• Tidak ada hasil yang ditemukan

unsur unsur logam golongan 14 dan 15

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "unsur unsur logam golongan 14 dan 15"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

I. PENDAHULUAN

Di alam semesta ini, terdapat banyak sekali kandungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini unsur-unsur kimia berjumlah 116 unsur. Hanya saja dalam makalah ini, kami akan membahas unsur-unsur Logam pada golongan 14 dan 15 dalam Sistem Periodik Unsur. Yang terdiri dari unsur Germanium (Ge), Timah (Sn), Timbal (Pb), dan Bismut(Bi). Pada umumnya unsur-unsur golongan ini tidak ditemukan bebas di alam melainkan dalam bentuk senyawaan.

Mineral germanium merupakan salah satu unsur yang sangat langka tetapi unsur ini didistribusikan dalam jumlah luas (seperti Ga). Mineral germanium diperoleh dari abu batubara tetapi sekarang biasanya dari gas limbah pengolahan bijih seng. Timah umumnya terdapat di kasiterit SnO2, dan timah menjadi satu- satunya sumber penting dari unsur sejak dahulu. Unsur timbal merupakan unsur yang paling melimpah diantara unsur logam golongan 14 dan 15, yaitu sebesar 13 ppm. Bismuth biasanya ditemukan sebagai bismit (α-Bi2O3), bismutinit (Bi2S3), bismutit

[(BiO)2CO3], dan sangat jarang ditemukan dalam bentuk aslinya.

(2)

II. PEMBAHASAN

2.1. Sumber dan Kelimpahan a. Germanium (Ge)

Unsur ini pertama kali ditemukan oleh C. A. Winkler pada tahun 1886 selama analisis dari mineral baru dan langka“argyrodite” (Ag8GeS6). Dia

menamakannya germanium dengan tujuan untuk menghormati negaranya, Jerman.KelimpahanGermaniumdi kerak bumi hanya 1,8 ppm.Germanium diperoleh dari abu batubara tetapi sekarang biasanya dari gas limbah pengolahan bijih seng.

b. Timah (Sn)

Sumberutamatimah (Sn) di alamadalah

mineralcassiterite(SnO2).Kelimpahan timah dikerak bumi yaitu 2,1 ppm.

c. Timbal (Pb)

Timbal disebut juga dengan timah hitam. Kelimpahan timbal di kerak bumi cukup besar yaitu 13 ppm. Sumberutamatimbal (Pb)yaitu mineral galena yang hitamdanberat (PbS). Selain itu juga timbal ditemukan dalam beberapa mineral lain seperti anglesit ( PbSO4 ), kerusit ( PbCO3),

piromorfit (Pb5( PO4)3Cl)danmimetesit (Pb5(AsO4)3Cl)).

d. Bismut (Bi)

Kelimpahan bismut di kerak bumi hanya 0,008 ppm. Bismutbiasanyaditemukansebagaibismit (α-Bi2O3), bimutinit (Bi2S3)

(3)

2.2. Sifat Fisika dan Sifat Kimia

Berat atom 72,61 118,710 207,2 208,98

Titik leleh / °C 945 232 327 544

Titik didih / °C 2850 2623 1751 1837

Struktur kristal Fcc tetragona l

Fcc Heksagonal

Densitas (20°C) / g cm-3 5,323 5,769 11,342 9,8

Jari-jari atom / pm 125 141 175 155

Energi ionisasi pertama /

Keelektronegatifan 1,8 1,8 1,9 1,9

Tingkat oksidasi *tanda dariataskebawahsemakinrendah, namuntitiklelehtimbal lebih tinggi daripada titiklelehtimahinidikarenakantimahmemiliki struktur kristal tetragonal yang merupakan susunan kemas tidak rapat, sedangkan timbal memiliki struktur kristal fcc(kubus berpusat muka) yang merupakan susunan kemas rapat. Susunan kemas kristal yang semakin rapat menyebabkan titik leleh yang semakin tinggi.

