• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Sistem Preventive Maintenance. doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penerapan Sistem Preventive Maintenance. doc"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Sistem Preventive Maintenance Pada

PLC(Progamable Logic Control).

(Risky Fajar Ryanto)

Jurusan Teknik Elektro,Program Studi Teknik Otomasi Industri, Politeknik Negeri Bandung

Jln. Gegerkalong Hilir, Bandung,4000, INDONESIA

Riskyfajar157@yahoo.co.id

I.

Pengertian dan fungsi dasar system Plan

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka

ragam.Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah :sistem elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O dijital maupun analog.

Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :

1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.

(2)

yang digunakan sudah dimasukkan.Alat ini bekerja berdasarkan input-input yang ada dan tergantung dari keadaan pada suatu waktu tertentu yang kemudian akan meng-ON atau meng-OFF kan output-output. 1 menunjukkan bahwa keadaan yang diharapkan terpenuhi sedangkan 0 berarti keadaan yang diharapkan tidak terpenuhi. PLC juga dapat diterapkan untuk pengendalian sistem yang memiliki output banyak.

Fungsi PLC

Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum dan secara khusus . Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:

1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan

(sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.

2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol

(misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.

Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke CNC (Computerized Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke CNC untuk kepentingan pemrosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan PLC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal

harganya. CNC biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding dan sebagainya.

Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.

(3)

Bagian

-Bagian PLC:Sistem PLC terdiri dari lima bagian pokok, yaitu: 1. Central processing unit (CPU ) . Bagian ini merupakan otak atau

jantung PLC, karena bagian ini merupakan bagian yang melakukan operasi / pemrosesan program yang tersimpan dalam PLC. Disamping itu CPU juga melakukan pengawasan atas semua operasional kerja PLC, transfer informasi melalui internal bus antara PLC, memory dan unit I/O.

Bagian CPU ini antara lain adalah :

a. Power Supply, power supply mengubah suplai masukan listrik menjadi suplai listrik yang sesuai dengan CPU dan seluruh komputer.

b. Alterable Memory, terdiri dari banyak bagian, intinya bagian ini berupa chip yang isinya di letakkan pada chip RAM (Random Access Memory), tetapi isinya dapat diubah dan dihapus oleh pengguna / pemrogram. Bila tidak ada supplai listrik ke CPU maka isinya akan hilang, oleh sebab itu bagian ini disebut bersifat volatile, tetapi ada juga bagian yang tidak

bersifat volatile.

(4)

bagian ini berisi rangkaian clock, sehingga masing-masing transfer informasi ke tempat lain tepat sampai pada waktunya

e. Battery Backup, umumnya CPU memiliki bagian ini. Bagian ini berfungsi menjaga agar tidak ada kehilangan program yang telah dimasukkan ke dalam RAM PLC jika catu daya ke PLC tiba-tiba terputus.

2. Programmer / monitor (PM). Pemrograman dilakukan melalui keyboard sehingga alat ini dinamakan Programmer. Dengan

adanyaMonitor maka dapat dilihat apa yang diketik atau proses yang sedang dijalankan oleh PLC. Bentuk PM ini ada yang besar seperti PC, ada juga yang berukuran kecil yaitu hand-eld programmer dengan jendela tampilan yang kecil, dan ada juga yang berbentuk laptop. PM dihubungkan dengan CPU melalui kabel. Setelah CPU selesai

diprogram maka PM tidak dipergunakan lagi untuk operasi proses PLC, sehingga bagian ini hanya dibutuhkan satu buah untuk banyak CPU.

