• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMITRAAN PENDID IKAN AUSTRALIA INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEMITRAAN PENDID IKAN AUSTRALIA INDONESIA"

Copied!
310
0
0

Teks penuh

(1)

K

EMITRAAN

P

ENDIDIKAN

A

USTRALIA

I

NDONESIA

K

ONTRIBUSI BAGI

P

ROGRAM

P

ENDUKUNG

S

EKTOR

P

ENDIDIKAN

(ESSP)

P

EMERINTAH

I

NDONESIA

M

ANUAL

P

ROSEDUR

untuk

S

ISTEM

N

ASIONAL

P

ENGEMBANGAN

K

EPROFESIAN

T

ENAGA

K

EPENDIDIKAN

E

DISI

P

ERTAMA

V

ERSI

2.0

J

UNI

2014

(2)

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 i

CATATAN MANUAL PROSEDUR VERSI 2.0

Dalam Manual Prosedur yang diperbaharui ini (Versi 2.0):

 Terdapat perubahan kecil mengenai perubahan istilah/terminologi yaitu perubahan

istilah AusAID menjadi DFAT di bagina-bagian yang relevan

 Membenarkan kesalahan-kesalahan kecil pada teks dan lampiran

 Menambahkan P4TK BOE Malang sebagai Instansi Pelaksana

 Memperbaharui informasi kontak Umpan Balik dan Pengaduan ProDEP

 Memperbaharui Kerangka Penilaian Kinerja atau Performance Assessment

Framework (PAF) (lampiran 4)

 Versi yang diperbaharui ini memuat Rencana Manajemen Risiko ProDEP (Lampiran

5)

 Memperbaharui format pelaporan dan perencanaan ProDEP untuk mengakomodasi

kebutuhan informasi PAF yang telah diperbaharui

(3)

__________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... I

DAFTAR ISTILAH ... VIII

KATA PENGANTAR ... XI

1. UMUM ... 1

1.1 PENDAHULUAN ... 1

1.2 KEMITRAAN PENDIDIKAN DAN PRIORITAS RENSTRA ... 1

1.3 GAMBARAN UMUM TENTANG PRODEP ... 2

1.4 CAKUPAN DAN BATASAN ... 3

1.5 KERANGKA HUKUM ... 5

1.6 TATA KELOLA ... 6

1.7 PENGELOLAAN ... 6

1.8 PENGELOLAAN KEUANGAN DAN AUDIT ... 7

1.9 MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ... 7

2. PENGELOLAAN & TATA KELOLA ... 9

2.1 TATA PRODEP ... 9

2.2 MANAJEMEN ... 10

2.3 PENGELOLAAN PRODEP DI KEMENTERIAN AGAMA (KEMENAG) ... 13

3. PELAKSANAAN PRODEP - PENGEMBANGAN KEPROFESIAN TENAGA KEPENDIDIKAN ... 15

3.1 PENDAHULUAN ... 15

3.2 PROGRAM PENGEMBANGAN KAPASITAS PENDIDIKAN PEMERINTAH DAERAH (PPKPPD) ... 16

Gambaran Umum Kegiatan ... 16

Tanggung-Jawab Pengelolaan ... 18

Cara Pelaksanaan ... 19

Peserta dan Sasaran ... 19

Pelatih ... 20

3.3 PROGRAM PENDAMPINGAN KEPALA SEKOLAH OLEH PENGAWAS SEKOLAH (PPKSPS) ... 21

Gambaran Umum Kegiatan ... 21

Tanggung-Jawab Pengelolaan ... 22

Modalitas Penyampaian ... 24

Peserta dan Sasaran ... 24

Pelatih ... 24

3.4 PROGRAM PENYIAPAN CALON KEPALA SEKOLAH (PPCKS) ... 24

Gambaran Umum Kegiatan ... 24

Tanggung-Jawab Pengelolaan ... 26

Moda Penyampaian PPCKS ... 28

Peserta dan Sasaran PPCKS ... 28

Pelatih dan Asesor untuk PPCKS ... 29

3.5 PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN UNTUK KEPALA SEKOLAH / MADRASAH (PKB KS/M) ... 29

Gambaran Umum Kegiatan ... 29

Tanggung Jawab Pengelola ... 31

Moda Penyampaian PKB ... 33

Peserta dan Sasaran PKB ... 33

Pelatih, Mentor dan Penilai PKB ... 33

4. PROSEDUR KEUANGAN ... 34

4.1 PROSEDUR REKENING KHUSUS ... 34

4.2 PROSEDUR PEMBAYARAN DAN PENCAIRAN REKENING KHUSUS ... 38

4.3 PENGELUARAN YANG MEMENUHI PERSYARATAN ... 44

Pendahuluan ... 44

(4)

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 iii

Pengeluaran yang Tidak Memenuhi Persyaratan ... 45

Anggaran Pengeluaran yang Memenuhi Persyaratan ... 45

Rincian Pengeluaran yang Disetujui... 46

Keharusan Melampirkan Bukti Pembayaran ... 48

Bunga Bank yang didapat ... 48

Biaya Bank ... 48

Pengembalian Dana Hibah ... 48

4.4 PELAPORAN KEUANGAN ... 49

Gambaran Umum ... 49

Format... 49

4.5 TINDAK KECURANGAN DAN KORUPSI ... 66

Pendahuluan ... 66

Definisi Tindak Kecurangan ... 66

Pelaporan Tindak Kecurangan ... 67

Penyelidikan Dugaan Kecurangan ... 70

5. PENGADAAN ... 75

5.1 PENDAHULUAN ... 75

5.2 NILAI UNTUK UANG YANG DIKELUARKAN(VALUE FOR MONEY) ... 75

5.3 RENCANA PENGADAAN ... 76

5.4 PROSES PENGADAAN ... 77

5.5 PRINSIP-PRINSIP UMUM PROSES SELEKSI TENDER ... 77

5.6 PRAKTEK PENGADAAN YANG TIDAK KONSISTEN ... 78

6. MONITORING , EVALUASI, DAN AUDIT ... 79

6.1 GAMBARAN UMUM... 79

6.2 OUTCOMES (HASIL/DAMPAK) DAN OUTPUTS (KELUARAN) ... 80

6.3 PERAN DAN TANGGUNG-JAWAB ... 80

6.4 PROSEDUR MONITORING DAN EVALUASI ... 81

6.5 PELAPORAN ... 83

6.6 AUDIT INDEPENDEN ... 83

Pendahuluan ... 83

Penentuan Waktu Audit Reguler... 84

Persiapan untuk Audit ... 84

Tujuan Audit ... 85

Kegagalan menyediakan Laporan Keuangan yang Belum Diaudit ... 87

7. MEKANISME PENANGANAN UMPAN BALIK DAN KELUHAN ... 88

7.1 PENDAHULUAN ... 88

7.2 PRINSIP MEKANISME UMPAN BALIK DAN SISTEM PENANGANAN KELUHAN ... 89

7.3 INFORMASI MENGENAI PEMBERIAN UMPAN BALIK ATAU PENGAJUAN KELUHAN ... 90

7.4 MEKANISME UNTUK PENANGANAN UMPAN BALIK ... 94

7.5 MEKANISME PENANGANAN KELUHAN – SISTEM PENANGANAN KELUHAN ... 94

Prosedur untuk Penilaian dan Penyelidikan ... 95

Pelaporan dan Tindak Lanjut ... 96

Penghentian Kasus ... 97

8. PERENCANAAN DAN PELAPORAN ... 99

8.1 PENDAHULUAN ... 99

8.2 RENCANA KERJA TAHUNAN ... 99

8.3 LAPORAN TAHUNAN PRODEP ... 99

8.4 LAPORAN KEMAJUAN ... 100

8.5 JADWAL PERENCANAAN DAN PELAPORAN ... 100

(5)

__________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 iv

10. PROTOKOL KOMUNIKASI ... 103

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perjanjian Hibah

Lampiran 2 Daftar Kabupaten/Kota yang disepakati Lampiran 3 Daftar Instansi Pelaksana

Lampiran 4 Konsep Dasar Kerangka Penilaian Kinerja untuk Inisiatif (ProDEP) Lampiran 5 Konsep Dasar Rencana Manajemen Resiko

Lampiran 6 Formulir Pelaporan Keuangan

Lampiran 7 Formulir Pelaporan Tindak Kecurangan Lampiran 8 Daftar Isian Penyelidikan Tindak Kecurangan

Lampiran 9 Kerangka Acuan Kerja bagi Pejabat Penanganan Keluhan Lampiran 10 Formulir Pengajuan Keluhan

Lampiran 11 Ringkasan Laporan dari Status Keluhan Lampiran 12 Formulir Pelaporan per Kuartal

Lampiran 13 Formulir Pelaporan Tahunan untuk Inisiatif (ProDEP) Lampiran 14 Format Rencana Kerja Tahunan

(6)

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 v

AKRONIM DAN SINGKATAN

AEPI Australia’s Education Partnership with Indonesia

Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia

APBD District Budget (Local Government Budget)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

