• Tidak ada hasil yang ditemukan

contoh soal Pelabuhan Dermaga (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "contoh soal Pelabuhan Dermaga (1)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MANDIRI

PELABUHAN

Dosen Pengasuh Mata Kuliah:

Roza Mildawati,ST,.MT

VIORENZA EVERLYN

123110198

VI C

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

TAHUN AJARAN 2014/2015

(2)

Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua aktiftass aktiftas distribusi fsik di Pelabuhan, antara lain :

1. menaik turunkan penumpang dengan lancar,

2. mengangkut dan membongkar kargo yang terjamin aman dan lancar, 3. menghubungakan angkutan dariske darat atau dariske laut,

4. merapat, menambatkan dan melepaskan kapal, 5. tempat penyimpanan yang efektif,

6. Gudang

7. fasilitas yang berhubungan dengan laluslintas darat

Rancangan Dermaga pemanfaatan lahan untuk areasarea disekelilingnya

6. Dermaga harus ditempatkan pada area dengan akses lalu lintas darat dan fasilitas penyimpanan yang baik

Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Wharf atau Quay

Wharf atau Quay adalah bangunan dermaga yang menempel jadi satu dengan pantai dan umumnya menjadi satu dengan daratan, tanpa dihubungkan dengan suatu bangunan (jembatan). Jenis wharf ini biasanya dipilih bila dasar pantai agak curam atau kedalaman air yang dalam, tidak terlalu jauh dari garis pantai. Kebanyakan digunakan untuk pelabuhan barang potongan atau peti kemas 2. Jetty

Jetty adalah bangunan dermaga yang menjorok ke tengah laut (sungai, danau) untuk mencapai kedalaman yang diperlukan, dan dihubungkan bangunan jembatan ke darat pantai

( disebut Approach Trestle). Sisi muka jetty biasanya sejajar dengan pantai. Jetty dibangun dengan cara memancang tiang sebagai struktur pondasi yang menyangga bangunan Pier atau Trestle di atasnya. Tiang pancang

dapat menggunakan Steel Pile atau Concrete Pile.

(3)

Pier adalah dermaga yang berada pada garis pantai dan posisinya tegak lurus dengan garis pantai (berbentuk jari). Berbeda dengan wharf yang digunakan untuk merapat pada satu sisinya, pier dapat digunakan pada satu sisi atau dua sisinya sehingga dapat digunakan untuk merapatkan lebih banyak kapal

PEMILIHAN TIPE DERMAGA

1. Tinjauan topograf daerah pantai 2. Jenis kapal yang dilayani

3. Daya dukung tanah

Tinjauan Topograf Daeraa Pantai

Di perairan yang dangkal sehingga kedalaman yang cukup, agak jauh dari darat, penggunaan jetty akan lebih ekonomis karena tidak diperlukan pengerukan yang besar. Sedang di lokasi di mana kemiringan dasar cukup curam, pembuatan jetty dengan melakukan pemancangan tiang pancang di perairan yang dalam menjadi tidak praktis dan sangat mahal. Dalam hal ini pembutan wharf adalah lebih tepat.

Jenis Kapal yang Dilayani

Dermaga yang melayani kapal minyak (tanker) dan kapal barang curah mempunyai konstruksi yang ringan dibanding dengan dermaga barang potongan (general cargo), karena dermaga tersebut tidak memerlukan peralatan bongkar muat barang yang besar (kran), jalan kereta api, gudangsgudang, dsb.

Untuk melayani kapal tersebut pengguna pier akan lebih ekonomis. Oleh karena minyak yang dikeluarkan dari kapal pada satu titik (tempat pengeluaran minyak) dengan menggunakan pipa, maka lebar dan panjang dermaga dapat diperpendek. Dermaga yang melayani barang potongan dan peti kemas menerima beban yang besar di atasnya, seperti kran, barang yang

dinongkarsmuat, peralatan transportasi (kereta api, truk). Untuk keperluan tersebut dermaga tipe Wharf akan lebih cocok.

Untuk kapal tanker atau kapal barang curah yang sangat besar, pembuatan dermaga untuk menerima kapal tersebut menjadi tidak ekonomis karena diperlukan kedalaman perairan yang sangat besar, sementara kapal sebesar itu jarang menggunakan pelabuhan. Untuk melayani kapal tersebut dibuat tambatan di lepas pantai, dan bongkarsmuat barang dilakukan oleh kapal yang lebih kecil atau menggunakan pipa bawah laut.