Pada logam timbal energi ionisasinya lebih besar dari pada timah, hal ini disebabkan karena adanya efek perisai yang buruk pada logam timbal, dimana pada logam Pb memiliki konfigurasi elektron [54Xe] 4f14 5d10 6s2

6p2 sedangkan Sn memiliki konfigurasi elektron [

36Kr] 4d10 5s2 5p2. Dari

(4)

bahwasanya orbital “f dan d” merupakan efek perisai yang sangat buruk. Namun perlu kita tinjau kembali, bahwasanya pada logam Sn elektron tidak mengisi orbital hingga pada orbital “f” dan Sn hanya mengisi hingga orbital “d” saja, sedangkan pada logam Pb elektronnya mengisi hingga orbital “f” (efek perisai paling buruk).Pada timbal, elekron pada orbital f kurang efektif melindungi elektron valensi dari tarikan inti, sehinggaelektron valensi terikat lebih kuat dan sulit dilepaskan akibat semakin tertarik dengan inti, dan energi ionisasi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron valensi semakin tinggi.

Germanium bersifat rapuh, kristal nya berkilau dengan warna abu-abu keputihan dengan sturktur berlian. Germanium dalam senyawaannya dapat memiliki tingkat oksidasi +2 dan +4. Tingkat oksidasi +4 lebih stabil.

Timahmerupakanlogamlunak, tidak kuat, dan memiliki titik leleh yang rendah (232°C) sehingga mudah ditempa menjadi bentuk piringan.Timah memiliki tiga alotrop yaitu timah abu-abu yang memiliki bentuk kristal kubus, timah putih rapuh dengan bentuk kristal rombik, dan timah putih lunak dengan bentuk kristal tetragonal. Pada temperatur kamar, timah putih lunak dengan bentuk kristal tetragonal paling stabil, pada temperatur dibawah 13,2°C berubah secara perlahan menjadi serbuk abu-abuamorf (timah abu-abu), dan jika dipanaskan diatas 161°C berubah menjadi timah putih rapuh. Timah dengan konfigurasi elektron [36Kr] 4d10 5s2 5p2 dalam

senyawa-senyawanya dapat mempunyai tingkat oksidasi +2 dan +4 dan keduanya stabil.

Timbel bersifat lembek-lemah dengan titik leleh 327°C, namun sering disebut sebagai logam berat. Istilah ini digunakan karena timbel memiliki densitas yang sangat besar yaitu 11,342 g cm-1jauh lebih tinggi daripada

(5)

dalam senyawa-senyawanya dapat mempunyai tingkat oksidasi +2 dan +4. Tingkat oksidasi +2 lebih stabil.

Ge, Sn dan Pb juga memiliki sifat katenasi meskipun kurang daripada C dan Si. Hal ini dapat dilihat dari energi ikatan yang dapat dilihat bahwa ada penurunan signifikan dalam kekuatan ikatan M-M. Berikut data energi ikatannya dalam kJmol-1 :

Bismut adalah logam golongan utama yang memiliki nomor atom tertinggi, mempunyai sifat metallik paling rendah, rapuh, berwarna putih kemerahan. Bismut memiliki beberapa alotrop, sruktur yang paling stabil pada temperatur kamar tersusun oleh jaringan heksagonal berkerut dengan setiap atom terikat oleh tiga atom lain terdekat dan tiga atom lain lebih jauh seperti yang tinjukkan pada gambar berikut :

2.3 Cara Isolasi

(6)

Pemurnian germanium prosesnya cukup rumit, yang berasal dari cerobong asap, bukanhanya karena kecilnya konsentrasi dari germanium akan tetapi karena germanium bersifat amfoter sama seperti Zink yang telah dipisahkan kemudian dicuci dengan H2SO4 yang diikuti dengan

penambahan NaOH cair. Hasilnya dalam kopresipitasi dari dua unsur pada pH 5 dan pemurnian kembali dari germanium pada pH 2 adalah sebanyak 10%. GeO2 mulai mengendap pada pH 2,4 sebesar 90% dan

sisanya diendapkan sampai pada pH 3. Dan pada pH 5 mengendap sebesar 98%. Zn(OH)2mulai mengendap pada pH 4 dan terjadi

pengendapan sempurna pada pH 5,5. Konsentrat dipanaskan dengan HCl untuk meninggalkan GeCl4. Titik didihnya 83,1ᵒC (sedangkan ZnCl2 titik

didihnya 756ᵒC. Setelah fraksinasi lanjut dari GeCl

4,lalu hidrolisis

kemudian dimurnikan GeO2, yang perlahan-lahan dapat direduksi oleh H2

pada pada -530ᵒC. Pemurnian akhir untuk semi konduktor Ge dipengaruhi oleh zona pemurnian.

