• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENEGASAAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENEGASAAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENEGASAAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI

DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

OLEH Reja Fahlevi

Staf Pengajar Prodi PPKn FKIP UNLAM Banjarmasin

A. PENDAHULUAN

Sejak munculnya gerakan reformasi, pemahaman Pancasila sebagai falsah dasar negara terkesan makin tersisih oleh masalah-masalah lain yang aktual dan dianggap mendesak. Dalam gerakan reformasi yang sangat mengemuka ialah masalah demokratisasi politik dan perbaikan kondisi ekonomi pada umumnya. Tanpa menyebut ideologi apapun yang menjadi acuan, gerakan reformasi terutama mengibarkan panji demokrasi dengan segala embel-embelnya. Reformasi hanya lebih terarah pada perubahan intitusi politik serta pembagian kewenangan dan kekuasaanya.

Secara teoritis, Pancasila merupakan falsafah negara (philosofische gronslag). Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara dan dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Seperti yang di utarakan oleh Soekarno Ada lima prinsip sebagai

philosofische grondslag bagi Indonesia, yaitu kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau peri-kemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial dan ketuhanan yang berbudaya.1

Sementara segala proses tersebut berlangsung, pancasila seakan-seakan terpinggrikan: Pancasila ibarat mengalami hibernasi dan tidak ada pihak yang berusaha mengguhanya. Badan pembinaan, Pendidikan Pelaksanaan Pedoman penghayatan dan Pengalaman Pancasila (BP7) yang tugasnya mengawal Pancasila dan merawat ketegaraanya melalui penyelenggaraan penataraan P4 memudar dan akhirnya sirna tanpa dipertanyakan. Kita disibukan oleh berbagai penjelmaan euphoria demokrasi. Pada tahap ini demokrasi diwujudkan sebagai “kebebasan dari dan kebebasan untuk”.

Demokrasi mendapat tafsiran sebagai hak asasi individual maupun kolektif untuk ekspresi dan aktualisasi diri. Penafsiran demokrasi sebagai kebebasan individual dan kolektif nyaris tanpa batas, sehingga kadang-kadang sulit membedakan antara mana yang “bebas” dan

(2)

mana yang “liar”. Maka mulai bermunculan suara yang menganggap demokrasi telah menyertakan proses liberalisasi yang kebablasan.

Dalam penulisan makalah ini akan membahas tentang usaha untuk merestorasi Pancasila, maka kita perlu beranjak pada beberapa kenyataan yang aktual terjadi sekarang ini. Pertama, kita berada dalam sistem kurikulum pendidikan yang sejak tahun 2003 seolah-olah menganggap Pancasila merupakan bagian yang tidak urgent untuk diajarkan dalam dunia pendidikan. Kedua, kita berada pada zaman dimana dalam aspek kehidupan pemerintahan sekarang tidak menjadikan pancasila sebagai pedoman dalam melaksanakan pemerintahan yang berkaitan dengan pembuatan kebijakan dan pembuatan peraturan perundang-undangan.

B. PENEGASAAN PANCASILA DALAM PENDIDIKAN NASIONAL

Ada beberapa catatan yang cukup menarik dalam usaha untuk merestorasi Pancasila dalam bidang pendidikan, hal ini dikarenakan ada beberapa “dosa” yang pernah dilakukan oleh pemerintah dalam usaha memperkuat Pancasila sebagai Ideologi Bangsa. Tidak bisa kita pungkiri bahwa dunia pendidikan merupakan tonggak dan harapan utama untuk kemajuan bangsa ini, sekaligus untuk menjadikan manusia Indonesia menjadi manusia yang Pancasilais. Tentu hal itu harus dimulai dan dilaksakan pada dunia pendidikan.

Hal ini tentu yang berkaitan dengan konten muatan kurikulum dan bahan ajar yang tentunya menjadi amunisi utama dalam dunia pendidikan. Penulis bukan bermaksud untuk kembali ke “romantisme” masa lalu yang menunjukan pada awalnya pelaksanaan Pancasila sebagai Ideologi bangsa dan negara melalui lembaga BP 7 dan program P4 yang mulanya secara konsisten menggambleng karakter generasi muda untuk menjadi manusia yang Pancasilais. Namun sayang dikemudian hari lembaga dan program itu hanya dijadikan sebagai alat indoktrinisasi oleh penguasa saat itu. Tentunnya pikir penulis adalah bahwa ada sisi positif dan negatif dari keberadaan lembaga BP 7 dan program P4 saat itu.

