Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 39 HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN SIKLUS MENSTRUASI
PADA GURU DAN KARYAWAN SMP NEGERI 18 SURAKARTA Relationship Stress Level With Menstrual Cycle On Teachers And
State Employees SMPN 18 Surakarta
Fitria Ika Wulandari, Luth Pita Putri Larasati Akademi Kebidanan Citra Medika Surakarta
ABSTRACT
The menstrual cycle is the time from the first day of menstruation until the arrival of the next period, but today many women who experience menstrual cycle disorders. One cause menstrual cycle disorders is stress. Preliminary studies conducted by interviews with 10 teachers and employees of SMPN 18 Surakarta obtained in 3 persons have shorter menstrual cycles (<21 days). This study aims to determine the correlation between stress and the menstrual cycle on teachers and employees in SMPN 18 Surakarta.
This type of research is analytical research using cross sectional study design. The study was conducted on teachers and employees of SMPN 18 Surakarta who still menstruate with a sample of 40 people with non-probability sampling technique using saturated sample using univariate and bivariate analysis using Chi Square.
Based on the result p value = 0.039 <0.05. x2hitung = 10.098> x2 table = 9.488 means that there is a relationship between stress levels with the menstrual cycle on teachers and employees in SMPN 18 Surakarta.
The conclusion from this study is that there is a relationship between stress levels with the menstrual cycle on teachers and employees in SMP Negeri 18 Surakarta. Women are expected to further improve the knowledge about the importance of reproductive health-related stress and the menstrual cycle so as to anticipate the onset of stress.
Keywords: Stress, Cycle, Menstruation
ABSTRAK
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 40 tingkat stres dengan siklus menstruasi pada guru dan karyawan di SMP Negeri 18 Surakarta.
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan desain penelitian Cross Sectional. Penelitian dilakukan pada guru dan karyawan SMP Negeri 18 Surakarta yang masih mengalami menstruasi dengan sampel 40 orang dengan tekhnik non probability sampling dengan menggunakan sampel jenuh menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square.
Analisis data diperoleh hasil p value = 0,039 < 0,05. x2hitung = 10,098 > x2 tabel = 9,488 berarti ada hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada guru dan karyawan di SMP Negeri 18 Surakarta.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada guru dan karyawan di SMP Negeri 18 Surakarta. Diharapkan wanita dapat lebih meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan stres dan siklus menstruasi sehingga dapat mengantisipasi timbulnya stres.
Kata kunci : Stres, Siklus, Menstruasi PENDAHULUAN
Perempuan merasakan tidak nyaman akibat menstruasi yang mereka alami hampir selama hidup mereka. Siklus menstruasi merupakan periode berlangsungnya perubahan fisiologi pada wanita. Sindrom premenstruasi terjadi pada 75-80% wanita di dunia pada usia reproduksi (Data Statistik, 2005).
Menurut Proverawati (2009), pada kenyataanya siklus menstruasi setiap wanita tidak memiliki pola tertentu.
Beberapa studi menyatakan bahwa wanita usia reproduksi berbagai
memiliki masalah dengan menstruasi
yang abnormal, seperti sindrom premenstruasi dan menstruasi yang tidak teratur.
Prevalensi siklus menstruasi yang abnormal berdasarkan evaluasi medis, terdapat 9 - 13% wanita usia reproduksi
mengalami menstruasi yang tidak teratur. Di Amerika Serikat 19% wanita usia 18-55 tahun mengalami gangguan dengan menstruasinya (Strine, 2005). Menurut laporan WHO (2008) prevalensi oligomenore pada wanita sekitar 45%. Penelitian Bieniasz J et al,
dalam Sianipar et al
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 41 5,3%, amenorea sekunder 18,4%,
oligomenorea 50%, polimenorea 10,5%, dan gangguan campuran sebanyak 15,8% (Sianipar, 2009).
Bieniasz Jet al (2011) dalam penelitiannya mengatakan faktor siklus menstruasi diantaranya yaitu faktor hormon, psikis/stres, aktivitas, gizi,
sampai dengan pola makan dan dari sejumlah faktor tersebut stres memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap siklus menstruasi yaitu sebesar 73,9%.
Stres dapat mempengaruhi siklus menstruasi, karena pada saat stres hormon stres (hormon kortisol) sebagai produk dari glukokortioid korteks adrenal yang disintesa pada zona fasikulata bisa mengganggu siklus menstruasi karena mempengaruhi jumlah hormone progesterone dalam tubuh. Jumlah hormon dalam darah yang terlalu banyak inilah yang dapat menyebabkan perubahan siklus menstruasi. Dari hasil beberapa penelitian juga menjelaskan bahwa sewaktu stres terjadi aktivasi aksis
hipotalamus-pituitary-adrenal bersama-sama dengan sistem saraf autonom yang menyebabkan beberapa perubahan,
diantaranya pada sistem reproduksi yakni siklus menstruasi yang abnormal (Chrousos dkk, 2004; Kanjantie dan Phillips, 2006).