2.3.2 Cara Isolasi Timah

Timah di alam terutama terdapat sebagai mineral kasiterit atau batu timah, SnO2dan mineral inilah yang merupakan sumber utama logam

timah. Prinsippengolahannya adalah dengan mereduksi bijih oksida tersebut. Pada zaman kuno,reduksi bijih SnO2 dilakukan dengan

menggunakan batubara panas (glowing coal), menurut persamaan reaksi:

SnO2(s) + 2C(s) → Sn(l) + CO2 (g)

(7)

menyelimuti bijih timah, sehingga terbawa ke atas bersama-sama dengan gelembung-gelembung udara. Bijih-bijih timah yang mengapung kemudian dikumpulkan dengan cara penumpahan keluar ini,sedangkah bijih pengotor yang tidak dipengaruhi oleh zat adiktif tersebut akan jatuh ke bagian dasar bawah.

Bijih timah yang sudah pekat kemudian dipanggang. Selanjutnya oksida timah direduksi dengan karbon. Teknik modern untuk proses ini yaitu tanur bergaung (reverberatory) pada T =1200-1300ᵒC. Kesulitan teknik ini adalah adanya unsur besi sebagai pengotor bijih yang dimana hasil yang bercampur denganlogam besi akan menjadi lebih keras. Hal ini dikarenakan besi oksida sebagai pengotor memiliki sifat-sifat oksidator yang mirip SnO2. Oleh karena itu, sangat vital proses reduksi bijih

kasiterit dilaksanakan dengan kondisi tekanan oksigen yang cukup tinggi untuk mencegah terjadinya reduksi oksida besi pengotor menjadi logam besi. Untuk itu, lelehan timah yang belum murni dari hasil reduksi dengan karbon dipisahkan dari logam-logam lain yang tidak meleleh. Selanjutnya lelehan timah ini diaduk dengan kuat, kemudian dialiri dengan udara (oksigen) atau uap air panas agar bahan pengotor yang ada teroksidasi kembali. Oksida-oksida pengotor ini pada pengadukan biasanya akan membentuk film yang mengambang diatas permukaan larutan, sehingga dapat dipisahkan dari logam timahnya.

2.3.3 Cara Isolasi Timbal

Dialam timbal banyak terdapat sebagai galena (PbS), namun beberapa bijih lain yang mungkin terbentuk sebagai akibat pengaruh iklim atau cuaca pada galena adalah sebagai karbonat, kerusit, PbCO3, dan sebagai

sulfat angelsit dan PbSO4. Dalam proses ekstraksinya, mula-mula bijih

galena dipekatkan dengan teknik flotasi buih, selanjutnya ditambahkan sejumlah kwarsa, SiO2, kemudian diikuti dengan pemanggangan terhadap

campuran ini.

(8)

Kemudian proses reduksi dilaksanakan dengan batubara coke (C) dan air kapur, dengan persamaan reaksi utamanya adalah :

Maksud penambahan SiO2 sebelum pemanggangan dan penambahan air

kapur pada proses reduksi adalah agar PbSO4 yang mungkin terjadi

dalam proses pemanggangan galena pada suhu tinggi diubah menjadi PbSiO3 oleh karena hadirnya kwarsa menurut persamaan reaksi :

Silikat ini pada proses reduksi akan diubah oleh air kapur, CaO, menjadi PbO yang selanjutnya tereduksi oleh batubara menjadi logam timbal dan kapur diubah menjadi kalsium silikat sebagai kerak atau ampas menurut persamaan reaksi:

