• Tidak ada hasil yang ditemukan

ELEKTROSTIMULATOR DAN TERAPI INFRA MERAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ELEKTROSTIMULATOR DAN TERAPI INFRA MERAH"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ELEKTROSTIMULATOR DAN TERAPI INFRA MERAH

A. Alat Terapi Elektrostimulator

Pengertian

Terapi elektrik atau disebut elektroterapi merupakan metode terapi suatu penyakit atau gangguan kesehatan dengan menggunakan sinyal elektrik sebagai sarana pengobatan. Salah satu alat terapi yang termasuk elektroterapi yaitu elektrostimulator. Elektrostimulator ini digunakan pada penderita stroke yang digunakan pada aktivitas kontraksi otot yang fungsional dan melibatkan fungsi system saraf pusat sehingga memiliki unsur reedukasi.

Elektrostimulator merupakan suatu alat elektronik yang menghasilkan tegangan listrik dengan intensitas dan frekuensi tertentu. Dalam pemakaianya elektrostimulator berfungsi sebagai sumber rangsangan listrik yang diharapkan mampu meningkatkan atau menciptakan keseimbangan biopotensial. ES banyak jenisnya, salah satunya adalah Functional Electrical Stimulation (FES).

FES adalah ES yag berfungsi untuk memberikan stimulasi pada jaringan tubuh untuk dapat melakukan fungsi/kerja tertentu. Selama mengidap penyakit stroke, pasien mengalami

ketidakmampuan menggerakkan organ motorik seperti tangan dan kaki. Hal ini diakibatkan oleh terputusnya jaringan saraf antara jaringan syaraf neural dan jaringan otot motorik. Jika hal ii

berlangsung dalam kurun waktu yang lama otot-otot organ motorik akan mengalami penurunan daya kontraksi otot, dilanjutkan dengan hilangnya kemampuan kontraksi otot dan yang paling parah adalah terjadinya degenerasi otot.

Hal inilah yang menyebabkan pasien pasca stroke mengalami kesulitan pemulihan sehingga harus dilatih menggerakkan organ motorik dengan fisioterapi. Jadi pokok permasalahan ini adalah tidak bekerjanya itiit dalam waktu yang lama menyebabkan otot kehilangan kemampuan kontraksi

sehingga tidak mempunyai daya untuk melakukan pergerakan. Pada kondisi seperti ini maka pasien diperlukan melakukan terapi. Salah satu alat yang digunakan yaitu Elektrostimulator

Efektivitas terapi menggunakan elektrostimulator bergantung pada bentuk gelombang, besarnya intensitas (tegangan dan arus), frekuensi dan waktu rangsangan. Penentuan bentuk gelombang disesuaikan dengan jenis terapinya. Variabel intensitas dan frekuensi merupakan variabel penentu efektivitas terapi. Disini, penentuan intensitas selain berpengaruh terhadap efektivitas terapi juga harus mempertimbangkan ambang batas energi listrik yang diperkenankan, agar tidak terjadi efek ionisasi dan fibrilasi jantung.

(2)

Prinsip kerja blok diagram

Tegangan dari PLN yang berupa arus AC masuk ke trafo step down untuk diturunkan tegangannya menjadi lebih rendah kemudian masuk ke power supply dimana power supply berfungsi

menyearahkan tegangan menjadi DC untuk mensupply ke komponen yang lain. Power supply memberi tegangan ke electrode dan pulse generator. Pulse generator berfungsi untuk

membangkitkan pulsa yang kemudian masuk mikrokontroller.

Di mikrokontroller data diproses yang kemudian di tampilkan pada seven segment berupa besarnya tegangan yang digunakan. Dari mikrokontroller mengatur relay saklar kemudian ke electrode dan electrode dipasangkan pada pasien.

Pulse Generator adalah salah satu sirkuit elektronik atau sebuah peralatan tes elektronik yang digunakan untuk menghasilkan pulsa persegi panjang.

Pembangkit detak atau Pulse Generator pada prinsipnya hanyalah sebuah pembangkit detak (oscilator), dengan tambahan pengatur lebar pulsa dan pengatur frekuensi. Untuk membangun sebuah pembangkit detak (oscilator) tidak sulit. Satu IC gerbang ditambah kapasitor dan resistor jadilah oscilator.

