• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Student Team Achievement Division (STAD) dengan Kerangka Kerja Scientifi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Proses dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Student Team Achievement Division (STAD) dengan Kerangka Kerja Scientifi"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

67 4.1 Pelaksanaan Tindakan

Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi PraSiklus/Kondisi awal, deskripsi Siklus I, dan deskripsi Siklus II. Deskripsi PraSiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar mata pelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi Siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian Siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan Siklus I. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi Siklus I, pada bagian deskripsi Siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan Siklus II. 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal

(2)

Kompetensi Dasar (KD) 7.2. mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Mata Pelajaran IPA di kelas 5 SDN 03 Kaloran diampu oleh guru kelas 5 yaitu Ibu Umi Kustinah, S.Pd.SD. Beliau mengampu seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas 5 kecuali untuk mata pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran masing-masing yaitu PAI, PAK, PAB, Bahasa Inggris, dan PenjasOrkes. Ibu Umi Kustinah merupakan Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, beliau menempuh pendidikan pada masa jabatannya sebagai seorang guru SD sehingga dalam hal kinerjanya sebagai seorang guru beliau cukup berkompeten dalam bidangnya tersebut.

Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada hari Jumat, 20 Februari 2015 dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 5 di SDN 03 Kaloran. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran.

(3)

di setiap proses belajar mengajar. Dominasi guru di dalam kegiatan pembelajaran ini juga merupakan salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran, faktor penyebab lain yang berasal dari guru yang mengakibatkan hasil belajar mata pelajaran IPA rendah diantaranya yaitu masih kurangnya keterampilan guru dalam menyusun kegiatan pembelajaran yang mampu menumbuhkan antusiasme siswa untuk belajar, selain itu setelah kembali diberlakukannya kurikulum KTSP membuat guru malas untuk membuat pembelajaran seperti dalam kurikulum 2013 sebelumnya. Guru masih nyaman menerapkan pembelajaran yang konvensional (ceramah) yang dianggap lebih praktis.

(4)

pelajaran yang tengah sampaikan oleh guru. Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75). Batas nilai KKM ≥ 75 merupakan KKM dari SDN 03 Kaloran yang telah ditentukan oleh guru untuk mata pelajaran IPA.

Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran semester I tahun 2014/2015. Data hasil ulangan IPA dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Kondisi Awal

No. Rentang Nilai Frekuensi Presentase

1. 53 – 63 1 5,2 %

2. 64 – 74 15 79,4 %

3. 75 – 85 3 15,4 %

Jumlah Siswa 19 100 %

Nilai Rata-rata 71,21

Nilai Tertinggi 85

Nilai Terendah 55

(5)

nilai 64-74 sejumlah 15 siswa dengan persentase 79,4% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 75-85 sejumlah 3 siswa dengan persentase 15,4% dari jumlah keseluruhan siswa. Dari daftar nilai pada kondisi awal (Pra Siklus) nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 85 dan nilai terendah 55 (Untuk daftar nilai ulangan harian IPA semester I dapat dilihat pada lampiran 1 nilai kondisi awal). Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut :

(6)

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas ≥ 75 3 15,5

2. Belum

Tuntas

˂ 75 16 84,5

Jumlah 19 100

Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal/sebelum tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) sejumlah 16 siswa atau 84,5% dari total keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 3 siswa dengan persentase 15,5% dari total keseluruhan siswa. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan minimal lebih kecil dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasil mencapai kentutasan minimal. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.2 dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut:

Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

Belum Tuntas 84%

(7)

4.1.1.1 Pelaksanaan Proses Kondisi Awal

Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan kondisi awal yang terdiri dari analisis hasil observasi sebagai berikut:

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 26 indikator aktivitas guru dan 14 indikator aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60% termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat baik.

Hasil observasi aktivitas guru pada kondisi awal dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Guru Kondisi Awal Aspek yang

Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

1 2 3 4

Pra

Pembelajaran 1,2 3,4 10

Penguasaan materi pelajaran

6,7

,9 5,8 7

(8)

media

Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru saat kondisi awal adalah 53 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru kondisi awal dapat dilihat pada diagram 4.3 berikut ini:

Diagram 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Kondisi Awal

(9)

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kondisi Awal Aspek yang

Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa kondisi awal adalah 26 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa kondisi awal dapat dilihat pada diagram 4.4 berikut ini:

(10)

Berdasarkan hasil belajar IPA yang masih rendah serta hasil observasi aktivitas guru dan siswa yang masih dalam kriteria kurang, dibuktikan dengan nilai ulangan mata pelajaran IPA semester I siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dengan kerangka kerja

Scientific sebagai upaya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar

mata pelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua Siklus yaitu Siklus I dan Siklus II.

4.1.2 Deskripsi Siklus I

Pada sub unit deskripsi Siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, proses dan hasil tindakan serta refleksi pada Siklus I. Kegiatan pembelajaran pada Siklus I ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit.

