BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring dengan semakin tingginya tingkat pengetahuan dan kesadaran akan kebutuhan kesehatan maka semakin tinggi pula tuntutan masyarakat pada pelayanan keperawatan. Keadaan tersebut menuntun perawat pada suatu bentuk persaingan untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat akan pelayanan keperawatan, hal mana membuat perawat harus meningkatkan pelayanan keperawatan yang paripurna. Pelayanan yang berkualitas haruslah didukung oleh sumber-sumber yang memadai, antara lain sumber daya manusia yang bermutu, standar pelayanan termasuk pelayanan keperawatan yang berkualitas, disamping fasilitas yang sesuai harapan masyarakat. Agar pelayanan keperawatan senantiasa memenuhi harapan konsumen dan sesuai dengan standar yang berlaku maka diperlukan suatu pengawasan terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. Melalui pengawasan atau supervisi diharapkan perawat dapat melaksanakan asuhan yang berkualitas sesuai standar. Supervisi tersebut merupakan salah satu bentuk kegiatan dari manajemen dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan. B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah melakukan tindakan supervisi keperawatan, mahasiswa mampu mengaplikasikan peran kepala ruangan sebagai supervisor dan peran perawat primer maupun perawat associate.
2. Tujuan khusus
a. Kepala ruangan mampu mengevaluasi dan menilai kinerja perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
c. Kepala ruangan memberikan tindak lanjut (follow up) terhadap permasalahan yang dihadapi oleh perawat selama melakukan asuhan keperawatan.
d. Mampu menjalin kerjasama dan keakraban antar perawat. e. Meningkatkan kinerja perawat primer dan perawat associatc
C. MANFAAT 1. Bagi Perawat
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan perawat yang disupervisi dan meningkatkan hubungan dan suasana kerja yang lebih harmonis antara supervisor dan perawat yang disupervisi. b. Meningkatkan kemampuan perawat primer dan perawat associate
dalam menerapkan asuhan keperawatan dan mengurangi adanya kesalahan yang dilakukan perawat.
2. Bagi Institusi
Membantu menyusun pedoman atau petunjuk tentang pelaksanaan tindakan keperawatan sehingga tercipta pelayanan keperawatan professional
3. Bagi Pasien
BAB II
MATERI SUPERVISI
A. Pengertian
Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari dan memperbaiki secara bersama – sama (H. Burton, dalam Pier AS, 1997 : 20).
Supervisi keperawatna adalah kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah ketenagaan, dan perawatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Depkes, 2000).
Supervisi keperawatan adalah suatu proses pemberian sumber – sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai tujuan.
B. Tujuan supervisi
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.
C. Prinsip supervisi
1. Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi.
2. Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, keterampilan hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan.
4. Supervisi merupakan proses kerjasama yang demokratis antara supervisor dan perawat pelaksana.
5. Supervisi merupakan visi, misi, falsafah, tujuan, dan rencana yang spesifik.
6. Supervisi menciptakan lingkungan yang kondusif, komunikasi efektif, kreativitas dan motivasi.
7. Supervisi mempunyai tujuan yang berhasil guna dan berdaya guna dalam pelayanan keperawatan yang memberi kepuasaan klien, perawat, dan manajer.
D. Pelaksana Supervisi 1. Kepala ruangan :
a. Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada klien di ruang perawatan.
b. Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
c. Mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek keperawatan diruang perawatan.
2. Kepala instalasi rawat inap :
Mengawasi instalasi rawat inap dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.
3. Kepala sub. Bagian keperawatan :
E. Alur Supervisi
Kepala Sub. Bagian Keperawatan
Ka. Instalasi Rawat Inap
Kepala Ruangan
Perawat Primer
Perawat Asosiate
Kinerja perawat dan kualitas pelayanan
Supervisi
Delegasi
Keterangan :
F. Langkah-langkah Supervisi 1. Pra supervisi
a. Supevisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi b. Supervisor menetapkan tujuan
2. Supervisi
a. Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument atau alat ukur yang telah disiapkan.
b. Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukan pembinaan. c. Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi masalah
d. Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan memvalidasi data sekunder.
1) Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada.
2) Supervisor melakukan tanya jawab dengan PP dan PA 3. Pasca supervisi 3F
a. Supervisor memberikan penilaian supervisi (F – Fair). b. Supervisi memberikan Feed Back dan Klarifikasi
c. Supervisi memberikan reinforcement dan Follow up perbaikan. G. Peran Supervisor dan Fungsi Supervisi
Peran dan fungsi supervisor dalam supervisi adalah mempertahankan keseimbangan manajemen pelayanan keperawatan dan manajemen sumber daya yang tersedia.
1) Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawatan. 2) Menilai kualitas asuhan keperawatan dan pelayanan yang diberikan. 3) Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayanan.
keperawatan, bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain yang terkait. 4) Memastikan praktek keperawatan professional dilaksanakan.
b. Manajemen anggaran
Manajer keperawatan berperan aktif dalam membantu perencanaan, dan pengembangan.
Supervisor berperan dalam :
1) Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana tahunan yang tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat dicapai sesuai tujuan RS.
2) Membantu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan anggaran keperawatan.
3) Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola, Supervisi memerlukan praktek dan evaluasi yang benar agar dapat berjalan sesuai prosedur.
H. Teknik Supervisi
Proses Supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen pokok, yaitu : 1. Mengacu pada standar asuhan keperawatan
2. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk menetapkan pencapaian.