Alternatif lain pada proses reduksi adalah pemakaian bijih galena sebagai reduktor pengganti batubara (coke) :

(9)

Mula-mula logam timbal yang dihasilkan dari lelehan selama beberapa waktu pada temperatur dibawah titik leleh tembaga, sehingga tembaga pengotor akan mengkristal timbal dan dapat dipisahkan. Tahap berikutnya, udara ditiupkan dari atas permukaan lelehan timbal sehingga pengotor seperti arsen dan antimon akan diubah menjadi arsenat dan antimonat atau oksidanya, termasuk bismut sebagai buih di atas permukaan dapat dipisahkan dengan disendoki ke luar. Selanjutnya,untuk memisahkan pengotor seperti emas atau perak ditambahkan kira-kira 1-2 % zink agar pengotor ini larut dalam lelehan zink. Campuran ni kemudian didinginkan secara perlahan dari sekitar 480ᵒC menjadi 420C, sehingga logam emas atau perak akan terbawa dalam zink yang akan mengkristal dulu untuk dipisahkan dari lelehan timbal. Kelebihan zink, jika ada dapat dipisahkan dengan teknik penyulingan hampa pada suhu rendah.

Pemurnian tahap akhir biasanya dilakukan dengan teknik elektrolisis metode Betts. Proses ini memakai larutan elektrolit timbal heksafluorosilikat, PbSiF6 dan asam heksafluorosilikat, H2SiF6.

Lembaran-lembaran timbal dipasang sebagai katode dan pelat-pelat timbel yang belum murni dipasang sebagai anode . Anode timbel akan mengalami oksidasi menjadi larutan Pb2+ yang kemudian akan tereduksi

menjadi logam Pb dan melekat pada katode. Dengan proses ini akan diperoleh timbal dengan kemurnian yang sangat tinggi (sekitar 99,9%).

2.3.4. Cara Isolasi Bismut

Di alam bismut terdapat dalam bijih sulfidanya dan dalam bijih tembaga, timah, dan timbal. Bismut dapat diperoleh dari bijihnya dengan proses sederhana, yaitudengan cara dipanggang untuk memperoleh oksidanya Bi2O3, kemudian direduksidengan besi, karbon , atau dengan H2. Karena bismut memiliki titik leleh yang rendah , memiliki kelarutan yang sangat rendah dibawah Fe, stabilitas oksidatif yang cukup tinggi di udara , Bismut bisa dilebur dan dicor (seperti Pb/Timbal) dalam besi dan baja

(10)

pemurnian dari unsur Pb (timbal), Cu (tembaga), Sn (timah), Ag (perak), dan Au (emas).

2.4. Reaksi-reaksi dan Senyawaan 1. Reaksi-reaksi

a). Reaksi dengan air :

 Germanium tidak bereaksi dengan air.

 Timah tidakbereaksidenganair

padasuhubiasa,tapibereaksidenganuapmenghasilkan SnO2dan

H2.

Sn(s) + 2H2O(g) SnO2(s) + 2H2(g)  Timbal tidak bereaksi dengan air

 Bismutbereaksidengan air pada suhu tinggimembentukbismut (III) trioksida.

2Bi(s) + 3H2O(g) → Bi2O3(s) + 3H2(g)

b). Reaksi dengan udara :

 Germanium teroksidasimenjadiGeO2 di udara

Ge(s) + O2(g) → GeO2(s)

 Timah bereaksi dengan

udaraatauoksigenpadasuhutinggimenghasilkan SnO2.

Sn(s) + O2(g)  SnO2(S)

 TimbalmembentukPbO di udarapadasuhu 600-800°C 2Pb(s) + O2(g) 2PbO(s)

 Bismut bereaksi dengan

udaraatauoksigenpadasuhutinggimenghasilkanBi2O3.

4Bi(s) + 3O2(g) → 2Bi2O3(s)

c). Reaksi dengan halogen

 Germanium bereaksi langsung dengan halogen membentuk GeX4

(11)

 Timah bereaksidengan Cl2dan Br2pada suhu rendah,dandengan

F2dan 12padasuhu tinggimenghasilkan SnX4.