4.1.2.1.Tahap Perencanaan

Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap Siklusnya. Tindakan pembelajaran pada Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan pertemuan ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

(11)

pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific dengan Kompetensi Dasar 7.1. mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan. Penyusunan RPP didiskusikan dengan Ibu Umi Kustinah, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 dan sebagai guru kolaborator dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi yang dilakukan meliputi penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (1) mengidentifikasi proses pembentukan tanah, (2) mendefinisikan jenis batuan berdasarkan proses pembentukannya, (3) menyebutkan contoh batuan beku, (4) menyebutkan contoh batuan sedimen, (5) menyebutkan contoh batuan malihan. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific ialah: (1) Setelah membaca buku dan mengerjakan tugas

(12)

menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama dengan guru kolaborator tentang proses terbentuknya tanah, bahan penyusun tanah, dan jenis-jenis batuan beku. Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar berupa gambar-gambar bahan penyusun tanah (batu, kerikil, pasir, tanah lumpur, tanah liat, debu, humus) dan jenis-jenis batuan beku (batu obsidian, batu granit, batu basal, batu andesit, dan batu apung). Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, LKS (Lembar Kerja Siswa tentang proses pembentukan tanah dan jenis batuan berdasarkan proses pembentukannya), lembar kuis untuk siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, serta reward untuk kelompok yang nantinya mendapatkan nilai tertinggi. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)

2) Pertemuan Kedua

(13)

didiskusikan diantaranya mengenai indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antara lain (1) mendefinisikan jenis pelapukan berdasarkan proses pembentukannya, (2) mendeskripsikan pelapukan fisika, (3) mendeskripsikan pelapukan biologi, (4) mendeskripsikan pelapukan kimia. Berdasarkan indikator yang telah disusun peneliti dan guru kolaborator menyusun tujuan yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan kedua. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific ialah: (1) setelah mengerjakan tugas melalui kerja kelompok,

(14)

aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, serta reward untuk kelompok yang nantinya mendapatkan nilai tertinggi. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)

3) Pertemuan Ketiga

(15)

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan proses dan pelaksanaan tindakan hasil dari pembelajaran Siklus I dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan Siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan tindakan Siklus I sebagai berikut:

a. Proses Tindakan 1) Pertemuan Pertama

(16)

dapat mengidentifikasi proses pembentukan tanah, jenis batuan berdasarkan proses pembentukannya, contoh batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1. mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi ini guru menjelaskan kerangka kerja scientific yang akan dilaksanakan oleh siswa yaitu nantinya siswa dituntut

(17)

pengatahuannya sendiri tentang batuan-batuan tersebut, Guru meminta 5 orang siswa secara bergantian untuk menuliskan ciri-ciri batuan beku di papan tulis melalui pengamatan gambar batuan beku yang guru tunjukkan. 5 orang siswa yang lain mendeskripsikan proses terbentuknya batuan beku secara bergantian. Dilanjutkan dengan penjelasan singkat oleh guru mengenai ciri-ciri dan proses terbentuknya batuan beku sebagai penguatan atas jawaban siswa.

(18)

Siswa yang hasil kuisnya bagus, maka akan mendapatkan skor tinggi yang akan digunakan untuk penilaian skor tim mereka. Siswa diberi kesempatan mengerjakan kuis selama 10 menit. Kemudian siswa secara individu mengerjakan kuis tersebut. Setelah 10 menit siswa mengoreksi hasil jawaban kuis teman mereka. Siswa menghitung hasil skor yang diperoleh temanya, siswa menuliskan skor yang diperoleh pada kartu kelompok yang sudah tersedia. Guru lalu memberikan penghargaan berupa reward pada kelompok dengan skor tertinggi.

Pada kegiatan akhir pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang pelapukan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. 2) Pertemuan Kedua

(19)

adalah salah satu contoh dari hasil pelapukan. Selanjutnya guru menunjukkan gambar proses terjadinya. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu mendefinisikan jenis pelapukan berdasarkan proses pembentukannya, mendeskripsikan pelapukan biologi, pelapukan kimia dan pelapukan fisika dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1. mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.

(20)

menuliskan macam-macam pelapukan di papan tulis melalui pengamatan gambar yang guru tunjukkan. 5 orang siswa yang lain mendeskripsikan pelapukan berdasarkan proses pembentukannya secara bergantian. Dilanjutkan dengan penjelasan singkat oleh guru mengenai macam-macam pelapukan berdasarkan proses pembentukannya sebagai penguatan atas jawaban siswa.

(21)

mendapatkan skor tinggi yang nantinya digunakan untuk penilaian skor tim mereka. Siswa diberi kesempatan mengerjakan kuis selama 10 menit. Kemudian siswa secara individu mengerjakan kuis tersebut. Setelah 10 menit siswa mengoreksi hasil jawaban kuis teman mereka. Siswa menghitung hasil skor yang diperoleh temanya, siswa menuliskan skor yang diperoleh pada kartu kelompok yang sudah tersedia. Guru lalu memberikan penghargaan berupa reward pada kelompok dengan skor tertinggi, dan kelompok dengan skor tertinggi adalah kelompok 3.

Pada kegiatan akhir pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan tes evaluasi, guru meminta siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh tentang materi yang sudah diajarkan pada pertemuan satu dan pertemuan dua. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. 3) Pertemuan Ketiga

(22)

untuk mengerjakan. Bagi siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi tersebut dapat mengumpulkan lembar jawab berserta dengan soal dan kembali ke tempat duduk. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang lapisan-lapisan tanah. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

b. Hasil Tindakan

Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir Siklus yaitu pada pertemuan keempat Siklus I. Berikut disajikan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.1 mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan disajikan pada tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.13 yaitu yaitu tabel distribusi frekuensi nilai IPA Siklus I siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:

Tabel 4.13

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 42 – 52 1 5,2 %

2. 53 – 63 4 21,2 %

3. 64 – 74 4 21,2 %

4. 75 – 85 6 31,2 %

5. 86 – 96 4 21,2 %

Jumlah Siswa 19 100 %

Nilai Rata-rata 72,47

Nilai Tertinggi 87

Nilai Terendah 47

(23)

kelas 5 SDN 03 Kaloran, pada rentang nilai 42-52 sejumlah 1 siswa dengan persentase 5,2% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 53– 63 sejumlah 4 siswa dengan persentase 21,2% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 64-74 sejumlah 4 siswa dengan persentase 21,2% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 75-85 sejumlah 6 siswa dengan persentase 31,2% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 86-96 sejumlah 4 siswa dengan persentase 21,2%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan Siklus I dengan menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific yaitu 87, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 47

