4.1. HASIL PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan skema PTK spiral dari C. Kemmis dan Mc. Taggart, dalam setiap siklus dilakukan 3 tahap yaitu:
perencanaan, pelaksanaan sekaligus observasi dan yang terakhir adalah refleksi. Pada tahap pelaksanaan dan observasi dilakukan secara bersamaan. Guru kelas berperan sebagai observer ketika melakukan observasi yang akan mengamati jalannya pembelajaran oleh peneliti sebagai guru pengajar.
4.1.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1.1. Pra siklus
Penelitian ini dilakukan di SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada siswa kelas IV dengan jumlah 20 siswa, 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Dari hasil observasi yang dilakukan dengan guru kelas, latar belakang siswa lebih banyak sebagai anak petani, sehingga dari faktor keluarga kurang begitu memperhatikan pendidikan anak mereka. Kebiasaan siswa yang masih suka bermain dibawa hingga ke dalam kelas. Pada saat kondisi pembelajaran siswa kurang memperhatikan guru. Semangat dan minat siswa untuk belajar masih kurang. Penggunaan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru juga berpengaruh pada minat siswa untuk belajar. Guru lebih banyak
menggunakan metode ceramah dan penugasan saja. Belum nampak metode pembelajaran yang kooperatif serta penggunaan media pembelajaran yang dapat
membuat siswa lebih bersemangat untuk belajar. Sehingga timbal balik antara guru dan siswa kurang maksimal.
dapat dikatakan belum tuntas. Dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 71 guru harus mencari cara agar target ketuntasan sebanyak 80% dari keseluruhan siswa nilainya berada di atas KKM.. Hasil belajar siswa pra siklus disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 10
Hasil belajar siswa pra siklus
No Kriteria Frekuensi Presentase
1 Tuntas 9 65%
2 Tidak tuntas 11 35%
3 Jumlah 20 100%
Nilai rata-rata kelas 69,8
Nilai Tertinggi 83
Nilai Terendah 50
Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya mencapai 69,8 dengan nilai tertinggi 83 dan nilai terendah adalah 50. Maka
peneliti mengadakan pelaksanaan siklus I dan siklus II dengan menggunakan metode yang lebih kooperatif dan menggunakan media pembelajaran agar siswa tidak hanya pasif dalam mengikuti pembelajaran.
4.1.1.2. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan siklus I akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu perencanaan, tindakan dan observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan dan observasi masing-masing dilakukan dalam 3 kali pertemuan hingga evaluasi dilakukan.
a. Perencanaan
Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Group Investigation. Tahap menyusun rencana yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation.
3. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan. 4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa. 5. Menyiapkan soal evaluasi untuk materi siklus I.
Tabel 11
Tahap pelaksanaan tindakan pada Siklus I adalah pelaksanaan rancangan pembelajaran dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dan pada pertemuan terakhir akan dilaksanakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa.
- Pertemuan 1
akan disampaikan. Pada tahap akhir kegiatan awal, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pada tahap inti, pertama-tama guru menjelaskan materi tentang pemanfaatan sumber daya alam beserta contoh-contohnya kepada siswa. Kegiatan penjelasan materi ini juga diselingi dengan tanya jawab dengan siswa mengenai contoh-contoh perubahan wujud benda yang ada dalam kehidupan sehari-hari..
Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa lebih aktif dan tidak melalukan kegiatan diluar materi pembelajaran selama guru menjelaskan materi. Setelah itu guru membentuk 5 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 anggota untuk melakukan percobaan. Sebelum siswa melakukan percobaan, guru membagikan bahan dan memberikan penjelasan mengenai percobaan yang akan dilakukan. Kemudian guru memberikan waktu beberapa menit kepada siswa untuk berfikir secara kelompok , lalu siswa diminta untuk berdiskusi dengan kelompok mereka tentang bahan percobaan yang mereka dapatkan. Setelah berdiskusi, perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil dikusi mereka di depan kelas, sedangkan siswa yang lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi. Guru mengamati dan meluruskan tanggapan siswa yang dinilai kurang pas dari materi. Setelah selesai, siswa mengerjakan lembar kerja yang diberikan oleh guru tentang materi yang telah dipelajari. Pada tahap akhir guru dan siswa menyimpulkan bersama pembelajaran yang telah dipelajari serta melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dikuasai siswa dan berdoa bersama untuk menutup pelajaran.
