaan umum adalah “ A library or library system that provides

unrestricted access to library resources and services free of charge to all the

resident of a given community, district, or geograpich region, supported wholly or

in part by public funds”. Dalam pengertian sederhana defenisi di atas menyatakan

bahwa perpustakaan Umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan

yang menyediakan akses yang tidak terbatas kepada sumberdaya perpustakaan

dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang

didukung penuh atau sebagian dari dana masyarakat.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan perpustakaan yang melayani

seluruh lapisan masyarakat, perpustakaan didanai oleh masyarakat dan

(2)

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Umum

Pada dasarnya perpustakaan umum memiliki tujuan yang ingin dicapai.

Menurut manifesto perpustakaan umum Unesco dalam Sulistyo-Basuki yang

dikutip oleh Rahayuningsi (2007: 5) menyatakan bahwa Perpustakaan umum

mempunyai tujuan utama yaitu :

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik.

2. Menyediakan Sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka fungsi ini disebut fungsi pendidikan seumur hidup.

4. Bertindak selaku agen kultural, artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

Hal senada dikemukakan oleh Hermawan dan Zen (2006: 31) tujuan

perpustakaan umum yaitu :

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk menggunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraan.

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.

4. Bertindak sebagai agen kultural sehingga menjadi pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya.

(3)

Sedangkan dalam Buku pedoman perlengkapan perpustakaan umum

(1992: 2) dinyatakan bahwa tujuan perpustakaan umum yaitu:

1. Untuk pendidikan masyarakat (sebagai sarana pendidikan non formal) dan membudidaya kreasi, prakarsa dan swadaya masyarakat guna meningkatkan kemajuan kehidupan dan kesejahteraanya

2. Menyediakan berbagai kebutuhan untuk penerangan, informasi dan data sekunder serta pengetahuan ilmiah

3. Memberi semangat dan hiburan yang sehat dan pemanfaatan hal-hal yang bersifat membangun dalam waktu senggang

4. Mendorong, menggairahkan, memeliharadan membina semangat membangun dan semangat belajar masyarakat

5. Membekali berbagai pengetahuan dan ilmu serta pedoman-pangalaman kepada masyarakat di berbagai bidang.

Dari defenisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan perpustakaan

umum adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendapat

informasi secara murah, mudah, cepat, dan tepat dalam meningkatkan

pengetahuan keterampilan dan kesejahteraan. Disamping itu perpustakaan umum

juga berperan sebagai agen kultural yang bertugas menumbuhkan apresiasi

masyarakat dibidang seni dan budaya.

2.1.3. Fungsi Perpustakaan Umum

Untuk mencapai tujuan perpustakaan umum yang diuraikan di atas,

perpustakaan harus dapat semaksimal mungkin untuk melaksanakan fungsinya

dengan baik.. Dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum

(2000: 6) dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah:

1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan. 2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui

pembelian, langganan, tukar menukar dan lain-lain. 3. Pengolahan dan penyiapan setipa bahan pustaka. 4. Penyimpanan dan Pemeliharaan koleksi

5. Pendayagunaan koleksi.

6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang datang langsung ke perpustakaan maupun yang menggunakan telepon, faximil, dan lain-lain.

7. Pemsyarakatan perpustakaan .

8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan

9. Pelaksanaan koordinasi dengan pihak pemerintah daerah, tokoh-tokoh masyarakat mitra kerja lainnya.

10.Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi bersama dan sarana/prasarana.

(4)

Menurut Siregar dalam bukunya yang berjudul Perpustakaan Energi

Pembangunan Bangsa (2004: 76) fungsi perpustakaan umum adalah :

1. Membantu orang-orang (terutama orang-orang muda dan anak-anak) menjadi melek informasi.

2. Memberi tahu mereka bagaimana informasi dan juga untuk mengembangkan kebiasaan membaca.

3. Membantu orang dewasa untuk belajar seumur hidup dan belajar kembali untuk perubahan karir.

4. Memelihara dan mempromosikan kebudayaan.

Sedangkan Hasugian (2009 : 82) mengemukakan bahwa perpustakaan umum mempunyai fungsi :

1. Penyimpanan 2. Pendidikan 3. Penelitian 4. Informasi 5. Kultural

6. Fungsi rekreasi

Berdasarkan defenisi di atas penulis berkesimpulan bahwa fungsi

perpustakaan umum adalah sebagai tempat untuk mengumpulkan, mengolah,

melestarikan, menyebar luaskan informasi, mengembangkan kebiasaan membaca

penyimpanan, pendidikan, penelitian, informasi dan mempromosikan kebudayaan.

2.2 Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama dalam

mendirikan suatu perpustakaan. Dengan adanya paradigma baru dapat

disimpulkan bahwa, salah satu kriteria dalam penilaian layanan perpustakaan

melalui kualitas koleksinya. Menurut Ade Kohar (2003 : 6), “Koleksi

perpustakaan adalah yang mencakup berbagai format bahan sesuai dengan

perkembangan dan kebutuhan alternatif para pemakai perpustakaan terhadap

media rekam informasi”.

Sehubungan dengan hal di atas dalam Buku Pedoman Umum

Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000 :19), dinyatakan bahwa Koleksi

perpustakaan umum mencakup bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah dan

surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan

(5)

Dari urain di atas dapat disimpulkan bahwa, koleksi perpustakaan umum

terdiri dari bahan tercetak, bahan pustaka terekam dan bahan pustaka elektronik

yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi.

2.2.1 Jenis Koleksi Perpustakaan Umum

Menurut Yulia (1993 : 3) ada empat jenis koleksi perpustakaan yaitu :

1. Karya cetak

Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti :

a) Buku

Buku adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang paling utama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar dari Unesco tebal buku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun jaket buku. Diantaranya buku fiksi, buku teks, dan buku rujukan.

b) Terbitan berseri

Bahan pustaka yang direncanakan untuk diterbitkan terus dengan jangka waktu terbit tertentu. Yang termasuk dalam bahan pustaka ini adalah harian (surat kabar), majalah (mingguan bulanan dan lainnya), laporan yang terbit dalam jangka waktu tertentu, seperti laporan tahunan, tri wulanan, dan sebagainya.

2. Karya noncetak

Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya. Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Yang termasuk dalam jenis bahan pustaka ini adalah:

a) Rekaman suara

Yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset.

b) Gambar hidup dan rekaman video

Yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagimana cara menggunakan perpustakaan.

c) Bahan Grafika

Ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya selid, transparansi, dan filmstrip).

d) Bahan Kartografi

(6)

3. Bentuk mikro

Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreader. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak dimasukkan bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup didalamnya meliputi bahan tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:

a) Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran film yaitu 16 mm, dan 35 mm.

b) Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm (standar) dan 75 mm x 125 mm.

c) Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya. Ukuran sebesar mikrofis.

4. Karya dalam bentuk elektronik

Dengan adanya teknologi informasi, maka infornasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti computer, CD-ROM player, dan sebagainya.

Selain pendapat di atas, menurut Sutarno (2006 : 71) mengemukakan

bahwa pengelompokkan bahan pustaka diperpustakaan terdiri dari:

1. Kelompok bahan pustaka umum.

2. Kelompok bahan pustaka rujukan (referensi).

3. Kelomopok bahan pustaka berkala (majalah dan surat kabar). 4. Kelompok bahan pustaka pandang dengar.

5. Kelompok bahan pustaka pandang dengar (audio visual).

6. Kelompok bahan pustaka terekam dan elektronik seperti film, kaset, video, dan lain-lain.

7. Kelompok bahan pustaka yang disesuaikan dengan kelompok pembaca, misalnya untuk anak-anak, remaja, dewasa, dan lain-lain. 8. Kelompok bahan pustaka tertentu, misalnya untuk penelitian dan

sebagainya.

Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa ada 4 jenis koleksi

yaitu Karya cetak, karya noncetak, bentuk mikro, karya dalam bentuk elektronik

dan peneglompokan bahan pustaka terdiri dari bahan pustaka umum, bahan

(7)

2.3 Pelayanan Pengguna

2.3.1 Pengertian Pelayanan Pengguna

Salah satu kegiatan utama perpustakaan adalah melaksanakan kegiatan

pelayanan pengguna, yang berupa layanan bahan pustaka dan menyebarluaskan

informasi yang dimiliki oleh perpustakaan tersebut.Pelayanan pengguna

merupakan kegiatan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada

pengguna sehubungan dengan kebutuhan akan informasi. Jadi pada kegiatan

inilah perpustakaan secara langsung berhubungan dengan pengguna perpustakaan.

Karena itu perpustakaan harus menyelenggarakan pelayanan yang cepat dan tepat

dengan kebutuhan penggunanya.