3. Modul input / output (I/O ). Input merupakan bagian yang menerima sinyal elektrik dari sensor atau komponen lain dan sinyal itu dialirkan ke PLC untuk diproses. Ada banyak jenis modul input yang dapat dipilih dan jenisnya tergantung dari input yang akan digunakan. Jika input adalah limit switches dan pushbutton dapat dipilih

(5)

6-32 output point dalam sebuah single module. Kartu output analog adalah tipe khusus dari modul output yang menggunakan DAC (Digital to Analog Conversion). Modul output analog dapat mengambil nilai dalam 12 bit dan mengubahnya ke dalam signal analog. Biasanya signal ini 0-10 volts DC atau 4-20 mA. Signal Analog biasanya

digunakan pada peralatan seperti motor yang mengoperasikan katup dan pneumatic position control devices.Bila dibutuhkan, suatu sistem elektronik dapat ditambahkan untuk menghubungkan modul ini ke tempat yang jauh. Proses operasi sebenarnya di bawah kendali PLC mungkin saja jaraknya jauh, dapat saja ribuan meter.

PLC memiliki peralatan input dan output serta peralatan penunjang yaitu

a. Peralatan Input

i. Peralatan input adalah yang memberikan sinyal kepada PLC dan selanjutnya PLC memproses sinyal tersebut untuk mengendalikan peralatan output.Peralatan input itu antara lain:

1. Berbagai jenis saklar, misalnya tombol, saklar togel, saklar batas, saklar level, saklar tekan, saklar proximity.

2. Berbagai jenis sensor, misalnya sensor cahaya, sensor suhu, sensor level.

3. Rotary encoder b. Peralatan Output

i. Sistem otomasi tidak lengkap tanpa ada peralatan output yang dikendalikan Peralatan output itu misalnya:

(6)

1. berbagai jenis alat pemrogram, yaitu komputer, software ladder, konsol

pemprogram,programmable terminal, dan sebagainya. 2. Berbagai software ladder, yaitu: SSS, LSS, Syswin, dan

CX Programmer.

3. Berbagai jenis memori luar, yaitu: disket, CD , flash disk.

4. Berbagai alat pencetak dalam sistem komputer, misalnya printer, plotter

4. Printer . Alat ini memungkinkan program pada CPU dapat di printout atau dicetak. Informasi yang mungkin dicetak adalah diagram ladder, status register, status dan daftar dari kondisi-kondisi yang sedang dijalankan, timing diagram dari kontak, timing diagram dari register, dan lain-lain.

5. The Program Recorder / Player. Alat ini digunakan untuk menyimpan program dalam CPU. Pada PLC yang lama digunakan tape,

sistem floopy disk. Sekarang ini PLC semakin berkembang dengan adanya hard disk yang digunakan untuk pemrograman dan

perekaman. Program yang telah direkam ini nantinya akan direkam kembali ke dalam CPU apabila program aslinya hilang atau mengalami kesalahan.

Untuk operasi yang besar, kemungkinan lain adalah menghubungkan CPU dengan komputer utama (master computer) yang biasanya digunakan pada pabrik besar atau proses yang mengkoodinasi banyak Sistem PLC .

Pada masa kini PLC dibagi menjadi beberapa tipe yang dibedakan berdasarkan ukuran dan kemampuannya. Dan PLC dapat dibagi menjadi jenis-jenis berikut:

(7)

Ciri – ciri PLC jenis ini ialah :

 Seluruh komponen (power supply, CPU, modul input – output, modul komunikasi) menjadi satuUmumnya berukuran kecil (compact)

 Mempunyai jumlah input/output relatif sedikit dan tidak dapat diexpand

 Tidak dapat ditambah modul – modul khusus Berikut ini contoh PLC compact dari Allen Bradley.

Sumber : Allen Braley, PLC MicroLogix Catalogue

2. Tipe modular

Ciri – ciri PLC jenis ini ialah :

 Komponen – komponennya terpisah ke dalam modul – modul Berukuran besar

 Memungkinkan untuk ekspansi jumlah input /output (sehingga jumlah lebih banyak)

(8)

III.

