• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP PENDIDIKAN YANG ISLAMI menurut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP PENDIDIKAN YANG ISLAMI menurut "

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah sesuai norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di masyarakat.

Pendidikan merupakan usaha manusia untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang didapat baik dari lembaga formal maupun informal dalammembantu proses transformasi sehingga dapat mencapai kualitas yang diharapkan.

Secara umum, pendidikan dapat diartikan sebagai Suatu metode untuk mengembangkan keterampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi lebih baik.

Islam memandang pendidikan sebagai bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada terdidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju kepribadian yang lebih baik, yang pada hakikatnya mengarah pada pembentukan manusia yang ideal. Manusia ideal adalah manusia yang sempurna akhlaqnya. Yang nampak dan sejalan dengan misi kerasulan Nabi Muhammad saw, yaitu menyempurnakan akhlaq yang mulia.

Agama islam adalah agama universal yang mengajarkan kepada umat manusia mengenai berbagai aspek kehidupan baik kehidupan yang sifatnya duniawi maupun yang sifatnya ukhrawi. Salah satu ajaran Islam adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan, karena dengan pendidikan manusia dapat memperoleh bekal kehidupan yang baik dan terarah.

Prof.Dr. Omar Mohammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan pendidikan islam sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran

(2)

sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat. (Asy-Syaibany, 1979: 399).

Oleh karena itu untuk mengembangkan kemampuan/potensi yang dimilikinya manusia harus mengenyam pendidikan. Lembaga pendidikan sudah banyak bermunculan hanya saja pendidikan yang berbasis Islam masih jarang kita temui. Agar lebih jelasnya akan kami bahas mengenai konsep pendidikan yang Islami.

B. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk:

1. Memenuhi tugas Seminar Pendidikan Agama Islam. 2. Memahami konsep pendidikan yang islami.

C. Metode Pemecahan Masalahan

Masalah dalam makalah ini akan dikaji melalui kajian pustaka.

D. Sistematika Penulisan

(3)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pendidikan dalam persfektif islam? 2. Apa yang menjadi landasan pendidikan dalam islam? 3. Bagaimana konsep pendidikan dalam islam?

4. Bagaimana prinsip-prinsip pendidikan islam?

5. Bagaimana pendidik dan peserta didik dalam perspektif islam? 6. Apa saja pilar-pilar pendidikan islam?

(4)

Asas pendidikan islam adalah aqidah islam. Asas ini berpengaruh aqidah islam. Islam tidak memerintahkan demikian. Lagi pula hal itu tidak sesuai dengan kenyataan, karena memang tidak aqidah ilmu pengetahuan terlahir dari aqidah islam. Yang dimaksud dengan menjadikan aqidah islam asas atau dasar dari ilmu pengetahuan adalah dengan menjadikan aqidah islam sebagai standar penilaian. Dengan istilah lain, aqidah islam difungsikan sebagai kaidah atau tolak ukur pemikiran dan perbuatan.

Al Qur’an misalnya mencaritakan bermacam pemikiran dan keyakinan dari berbagai agama dan golongan yang ada di masa Nabi SAW. Misalnya, apa yang diungkapkan para filosof Dahriyah dan para pengikutnya, yakni kaum musyrikin arab.

“Tiada lagi kehidupan melainkan kehidupan kita di dunia, kita mati dan hidup, dan tiada yang membinasakan kita kecuali masa.” (QS. Al

Jatsiah: 42) Juga orang-orang Yahudi:

“Uzair anak Anak Allah.” (At Taubah: 30) Begitu pula orang-orang Nasrani:

“Sesungguhnya Allah adalah al Masih putera Maryam.” (QS. Al Maidah: 72)

Ayat-ayat tersebut membuktikan kebolehan mempelajari segala macam pemikiran sekalipun bertentangan dengan aqidah islam, asal disertakan pula materi penyanggahanya disertai hujjah yang kuat untuk menumbangkan pendapat yang salah itu. Al Qur’an tidak menyebut hal ni sebagai suatu pengetahuan yang utama, melainkan semata-mata dipelajari

(5)

untuk menentangnya, menjelaskan kekeliruannya serta memberikan jawaban yang tepat atasnya.

2. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan adalah suatu kondisi yang menjadi target dari proses-proses pendidikan termasuk penyampaian ilmu pengtahuan yang

dilakukan. Tujuan pendidikan menjadi panduan bagi seluruh kegiatan dalam sistem pendidikan. Tujuan pendidikan dalam islam adalah untuk membentuk manusia berkarakter, yakni:

a. Berkepribadian Islam (Syakhshiyyah Islamiyyah)

Pada prinsipnya ada tiga langkah metode pembentukan dan pengembangan kepribadian islam. Pertama, menanamkan aqidah islam dengan metode yang menggugah akal, menggetarkan jiwa dan menyentuh perasaan. Kedua, mendorong untuk senantiasa menegakkan bangunan cara berfikir dan perilakunya di atas aqidah dan syari’ah islam yang telah menghujam kuat dalam hatinya. Ketiga, mengembangkan kepribadian dengan cara bersungguh-sungguh mengisi pemikiran dengan tsaqofah islamiyyah dan mengamalkannya dalam seluruh aspek kehidupan.

b. Menguasai Tsaqofah Islam

Islam mendorong setiap muslim untuk menjadi seorang manusia yang berilmu dengan mewajibkan menuntu ilmu. Imam Al Ghazali dalam Ihya ulumuddin, Bab ilmu, berdasarkan takaran kewajibannya membagi ilmu menjadi dua kategori, yakni pertama ilmu fardu ain, yakni ilmu yang wajib dipelajari setiap muslim, misalnya ide dan hukum-hukum islam (fiqh), bahasa arab, sirah nabawiyyah, al-qur’an, al-hadits dan sebagainya. Kedua adalah ilmu yang dikategorikan ke dalam fardu kifayahi, yaitu ilmu yang wajib dipelajari oleh sebagian saja umat muslim, seperti ilmu kimia, biologi, kedokteran, fisika dan sebagainya.

c. Menguasai Ilmu Kehidupan

(6)

menulis, merawat orang sakit dan membuat senjata. Semua yang bangunan itu tegak dan kukuh berdiri. Demikian pula landasan pendidikan islam yaitu fondamen yang menjadi landasan atau asas agar pendidikan islam dapat tegak berdiri, tidak mudah roboh karena tiupan angin kencang berupa ideologi yang muncul baik sekarang maupun yang akan datang. Dengan undangan yang berlaku di negara tersebut.

1. Al-Qur’an

Islam adalah agama dan aturan hidup yang membawa misi agar umatnya menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun ialah berkenaan (di samping masalah) keimanan dan juga pendidikan. Allah Ta’ala berfirman dalam Q.S Al-Alaq 1-5 yang artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.

(7)

dalam kehidupan dan dalam pelajaran. Al-Qur’an juga diturunkan kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kearah jalan hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridhoi Allah SWT.

2. Hadits

Hadis dari Nabi Muhammad SAW:

“Sesungguhnya orang mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat kepada-Nya dan memberikan nasihat kepada hamba-Nya, sempurna akal pikirannya, serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh kemenangan”.

Menurut Hadits diatas, bahwa diantara sifat orang mukmin ialah saling menasihati untuk mengamalkan ajaran Allah, yang dapat diformulasikan sebagai usaha atau dalam bentuk pendidikan Islam. Nabi adalah benar-benar pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga beliau memerintahkan kepada umatnya agar saling memberi petunjuk, memberikan bimbingan, penyuluhan, dan pendidikan Islam.

3. Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

a. UUD pasal 29 ayat 1

“Negara berdasarkan atas Ketuhanan YME”, ayat 2 negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untu memeluk agamanya masing-masing dan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya”.

b. GBHN tahun 1998

(8)

meluasnya pembangunan, maka kehidupan keagamaan harus semakin dikembangkan baik pribadi maupun sosial kemasyarakatan.

c. UU No.2 tahun 1986 pasal 11 ayat 6 disebutkan

“Pendidikan keagamaan merupakan pendidikan yang menyiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan”.