Menurut buku Pedoman Perguruan Tinggi Depdikbud (2004: 71)

“Pelayanan pengguna adalah pemberian informasi dan fasilitas kepada pengguna

melalui layanan perpustakaan”.

Sedangkan menurut Soeatminah (1978: 1) “Pelayanan pengguna adalah

tugas melayani pengguna perpustakaan dalam menggunakan bahan pustaka yang

telah disediakan di perpustakaan”.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dinyatakan bahwa pelayanan

pengguna adalah kegiatan pemberian bantuan kepada pengguna untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan agar para pengguna dapat memanfaatkan

bahan pustaka sebaik-baiknya.

2.3.2 Tujuan dan Fungsi Pelayanan Pengguna

Tujuan pelayanan pengguna adalah untuk memberikan pelayanan kepada

pangguna perpustakaan dalam hal mendayagunakan semua fasilitas yang tersedia

di perpustakaan. Fasilitas yang dimaksud adalah semua koleksi yang dimiliki

perpustakaan dan tenaga dari staf perpustakaan untuk memperoleh informasi yang

dicari.

Fungsi pelayanan pengguna adalah membantu pengguna untuk

menemukan informasi atau sumber informasi yang dibutuhkan oleh pengguna

perpustakaan. Dalam hal ini staf perpustakaan (pustakawan) dituntut selalu siap

memberikan bantuan kepada pengguna perpustakaan untuk memperoleh

(8)

Menurut Martoadmojo (1993: 6) “fungsi layanan perpustakaan ialah

mempertemukan pembaca dengan bahan pustaka yang mereka minati”.

Sedangkan Menurut Trimo (1986: 57) fungsi pelayanan pengguna adalah

sebagai berikut:

1) Memberikan stimulasi dan guidance untuk memenuhi minat dan kebutuhan anak didik dan untuk memperluas wawasan membaca mereka.

2) Membantu para mahasiswa/mahasiswi yang sedang mengerjakan laporan dan proyek lainnya serta kegiatan mereka.

3) Mengajar para mahsiswa/mahasiswi bagaimanamenggunakan buku dan fasilitas perpustakaan lainnya, dan membantu mengembangkan kecakapan mereka tentang perpustakaan.

4) Memberikan bantuan kepada para pengajar dan perencanaan kurikulum dan ikut menyelesaikan problem khusus dalam bidang kurukulum dan pengajar.

5) Membantu program-program inservice training dan perkembangan profesi para dosen/guru, memberikan stimulasi para dosen/guru dan para mahasiswa/mahasiswi dalam menggunakan perpustakaan.

6) Memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk keperluan pengaruh perpustakaan dan memajukan suatu atmosfer membaca.

Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui bahwa fungsi pelayanan

pengguna adalah memberikan stimulasi dan guidance untuk memenuhi minat dan kebutuhan anak didik dan untuk memperluas wawasan membaca mereka,

Membantu para mahasiswa/mahasiswi yang sedang mengerjakan laporan dan

proyek lainnya serta kegiatan mereka, memberikan bantuan kepada para

pengajar dan perencanaan kurikulum dan ikut menyelesaikan problem khusus

dalam bidang kurukulum.

2.3.3 Sistem Pelayanan Perpustakaan

Dalam proses kegiatan di perpustakaan dikenal dengan dua system

pelayanan yang umum digunakan. Kedua sistem pelayanan ini adalah system

pelayanan terbuka (open access) dan sistem pelayanan tertutup (closed access).

Perpustakaan harus dapat menentukan sistem pelayanan yang sesuai dengan

keadaan perpustakaan agar para pengguna dapat memanfaatkan koleksi

perpustakaan yang baik. Sebagaimana dinyatakan oleh Lasa (1994 : 51), sistem

(9)

Untuk menentukan sistem pelayanan yang diberlakukan pada perpustakaan

harus diperhatikan kesesuaian koleksi dengan system pelayanan. Apabila koleksi

perpustakaan masih sederhana maka sistem yang baik digunakan adalah sistem

pelayanan tertutup, tetapi apabila koleksi perpustakaan banyak maka sistem yang

baik diberlakukan adalah sistem pelayanan terbuka.

2.3.3.1 Sistem Pelayanan Tertutup

Sistem Pelayanan Tertutup Adalah suatu cara peminjaman yang tidak

memungkinkan pengguna untuk memilih dan mengambil sendiri koleksi

perpustakaan. Pada sistem pelayanan tertutup, pengguna tidak dapat langsung

memilih buku yang dibutuhkan. Setiap pengguna yang membutuhkan buku dapat

memperoleh melalui petugas perpustakaan. Dalam memilih buku-buku yang akan

dipinjam, pengguna harus menggunakan kartu katalog sebagai wakil dari buku

yang dimiliki oleh perpustakaan.

Sjahrial-Pamuntjak dalam Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan

(2000:103), “Pelayanan pemakai sistem tertutup merupakan pelayanan sirkulasi

yang tidak memungkinkan pemakai memilih dan mengambil sendiri bahan

pustaka.”

Menurut Soeatminah (1992: 137), sistem pelayanan tertutup adalah suatu

sistem pelayanan yang tidak memperbolehkan pengunjung masuk ke ruang

koleksi. Pengunjung memilih pustaka yang ingin dipinjamnya melalui katalog

perpustakaan, dan setelah ditemukan sandi bukunya dapat meminta kepada

petugas untuk mengambilnya, Sedangkan menurut Martoadmojo, Kasmidi

(1993: 65), sistem layanan tertutup adalah sistem layanan dimana pembaca tidak

boleh langsung mengambil buku di rak.

Menurut Lasa H.S. (1994 : 4) yang dimaksud dengan sistem pelayanan

tertututp adalah suatu cara peminjaman yang tidak memungkinkan pengguna

memilih dan mengambil sendiri koleksi perpustakaan, tetapi dapat dipilih melalui

daftar/katalog yang tersedia dan dambil oleh petugas.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pelayanan tertutup

mengurangi kebebasan dan kesempatan bagi pengguna untuk mengetahui

(10)

Dalam menjalankan sistem pelayanan tertutup ini ada keuntungan dan

kerugian yang didapat. Keuntungan menggunakan sistem layanan tertutup adalah:

a) Susunan koleksi akan tetap rapi karena hanya petugas perpustakaan yang dapat masuk kejajaran koleksi.

b) Terjadinya kehilangan dan kerusakan bahan perpustakaan dapat diperkecil.

c) Ruangan perpustakaan yang disediakan tidak perlu luas.

d) Untuk koleksi yang sangat rentan terhadap kerusakan maka sistem ini sangat sesuai.

Kerugian menggunakan sistem layanan tertutup :

a) Dalam menemukan bahan pustaka pengguna hanya dapat mengetahui ciri-ciri kepengarangan dan ciri-ciri fisik bahan pustaka yaitu judul, pengarang, ukuran buku dan jumlah halaman.

b) Judul buku yang dipilih melalui katalog kartu maupun online tidak selalu menggunakan buku yang dimaksud.

c) Pengguna tidak dapat melakukan browsing dijajaran rak.

d) Jika peminjam banyak, dan tugas perpustakaan relativ terbatas hal ini membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak, sehingga pemakai harus menunggu lebih lama. ( Perpustakaan Nasionla RI; 1999:33)

2.3.3.2 Sistem Pelayanan Terbuka

Sistem layanan terbuka merupakan cara yang dapat membantu pengguna

perpustakaan untuk mecari informasi yang dibutuhkan secara langsung ke rak.

Pada perpustakaan tinggi yang melayanai civitas akademika dan koleksi yang

banyak biasanaya menggunakan sistem layanan terbuka. Menurut Darmono

(2001: 37), menyatakan bahwa “sistem pelayanan terbuka ada 2 macam yaitu

pelayanan yang bersifat terbuka dan pelayanan yang bersifat tertutup”.

Sistem layanan terbuka memberikan kebebasan kepada pengguna

perpustakaan memilih dan mengambil sendiri pustaka yang dikehendakinya dari

ruang koleksi.

Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan sistem layanan terbuka

adalah:

a) Kartu katalog tidak segera rusak, karena sedikit yang menggunakanya. b) Menghemat tenaga. Sebab dalam sistem ini petugas tidak perlu

mengembalikan pustakawan hanya mencatat kemudian mengembalikan buku-buku yang telah dibaca ditempat maupun yang dikembalikan hari itu juga.

c) Judul-judul buku yang diketahui lebih banyak.

(11)

e) Apabila calon peminjam tidak menemukan buku tertentu yang dicari maka saat itu pula dapat memilih judul buku yang relevan.

f) Kecil sekali kemungkinan terjadi salah paham.