Daya Dukung Tanaa

Kondisi tanah sangat menentukan dalam pemilihan tipe dermaga. Pada umumnya tanah di dekat daratan mempunyai daya dukung yang lebih besar daripada tanah di dasar laut. Dasar laut

umumnya terdiri dari endapan yang belum padat. Ditinjau dari daya dukung tanah, pembuatan wharf atau dinding penahan tanah lebih menguntungkan. Tetapi, apabila tanah dasar berupa karang

(4)
(5)

contoa soal perencanaan Dermaga

direncanakan suatu dermaga untuk kapal berukuran 4000

ton. Bentuk dermaga seperti gambar di bawaa. Lebae dermaga 7

m dan jarak antara balok melintan adalaa 3,5 m. Sifat tanaa

Perbedaan muka air di hulu dan hilir dermaga : h1=0,4 m Kedalaman air dermaga : h2 = 2,7 m

Koef. Permeabilitas tanah K1 = 1,1 x 10s2

Tanah Lapis III

Berat jenis tanah timbunan : γ= 1,0 gr/cm³

Sudut gesek dalam : φ = 28°

Kemiringan pelabuahn di depan dermaga : m=4 Kohesi tanah : C =0.05 kg/cm²

Koef. Permeabilitas tanah K1 = 1,1 x 10s3

Beberapa data lainnya :

ukuran tiang pancang 40x40 cm berat jenis beton : 2,4 gr/cm³

σLarsen = 1800 gr/cm2

Perencanaan

Di dalam perencnaan dermaga ini perlu di hitung gayasgaya luar yang bekerja pada bangunan yg terdiri dari :

1. Tekanan air pada turap

(6)

s Tekanan tanah aktif di belakang turap

s Tekanan tanah pasif di depan bagian turap yang di pancang ke dalam tanah

3. Gaya tarikan kapal 4. Gaya benturan kapal.

1. Perencanaan turap sebagai penahan tanah pada sisi belakang dermaga Distribusi tekanan air yang bekerja pada turap dapat dilihat dalam gambar di bwah.

a. Tekanan air

Karena adanya perbedaan elevasi muka air di hulu dan hilir turap maka akan terjadi aliran air dari hulu ke hilir turap. Aliran tersebut terjadi karena adanya gradien hidraulis pada tanah lapis II dan III karena adanya aliaran tersebut maka terjadu pengurukan distribusi tekanna air, dari sebesar a pada elevasi muka air di hilir turap (pelabuhan) menjadi b pada batas anara lapis II dan III, dan akhirnya menjadi c pada ujung bawah turap.

Hitungan tekanna air a,b,c diberikan berikut ini: Koef. Permeabilitas lap. II : k1

(7)

b. Tekanan Tanah

Atau

Dimana :

Pa : tekanan tanah aktif Pp: tekanan tanah pasif

Pp1: tekanan tanah pasif untuk permukaan tanah miring γ : berat jenis tanah

Ka : tekanan tanah aktif Kp: tekanan tanah pasif

Kp1 : koef. Tekanan tanah pasif dengan permukaan tanah miring

φ : sudut gesek dalam

θ : sudut kemiringan tanah dasar di depan turap.

Tanah lapisan I

(8)

Tanah Lapisan III

Tekanan tanah pasif terjadi pada tanah lapis III:

(9)

2. Bagian tanah dasar pelabuhan yang datar ( didepan dermaga):

Beban merata di atas dermaga ( berat jenis aspal adalah 2,2) :

Tekanan tanah pada masing masing elevasi dihitung di bawah ini:

c. Kedalaman turap yang dipancang

Kedalaman pemancangan turap ditentukan berdasarkan momen tekanan tanah pasif terhadap titik tumpu pada sisi atas harus lebih besar dari omen tekanan tanah aktif. Perbandingan antara kedua nilai tersebut harus lebih besqr dari satu, untuk memperhitungkan keamanan. Biasanya digunakan nilai keamanan 1,25 dan 1,50. Berdasarkan nilai tekanan air dan tekanan tanah seperti tersebut di ats dihitung gayasgaya dan momen terhadap titik A (perletakan pada sisi atas turap). Hitungan selengkapnya pada tabel dibawah dan hasilnya adalah persamaan berikut.

(10)

Didapat kedalaman turap yang dipancang adalah h3=4,55m. Dengan memberikan nilai keamanan 1,4 maka kedalaman turap yang di pancang : h=1,4x4,55=6,37 m

d. Mencari reaksi gaya pada titik tumpu A, RA.