C. Konsep Pendidikan dalam Islam

Konsep bisa diartikan sebagai gagasan atau suatu ide umum, lalu pendidikan sendiri seringkali dikaitkan dengan usaha sadar dan terencana, belajar dan pengembangan potensi. Demikian juga pendidikan dalam Islam menurut Yusanto (2014: 12) diidentikkan dengan suatu pimpinan jasmani dan rohani menuju kesempurnaan.

Pengertian pendidikan dalam konteks pendidikan Islam, sinonim dengan kata ta’dib, tarbiyah dan ta’lim. Ketiganya mempunyai peran masing-masing dalam proses pendidikan Islam.

1. Ta’dib

Ta’dib berasal dari kata benda dan mempunyai kata kerja adaba yang berarti mendidik. Bentuk kata ini belum tertuju dan memerlukan tujuan (objek) yang dalam pendidikan objek tersebut ialah manusia. Sedangkan dalam bahasa Indonesia kata adab diartikan sebagai sopan santun, budi pekerti dan tatak rama.

(9)

Peradaban Islami adalah terbentuknya tatanan masyarakat yang menanamkan dan merealisasikan nilai-nilai Islam di muka bumi ini, dan menjalankan tugas dan fungsi manusia sesuai dengan hakikat manusia.

2. Tarbiyyah

Tarbiyyah berasal dari kata Rabba, yang dalam Al-Quran diartikan sebagai mencipta, memelihara, memenuhi kebutuhan dan menyempurnakan. Artinya cakupan tarbiyyah ini sangat luas, tidak hanya manusia yang menjadi objek tapi bisa jadi alam semesta juga menjadi objek dari tarbiyyah.

Allohu rabbil’alamin adalah pernyataan bahwa Alloh telah melakukan tarbiyyah bagi seluruh alam semesta ini termasuk manusia. Namun secara umum kata tarbiyah sering digunakan untuk pengertian pendidikan Islam. Menurut Zaini (2013:7) pendidikan Islam adalah proses pembimbingan dan pengarahan perkembangan anak didik agar menjadi dewasa sesuai dengan visi dalam Islam. Visi Islam yang dimaksud adalah berkeseimbangan antar kehidupan dunia dan akhirat, jasmani dan rohani, kehidupan spiritual dan materi. Pendidikan Islam menghendaki agar peserta didik memahami cara mengelola alam ini sekaligus mengenal pula pemilik alam.

3. Ta’lim

Ta’lim berasal dari kata ‘allama artinya proses pengajaran dengan menggunakan seluruh indra yang dimiliki manusia selanjutnya direkam oleh akal (nalar). Proses Alloh mengajarkan Adam menggunakan ‘allama. Dengan demikian ta’lim memiliki cakupan yang lebih spesifik yang hanya menitik tekankan terhadap proses penalaran saja.

(10)

Bilamana pendidikan kita artikan sebagai latihan mental, moral dan fisik (jasmaniyah) yang menghasilkan manusia berbudaya tinggi untuk melaksanakan tugas kewajiban dan tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah, maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas (kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab. Usaha kependidikan bagi manusia menyerupai makanan yang berfungsi memberikan vitamin bagi pertumbuhan.

Berdasarkan pandangan diatas, maka pendidikan Islam adalah system yang dapat memberikan kemampuan seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak kepribadiannya.

Pengertian pendidikan Islam dengan sendirinya adalah suatu sistem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah. Oleh karena itu Islam mempedomani seluruh aspek kehidupan manusia muslim baik duniawi maupun ukhrowi.

Mengingat luasnya jangkauan yang harus digarap oleh pendidikan Islam, maka pendidikan Islam tidak menganut sistem tertutup melainkan terbuka terhadap tuntutan kesejahteraan umat manusia, baik tuntutan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi maupun tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup rohaniah. Kebutuhan itu semakin meluas sejalan dengan meluasnya tuntutan hidup manusia itu sendiri.