Kerugian atau kelemahan dari sistem layanan terbuka adalah:

a) Frekwensi kerusakan lebih besar.

b) Memerlukan ruangan yang lebih luas. Sebab letak rak satu dengan yang lain memerlukan jarak yang longgar.

c) Susunan buku menjadi tidak teratur. Oleh karena itu pustakawan harus sering menyusun buku.

d) Pengguna yang pertama kali datang keperpustakaan itu sering bingung. (Perpustakaan Nasional RI; 1999:33)

2.4 Jenis-Jenis Pelayanan Pengguna

Jenis pelayanan pengguna yang diberikan perpustakaan akan menentukan

mutu dari pelayanan perpustakaan tersebut. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan

Perguruan Tinggi (1994 : 53 ), jenis-jenis pelayanan pengguna adalah sebagai

berikut:

1. Pelayanan sirkulasi 2. Pelayanan Referensi

3. Pelayanan bimbingan pengguna 4. Silang layan

5. Pelayanan jasa kesiagaan informasi 6. Pandang dengar (audio-visual) 7. Pelayanan dengan komputer

Melalui jenis pelayanan tersebut di atas, maka pengguna jasa perpustakaan

akan memperoleh informasi yang dibutuhkan secara optimal dan memperoleh

manfaat dari berbagai sarana pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan kepada

pengguna perpustakaan. Jenis pelayanan diatas merupakan jenis pelayanan yang

sering dipakai oleh perpustakaan, tetapi tidak semua perpustakaan menggunakan

pelayanan tersebut, tergantung pada jenis perpustakaan serta situasi dan kondisi

perpustakaan yang ada.

2.4.1 Pelayanan Sirkulasi

Kata sirkulasi berasal dari bahas inggris “circulation” yang mempunyai

arti perputaran dan pengedaran.Dalam ilmu perpustakaan kata sirkulasi dikenal

sebagai kegiatan pertukaran peminjaman dan pengembalian buku di

(12)

kaset, CD, atau bahan perpustakaan lainnya.Menurut Bafadal-Ibrahim (2000:24),

“Pelayanan sirkulasi adalah kegiatan kerja yang berupa pemberian bantuan kepada

pemakai perpustakaan dalam proses peminjaman dan pengembaliaan bahan

pustaka.”

Sedangkan menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 97), “Sirkulasi adalah

kegiatan peredaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca didalam perpustakaan

maupun dibawah keluar perpustakaan.”

Berdasarkan Buku Pedoman Perpustakaan Perguruaan Tinggi (2004 : 6):

Pelayanan sirkulasi adalah kegiatan melayangkan koleksi perpustakaan kepada

para pemakai atau pengguna perpustakaan dengan berbagai macam kegiatan

seperti:

1) Membuat peraturan mengenai pemakaian/peminjaman koleksi, misalnya yang mengatur :

a. Siapa saja yang boleh ,memakai fasilitas perpustakaan b. Syarat-syaratnya apa saja

c. Hak-haknya apa saja

d. Lamanya jangka waktu peminjaman

e. Banyaknya koleksi bahan pustaka yang boleh dipinjam keluar oleh setiap orang/anggota perpustakaan.

f. Sanksi-sanksi bila terlambat mengembalikan pinjaman bahan pustaka ataupun bila terjadi pelanggaran terhadap peraturan perpustakaan.

2) Membuat pengumuman tentang pendaftaran anggota perpustakaan langsung tertulis diperpustakaan.

3) Melakukan penagihan kepada para anggota perpustakaan yang belum mengembalikan pinjamannya, padahal sudah habis batas waktu peminjamanya dengan cara ditagih langsung ataupun lewat surat tagihan.

4) Mencatat dengan tertib dan teratur semua pemasukan uang pendaftaran anggota perpustakaan maupun uang denda keterlambatan pengembalian koleksi pustaka, untuk kemudian menyetorkannya kepada yang berwenang ataupun pimpinan perpustakan.

5) Melayani permintaan “Surat Bebas Pinjaman Pustaka(SBPP)” kepada para anggota perpuastakan yang memerlukan untuk keperluan studi.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan sirkulasi

adalah kegiatan yang harus ada di dalam perpustakaan yang berhubungan dengan

bagiaan peminjaman dan pengembaliaan bahan pustaka agar dapat dipergunakan

oleh pengguna secara maksimal. Agar perpustakaan dapat memainkan peranya

dengan baik/berdaya guna maka perpustakaan harus didukung oleh sarana,

(13)

perpustakaan perguruan tinggi perlu dibekali pengetahuan dan keterampilan

mengelolah perpustakaan perguruan tinggi khususnya pada bagian pelayanan

sirkulasi.

Semua kegiatan pelayanan sirkulasi saling berkaitan, maka hendaknya

pelayanan sirkulasi disusun dan dikoordinir dengan baik sesuai dengan jenis tugas

pada setiap bagian. Proses layanan sirkulasi meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. Keanggotaan 2. Peminjaman 3. Pengembalian 4. Perpanjangan 5. Penagihan 6. Pemberian sanksi 7. Bebas pustaka

2.4.1.1Keanggotaan

Pendaftaran anggota adalah suatu tugas layanan sirkulasi.Setiap

perpustakaan harus menentukan siapa yang boleh atau berhak menentukan

anggota perpustakaan. Selain itu perpustakaan juga menentukan persyaratan apa

saja yang perlu dipenuhi oleh pengguna untuk menjadi anggota perpustakaan.

Dalam hal in perpustakaan melakukan pencatatan anggota dalam pendaftaran

anggota dan membuat kartu anggota yang digunakan untuk melaksanakan

peminjaman.

Menurut Sulystyo – Basuki (1991:257) menyatakan bahwa:

Bila seseorang ingin mendaftarkan diri sebagai anggota perpustakaan maka di harus mengisi formulir keanggotaan. Setelah selesai mengisi, formulir dikembalikan kepada petugas sirkulasi disertai kelengkapan lain, kelengkapan anggota tergantung kepada kebijakan masing – masing perpustakaan, ada yang mensyaratkan uang iuran, foto diri, dan foto copy tanda pengenal.”

Sedangkan Martoatmodjo (1994 : 38), mengemukakan bahwa kegunaan

daripada pendafataran anggota adalah :

1. Mengetahui jati diri peminjam, memperlihatkan tanggungjawab untuk mengamankan milik perpustakaan dan melindungi hak pembaca yang lain yang mungkin ingin mempergunakannya dengan baik .

2. Mengukur daya guna perpustakaan bagi mereka yang dilayaninya .

Dari uraian di atas adalah Bila seseorang ingin mendaftarkan diri sebagai

anggota perpustakaan maka di harus mengisi formulir keanggotaan.

(14)

kondisi kemampuan perpustakaan, sehingga anggota yang akan mendafatar dapat

memnuhi persyaratan yang ditentukan oleh perpustakaan.

2.4.1.2 Peminjaman

Perpustakaan mempunyai tugas anatara lain memberikan informasi kepada

mayarakat yang membutuhkan dan berusaha membangkitkan kegairahan

membaca ditengah-tengah masyarakat. Untuk memenuhi tugas tersebut, pihak

perpustakaan hendaknya berusaha mempertemukan bahan pustaka dengan

pengunjung atau pembaca.

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000 : 97), “Peminjaman buku atau sirkulasi

adalah kegiatan pengedaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca di dalam

perpustakaan maupun untuk dibawa keluar perpustakaan”

Menurut Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan

Umum(1999 :34),“Layanan peminjaman merupakan kegiatan pencatatan bahan

pustakayang dipinjam oleh anggota”.

Layanan ini hanya terbuka kepada pengguna perpustakaan yang terdaftar

sebagai anggota. Sistem peminjaman sering kali disebut dengan sistem kendali

sirkulasi atau sistem sitkulasi. Sistem peminjaman mengalami banyak perubahan,

tetapi sistem apapun yang digunakan, hendaknya dipilih sistem yang memerlukan

waktu sesingkat mungkin dalam hal peminjaman dan pengembalian buku, serta

ekonomis.

Menurut Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan

Umum(1999: 34), sistem peminjaman sirkulasi adalah sebagai berikut :

1. Sistem Buku Besar

Pada sistem ini setiap peminjaman mendapat jatah satu halaman atau lebih. Buku besar disertai indeks nama peminjam pada bagian akhir halaman untuk memudahkan pencarian nama peminjam. Setiap kali seorang peminjam-meminjam buku, maka biografi buku beserta tanggal pinjam dan kembali dicatat dalam buku besar dan ditanda tangani oleh peminjam.

2. Sistem Browne

(15)

tahun terbit dicabut dari kantong buku dan dimasukkan kedalam kantong anggota pada waktu buku dipinjam. Kantong buku kemudian dijajarkan menurut tanggal kembali, dan akan berada pada jajaran tersebut sampai buku dikembalikan.