APBN National Budget Anggaran Pendapatandan Belanja Negara

AUD Australian Dollar Dolar Australia

AusAID Australian Agency for International Development

Badan Australia untuk Pembangunan Internasional

Badan PSDMPK& PMP

The Board of Education and Culture Human Resources Development and Education Quality Assurance

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikandan Kebudayaan dan Penjaminan MutuPendidikan (Badan PSDMPK&PMP) Bappenas Board of National Planning and

Development

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

BDK MoRA Training Centres Balai Diklat Keagamaan

BEAP Basic Education Access Planning Perencanaan Akses Layanan Pendidikan Dasar (PALDIKDAS)

BOS School Operational Fund Biaya Operasional Sekolah BPR Micro Finance Bank Bank Perkreditan Rakyat

CPD Continuing Professional Development PengembanganKeprofesianBerkelanjutan

DFAT Department of Foreign Affairs and

Trade (Government of Australia)

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Pemerintah Australia

DPH Sub Direktorat Loan and Grant Direktorat Pinjaman dan Hibah ECDLG Education Capacity Development for

Local Government

Pengembangan Kapasitas Pendidikan bagi Pemerintah Daerah

EE Eligible Entity Instansi Pelaksana

EP Education Partnership Kemitraan Pendidikan

ESSP Education Sector Support Program Program Pendukung Sektor Pendidikan GER Gross Enrolment Rate Angka Partisipasi Kasar(APK)

GoA Government of Australia Pemerintah Australia

GOG Governance Oversight Group Tim Pegendali dan Tata Kelola GoI Government of Indonesia Pemerintah Indonesia

IG Inspector General Inspektur Jenderal HRMD Human Resource Management

Development (module)

Manajemen & Pengelolaan SumberDayaManusia (modul)

KKKM Madrasah Principal Working Group (for Primay and Early Childhood)

(7)

__________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 vi

KKKS Principal Working Group (for Primary and Early Childhood)

Kelompok Kerja Kepala Sekolah

KORWAS Supervisor Coordinator Koordinator Pengawas

KPPN State Treasury Service Agency Kantor PelayananPerbendaharaan Negara LKPP Government Institute Procurement

Policy for Goods and Services

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

LPMP Education Quality Assurance Institutions

Lembaga PenjaminanMutuPendidikan

LPPKS Institute for the Development and Empowerment of School Principals

Lembaga Pengembangandan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah

M&E Monitoring and Evaluation Monitoring dan Evaluasi MIS Management Information System Sistem Informasi Manajemen MKKM Madrasah Principal Working Group

(for Secondary)

Musyawarah Kerja Kepala Madrasah

MKKS Principal Working Group (for Secondary)

Musyawarah Kerja Kepala Sekolah

MoEC Ministry of Education and Culture Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan MoF Ministry of Finance Kementerian Keuangan

MoHA Ministry of Home Affairs Kementerian Dalam Negeri MoRA Ministry of Religious Affairs Kementerian Agama

NES National Education Standards Standar Nasional Pendidikan PD Professional Development Pengembangan Keprofesian

PDP Professional Development Program Program-program Pengembangan Keprofesian (PPK)

PDNA Professional Development Needs

Analysis

Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK)

PiC Person-in-Charge Penanggung-Jawab (PENJAB)

PKN Directorateof Cash Management Direktorat Pengelolaan Kas Negara POKJAWAS Supervisor Working Group (MoRA) Kelompok Kerja Pengawas (Kemenag) PPP Principal Preparation Program Program Penyiapan Calon Kepala Sekolah

(PPCKS)

PPMP Centre for Education Quality

Assurance

Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan

P4TK Centre for Development and

Empowerment of Teachers and Education Personnel

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik danTenagaKependidikan

POM Performance Oversight and Monitoring Pengawasan dan Monitoring Kinerja

ProDEP Professional Development for

Education Personnel

(8)

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 vii

Pusbang Tendik

Centre for Development of Education Personnel

Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan

RKBI Bank Statement Rekening Khusus Bank Indonesia

RM Reserve Money Uang Persediaan (UP)

SA Special Account Rekening Khusus

SPD Supervisor Professional Development Program Pendampingan Kepala Sekolah oleh Pengawas

Sekolah (PPKSPS)

SDTOG Staff Development Technical Oversight Group

Tim Pengendali Teknis Pengembangan Kompetensi Tenaga Kependidikan

SP&FM Strategic Planning & Financial

Management (module)

Rencana Strategis dan Pengelolaan Keuangan (modul)

SP2D Fund Release Order Letter Surat Perintah Pencairan Dana

TOG Technical Oversight Group Tim Pengendali Teknis

ToR Terms of Reference Kerangka Acuan Kerja

ToT Training of Trainers Pelatihan Bagi Pelatih

(9)

__________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 viii

DAFTAR ISTILAH

Complaint Keluhan Sebuah ekspresi ketidakpuasan atau keluhan, yang diungkapkan dalam bentuk apa pun, tentang kualitas atau biaya pelayanan, tindakan atau tidak adanya tindakan, atau perilaku yang salah terkait dengan kegiatan atau proses Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan, dan yang dapat mempengaruhi individu, sekelompok orang atau institusi. Keluhan ini dapat menjadi indikator adanya penipuan, upaya penggelapan atau penipuan yang direncanakan.

Metode pembelajaran dan pengembangan yang terencana, berkelanjutan dan sistematis, yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap profesional dari kepala sekolah dan madrasah dalam rangka meningkatkan manajemen dan kepemimpinan sekolah/madrasah.

Educational Personnel

Tenaga Kependidikan Guru dalam naungan Kemdikbud (untuk PPCKS), kepala sekolah/madrasah yang sudah menjabat, pengawas sekolah/madrasah yang sudah menjabat, personil kantor Dinas Pendidikan Kemdikbud dan Kanwil/Kantor Kemenag yang bertanggung-jawab atas dukungan pengembangan dan pengelolaan terhadap sekolah dan madrasah di provinsi dan kabupaten/kota.

Education Officials Pejabat Pendidikan Tenaga kependidikan di kabupaten dan provinsi yang bertanggung-jawab atas manajemen dan tata kelola sekolah/madrasah

Eligible Entities Instansi Pelaksana Institusi pemerintah di bawah naungan Kemdikbud yang disetujui oleh SDTOG untuk menerima dan mengelola dana Hibah yang diperuntukkan bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan Inisiatif (ProDEP).

Executing Agency Instansi Penanggungjawab Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMPK&PMP) di Kemdikbud yang memiliki tanggung jawab utama atas pengelolaan dan pelaksanaan Inisiatif (ProDEP).

Eligible Expenses Pengeluaran yang Memenuhi Persyaratan

Pengeluaran-pengeluaran yang dapat dibiayai dari dana Hibah, sebagaimana didefinisikan dalam Perjanjian Hibah dan Pasal 4.3 dari Manual Prosedur ini.

(10)

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 ix

Initial Deposit Deposit Awal Dana awal yang ditempatkan pada Rekening Khusus oleh donor. Hal ini didasarkan pada permintaan yang dibuat oleh Bendahara Umum Negara atau Perwakilan

Bendahara Umum Negara yang ditunjuk, untuk membayar biaya pada jangka waktu tertentu atau dalam jumlah sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian Hibah. Initiative ProDEP/Initiative Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan

(ProDEP), termasuk program-program pengembangan keprofesian dan serta kegiatan-kegiatan pembelajaran terkait yang telah disepakati.

Fraud or

Fraudulent Activity

Kecurangan atau Tindak Kecurangan

Secara tidak jujur mendapatkan manfaat, atau

menyebabkan kerugian, dengan cara penipuan atau cara lain dan termasuk dugaan penipuan, tuduhan tindak kecurangan maupun percobaan penipuan.

Learning Activities Kegiatan-Kegiatan Pembelajaran

Pelatihan atau pengalaman pengembangan keprofesian yang telah direncanakan, melalui sebuah Program Pengembangan Keprofesian yang didanai berdasarkan Perjanjian Hibah.

Per Diem Per diem Uang Harian yang dibayarkan, berdasarkan regulasi Pemerintah Indonesia, selama perjalanan dinas ke luar kota.

Serangkaian kegiatan-kegiatan pembelajaran terintegrasi yang dirancang dan dilaksanakan dengan sasaran sebuah kelompok tenaga kependidikan -- PPCKS, PKB-KS/M, PPKSPS, PKPPD.

Quality Assurance Penjaminan Mutu Serangkaian system dan proses yang terkait untuk mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan data tentang relevansi, validitas, realibilitas, efisiensi, efektifitas dan dampak dari berbagai kegiatan, proses dan sistem. Penjaminan mutu:

 menyediakan data dan informasi untuk perencanaan dan pengambilan keputusan berbasiskan bukti

 mengindentifikasi bidang-bidang pencapaian dan prioritas untuk ditingkatkan

 membantu membangun budaya perbaikan terus-menerus

Penjaminan Mutu berkontribusi terhadap Peningkatan Mutu Risk Risiko Kemungkinan suatu peristiwa atau kegiatan akan

berdampak pada sebuah organisasi, yang mempengaruhi (secara negatif atau positif) pencapaian tujuan bisnis dan hasil organisasi itu.