Area yang disupervisi adalah pelaksanaan asuhan keperawatan yang diberikan oleh Perawat Primer dan Perawat Associate berdasarkan standar asuhan yang telah ditetapkan.
Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara yaitu : 1. Supervisi langsung :
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung, dimana supervisor dapat terlibat dalam kegiatan, feed back dan perbaikan.
Adapun prosesnya adalah :
a. Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan didampingi oleh supervisor.
b. Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement dan petunjuk.
c. Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi yang bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki yang masih kurang. Reinforcement pada aspek yang positif sangat penting dilakukan oleh supervisor.
2. Supervisi secara tidak langsung :
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi dilapangan sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis. I. Pengorganisasian Peran
1. Peran Kepala Ruangan :
a. Sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer. b. Orientasi dan merencanakan karyawan baru.
d. Evaluasi kerja.
e. Merencanakan / menyelenggarakan pengembangan staf
f. Membuat 1- 2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang terjadi.
2. Peran Perawat Primer :
a. Menerima klien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain maupun perawat lain.
e. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu 3. Peran Perawat Associate :
BAB III
KEGIATAN SUPERVISI A. Pelaksanaan
Topik : Supervisi Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Materi : Pemasangan O2 B. Metode
1. Observasi
2. Diskusi dan tanya jawab C. Instrumen
1. Status klien
2. Instrumen supervisi 3. Alat – alat pemasangan O2 D. Struktur Pengorganisasian
Kepala ruangan : Perawat primer : Perawat asociate : Pembimbing akademik :
E. Mekanisme Kegiatan Supervisi
Tahap Kegiatan Kegiatan Waktu Tempat
Pra Pelaksana 1. PP mengucapakan Salam dan melaporkan bahwa hari ini akan ada supervisi tentang perawatan luka, Karu menyetujui PP untuk melakukan supervisi
2. Karu menanyakan cek persiapan supervisi.
3. PP menyebutkan hal-hal yang perlu dipersiapkan.
4. Karu memeriksa kelengkapan supervise meliputi alat-alat perawatan luka.
5. Kontrak waktu dengan pasien dan keluarga
5 menit Nurse station
Pelaksanaan 1. Karu, PP, dan PA menuju bed pasien untuk melaksanaka supervisi.
2. Karu memberi salam kepada klien atau keluarga dan mempersiapkan PP untuk menjelaskan supervisi.
3. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur pemasangan O2 yang akan dilaksanakan.
4. Mendelegasikan kepada PA untuk membantu pemasangan
30 menit Nurse station
O2.
5. Melakukan langkah – langkah pemasangan O2.
Post Pelaksanaan 1. Dokumentasi hasil supervisi 2. Salam penutup oleh kepala
ruangan.
5 menit Nurse Station
Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Persiapan dilaksanakan 2 hari sebelum acara dimulai dari pembuatan proposal, undangan dan berlatih role play untuk perawat primer yang akan dilakukan supervisi serta Kepala ruangan sebagai supervisor dalam kegiatan supervisi.
2. Evaluasi proses
Evaluasi dilihat berdasar kelancaran proses sesuai dengan rencana dan alur yang ada serta perawat yang bertugas sesuai perannya.
3. Evaluasi hasil
a. Perawat primer mampu melaksanakan kegiatan tindakan sesuai dengan prosedur
b. Kepala ruang mampu melakukan kegiatan supervisi sesuai dengan prosedur.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN O2
A. Pengertian
Terapi oksigen adalah salah satu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen pada inspirasi yang dapat dilakukan dengan menggunakan nasal kanul, simple mask, RBM mask dan NRBM mask.
B. Tujuan :
1. Mempertahankan dan meningkatkan oksigen 2. Mencegah atau mengatasi hipoksia
C. Indikasi :
1. Pasien yang mengalami hipoksia D. Kontraindikasi :
1. Untuk nasal kanul, pasien dengan obstruksi nasal E. Persiapan alat :
1. Tabung oksigen dengan flowmeter
2. Humidifier dan air steril hasil penyaringan
Jenis alat Konsentrasi oksigen Aliran oksigen Nasal kanula
Simple face mask Partial rebreather Non rebreather
24% - 32% 40% - 60% 60% - 80% 80% - 100%
2 – 4 lpm 6 – 8 lpm 8 – 10 lpm 8 – 10 lpm Bag. Valve mask :
Tanpa oksigen Dengan oksigen Dengan reservoir
21% udara 40% - 60% 100%
F. Pelaksanaan
Parameter Dilakukan Skor
Ya Tidak A. Tahap pra interaksi
1. Mengkaji kebutuhan klien untuk terapi oksigenasi dan verifikasi advis dokter
2. Mempersiapkan alat B. Tahap orientasi
3. Menjelaskan prosedur KET :
YA (dilakukan) : nilai 1 Tidak dilakukan : nilai 0
Bila skor <45 : kriteria kurang Bila skor 45 – 50 : kriteria cukup Bila skor 50 – 55 : kriteria baik
Perawat primer
( )
NIM.
Nganjuk, 2017
Kepala ruangan
( )
LAPORAN SUPERVISI Hari/Tanggal : Yang Disupervisi :
Supervisi :
Masalah yang ditemukan Tujuan pemecahan masalah
Rencana untuk waktu sekarang
Rencana akan datang Persiapan alat dan bahan
Persiapan
pasien/keluarga/lingkungan
Pelaksanaan tindakan
Pendelegasian tugas
Pengkajian
Pendokumentasian
Nganjuk, 2017 Kepala ruangan
( )