3. Sistem Newark

Anggota perpustakaan mendapat kartu peminjam yang berisi nama, alamat, nomor, tanggal berlakunya anggota, tanda tangan serta kolom tanggal pinjam dan tanggal kembali. Peminjam membawa buku yang akan dipinjamnya beserta kartu anggota ke meja peminjaman. Petugas sirkulasi mencap kembali pada kartu peminjam, slip tanggaal dan kartu buku.Anggota diminta memberi paraf pada kartu buku disamping nomor buku dan kartu anggota diserahkan kepada peminjam, kartu buku dijajarkan menurut tanggal kembali.Pencatatan pustaka yang dipinjam oleh anggota dapat dilakukan secara manual atau bantuan komputer dengan menggunakan program khusus untuk sirkulasi.

Sedangkan menurut Perpustakaan Perguruan Tinggi ; Buku Pedoman

(2004 : 74), prosedur meminjamkan bahan perpustakaan adalah sebagai berikut :

1. Pengguna menunjukkan tanda pengenmal sebagai anggota perpustakaan 2. Petugas memeriksa tanda pengenal pengguna

3. a. Pada perpustakaan yang menganut sistem tertutup, langkah ketiga berlangsung sebagai berikut :

i. Pengguna menyerahkan formulir permintaan peminjaman yang telah diisi

ii. Petugas mencari bahan sesuai dengan data yang tertulis dalam formulir

b. Pada perpustakaan yang menganut sistem terbuka, langkah ketiga berlangsung sebagai berikut :

i. Pengguna menyerahkan bahan perpustakaan yang telah dipilihnya ii. Petugas mencatat nomor anggota dan tanggal kembali pada kartu

buku yang tersimpan pada kantong buku

iii. Petugas mencatat nomor anggota dan tanggal bahan perpustakaan itu harus dikembalikan pada lembar tanggal kembali

iv. Petugas mencatat kode bahan perpustakaan dan tanggal kembali 4. Pengguna membubuhkan tanda tangan pada kartu bahan perpustakaan 5. Petugas menyerahkan bahan perpustakaan tersebut kepada pengguna 6. Petugas menyusun kartu buku dalam kotak sebagai berikut :

a. Menurut tanggal kembali bahan perpustakaan, kemudian

b. Setiap kumpulan kartu dengan tanggal kembali yang sama, disusun menurut urutran kode bahan perpustakaan.

(16)

2.4.1.3 Pengembalian

Bahan pustaka yang dipinjamkan kepada pengguna harus kembali pada

waktunya. Pengembalian merupakan kegiatan pencatatan bahan pustaka yang

dikembalikan pengguna kepada perpustakaan. Dalam pengembalian bahan

pustaka, disesuaikan dengan prosedur sistem pengembalian pada masing-masing

perpustakaan. Petugas harus melihat kedaan buku tersebut apakah dalam keadaan

baik atau tidak. Hal ini erat hubungannya dengan keterbatasan jumlah buku yang

dimiliki perpustakaan.

Dalam Buku Pedoman Pelayanan Sirkulasi dan Referensi Perpustakaan

Perguruan Tinggi (1982 :9), “Pengembalian adalah kegiatan sirkulasi yang berupa

kaegiatan pencatatan bukti bahwa pengguna mengembalikan bahan pustaka yang

dipinjamnya”.

Menurut perpustakaan perguruan tinggi ; buku pedoman (2004 :81),

langkah kerja yang dilakukan oleh perpustakaan dalam prosedur pengembalian

bahan perpustakaan adalah :

a. Memeriksa keutuhan buku dan tanggal kembali pada lembar tanggal kembali setelah pengguna menyerahkan bahan perpustakaan yang akan dikembalikan.

b. Mengambil kartu buku berdasarkan tanggal kembali

c. Mengambil kartu pinjaman dari kotak kartu pinjaman berdasarkan nomor anggota yang tertera pada kartu buku

d. Membubuhkan stempel pada “kembali” pada kartu buku, lembar tanggal kembali, dan kartu pinjaman

e. Mengembalikan kartu buku pada kantong buku

f. Menegembalikan kartu pinjam ke dalam kotak kartu pinjam g. Mengelompokkan buku menurut nomor kode bukunya untuk

dikembalikan ke dalam rak h. Memilih buku

1. Yang rusak tetapi masih dapat diperbaiki diletakkan pada suatu tempat untuk dikirim ke unit perawatan

(17)

Dalam proses pengembalian pengguna perpustakaan dapat melakukan

pencatatan pemeseanan peminjaman untuk meminta buku yang sedang dipinjam

oleh pengguna lain, setelah kembali ke perpustakaan, dipinjamkan kepadanya.

Tata cara pemesanan bahan perpustakaan diuraikan sebagai berikut :

a. Menerima formulir pemesanan yang telah diisi

b. Memeriksa kartu buku dan kartu pinjam untuk mengetahui peminjam buku itu dan waktu pengembaliannya

c. Menyimpan bahan yang dipesan dalam rak khusus

d. Memberitahu pemesan bahwa bahan yang dipesan telah tersedia

2.4.1.4 Perpanjangan

Perpanjangan peminjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menambah

batas waktu pengembalian.Memperpanjang masa pinjam merupakan ijin untuk

memperpanjang paminjaman bahan pustaka setelah habis masa

pinjamnya.Perpanjangan ini dilakukan karena pengguna merasa belum selesai

memperoleh ilmu yang terdapat pada bahan tersebut atau mungkin pengguna

sangat memerlukan bahan tersebut. Menurut Buku Pedoman Perpustakaan

Perguruan Tinggi (1994 : 59), “Memperpanjang masa pinjam adalah ijin untuk

memperpanjang masapinjam buku setelah habis masa pinjamnya diberikan jika

tidak ada pengguna lain menempah buku tersebut”.

Menurut Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 :820),

prosedur peminjaman adalah sebagai berikut :

1. Pengguna membawa bahan pinjam ke meja layanan 2. Petugas memeriksa formulir pemesanan

3. Jika tidak ada yang memesan, petugas membubuhkan tanggal kembali yang baru pada lembar tanggal kembali (untuk perpanjangan sistem manual, tanggal kembali baru juga dibubuhkan pada kartu pinjam dan kartu buku)

4. Jika ada yang memesan, petugas tidak memberikan perpanjangan Untuk melaksanakan prosedur perpanjangan masa pinjam diperlukan :

a. Kartu pinjam b. Kartu buku

c. Stempel tanggal kembali

Perpanjangan bahan pustaka dapat dilakukan satu kali. Dari uraian diatas

dapat disimpulkan bahwa perpanjangan peminjaman bahan pustaka dapat

dilakukan apabila tidak ada pengguna lain yang memesan bahan perpustakaan

(18)

2.4.1.5 Penagihan

Bila pengguna tidak mengembalikan bahan perpustakaan tepat pada

waktunya, maka pihak perpustakaan mempunyai tugas untuk mengadakan

penagihan. Hal ini dilakukan agar peminjam mengingat mengembalikan bahan

pustaka yang dipinjamnya. Penagihan bahan pustaka biasanya dilakukan untuk

keterlambatan pengembalian yang melebihi batas peminjaman.

Menurut Soeatminah (1992 :148), dalam surat tagihan dicantumkan :

1. Judul-judul buku yang ditagih 2. Biaya pengiriman surat

3. Jumlah denda yang harus dibayar

Selanjutnya Soeatminah (1992 : 148), menyatakan bahwa ”Apabila buku

yang dipinjam tidak dikembalikan pada waktu yang telah ditentukan, prpustakaan

perlu mengirimkan surat tagihan kepada peminjam, biaya pengiriman surat

dibebankan kepada peminjam”.

Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi(1994 : 59), menyatakan

tahapan penagihan yang dilakukan oleh perpustakaan adalah :

a. Penagihan pertama

b. Penagihan kedua, jika penagihan pertama tidak diindahkan

c. Penagihan ketiga, jika penagihan kedua tidak diindahkan

Menurut Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 : 83),

prosedur penagihan berlangsung sebagai berikut :

1. Petugas memeriksa keterlambatan pengembalian berdasarkan tanggal kembali bahan perpustakaan; pekerjaan ini harus dilakukan setiap hari 2. Petugas membuat surat penagihan rangkap dua, lembar pertama

dikirimkan kepada peminjam, sedang lembar kedua disimpan sebagai pertinggal

3. Bila bahan dikembalikan sebelum ditagih, petugas memprosesnya berdasarkan pengembalian

Sarana yang diperlukan proses penagihan ialah :

a. Kartu indeks bahan tanggal kembali yang dipergunakan untuk mengetahui batas akhir pengembalian

b. Kartu buku untuk mengetahui :

1.Nomor anggota yang terlambat mengembalikan

2.Keterangan bahan perpustakaan yang terlambat dikembalikan c. Kartu peminjam untuk mengetahui identitas peminjam

d. Formulir penagihan yang memuat : 1. Nama dan alamat pengirim

(19)

3. Batas tanggal pengembalian

4. Tahapan penagihan (ke-1.ke-2,ke-3) 5. Sanksi bila tagihan tidak diindahkan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur penagihan yaitu

Petugas memeriksa keterlambatan pengembalian berdasarkan tanggal kembali

bahan perpustakaan, Petugas membuat surat penagihan rangkap dua, lembar

pertama dikirimkan kepada peminjam dan bila bahan dikembalikan sebelum

ditagih.

