• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skenario Perkembangan Sistem Informasi d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Skenario Perkembangan Sistem Informasi d"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

 

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

HALAMAN 1 DARI 4 (C) COPYRIGHT BY RICHARDUS EKO INDRAJIT, 2013

Skenario Perkembangan Sistem

Informasi dalam Perusahaan

oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu

EKOJI

999

Nomor 207, 3 April 2013

(2)

Bagi perusahaan konservatif yang memutuskan untuk melibatkan teknologi  informasi dalam  aktivitasnya  sehari‐hari,  perjalanan  implementasi  yang  ada  merupakan  sebuah  evolusi.  Sebelum  teknologi  informasi  memiliki  fungsi  yang  strategis  dalam  arti  kata  dapat  secara  signi�ikan  meningkatkan  kepuasan  pelanggan  terhadap  produk  atau  jasa  yang  diberikan  perusahaan,  teknologi  informasi  harus  melalui  skenario  tertentu  yang  dimulai  dengan  peranannya sebagai  alat bantu untuk meningkatkan e�isiensi  perusahaan.  Kecepatan evolusi  yang  harus  dilalui  sangat  bergantung  kepada  bagaimana  manajemen  dapat  menilai  dan  meningkatkan fungsi teknologi informasi bagi perusahaannya.

Jarang  sekali  terlihat  sebuah  perusahaan  yang  langsung  dapat  memanfaatkan  teknologi  informasi  yang  dimilikinya  menjadi  sesuatu  yang  strategis.  Biasanya  cara  manajemen  memandang teknologi  informasi  dan  bene�it  yang  diharapkan dari  penggunaannya  melalui  sebuah  skenario  evolusi  serupa.  Sebuah  lembaga  riset  internasional  mendeskripsikannya  sebagai suatu inovasi penggunaan teknologi informasi di perusahaan. Secara umum, ada lima  tahapan evolusi yang biasa dilalui sebuah organisasi (Primozic et.al., 1991).

Terhadap lima tahapan evolusi ini, secara garis besar, pemanfaatan teknologi informasi dapat  dilihat  dari  dua  sudut:  fokus  atau  harapan  manajemen  akan  bene�it  yang  harus  diberikan  teknologi  informasi,  dan  penggunaan atau  fungsinya  sehari‐hari  untuk  memenuhi  harapan  tersebut.

Permasalahan pertama yang biasa ditemui oleh para manajer di perusahaan adalah problem  e�isiensi  proses  kerja atau aktivitas  operasional  setiap hari.  Permasalahan ini  sangat  klasik  dihadapi  perusahaan  tradisional  sampai  modern  karena  semuanya  melibatkan  urusan  administrasi. Mulai dari hal‐hal yang paling kritikal seperti fungsi keuangan (tentu saja untuk  sebuah perusahaan baru, kontrol terhadap arus uang yang masuk dan keluar adalah masalah  yang harus  diprioritaskan),  sampai  dengan  urusan paperworks  (manajemen dokumentasi).  Secara tidak ragu‐ragu perusahaan akan menanamkan investasinya untuk membeli komputer  jika jelas terbukti bahwa urusan administratif akan menjadi lebih murah, lebih baik, dan lebih  cepat dalam tiga hal pokok: e�isiensi, efektivitas, dan kontrol internal.

Sumber: Keneth Primozic et.al, 1991

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

(3)

Tahap  kedua  dalam  evolusi  disebut  sebagai  leveraging  investment  dimana  komputer  atau  teknologi  informasi  dipandang  sebagai  suatu  asset  perusahaan  yang  menguntungkan  dibandingkan  dengan  penggunaan  teknologi  serupa  (value  for  money).  Biasanya  perbandingan tersebut  dilihat dari  seberapa  menguntungkan dari  segi  �inansial  seandainya  teknologi informasi menggantikan teknologi terdahulu dalam proses penciptaan produk atau  pelayanan yang ditawarkan perusahaan. Sebutlah penggunaan internet phone yang jauh lebih  murah karena untuk komunikasi interlokal atau internasional hanya akan dibebankan pulsa  lokal.  Contoh  lainnya  adalah  penggunaan  email  yang  dapat  menghemat  biaya  pengiriman  dokumen‐dokumen melalui kurir lokal atau internasional.