Satker or Work Unit

(11)

__________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 x

Social Inclusion Inklusi Sosial Sebuah masyarakat inklusi secara sosial didefinisikan sebagai masyarakat dimana semua orang merasa dihargai, perbedaan mereka dihormati, dan kebutuhan dasar mereka dipenuhi sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dan hidup secara terhormat.

Special Account Rekening Khusus Satu rekening yang dibuka oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Republik Indonesia semata-mata untuk tujuan menerima dana Hibah untuk Inisiatif -- Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan, dan tidak

diperbolehkan menampung pendanaan dari sumber lain atau untuk peruntukan yang lain.

Value for Money Nilai manfaat Prinsip nilai manfaat uang sesuai dengan yang ada di dalam PERPRES 54/2010 dan penentuan nilai manfaat uang perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

a. harga yang dibayarkan; b. kesesuaian barang atau jasa; c. mutu barang dan jasa;

d. biaya yang dikeluarkan selama masa penggunaan termasuk biaya perbaikan, pemeliharaan dan layanan;

e. sumber daya yang digunakan, kesesuaian dengan tujuan, ketepatan waktu penghantaran dan layanannya;

(12)

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 xi

KATA PENGANTAR

Manual Prosedur ini telah dipersiapkan oleh Pemerintah Indonesia, dengan bantuan teknis dari pihak kontraktor yang dipekerjakan oleh AusAID. Manual Prosedur ini akan digunakan oleh para pejabat di tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan sistem Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan (disebut juga sebagai ProDEP atau Inisiatif) serta kegiatan-kegiatan pengembangan keprofesian terkait. Pengembangan keprofesian bagi para calon kepala sekolah, kepala sekolah/madrasah, pengawas, pejabat pendidikan kabupaten/kota dan provinsi ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pengelolaan pendidikan di sekolah-sekolah dan madrasah-madrasah di seluruh Indonesia. Pengembangan sistem nasional bagi Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan berikut perancangan dan pelaksanaan masing-masing program pengembangan keprofesian beserta kegiatan-kegiatan pembelajaran terkait akan didanai oleh Pemerintah Australia melalui DFAT, berdasarkan Perjanjian Hibah yang telah ditandatangani oleh kedua negara pada tanggal 4 Juli 2013.

Program pengembangan keprofesian, yang akan dilaksanakan dari tahun 2014 hingga tahun 2016 diperuntukkan kurang lebih 105.000 tenaga kependidikan di seluruh provinsi di Indonesia yang mencakup 250 kabupaten/kota. Program tersebut telah dirancang untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah/madrasah yang telah ada dan mempersiapkan para calon kepala sekolah untuk menempati posisi kepala sekolah. Selain itu, program tersebut juga akan mengembangkan keahlian dan pengetahuan para pengawas, serta pejabat pendidikan kabupaten/kota dan provinsi, untuk memungkinkan mereka mampu mendukung kepala sekolah/madrasah dan sekolah/madrasah secara lebih efektif. Program pengembangan keprofesian ini telah dikembangkan dengan mengacu kepada beberapa peraturan pemerintah Indonesia yang terkait, termasuk Standar Nasional Pendidikan.

Manual Prosedur ini memberikan gambaran umum tentang Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia (Kemitraan Pendidikan) dan Program Pendukung Sektor Pendidikan atau Education Sector Support Program (ESSP). Di sini dijabarkan program-program pengembangan keprofesian dan ditetapkan prosedur-prosedure operasional yang berkaitan dengan persiapan dan pelaksanaan Inisiatif (ProDEP). Manual ini juga mencakup informasi tentang tata cara monitoring dan evaluasi, prosedur penanganan keluhan, dan hal-hal yang berkaitan dengan hubungan masyarakat serta visibilitas.

Manual Prosedur ini akan menjadi acuan penting dalam pelaksanaan program ProDEP yang efisien dan efektif berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Manual ini akan membantu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) di dalam melaksanakan program pengembangan keprofesian yang bermutu tinggi secara nasional dan akan berkontribusi pada pengembangan system yang akan memungkikan sekitar 293.000 kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah, dan pejabat pendidikan kabupaten/kota untuk mengakses program pengembangan keprofesian.

(13)

__________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 xii

pelaporan. Versi yang telah diperbaharui ini telah dikaji dalam pertemuan Tim Pengendali

Teknis Pengembangan Kompetensi Tenaga Kependidikan atau Staff Development Technical

Oversight Group (SDTOG) pada Juni 2014.

Jakarta, 20 Juni 2014

(14)

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 1

1.

UMUM

1.1 Pendahuluan

1.1.1 Dokumen ini merupakan edisi pertama dari Manual Prosedur yang berkaitan

dengan Perjanjian Hibah (dilampirkan sebagai Lampiran 1) untuk mendukung

Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan (Professional Development for

Education Personnel/ProDEP) di bawah program Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia (Kemitraan Pendidikan), sebagai kontribusi terhadap Program Pendukung Sektor Pendidikan (ESSP).

1.1.2 Manual Prosedur ini adalah dokumen aktif yang bisa diharapkan akan terus

disempurnakan dan berkembang untuk memasukkan pembelajaran yang didapatkan dan prioritas-prioritas baru yang disepakati antara Pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia. Setiap perubahan dalam dokumen tersebut harus disahkan dan disetujui oleh Tim Pengendali Teknis Pengembangan Kompetensi

Tenaga Kependidikan (Staff Development Technical Oversight Group/SDTOG)

sebelum bisa diberlakukan.

1.1.3 Jika ada konflik penafsiran antara Manual Prosedur ini dengan Perjanjian Hibah

untuk Pengembangan Keprofesian Tenaga Pendidikan (yang disebut sebagai Inisiatif atau ProDEP) atau dengan Perjanjian Subsidi Kemitraan Pendidikan, maka ketentuan pada Perjanjian Hibah tersebut (atau pada Perjanjian Subsidi, apabila demikian yang terjadi) akan dianggap sebagai yang berlaku.

1.1.4 Manual Prosedur ini ditulis dalam bahasa Inggris dan telah diterjemahkan ke dalam

Bahasa Indonesia. Jika ada konflik penafsiran antara versi Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, maka versi Bahasa Inggris akan dianggap sebagai yang berlaku.

1.1.5 Informasi yang disajikan di dalam Manual Prosedur ini dilengkapi dengan Manual

Pengadaan, dan rincian selanjutnya terdapat pada petunjuk-petunjuk pelaksanaan, rencana dan anggaran kegiatan yang dikembangkan oleh Kemdikbud untuk mengarahkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan ProDEP

1.2 Kemitraan Pendidikan dan Prioritas RENSTRA

1.2.1 Dana hibah sebesar lima ratus dua puluh empat juta dollar Australia (Aus $

524.000.000) untuk Kemitraan Pendidikan bertujuan untuk membantu Pemerintah Indonesia mencapai beberapa prioritas-prioritas Rencana Strategis Pendidikan (RENSTRA) periode 2010-2014.

1.2.2 Kemitraan Pendidikan terdiri dari empat komponen:

Komponen 1: Pembangunan dan/atau perluasan sekolah menengah pertama

Komponen 2: Pengelolaan sekolah dan kabupaten/kota – Mutu Pendidikan

Komponen 3: Akreditasi Madrasah

(15)

__________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 2

1.2.3 Prioritas RENSTRA utama yang akan ditargetkan dan didukung dalam ProDEP

adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan keprofesian dan kompetensi tenaga kependidikan

b. Peningkatan sistem dan proses manajemen pendidikan

1.3 Gambaran Umum tentang ProDEP

1.3.1 ProDEP akan dilaksanakan dari tahun 2013 hingga 2016 dan memiliki anggaran

hingga sebesar Seratus Sepuluh Juta Dolar Australia (Aus $ 110.000.000).

1.3.2 Tujuan dari ProDEP adalah untuk membantu Pemerintah Indonesia

mengembangkan sebuah sistem nasional Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan (ProDEP)

1.3.3 Sistem nasional pengembangan keprofesian ini dirancang untuk meningkatkan

kompetensi dan kinerja kepala sekolah/madrasah, pengawas, dan pejabat pendidikan tingkat kabupaten/kota dan provinsi yang bertanggung-jawab atas manajemen dan tata kelola sekolah/madrasah.