2.4.1.6 Pemberian Sanksi

Pemberian sanksi adalah suatu kegiatan/tugas pelayanan sirkulasi yang

berupa kegiatan pemeriksaan atas pelanggaran yang dilakukan oleh pengguna

serta pemberian sanksi atas pelanggaran tersebut.

Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004 :83),

dinyatakan bahwa ada beberapa jenis sanksi yang dikenakan kepada pengguna

antara lain :

a. Denda

b. Sanksi administrasi, misalnya tidak boleh meminjam bahan pustaka dalam waktu tertentu

c. Sanksi akademik, berupa pembatasan kegiatan belajar-mengajar

Sanksi yang diberikan kepada pengguna yang melanggar peraturan

perpustakaan hendaknya bersifat mendidik agar mereka menyadari bahwa bahan

pustaka yang dimiliki perpustakaan juga dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan

yang lain.

Pemberian sanksi kepada pengguna dilakukan dengan prosedur yang

ditetapkan perpustakaan. Prosedur pemberian sanksi apabila terjadi pelanggaran

ialah sebagai berikut :

1. Petugas menetapkan tingkat pelanggaran pengguna

2. Berdasarkan tingkat pelanggaran tersebut, petugas menetapkan sanksinya

3. Untuk sanksi administratif, petugas langsung menyelesaikannya menurut aturan perpustakaan

(20)

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sanksi yang dikenakan

kepada pengguna Denda, Sanksi administrasi dan Sanksi akademik.

2.4.1.7 Bebas Pustaka

Untuk menjaga keutuhan koleksi secara keseluruhan, maka setiap anggota

yang telah habis masa keangotaannya atau untuk keperluan lain seperti pengguna

yang akan dipindah ke lembaga pendidikan yang lain atau bagi staf pengajar yang

akan pensiun akan diperlukan keterangan beba pinjam pustaka.

Menurut buku pedoman pelayanan sirkulasi dan referensi Perpustakaan

Perguruan Tinggi (1982 : 27), adalah sebagai berikut :

a. Pengguna yang membubuhkan tanda bukti bebas pustaka menyerahkan tanda pengenal.

b. Petugas mengambil kartu peminjaman berdasarkan nomor anggota yang tertera pada kartu peminjaman.

c. Petugas memeriksa ada tidaknya peminjaman yang belum dikembalikan pada kartu peminjam.

d. Kartu peminjam yang menunjukkan bahwa pengguna tidak mempunyai peminjaman di stempel “bebas pustaka”.

e. Petugas memeriksa tanda bukti bebas pustaka dengan identitas pengguna rangkap dua. Copi pertama diberikan kepada pengguna, copi kedua untuk pertinggal.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa Pengguna yang

membubuhkan tanda bukti bebas pustaka menyerahkan tanda pengenal, Petugas

mengambil kartu peminjaman berdasarkan nomor anggota yang tertera pada kartu

peminjaman, Petugas memeriksa ada tidaknya peminjaman yang belum

dikembalikan pada kartu peminjam.

2.4.1.8 Statistik Pengunjung

Setiap perpustakaan selayaknya mengumpulkan data statistik sebagai

bahan informasi bagi kemajuan perpustakaan yang bersangkutan. Untuk mendapat

gambaran mengenai aktivitas dan kesibukan bagian pelayanan kepada pengunjung

perlu dikumpulkan data tentang pekerjaan di bagian ini.

Pada setiap harinya pengunjung di ruang baca, jumlah bahan pustaka yang

dipinjam, dan jumlah anggota baru diacatat pada tabel statistik harian, dan pada

(21)

Pada akhir tahun bagian peminjaman memberikan laporan aktivitas tahunan yang

mencakup informasi tentang:

1. Jumlah anggota baru yang terdaftar tahun ini

2. Jumlah anggota seluruhnya

3. Jumlah buku yang dipinjam, terperinci menurut perihal

4. Jumlah pengunjung di ruang baca

Dari statistik tersebut dapat diketahui berapa jumlah anggota, pengunjung

yang datang, peminjam serta jumlah buku yang dipinjam buku di perpustakaan

tersebut.

2.4.2 Pelayanan Referensi

Pelayanan referensi adalah kegiatan kerja yang berupa pemberi bantuan

kepada pemakai perpustakaan untuk memenuhi informasi. Menurut Soeatminah

(1992:11) menyatakan bahwa pelayanan referensi adalah:

a. Salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perpustakaan yang khusus menyatakan/menyajikan koleksi referensi kepada pengguna perpustakaan

b. Suatu kegiatan pelayanan untuk membantu pengguna pengunjung perpustakaan menemukan atau mencari informasi dengan cara:

1. Menerima pertanyaan dari pengguna

2. Pengguna perpustakaan kemudian menjawab dengan menggunakan koleksi referensi

3. Memberikan bimbingan untuk menemukan koleksi referensi yang diperlukan oleh pemakai

4. Memberikan bimbingan kepada para pengguna perpustakaan tentang bagaimana menggunakan setiap bahan pustaka koleksi referensi.

Menurut Lasa H.S. (1994 : 33) menyatakan bahwa pelayanan referensi

adalah:

Kata referensi berasal dari bahasa inggris ”referensi” berarti menunjuk kepada, menyebut. Sering diartikan pula dengan awan, rujukan, sebab jenis – jenis koleksi ini sengaja dipersiapkan untuk memberikan informasi, penjelasan dalam hal – hal tertentu. Mungkin informasi itu meliputi kata, pokok masalah, tempat, pustaka, nama tokoh, petunjuk, ukuran dan lain sebagainya. Jenis koleksi ini tidak perlu dipelajari secara keseluruhan sebagaimana buku teks maupun buku fiksi

(22)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pelayanan

referensi secara umum adalah kegiatan layanan pemakai dengan cara

memberikan informasi secara langsung maupun tidak langsung kepada pengguna,

dengan mengacu atau menunjuk kepada suatu koleksi atau sumber informasi yang

ada dan dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh pengguna

perpustakaan.

Menurut Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi, (2004 : 113)

Dalam pelayanan referensi ada beberapa kegiatan yang dilakukan yaitu:

a. Memberikan informasi yang bersifat umum, baik mengenai perpustakaan yang bersangkutan pada umumnya maupun khusunya mengenai unit pelayanan referensi

b. Memberikan informasi yang bersifat spesifik/khusus atau konsultasi kepada para pustakawan di perpustakaan tersebut mengenai suatu subjek

c. Memberikan bantuan menelusur informasi sampai ditemukan informasi yang dibutuhkan para pemakai/pengunjung perpustakaan baik melalui bahan perpustakaan koleksi referensi yang bersangkutan maupun perpustakaan yang lainnya.

d. Memberikan bantuan untuk menelusur bahan perpustakaan koleksi referensi yang diperlukan oleh para pemakai/pengunjung perpustakaan dengan menggunakan katalog, bibliografi dan alat penelusuran yang lainnya

e. Memberikan bnatuan pengarahan kepada para pemakai/pengunjung perpustakaan untuk menemukan pokok – pokok bahasan pengetahuan tertentu yang terdapat didalam bahan perpustakan koleksi referensi. f. Memberikan bimbingan kepada para pemakai/pengunjung

perpustakaan untuk mengenai berbagai jenis bahan perpustakaan koleksi referensi, mengetahui bagaimana cara memilih yang tepat untuk menemukan/mencari informasi yang diperlukan.

Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004:87) agar

berjalan dengan baik, pelayanan referensi perlu memperhatikan asas berikut:

1. Adanya komunikasi yang baik antara perpustakaan dengan pengguna 2. Pertanyaan ditanggapi secara cepat dan dipahami secara tepat

3. Pengenalan menyeluruh mengenai koleksi dan fasilitas perpustakaan 4. Pemanfaatan sumber informasi, baik yang ada di perpustakaan

maupun di luar perpustakaan

(23)

Tujuan pelayanan referensi yang dikemukakan oleh (Lasa H.S. 1994:34)

sebagai berikut :

a. Membimbing pengguna jasa perpustakaan agar dapat memanfaatkan semaksimal mungkin koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan. Mereka disebut.

b. Memilih sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang tertentu.

c. Memberikan pengarahan kepada pengguna untuk memperluas wawasan mereka dalam suatu topik, subjek, karena penjelasan suatu masalah diberikan oleh beberapa sumber dengan gaya yang berbeda. d. Mendayagunakan sumber rujukan semaksimal mungkin dalam

pengembangan ilmu pengetahuan.

e. Terciptanya efisiensi tenaga, biaya, dan waktu.

Sedangkan menurut Soeatminah (1992:11) tujuan pelayanan referensi

adalah:

1. Mengarahkan pemakai/pengunjung perpustakaan menemukan informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan tepat

2. Memampuikan pemakai/pengunjung perpustakaan menelusuri informasi dengan menggunakan berbagai pilihan informasi yang lebih luas

3. Memampukan pemakai/pengunjung perpustakaan menggunakan setiap bahan koleksi referensi dengan tepat guna.

Dalam Buku Pedoaman Penyelengaraan Perpustakaan oleh Syahrial –

Pamuntjak (2000:19) menyatakan bahwa ,”Buku referensi adalah karya yang

dimaksud sebagai alat konsultasi untuk mendapatkan informasi.”

Menurut Syahrial Pamuntjak (2000:109 – 112) koleksi referensi dapat

dibedakan menurut cakupan dan jenis pertanyaan yang akan dijawab,yaitu:

a. Ensiklopedi

Cakupan isi: Memberi informasii atau uraian tentang berbagai bidang ilmu pengetahuan. Ada ensiklopedi umum dan ensiklopedi yang terbatas pada suatu subjek saja dengan memberi informasi tentang segala aspek bidang tersebut. Susunannya menurut abjad dan dilengkapi indeks Biasanya juga diberi ilustrasi.Beberapa ensiklopedi menerbitkan buku tahunan yang berisi peristiwa penting yang terjadi dalam tahun yang berlalu.

b. Kamus

Cakupan isi: Arti dan asal kata, definisi, cara pengejaan, cara pengucapan, sinonim, antonim, contoh penggunaan. Ada kamus satu bahasa dan kamus dua bahasa. Kamus dua bahasa ini memberi terjemahan darri satu kata ke kata itu dalam bahasa lain.

c. Sumber biografi

(24)

ada yang khusus memuat riwayat hidup dari kelompok orang tertentu seperti pemimpin, pengarang, orang – orang terkenal, atau orang orang seprofesi. Susunannya biasa menurut nama orang dibahas.

d. Direktori

Cakupan isi: Direktori memuat nama, alamat dan kegiatan organisasi, lembaga atau orang terkemuka dalam suatu profesi. Susunannya menurut abjad nama atau menurut suatu bagan klafikasi.

e. Buku tahunan dan almanak

Cakupan isi: Buku referen jenis ini memuat informasi mengenai kejadian yang penting, kegiatan dan perkembangan selama tahun yang baru berlalu, baik bersifat umum maupun terbatas pada suatu Negara ataupun mengenai suatu badan usaha. Umumnya delengkapi dengan statistik dan data lain.

f. Buku pedoman

Cakupan isi: Buku pedoman memuat informasi yang praktis untuk mengerjakan sesuatu, untuk belajar mengenai sesuatu atau memberi informasi umum dalam bidang tertentu.

g. Bibliografi

Cakupan isi: Bibliografi memberi informasi mengenai penerbitan, baik yang berupa buku maupun majalah. Keterangan yang diberikan adalah nama pengarang, judul, editor, nama penerbit dan tahun terbit. Ada yang bersifat umum atau nasional dan tidak terbatas pada satu bidang. Ada juga bibliografi pilihan yang isinya terbatas pada suatu bidang.

h. Indeks dan abstrak

Cakupan isi: Buku referens semacam ini memuat informasi tentang karangan majalah. Indeks hanya memberi keterangan lokasi, yaitu nama pengarang, judul karangan dan judul majalah, tahun, nomor serta halaman dimana karangan itu terdapat. Abstrak disertai sari karangan. Kedua jenis ini biasanya terbit secara berkala. Susunannya menurut subjek.

i. Penerbitan resmi

Cakupan isi: Data fakta resmi, undang – undang, peraturan, pengumuman dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.Suatu perpustakaan baik besar maupun kecil hendaknya diusahakan agar koleksi referensi itu tersedia dengan bahan pustaka yang mengandung informasi mutakhir.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan referensi

adalah Salah satu kegiatan pokok yang dilakukan perpustakaan yang khusus

menyatakan/menyajikan koleksi referensi kepada pengguna perpustakaan, Suatu

kegiatan pelayanan untuk membantu pengguna pengunjung perpustakaan

menemukan atau mencari informasi yang memiliki koleksi yaitu Ensiklopedi,

Kamus , Sumber biografi, Direktori, Buku tahunan dan almanak, Buku pedoman,

(25)

Untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pengguna, maka petugas

memerlukan koleksi referensi sebagai panduan yang sangat penting

keberadaannya didalam suatu perpustakaan .

Menurut Soeatminah (1992 : 159), suatu perpustakaan minimal harus memiliki koleksi referensi terdiri dari:

1. Kamus

Kamus digunakan untuk menjawab pertanyaan antara lain yang berkenaan dengan arti definisi kata.

2. Ensiklopedia

Ensiklopedia digunakan untuk menjawab pertanyaan mengenai arti/definisi kata atau istilah, nama orang, Negara,tempat, organisasi, dan lain.

3. Direktori

Direktori digunakan untuk menjawab pertanyaan yang berkenan dengan alamat pribadi, lembaga, organisasi, dan lain – lainnya.

4. Sumber bibliografi

Sumber bibliografi digunakan untuk menjawab pertanyaan yang berkenaan dengan riwayat hidup seseorang.

5. Sumber geografi/ilmu bumi

Sumber geografi digunakan untuk menjawab pertanyaan yang berkenaan dengan letak suatu tempat, kota, negara, dan lainnya.

6. Kumpulan indeks dan abstrak

Indeks dan abstrak digunakan untuk menjawab pertanyaan yang berkenaan dengan makalah, artikel, tulisan, dan lain – lain.

2.4.3 Pelayanan Pendidikan Pengguna

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 : 75 ),

dinyatakan bahwa pendidikan pelayanan pengguna adalah: ”Kegiatan

membingbing atau memberikan petunjuk kepada pengguna dan calon pengguna

agar mampu memanfatkan kemudahan dan pelayanan perpustakaan dengan efektif

dan efisien ”.

Pelayanan pengguna mempunyai peranan yang sangat penting, karena

tidak semua pengguna perpustakaan tahu bagaimana cara pemanfaatan

perpustakaan. Pelayanan ini sangat baik diberikan kepada pengguna perpustakaan

yang sama sekali belum tahu bagaimana cara menggunakan perpustakaan yang

(26)

Adapun tujuan pendidikan pengguna adalah untuk:

a. Meningkatkan keterampilan pengguna agar mampu memanfaatkan kemudahan dan sumber daya perpustakaan secara mandiri

b. Membekali pengguna dengan tehnik yang memadai dan sesuai untuk menetukan informasi dalam subjek tertentu

c. Meningkatkan pemanfaatan sumber daya dan layanan perpustakaan d. Mempromosikan layanan perpustakaan

e. Menyiapkan pengguna agar dapat mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi. (Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman, 2004 : 75 ).

Petugas Perpustakaan yang terlibat dalam kegiatan pendidikan pengguna adalah:

1. Pustakawan

2. Staf lain terlatih sebagai ahli dalam subjek tertentu atau dosen bidang

ilmu tertentu untuk membantu pengguna dari berbagai disiplin ilmu.

2.4.4 Silang Layan

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi oleh Dirjen

Pendidikan Tinggi (2004 : 79) dinyatakan bahwa:

Silang layan adalah kerjasama antara sejumlah perpustakaan dalam bentuk saling memanfaatkan sumber daya dan layanan informasi semua perpustakaan yang terlibat. Silang layan didasarkan pada kenyataan bahwa tidak ada perpustakaan yang mampu memenuhi semua kebutuhan penggunanya .

Dengan adanya silang layan diharapkan:

a. Perpustakaan lebih mampu memenuhi kebutuhan penggunanya

b. Fasilitas yang dimiliki perpustakaan dapat dimanfaatkan secara optimal

c. Perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi yang lebih besar dan lebih beragam daripada yang dimillikinya.