Ide dari pulse generator adalah satu pembangkit detak frekuensi tinggi, pembagi frekuensi dan Pengatur lebar detak. Frekuensi detak 100Khz dibagi 10 untuk mendapatkan keluaran alternatif dan dapat dibagi menurut keperluan. Keluaran yang terpakai di masukan pada blok pelambat (delay) dan keluaran nya akan menjadi masukan bagi rangkaian pengatur lebar detak (Pulse Width Generator), untuk mengatur-atur bentuk gelombang agar didapat frekuensi dan bentuk gelombang yang diperlukan .

Pemeliharaan

(3)

2. Cuci pad perlahan dengan menggunakan air mengalir

3. Cukup keringkan pad dan biarkan permukaan perekatnya kering

4. Tempelkan pad dengan lembut ke elektroda untuk penyimpanan

Troubleshooting

B. Alat terapi inframerah

Pengertian

(4)

Gelombang elektromagnet merupakan perambatan kekuatan medan listrik dan medan magnet yang berupa gelombang transversal. Kecepatan perambatannya tergantung medium yang dilalui, dengan mengalami :

1. Pemantulan

2. Pembiasan (refraksi)

3. Penyerapan (absorbsi)

Spektrum gelombang elektromagnet merupakan urut-urutan panjang gelombang pada gelombang electromagnet dari yang terbesar sampai dengan terkecil:

1. Gelombang radio : LW, MW, SW, VHF.

2. Gelombang mikro : UHF

3. Sinar Infra Merah (infra red)

4. Sinar yang tapat oleh mata

5. Sinar ultra ungu (ultra violet)

6. Sinar X (rontgen)

7. Sinar gamma

Penjelasan gelombang sinar Infra Merah

Sinar infra merah bila dilihat dari susunan spektrum sinar (hertzian, inframerah, merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu, ultra ungu / violet pigment, j.cosmic), terletak diantara sinar merah hertzian. Dengan demikian defenisi sinar inframerah adalah pancaran gelombang eletromagnetik dengan panjang gelombang 7.700-4 juta

Panjang gelombang yang pendek yaitu 7.700 – 150.000 Angstrom dapat dipakai untuk pengobatan.

Bersifat :

1. Tidak nampak

2. Panjang gelombang lebih panjang daripada sinar merah

(5)

4. Efek kimia rendah

5. Dapat menembus awan

6. Dapat mengalami pemantulan

Kegunaan : memotret bumi dari satelit, menentukan struktur molekul, pengobatan, dll.

Sumber : sinar matahari, lampu tertentu.

Alat terapi (Fototerapi) menggunakan gelombang sinar infra merah

Phototherapy adalah terapi dengan menggunakan penyinaran sinar dengan intensitas tinggi yaitu 425-475 nm (biasa terlihat sebagai sinar biru) untuk menghilangkan bilirubin tak langsung dalam tubuh. Terapi sinar dilakukan selama 24 jam atau setidaknya sampai kadar bilirubin dalam darah kembali ke ambang batas normal. Dengan fhototherapi, bilirubin dalam tubuh bayi dapat dipecahkan dan menjadi mudah larut dalam air tanpa harus diubah dulu oleh organ hati. Terapi sinar juga berupaya menjaga kadar bilirubin agar tak terus meningkat sehingga menimbulkan risiko yang lebih fatal.

A. PATOFISIOLOGI

Bilirubin normalnya dibersihkan dari tubuh dengan konjugasi hepatik dengan asam glukoronat dan dihilangkan dalam empedu dalam bentuk bilirubin glukoronat. Ikterik neonatus berkembang dari defisiensi konjugasi sementara (eksarserbasi pada bayi preterm) digabung dengan peningkatan pemecahan sel darah merah. Kondisi patologik yang dapat meningkatkan produksi bilirubin meliputi isoimunisasi, kelainan hemolitik diturunkan, dan ekstravasasi darah (misalnya dari memar

dan cephalhematoma). Kelainan genetik konjugasi bilirubin, khususnya sindrom Gillbert yang berkontribusi pada hiperbilirubinemia neonatus. Sebagian besar bayi sehat yang beresiko terjadi hiperbilirubinemia adalah bayi kurang bulan dan yang tidak disusui ASI baik. Penyusuan ASI dan asupan kalori yang buruk dipikirkan dapat menyebabkan peningkatan sirkulasi bilirubin enterohepatik.

B. MANFAAT

Untuk mengurangi bilirubin. Karena bila kadar bilirubin tak langsung terlalu tinggi, maka akan menyebabkan penumpukan pada bagian otak (bilirubin tak langsung dapat menembus sawar otak) dan menimulkan gejala gangguan saraf hingga kematian.