(daftar nilai siswa terlampir). Berdasarkan tabel 4.13 dapat dinyatakan dalam diagram 4.5 yaitu sebagai berikut:

Diagram 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) data hasil perolehan nilai Siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.14 berikut:

(24)

Tabel 4.14

Ketuntasan Belajar Siklus I

No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas ≥ 75 10 52,5

2. Belum Tuntas ˂ 75 9 47,5

Jumlah 19

Dari tabel 4.14 ketuntasan belajar siswa pada Siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) sebanyak 9 siswa atau 47,5% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) sebanyak 10 siswa dengan persentase 52,5% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut sudah menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil yang diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 80%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.14 dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut:

Diagram 4.6 Ketuntasan Belajar Siklus I 53%

48%

(25)

4.1.2.3 Pelaksanaan Observasi

Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan Siklus I dengan menerapkan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan

yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua, dan pertemuan ketiga sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 37 indikator aktivitas guru dan 20 indikator aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60% termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat baik.

(26)

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I Aspek yang

Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

(27)

item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 103. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 1, 2, 3 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 13 skor. Pada aspek penguasaan materi pelajaran terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 6, 7, 8, 9 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 5 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 16 skor. Pada aspek ketiga yaitu pendekatan/ strategi pembelajaran terdiri dari 11 indikator yaitu indikator nomor 10, 12, 17 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 11, 13, 15, 20 memperoleh skor 3 serta indicator nomor 14, 16, 18, 19 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 34 skor. Pada aspek memanfaatkan media pembelajaran/ sumber belajar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 22, 23 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 21 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 7 skor.

(28)

pertama adalah 103 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru Siklus I pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.9 berikut ini:

Diagram 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

(29)

TOTAL 2 5 11 3 57

Berdasarkan tabel 4.6 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 1 sebanyak 2 item, yang memperoleh skor 2 sebanyak 5 item indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 11 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 3 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 57 . Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 1 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 3 skor. Selanjutnya aspek kegiatan awal terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 2 memperoleh skor 4 dan indikator nomor 3 memperoleh skor 3 serta indicator nomor 4 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek dua 9 skor. Pada aspek kegiatan inti pembelajaran terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 5, 6, 7 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 8, 9 memperoleh skor 2 sehingga jumlah skor aspek tiga 13 skor.

(30)

Diagram 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

2) Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada Siklus I pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan II Aspek yang

Diamati Skor Penilaian Jumlah

(31)

19,

(32)

skor. Pada aspek memanfaatkan media pembelajaran/ sumber belajar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 21 memperoleh skor 2 dan indikator nomor 22, 23 memperoleh skor 1 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 4 skor.

Aspek pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 24, 25, 26 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 33 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh 10 skor. Selanjutnya pada aspek penutup terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 34, 35 memperoleh skor 2, indikator nomor 36 memperoleh skor 1, dan indikator nomor 37 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek delapan 8 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru Siklus I pertemuan kedua adalah 105 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru Siklus I pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.11 berikut ini:

(33)

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II Aspek yang

Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

(34)

memperoleh skor 2, indikator nomor 7, 8 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek tiga 12 skor.

Aspek pendekatan/ strategi pembelajaran terdiri dari 8 indikator yaitu indikator nomor 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek empat 23 skor. Kemudian pada aspek penutup terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 18 memperoleh skor 3 , indikator nomor 18, 19, 21 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 20 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 13 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa Siklus I pertemuan kedua adalah 60 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa Siklus I pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.12 berikut ini:

Diagram 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II 4.1.2.4 Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus I dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan pembelajaran Siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada Siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Selain itu kegiatan refleksi juga dilakukan untuk mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan model

(35)

STAD dengan kerangka kerja Scientific, kegiatan refleksi juga dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini dilakukan oleh guru kolaborator, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas 5. Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model STAD dengan kerangka kerja Scientific, evaluasi tersebut ditujukan bagi guru kolaborator, guru

observer, peneliti dan siswa. Dari diskusi yang dilakukan diketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific guru dapat memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sementara itu bagi siswa dengan kegiatan berkelompok dan mengerjakan kuis siswa merasa suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan lagi, siswa tidak harus selalu mendengarkan penjelasan guru dengan ceramah. Kegiatan diskusi dan kerjasama yang dilakukan antar siswa dalam kelompok heterogen menjadikan materi pelajaran dapat dipahami dengan mudah oleh siswa menggunakan cara unik dan berbeda melalui pengerjaan LKS dan kuis.