Penelitian yang dilakukan oleh Mahbubah (2006) pada wanita usia 20-29 tahun di Kelurahan Sidoarjo, Kecamatan Pacitan didapatkan bahwa
sebagian besar responden (64,9%) memiliki siklus menstruasi yang normal dan sebangak 35,1% mengalami siklus menstruasi terganggu yaitu polimenore 23,1%, oligomenore 69,2%, dan amenore 7,7%. Selain itu, responden
yang siklus menstruasinya terganggu tersebut cenderung mengalamii stres berat yaitu sebanyak 44,6%.
Berdasarkan data di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Pada Guru dan Karyawan SMP Negeri 18 Surakarta
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 42 yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh guru dan karyawan wanita yang bekerja di SMP Negeri 18 Surakarta yang masih mengalami menstruasi dengan jumlah 40.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik non probability sampling dengan jenis sampel jenuh. Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pernyataan persetujuan dan membagikan checklist atau angket. Data yang diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari: data primer dan data sekunder. Pada penelitian ini checklist
yang digunakan adalah checklist tertutup. Pengolahan datameliputi :Editing, Coding, Scoring, Data Entry,
dan Tabulasi.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis
univariat bertujuan untuk
mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. digunakan untuk menguji hipotesis dan menjawab rumusan masalah yang diajukan. Pemilihan uji statistik ditentukan
berdasarkan tujuan analisa maupun skala data masing-masing variabel. Untuk mengetahui hubungan antara variabel, dilakukan uji statistik Chi Square untuk yaitu uji statistik yang dilakukan untuk mengetahui ada hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel tergantung.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 18 Surakarta pada bulan Mei 2015. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh guru dan karyawan SMP Negeri 18 Surakarta yang masih mengalami menstruasi berjumlah 40 orang. Pengambilan sampel dari penelitian ini menggunakan Non Probability Sampling/Non Random
Sampling.
Univariat Tingkat Stres
No Tingkat Stres
F (n) P (%)
1. 2. 3. 4. 5.
Normal Ringan Sedang Berat
Sangat Berat
5 8 19
6 2
12,5 20 47,5
15 5
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 43 Berdasarkan tabel di atas, dapat
diketahui bahwa dari 40 responden, 19 responden mengalami stres sedang (47,5%).
Siklus Menstruasi
No Siklus Menstruasi F (n) P (%) 1. 2. Teratur Tidak Teratur 13 27 32,5 67,5
Total 40 100,0
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui sebagian besar responden mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur yaitu sebanyak 27 responden (67,5%).
Bivariat
Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi
No Tingkat Stres
Siklus Menstruasi
Total Teratur Tidak
Teratur
N % N % N %
1. 2. 3. 4. 5. Normal Ringan Sedang Berat Sangat Berat 2 6 3 1 1 40 75 15,8 16,6 50 3 2 16 5 1 60 25 84,2 83,4 50 5 8 19 6 2 100 100 100 100 100
Jumlah 13 32,5 27 67,5 40 100
P value X 2
Hitung
Koefisien Kontingensi
0,039 10,098 0,499
Berdasarkan tabel di atas, yang mengalami siklus menstruasi teratur mayoritas mengalami tingkat stres ringan yaitu 6 orang (15%), yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur mayoritas mengalami tingkat stres sedang yaitu sebanyak 16 orang (40%).
Dari hasil uji x2 yang dilakukan didapatkan x2hitung= 10,098>x2 tabel=9,49 dan didapatkan ρValue=0,039<0,05. Jadi, ada hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada guru dan karyawan di SMP negeri 18 Surakarta. Koefisien kontingensi= 0,449 berarti keeratan hubungan dalam penelitian ini cukup.
Pembahasan
Tingkat Stres Pada Guru dan Karyawan di SMP Negeri 18 Surakarta
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 44 (15%), dan yang mengalami stres sangat
berat sebanyak 2 orang (5%).
Mayoritas responden mengalami stres sedang yaitu sebanyak 19 orang (47,5%), hal tersebut dapat terjadi karena seluruh responden sudah menikah yaitu sebanyak 40 orang (100%). Menurut Somad (2010) pernikahan adalah pengikatan janji nikah yang dilakukan dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial. Karena itu berarti pernikahan dapat menimbulkan stres pada beberapa wanita.
Siklus Menstruasi Guru dan Karyawan SMP Negeri 18 Surakarta
Berdasarkan penelitian yang
peneliti lakukan di SMP Negeri 18 Surakarta, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur yaitu sebanyak 27 responden (67,5%) dan yang mengalami siklus menstruasi teratur sebanyak 13 responden (32,5%).