Pada pertemuan pertama siklus I ini siswa masih terlihat canggung dengan peneliti sebagai guru pengajar. Siswa masih malu untuk menjawab pertanyaan
- Pertemuan 2
Pertemuan kedua dilaksanakan dengan melanjutkan materi pada pertemuan pertama dan pendalaman materi yang telah dilaksanakan. pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan berdoa dan guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Setelah berdoa guru menanyakan kabar siswa dan memberikan motivasi dengan tujuan agar siswa merasa semangat
dalam menerima materi yang disampaiakan oleh guru. Guru melakukan kegiatan apresepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi. Setelah melakukan kegiatan apresepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
. Siswa mengerjakan evaluasi yang mereka dapatkan sebelum dilakukan pembahasan bersama dengan teman sekelas beserta guru. Setelah dilakukan pembahasan, masing-masing mempresentasikan hasilnya di depan kelas untuk ditanggapi siswa yang lain. Kemudian guru memberikan penguatan kepada siswa yang sudah berani mempresentasikan hasil pekerjaannya. Untuk mengakhiri pembelajaran, siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran lalu ditutup dengan berdoa bersama.
Dari pertemuan kedua siklus I, siswa masih terlihat pasif dan belum berani mengungkapkan pendapatnya, menurut observer, dan guru pengajar kurang tegas dalam memberikan teguran kepada siswa, sehinnga masih ada siswa yang mengganggu temannya pada saat pelaksanaan evaluasi.
Dari beberapa masalah diatas, maka dilakukan perbaikan pembelajaran
pada siklus II yang diantaranya dengan cara:
Guru lebih fokus lagi dalam penyampaian materi serta memperhatikan
pengkondisian kelas dan kesiapan siswa dalam belajar agar materi yang disampaikan dapat diserap siswa dengan baik.
Guru menyiapkan media pembelajaran yang mudah dipahami oleh
siswa.
Guru memberikan teguran kepada siswa yang melakukan kegiatan
Guru lebih memberikan motivasi kepada siswa agar lebih berani
dalam mengungkapkan pendapat.
Hasil refleksi ini akan dijadikan sebagai acuan untuk diperbaiki pada siklus II agar pembelajaran dapat berjalan secara maksimal dan indikator kerja yang telah ditetapkan dapat tercapai.
4.1.1.3. Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan siklus II masih akan dilaksanakan dalam 3 tahap, yaitu perencanaan, tindakan dan observasi dan refleksi. Dalam pelaksanaan tindakan dan observasi masing-masing dilakukan dalam 2 kali pertemuan dengan menggunakan model kooperatif tipe Group Investigation sampai pada pertemuan ke-2 evaluasi dilakukan. Siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi memperbaiki kelemahan yang terjadi pada siklus I.
a. Perencanaan
Model pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Group Investigation berbantuan bahan percobaan hingga hasil
belajar siswa mencapai target yang ditentukan. Tahap perencanaan siklus II yang dilakukan oleh peneliti diantaranya sebagai berikut:
1. Menganalisa kompetensi dasar dan indikator yang akan digunakan, analisis ini dilakukan dengan meminta masukan pada guru kelas.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation beserta materi pembelajaran.
3. Menyiapkan sumber, alat dan bahan yang mudah dipahami oleh siswa. 4. Menyusun dan menyiapkan lembar observasi guru dan siswa.
5. Menyiapkan soal evaluasi.
Berikut jadwal pelaksanaan siklus II:
Pelaksanaan tindakan pada Siklus II masih menggunakan metode Group
Investigation yang dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun.
- Pertemuan 1
Pertemuan pertama pada Tindakan siklus II ini dilaksanakan minggu ke 3 bulan Febuari 2017. Pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menyapa siswa, kemudian dilanjutkan dengan berdoa bersama dipimpin oleh ketua kelas. Lalu guru melaukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan apresepsi dengan melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan materi untuk menggali pengetahuan siswa dan masuk menuju materi pembelajaran. Pada tahap akhir kegiatan awal, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Pada tahap inti, pertama-tama guru menjelaskan materi tentang perubahan wujud benda yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai contoh-contoh perubahan wujud benda yang ada di lingkungan sekitar mereka. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa lebih aktif dan tidak melalukan kegiatan diluar materi pembelajaran selama guru menjelaskan
memperhatikan penjelasan dari guru sambil bertanya jika ada materi yang kurang dipahami. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang contoh-contoh perubahan wujud benda apa saja yang ada di lingkungan sekitar mereka. Kemudian siswa dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 anggota. Setelah itu guru membagikan alat dan bahan kepada siswa untuk melakukan percobaan. Guru memberikan waktu beberapa menit kepada siswa untuk berfikir secara kelompok,
lalu siswa diminta untuk berdiskusi dengan teman sekelompok mereka tentang alat dan bahan yang mereka dapatkan. Setelah berdiskusi, perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas, sedangkan siswa yang lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi. Guru membimbing dan memberikan motivasi kepada siswa yang tidak berani untuk maju di depan kelas. Setelah selesai, guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan. Pada tahap akhir guru dan siswa menyimpulkan bersama pembelajaran yang telah dipelajari serta melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dikuasai siswa dan berdoa bersama untuk menutup pelajaran.