1.3.4 Hasil yang diharapkan dari ProDEP ini adalah:

Pengelolaan sekolah dan madrasah yang lebih baik

1.3.5 Hasil dari ProDEP akan bisa dicapai dengan mewujudkan keluaran-keluaran sebagai

berikut ini:

a. Sistem nasional untuk Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan

dapat dioperasionalkan dan dapat diakses dari seluruh provinsi oleh para kepala sekolah/madrasah, pengawas, serta pejabat pendidikan setempat.

b. Kepala sekolah/madrasah, pengawas, serta pejabat pendidikan

kabupaten/kota (sampai dengan 250 Kabupaten/Kota lihat Lampiran 2) sudah mendaftarkan diri dan berpartisipasi dalam program pengembangan

keprofesian tenaga kependidikan ini.

c. Lima belas persen (15%) peserta (tidak termasuk untuk PPCKS) berasal dari

Sektor Pendidikan Madrasah

d. Kompetensi profesional kepala sekolah/madrasah, pengawas serta pejabat

pendidikan telah meningkat sebagai hasil dari program pengembangan keprofesian di bawah ProDEP ini.

1.3.6 ProDEP mendukung perancangan, pengembangan, pelaksanaan dan

(16)

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 3

a. Program Pengembangan Kapasitas Pendidikan Pemerintah Daerah (PPKPPD)

di Kabupaten/Kota and Provinsi.

b. Program Penyiapan Calon Kepala Sekolah (PPCKS).

c. Program Pendampingan Kepala Sekolah oleh Pengawas Sekolah (PPKSPS).

d. Pengembangan Keprofesian Berkelanjuta Kepala Sekolah/Madrasah (PKB

KS/M).

1.3.7 Untuk memenuhi tujuan dari program-program pengembangan keprofesian yang

didanai dalam lingkup ProDEP ini, maka yang dimaksudkan dengan Tenaga Kependidikan adalah sebagai berikut.

a. Calon kepala sekolah pada PPCKS.

b. Kepala Sekolah/Madrasah

c. Pengawas Sekolah/Madrasah

d. Pejabat pendidikan kabupaten / kota dan provinsi yang mendukung sekolah

dan madrasah.

1.4 Cakupan dan Batasan

1.4.1 Program-program pengembangan keprofesian (PPK) beserta kegiatan-kegiatan

pembelajaran terkait yang didanai dalam lingkup ProDEP ini akan dilaksanakan di kabupaten/kota terpilih sampai dengan 250 Kabupaten/Kota (lihat Lampiran 2 untuk daftar yang sudah disetujui) dari seluruh provinsi di Indonesia.

1.4.2 Selain untuk Program Penyiapan Calon Kepala Sekolah, lima belas persen (15%) dari

total jumlah peserta untuk kegiatan pada Pasal 1.2.5, bagian b, c, dan d di atas adalah dari unsur Pendidikan Madrasah di bawah Kementerian Agama (Kemenag).

1.4.3 Pemilihan peserta untuk masing-masing program pengembangan keprofesian

beserta berbagai kegiatan pembelajaran terkait akan memperhatikan prioritas-prioritas RENSTRA tentang keseimbangan gender dan inklusi sosial.

1.4.4 Alokasi dana untuk program-program pengembangan keprofesian yang dinaungi

ProDEP akan dilakukan berdasarkan Alokasi Persentase Indikatif sebagaimana disajikan pada Tabel 1 dan berdasarkan alokasi-alokasi indikatif yang dimuat dalam Perjanjian Hibah.

1.4.5 Alokasi-alokasi Indikatif dapat disesuaikan atas dasar kesepakatan bersama antara

(17)

__________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 4

Table 1: Alokasi Indikatif Pendanaan untuk Program Pengembangan Keprofesian, Manajemen dan Pengadaan Program

Tahun Kategori

hibah1 Pengeluaran yang Disetujui

% Alokasi dari

Kategori 2 Biaya manajemen dan operasional bagi tim manajemen pusat

4.3%

Kategori3 Pengadaanmateri pelatihan and paket sumberdayauntuk kegiatan-kegiatan pengembangan keprofesian yang menjadi bagian dari Program ini

1.5%

Kategori 4 Pengadaanjasa untuk mendukung pembelajaran

berbasiskan jaringan, SIM dan sistem-sistem Monitoring dan Evaluasi

PKB untuk peserta yang telah mendaftar sebelumnya 17.9%

Peserta Baru PKB 58.9%

Kategori2 Biaya manajemen dan operasional bagi tim manajemen pusat

2.5%

Kategori3 Pengadaanmateri pelatihan and paket sumberdayauntuk kegiatan-kegiatan pengembangan keprofesian yang menjadi bagian dari Program ini

1.3%

Kategori4 Pengadaanjasa untuk mendukung pembelajaran

berbasiskan jaringan, SIM dan sistem-sistem Monitoring dan Evaluasi

0.6%

2015

Kategori1

PPKSPS 18.2%

PKB untuk peserta yang telah mendaftar sebelumnya 29%

Peserta Baru PKB 49%

Kategori2 Biaya manajemen dan operasional bagi tim manajemen pusat

2.5%

Kategori3 Pengadaanmateri pelatihan and paket sumberdayauntuk kegiatan-kegiatan pengembangan keprofesian yang menjadi bagian dari Program ini

0.5%

Kategori4 Pengadaanjasa untuk mendukung pembelajaran

berbasiskan jaringan, SIM dan sistem-sistem Monitoring dan Evaluasi

(18)

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 5

Tahun Kategori

hibah1 Pengeluaran yang Disetujui

% Alokasi dari

PKB untuk peserta yang telah mendaftar sebelumnya 43%

Penyelesaian PKB tambahan 19%

Kategori 2 Biaya manajemen dan operasional bagi tim manajemen pusat

4.5%

Kategori 3 Pengadaanmateri pelatihan and paket sumberdayauntuk kegiatan-kegiatan pengembangan keprofesian yang menjadi bagian dari Program ini

NIL

Kategori 4 Pengadaanjasa untuk mendukung pembelajaran

berbasiskan jaringan, SIM dan sistem-sistem Monitoring dan Evaluasi

0.5%

Catatan 1: Lihat Jadwal 2 Pelaksanaan Program untuk rincian pencairan dana AUD indikatif per tahun.

1.5 Kerangka Hukum

1.5.1 Ada dua perjanjian hukum tingkat tinggi terkait dengan Kemitraan Pendidikan

untuk Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan ini:

a. Perjanjian Hibah, yang mengatur dana yang akan dikucurkan langsung ke dan

melalui Pemerintah Indonesia untuk Pengembangan Keprofesian Tenaga Pendidikan.

b. Perjanjian Subsidi, yang mengatur dana yang akan digunakan oleh DFAT

untuk pengadaan kontraktor yang akan memberikan bantuan dalam bentuk natura kepada Pemerintah RI dan Kemitraan Pendidikan.

1.5.2 Perjanjian Hibah ini ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah

Persemakmuran Australia pada 4 Juli 2013. Sesuai perjanjian tersebut, dana hibah hingga sebesar AUD 110 juta akan disediakan untuk mendanai program Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan. Salinan dari Perjanjian Hibah ini yang terkait dengan Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan disertakan dalam Lampiran 1.

1.5.3 Perjanjian Hibah untuk Pengembangan Keprofesian Tenaga Kependidikan ini

dilaksanakan dalam kerangka hukum dan regulasi yang relevan dari Pemerintah Indonesia dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, secara khusus:

a. Permendiknas No. 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas

a. Permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah

b. Permendiknas No. 28 tahun2010 tentangPenugasan Guru sebagai Kepala

Sekolah

c. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan

(19)

__________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 6

d. Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 2 Tahun 2012 tentang Pengawas

Madrasah dan Pendidikan Agama Islam serta PMA No. 31 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PMA No. 2 Tahun 2012

1.6 Tata Kelola

1.6.1 Tim Pengendali dan Tata Kelola (Governance and Oversight Group/GOG) akan

memonitor dan menetapkan arah strategis untuk ESSP secara lebih luas (termasuk Kemitraan Pendidikan), menilai kinerja program berdasarkan RENSTRA dan

Kerangka Kerja Hasil Bersama ESSP (Joint Results Framework), dan menyetujui

rencana-rencana kerja yang akan didanai dari donor, dan melakukan tinjauan atas Laporan ProDEP.

1.6.2 Tim Pengendali dan Tata Kelola (GoG) akan bertemu setiap enam bulan dan terdiri

dari pejabat Eselon 1 Kemdikbud, Kemenag, Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), kementerian lain terkait, DFAT dan Uni Eropa. Tim ini didukung oleh Sekretariat GoG tersendiri yang berada di Biro Perencanaan dan Kerjasama Internasional di Kemdikbud.

1.6.3 Empat Tim Pengendali Teknis (Technical Oversight Groups- TOG), setiap tim

dibentuk untuk satu dari empat komponen program Kemitraan Pendidikan ini, bertugas mengawasi terlaksananya keluaran di seluruh Program Pendukung Sektor Pendidikan atau ESSP. Semua TOG akan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa keluaran yang dihasilkan sudah sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan, dengan cara yang efisien dan efektif. TOG bertemu sekali setiap tiga bulan (atau lebih sering, jika diperlukan) dan terdiri dari pejabat dari Kemdikbud, Kemenag, BAPPENAS dan kementerian terkait lainnya. Setiap TOG didukung oleh satu Sekretariat.