(36)

observasi pelaksanaan tindakan Siklus I, aspek yang mengalami peningkatan yaitu pada aspek Pendekatan/ strategi pembelajaran dengan menggunakan model STAD. Pada aspek ini guru sudah dapat mengarahkan siswa dalam pembelajaran STAD (13), guru mampu menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar (28), guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir sejenak secara individu sebelum mencari pasangan kartu (22), guru juga dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD (23). Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 37 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 50%, pertemuan kedua meningkat menjadi 60%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.13 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru Siklus I pertemuan I dan II sebagai berikut:

Diagram 4.13 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan I dan II

Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas siswa pada Siklus I pertemuan pertama indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 1 sebanyak 2 item, yang memperoleh skor 2 sebanyak 5 item indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 11 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 3 item. Kemudian pada pertemuan

50%

60%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

Pertemuan I Pertemuan II

(37)

kedua perolehan skor 2 sebanyak 5 item, indikator yang memperoleh skor 3 sebanyak 14 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 2 item.. Indikator aktivitas siswa yang mengalami peningkatan yaitu dalam aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran dan melaksanakan tugas guru dalam kegiatan berkelompok. Pada aspek aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa sudah mau mencatat materi apa yang disampaikan oleh guru melalui media gambar (11), siswa juga sudah mulai antusias dalam menyimak materi yang guru sampaikan (12). Sementara pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan berkelompok dan mengerjakan kuis siswa sudah mempu membentuk kelompok sesuai dengan petunjuk guru (14), Siswa dengan bimbingan guru sudah dapat mengoreksi hasil kegiatan mengerjakan kuis (20), Siswa antusias terhadap penghargaan yang diberikan guru (21). Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama persentase yang diperoleh mencapai 60%, pada pertemuan kedua persentase hasil observasi siswa meningkat menjadi 70%,. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.14 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa Siklus I pertemuan I dan II sebagai berikut:

Diagram 4.14 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan I dan II

54% 56% 58% 60% 62% 64% 66% 68% 70% 72%

60% 70%

(38)

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) pada pelaksanaan tindakan Siklus I baru mencapai 70% siswa tuntas. Artinya hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti tentukan sebesar 80%. Masih ada 11 siswa yang perolehan nilainya masih berada di bawah KKM 75. Namun rata-rata hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal 71,21 menjadi 72,47 setelah pelaksanaan tindakan Siklus I. Persentase ketuntasan belajar siswa naik dari kondisi awal 15,5% menjadi 52,5%

Dari hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan Siklus I dapat diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific, kekurangan yang ditemui selama tindakan pembelajaran menjadikan proses pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang maksimal. Kelebihan dan kekurangan tersebut diantaranya:

1) Kelebihan

a. Rancangan pembelajaran sudah tersusun dengan baik terlihat dari beberapa aspek yang sudah mengalami peningkatan walaupun peningkatan tersebut belum mencapai skor yang maksimal. b. Kegiatan pembelajaran nampak lebih menarik, antusiasme siswa

untuk mengikuti pembelajaran lebih meningkat dengan menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific diketahui dari aspek respon siswa dalam pemanfaatan

media pembelajaran terdapat indikator nomor 13 dan 28 yang mengalami peningkatan skor hasil observasi pada tiap pertemuannya.

(39)

yang mengalami peningkatan pada aspek 3 yaitu indikator nomor 13, 18 dan aspek 5 yaitu indikator nomor 27, 28.

d. Kondisi pembelajaran yang terbentuk lebih baik, dominasi guru dalam pembelajaran berkurang terlihat dari peningkatan aspek guru dalam mengorganisasikan dalam kegiatan kelompok siswa dan pengerjaan kuis secara individu, pembelajaran lebih terarah kepada aktivitas siswa dalam STAD.

2) Kekurangan

a. Cara guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan masih kurang. Ketika kegiatan refleksi berlangsung siswa masih kebingungan dengan apa yang guru sampaikan diketahui dari perolehan skor indikator penilaian aktivitas guru nomor 8 yaitu guru mengaitkan materi dengan realitas kehidupan yang belum memperoleh Nilai Tertinggi.

b. Penerapan pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific belum terbiasa dilaksanakan oleh siswa, sehingga pada awal-awal proses pembelajaran berlangsung siswa masih kebingungan dan merasa canggung di dalam proses pembelajaran diketahui dari masih banyak indikator yang memperoleh skor 2 dalam pelaksanaan tindakan Siklus I pertemuan pertama.

c. Masih ada beberapa siswa yang belum bekerjasama secara optimal dalam kegiatan pasang kartu sehingga diskusi dalam kegiatan pasang kartu belum berjalan dengan kondusif diketahui dari indikator nomor 10 pada penelitian aktivitas siswa masih belum memperoleh skor maksimal.

(40)

Dari berbagai kekurangan yang ditemui tersebut, maka peneliti melakukan analisis dan berkonsultasi dengan guru kelas 5 tentang kondisi siswa serta pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah dilangsungkan, hingga didapatkan rencana perbaikan dari kekurangan tersebut yang akan diterapkan pada Siklus II sebagai berikut:

1) Sebelum proses tindakan pembelajaran dilangsungkan sebaiknya dilakukan pengarahan dan diskusi bersama antara peneliti dan guru kolaborator mengenai langkah-langkah dari model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific sehingga antara rencana dan pelaksanaan dapat berjalan selaras.

2) Guru kolaborator harus menguasai materi pembelajaran dengan baik supaya dapat melakukan kegiatan refleksi dengan baik pada akhir pembelajaran.

3) Guru harus memberikan instruksi dan peraturan yang jelas di membagi kelompok secara heterogen dan pengerjaan kuis bagi setiap individu agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berlangsung sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.

4) Guru membimbing dan memberikan pengarahan agar dalam pelaksanaan kegiatan kelompok semua siswa dapat ikut berpartisipasi dan bekerja sama dengan baik.