Diagram dan Mekanisme Operasi Sistem/Plan

Sistem PLC (Progammable Logic Controller)

Sistem PLC memiliki tiga komponen utama yaitu unit prosesor, bagian masukan/keluaran, dan perangkat pemrograman. Fungsi kerja dari ketiga komponen tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1. Diagram kerja tiga komponen utama sistem PLC

a. Unit Prosesor

Prosesor adalah bagian pemroses dari sistem PLC yang akan membuat keputusan logika. Keputusan yang telah dibuat berdasarkan pada program yang telah disimpankan pada memori. Prosesor adalah bagian dari Central Processing Unit(CPU) dari PLC yang akan menerima, menganalisa, memproses dan

memberikan informasi ke modul keluaran. Di dalam CPU PLC dapat dibayangkan seperti kumpulan dari ribuan relai. Hal tersebut bukan berarti di dalamnya

terdapat banyak relai dalam ukuran yang sangat kecil tetapi berisi rangkaian elektronika digital yang dapat difungsikan sebagai kontak NO dan NC relai.

Memori berfungsi sebagai tempat di mana informasi tersebut

(9)

Circuits (IC). Salah satu jenis memori yang digunakan dalam CPU PLC

adalah Random Access Memory(RAM). Satu kerugian dari jenis memori tersebut adalah diperlukannya catu daya untuk menjaga agar memori tetap bekerja. Pada aplikasi PLC diperlukan catu daya cadangan yang digunakan untuk menjaga agar isi dari memori tidak hilang apabila tiba-tiba catu daya hilang.

Read Only Memory (ROM) adalah jenis memori yang semi permanent dan tidak dapat diubah dengan pengubah program. Memori tersebut hanya digunakan untuk membaca saja dan jenis memori tersebut tidak memerlukan catu daya cadangan karena isi memori tidak hilang meskipun catu daya terputus.

Programmable Read Only Memory (PROM) adalah jenis lain dari memori yang bekerja hampir menyerupai ROM, dengan satu pengecualian yaitu bisa diprogram. PROM dirancang untuk diisi dengan program yang terprogram. Apabila data dapat diubah, maka dapat diadakan pemrograman. Pemrograman ulang dari PROM, membutuhkan perlengkapan khusus yaitu PROM

Programmer di mana PLC sendiri tidak dapat melakukannya.

b. Perangkat dan Modul Masukan

(10)

Gambar 2. Simbol Perangkat Masukan PLC Keterangan :

1. NO Push Button 2. NC Push Button 3. NO Flow Switch 4. NO Pressure Switch

c. Perangkat dan Modul Keluaran

Perangkat keluaran adalah komponen-komponen yang memerlukan sinyal untuk mengaktifkan komponen tersebut. Pada sistem PLC dapat

mempunyai beberapa perangkat keluaran seperti motor listrik, lampu indikator, sirine dan lain-lain. Gambar 3 dibawah ini memperlihatkan contoh-contoh simbol dari perangkat keluaran yang sering digunakan.

Gambar 3. Contoh Simbol Perangkat Keluaran

e. Pemograman PLC (Progammable Logic Controller)

Pemrograman PLC adalah memasukkan instruksi-instruksi dasar PLC yang telah membentuk logika pengendalian suatu sistem kendali yang

(11)

dari pembuat PLC itu sendiri. Dalam hal ini setiap pembuat PLC memberikan aturan-aturan tertentu yang sudah disesuaikan dengan pemrograman CPU yang digunakan pada PLC tersebut. Program yang digunakan dalam pemrograman PLC tergantung dari jenis atau merek PLC itu sendiri. Jika PLC yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian menggunakan PLC merek Omron maka program yang digunakan adalah Syswin. Sedangkan seri Syswin yang digunakan adalah Syswin 3.4.

Program yang akan dimasukkan ke dalam PLC sebagai perintah adalah menggunakan Diagram Tangga (Ladder Diagram). Ladder logic adalah bahasa pemrograman dengan bahasa grafik atau bahasa yang digambar secara grafik. Pemrogram dengan mudah menggambar skematik diagram dari program pada layar. Hal tersebut menyerupai diagram dasar yang digunakan pada logika kendali sistem kontrol panel di mana ketentuan instruksi terdiri dari koil-koil, NO, NC dan dalam bentuk penyimbolan.