Sn(s)+ 2X2(g)→ SnX4(s) X = F, Cl, Br, I

 Timbal bereaksidengan F2 padasuhukamar menghasilkan PbF2,

dandengan Cl2menghasilkanPbCl2padapemanasan.

Pb(s) + F2(g)→ PbF2(s)

Pb(s) + Cl2(g) PbCl2(s)  Bismut bereaksi dengan halogen pada pemanasan

menghasilkan BiX3

Hidrida dari germaniummemilikirumusumum GenH2n+2 dikenalsebagai

(12)

tidakefisiendaripaduan(aloi)

Mg/Gedenganlarutanasamtapisekarangumumnyadibuatolehreaksi GeCl4denganLiAlH4dalameterataubahkan

lebihbaikdenganmereaksikanGeO2denganlarutan NaBH4 . persamaan

reaksinya sebagai berikut:

GeO2 + NaBH4  GeH4 + NaBO2

Germanium kurangvolatildankurangreaktif, sehingga GeH4tidakbereaksidenganudaradantidakterpengaruholehlarutanasamata

ularutanbasa 30%.Bertindaksebagaiasamdalamlarutan NH3membentuk

NH4+dan ion GeH3-.

Berikut sifat fisika beberapa hidrida germanium :

BinerSnhidridajauhlebihstabil.Reduksidari SnCl4dengan

LiAlH4menghasilkan SnH4 sebesar 80-90%.Sn2H6bahkankurangstabil,

dan homolog tinggibelumdiperoleh.PbH4tidak pernah ditemukan,

metode yang berhasilmenghasilkan MH4untuk Golongan 14 yang

lainsemuagagalbahkanpadatemperaturrendah.

Bismuthine, BiH3, sangat tidak stabil dan pertama kali terdeteksi pada

jejak menit oleh F. Paneth menggunakan teknik radiokimia melibatkan

212Bi

2Mg3. Percobaan ini, dilakukan pada tahun 1918, adalah salah satu

aplikasi yang paling awal dari percobaan tracer radiokimia dalam kimia. Kemudian bekerja menggunakan BH4- untuk mengurangi BiC1

3

(13)

persiapan terbaik (1961) adalah disproporsionasi MeBiH2 di -45°

selama beberapa jam.

b) Halida

Ge, Sn, dan Pb membentuk 2 jenis halida yaitu MX2 dan MX4.

GeX4 (X = F, Cl, Br atau I) terbentuk lagsung dari reaksi germanium

dan halogen. Pada 298 K (suhu kamar), GeF4adalah gas tidakberwarna,

GeCl4 adalahcairantidak berwarna, dan GeI4adalah padatan

merah-oranye(mp 417 K), danGeBr4melelehpada 299K. Berikut beberapa

sifat fisik GeX4 :

GeF2terbentuk sebagaipadatanputihvolatil(mp 110°C)dariGeF4yang

dipanaskan denganGe di 150-3000C. GeC1 2

berwarnaKuningPucatdapatdiperolehpadasuhu

3000ataudengandekomposisitermaldari GeHCl 3pada

700.Reaksikhasinidirangkumdalamskemaberikut :

GeBr2dibuatdenganreduksi GeBr4atau GeHBr3dengan Zn,

(14)

manadisproporsionasidenganGedan GeBr4padasuhu 150

0CdenganmenambahkanHBrpadasuhu 40oC

danhidrolisisdenganGe(OH)2 yang berwarnakuning.

Pembuatan GeI2 yang paling baikadalahdengancaramereduksi

GeI4denganlarutan H3PO2padalarutan HI untukmencegahhidrolisis,

sublimasiuntukmemberikankristal orange kuning yang bercahaya, kristalinistabildiudaradandisproporsionasiterjadihanyaketikapemanasa npadasuhusekitar 550 0C.

SnF4 (berbentuk kristal higroskopis) dibuat dari SnCl4 dan HF.SnX4

lainnya dapatterbentuk langsung dari unsur-unsurnya. Berikut beberapa sifat fisik SnX4:

SnF2diperoleh sebagai kristal monoklinik tak berwarna dari

penguapan larutan SnO di 40% larutan HF.

