Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM
Analisis Pengaruh Faktor Kepribadian dan Motivasi Terhadap Performansi Kerja Sebagai Dasar Kriteria Penempatan Perawat
Astrid Pintresia, Ceicalia Tesavrita, F. Rian Pratikto
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan Jl. Ciumbuleuit No.94, Bandung 40141
Email: ceicalia@home.unpar.ac.id
Intisari
Penelitian ini membahas hubungan antar faktor kepribadian dan motivasi terhadap performansi kerja, dengan juga menyertakan pembahasan mengenai hubungan antara kepribadian terhadap motivasi. Teori kepribadian yang dipilih ialah teori kepribadian The Big Five karena teori The Big Five merupakan teori dalam personality yang dapat menunjukkan efek kepribadian terhadap hal – hal tertentu. The Big Five membagi kepribadian seseorang ke dalam lima faktor, yaitu Extraversion, Openness, Agreeableness, Conscientiousness, dan Neuroticism. Kemudian teori motivasi yang digunakan pada penelitian ini ialah teori motivasi McCleland, yang merupakan teori yang menghubungkan motivasi seseorang dengan keefektivitasannya bekerja. Teori motivasi McClelland membagi motivasi seseorang menjadi tiga jenis kebutuhan, yaitu Need of Achievement, Need of Power, dan Need of Affiliation. Objek penelitian yang dipilih ialah pekerja perusahaan jasa yang performansi keseluruhannya sangat ditentukan oleh SDM-nya,
maka penelitian ini dilakukan terhadap perawat di Rumah Sakit ‘X’.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan lembar penilaian performansi. Pengolahan data ini menggunakan Metode SEM (Structural Equation Modeling) dan Path Analysis yang dilakukan dengan bantuan software AMOS 7.0.Dari hasil pengolahan data ini diperoleh hubungan kepribadian terhadap motivasi pada perawat inap ialah 0.54, kemudian kepribadian dan motivasi terhadap performansi memiliki hubungan yang hampir sama yaitu 0.458 dan 0.44 dengan faktor kepribadian yang paling dominan ialah openness dan ketiga kebutuhan memiliki dominansi yang sama. Hasil dari perhitungan tersebut kemudian digunakan untuk menentukan kriteria penempatan perawat untuk masing-masing bagian.
Kata kunci: motivasi, kepribadian,performansi, kriteria penempatan
Pendahuluan
Keberhasilan suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya ialah dari faktor SDM. Walaupun, belakangan ini tenaga manusia banyak dibantu dan digantikan oleh tenaga robot, namun faktor manusia tetap sangat penting, terutama pada perusahaan jasa, seperti Rumah Sakit. Rumah Sakit merupakan perusahaan jasa medis yang kualitasnya sangat dipengaruhi kualitas SDM-nya, dimana ’personal touch’ dari pekerjanya akan langsung mempengaruhi kondisi konsumennya yaitu kesehatan pasien. Dari sebab itu, penempatan pekerja (terutama perawat) ke suatu bagian yang tepat agar sesuai kepribadiannya sangat diperlukan.
Performansi kerja seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, namun yang terutama meliputi dua faktor yaitu faktor organisasional (perusahaan) dan faktor personal. Kemudian, seperti yang diuraikan oleh Blumberg & Pringle, ada beberapa faktor yang menentukan prestasi kerja seseorang, yaitu kesempatan, kapasitas, dan kemauan untuk melakukan prestasi. Dalam faktor kemauan ini, faktor kepribadian dan motivasi diperhatikan sebagai faktor yang mempengaruhi prestasi kerja. (Jewell & Siegall, M. 1990)
Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM
dari Skripsi Phara Sotya yang berjudul Pengaruh Faktor Kepribadian terhadap Motivasi, Kanfer seorang peneliti di bidang motivasi mengatakan adanya hubungan langsung antara kepribadian dan motivasi, serta menyarankan penggunaan teori kepribadian ’The Big Five’ untuk penelitian tentang motivasi.