5) Guru harus selalu memberikan motivasi kepada siswa agar siswa berani dalam menyampaikan setiap gagasan. Salah satu contoh pemberian motivasi bisa dilakukan guru adalah dengan memberikan penghargaan dan semangat kepada siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

4.1.3 Deskripsi Siklus II

(41)

pada Siklus II ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran Siklus II ini merupakan upaya perbaikan pelaksanaan pembelajaran pada Siklus I.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan

Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti bersama dengan guru kolaborator sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap Siklusnya. Tindakan pembelajaran pada Siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua, dan pertemuan ketiga, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit, dengan rincian sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama

(42)

komposisi lapisan-lapisan tanah. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan guru kolaborator menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific ialah: (1) Setelah membaca buku dan mengerjakan tugas

melalui kerja kelompok, siswa yang telah memahami perubahan yang terjadi di alam dapat mengidentifikasi komponen penyusun tanah, (2) melalui pengamatan gambar dan eksplorasi sumber bacaan, siswa yang telah memahami perubahan yang terjadi di alam dapat mendeskripsikan komposisi lapisan-lapisan tanah. Dilanjutkan dengan menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama dengan guru kolaborator tentang komponen penyusun tanah, lapisan-lapisan tanah. Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah media gambar berupa gambar-gambar lapisan tanah, perlengkapan untuk percobaan (botol plastik bening, tanah, air). Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, LKS (Lembar Kerja Siswa jenis-jenis tanah dan manfaatnya bagi kehidupan), lembar kuis untuk siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, serta reward untuk kelompok yang nantinya mendapatkan nilai tertinggi. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)

2) Pertemuan Kedua

(43)

jenis-jenis tanah dan manfaatnya bagi kehidupan makhluk hidup. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific. Penyusunan RPP masih didiskusikan dengan Ibu Umi

(44)

siswa, serta reward untuk kelompok yang nantinya mendapatkan nilai tertinggi. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran) 3) Pertemuan Ketiga

(45)

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran Siklus II dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan. Pelaksanaan tindakan Siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian pelaksanaan tindakan Siklus II sebagai berikut:

a. Proses Tindakan 1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pada Siklus II pertemuan pertama dilaksanakan. pada hari Rabu, 6 Mei 2015 pukul 07.00-08.10 WIB oleh guru kolaborator yaitu Ibu Umi Kustinah, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SDN 03 Kaloran. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Ibu Ngatini, S.Pd.SD. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa untuk memimpin doa, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan, LKS, dan buku paket. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan pertanyaan “Siapa diantara kalian yang pernah menanam bunga? Apa saja bahan yang diperlukan untuk menanam bunga?. Siswa

(46)

dapat mengidentifikasi unsur-unsur dan komposisi lapisan-lapisan tanah dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.2. mengidentifikasi jenis-jenis tanah.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi ini guru menjelaskan kerangka kerja scientific yang akan dilaksanakan oleh siswa yaitu nantinya siswa dituntut

untuk melakukan kegiatan mengamati, menanya, mencoba dan membentuk jaringan. Siswa terlebih dahulu melakukan eksplorasi sumber bacaan tentang materi jenis-jenis tanah dilanjutkan dengan tanya jawab bersama guru. Guru menggali pengetahuan siswa tentang komponen penyusun tanah. Guru menunjukkan gambar lapisan-lapisan tanah sambil melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru memberikan pertanyaan

“Ada berapa macam lapisan tanah berdasarkan gambar?” Siswa

menjawab lapisan tanah ada tiga, kemudian guru memberikan pertanyaan selanjutnya “Apa saja tiga lapisan tanah tersebut?”. Siswa diminta untuk mendefinisikan lapisan-lapisan tanah tersebut. Guru meminta seorang siswa maju ke depan untuk menuliskan lapisan-lapisan tanah. Kemudian ada beberapa siswa lain yang menyebutkan lapisan atas, lapisan tengah dan lapisan bawah.

(47)

kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Kelompok demi kelompok maju kedepan bergantian melakukan presentasi, setiap perwakilan kelompok melakukan presentasi, kelompok lainnya menilai kelompok yang sedang tampil didepan. Guru memantau setiap presentasi kelompok yang tampil didepan. Setelah semua kelompok melakukan presentasi hasil dari kerja kelompoknya, guru menanggapi hasil presentasi dan memberikan informasi yang sebenar-benarnya. Sebelum kegiatan akhir siswa diminta untuk kembali ke kelompoknya masing-masing. Guru menjelaskan tentang fase kuis, setelah siswa mengerjakan LKS dan presentasi di depan maka guru akan membagikan kuis yang dikerjakan secara individu oleh siswa dalam kelompok. Kuis berisi tentang pertanyaan yang berkaitan tentang materi komponen penyusun tanah dan komposisi lapisan-lapisan tanah. Siswa yang hasil kuisnya bagus, maka akan mendapatkan skor tinggi yang akan digunakan untuk penilaian skor tim mereka. Siswa diberi kesempatan mengerjakan kuis selama 10 menit. Kemudian siswa secara individu mengerjakan kuis tersebut. Setelah 10 menit siswa mengoreksi hasil jawaban kuis teman mereka. Siswa menghitung hasil skor yang diperoleh temanya, siswa menuliskan skor yang diperoleh pada kartu kelompok yang sudah tersedia. Guru lalu memberikan penghargaan berupa reward pada kelompok dengan skor tertinggi.