(11)

Ada pula yang berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan Al-Qur’an, Hadits dan akal. Penggunaan dasar ini haruslah berurutan, Al-Qur’an terlebih dahulu dijadikan sebagai sumber dari segala sumber, bila tidak ada atau tidak jelas didalam al-qur’an maka harus dicari dalam hadits, bila tidak juga jelas atau tidak ada didalam hadits barulah digunakan akal (pemikiran), tetapi temuan akal itu tidak boleh bertentangan dengan jiwa Al-Qur’an dan atau hadits.

D. Prinsip Pendidikan Islam

Menurut Daulay (2012:34) pendidikan Islam memiliki beberapa prinsip, yaitu :

1. Prinsip Integral dan Seimbang

a. Prinsip Integral

Pendidikan Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains dan agama. Keduanya harus terintegrasi secara harmonis. Dalam ajaran Islam, Allah adalah pencipta alam semesta termasuk manusia. Allah pula yang menurunkan hukum-hukum untuk mengelola dan melestarikannya. Hukum-hukum mengenai alam fisik disebut sunnatullah, sedangkan pedoman hidup dan hukum-hukum untuk kehidupan manusia yang disebut dinullah yang mencakup akidah dan syari'ah.

Al-Qur’an merupakan ayat yang diturunkan Allah (ayat tanziliyah, qur’aniyah). Selain itu, Allah memerintahkan agar manusia membaca ayat Allah yang berwujud fenomena-fenomena alam (ayat kauniyah, sunatullah). Hal itu berarti bahwa pendidikan Islam harus dilaksanakan secara terpadu (integral).

b. Prinsip Seimbang

(12)

antara ilmu dan amal, urusan hubungan dengan Allah dan sesama manusia, hak dan kewajiban. Hal ini senada dengan Firman Allah SWT dalam QS. Al-Qashash ayat 77, yang artinya:

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi”.

2. Prinsip Bagian dari Proses Rububiyah

Sebagai khalifah, manusia juga mengemban fungsi rubbubiyah Allah terhadap alam semesta termasuk diri manusia sendiri. Dengan perimbangan tersebut dapat dikatakan bahwa karakter hakiki pendidikan Islam pada intinya terletak pada fungsi rubbubiyah Allah secara praktis dikuasakan atau diwakilkan kepada manusia. Dengan kata lain, pendidikan Islam tidak lain adalah keseluruhan proses dan fungsi rubbubiyah Allah terhadap manusia, sejak dari proses penciptaan sampai dewasa dan sempurna.

3. Prinsip Membentuk Manusia yang Seutuhnya

Pendidikan Islam dalam hal ini merupakan usaha untuk mengubah kesempurnaan potensi yang dimiliki oleh peserta didik menjadi kesempurnaan aktual, melalui setiap tahapan hidupnya. Dengan demikian fungsi pendidikan Islam adalah menjaga keutuhan unsur-unsur individual peserta didik dan mengoptimalkan potensinya dalam garis keridhaan Allah. Prinsip ini harus direalisasikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran. Pendidik harus mengembangkan baik kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual secara simultan.

4. Prinsip Selalu Berkaitan dengan Agama

(13)

bermuatan nilai dan moral. Jadi, pengajaran agama dalam Islam tidak selalu dalam pengertian (ilmu agama) formal, tetapi dalam pengertian esensinya yang bisa saja berada dalam ilmu-ilmu lain yang sering dikategorikan secara tidak proporsional sebagai ilmu sekuler.

5. Prinsip Terbuka

Pendidikan Islam pada dasarnya bersifat terbuka dan universal. Menurut Bukhari Umar menjelaskan bahwa keterbukaan pendidikan Islam ditandai dengan kelenturan untuk mengadopsi unsur-unsur positif dari luar, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakatnya, dengan tetap menjaga dasar-dasarnya yang original (shahih), yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist.

6. Menjaga Perbedaan Individual

Perbedaan-perbedaan yang dimiliki manusia melahirkan perbedaan tingkah laku karena setiap orang akan berbuat sesuai dengan keadaannya masing-masing. Menurut Asy-Syaibani yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Ramayulis menjelaskan bahwa pendidikan Islam sepanjang sejarahnya telah memelihara perbedaan individual yang dimilki oleh peserta didik.