(11)

e. Mencari momen maksimum

Momen maks. Terjadi pada titik dimana nilai SFx = 0

Momen maks. Adalah:

Tegangan lentur yang terjaf dapat dihitung denagn rumus berikut :

σ

=

W

M

Dengan :

σ = tegangan lentur baja 1800 kg/cm² M = momen lentur

W = modulus tampang

Dipakai turap baja prifl dengan ukuran : W= 1100cm³ h= 270

F= 156 cm² d = 9,5 b = 400 t = 7,5

3. Perencanaan Tiang Pancang

(12)

Untuk merencanakan tiang pancang pendukung dermaga dihitung gaya vertikal dan horizontal serat momen gaya terhadap titik tengah pada sisi dasar dermaga Ititk O)

Lebar balok melintang adalah 0,6m dan jarak balok melitang adalh b = 3,5m untuk pias sepanjang 3,5 m gaya gaya dan momen adalah:

Hitungan gaya vertkal dan momen terhadap titik O

(13)

Jumlah tiang yang mendukung dermaga adalah 5 buah untuk setiap 3,5 m panjang dengan penenpatan tiang seperti terlihat dalam gambar, jarak tiangstiang tersebut terhadap titik O adalah :

Absis tiangstiang:

Gaya vertikal yang bekerja pada tiap tiang dihitung dengan rumus berikut ini.

Gaya horizontal yang bekerja pada tiap tiang adalah:

Gaya horizontal tersebut lebih besar darai gaya dukung yang di ijinkan tiang. Untuk bisa menahan gaya horizontal tersebut maka tiang di pancang miring dengan kemiringan sbb:

Tiang 1,2,3 miring 3:1 Tiang 4, 5 miring 6:1

(14)

Gaya horizontal yang bekerja pada tiap tiang adalah:

Karena gaya yang bekerja pada tiang lebih kecil dari pada gaya dukung ijin, berarti tiang tersebut aman.

a. Menemukan panjang tiang

Gaya dukung tiang dihitung terhadap gesekan dan lekatan tiang. 1) Tiang gesekan, dihitung dengan rumus berikut:

dengan Ket: k = keliling tiang

Z = panjang tiang dalam tanah

2) Tiang lekatan, dihitung dengan rumus :

Dengan C: kohesi tanah yang dalam contoh ini milainya 0,05 kg/ cm² = 0,5 t/m²

Gaya dukung tiang total (gesekan dan lekatan) :

Dengan menyamakan gaya dukung tiang total dengan gaya maks. Yang bekerja pada satu tiang, akan didapat panjang tiang yg harus di pancang.

Panjang tiang total :

b. Tinjauan terhadap muatan darurat Muatan darurat berasal dari :

1. Muatan normal + benturan kapal 2. Muatan normal + tarikan kapal 1. Muatan normal + bebturan kapal

(15)

turap). Dengan demikian nilai gaya horizontal (H) berkureang sehingga dermaga lebih aman.

2. Muatan normal + tarikan kapal

Gaya Tarik Untuk Tiap Bollard (Tambatan) Adalah 35 Ton Jarak antara bollard = 21 m

Di antara bollard terhadap 21/3,5 = 6 balok melintang. Satu baris tiang menahan gaya sebesar

Jarak vertikal antara gaya horizontal pada bollard

Momen akibat tarikan kapal :

Hitungan gaya dkung tiang miring di berikan dalam tabel.

c. Chek tiang bekerja satu kelompok

Tinjauan kelompok tiang dapat dilihat dalam gambar. Pengecekan dilakukan pada kedudukkan tiang vertikal. Digunakan dua kelompok tiang untuk mewakili tiangstiang seluruhnya.

(16)
(17)

Referensi

Dokumen terkait

V DL Gaya lintang akibat beban mati yang terjadi pada balok, ton V kapal Kecepatan kapal pada saat membentur dermaga, m/detik V LL Gaya lintang akibat beban hidup yang terjadi

Pada bab ini penulis akan membahas perhitungan daya dukung ultimate (vertikal dan horizontal) dan penurunan pondasi tiang pancang, yaitu dengan metode Analitis dengan

Pondasi yang dihitung dengan pemodelan tiang pancang dan rakit adalah analisa daya dukung, penurunan, tahanan terhadap gaya angkat (uplift) dan kontrol terhadap