Pada pertemuan pertama siklus II ini pembelajaran sudah berlangsung dengan baik, akan tetapi saat diskusi kelompok berlangsung guru belum menunjukkan pengkondisian siswa dalam tiap kelompok dengan baik, dan kurang aktif dalam membimbing siswa dalam melakukan investigasi kelompok.
- Pertemuan 2
Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan dengan melanjutkan materi pada
pertemuan pertama. pada kegiatan awal pembelajaran guru membuka pelajaran dengan berdoa dan guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Lalu
guru melakukan presensi untuk mengecek kehadiran siswa. Apresepsi yang dilakukan adalah dengan melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi. Setelah melakukan kegiatan apresepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
lingkungan sekitar mereka. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa lebih aktif dan tidak melalukan kegiatan diluar materi pembelajaran selama guru menjelaskan materi juga untuk mengetahui pemahaman siswa tentang penjelasan guru.. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru sambil bertanya jika ada materi yang kurang dipahami. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang contoh-contoh perubahan wujud benda apa saja yang ada di lingkungan sekitar mereka. Kemudian siswa
dibagi menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 anggota. Setelah itu guru membagikan alat dan bahan kepada siswa untuk melakukan percobaan. Guru memberikan waktu beberapa menit kepada siswa untuk berfikir secara kelompok, lalu siswa diminta untuk berdiskusi dengan teman sekelompok mereka tentang alat dan bahan yang mereka dapatkan. Setelah berdiskusi, perwakilan dari kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas, sedangkan siswa yang lainnya mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi. Guru membimbing dan memberikan motivasi kepada siswa yang tidak berani untuk maju di depan kelas. Setelah selesai, guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk dikerjakan. Pada tahap akhir guru dan siswa menyimpulkan bersama pembelajaran yang telah dipelajari serta melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dikuasai siswa dan berdoa bersama untuk menutup pelajaran.
Menurut catatan observer pada lembar observasi, dari pertemuan kedua siklus II ini diperoleh kesimpulan bahwa: guru kurang membiasakan dengan menggunakan bahasa indonesia dengan benar. Akan tetapi secara keseluruhan pembelajaran sudah berlangsung dengan baik.
Presentase ketuntasan hasil belajar pada siklus II ini sudah mencapai pada indikator kerja yaitu 80% atau lebih dari jumlah keseluruhan siswa. Dengan
demikian penggunaan metode Group Investigation pada mata pelajaran IPA materi perubahan wujud benda dapat diikuti dengan baik oleh siswa.
4.1.2. Analisis Data
IPA materi perubahan wujud benda siswa kelas V SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran tahun ajaran 2016/2017 semseter 2.
4.1.3.1. Analisis Ketuntasan
Analisis ketuntasan tiap siklus dalam tabel ketuntasan diolah dengan membandingkan data mentah dengan skor KKM untuk mata pelajaran IPA.
Ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 13
Analisis ketuntasan hasil belajar IPA Siswa kelas V
SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran Semester 2 tahun ajaran 2016/2017 Siklus I
No Kriteria Frekuensi Presentase
1 Tuntas 13 60%
2 Tidak tuntas 7 40%
3 Jumlah 20 100%
Nilai rata-rata kelas 75,5
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 50
Tuntas; 60 Tidak
tuntas; 40
0 10 20 30 40 50 60 70
Tuntas Tidak tuntas
Gambar 2. Diagram ketuntasan hasil belajar IPS Siswa kelas V SDN Barukan Kecamatan Tengaran 02 Siklus I
Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Data hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Barukan 02 Kecematan Tengaran Tahun ajaran 2016/2017 Semester 2 disajikan pada tabel berikut:
Tabel 14
Analisis ketuntasan hasil belajar IPA Siswa kelas V
SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran Semester 2 tahun ajaran 2016/2017 Siklus II
No Kriteria Frekuensi Presentase
1 Tuntas 18 90%
2 Tidak tuntas 2 10%
3 Jumlah 20 100%
Nilai rata-rata kelas 84
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 65
berada pada skor 65. Nilai rata-rata kelas meningkat dari siklus I hanya 75,5 pada siklus II ini menjadi 84. Data tersebut disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:
Tuntas; 90 Tidak
tuntas 10
0 20 40 60 80 100
Tuntas Tidak tuntas
Gambar 3. Diagram ketuntasan hasil belajar IPS Siswa kelas V SDN Barukan 02 Kecamatan Tengaran Siklus II
4.1.3.2. Analisis Komparatif
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan metode
Group Investigation (GI) pada mata pelajaran IPA terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada perbandingan nilai pra
siklus, siklus 1 dan siklus 2 tabel berikut: Tabel 15
Perbandingan hasil belajar siswa pra siklus, siklus 1 dan siklus 2
No Kriteria Pra siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 Tuntas 9 35% 13 60% 18 90%
2 Tidak tuntas
11 65% 7 40% 2 10%
Jumlah 20 100% 20 100% 20 100%
Skor tertinggi 83 90 95
Skor terendah 50 50 84
Dari tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan jumlah ketuntasan hasil belajar siswa. Yang semula pada pra siklus sebelum diadakannya tindakan, ketuntasan siswa hanya mencapai 45%, setelah digunakan metode kooperatif tipe
Group Investigation berbantuan media gambar meningkan menjadi 60%
kemudian setelah tindakan dilakukan dalam 2 siklus hasil belajar siswa meningkat lagi mencapai 80% dari jumlah keseluruhan siswa. Grafik peningkatan hasil
belajar siswa disajikan dalam gambar berikut:
0% Gambar 4. Diagram perbandingan ketuntasan dan ketidaktuntasan hasil belajar
Selain pada presentase ketuntasan, peningkatan juga terjadi pada
Gambar 5. Diagram perbandingan skor tertinggi dan skor terendah tiap siklus
Penggunaan metode Group Investigation yang digunakan oleh peneliti juga berdampak pada perolehan nilai rata-rata kelas. Nilai rata-rata kelas menunjukkan adanya peningkatan tiap siklus.
4.2. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan di kelas V SDN Barukan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi perubahan wujud benda menggunakan model Group Investigation (GI) sangat memuaskan. Berdasarkan hasil analisis data yang telah diperoleh dari pra siklus, siklus I dan siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Sebelum dilakukan tindakan atau pada pra siklus siswa yang tuntas hanya sebanyak 9 anak atau 45% kemudian dilaksanakan siklus 1 ketuntasan siswa meningkat mencapai 13 anak atau 60%. Berarti terjadi peningkatan sebanyak 15%. Akan tetapi hasil yang diperoleh pada siklus 1 belum memenuhi target sesuai dengan indikator kerja yang telah dibuat yaitu ketuntasan mencapai 90% atau lebih dari keseluruhan siswa. Hal ini dikarenakan guru belum bisa mengkondisikan kelas secara maksimal. Jadi apabila guru tidak fokus siswa terkadang masih bermain-main dengan hal diluar materi pelajaran seperti mengganggu siswa yang lain, menggunakan media pembelajaran sebagai mainan atau sibuk sendiri dengan kegiatannya. Siswa juga belum menunjukkan keberaniannya untuk menyampaikan pendapat ataupun mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
Dengan memperhatikan refleksi dari siklus 1, maka dilakukan perencanaan perbaikan-perbaikan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II agar penelitian mencapai target yang ditentukan. Setelah dilakukan tindakan siklus II, ketuntasan siswa mencapai 90% dan hanya terdapat 2 siswa (10%) saja
yang belum tuntas, ini berarti Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan metode Group Investigation meningkatkan ketuntasan siswa sebanyak 35%
mempresentasikan hasil pemikiran dan diskusinya di depan kelas, bagi siswa yang lain agar berani menyampaikan pendapatnya. Jadi pengetahuan yang didapat oleh siswa tidak hanya berasal dari guru, akan tetapi dari contoh konkrit dan juga pengalaman masing-masing individu..
Dari hasil pemaparan, dapat diperoleh kesimpulan bahwa penerapan model Group Investigation yang peneliti lakukan dapat dikatakan berhasil.