1.6.4 SDTOG bertanggungjawab untuk mengawasi pelaksanaan ProDEP. SDTOG akan

diketuai oleh Kepala Badan PSDMPK dan PMP (sebagai Instansi Penanggungjawab).

1.6.5 Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan (Pusbang Tendik), yang bertindak

berdasarkan wewenang dari Kepala Badan PSDMPK dan PMP selaku Instansi Penanggungjawab, akan menjadi Sekretariat SDTOG.

1.6.6 Penjelasan lebih mendetil mengenai pengaturan tata kelola ProDEP disajikan di Bab

2 Prosedur Manual ini.

1.7 Pengelolaan

1.7.1 ProDEP akan dikelola oleh Instansi Penanggungjawab dengan mendapatkan

dukungan di dalam pelaksanaannya dari:

a. Pusbang Tendik

b. LPMP

(20)

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 7

d. LPPKS.

1.7.2 Penjelasan lebih mendetil mengenai pengaturan pengelolaan ProDEP disajikan

pada Bab 2 dan Bab 3 Manual Prosedur ini.

1.8 Pengelolaan Keuangan dan Audit

1.8.1 Pemerintah Indonesia (melalui Kemdikbud dan Kemenkeu) bertanggungjawab

untuk menerapkan sebuah sistem pengelolaan keuangan.

1.8.2 Pemerintah Indonesia bertanggungjawab mempersiapkan laporan keuangan yang

sesuai dengan prosedur akuntansi keuangan yang telah disepakati oleh Pemerkintah Australia dan Pemerintah Indonesia (mengacu kepada Bab 4 Manual Prosedur ini).

1.8.3 Pemerintah Indonesia akan menyerahkan kepada SDTOG, sebagai bagian dari

Laporan Perkembangan Triwulan dan Laporan Tahunan ProDEP, laporan keuangan ProDEP yang belum diaudit untuk periode yang tercakup di dalam laporan tersebut.

1.8.4 GoA bertanggung jawab untuk mengambil inisiatif audit keuangan tahunan dan

tinjauan kepatuhan secara independen. GoI dapat juga melaksanakn audit sesuai

dengan peraturan perundangan Republik Indonesia.

1.8.5 Rincian lebih lanjut untuk prosedur Pengelolaan dan Audit Keuangan dijelaskan

dalam Bab 4 dan Bab 6 dari Manual Prosedur ini

1.9 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

1.9.1 Pemerintah Indonesia, melalui Instansi Penanggungjawab dan dengan bantuan

teknis yang disediakan oleh Pemerintah Australia, akan mengembangkan dan menerapkan prosedur-prosedur untuk memantau pelaksanaan ProDEP (Inisiatif) berdasarkan berbagai indikator dan kriteria yang tercantum pada Perjanjian Hibah, pada Bab 6 dari Manual Prosedur ini dan di Kerangka Penilaian Kinerja atau PAF (lihat Lampiran 4).

1.9.2 Evaluasi ProDEP akan dilakukan oleh kontraktor-kontraktor independen yang

dipekerjakan oleh Pemerintah Australia.

1.9.3 Pemerintah Indonesia melalui Instansi Penanggungjawab, wajib menyusun dan

menyampaikan Laporan Kemajuan Triwulan dan Laporan Tahunan Program kepada SDTOG yang memberikan informasi tentang keikutsertaan dalam sistem nasional pengembangan keprofesian dan dampak serta efektivitas pengembangan keprofesian bagi peserta.

1.9.4 Instansi Penanggungjawab akan dibantu oleh Pusbang Tendik, LPMP, P4TK dan

(21)

__________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 8

1.9.5 Rincian lebih lanjut mengenai monitoring dan evaluasi serta persyaratan pelaporan

(22)

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 9

2.

PENGELOLAAN & TATA KELOLA

2.1 Tata ProDEP

2.1.1 SDTOG dibentuk sebagai struktur tata kelola dibawah GOG untuk mengawasi

pelaksanaan ProDEP ini.

2.1.2 SDTOG memegang tanggungjawab utama untuk:

a. Menyetujui dan mengesahkan rencana, termasuk rencana kerja dan

pengadaan, dan kebijakan yang diusulkan oleh Instansi Penanggungjawab.

b. Menyetujui laporan ProDEP yang disiapkan oleh Instansi Penanggungjawab.

c. Mengawasi dan melakukan tinjauan ulang pengelolaan ProDEP.

d. Mengawasi pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan dalam ProDEP.

e. Mengawasi pencapaian keluaran dan dampak (output & outcome).

f. Memantau pelaksanaan Perjanjian Hibah.

2.1.3 Keanggotaan SDTOG terdiri dari staf teknis terkait dari Kemdikbud, Kemenag,

Bappenas, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Uni Eropa dan AusAID.

2.1.4 Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan (Pusbang Tendik) yang bertindak

berdasarkan wewenang dari Kepala Instansi Penanggungjawab, akan menjadi Sekretariat SDTOG. Sebagai Sekretariat, Pusbang Tendik bertanggungjawab untuk hal berikut ini.

a. Menyusun dan mendistribusikan agenda dan makalah kerja serta laporan

kepada para anggota SDTOG

b. Mengumpulkan, menganalisa dan melaporkan data Indikator Kinerja

c. Mengkoordinir dan mendistribusikan laporan-laporan keuangan

d. Mengembangkan rancangan Rencana Kerja Tahunan dan memfinalisasi

Rencana Kerja tersebut menyusul pengesahan oleh SDTOG

e. Mempersiapkan makalah dan laporan untuk Pertemuan Tinjauan Tahunan

f. Mengembangkan Rencana Manajemen Risiko dan Kerangka Kerja Penilaian

Kinerja ProDEP

g. Memperbarui Rencana Manajemen Risiko berdasarkan permintaan SDTOG

h. Mempersiapkan permohonan bantuan teknis untuk disajikan kepada SDTOG

i. Melaksanakan tanggung jawab / tugas khusus lainnya yang terkait / sesuai

dengan ProDEP.

2.1.5 SDTOG melakukan pertemuan setiap tiga bulan sekali setiap tahunnya pada saat

(23)

__________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 10

2.2 Manajemen

2.2.1 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Instansi Penanggungjawab,

memegang tanggung jawab secara keseluruhan atas manajemen yang efektif terhadap ProDEP (Inisiatif) dan program-program pengembangan keprofesian (PPK) beserta kegiatan-kegiatan pembelajaran terkait yang dilaksanakan dalam naungan ProDEP.

2.2.2 Instansi Penanggungjawab akan menetapkan sistem dan proses, sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang ada dalam Perjanjian Hibah dan Manual Prosedur, agar dapat:

a. Mengidentifikasi prioritas-prioritas pelaksanaan ProDEP

b. Mengembangkan kebijakan ProDEP untuk dipertimbangkan oleh SDTOG

c. Mengembangkan rencana kerja-program pelaksanaan ProDEP untuk

dipertimbangkan oleh SDTOG

d. Mengelola proses pengadaan ProDEP

e. Mengajukan jumlah peserta untuk masing-masing Kabupaten/kota yang

terlibat dalam ProDEP.

f. Mengawasi dan menjamin kualitas pelaksanaan dan pengelolaan ProDEP.

g. Mengelola, memantau dan melaporkan anggaran dan pengeluaran biaya

dalam lingkup ProDEP.

h. Memantau dan mengevaluasi semua program pengembangan keprofesian

(PPK) dengan menggunakan Kerangka Penilaian Kinerja yang disepakati

i. Memberikan laporan mengenai ProDEP kepada SDTOG.

2.2.3 Pengelolaan dan pelaksanaan ProDEP dilakukan oleh Instansi-Instansi Pelaksana

berikut ini, dibawah pendelegasian, petunjuk dan pengawasan Instansi Penanggungjawab.

a. Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan (Pusbang Tendik)

b. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(ada 12)

c. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)

d. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS).

2.2.4 Pusbang Tendik, bertindak dengan wewenang dari dan atas nama Instansi

Penanggungjawab, adalah Instansi Pelaksana yang memegang tanggung jawab utama untuk:

a. Mengembangkan perencanaan untuk program-program pengembangan

keprofesian (PPK) beserta kegiatan-kegiatan pembelajaran terkait yang telah disepakati.

b. Mendukung pengembangan dan koordinasi pelaksanaan rencana yang

(24)

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 11

c. Mengalokasikan sumber daya untuk mendukung pelaksanaan

program-program pengembangan keprofesian beserta kegiatan-kegiatan pembelajaran terkait.

d. Melakukan sertifikasi pelatih dan menyimpan dan menjaga daftar pelatih yang

telah disetujui.

e. Memantau dan menjamin mutu dari program-program pengembangan

keprofesian beserta kegiatan-kegiatan pembelajaran terkait.

f. Memantau pengeluaran biaya.

g. Mempersiapkan laporan untuk SDTOG sebagaimana dipersyaratkan.