(3)

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) seperti yang tercantum dalam kuriklum CBSA tahun 1994 diganti dengan hanya menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Di sini terllihat jelas bahwa ketika era reformasi awal membincang Pancasila dianggap merupakan segala sesuatu yang tidak urgent untuk dibincangkan apalgi di implementasikan, karena saat itu bangsa kita lebih terfokus pada permasalahan demokratisasi politk dan perbaikan ekonomi tanpa menyebut ideologi apa yang menjadi acuan.

Begitu pula ketika kurikulum 2003 berganti dengan kurikulum 2006 sama saja pendidikan Pancasila pun juga tetap tidak dihadrikan dalam bentuk mata pelajaran yang terintegrasi maupun yang berdiri sendiri. Baru pada kurikulum 2013 Pendidikan Pancasila dihadirkan dan disajikan terintegrasi kembali dengan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan berubah menjadi mata pelajaran PPKn. Tetapi setelah ditelisik ternyata muatan konten materinya pun hanya sedikit saja yang membahas mengenai Pancasila dan bahkan dalam pembahasaanya pun lebih banyak membahas Sejarah (history) Pancasila dijadikan sebagai ideologi. Sedangakan materi untuk penghayatan, pemaknaan dan pemahaman untuk memperkuat Pancasila sebagai Ideologi bangsa masih sangat minim.2

Untuk itu pada tulisan makalah ini penulis mencoba untuk memberikan solusi yag mudah-mudahan bisa diterima oleh pemerintah, usul yang pertama, penulis meminta kepada pemerintah agar meninjau kembali konten undang-undang No 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang tidak ada satu subtansi pun yang membahas tentang Pendidikan Pancasila di dalamnya. Kemudian yang kedua, agar dibentuknya lembaga maupun program yang layaknya bertugas untuk memberikan pemahaman mengenai Pancasila dengan disesuikan dengan konten zaaman dan hukum. Sebenarnya dalam beberapa tahun belakangan pemerintah sudah menggodok sebuah program yang dinamakan dengan “Bela Negara” penulis rasa program tersebut bisa dioptimalisasikan sebagai wahana untuk memberikan penghayatan dan pemahaman mengenai Pancasila sebagai Ideologi bangsa terhadap generasi muda.

2Mohahmad Noor Syam, Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila, USAHA NASIONAL,

(4)

C. PANCASILA SEBAGAI SUMBER DAN DASAR MORAL

Makna konsekuensi Pancasila sebagai sumber dan dasar moral baik formal maupun fungsional :

1. Pancasila adalah dasar negara atau filsafat negara RI

2. Pancasila adalah norma dasar dan norma tertinggi di dalam negara RI

3. Pancasila adalah ideologi Negara, ideologi Nasional Indonesia

4. Pancasila adalah identitas dan karakteristik bangsa Indonesia atau kepribadian Nasional

5. Pancasila adalah jiwa dan kepribadian bangsa, pandangan hidup (keyakinan bangsa) yang menjiwai.

Selain itu pancasila sebagai sumber dan dasar moral adalah :

1. Filsafat Negara Pancasila

2. Asas-asas dan nilai-nilai dasar ontologis, epistemologis dan axiologis Pancasila

3. Wawasan nasional masyarakat dan negara

4. Wawasan (nasional) kependidikan, terutama tripusat pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat; tanggung jawab kependidikan oleh keluarga, masyarakat dan Negara/pemerintah;

5. Wawasan Manusia Pancasila, yang perwujudannya ialah manusia Indonesia seutuhnya (MIS), manusia berkualitas

Moral merupakan salah satu cabang dari ilmu filsafat yang dinamakan aksiologis. Aksiologis ialah ilmu yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia yang dilakukan secara sadar. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang telah disahkan sebagai Dasar Negara adalah merupakan kesatuan utuh nilai – nilai budi pekerti atau moral. Oleh karena itupancasila dapat disebut sebagai moral bangsa Indonesia.3