Pada kegiatan akhir pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang jenis-jenis tanah dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2) Pertemuan Kedua

(48)

kolaborator yaitu Ibu Umi Kustinah, S.Pd.SD selaku guru kelas 5 SDN 03 Kaloran. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Ibu Ngatini, S.Pd.SD. Pertemuan kedua pada Siklus II ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal, guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa bersama, kemudian melakukan kegiatan presensi. Dilanjutkan dengan guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan, LKS, dan buku paket. Setelah itu guru memberikan apersepsi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan “siapa yang di rumah mempunyai kendi, atau geranah? Menurut kalian apa bahan yang digunakan untuk membuat benda seperti

itu? Beberapa siswa menjawab punya, dan menjawab kendi dan gerabah

terbuat dari tanah liat. Guru kemudian memberikan penjelasan bahwa selain ada macam jenis-jenis tanah, tanah juga memiliki berbagai manfaat dalam kehidupan. Selanjutnya guru menunjukkan gambar tabel macam-macam tanah dan manfaatnya dalam kehidupan. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu mengidentifikasi jenis-jenis tanah dan menyebutkan manfaat tanah dalam kehidupan sehari-hari dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.2. mengidentifikasi jenis-jenis tanah.

(49)

dalam kehidupan sehari-hari dan melakukan kegiatan tanya jawab. Guru menunjukkan gambar tabel macam-macam jenis tanah sambil melakukan tanya jawab dengan siswa. Guru memberikan pertanyaan “Sebutkan macam-macam tanah yang kalian ketahui?” Siswa menjawab tanah humus, tanah liat, tanah kapur, tanah gambut dan tanah pasir. Guru meminta seorang siswa maju ke depan untuk menuliskan salah satu manfaat dari tanah-tanah yang tadi sudah disebutkan. Setelah kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa kemudian dilanjutkan dengan guru menggunakan media dan memperlihatkan kepada siswa gambar mcam jenis tanah. Siswa dengan sendirinya mengamati contoh macam-macam jenis tanah yang ditunjukkan oleh guru. Setelah siswa mengamati dan membangun pengatahuannya sendiri tentang jenis-jenis tanah, Guru meminta 5 orang siswa secara bergantian untuk menuliskan jenis-jenis tanah di papan tulis. 5 orang siswa yang lain mendeskripsikan macam-macam jenis tanah tersebut secara bergantian. Dilanjutkan dengan penjelasan singkat oleh guru mengenai jenis-jenis tanah dan manfaatnya dalam kehidupan sebagai penguatan atas jawaban siswa.

(50)

melakukan presentasi, kelompok lainnya menilai kelompok yang sedang tampil didepan. Guru memantau setiap presentasi kelompok yang tampil didepan. Setelah semua kelompok melakukan presentasi hasil dari kerja kelompoknya, guru menanggapi hasil presentasi dan memberikan informasi yang sebenar-benarnya. Sebelum kegiatan akhir siswa diminta untuk kembali ke kelompoknya masing-masing. Guru menjelaskan tentang fase kuis, setelah siswa mengerjakan LKS dan presentasi di depan maka guru akan membagikan kuis yang dikerjakan secara individu oleh siswa dalam kelompok. Kuis berisi tentang pertanyaan yang berkaitan tentang materi jenis-jenis tanah dan manfaatnya bagi kehidupan. Siswa yang hasil kuisnya bagus akan mendapatkan skor tinggi yang nantinya digunakan untuk penilaian skor tim mereka. Siswa diberi kesempatan mengerjakan kuis selama 10 menit. Kemudian siswa secara individu mengerjakan kuis tersebut. Setelah 10 menit siswa mengoreksi hasil jawaban kuis teman mereka. Siswa menghitung hasil skor yang diperoleh temanya, siswa menuliskan skor yang diperoleh pada kartu kelompok yang sudah tersedia. Guru lalu memberikan penghargaan berupa reward pada kelompok dengan skor tertinggi, dan kelompok dengan skor tertinggi adalah kelompok 3.

Pada kegiatan akhir pembelajaran dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan dilaksanakan tes evaluasi, guru meminta siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh tentang materi yang sudah diajarkan pada pertemuan satu dan pertemuan dua. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam. 3) Pertemuan Ketiga

(51)

Kaloran. Kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga ini guru melaksanakan kegiatan tes evaluasi Siklus II. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya tentang komponen penyusun tanah, lapisan-lapisan tanah, jenis-jenis tanah dan manfaat tanah dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Setelah semua siswa dirasa paham tentang materi yang diajarkan, guru mengadakan tes evaluasi selama dua kali 35 menit. Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan tertib dan lancar, hanya ada satu siswa yang terlihat kesulitan mengerjakan sehingga memerlukan tambahan waktu untuk mengerjakan. Bagi siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi tersebut dapat mengumpulkan lembar jawab berserta dengan soal dan kembali ke tempat duduk. Kemudian guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

b. Hasil Tindakan

Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran dengan Kompetensi Dasar (KD) 7.2 mengidentifikasi jenis-jenis tanah disajikan pada tabel daftar nilai IPA (terlampir), dan berikut disajikan pada tabel 4.15 yaitu tabel distribusi frekuensi nilai IPA Siklus II siswa kelas 5 SDN Patemon 01 Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai berikut:

Tabel 4.15

Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

No. Rentang Nilai Frekuensi Persentase

1. 69 – 74 2 10,4 %

2. 75 – 80 11 58, 3 %

3. 81 – 86 2 10,4 %

4. 87 – 92 3 15,6 %

(52)