2.2.5 Untuk melaksanakan tanggung jawabnya dalam ProDEP ini, Pusbang Tendik akan

menunjuk pejabat atau staf yang memiliki kualifikasi untuk bertindak sebagai orang yang memegang tanggungjawab tingkat nasional (PIC Nasional) untuk masing-masing program pengembangan keprofesian yang dinaungi ProDEP ini:

a. Program Pengembangan Kapasitas Pendidikan bagi Pemerintah Daerah

(PPKPPD)

b. Program Penyiapan Calon Kepala Sekolah (PPCKS)

c. Program Pendampingan Kepala Sekolah oleh Pengawas Sekolah (PPKSPS)

d. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Kepala Sekolah dan Madrasah (PKB

KS/M)

2.2.6 PiC Nasional yang berkantor di Pusbang Tendik akan melapor ke pimpinan Pusbang

Tendik dan bertanggungjawab berikut ini.

a. Memimpin pengembangan rencana pelaksanaan program-program

pengembangan keprofesian (PPK).

b. Mengkoordinasikan strategi-strategi pelaksanaan dan pengalokasian sumber

daya.

c. Melaksanakan dan mengelola program-program pengembangan keprofesian

di tingkat nasional.

d. Berkomunikasi dan bekerjasama dengan Instansi-Instansi Pelaksana yang

bertanggungjawab atas pelaksanaan program-program pengembangan keprofesian.

e. Melakukan koordinasi penjaminan mutu program-program pengembangan

keprofesian.

f. Memantau perkembangan dan keluaran.

g. Mengkoordinasikan penyusunan laporan tentang kemajuan dari

program-program pengembangan keprofesian.

2.2.7 Instansi Penanggungjawab, jika diperlukan, dapat membentuk kelompok atau tim

kerja untuk membantu PIC menjalankan tanggung jawabnya.

2.2.8 Instansi-Instansi Pelaksana berikut ini, di bawah arahan Instansi Penanggungjawab

(25)

__________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 12

utama untuk melaksanakan program-program pengembangan keprofesian beserta kegiatan-kegiatan pembelajaran terkait yang didanai ProDEP:

a. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP).

b. Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS).

c. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(P4TK).

2.2.9 Instansi-Instansi Pelaksana yang disebutkan pada 2.2.8 bertanggung jawab untuk

hal berikut ini.

a. Merencanakan pelaksanaan pada tingkat lokal dari program-program

pengembangan keprofesian (PPK) beserta kegiatan-kegiatan pembelajaran terkait yang disetujui.

b. Menentukan modalitas pelaksanaan program yang paling tepat.

c. Melaksanakan PPK

d. Melakukan koordinasi, pengelolaan dan penjaminan mutu dari

program-program pengembangan keprofesian dan kegiatan-kegiatan pembelajaran terkait.

e. Menjalin hubungan kerjasamadengan Instansi Penanggungjawab untuk

memastikan keefektifan koordinasi dan pelaksanaan dari program-program pengembangan keprofesian beserta kegiatan-kegiatan pembelajaran terkait.

f. Melaksanakan pengelolaan keuangan dari program-program pengembangan

keprofesian beserta kegiatan-kegiatan pembelajaran terkait yang menjadi tanggungjawabnya.

g. Menjalin hubungan kerjasama dengan Kelompok/Musyawarah Kerja Kepala

Sekolah (KKKS / MKKS) dan kabupaten/kota.

h. Memantau kemajuan dan keluaran.

i. Memasukkan, menyimpan, mengelola dan menganalisa data tentang input,

administrasi, efektifitas dan keluaran kegiatan.

j. Melakukan pelaporan kepada Instansi Penanggungjawab.

2.2.10 Untuk memastikan koordinasi dan pelaksanaan yang efektif, maka Instansi Pelaksana akan menunjuk staf yang memiliki kualifikasi untuk bertanggungjawab atas pengelolaan program-program pengembangan keprofesian beserta kegiatan-kegiatan pembelajaran terkait.

2.2.11 Para petugas dari LPMP, P4TK dan LPPKS seperti yang disebutkan pada 2.2.10 bertanggungjawab untuk hal berikut ini:

a. Melakukan koordinasi dan pengelolaan kegiatan pada tingkat lokal dari

masing-masing program pengembangan keprofesian.

(26)

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 13

c. Menjalin komunikasi dan bekerjasama dengan kelompok-kelompok pelaksana

tingkat lokal seperti misalnya, Korwas/Pokjawas, KKKS, MKKS dan kabupaten/kota.

d. Memantau kemajuan dan keluaran.

e. Melaporkan perkembangan kepada Instansi Penanggungjawab melalui PIC

Nasional.

2.2.12 PIC Nasional yang berkantor di Instansi Penanggungjawab dan Pejabat Pelaksana dari LPMP, P4TK dan LPPKS akan mengadakan pertemuan setidaknya setiap kuartal untuk meninjau, mengkoordinasikan dan melaporkan pelaksanaan dari program-program pengembangan keprofesian dan membantu dalam penyusunan laporan dan rencana. Jadwal rapat akan dikembangkan untuk memastikan bahwa laporan triwulanan dihasilkan sesuai dengan penjadwalan yang telah dijabarkan dalam Perjanjian Hibah dan Bab 8 Manual Prosedur ini.

2.2.13 Pemerintah Australia, melalui pihak kontraktornya, akan menyediakan bantuan teknis untuk mendukung tugas Instansi Penanggungjawab dan PIC dalam menjalankan tanggung jawab mereka.

2.2.14 Diagram 1 menyajikan gambaran umum tentang tata kelola dan pengaturan pengelolaan ProDEP.

2.3 Pengelolaan ProDEP di Kementerian Agama (Kemenag)

2.3.1 Kemenag akan menunjuk Penanggung-Jawab (PENJAB) di tingkat nasional dan

provinsi untuk mengelola dan mengkoordinasikan peran serta keikutsertaan pegawai Kemenag dalam program-program pengembangan keprofesian (PPK) beserta kegiatan-kegiatan pembelajaran terkait.

2.3.2 PENJAB di lingkup Kementerian Agama yang ditunjuk untuk mendukung ProDEP

akan bertanggungjawab untuk:

a. Bekerja sama dengan PIC Kemdikbud untuk mengembangkan rencana di

tingkat nasional dan lokal.

b. Menjalin hubungan kerjasama dengan pejabat pada Instansi-instansi

Pelaksana yang telah ditunjuk untuk memilih peserta dari Kemenag dan mendukung pelaksanaan dari program-program pengembangan keprofesian.

c. Menjalin komunikasi dan bekerjasama dengan pihak Kantor Kementerian

Agama kabupaten/kota dan Kanwil Kemenag terkait untuk mendukung pelaksanaan kegiatan bagi para peserta yang berasal dari Kemenag.

d. Memantau pelaksanaan dari program-program pengembangan keprofesian,

dengan bekerja-sama dengan para pejabat Kemdikbud.

e. Menjalin hubungan kerjasama dengan para PENJAB Kemdikbud untuk

(27)

__________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 14

Diagram 1: Pengaturan Pengelolaan Sistem Nasional Pengembangan KeprofesianTenaga Kependidikan

SDTOG

Badan PSDMPK & PMP Kemdikbud sebagai

Instansi Penanggungjawab

SecretarisBadan PSDMPK & PMP

Kemdikbud

LPMP

PKB KS/M

PPKSPS /M

PPCKS

PPKPPD

P4TK

PKB KS/M

PPKSPS /M

LPPKS

PKB KS/M

PPCKS

PPKSPS /M

Pelaksanaan & Pengelolaan Lokal

Pengelolaan Nasional

Pusat Pengembangan

Tenaga Kependidikan

Key:

Line management

(28)

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 15

3.

PELAKSANAAN PRODEP - PENGEMBANGAN KEPROFESIAN TENAGA

KEPENDIDIKAN

3.1 Pendahuluan

3.1.1 Terdapat empat (4) program pengembangan keprofesian yang dinaungi ProDEP

(Inisiatif), yaitu:

a. Program Pengembangan Kapasitas Pendidikan Pemerintah Daerah.

b. Program Pendampingan Kepala Sekolah/Madrasah oleh Pengawas

Sekolah/Madrasah.

c. Program Penyiapan Calon Kepala Sekolah.

d. PKB untuk Kepala Sekolah/Madrasah.

3.1.2 Setiap program pengembangan keprofesian memiliki komponen-komponent

tertentu dari program tersebut. Diagram 2, 3, 4 dan 5 memberikan gambaran umum dari berbagai komponen per program pengembangan keprofesian disertai

identifikasi dari masing-masing komponen yang layak didanai (eligible) di bawah

Perjanjian Hibah.

3.1.3 Program-program pengembangan keprofesian (PPK) beserta kegiatan-kegiatan

pembelajaran terkait yang layak didanai dalam naungan ProDEP ini akan dilaksanakan atas nama Instansi Penanggung-jawab oleh Instansi-instansi Pelaksana sebagaimana tercantum dalam daftar di Bab 2.