7. Prinsip Pendidikan Berlangsung Sepanjang Hayat

Islam tidak mengenal batas akhir dalam menempuh pendidikan. Hal tersebut mengingat tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan Islam adalah terbentuknya "akhlak al-karimah". Pembentukan itu membutuhkan waktu yang panjang, yaitu sepanjang hayat manusia.

(14)

Kewajiban mendidik dalam pendidikan Islam dibebankan kepada setiap individu, masyarakat dan negara yang memiliki otoritas sebagaimana diperintahkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dalam menjalankan tugasnya pendidik harus memiliki kualifikasi dan kompetensi kependidikan.

Menurut Sudiyono (2009:134), dalam perspektif Islam, pendidik memiliki arti dan peranan sangat penting. Hal ini disebabkan ia memiliki tanggung jawab dalam menentukan arah pendidikan. Itulah sebabnya pula Islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu dan berpengetahuan dan bertugas sebagai pendidik. Islam mengangkat derajat mereka dan memuliakan mereka melebihi dari orang Islam lainnya yang tidak berpengetahuan.

Orang tua adalah sebagai pendidik pertama dan utama di dalam lingkungan keluarga. Al-Qur’an menyebutkan sifat-sifat yang dimiliki oleh orang tua sebagai guru, yaitu memiliki kesadaran tentang kebenaran yang diperoleh melalui ilmu dan rasio dapat bersyukur kepada Allah SWT. Menasihati anaknya agar tidak menyekutukan tuhan, memerintahkan anaknya agar menjalankan perintah shalat, sabar dalam menghadapi penderitaan. Itulah sebabnya orang tua disebut “pendidik qudrati” yaitu pendidik yang telah diciptakan oleh Allah qudratnya menjadi pendidik.

Oleh karena itu, setiap orang tua agar memberikan pendidikan kepada keluarganya. Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga akan menentukan karakter, sikap dan perilaku anaknya di masa mendatang. Orang tualah yang menyebabkan pula anak itu menjadi beriman atau kafir terhadap Allah SWT.

Ada beberapa karakteristik pendidik dalam pendidikan Islam, yakni: a. Ustadz

Orang yang berkomitmen dengan profesionalitas, yang melekat pada dirinya sikap dedikatif, komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continuous improvement.

b. Mu’allim

(15)

dan praktisnya, sekaligus melakukan transfer ilmu pengetahuan, internalisasi, serta implementasi (amaliah).

c. Murabbi

Orang yang mendidik dan menyiapkan peserta didik agar mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil kreasinya untuk tidak menimbulkan malapetaka bagi dirinya, masyarakat dan alam sekitarnya.

d. Mursyid

Orang yang mampu menjadi model atau sentral identifikasi diri atau menjadi pusat anutan, teladan, dan konsultan bagi peserta didiknya. e. Mudarris

Orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi serta memperbarui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya.

f. Muaddib

Orang mampu menyiapkan peserta didik untuk bertanggung jawab dalam membangun peradaban yang berkualitas di masa depan.

2. Peserta didik

Belajar (tholabul-ilmi) merupakan bagian dari komponen pendidikan Islam yang wajib diikuti oleh setiap individu maupun kolektif sebagai siswa dengan prinsip pendidikan minalmahdi ilallah (life long education). Kewajiban belajar ini, hanya dibebankan kepada manusia sebagai makhluk Allah SWT yang terbaik, karena kelebihannya pada fungsi aqli. Dengan aqli (akal) yang membentuk pemifikiran itulah manusia diwajibkan belajar dengan tujuan untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan dalam menjalankan kekhalifahannya.

(16)

memberikan motivasi bagi manusia agar senantiasa belajar, bertanya, meneliti dan menuliskan pemikirannya supaya karyanya dapat bermanfaat bagi generasi berikutnya.

Kewajiban belajar dalam Islam disamakan dengan jihad fisabilillah sehingga Allah SWT memerintahkan, bahwa tidak sepatutnya semua orang pergi ke medan perang. Sebagian lain sebaiknya menjadi masyarakat pembelajar untuk pergi mempelajari ilmu dan tekonologi, khususnya ilmu dang pengetahuan agama.