Jumlah 19 100 %

Nilai Rata-rata 80

Nilai Tertinggi 97

Nilai Terendah 70

Berdasarkan tabel 4.15 distribusi frekuensi nilai mata pelajaran IPA, dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa kelas 5 mengalami peningkatan dari hasil belajar pada Siklus I, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa menjadi 80. Hasil belajar IPA pada Siklus I siswa kelas 5 SDN 03 Kaloran, pada rentang nilai 69-74 sejumlah 2 siswa dengan persentase 10,4% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 75-80 sejumlah 11 siswa dengan persentase 58,3% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 81-86 sejumlah 2 siswa dengan persentase 10,4% dari jumlah keseluruhan siswa, rentang nilai 87-92 sejumlah 3 siswa dengan persentase 15,6% dari jumlah keseluruhan siswa, dan rentang nilai 93-98 sejumlah 1 siswa dengan persentase 5,3%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan Siklus II dengan menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific menjadi 97, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 70 yang semula pada Siklus I hanya 47 (daftar nilai siswa terlampir). Berdasarkan tabel 4.15 dapat dinyatakan dalam diagram 4.7 yaitu sebagai berikut:

Diagram 4.7 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II

(53)

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) data hasil perolehan nilai Siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.16 berikut:

Tabel 4.16

Ketuntasan Belajar Siklus II

No. Ketuntasan

Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1. Tuntas ≥ 75 17 90

2. Belum Tuntas ˂ 75 2 10

Jumlah 19 100

Dari tabel 4.16 ketuntasan belajar siswa pada Siklus II dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) sebanyak 2 siswa atau 10% dari total 19 siswa, sedangkan yang sudah mencapai

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) sebanyak 17 siswa dengan persentase 90% dari total 19 siswa. Hasil ketuntasan belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan pada Siklus II tersebut sudah memenuhi indikator kriteria keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti, diketahui dari besar persentase tingkat keberhasilan siswa sudah lebih dari 80%. Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.16 dapat dilihat pada diagram 4.8 berikut:

Diagram 4.8 Ketuntasan Belajar Siklus II 90%

10%

(54)

4.1.3.3 Pelaksanaan Observasi

Pada sub bab ini, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan Siklus II dengan menerapkan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan

yaitu pertemuan pertama, pertemuan kedua dan pertemuan ketiga sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 37 indikator aktivitas guru dan 20 indikator aktivitas siswa. masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60% termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat baik.

(55)

Tabel 4.9

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I Aspek yang

Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

(56)

skor aspek tiga 38 skor. Pada aspek memanfaatkan media pembelajaran/ sumber belajar terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 21, 22 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 23 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 10 skor.

Aspek pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 26, 27 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 24, 25, 28 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 18 skor. Aspek penilaian hasil dan proses belajar terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 29 memperoleh skor 3 sementara indikator nomor 30 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 7 skor. Kemudian pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 32, 33 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 31 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh 10 skor. Selanjutnya pada aspek penutup terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor indikator nomor 36 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 34,

35, 37 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 15 skor.

Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru Siklus II pertemuan pertama adalah 126 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru Siklus II pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.15 berikut ini:

Diagram 4.15 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I

(57)

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I

Aspek yang

Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 10 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 11 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 74 . Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 1 memperoleh skor 3 sehingga jumlah skor aspek satu 3 skor. Selanjutnya aspek kegiatan awal terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 2 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 3, 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 11 skor. Pada aspek kegiatan inti pembelajaran terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 5, 6, 8 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 7, 9 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 17 skor.

(58)

skor. Kemudian pada aspek penutup terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 18, 19 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 20, 21 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 14 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa Siklus I pertemuan pertama adalah 74 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa Siklus II pertemuan I dapat dilihat pada diagram 4.16 berikut ini:

Diagram 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I 2) Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada Siklus II pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan II Aspek yang

Diamati Skor Penilaian Jumlah

(59)

Pendekatan/

(60)

indikator nomor 22, 23 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat ialah 11 skor.

Aspek pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 25, 26 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 24, 27, 28 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 18 skor. Aspek penilaian hasil dan proses belajar terdiri dari 2 indikator yaitu indikator nomor 29 memperoleh skor 3 sementara indikator nomor 30 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek enam 7 skor. Kemudian pada aspek penggunaan bahasa terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 32 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 31, 33 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tujuh 11 skor. Selanjutnya pada aspek penutup terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 34, 35, 37 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 36 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek delapan 13 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas guru Siklus II pertemuan kedua adalah 130 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru Siklus I pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.17 berikut ini:

(61)

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II Aspek yang

Diamati Skor Penilaian Jumlah

Skor

Berdasarkan tabel 4.12 hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 10 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 11 item sehingga jumlah keseluruhan skor yang diperoleh 74. Pada aspek pra pembelajaran terdiri dari 1 indikator yaitu indikator nomor 1 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek satu 4 skor. Selanjutnya aspek kegiatan awal terdiri dari 3 indikator yaitu indikator nomor 2, 3 memperoleh skor 3 dan indikator nomor 4 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek dua 10 skor. Pada aspek kegiatan inti pembelajaran terdiri dari 5 indikator yaitu indikator nomor 5, 6, 9 memperoleh skor 3 indikator nomor 7, 8 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek tiga 17 skor.