SnCl2 pada fase gas membentuk molekul tersendiri, sedangkan pada

(15)

SnBr2 adalah padatan putih dengan titik leleh 216°C dan titik didih

620°C, memiliki struktur berlapis namun untuk detailnya tidak diketahui. SnI2terbentuk saat Sn dipanaskan dengan I2 di asam klorida

2M.

PbX2 lebih stabil daripadaPbX4. PbX4(mp 870 K) dapat dibuat dengan

reaksi F2 atau halogen fluorida dengansenyawa Pb (II), misalnya

Pb(NO3)2.Timbel(II) klorida, PbCl2, berupa padatan putih yang sukar

larut dalam air, tetapi larut dalam air panas. Garam ini dapat diperoleh dari interaksi langsung unsur-unsurnya. Timbel(II) klorida juga dapat diperoleh dari reaksi antara timbel(II) oksida dengan asam klorida, atau dari reaksi pengendapan ion Pb2+ oleh ion Cl-.

Trihalida BiF3 dan BiI3 semua padatan pada 298 K. Trihalida dapat

dibentuk oleh kombinasi dari unsur-unsur pada suhu tinggi. Reaksi BiF3 dengan F2 pada suhu 880K menghasilkan BiF5. BiF5 adalah

satu-satunya Bi (V) halida dikenal.

f). Oksida

Germanium monoksidadiperoleh

darireaksiGeCl2denganNH4OH,ataudenganmemanaskanGe(OH)2 yang

diperolehdari GeCl2dan air. GeO mengalami disproprsionasi

padasuhutinggisebagai berikut :

(16)

Timah (II) .stanooksida ,SnO

Sn2+dandenganbasakuatmembentuk ion stanit [Sn(OH)

4]2- .

darilarutannyasebagaihidroksida yang berwarnaputih –gelatin ,tetapilarutkembalipadapenambahanbasainisecaraberlebihanmembentu

k ion stanit , samaseperti yang

terjadipadaoksidanyatersebutdiatasmenurutpersamaanreaksiberikut : Sn2+ (aq) + 2 OH- (aq) Sn(OH)

2 (s)

Sn(OH)2 (s) + 2 OH- (aq) [Sn(OH)4]2- (aq)

Timah (IV). Timah yang dibakar dalam udara akan mengalami oksidasi berkelanjutan membentuk stani oksida yang berwarna kuning ketika panas dan menjadi putih setelah dingin. Hal ini menunjukkan bahwa timah, maupun timah (II) mudah teroksidasi. Oleh karena itu, reaksi timah dengan asam nitrat pekat (oksidator kuat) juga menghasilkan stani oksida (dan gas NO2)

Sn (s) + O2 (g) SnO2 (s)

(17)

Seperti halnya stano oksida, stani oksida juga bereaksi dengan asam, dan basa membentuk ion stanat [Sn(OH)6]2- yang juga sering ditulis

dengan formula SnO32-, menurut persamaan reaksi

SnO2 (s) + 4 H3O+ (aq)  Sn4+ (aq) + 6H2O (l)

SnO2 (s) + 2 OH-(aq) + 2 H2O (l)  [Sn(OH)6]2- (aq)

Ada 3 macam oksida timbal yang penting yaitu PbO yang berwarna kuning, PbO2 yang berwarna coklat dan Pb3O4 yang berwarna merah.

Timbal (II) oksida, dapat diperoleh dari pemanasan timbal dengan udara diatas 600°C

2 Pb (s) + O2 (g) 2 PbO (s)

Jadi, berbeda dengan pemanasan timah dengan udara yang menghasilkan timah (IV) oksida, pemanasan timbal dengan udara diatas 500oC akan menghasilkan Pb

3O4. timbal, PbO dan PbO2 juga bersifat amfoterik. sama dengan

oksida-oksida timah, reaksi oksida-oksida timbale dengan basa kuat menghasilkan ion plumbit [Pb(OH)4]2-dan plumbat [Pb(OH)6]2-.