F. Pilar-pilar Pendidikan Islam

Menurut Zaini (2013:35), Pendidikan Islam mesti ditegakkan diatas pilar-pilar pendidikan karakter yang dapat dijadikan pijakan dalam mengukur implikasi moral dan sosial dari proses pendidikan Islam. Pilar-pilar ini merupakan pijakan para pendidik sebagai orang yang memikul tanggung jawab membentuk kepribdian peserta didik. Terdapat 17 pilar pendidikan karakter Islami yakni:

1. Meyakini Tuhan

Adalah membangun dan menumbuhkan ketauhidan, yaitu mencetak kesadaran manusia bahwa hidup ini ada tujuan yang lebih luhur dari sekedar menjalani rutinitas di dunia.

2. Kesabaran

Merupakan akhlak yang paling agung. Melalui akhlak inilah para nabi mendidik para pengikutnya. Allah SWT memuji orang-orang yang berhasil menjadi ahli sabar.

3. Kebijaksanaan

(17)

4. Murah hati

Salah satu akhlak yang diajarkan Nabi Muhammad pada saat dakwah kepada para pengikutnya. Adalah karakter yang ditanamkan dalam hati orang-orang yang mulia.

5. Silaturahmi

Akhlak tertinggi dari silaturahmi adalah apabila kita mendapat perlakuan buruk dari orang lain, kita membalas dengan kebaikan.

6. Kejujuran

Jujur dalam ucapan, perbuatan dan niat.

7. Kasih sayang

Salah satu manivestasi karakter jujjur adalah terpancarnya jiwa penyayang dari seseorang ke orang lain yang menimbulkan kelembutan dalam bertutur dan bergaul.

8. Membahagiakan orang lain

Tidaklah seorang mukmin membahagiakan hati mukmin lainnya melainkan Allah akan menciptakan malaikat dari rasa bahagia tersebut.

9. Kerukunan antar sesama

(18)

10. Simpatik pada kelompok tertindas

Merupakan kewajiban sesama umat muslim dan muslim lainnya.

11. Tepat janji dan menjaga amanah

Memenuhi dan melaksanakan janji meerupakan akhlak luhur beragama dan orang yang beramanah akan terhindar dari kejahatan manusia karena tidak ada yang dirugikan dan dikhianati.

12. Rendah hati

Orang yang rendah hati akan diangkat derajat dan kedudukannya oleh Allah.

13. Mandiri dan kreatif

Pada dasarnya adalah seseorang yang tidak tergoda oleh kekayaan orang lain. Sikap mandiri akan menghindarkan orang dari sikap mengemis.

14. Sopan dan santun

Pendidikan Islam mengajarkan agar manusia bertutur kata yang baik dan mudah bergaul.

15. Menghormati orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda

16. Jiwa persaudaraan

(19)

17. Syukur Nikmat

(20)
(21)

Asas pendidikan islam adalah aqidah islam. Asas ini berpengaruh dalam penyusunan kurikulum pendidikan, sistem belajar mengajar, kualifikasi guru, budadaya yang dikembangkan dan interaksi diantara semua komponen penyelenggara pendidikan. Tujuan pendidikan dalam islam adalah untuk membentuk manusia berkarakter, yakni berkepribadian islam (Syakhshiyyah Islamiyyah), menguasai tsaqofah islam dan menguasai ilmu kehidupan. Konsep pendidikan yang Islami memiliki beberapa landasan yakni Al-Qur’an, hadits dan perundang-undangan yang berlaku. Pendidik dalam Islam akan senantiasa membimbing peserta didik agar memiliki pengetahuan yang cerdas disertai keimanan dan agama yang kuat, melalui kurikulum pendidikan islam yang didalamnya memuat beberapa mata pelajaran umum dan juga mata pelajaran berkhususkan agama Islam seperti, tauhid, fiqh, aqidah dan akhlak. Dengan begitu akan tercipta pilar-pilar pendidikan islam yang akan menjadi pembeda dengan pendidikan umum pada biasanya.