(12)

Gambar 4. Simbol Diagram Ladder LD dan LD NOT

Load adalah sambungan langsung dari line dengan logika pensakelarannya seperti sakelar NO sedangkan LD NOT logika pensakelarannya adalah seperti sakelar NC. Instruksi ini dibutuhkan jika urutan kerja pada suatu sistem kendali hanya membutuhkan satu kondisi logic saja untuk mengeluarkan satu keluaran.

2) AND dan AND NOT

Gambar 5. Simbol Diagram Ladder AND dan AND NOT

Apabila memasukkan logika AND maka harus ada rangkaian yang berada di depannya, karena penyambungannya seri. Logika pensaklarannya AND seperti sakelar NO dan AND NOT seperti sakelar NC. Instruksi tersebut dibutuhkan jika urutan kerja pada suatu sistem kendali membutuhkan lebih dari satu

kondisi logicyang harus terpenuhi semuanya untuk memperoleh satu keluaran.

3) OR dan OR NOT

Gambar 6. Simbol Diagram Ladder OR dan OR NOT

(13)

pensakelarannya adalah seperti sakelar NO dan OR NOT logika pensakelarannya seperti sakelar NC.

4) OUT

Gambar 7. Simbol Diagram Ladder Out

Out digunakan sebagai keluaran dari beberapa instruksi yang terpasang

sebelumnya yang telah membentuk suatu logika pengendalian tertentu. Logika pengendalian dari instruksi OUT sesuai dengan pemahaman pengendalian sistem PLC yang telah dibahas di atas di mana instruksi OUT ini sebagai koil relai yang mempunyai konak di luar perangkat lunak. Sehingga jika OUT memperoleh sinyal dari instruksi program yang terpasang maka kontak di luar perangkat lunak akan bekerja.

IV.

Pendekatan Pemeliharaan yang diperlukan/dipilih

A. PREVENTIVE MAINTENANCE

Definisi Preventive Maintenance :

• Perawatan yang bertujuan menjaga peralatan dan fasilitas dalam kondisi operasi yang memuaskan dengan melakukan pemeriksaan sistematis, deteksi, dan koreksi kegagalan baru baik sebelum terjadi atau sebelum kegagalan berkembang menjadi kegagalan yang lebih besar.

(14)

merupakan peralatan yang sangat penting dalam sebuah plant.Kegagalan pada system ini dapat menyebabkan partial plant shutdown maupun total plant shutdown.Untuk itulah perawatan pada system ini sangatlah penting untuk dilakukan.Dengan demikian kemungkinan kegagalan dapat dikurangi.

V.

Parameter Fisik dan Kinerja Sistem Dalam Pemeliharaan PLC

Parameter fisik dan non fisik yang perlu di perhatikan

Aspek fisik yang perlu di perhatikan:

Tingkat Deposit debu pada perangkat

o

Ditandai dengan adanya penebalan debu pada sekitar

perangkat PLC

Timbulnya korosi

o

Ditandai dengan adanya perubahan wana dari logam.logam

menjadi kusam

Genangan air pada sekitar tempat instalasi PLC

o

Diakibatkan kurang terawatnya tempat kerja

o

Aspek non fisik yang perlu di perhatikan:

Selain parameter fisik dari PLC parameter non fisik juga mempengaruhi

kinerja system dari PLC yang mulai tidak normal.kinerja non fisik yang

perlu di perhatikan antara lain yaitu:

Nilai tegangan kerja.

o

Nilai dari tegangan kerja pada PLC harus pada nilai tegangan

kerja standart/acuan

NilaiArus saat beroprasi

o

Nilai dari arus Iput maupun output harus di perhatikan.karan

dapat mempengaruhi kinerja system(sesuai dengan

parameter)

Suhu pada saat peroperasi

o

Suhu pada saat beroprasi juga sangat mempengaruhi system

pada saat beroprasi.karenamerupakan salah satu aspek yang

sangat penting dari PLC (harus pada suhu yang di tetapkan)

Start up ketika system pertama di jalankan.

Electrical noise

Antivirus

VI. Metoda Monitoring.

Dalam monitoring PLC dapat menerapkan metoda monitoring sebagai berikut”.