Tahap  evolusi ketiga yang  dilalui  adalah ketika teknologi informasi  sudah dilibatkan secara  langsung  dalam  proses  penciptaan  produk  atau jasa  sehingga  secara  nature  meningkatkan  kualitas  produk  atau  jasa  yang  ditawarkan.  Kriteria  cukup  jelas  di  sini  untuk  mengukur  seberapa jauh tingkat efektivitas teknologi informasi yang dimiliki. Manajemen akan melihat  apakah dengan diimplementasikannya sistem teknologi  informasi  akan dapat  meningkatkan  pendapatan atau revenue perusahaan atau tidak  (company growth). Salah satu ukuran yang  sering digunakan adalah dengan melihat perubahan pada market share. Jenis‐jenis teknologi  informasi  yang  popular  dimanfaatkan  pada  periode  ini  adalah  yang  secara  langsung  meningkatkan kepuasan  pelanggan,  terutama yang  berhubungan dengan  pelayanan  kepada  customers.  Contohnya  adalah  call  center  atau  hot  line  di  industri  perbankan  yang  dapat  melayani pertanyaan‐pertanyaan sampai dengan instruksi transaksi yang diinginkan nasabah  (sehingga  yang  bersangkutan tidak  harus  berlelah‐lelah  datang  dan  antri  di  bank).  Contoh  lainnya  adalah  pembelian  berang  melalui  mail  order  yang  dapat  dengan  mudah dilakukan  melalui internet. 

Periode  keempat  adalah  tahapan  dimana  perusahaan  yang  sudah  mature  akan  mempertimbangkan untuk memperbaiki kinerja internal perusahaan. Caranya adalah dengan  memfokuskan  diri  pada  kualitas  pengambilan  keputusan.  Decision  Support  System  dan  Executive  Information  System  adalah  dua  jenis  aplikasi  teknologi  informasi  yang  mendominasi perusahaan‐perusahaan modern yang ingin meningkatkan kualitas manajemen  dalam  menunjang  proses  pengambilan  keputusan.  Filoso�i  yang  dipergunakan sehubungan  dengan  hal  ini  cukup  simple  dan  straightforward.  Data  akan  diolah  menjadi  informasi,  informasi  akan menjadi  knowledge,  dan knowledge inilah yang akan menjadi  modal  utama  untuk  meningkatkan  kinerja  perusahaan  karena  merupakan  basis  dalam  pengambilan  keputusan.  Tidak  sedikit  perusahaan‐perusahaan  yang  memutuskan  untuk  melakukan  perubahan  besar‐besaran  seperti  restrukturisasi,  business  process  reengineering,  total  quality  management,  change  management,    dan  program‐program  manajemen  perubahan  lainnya  untuk  memperbaiki  kinerja  perusahaan.  Teknologi  informasi  sebagai  fasilitas  penunjang  dalam  pengambilan keputusan dilihat sebagai  salah satu  komponen utama  yang  menjadi pedoman dalam pende�inisian sistem dan prosedur perusahaan yang baru.

Era  kelima  yang  merupakan evolusi  terakhir  yang  dialami  terutama  oleh  perusahaan  yang  bergerak  di  bidang  jasa.  Pada  tahap  ini,  perusahaan  secara  agresif  melakukan  eksploitasi  pengembangan teknologi informasi  untuk  menjangkau para pelanggan atau calon pelanggan  di  mana  saja,  kapan  saja,  24‐jam  sehari,  dan  7  hari  seminggu.  Bahasa  populernya  adalah  bahwa di era globalisasi, teknologi menawarkan dunia industri untuk menembus batas ruang  dan  batas  waktu.  Sesuai  dengan  teori  supply  chain  management  yang  menekankan  pentingnya  hubungan  langsung  antara  pelanggan  dan  perusahaan  dapat  dengan  mudah  dilakukan melalui utilisasi teknologi informasi tercanggih.