Dengan demikian bagi perpustakaan yang lebih kecil koleksinya, silang

layan ini merupakan syarat yang mutlak untuk memenuhi kebutuhan informasi

penggunanya. Keperluan silang layan ini diperlukan katalog induk artinya katalog

dari dua perpustakaan atau lebih. Dan dari katalog ini perpustakaan dapat

mengetahui bahan perpustakaan yang lain, yang tidak dimiliki dan dimana

(27)

Cara silang layan yang dapat ditempuh menurut Buku Pedoman

Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004 :79):

a. Perpustakaan menghubungi langsung perpustakaan lain

b. Perpustakaan menghubungi pusat jaringan informasi

Agar silang layan dapat berjalan dengan baik maka: 1. Ada kebutuhan dan keinginan untuk bekerjasama

2. Ada permintaan yang disampaikan dengan jelas dan cermat 3. Pelayanan deberikan dengan cepat dan tepat

4. Adanya jaminan keamanan dan kelestarian bahan perpustakaan 5. Adanya kebijakan tertulis yang dipahami dan disetujui oleh semua

peserta kerjasama. (Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi,2004 : 79)

2.4.5 Pelayanan Audio - Visual

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:71)

dinyatakan bahwa, ”Pelayanan audio – visual adalah kegiatan meminjamkan

bahan perpustakaan kepada pengguna untuk ditayangkan dengan bantuan

perlengkapan di dalam perpustakaan ”.

Adapun tujuan pelayanan audio – visual adalah untuk:

1. Menyediakan media khusus untuk tujuan pendidikan, pengajaran, penelitian dan rekreasi.

2. Memotivasi pemakai agar lebih banyak memanfaatkan fasilitas pendidikan

3. Meningkatkan kualitas penyampaian informasi dan pesan pendidikan 4. Meningkatkan daya ingat pemakai melalui bahan perpustakaan dan

pandang dengar disamping lewat bacaan (Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 2000 : 71)

Dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:87) agar

berjalan dengan baik, hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan audio – visual

adalah:

a. Pelayanan dapat dilakukan di dalam dan di luar perpustakaan b. Pelayanan dapat diberikan kepada perseorangan dan kelompok c. Pengguna adalah anggota perpustakaan

d. Katalog koleksi audio – visual diberi sandi khusus sesuai dengan jenisnya

(28)

2.4.6 Pelayanan Digital

Pada pertumbuhan yang pesat dan cepat dibidang produksi bahan – bahan

berbasis elekrtonik dan telah melahirkan ungkapan yang disebut ”digital library”.

Oleh kaena itu perpustakaan dituntut untuk dapat bersikap responsif terhadap

perubahan – perubahan yang terjadi dengan berupaya mencari cara yang efektif

dan indektif dalam memenuhi suatu harapan pengguna terhadap informasi yang

telah berkembang secara pesat, agar perpustakaan dapat terus berkembang sesuai

dengan kemajuan dan harus dapat mengembangkan dan menyediakan pelayanan

digital.

Bahan – bahan yang telah diterbitkan atau dihasilkan dalam bentuk digital

termasuk penyebaran karya pre-print oleh pakar/ahli dan pengalihan bahan- bahan

yang berbasis cetak dan pernah diterbitkan kedalam bentuk digital. Makalah –

makalah simposium atau konfrensi, jurnal dan produk multimedia lainnya. Juga

banyak juga dikembangkan dan ditawarkan dalam bentuk digital pula. Bahan –

bahan yang tergolong selama ini banyak disajikan untuk masyarakat umum

melalui internet.

Menurut Siregar dalam buku Perpustakaan: Energi Pembangunan

Bangsa (2004:58):

Internet adalah suatu jaringan internasional dari jaringan – jaringan yang menghubungkan jutaan komputer diseluruh penjuru dunia. Perkembangan teknologi dan informasi, pada perpaduan antara teknologi dan telekomunikasi yang semakin maju dan menjadi pesat. Salah satu diantaranya adalah terjadinya suatu jaringan komputer di dunia yang disebut sebagai internet.

Saat sekarang ini jaringan internet bukanlah hal yang asing lagi bagi

masyarakat. Melalui jaringan internet ini dapat tersedianya kemudahan untuk

informasi apapun dengan cepat, yang tidak hanya dalam bentuk teks dan juga

gambar. Selain itu internet juga dapat menawarkan alternatif yang baru dalam

pemerolehan informasi juga sebagai media dimana bahan digital tersedia, standar

dan teknologinya akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan

(29)

Fasilitas utama yang telah terdapat didalam internet adalah sebagai

berikut:

1. E-mail

2. Usenet Newsgroup 3. Telnet

4. Gophers 5. Wais

6. World Wide Web (WWW).Siregar, 2004 : 59)

2.4.7 Pelayanan Anak

Layanan seperti ini biasanya diselenggarakan oleh perpustakaan umum.

Sesuai dengan tugas dan fungsi perpustakaan umum yaitu memberikan pelayanan

kepada masyarakat melalui pendayagunaan koleksi bahan pustaka untuk

keperluan pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan, dan rekreasi, maka salah satu

layanan yang diselenggarakan oleh perpustakaan umum adalah layanan anak atau

juga dikenal dengan seksi anak-anak. Berbagai kegiatan disiapkan untuk

kebutuhan anak-anak dari pemilihan bahan pustaka sampai kepada pelayannya

disesuaikan untuk anak menurut usia dan selera anak-anak.

Bahan bacaan anak usia balita lebih ditekankan pada gambar (picture books) tanpa teks. Anak balita banyak tertarik pada gambar dan warna-warna yang menyolok. Setelah usia sekolah dasar anak diperkenalkan dengan huruf dan

angka. Oleh karena itu koleksi untuk anak usia ini adalah buku-buku yang banyak

gambar dan berwarna-warni, namun sudah mulai ada sedikit teks. Anak-anak

tumbuh dan berkembang sehingga mereka membutuhkan bacaan-bacaan.

Penyediaan bacaan yang tepat adalah menjadi tanggung jawab pustakawan

agar anak tertarik dan gemar membaca. Anak-anak harus menemukan kepuasan

dalam membaca, karena itu pustakawan tidak boleh mengabaikan selera anak.

Anak-anak membutuhkan bacaan hiburan, informasi, dan hal-hal yang menarik

dari lingkungannya. Televisi dan teknologi informasi telah banyak mengubah

kehidupan anak-anak modern seperti sekarang ini termasuk bahan bacaannya.

Oleh karena itu bacaan anak-anak perlu disesuaikan dengan dunia anak-anak saat

(30)

Tujuan utama dari layanan anak-anak antara lain adalah:

- Menyediakan koleksi berbagai bentuk bahan pustaka, serta

penyajiannya yang menarik perhatian anak dan mudah digunakan

- Memberikan bimbingan kepada anak-anak dalam memilih buku dan

bahan pustaka lainnya yang sesuai dengan usianya.

- Membina, mengembangkan, dan memelihara kesenangan membaca

(sebagai hobi) dan mendidik anak belajar mandiri

- Mempergunakan semua sumber yang ada di perpustakaan untuk

menunjang pendidikan seumur hidup

- Membantu anak untuk mengembangkan kecakapannya dan menambah

pengetahuan sosialnya

- Berfungsi sebagai suatu kegiatan sosial dalam masyarakat untuk

menyejahterakan anak.

Koleksi anak-anak agak berbeda dengan koleksi orang dewasa. Memilih

buku bacaan untuk anak bukanlah tugas yang mudah. Kriteria bacaan

anak-anak harus sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasannya.

Jenis layanan anak-anak di perpustakaan umum meliputi:

- Layanan membaca

Selain meminjamkan bahan pustaka anak-anak, perpustakaan umum

menyediakan layanan anak-anak Balita dan anak-anak sampai usia 12

tahun. Mereka diarahkan untuk mengembangkan imajinasi,

meningkatkan minat baca dan gemar belajar serta rekreasi yang

mendidik.

- Bimbingan membaca

Layanan ini diperlukan bagi anak-anak yang membutuhkan bacaan

khusus namun sulit untuk mendapatkannya. Anak-anak diperkenalkan

kepada buku secara bertahap yaitu dengan memberikan buku

bergambar tanpa teks. Setelah mengenal huruf mereka diberi buku

bergambar dengan teks sederhana dan mudah dibaca. Setelah lancar

membaca maka mereka diberi buku dengan teks yang lebih banyak

daripada gambar sampai kepada buku yang hanya terdiri dari teks

(31)

terencana dengan jadwal yang teratur sehingga tidak mengganggu jam

pelajaran sekolah.