3.1.4 Program-program pengembangan keprofesian beserta kegiatan-kegiatan

pembelajaran terkait akan dilaksanakan dengan menggunakan sejumlah modalitas berbeda seperti di bawah ini.

a. Pelaksanaan langsung (direct delivery) oleh Instansi Pelaksana,selanjutnya

disebut Modalitas Langsung.

b. Pelaksanaan melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, setempat selanjutnya

disebut Modalitas Disdik.

c. Pelaksanaan melalui Kelompok Kerja atau Musyawarah Kerja Kepala Sekolah,

selanjutnya disebut Modalitas KK-MK.

3.1.5 Modalitas Langsung – Tiga puluh tiga LPMP, dua belas P4TK dan LPPKS akan

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program-program pengembangan keprofesian beserta kegiatan-kegiatan terkait, termasuk urusan administrasi, pencairan dan pengelolaan dana, penjaminan mutu, monitoring dan pelaporannya.

3.1.6 Modalitas Disdik– Jika pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Disdik kabupaten/kota,

(29)

__________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 16

3.1.7 Modalitas KK-MK– KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah) atau MKKS (Musyawarah

Kerja Kepala Sekolah) dapat didanai oleh Instansi-instansi Pelaksana untuk melaksanakan program-program pengembangan keprofesian beserta kegiatan-kegiatan pembelajarannya dalam naungan ProDEP ini.

3.1.8 Dalam Modalitas KK-MK ini, Instansi-instansi Pelaksana yang ditunjuk akan tetap

bertanggung jawab atas pengelolaan, pengawasan, pencairan dan pengelolaan

dana, penjaminan mutu, monitoring dan pelaporan program-program

pengembangan keprofesian yang menggunakan modalitas ini.

3.1.9 Kegiatan-kegiatan pembelajaran atau modalitas penyampaian yang baru, termasuk

metode pembelajaran on-line dan pembelajaran mandiri yang kecepatannya

ditentukan sendiri, dapat dikembangkan selama masa Perjanjian Hibah. Kegiatan atau modalitas baru ini harus mendapatkan persetujuan dari Instansi Penanggung-jawab serta disahkan oleh SDTOG.

3.2 Program Pengembangan Kapasitas Pendidikan Pemerintah Daerah (PPKPPD)

Gambaran Umum Kegiatan

3.2.1 Program Pengembangan Kapasitas Pendidikan bagi Pemerintah Daerah (PPKPPD)

telah dirancang untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan para pejabat di lingkup Dinas Pendidikan Kemdikbud dan Kanwil/Kantor Kemenag tingkat kabupaten/kota dan provinsi untuk memungkinkan mereka berkontribusi pada perbaikan mutu pengelolaan dan pembelajaran di sekolah dan madrasah. Diagram 2 memberikan gambaran umum tentang kegiatan PPKPPD ini.

3.2.2 PPKPPD memberikan kontribusi pada perbaikan sistem, proses dan kapasitas di

kabupaten/kota dan provinsi melalui pelaksanaan tiga modul:

a. Manajemen dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (MPSDM).

b. Perencanaan Strategis & Pengelolaan Keuangan (Renstra & Pengelolaan

Keuangan).

(30)

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 17

Diagram 3: Kegiatan PPKPPD

Semua modul di atas memenuhi persyaratan mendapatkan pendanaan Perjanjian Hibah

3.2.3 Semua modul harus disahkan terlebih dahulu oleh Instansi Penanggung-jawab

sebelum dilaksanakan.

3.2.4 Semua modul disampaikan melalui metode lokakarya partisipatif oleh para pelatih

yang disahkan oleh Instansi Penanggung-jawab.

3.2.5 Semua pelatih MPSDM akan diikutsertakan dalam lokakarya pelatihan untuk memperbarui ketrampilan dan pengetahuan serta untuk menetapkan satus mereka sebagai para pelatih yang sah sebelum melaksanakan penyampaian modul-modul MPSDM dalam lingkup ProDEP.

3.2.6 Modul MPSDM telah dirancang untuk dilaksanakan selama lima hari dan empat

malam dengan total waktu belajar45 jam pelajaran.

3.2.7 Modul Renstra dan Pengelolaan Keuangan telah dirancang untuk dilaksanakan

selama empat hari dan tiga malam dengan total waktu belajar 35 jam pelajaran.

3.2.8 Modul PALDIKDAS telah dirancang untuk dilaksanakan selama lima hari empat

malam dengan total waktu belajar 45 jam pelajaran. Modul MPSDM

45 Jam Pelajaran

Modul Renstra & Pengelolaan

Keuangan

35 Jam Pelajaran

Modul PALDIKDAS

45 Jam Pelajaran

Pegawai Pendidikan Kabupaten/Kota

Modul MPSDM dilaksanakan sebelum PPCKS, PPKSPS dan PKB

dilaksanakan

Pegawai Pendidikan Kabupaten/Kota dan

Provinsi Dilaksanakan setelah

modul MPSDM, bila dimungkinkan, juga Modul MPSDM dan

mentargetkan Kabupaten/Kota yang

(31)

__________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 18

3.2.9 Tidak boleh mengurangi jumlah hari atau jumlah jam pelajaran di tingkat Instansi

Pelaksana. Permintaan perubahan rancangan kegiatan hanya dapat dilakukan oleh Pusbangtendik dan mendapat persetujuan dari SDTOG.

3.2.10 Modul MPSDM harus diselesaikan oleh kabupaten/kota sebelum berpartisipasi dalam modul Renstra dan Pengelolaan Keuangan dan modul PALDIKDAS, serta dalam pelaksanaan PKB Kepala Sekolah/Madrasah, PPKSPS atau PPCKS/M.

3.2.11 Jika mendapatkan persetujuan dari SDTOG, tambahan modul atau kegiatan pembelajaran dapat dikembangkan untuk dimasukkan dalam program ini.

3.2.12 Modul-modul ini digunakan oleh LPMP, bekerja sama dengan Instansi Penanggung-jawab, kabupaten/kota dan provinsi.

3.2.13 Dasar hukum bagi kegiatan PPKPPD adalah sebagai berikut.

a. UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

b. UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

c. UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen

d. PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

e. PP No. 8/2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

f. Perpres No.59/2012 tentang Kerangka Nasional Pengembangan Kapasitas

Pemerintah Daerah

g. Permendagri No. 54/2010 tentang Pelaksanaan PP No.8/2008 tentang

Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

h. Permendiknas No.28/2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.

Tanggung-Jawab Pengelolaan

3.2.14 Instansi Penganggung-jawab, melalui Pusbang Tendik, bertanggung jawab untuk hal-hal di bawah ini:

a. Merancang, mengembangkan dan melakukan uji coba kegiatan-kegiatan

pembelajaran untuk PPKPPD.

b. Memilih, melatih dan mensertifikasi para pelatih.

c. Melakukan koordinasi perencanaan dan pelaksanaan modul secara nasional,

termasuk pemilihan kabupaten/kota.

d. Mempersiapkan laporan konsolidasi mengenai pelaksanaan, efektivitas dan

dampak kegiatan.

3.2.15 LPMP bertanggung jawab untuk hal-hal di bawah ini:

a. Menyebarkan informasi tentang kegiatan pembelajaran dan modul PPKPPD

(32)

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 19

b. Merencanakan pelaksanaan dengan bekerja sama dengan Instansi

Penanggung-jawab, kabupaten/kota dan provinsi.

c. Memilih modalitas penyampaian (merujuk kepada Pasal 3.1.4)

d. Memfinalisasi daftar peserta untuk tiap-tiap lokakarya.

e. Memilih pelatih yang telah disahkan.

f. Mengelola, memonitor dan melakukan penjaminan mutu program-program

pengembangan keprofesian (PPK) beserta kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terkait.

g. Mengelola keuangan.

h. Mengumpulkan, menyimpan dan mengolah data tentang administrasi,

pengelolaan keuangan, serta output dan keluaran.

i. Memberikan laporan kepada Instansi Penanggung-jawab sebagaimana

disyaratkan.

3.2.16 Kabupaten/Kota bertanggung jawab untuk hal-hal di bawah ini:

a. Mengidentifikasi pegawai yang memenuhi kriteria untuk diikutsertakan dalam

pengembangan keprofesian ini.

b. Membentuk kelompok koordinasi lokal untuk bekerja-sama dengan LPMP

dalam merencanakan dan melaksanakan modul.

c. Mendukung pelaksanaan modul.

d. Menyediakan data, informasi dan laporan kepada LPMP tentang kegiatan

pembelajaran berdasarkan permintaan.

e. Memastikan peserta sudah menerapkan hasil pembelajaran di tempat kerja

mereka.