The Big Five merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk melihat kepribadian manusia melalui ciri/sifat (trait) yang dibentuk dengan analisis faktor. Lima ciri kepribadian tersebut adalah extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuoriticism, openness to experiences. (McCrae, R. R.,1996)
Selain itu faktor motivasi merupakan faktor personal yang juga tidak dapat dipisahkan dari performansi seseorang. Salah satu teori mengenai motivasi yaitu McClelland dipilih karena teori motivasi ini merupakan teori yang menghubungkan motivasi seseorang dengan keefektivitasan bekerja (Robbins, Stephen P. 2003). Teori McClelland ini sendiri meliputi kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan kekuasaan, dan kebutuhan akan penggabungan. Dengan meneliti kelima ciri kepribadian dan teori motivasi McClelland tersebut maka akan membantu menunjukkan hubungan faktor kepribadian dan faktor motivasi terhadap performansi kerja.
Metodologi
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan model performansi kerja menurut Blumberg dan Pringle dimana performansi dipengaruhi dari 2 pengelompokkan faktor yaitu faktor organisasional (perusahaan) dan faktor personal. Model penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Personality :
- Extraversion - Openness - Agreeableness - Conscientiousness - Neurotism
Motivation :
- Need of Achievement - Need of Power - Need of Affiliation
Performansi Kerja: - Medis
- Non-Medis
Gambar 1. Model Penelitian
Tahap pertama yang dilakukan adalah menguraikan masing-masing konstruk menjadi variabel-variabel penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penurunan dari definisi teori kepribadian The Big Five dan definisi teori motivasi McClelland, sedangkan variabel untuk kontruk performansi diidentifikasikan berdasarkan wawancara dengan pihak Rumah Sakit. Variabel penelitian untuk masing-masing konstruk dapat dilihat pada Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3..
Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM
Variabel yang digunakan untuk mengukur performansi memiliki tingkat kepentingan yang berbeda-beda. Karena itu perlu dilakukan pembobotan dengan menggunakan metode AHP untuk menentukan bobot untuk masing-masing variabel. Bobot yang didapat tersebut kemudian dikalikan dengan nilai performansi untuk masing-masing variabel, dan dijumlahkan untuk mendapatkan nilai performansi total.
Tabel I. Variabel Penelitian untuk Kontruk Performansi
No. Dimensi Variabel Penelitian
1
Pengukuran performansi medis
Pemeriksaan reaksi fisiologis
Pelaksanaan tindakan Unit Gawat Darurat
Pelaksanaan tindakan pertolongan terhadap pasien rawat inap Pemberian obat
Menjalankan peraturan dan kebijakan yang berlaku dalam melaksanakan paktek keperawatan.
Bertanggung jawab terhadap tindakan professional
Menjalankan komunikasi terapetik dalam praktek keperawatan. Menjaga citra keperawatan profesional dalam memberi pelayanan. Berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia.
Merumuskan diagnosa keperawatan dan menyiapkan spesiemen pemeriksaan.
Merencanakan tindakan keperawatan
Melaksanakan asuhan keperawatan dengan memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman
Tabel II. Variabel Penelitian untuk Konstruk Motivasi
No. Dimensi Variabel Penelitian
1 need of
achievement
butuh evaluasi dalam menyelesaikan tugas
mau melakukan suatu usaha apabila peluang berhasilnya setidaknya 50% bersikap realistis terhadap resiko
memiliki kecenderungan untuk melakukan suatu tugas sendirian dibandingkan bekerja sama dengan seseorang yang tidak termotivasi tidak menyukai keberhasilan karena kebetulan semata melainkan berdasarkan kemampuan pribadi
2 need of power
cenderung mempengaruhi dan memberi dampak pada sekitarnya memiliki keinginan bersaing
memiliki keinginan kuat untuk memimpin berkeinginan untuk tenar dalam status pribadi pintar berbicara di depan umum
3 need of
affiliation
butuh diterima orang lain
mudah bekerja sama dengan pihak lain
bisa bekerja dengan baik pada bagian yang berhadapan langsung dengan konsumen dan orang lain
Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM
Tabel III. Variabel Penelitian untuk Konstruk Kepribadian
No. Dimensi Variabel Penelitian
1 extraversion
suka berbicara dan mengemukakan pendapat bersahabat dan mudah berinteraksi
energik dan senang melakukan banyak hal secara bersamaan di waktu yang sama
ingin menonjol dalam kelompok menikmati menjadi pusat perhatian
2 openness
imajinatif
penuh ide dan mau mewujudkannya
mudah dalam menerima informasi dan hal - hal baru
berminat pada hal yang kompleks, tidak biasa, ataupun tidak konkret kreatif
3 agreeableness
simpatik
lebih sering menilai berdasarkan hati daripada akal
berusaha untuk menciptakan keharmonisan dan solidaritas dalam kelompok
kepercayaan kepada orang lain tinggi peduli terhadap orang lain
4 conscientiousness
terorganisir dan penuh perencanaan dalam bekerja disiplin
penuh tanggung jawab
selalu berpikir sebelum bertindak berorientasi pada tugas
5 neuroticism
bekerja sesuai suasana hati mudah khawatir
sering merasakan perubahan emosi tiba - tiba
secara emosional sangat dipengaruhi dengan apa yang terjadi di sekeliling
tidak memiliki kemampuan menghadapi tekanan
Hasil dan Pembahasan
Path Analysis ini dapat dilakukan secara manual namun pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software AMOS. Pengolahan data perawat OK dan IGD dilakukan dengan metode path analysis ini karena jumlah sampel pada data keduanya terbatas, yaitu 20 data untuk perawat OK dan 13 data untuk perawat IGD. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Terdapat hubungan antara kepribadian terhadap motivasi, dengan besarnya kuat hubungan berbeda-beda. Pada perawat rawat inap, kepribadian memiliki hubungan terhadap motivasi sebesar 0.54, kemudian pada perawat OK sebesar 0.91, dan pada perawat IGD sebesar 0.8. Terdapat hubungan antara kepribadian dan motivasi terhadap performansi. Hubungan kepribadian terhadap performansi pada perawat rawat inap ialah 0.458, pada perawat OK ialah 0.798, dan pada perawat IGD ialah 0.664. Hubungan motivasi terhadap performansi relatif lebih kecil, yaitu pada perawat rawat inap sebesar 0.44, pada perawat OK ialah 0.13, dan pada perawat IGD ialah 0.03.
Kesimpulan
Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM
perawat dapat dilakukan. Dengan memperhatikan faktor kepribadian dan motivasi maka diharapkan performansi perawat yang bekerja pada tiap-tiap bagian dapat optimal. Karena perancangan ini didesain berdasarkan hubungan yang diperoleh dari model maka perancangan ini dipisahkan menjadi tiga perancangan penempatan perawat.
Faktor kepribadian dan motivasi yang harus diperhatikan dalam peningkatan performansi perawat berbeda-beda untuk setiap penempatan perawat. Pada perawat rawat inap, faktor kepribadian yang dominan ialah openness dan agreeableness, pada perawat OK ialah openness dan conscientiousness, dan pada perawat IGD faktor dominannya sama dengan perawat rawat inap, sehingga perlu dilihat prediktor lainnya dan faktor motivasinya. Namun untuk faktor kebutuhan (motivasi), pada perawat rawat inap dan OK tidak terdapat faktor kebutuhan yang paling dominan, sedangkan pada perawat IGD, faktor need of affiliation merupakan faktor kebutuhan yang paling dominan.
Gambar 3. Standardized Solution Model Berdasarkan Hubungan Kausalitas Data Perawat OK
Kepribadian
Gambar 4. Standardized Solution Model Berdasarkan Hubungan Kausalitas Data Perawat IGD
DaftarPustaka
Hair, J F., et.al., 1998, Multivariate Data Analysis 5th ed., Prentice-Hall Inc., New Jersey.
Winston, W L., 1994. Operations Research:Applications&Algorithms, International Thomson Publishing, California.
Jewell & Siegall, M. 1990, Psikologi Industri dan Organisasi Modern. Penerbit Arcan, Jakarta. McCrae, R. R.,1996, The Big Five Personality, Psychological Bulletin.
Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin dan Industri FT UGM
Robbins, S P. 1979, Organizational Behaviour : Concepts, Controverts, and Applications 4th ed., Prentice Hall Inc., New Jersey.
Robbins, S P. 2003, Perilaku Organisasi, Prentice Hall, New Jersey.
Sekaran, U, 2003, Research Methods For Business:A Skill Building Approach, John Wiley&Sons, Inc, New York.