Contohnya  adalah  home  banking  yang  menawarkan  nasabah  untuk  dapat  melakukan  transaksi  perbankan  dari  rumah  (seperti  transfer  uang,  pembayaran  listrik  dan  telepon,  melihat saldo, dan lain sebagainya). Di Amerika, nasabah yang bersangkutan diberikan disket 

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

(4)

untuk diinstalasi ke dalam  komputernya masing‐masing sehingga transaksi dapat dilakukan  dari  rumah  melalui  internet.  Bahkan  belakangan  ini  sudah  ada  bank  yang  bekerja  sama  dengan  perusahaan  TV  kabel  untuk  menghasilkan  produk  home  banking  melalui  Web‐TV.  Contoh  teknologi  lain  adalah  electronic  commerce  yang  menawarkan  masyarakat  untuk  belanja  kebutuhannya  –  seperti  buku,  pakaian,  komputer,  alat‐alat  kantor,  dan  lain‐lain  ‐  melalui  internet,  atau  lebih  dikenal  dengan  istilah  home  shopping.  Di  bidang  jasa  lainnya,  rumah  sakit  menawarkan  fasilitas  tele  medicine  yang  menghubungkan  dokter  dengan  pasiennya di mana saja melalui jaringan komputer multimedia.

Jika dianalisis lebih jauh,  kelima era tersebut dapat  dikategorikan menjadi  dua.  Pada kedua  era pertama,  terlihat  bahwa tujuan perusahaan melibatkan penggunaan teknologi  informasi  adalah  untuk  menghemat  pengeluaran  atau  biaya‐biaya  perusahaan  (reducing  the  cost  by  saving money). Pada era globalisasi dimana teknologi informasi merupakan salah satu kunci  keberhasilan  usaha,  perusahaan  yang  masih  berada  pada  kedua  tahap  evolusi  ini  dapat  digolongkan sebagai perusahaan tradisional. Sementara golongan kedua adalah tahap‐tahap  dimana teknologi informasi  sudah dipergunakan untuk meningkatkan pendapatan (revenue)  perusahaan  (make  money).  Bahkan  untuk  beberapa  industri,  teknologi  informasi  mutlak  dibutuhkan  untuk  berkompetisi.  Tanpa  keberadaannya,  akan  mustahil  perusahaan  dapat  survive  (remain  in  business)  karena  tidak  dapat  bersaing  dengan  perusahaan‐perusahaan  sejenis.  Dapatkah sebuah bank  retail saat ini  menjaring nasabah sebanyak‐banyaknya tanpa  memiliki fasilitas ATM?

‐‐‐ akhir dokumen ‐‐‐

SERI 999 E-ARTIKEL SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PROF. RICHARDUS EKO INDRAJIT

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan definisi metode pembelajaran yang dikemukakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh

dengan menggunakan media education card terhadap pemahaman siswa dikelas IX SMP Negeri 8 Banda Aceh”, Skripsi (Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2015).. Pemahaman peserta didik

Berdasarkan observasi awal penulis di SMA N 1 Gunung Toar ditemukan beberapa gejala di lapangan antara lain : siswa banyak yang terlambat datang ke sekolah,

Dengan menggunakan EPMA yang telah dipersiapkan untuk analisis material teriradiasi, maka langkah berikutnya adalah bagaimana mempersiapkan wadah kotak perisai radiasi

Aljabar Ditinjau dari Kecerdasan Majemuk Siswa Kelas VII SMP se-Kabupaten Bantul Tahun Pelajaran 2015/2016. Pembimbing I: Prof. Program Studi Pendidikan

Metode terapi tertawa yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan metode permainan modern sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan adalah terapi tertawa

Dari keseluruhan tabel tunggal yang dianalisis, peneliti dapat menyimpulkan bahwa strategi public relations dengan menggunakan analisis SWOT (Strenghts, Weakness,

Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik Nomor 5 tahun 1960 tentang Pembuatan Reklame dan Mengadakan serta Penarikan Pajak Reklame yang disahkan oleh Presiden