C. CARA KERJA :

(6)

2. Ketika bilirubin mengabsorbsi cahaya, terjadi reaksi fotokimia yaitu isomerisasi.

3. Terdapat konversi ireversibel menjadi isomer kimia lainnya bernama lumirubin yang dengan cepat dibersihkan dari plasma melalui empedu.

4. Lumirubin adalah produk terbanyak degradasi bilirubin akibat terapi sinar pada manusia.

D. CARA MELAKUKAN PENYINARAN

Pada saat dilakukan fhototherapi, bayi dibaringkan di dalam incubator bila bayi prematur dan ranjang bayi bila matur dalam keadaan telanjang, kecuali mata dan alat kelamin harus ditutup dengan menggunakan kain kasa. Tujuannya untuk mencegah efek cahaya berlebihan dari lampu-lampu tersebut. Seperti diketahui, pertumbuhan mata bayi belum sempurna sehingga dikhawatirkan akan merusak bagian retinanya. Begitu pula alat kelaminnya, agar kelak tak terjadi risiko terhadap organ reproduksi itu, seperti kemandulan reproduksi ( walau belum terbukti).

Perlu diingat bahwa phototherapy hanya dapat digunakan untuk bilirubin tak langsung saja, bukan bilirubin langsung. Kemudian diatasnya akan dipasang alat yang memeliki lampu yang akan

memancarkan sinar dengan intensitas tinggi. Sinar ini akan mengurai bilirubin tak langsung menjadi zat yang dapat dibuang keluar dari tubuh melalaui air kencing atau empedu.

E. WAKTU MELAKUKAN PENYINARAN

Pada bayi prematur, maka phototherapy dilakukan bila:

 Berat badan bayi < 1000g

 Kadar bilirubin tak langsung 7-9mg/dl pada berat badan 1000-1500g

 Kadar bilirubin tak langsung 10-12mg/dl pada berat badan 1500-2000g

 Kadar bilirubin tak langsung 13-15mg/dl pada berat badan 2000-2500g

Pada bayi matur (sesuai usia kehamilan normal), phototherapy dilakukan bila:

 Bayi kuning < dari 24 jam setelah lahir

 Bayi usia 24-28 jam kadar bilirubin tak langsung 15-18mg/dl

 Bayi usia 48-72 jam kadar bilirubin tak langsung 18-20mg/dl

(7)

F. KEBERHASILAN

Phototherapy dikatakan sudah berhasil bila kadar bilirubin tak langsung turun sesuai dengan kadar normalnya untuk usia dan berat badan terkait. Kadar bilirubin tak langsung akan dicek setiap 12-24 jam dan pemeriksaan akan diulang 12-24 jam setelah terapi selesai untuk memastikannya.

Perubahan warna kulit bukan indikator keberhasilan terapi.

G. EFEK SAMPING

1. Diare

2. Kotoran jadi encer

3. Kulit menjadi hitam

4. Bercak kemerahan pada kulit bayi karena efek panas dari lampu atau malah kedinginan akibat telanjang

5. Dehidrasi (kehilangan cairan) sering terjadi, biasanya dicegah dengan pemberian cairan lebih dari kebutuhannya melalui infuse atau ASI.

6. Bronze Baby Syndrome (kulit bayi tampak berwarna perunggu), hal ini terjadi bila penyinaran dilakukan pada kadar bilirubin langsung tinggi.

H. PENGARUH SINAR TERAPI TERHADAP BILIRUBIN

Keuntungan dari fototerapi pertama kali diketahui dari observasi yang dilakukan oleh sister J Wards pada tahun 1956, yaitu seorang perawat yang bertugas di unit bayi prematur di Rochford General Hospital Essex Jerman, dengan menggunakan paparan sinar matahari terhadap neonatus yang kuning. Kemudian seorang residen anak R. J Creamer melakukan penelitian terhadap bayi kuning yang diberikan paparan sinar matahari mendapatkan penurunan kadar bilirubin. Selanjutnya Creamer dkk membuat unit fototerapi yang terdiri dari 8 buah tabungfluorescent biru berukuran 24 inci dan memaparkannya pada 9 neonatus. Pada akhirnya diperoleh penurunan kadar bilirubin dan dengan demikian teknologi fototerapi ditemukan. Fototerapi telah dievaluasi dalam sejumlah penelitian sejak tahun 1960 sampai awal 1990.