AspekFisik

(15)

 monitoring korosi pada system karena akibat factor lingkungan,dengan melakukan tinjauan rutin dengan cara visual

 memonitoring adanya genangan air pada tempat instalasi.ruang kerja dari plc dengan melakukan peminjauan visual secara rutin dapa tempat kerja

Apek Non Fisik

 memonitoring tengan kerja pada (I/O) dengan cara melakukan pengukuran pada input maupun output dari PLC (tegangan input maupun output harus sama dengan tegangan referensi yang di terapkan)

 memonitoring arus input maupun arus output pada saat system PLC sedang beroprasi dengan cara menggunakan alat ukur.arus input maupun nilai arus input maupun arus output harus tidak melebihi nilai dari arus input maupun arus output pada saat system sedang bekeja

 memonitoring suhu pada perangkat dengan cara melakukan pengukuran suhu ketika system mulai beroprasi.suhu pada PLC tidak boleh over heating

VII.

PenjadualanPemeliharaan PLC

no Parameter fisik waktu Parameter non fisik Waktu

1 Timbulnya korosi 1 bulan 1x

Tegangan kerja 1 minggu 1x 2 Tingkat deposit debu 1 bulan

1x

Arus kerja 1 minggu 1x

3 Adanya genangan air 1 bulan 1x

Suhu PLC 1 minggu 1x

(16)

3. Ampere meter

IX.

TEKNIK PENGGUNAAN ALAT UKUR

Multimeter

Definisi Multimeter

Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM

(Volt/Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan

(ohm-meter), maupun arus (ampere-meter).

Jenis Multimeter

ada 2 jenis Multimeter yaitu Multimeter Analog dan Multimeter Digital.

Di bawahiniadalahgambardarimultimeter

Gambar Multimeter Analog Gambar Multimeter

Digital

Cara PenggunaanMultimeter

Mari kitamulaidariskala DC Volt :

200 mV artinyaadalahkitaakanmengukurtegangansebesar 0,2 Volt

2 V artinyaadalahkitaakanmengukurtegangansebesar 2 Volt

20 V artinyaadalahkitaakanmengukurtegangansebesar 20 Volt

200 V artinyaadalahkitaakanmengukurtegangansebesar 200 Volt

750 V artinyaadalahkitaakanmengukurtegangansebesar 750 Volt

Gunakanskalaygtepatuntukpengukuran, misalbaterai 3,6 Volt

gunakanskalapada

20 V. Makahasilnyaakanakuratmisalterbaca 3,76 Volt.

Jikamenggunakanskala 2Volt akanmunculangka1 (pertanda

overload/melebihi

skala)

Jikamenggunakanskala 200 V

(17)

Jikamenggunakan 750 V bisasajaterbacanamunhasilnyaakanterbaca

3 atau 4 volt (Dibulatkanlangsungtanpakoma)

Jikamenggunakan 750 V bisasajaterbacanamunhasilnyaakanterbaca

3 atau 4 volt (Dibulatkanlangsungtanpakoma)

Jikakabelterbalikmakahasilnyaakantetapmuncul, namuntandanegatif

di depanhasilnya. Beda denganMultimeter Analog.

Jikakabelterbalikjarumakanmentokkekiri.

NB :Jikamultimeteradatombol DH= Data Hold.

Jikaditekanmakahasilnyaakan freeze danbisadicatathasilnya.

Menggunakan Multimeter sebagai Voltmeter :

1.

Perhatikan object yang akandiukur. (Resistor, hambatanjalur, dll)

2.

Perhatikanskalapengukuranpada Ohmmeter

3.

200 artinyaakanmengukurhambatan yang nilainya max 200 Ohm

4.

2K artinyaakanmengukurhambatan yang nilainya max 2000 Ohm

5.

20K artinya akan mengukurhambatan yang nilainya max 20.000

Ohm

6.

200K artinyaakanmengukurhambatan yang nilainya max 200.000

Ohm

7.