Mayoritas guru dan karyawan di SMP Negeri 18 Surakarta mengalami siklus menstruasi tidak teratur yaitu
sebanyak 27 responden (67,5%), hal ini dapat disebabkan oleh faktor usia. Mayoritas responden memiliki usia produktif (20-35 tahun) yaitu sebanyak 23 responden (57%). Menurut Muharam (2010), wanita usia produktif cenderung memiliki aktivitas fisik yang cukup banyak dan aktivitas fisik tersebut merupakan salah satu penyebab gangguan menstruasi. Dalam penelitian yang dilakukan Nuraini (2011) mengenai pengaruh usia dan aktivitas dengan siklus menstruasi pada siswi kelas XI didapatkan dari 79 siswi yang diteliti sebagian besar responden
melakukan aktivitas yang cukup banyak yaitu 54 orang (68,35%) dan dari 54 orang tersebut yang mengalami siklus
menstruasi tidak teratur sebanyak 34 siswi (61,1%) berarti wanita usia produktif yang memiliki aktivitas cukup banyak dapat mempengaruhi menstruasi.
Hubungan Tingkat Stres dengan Siklus Menstruasi Guru dan Karyawan Di SMP Negeri 18 Surakarta
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 45 (12,5%) mengalami stres normal, 8
responden (20%) mengalami stres ringan, 6 responden (15%) mengalami stres berat, dan sisanya mengalami stres sangat berat yaitu sebanyak 2 orang (5%). Sedangkan dari 40 responden, yang mengalami siklus menstruasi tidak teratur sebanyak 27 orang (67,5%) dan
yang lain mengalami siklus menstruasi yang teratur 13 responden (32,5%).
Dari hasil uji x2 yang dilakukan didapatkan x2hitung= 12,273 > X2tabel = 9,49 dan ρValue = 0,000<0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada guru dan karyawan di SMP Negeri 18 Surakarta.
Pada hasil penelitian, koefisien kontingensi yang didapatkan adalah 0,449 berarti keeratan hubungan dalam penelitian ini cukup .Kemungkinan ada hal lain yang dapat mempengaruhi perubahan siklus menstruasi, perubahan siklus menstruasi dipengaruhi oleh faktor hormon, psikis/stres, aktivitas,
gizi, sampai pola makan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
1. Mayoritas guru dan karyawan di SMP Negeri 18 Surakarta yang masih menstruasi mengalami tingkat stres sedang
2. Sebagian besar guru dan karyawan di SMP Negeri 18 Surakarta yang masih menstruasi mengalami siklus menstruasi tidak teratur
3. Ada hubungan antara tingkat stres dengan siklus menstruasi pada guru dan karyawan di SMP Negeri 18 Surakarta dengan keeratan hubungan dalam kategori cukup kuat
Saran
1. Bagi penyedia layanan kesehatan
Memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada wanita dengan
gangguan siklus menstruasi yang disebabkan oleh stres.
2. Bagi Lembaga Sekolah
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 46 3. Bagi Responden
Diharapkan responden dapat mempersiapkan diri supaya dapat mengurangi stres dengan cara istirahat yang cukup dan menambah hiburan seperti refreshing.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan digunakan sebagai data dasar untuk melaksanakan penelitian lebih lanjut seperti mengidentifikasi faktor-faktor penyebab tingkat stres guru dan karyawan di sekolah meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Bieniasz, J., Zak, T., A-Lskowska, Z. & Noczyska, A. 2007. Menstrual Pattern Common Menstrual Disorder in Adolescent Girls. dari http://situskebidanan.blogspot.com
/2010/02/menstrual-pattern-disorder-adolescent.
Chrousos GP, Elemkov, J. 2004. Stress hormones. TEM
Data Statistik. 2005. Prevalensi Sindrom Premenstruasi dan Gangguan Menstruasi Pada Wanita. dari http://www.idai.or.id/wanita/artike l.asp?q=200994155149.
Mahbubah. 2006. Hubungan Stres dengan Siklus Menstruasi Pada Wanita Usia 20-29 tahun di Kelurahan Sidoharjo Kecamatan
Pacitan. dari
http://situskebidanan.blogspot.com /2010/02/hubungan-stres-dengan- siklus-menstruasi-sidoharjo-pacitan. h. 7; 8; 9.
Nuraini. 2008. Hubungan Usia dan Aktivitas dengan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas XI di
SMA Mojowarno. Dari
http://resources.unpad.ac.id/unpa-content/uploads/publikasi_dosen/ HUBUNGAN%20USIA%20AKT IVITAS%20SIKLUSMENSTRU ASI.pdf. h. 19; 20.
Proverawati, A, dan Misaroh, S. 2009. Menarche: Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yogyakarta: Nuha Medika. h. 44; 45; 91; 92.
Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan 47 Strine. 2005. Human Resources
Management. Australia: Fifth
Edition Willey.
http://resources.unpad.ac.id/unpad content/uploads/publikasi_dosen/ HUMAN%20RESOURCES%20 MANAGEMEN.pdf.