B. Saran

Saat ini pendidikan yang diterapkan di Indonesia khususnya dan di dunia umumnya adlah system pendidikan ala Barat. Kita sebagai umat islam tidak ada salahnya untuk mencoba menerapkan pendidikan yang islami. Memberikan pengetahuan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai agama. Agar dapat memunculkan generasi islami yang cerdas dan berakhlak mulia.

(22)

Muhaimin. 2011. Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam. Jakarta : Raja Grafindo

Munjin Nasih, Ahmad,dkk. 2009. Metode dan Tekhnik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung : Aditama.

nn. 2013. Dasar Landasan Pendidikan dalam Islam. [online]. Tersedia : http://www.emakalah.com/2013/01/dasarlandasan-pendidikan-dalam-islam.html. Diakses tanggal : 26/09/2014

nn. 2013. Konsep Pendidikan Dalam Islam. [online]. Tersedia : http://pai-umy.blogspot.com/2013/03/konsep-pendidikan-dalam-islam.html. Diakses tanggal : 26/09/2014

Prayetno, Irwan. 2004. Anakku Penyejuk Hatiku: Panduan Bagi Orang Tua dan Guru. Bekasi : Pustaka Tarbiatuna

Sudiyono, Muhammad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Rineka Cipta

Yasin, Abu. 2004. Strategi Pendidikan Negara Khilafah. Bogor : Pustaka Thariqul Izzah

Yusanto, Ismail,dkk. 2014. Menggagas Pendidikan Islam. Bogor : Al-Azhar Press

(23)

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam

Diampu oleh:

Drs. H. Edi Rohendi, M.Pd

Oleh

Intan Nurhayati (1306640)

Kinkin Rosmawati (1304959)

(24)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(25)

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “Konsep Pendidikan yang Islami ”.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Khususnya kepada dosen Mata Kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam, serta semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini.

Penulis pun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan memberikan kemudahan kepada kita semua dalam mnyelami ilmu-ilmu-Nya.

Bandung, September 2015

Penulis

(26)

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Pendahuluan...1

B. Tujuan Penulisan Makalah...2

C. Metode Pemecahan Masalahan...2

D. Sistematika Penulisan...2

BAB II PERMASALAHAN...3

A. Rumusan Masalah...3

BAB IIIPEMBAHASAN...4

A. Pendidikan dalam Perspektif Islam...4

B. Landasan Pendidikan dalam Islam...6

C. Konsep Pendidikan dalam Islam...8

D. Prinsip Pendidikan Islam...10

E. Pendidik dan Peserta Didik dalam Perspektif Islam...13

F. Pilar-pilar Pendidikan Islam...15

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...18

A. Kesimpulan...18

B. Saran...18 DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian soal matematika kepada siswa dilakukan secara integratif dalam proses pembelajaran dimana kondisi kelas, guru, dan siswa yang terlibat berada dalam kondisi yang

Dalam pemilihan kapasitas perancangan pabrik asam oksalat ada beberapa pertimbangan, yaitu prediksi kebutuhan asam oksalat di Indonesia, ketersediaan bahan baku,

Dengan adanya generalisasi stimulus pada merek Oreo, konsumen diharapkan masih memiliki persepsi yang sama dengan biskuit Oreo pada soft cake Oreo yang tergolong

Nyata, bahwa para penyelundup itu harus tunduk pada peraturan yang ketat, karena setiap orang berusaha untuk berjalan di atas tapak-tapak kaki yang sudah dibuat

Merujuk kepada idea dan fikiran secara lisan yang disampaikan oleh seseorang kepada seseorang yang lain dalam proses Komunikasi_. Merujuk kepada idea, fikiran dan perasaan secara

Asam organic seperti asam asetat dan asam laktat dapat digunakan sebagai bahan dekontaminan pada karkas ayam karena asam organik memiliki aktivitas sebagai bakterisidal yang

Sementara PJB asianotik umumnya memiliki lesi (kelainan) yang sederhana dan tunggal, namun tetap saja lebih dari 90% di antaranya memerlukan tindakan bedah

Solusi terbaiknya adalah disimpan pada toko buah dan sayuran yang menyediakan sistem pendinginan yang komplit seperti yang ada di mall-mall kota besar, sedangkan