2M artinyaakanmengukurhambatan yang nilainya max 2.000.000

Ohm

( 2 Mega Ohm)

(18)

langkah

pertama yang harus dilakukan sebelum menggunakan oscilloscope adalah

melakukan kalibrasi agar alat ini dapat bekerja dengan baik. Setelah Anda

menghubungkan oscilloscope ke jaringan listrik dan menyalakannya,

maka pada layar monitor harus terlihat garis lurus mendatar yang

menandakan bahwa tidak ada sinyal masukan.

Langkah kedua setelah melakukan kalibrasi adalah mengatur fokus, x

position, y position, dan intensitas kemiringan. Dengan mengatur posisi

tersebut, Anda nanti dapat melihat hasil pengukuran yang jelas dan akan

mendapatkan hasil pengukuran yang lebih cermat.

Langkah ketiga, pakai tegangan refernsi yang ada di oscilloscope

sehingga dapat melakukan kalibrasi sederhana. ada 2 tegangan referensi

yang dapat dijadikan sebagai acuan yakni tegangan persegi 2 Vpp atau

0,2 Vpp yang memiliki frekuensi 1 KHz.

Langkah keempat, menempelkan probe di terminal tegangan acuan

sehingga di layar monitor oscilloscope akan terlihat tegangan persegi.

Catatan:

(19)

- Jika yang terlihat pada layar masih belum tepat, Anda perlu

mengatur potensio tengah pada time/div dan knob Volt/div atau pada

pada potensio yang berlaber “var”

Cara Kerja Oscilloscope

Ketika oscilloscope dihubungkan dengan sirkuit, sinyal dari tegangan akan

bergerak melewati proble ke sistem vertikal. Bergantung pada

pengaturan skala volts/div (vertikal), attenuator bertugas memperkecil

sinyal sementara itu amplifier justru memperkuat sinyal masukan. Sinyal

tersebut selanjutnya akn bergerak melwati keping pembelok vertikal yang

ada di dalam Cathode Ray Tube (CRT). Tegangan yang disalurkan ke pelat

tersebut dapat menyebabkan titik cahaya bergerak. Tegangan negatif

menyebabkan titik tersbeut menurun dan tegangan positif menyebabkan

titik tersebut naik.

Sinyal juga akan bergerak ke bagian sistem trigger untuk melakukan

sapuan horizontal. Sapuan horizontal atau horizontal sweep

mengakibatkan titik cahaya bergerak melewati layar sehingga jika sistem

horizontal mendapatkan trigger, titik cahaya akan melintasi layar kiri ke

kana dalam selang waktu tertentu. Dalam kecepatan tinggi, titik tersebut

mampu melintas di layar sampai 500.000 kali per detik. Kerja sistem

pembelok vertikal dan penyapu horizontal secara bersamaan dapat

menghasilkan pemetaan sinyal pada layar. Untuk menstabilkan sinyal

berulang, maka diperlukan trigger.

X.

Perencanaan Kartu Pemeliharaan PLC

KARTU PERAWATAN PLC (PROGAMABLE LOGIG CONTROL

)

PT.ANUGERAH PERKASA

NAMA PERANGKAT

:

SPESIFIKASI ALAT

:

KODE ALAT

:

KARTU PERAWATAN MIGGUAN

parameter

Waktu Maintenance

Bulan Agustus

Minggu -1

Minggu -2

Minggu -3

Minggu -4

Tinjauan Aspek Non Fisik

Input

Tegangan Kerja (

volt

)

Arus kerja (

ampere

)

Daya (

wat

)

output

(20)

KARTU PERAWATAN PLC (PROGAMABLE LOGIG CONTROL

)

PT.ANUGERAH PERKASA

NAMA PERANGKAT

:

SPESIFIKASI ALAT

:

KODE ALAT

:

KARTU PERAWATAN BULANAN

parameter

Waktu Maintenance

2014

Bulan -1

Bulan -2

Bulan -3

Bulan -4

Tinjauan Aspek Fisik

Timbulnya korosi

Tingkat deposit

debu

Adanya

genangan air

Tanggal

(21)

XI.