(5)

Secara etimologis pancasila berarti lima asas kewajiban moral. Yang dimaksud dengan moral adalah keseluruhan norma dan pengertian yang menentukan baik atau buruknya sikap dan perbuatan manusia. Pancasila merupakan dasar negara dan sekaligus ideologi bangsa, oleh sebab itu nilai – nilai yang tersurat maupun yang tersirat harus dijadikan landasan dan tujuan mengelola kehidupan negara, bangsa, maupun masyarakat.

Etika politik pancasila mengamanatkan bahwa pancasila sebagai nilai – nilai dasar kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat harus dijabarkan dalam bentuk perundang – undangan, peraturan atau ketentuan yang dibuat oleh penguasa. Rumusan pancasila yang otentik dimuat dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4.

D. SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL PANCASILA

1. Sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa serta berakhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.

2. Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan.

3. UU No 20 Tahun 1989 tentanf sistem pendidikan nasional tidak memadai lagi dan perlu diganti serta perlu disempurnakan agar sesuai dengan amanat perubahan UUD negara republik indoensia 1945.

4. Berdasarkan poin 3 , maka disempurnakan dan diganti dengan UU nomor 20 tahun 2003. Sistem pendidikan nasional merupakan usaha dan lembaga yang menjamin pengalaman, pengambangan dan pelestarian pancasila secara mantap dan berkesinambungan.

(6)

C. KESIMPULAN

Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian nasional yang menjelma dalam UUD1945 secara yuridis konstitusional wajib dijelmakan didalam jiwa dan kepribadian warga negara melalui PMP sebagai subyek pengamal. Karenanya pancasila berfungsi pula sebagai dasar, tujuan, dan isi pokok sistem pendidikan nasional. Prisnsip ini baru lengkap bila sistem pendidikan nasional pancasila itu dijiwai nilai pancasila sebagai asas kerohaniannya. Asas kerohanian sisitem pendidikan nasional ialah filsafat pendidikan, yakni filsafat pendidikan pancasila, yang menjelma dalam sistem pendidikan nasional pancasila.

Bangsa Indonesia mempepunyai Pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Nilai dan norma yang terkandung di dalamnya merupakan keinginan dari bangsa Indonesia yang harus diamalkan. Pengalaman Pancasila secara subjektif akan memperkuat pengalaman Pancasila secara objektif. Pengalaman Pancasila ini harus dilakukan dalam berbagai bidang kehidupan di negara Indonesia agar Pancasila benar-benar berperan sebagaimana fungsinya dan kedudukanya agar supaya tujuan serta cita-cita bangsa dapat terwujud.

D. DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, 2013. Negara Kebangsaan Pancasila.Yoyakarta : Paradigma.

M. Fachari Adnan, Dkk,2003. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi,. Padang. UNP Press.

Mohahmad Noor Syam. 1986. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila. Surabaya. Usaha Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Cara penyampaian pelajaran dengan cara satu arah akan menimbulkan kebosanan bagi siswa, karena siswa akan menjadi pasif (bersifat menerima saja) tentang apa yang

Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bagian dan. mempersiapkan penyusunan

Pemetaan Topografi Dari Udara Areal Tambang Batubara Kalimantan Tengah (2013) Permintaan Personal untuk Perencanaan lokasi tambang batubara Produk untuk :. Citra

[r]

Dengan surat ini kami sampaikan kepada Bapak/Ibu kepala sekolah, bahwa untuk menambah pengetahuan serta wawasan dan juga pengalaman yang berkaitan dengan ilmu

Seperti yang dikemukakan oleh Prabowo di Amigos Café, Mega Kuningan Jakarta, Selasa 31 Maret malam, bahwa keputusan yang diambil oleh Mahkamah Konstitusi bahwa quick count

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu

Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kegiatan kewirausahaan budidaya jamur tiram putih ( ฀leurotus ostreatus ) sangat menguntungkan untuk dikembangkan di Kecamatan