Ketika bilirubin mengabsorbsi cahaya, terjadi reaksi fotokimia yaitu isomerisasi. Juga terdapat konversi ireversibel menjadi isomer kimia lainnya bernama lumirubin yang dengan cepat dibersihkan plasma melalui empedu.

(8)

urin. Foto isomer bilirubin lebih polar dibandingkan bentuk asalnya dan secara langsung dapat diekskresikan melalui empedu. Hanya produk foto oksidan saja yang bisa diekskresikan lewat urin.

Gambar mekanisme fototherapi

Bilirubin atau zat kuning mampu mengabsobsi sinar biru dengan panjang gelombang 400-550 nm untuk mengubah bilirubin indirect menjadi fotoisomer yang mudah larut dan tidak toxic. Maka besarnya energi foton yang dibutuhkan untuk mrngubah bilirubin indirect menjadi fotoisomer ialah sebesar sampai dengan 3,6×10-19joule.

I.Diagram Blok Sistem

Gambar diagram blok

Cara kerja :

Tegangan PLN AC 220 akan di turunkan dengan menggunakan trafo step down untuk mensuplly rangkaian. Timer ditentukan dengan menggunakan tombol UP dan DOWN dengan pilihan waktu selama 6 jam, 12 jam, 18 jam, 24 jam. Waktu terapi akan ditampilkan pada display seven segment. Kemudian tekan tombol start untuk memulai proses terapi. Mikrokontroller akan mengirimkan data untuk mengaktifkan driver lampu dan hourmeter bekerja. Kemudian timer akan menghitung sesuai waktu yang di tentukan. Saat waktu sudah habis maka driver lampu akan dimatikan oleh

mikrokontroller dan selanjutnya akan mengaktifkan buzzer sebagai pertanda waktu habis.

(9)

K. Prinsip Kerja Rangkaian

1. Pada saat saklar Power ditekan, arus mengalir dan lampu indikator menyala.

2. Ketika saklar Start ON ditekan, arus mengalir ke Relay dan Relay bekerja.

3. Relay bekerja dan mengalirkan arus ke Timer.

4. Pada saat Timer bekerja, Lampu TL dan Hour meter aktif secara bersamaan.

5. Pada saat waktu Timer tercapai, Timer memutuskan arus menuju Relay.

6. Secara otomatis, Relay, Timer, Lampu TL dan Hour meter ikut mati dan sistem berakhir.

7. Namun Lampu indikator Power masih menyala, karena saklar Power masih dalam keadaan ON.

L. Troubleshooting

1. Lampu tidak menyala :

 Cek kabel power, putus atau tidak.

 Cek sambungan kabel dengan stop kontak.

 Bila lampu putus ganti dengan yang baru.

2. Hourmeter tidak jalan :

 Cek sambungan hourmeter ke lampu, relay, dan keadaan relay sendiri

3. Lampu tidak menyala sesuai settingan(terlalu cepat mati/terlalu lama menyala) :

Gambar

Gambar mekanisme fototherapi

Referensi

Dokumen terkait

Penetapan kadar dilakukan dengan spektrofotometri sinar tampak dengan penambahan pereaksi pembentuk warna posfat, warna biru yang terbentuk diukur pada panjang gelombang 717 nm..

Spektrofotometer UV-Visible yang mengasorpsi larutan warna pada panjang gelombang 400-800 nm, maka larutan kompleks biru tua itulah yang akan ditentukan nilai

Dengan penambahan gugus polar pada bilirubin, hati mengubah biliru- bin menjadi bentuk yang larut didalam air atau polaritas bilirubin dicapai dengan konjugasi

Pada hasil KLT, setelah dilakukan pemberiandengan uap amonia pada lampu UV 254 nm terdapat noda yang berfluoresensi kuning, pada lampu UV 366 nm berfloresensi

Ultraviolet A (UV A) yaitu sinar dengan panjang gelombang antara 400 – 315 nm dengan efektivitas tetinggi pada 340 nm, dapat menyebabkan warna coklat pada kulit tanpa

Radiasi sinar ultraviolet adalah radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang lebih pendek dari spektrum antara 100-400 nm, dapat membunuh bakteri tanpa meninggalkan sisa

Sesuai dengan prinsip kerja spektrofotometer UV-Visibel yang mengabsorbsi larutan warna pada panjang gelombang 400-800 nm, maka larutan komplek biru tua inilah yang

Berdasarkan pengukuran absorbansi yang telah dilakukan menggunakan Spektrofotometer UV- Visible, didapatkan panjang gelombang maksimum yaitu 550 nm dengan hasil persentase stabilitas