Diagram Alir Pemeliharaan Sistem

Mulai

Monitoring

Plant

(22)

Tingkat deposit

debu

Adanya genangan

air

Tegangan kerja

Arus kerja

Suhu PLC

Electrical noise

antivirus

Metode

monitoring

A

A

Preventive

Maintenance

Laporan

Maintenace

Repair

Tindakan

lanjutan

(23)

XII.

Hasil Monitoring dan Catatan Pemeliharaan Sistem

Pada bab ini peneliti belum mendapatkan data,Dikarenakan

membutuhkan waktu yang lama serta alat yang di teliti (PLC) belum

ada maka penelitian belum sampai mendapatkan hasil penelitian

dan data penelitian.

XIII.

Analisis Data

Pada bab ini peneliti belum mendapatkan data.Dikarenakan

membutuhkan waktu yang lama serta alat yang di teliti (PLC) belum

ada maka penelitian belum sampai mendapatkan hasil penelitian

dan data penelitian.

XIV.

Manual Pemeliharaan

Manual pemeliharaan pertama kali dilakukan dengan memulai

monitoring selanjutnya melakukan peninjauan aspek fisi dan non

fisik.untuk menentukan metode monitoring dan maintenance yang

di lakukan setelah menentukan metode monitoring dan

maintenance yang diperlukan,kemudian membuat laporan hasil

maintenance dan monitoring,jika terjadi kerusakan pada system

plant (PLC).maka dilakukan repair yang di tentukan pada metode

pemeliharaan yang telah dibuat.

Manual pemeliharaan

a. Monitoring plant : cara monitoring (PLC) monitoring plant dengan

melakukan pengamatan secara bertahap dan terjadwal dengan

melakukan monitoring maka dapat di susunlah metode

monitoring dan maintenance yang digunakan

(24)

Setah melakukan tinjauan aspek non fisik dan aspek fisik maka

dapat di susunlah metode monitoring dan metoda maintenance

yang di gunakan.dengan melihat acuan dari tinjauan aspek fisik

dan aspek non fisik.kemudian dari hasil monitoring dan

maintenance yang telah dilakukan maka di buatlah laporan

pemeliharaan guna mengetahuai data-data atau history tentang

keadaan alat yang kita terapkan pemeliharaanya.dari hasil

Gambar

Gambar 1. Diagram kerja tiga komponen utama sistem PLC
Gambar 2. Simbol Perangkat Masukan PLC
Gambar Multimeter Analog

Referensi

Dokumen terkait

Ditetapkan kompetensi Profesi Bankir Indonesia sebanyak 13 bidang kompetensi, yaitu; Audit Intern Bank, Wealth Management, Treasury Dealer, Manajemen Risiko, General

Hal tersebut diatas, dapat dicapai dengan pelaksanaan pembelajaran yang berkualitas, dan salah satu penentu kualitas pembelajaran adalah tersedianya srana prasarana

SKPDKB, adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya

Semakin tinggi derajat PP maka semakin rendah pula baik skor per item maupun skor total PDSS pada penelitian ini, yang berarti semakin tinggi derajat penyakit maka

Metode Pembelajaran Demonstrasi Didukung Media Objek Nyata Terhadap Kemampuan Mendeskripsikan Gaya, Gerak dan Energi Siswa Kelas V SDN Sukorame 3 Kota Kediri Tahun

Selain itu, hasil FTIR menunjukan bahwa membran dengan penambahan kitosan mempunyai ikatan yang hampir sama dengan membran selulosa asetat murni, hal ini bisa diakibatkan

(1) Jumlah dana yang digunakan untuk Pelayanan Kesehatan Langsung dan Pelayanan Kesehatan Tidak Langsung bagi Masyarakat Miskin sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 5 huruf a

Penelitian dilakukan di Laboraturium Mekanika Tanah Fakultas Teknik Universitas Lampung dengan lingkup pembahasan dan masalah yang akan dianalisis dibatasi oleh sampel