Cara Pelaksanaan

3.2.17 Pelatihan dilaksanakan dengan mengggunakan Modalitas Langsung.

Peserta dan Sasaran

3.2.18 Peserta PPKPPD untuk modul MPSDM adalah dari Dinas Pendidikan Kemdikbud dan Kantor Kemenag di tingkat kabupaten/kota (sampai dengan 250 Kabupaten/Kota) yang memiliki tanggung-jawab langsung atas pengawasan program-program pengembangan keprofesian di wilayahnya masing-masing serta yang belum pernah ikut serta dalam Lokakarya MPSDM yang dibiayai oleh Program Kemitraan. Sasaran peserta sebagai berikut:

a. Empat pejabat dari dinas pendidikan kabupaten/kota, yaitu Sekretaris Dinas,

Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Kepala Bagian Personalia/Kepegawaian dan satu orang Koordinator Pengawas pendidikan dasar.

b. Seorang pejabat dari kantor kementerian agama kabupaten/kota yaitu Kepala

Seksi Pendidikan Madrasah.

(33)

__________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 20

Kepala Sekolah/Madrasah dan telah menyelesaikan modul MPSDM. Sasaran peserta adalah sebagai berikut:

a. Empat pejabat dari dinas pendidikan kabupaten/kota, yaitu Sekretaris Dinas,

Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Kepala Bagian Perencanaan/Program dan satu orang Koordinator Pengawas pendidikan dasar.

b. Seorang pejabat dari kantor kementerian agama kabupaten/kota yaitu Kepala

Seksi Pendidikan Madrasah.

3.2.20 Peserta PPKPPD untuk PALDIKDAS adalah dari kabupaten/kota (sampai dengan 250 Kabupaten/Kota) yang telah disetujui untuk ikut serta di dalam program pengembangan keprofesian ini, dengan kriteria sebagai berikut:

a. Memiliki tanggung-jawab langsung atas pengawasan program-program keprofesian di wilayahnya.

b. Telah menyelesaikan modul pembelajaran HRMD.

c. Belum pernah menyelesaikan modul PALDIKDAS di bawah Komponen 1

Kemitraan Pendidikan.

d. Memiliki Angka Partisipasi Kasar (APK) yang rendah (APK < 90%).

3.2.21 Dari Kabupaten/kota yang memenuhi kriteria seperti tercantum di Pasal 3.2.20, maka para pejabat berikut ini akan menjadi sasaran:

a. Empat pejabat dinas pendidikan kabupaten/kota yaitu Sekretaris Dinas,

Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Kepala Bagian Sarana dan Peralatan, dan Kepala Bagian Perencanaan dan Program.

b. Seorang pejabat dari dari kantor kementerian agama kabupaten/kota, yaitu

Kepala Seksi Pendidikan Madrasah.

3.2.22 Para pejabat pendidikan lainnya yang terkait dalam lingkungan Kemdikbud dan Kemenag dapat menjadi peserta dalam kegiatan-kegiatan PPKPPD berdasarkan persetujuan dari Instansi Penanggungjawab.

Pelatih

3.2.23 Instansi Penanggung-jawab memiliki tanggung-jawab atas Pelatihan untuk Pelatih (Training of trainers/ToT) dari modul-modul PPKPPD.

3.2.24 Instansi Penanggung-jawab akan melakukan pemeliharaan terhadap suatu daftar para pelatih yang sah dan memberikan informasi ini kepada LPMP untuk membantu mereka merencanakan dan melaksanakan kegiatan.

(34)

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 21

3.3 Program Pendampingan Kepala Sekolah oleh Pengawas Sekolah (PPKSPS)

Gambaran Umum Kegiatan

3.3.1 PPKSPS mempersiapkan pengawas agar dapat memandu kepala sekolah/madrasah

yang ikut-serta dalam program PKB kepala sekolah/madrasah. Gambaran tentang PPKSPS terdapat pada Diagram 3.

Diagram 3: Alur PPKSPS

Komponen di kotak abu-abu tidak dapat didanai dari Perjanjian Hibah ini

3.3.2 Pelatih PPKSPS akan dipersiapkan melalui ToT untuk pelatih. Peserta ToT ditunjuk

oleh LPMP/P4TK/LPPKS. ToT ini disampaikan oleh Pelatih Nasional.

3.3.3 PPKSPS dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan In Service Learning 1, On

the Job Learning, dan In Service Learning 2 (In-On-In).

a. In-service Learning 1–dilaksanakan dalam bentuk lokakarya pelatihan

tatap-muka yang dirancang selama lima hari empat malam - atau total 44 jam pelajaran.

b. On-the-Job Learning (OJL) – dilaksanakan selama periode dua minggu dimana

pengawas sekolah akan melakukan penilaian kinerja kepala sekolah dan implementasi rencana tindak lanjut serta kebutuhan pembelajaran kepala sekolah binaanya di masa mendatang. Kinerja pengawas yang bersangkutan akan dimonitor oleh kordinator pengawas.

c. In-service Learning 2 – merupakan kegiatan lanjutan tatap muka yang

dirancang untuk dilakukan selama tiga hari dua malam – atau total 26 jam

COORDINATION 44 Learning Hours

ON-THE JOB

26 Learning Hours

(35)

__________________________________________________________________________________

_________________________________________________________________________________________

Manual Prosedur Edisi Pertama Versi 2.0 – Juni 2014 22

pelajaran. Pada kegiatan ini pengawas akan menyampaikan laporan hasil penilaian kinerja kepala sekolah dan analisis pengembangan keprofesian kepala sekolah binaannya.

Tidak boleh mengurangi jumlah hari atau jumlah jam pelajaran di tingkat Lembaga Pelaksana. Permintaan perubahan rancangan kegiatan hanya dapat dilakukan oleh Pusbangtendik dan mendapat persetujuan dari SDTOG.

3.3.4 Setelah berpartisipasi dalam PPKSPS, pengawas diharapkan dapat melakukan

hal-hal berikut ini:

a. Menilai kinerja kepala sekolah/madrasah binaannya.

b. Menganalisa kebutuhan pembelajaran dan pengembangan dari kepala

sekolah/madrasah binaannya.

c. Memandu kepala sekolah/madrasah yang sedang mempelajari Bahan

Pembelajaran Umum (BPU) dari PKB dalam Pelatihaan Tahap 1 atau In servis

learning-1 (In-1).

d. Membantu kepala sekolah/madrasah dalam merencanakan Pembelajaran di

Tempat Kerja atau On-the Job Learning (OJL) sebagai komponenPKB.

e. Menjadi mentor bagi kepala sekolah/madrasah, khususnya selama masa OJL.

f. Menilai pencapaian belajar dan kinerja kepala sekolah/madrasah.

3.3.5 Semua bahan pelatihan yang digunakan dalam PPKSPS harus sudah disahkan oleh

Instansi Penanggung-jawab sebelum dilaksanakan.

3.3.6 PPKSPS dilaksanakan oleh para pelatih PPKSPS yang sah dengan sertifikasi dari

Instansi Penanggung-jawab.

3.3.7 Dasar hukum program PPKSPS adalah:

a. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

b. PP No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP).

c. Permendiknas No.12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah.

d. Permendiknas No.13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah

e. Permenpan& Reformasi Birokrasi No. 21 tahun2010 tentang Jabatan

Fungsional Kepala Sekolah dan Angka Kreditnya.

f. Permendiknas No. 28 tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala

Sekolah/Madrasah yang menggantikan Permendiknas No. 162 tahun 2003 tentang Panduan Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah.

g. Permendiknas No.35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan

Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

h. PMA No. 2 tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas

Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah.

Tanggung-Jawab Pengelolaan

3.3.8 BPSDMPK dan PMP melalui Pusbang Tendik bertanggung jawab untuk hal-hal

Gambar

Tabel berikut ini memberikan rincian Pengeluaran yang Memenuhi Persyaratan
Tabel 5: Rangkuman Format
Table 6: Langkah Investigasi Tindak Kecurangan dan Korupsi
Tabel 7: Gambaran Umum M & E Program
+5

Referensi

Dokumen terkait

Supervisi Manajerial adalah kegiatan professional yang dilakukan oleh pengawas sekolah dalam rangka membantu kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya

Kepala Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo Unit I.. Segenap pegawai di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten

oleh Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional (2007), ”Para kepala sekolah dan atau pengawas baik

Pemerintah daerah memberikan sanksi disiplin bagi kepala sekolah, pendidik, dan/atau tenaga kependidikan yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan

4 = Sekolah mengidentifikasi semua komponen memahami (kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, komite sekolah, orang tua, masyarakat, pengawas, dan dinas pendidikan)

Dalam rangka persiapan pelaksanaan pemilihan Tenaga Pendidik (Guru) Kepala Sekolah, Pengawas dan Tenaga Kependidikan (Tenaga Administrasi, Laboran dan Pustakawan) berprestasi

Manajemen tenaga kependidikan (guru dan pegawai) mutlak harus diterapkan oleh kepala sekolah agar dapat mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efesien

Sehingga dapat dipahami dalam upaya meningkatkan kinerja guru dan tenaga kependidikan kepala sekolah melakukan pemberdayaan guru dan tenaga kependidikan,