- Layanan referens anak

Layanan kepada anak-anak perlu juga dilengkapi dengan layanan

referens. Anak-anak perlu diperkenalkan kepada buku-buku referens

sejak dini. Bahan referens untuk anak-anak mencakup ensiklopedia,

kamus, atlas dan lain-lain. Pustakawan yang bertugas di bagian

referens anak-anak dapat memberi bimbingan bagaimana mencari

informasi, cara menggunakan buku referens dan menjawab pertanyaan

anak-anak.

- Acara mendongeng

Layanan mendongeng ini biasanya sangat digemari anak-anak

terutama usia balita dan usia awal sekolah dasar. Pada usia ini

anak-anak memiliki rasa ingin tahu. Karena itu sangat tepat bila pada usia

ini diperkenalkan buku-buku yang sesuai dengan alam pikiran

anak-anak. Buku tersebut dapat dibacakan oleh pustakawan dengan cara

seperti mendongeng.

Pustakawan (atau dapat bekerjasama dengan guru TK atau SD) harus

menggunakan koleksi dan alat peraga yang ada di perpustakaan dalam

mendongeng. Pembawa cerita harus mempunyai pengetahuan tentang

bacaan anak-anak yang akan disampaikan.

Waktu untuk melaksanakan acara mendongeng harus disesuaikan

dengan waktu berkunjung anak ke perpustakaan, biasanya waktu libur.

Jadwal acara mendongeng tersebut harus diumumkan di bagian

pelayanan sehingga anak-anak tahu kapan mereka harus berkunjung

apabila ingin mendengarkan dongeng tersebut.

- Pertunjukan atau pemutaran film

Perpustakaan umum yang memiliki berbagai kegiatan untuk layanan

anak-anak sebaiknya melaksanakan pertunjukan film anak-anak.

Untuk menyelenggarakan acara pemutaran film ini perpustakaan dapat

bekerjasama dengan perpustakaan lain yang lebih besar yang memiliki

(32)

Saat ini pemutaran film dapat menggunakan alat pemutar VCD atau

DVD yang diproyeksikan ke layar melalui LCD proyektor. Beberapa

film anak-anak juga tersedia dalam bentuk VCD atau DVD.

Beberapa jenis film dengan tema sejarah, flora dan fauna, alam,

pengenalan tentang negara, penemuan ilmiah dan ruang angkasa dapat

menjadi pilihan untuk diputar.

2.4.8 Pelayanan Remaja

Biasanya Perpustakaan umum juga menyediakan layanan bagi anak

remaja. Perbedaan antara layanan anak-anak dengan layanan remaja, setingkat

lebih tinggi dalam menyediakan bahan pustaka yaitu yang sesuai dengan selera

anak remaja. Anak remaja berbeda dengan anak-anak balita.Anak remaja sudah

Mulai mengenal identitas dirinya sehingga perpustakaan harus menyediakan

bahan bacaan yang mengarah kepada bacaan yang dapat mendorong mereka

kreatif dan bacaan yang berisi tokoh panutan, misalnya biografi atau sejarah

tokoh-tokoh terkenal,tokoh pahlawan lain-lain.

Kemampuan remaja dalam hal meneliti, mengevaluasi dan memperkaya

apresiasi terhadap media komunikasi juga sudah mulai berkembang. Kebiasaan

membaca pada remaja seperti ini akan menjadi modal untuk terus

mengembangkan kemampuannya. Kebiasaan membaca remaja ini harus

dipelihara oleh perpustakaan dengan cara menyediakan bahan bacaan yang sesuai

dengan kebutuhan mereka. Selain bahan bacaan yang sesuai dengan selera remaja,

bahan bacaan yang harus disediakan harus pula mendukung kurikulum sekolah

baik roman, fiksi maupun non fiksi yang mencakup pengetahuan populer yang

bermanfaat bagi remaja.

2.4.9 Pelayanan Perpustakaan Keliling

Layanan Perpustakaan keliling merupakanlayanan perpustakaan keliling

merupakan layanan ekstensi atau perluasan layanan dari perpustakaan umum.

Perpustakaan keliling ini dilakukan baik melalui kendaraan darat, laut dan sungai,

bahkan melalui udara. Layanan perpustakaan keliling dilakukan dengan angkutan

(33)

perpustakaan keliling yang masih menggunakan sepeda, sepeda motor, namun

juga ada yang menggunakan bus atau truk dan sudah dilengkapi dengan komputer

yang bisa akses ke internet. Mobil perpustakaan keliling ini sekarang dikenal

dengan nama mobil library. Mobil library atau perpustakaan bergerak/keliling

sangat efektif sebagai sarana layanan perpustakaan umum. Penyelenggaraan

perpustakaan keliling ini bertujuan untuk mendekatkan koleksi kepada

pemakainya, sebab banyak pemakai yang tinggal jauh dari perpustakaan tidak

berkesempatan mengunjungi perpustakaan. Padahal mereka juga membutuhkan

layanan perpustakaan.

Menurut Sulistyo-Basuki (1993: 155) "Perpustakaan keliling merupakan

perluasan jasa sebuah perpustakaan umum untuk melayani pemakai yang tidak

terjangkau oleh perpustakaan umum tetap ( statik )".

Sedangkan dalam panduan penyelenggaraan perpustakaan keliling

(1992:4) menyatakaan perpustakaan keliling adalah:

Perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku dan lain-lain untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat yang lain yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap (Perpustakaan Umum).

Selain Pendapat di atas Ali (2006:108) mengemukakan bahwa

perpustakaan keliling adalah:

Perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku, majalah, koran, dan bahan pustaka lainnya untuk melayani masyarakat dari satu tempat ke tempat lainnya yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan umum kotamadya yang menetap.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dinyatakan bahwa

perpustakaan keliling berfungsi sebagai perpustakaan umum yang melayani

masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan perpustakaan umum dan

pelayanan mengunjungi kelurahan/desa, sekolah yang merupakan usaha

peningkatan perluasan pelayanan perpustakaan keliling dengan adanya

perpustakaan keliling maka diharapakan tidak ada lagi masyarakat yang tidak

(34)

Menurut Buku Perpustakaan dan Masyarakat (2006:43), Perpustakaan

keliling adalah:

Perluasan layanan (ekstensi) dari perpustakaan umum kabupaten/kota. Perpustakaan tersebut memberikan layanan dengan cara mengunjungi tempat tinggal atau tempat kegiatan masyarakat, dengan jadwal tertentu dan bekerja sama dengan masyarakat dan swasta (Perpustakaan dan Masyarakat.

Sedangkan Sihombing (1980:25) dalam Buku Evaluasi Perpustakaan

Umum Taraf Desa dan Perpustakaan Keliling menyatakan:

Perpustakaan keliling ialah perpustakaan dimana bahan bacaan di bawa keliling dari satu tempat ke tempat yang lain, pelayaan pada masyarakat dilaksanakan langsung ditempat di mana perpustakaan berpos, kemudian bahan bacaan yang di pinjam di bawa pulang.

Berdasarkan pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa pelayanan

perpustakaan keliling membawa koleksi perpustakaan keluar gedung perpustakaan

untuk melayani kebutuhan masyarakat secara teratur, yang tempat tinggalnya jauh

dari perpustakaan yang menetap. Sedangkan pelayanan perpustakaan keliling

langsung dengan menggunakan sarana yang telah di sediakan perpustakaan umum

Referensi

Dokumen terkait

Gedung-SKO-2014, dengan ini kami sampaikan perubahan jadwal pelaksanaan Klarifikasi dan Pembuktian Kualifikasi Dokumen Penawaran serta evaluasi terhadap Dokumen Isian Kualifikasi

Sekretariat Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja Tahun

belajar kelompok dengan menerapkan tipe Think Pair Share, peneliti tidak memperhatikan alokasi waktu sehingga akibatnya pembelajaran berlangsung lebih lama dari waktu

Dari beberapa jenis-jenis kalimat dalam bahasa Arab, terdapat jenis- jenis kalimat yang dapat disepadankan langsung dengan jenis-jenis kalimat dalam bahasa Bugis

Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah Kegiatan pada stasiun pencetakan yang mengalami kendala postur kerja pada operator yang tidak ergonomis sehingga dapat menyebabkan

Tingkat kecukupan natrium lebih (52,4%), tingkat kecukupan kalium kurang (92,2%), tingkat kecukupan magnesium kurang (38,1%) presentasenya lebih banyak pada

Penelitian diawali dengan tahapan isolasi bakteri dari 20 sampel feses asal kolon sapi bali melalui penumbuhan bakteri pada media spesifik deMann, Rogosa, Sharpe (MRS) yang

Siegel dan Marconi (dalam Hafiz, 2007) menyatakan bahwa “keuntungan dari partisipasi adalah memacu peningkatan moral dan inisiatif bagi mereka untuk mengembangkan ide dan