(62)

nomor 11, 12, 13, 16 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek empat 28 skor. Kemudian pada aspek penutup terdiri dari 4 indikator yaitu indikator nomor 20 memperoleh skor 3 , indikator nomor 18, 19, 21 memperoleh skor 4 sehingga jumlah skor aspek lima 15 skor. Total keseluruhan skor hasil observasi aktivitas siswa Siklus II pertemuan kedua adalah 74 skor. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa Siklus II pertemuan II dapat dilihat pada diagram 4.18 berikut ini:

Diagram 4.18 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II

4.1.3.4 Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus II dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan pembelajaran Siklus II. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada Siklus II. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Selain itu kegiatan refleksi juga dilakukan untuk mengetahui manfaat dari tindakan pembelajaran menggunakan model

(63)

STAD dengan kerangka kerja Scientific, kegiatan refleksi juga dimaksudkan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini dilakukan oleh guru kolaborator, guru observer, peneliti, dan perwakilan dari beberapa siswa kelas 5. Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model STAD dengan kerangka kerja Scientific, evaluasi tersebut ditujukan bagi guru kolaborator, guru

observer, peneliti dan siswa. Dari diskusi yang dilakukan diketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dengan kerangka kerja Scientific guru dapat memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sementara itu bagi siswa dengan kegiatan berkelompok dan mengerjakan kuis siswa merasa suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan lagi, siswa tidak harus selalu mendengarkan penjelasan guru dengan ceramah. Kegiatan diskusi dan kerjasama yang dilakukan antar siswa dalam kelompok heterogen menjadikan materi pelajaran dapat dipahami dengan mudah oleh siswa menggunakan cara unik dan berbeda melalui pengerjaan LKS dan kuis.

(64)

model STAD. Pada aspek ini guru sudah dapat mengarahkan siswa dalam pembelajaran STAD (13), guru mampu menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar (28), guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir sejenak secara individu sebelum mencari pasangan kartu (22), guru juga dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran STAD (23). Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 37 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 80%, pertemuan kedua meningkat menjadi 90%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.19 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru Siklus II pertemuan I dan II sebagai berikut:

Diagram 4.19 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Pertemuan I dan II

Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas siswa pada Siklus II pertemuan pertama indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 3 sebanyak 10 item, dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 11 item. Kemudian pada pertemuan kedua perolehan

80% 90%

74% 76% 78% 80% 82% 84% 86% 88% 90% 92%

Pertemuan I Pertemuan II

(65)

skor 3 sebanyak 10 item dan indikator yang memperoleh skor 4 sebanyak 11 item. Indikator aktivitas siswa yang mengalami peningkatan yaitu dalam aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran dan melaksanakan tugas guru dalam kegiatan berkelompok. Pada aspek aspek respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran siswa sudah mau mencatat materi apa yang disampaikan oleh guru melalui media gambar (11), siswa juga sudah mulai antusias dalam menyimak materi yang guru sampaikan (12). Sementara pada aspek melaksanakan tugas guru dalam kegiatan berkelompok dan mengerjakan kuis siswa sudah mempu membentuk kelompok sesuai dengan petunjuk guru (14), Siswa dengan bimbingan guru sudah dapat mengoreksi hasil kegiatan mengerjakan kuis (20), Siswa antusias terhadap penghargaan yang diberikan guru (21). Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama persentase yang diperoleh mencapai 88%, pada pertemuan kedua persentase hasil observasi siswa meningkat menjadi 95%,. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.20 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa Siklus II pertemuan I dan II sebagai berikut:

Diagram 4.20 Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan I dan II

88% 95%

84% 86% 88% 90% 92% 94% 96%

Pertemuan 1 Pertemuan II

(66)

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75), maka diperoleh data sebanyak 17 siswa dengan prosentase 90% siswa tuntas artinya sebagian besar siswa telah tuntas, hanya dua siswa yang belum berhasil mencapai KKM ≥ 75 dengan besar persentase 10%. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara klasikal mencapai angka 80. Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu ketercapaian ketuntasan hasil belajar mata pelajaran IPA sebesar 80% dari total keseluruhan siswa, maka dapat dinyatakan bahwa hasil belajar mata pelajaran IPA meningkat yaitu dengan perolehan nilai siswa melebihi KKM 75. Dari hasil evaluasi siswa pada Siklus II ketuntasan siswa telah mencapai 90%. Artinya jika dilihat dari indikator keberhasilan yang ditentukan, hasil evaluasi tertulis siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti.

Berdasarkan pengamatan dari observer pada Siklus II secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran Siklus II sebagai berikut:

1) Pelaksanaan pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Guru sudah berhasil melakukan perbaikan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran Siklus II sesuai dengan rencana perbaikan yang telah disusun pada kegiatan refleksi Siklus I. Hal tersebut diketahui dari adanya peningkatan skor hasil observasi guru, hampir semua indikator dalam setiap aspek yang diamati sudah mengalami peningkatan.

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai IPA
Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Guru Kondisi Awal
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Kondisi Awal
+7

Referensi

Dokumen terkait

▸ Long sentences are also problematic in writing because, even if they are punctuated properly, they can be hard to read since readers often want a pause, and writers need to be

Kedua orang tua peneliti yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil, menuntun peneliti dengan sabar serta doa restu yang selalu diberikan kepada peneliti

However, our experiment showed that both barnyard manure and green manure did not give consistent effect on the activities of acid phosphatase, arylsulfatase,

Frekuensi signifikan dari curah hujan sintet ik seri wakt u yang dipresentasikan disini dihit ung dengan menggunakan periode signifikan dari curah hujan harian seri

Judul Penelitian : Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Pola Makan Lansia yang Menderita Hipertensi (Studi di Puskesmas Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang). Peneliti

dengan mesh cetak genteng sjstem banting tidak sesuai dengan prinsip kerja s€cara ergonomis karena memiliki deviasi gerahan yang be$r dan m€liputi geBkan-gerakan

gelombang sehingga hanya sebagian kecil tenaga elektromagnetik dari radiasi sinar Matahari yang dapat mencapai permukaan bumi dan dimanfaatkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cadangan Zillmer dan Illinois pada asuransi jiwa seumur hidup, endowment murni dan dwiguna akan menghasilkan nilai cadangan yang sama besarnya