• Tidak ada hasil yang ditemukan

KODE ETIK AUDITOR ITERNAL. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KODE ETIK AUDITOR ITERNAL. doc"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Kode Etik Auditor Internal

Shintya Dirgahayu

shintyad93@gmail.com

Suatu kode etik akan diperlukan dan tepat untuk profesi auditing internal, yang didirikan di atas kepercayaan pada keyakinan objektifnya tentang manajemen risiko, pengendalian, dan pengelolaan. Kode etik yang dikeluarkan oleh Institute of Internal Auditor melampaui definisi auditing internal dengan mencakup dua komponen penting, yaitu:

1. Prinsip-prinsip yang relevan dengan profesi dan praktik auditing internal.

2. Aturan Perilaku yang menguraikan norma-norma perilaku yang diharapkan dari para auditor internal. Aturan-aturan ini merupakan bantuan untuk mengintepretasikan Prinsip menjadi aplikasi praktis dan dimaksudkan untuk mengarahkan perilaku etis dari para auditor internal.

Di dalam bukunya yang berjudul standar profesional audit internal, Hiro Tugiman (1997) menyampaikan dua kode etik, yang pertama adalah kode etik perhimpunan auditor internal indonesia dan yang kedua adalah kode etik qualified internal auditor. Pasal-pasal dari kedua kode etik tersebut secara umum adalah sama.

Berikut adalah pasal-pasal yang ada di dalam kedua kode etik tersebut:

1. Para anggota diwajibkan untuk bersikap jujur, objektif, dan hatihati dalam menjalankan tugas-tugas maupun kewajibannya.

2. Untuk mempertahankan kepercayaan dari pemberi tugas, para anggota harus menunjukkan loyalitas kepada pemberi tugas. Walaupun demikian anggota dilarang untuk mengambil bagian dalam kegiatan-kegiatan yang menyimpang atau melanggar hukum. 3. Para anggota harus menghindari untuk terlibat kegiatan yang dapat menimbulkan konflik

dengan kepentingan pemberi tugas, atau yang dapat menimbulkan prasangka yang meragukan kemampuannya untuk secara objektif menyelesaikan tugas dari kewajibannya.

(2)

5. Para anggota harus bersikap bijaksana dan hati-hati dalam menggunakan informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tugasnya. Para anggota dilarang untuk menggunakan informasi rahasia untuk kepentingan pribadi, atau menggunakan sedemikian rupa sehingga merugikan kepentingan pemberi tugas.

6. Dalam menyatakan pendapatnya, para anggota harus menggunakan semua kemampuannya untuk memperoleh bukti-bukti yang memadai yang dapat mendukung pernyataannya. Dalam laporannya, para anggota harus mengungkapkan fakta-fakta material yang diketahuinya yang jika tidak diungkapkan akan dapat merubah laporan hasil kegiatan yang direview, atau dapat menutupi adanya praktek-praktek yang menyalahi prosedur dan kebijakan.

7. Para anggota harus secara terus menerus berusaha meningkatkan keahlian dan keefektifan dalam melakukan pekerjaannya.

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa berhubung Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hukum masyarakat dan dengan

Meskipun biaya pemeriksaan radiografi konvensional dan CBCT relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan modalitas imejing lainnya, namun pemeriksaan tersebut tidak

Jika suatu Rumah Sakit melayani pasien menggunakan BPJS, Pada penelitian yang sebelumnya terkait dengan layanan BPJS bahwa ada pengaruh kualitas pelayann BPJS dengan

5) Menugaskan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi Pembantu dan/atau Pejabat Fungsional untuk membuat, mengumpulkan, serta memelihara informasi dan dokumentasi

Tahap measure bertujuan untuk mengetahui proses yang sedang terjadi, mengumpulkan data mengenai kecepatan proses, dan kualitas yang akan digunakan untuk mengetahui

• Untuk kepentingan nasional, pemerintah dapat menetapkan kebijakan pengutamaan minerba DN dengan mengendalikan produksi dan ekspor. • Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan

Diharapkan sarana penginapan yang didalamnya terdapat tambahan akomodasi relaksasi berupa spa dapat menyajikan fasilitas dengan nuansa yang berbeda dengan hotel

PENGEMBANGAN PRCDUK