Bismut terbakar di udara menjadi Bi2O3, suatu oksida yang berwarna

kuning, bersifat basa, dan menghasilkan ion BiO+dan Bi3+ jika

(18)

2.5 Kegunaan a. Germanium

Adapunkegunaan germanium adalahsebagai berikut :

1. Kristal germanium digunakanpadaalatdetektorfrekuensi radio yang tinggidansinyal-sinyal radar

3. SnS2 digunakanpada proses penyepuhan / industripewarnaan

(19)

sebagaikatalisatordalamreaksi-III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. KelimpahanGermanium di kerak bumi hanya 1,8 ppm. Kelimpahan timah dikerak bumi yaitu 2,1 ppm.Kelimpahan timbal di kerak bumi cukup besar yaitu 13 ppm.Kelimpahan bismut di kerak bumi hanya 0,008 ppm.

2. Germanium diperoleh dari gas limbah pengolahan bijih seng.

Sumberutamatimah (Sn) di alamadalah

mineralcassiterite(SnO2).Sumberutamatimbal (Pb)yaitu mineral galena yang hitamdanberat (PbS). Bismutbiasanyaditemukansebagaibismit (α-Bi2O3), bimutinit (Bi2S3) ,bismutit [(BiO)2CO3].

3. Titiklelehtimbal lebih tinggi daripada

titiklelehtimahinidikarenakantimahmemiliki struktur kristal tetragonal yang merupakan susunan kemas tidak rapat

4. Padalogamtimbalenergiionisasinyalebihbesardaripadatimah,

halinidisebabkankarenaadanyaefekperisai yang burukpadalogamtimbal 5. Bismutadalahlogamgolonganutama yang memilikinomor atom tertinggi,

mempunyaisifatmetallik paling rendah, rapuh, berwarnaputihkemerahan. 6. Germanium tidak bereaksi dengan air. Timah tidakbereaksidengan air

padasuhubiasa, tapibereaksidenganuapmenghasilkan SnO2dan H2.Timbal

tidak bereaksi dengan air. Bismut bereaksidengan air pada suhu tinggimembentukbismut (III) trioksida.

7. Germanium teroksidasimenjadiGeO2 di udaraTimah bereaksi dengan

(20)

SnO2.TimbalmembentukPbO di udarapadasuhu 600-800°C. Bismut

bereaksi dengan udaraatauoksigenpadasuhutinggimenghasilkanBi2O3.

8. Ge, Sn, Pb, dan Bi membentuk senyawaan hidrida, halida, oksida, dan hidroksida.

3.2 Saran

Referensi

Dokumen terkait

lingkaran besar tetapi boule tembakan tinggal dalam lingkaran besar (carreau), atau bola tembakan tidak mengenai bola hambatan ( disiplin 2,3,4) , atau bola kayu keluar ( disiplin

E-Wallet merupakan salah satu alat pembayaran digital, pengguna harus terhubung ke server dan terhubung ke lokasi Internet.Penelitian ini bertujuan untuk

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan semiotika untuk melihat lebih dalam upaya untuk menggambarkan berbagai pilihan makna, yang tersedia melalui tanda-tanda

Jalan lokal I merupakan jalan poros perumahan yang menghubungkan antara jalan kolektor dan atau pusat aktivitas di perumahan. Jalan ini secara fungsional dapat dikatakan

14. Strategi dalam Mengatasi Ancaman Non-Militer  Segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa dari

Mohammad Nuruddin Cahaya / 2015 Pesan Moral Dalam Film 5 Elang (Sebuah Analisis Semiotik Roland Barthes Pada Film 5 Elang) Penelitian Kualititatifdan analisis

Oleh karena itu di era desentralisasi fiskal ini pemerintah pusat memberikan skema bantuan transfer kepada daerah dalam bentuk dana perimbangan pusat daerah yang terdiri dari

15 Pada diagram 5 di atas terlihat dengan jelas penilaian atasan terhadap bawahan dilihat dari kompetensi dalam hal penguasaan ilmu adalah baik dengan jumlah