KONSEP GENDER DAN HAM
DALAM KESEHATAN
Gender pada awalnya diambil dari kata
dalam bahasa arab JINSIYYUN yang
kemudian di adopsi dalam bahasa perancis dan inggris menjadi Gender
Gender adalah perbedaan antara laki-laki
dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, tanggung jawab dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai social, budaya dan adat
istiadat (Badan Pemberdayaan Masyarakat, 2003)
Gender adalah peran dan tanggung jawab
perempuan dan laki-laki yang ditentukan
secara social. Gender berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta tindakan yang diharapkan sebagai perempuan dan laki-laki yang dibentuk masyarakat, bukan karena
Seksualitas/jenis kelamin adalah
karakteristik biologis-anatomis
(khususnya system reproduksi dan
hormonal) diikuti dengan
karakteristik fisiologis tubuh yang
menentukan seseorang adalah
laki-laki atau perempuan (Depkes RI,
2002:2)
Seksualitas/Jenis Kelamin (seks) adalah
perbedaan fisik biologis yang mudah
dilihat melalui cirri fisik primer dan secara
sekunder yang ada pada kaum laki-laki
Diskriminasi gender adalah adanya
perbedaan, pengecualian/pembatasan yang dibuat berdasarkan peran dan norma
gender yang dikonstruksi secara social yang mencegah seseorang untuk menikmati HAM secara penuh.
Bentuk manifestasi ketidakadilan gender
adalah proses marginalisasi/pemiskinan
terhadap kaum perempuan. Ada beberapa mekanisme proses marginalisasi kaum
perempuan karena perbedaan gender. Dari segi sumbernya bisa berasal dari kebijakan pemerintah, keyakinan, tafsiran agama,
keyakinan tradisi dan kebiasaan bahkan asumsi ilmu pengetahuan, misalnya
marginalisasi dibidang pertanian,
contohnya revolusi hijau yang
memfokuskan pada laki-laki mengakibatkan banyak perempuan tergeser dan menjadi
miskin. Contoh lain adanya pekerjaan
khusus perempuan seperti : guru anak2, pekerja pabrik yang berakibat pada
Dalam berbagai aspek ketidak-setaraan
gender tersebut sering ditemukan pula ketidakadilan gender yaitu ketidakadilan berdasarkan norma dan standart yang belaku. Ketidak-adilan adalah
ketidaksetaraan yang tidak pantas atau tidak adil.
Definisi “keadilan gender dalam kesehatan” menurut WHO mengandung 2 aspek :
1. Keadilan dalam status kesehatan yaitu
tercapainya derajat kesehatan yang setinggi mungkin (fisik, psikologi dan social).
2. Keadilan dalam pelayanan kesehatan yang berarti bahwa pelayanan diberikan sesuai dengan
kebutuhan tanpa tergantung pada kedudukan sosial dan diberikan sebagai respon terhadap harapan yang pantas dari masyarakat dengan penarikan biaya pelayanan yang sesuai dengan kemampuan.
Isu gender adalah suatu kondisi yang
menunjukkan kesenjangan laki-laki dan
perempuan yaitu adanya kesenjangan antara kondisi yang dicita-citakan (normatif) dengan kondisi sebagaimana adanya (obyektif).
Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (Safe
Motherhood)
Keluarga Berencana
Kesehatan Reproduksi Remaja Infeksi Menular Seksual
Gender mempunyai pengaruh besar terhadap kesehatan laki-laki dan perempuan. Hal ini semakin dirasakan dalam ruang lingkup
kesehatan reproduksi antara lain karena hal berikut :
Masalah kesehatan reproduksi dapat terjadi
sepanjang siklus hidup manusia missal masalah inses yang terjadi pada masa anak-anak dirumah, masalah pergaulan bebas , kehamilan remaja.
Perempuan lebih rentan dalam menghadapi
resiko kesehatan reproduksi seperti
kehamilan, melahirkan, aborsi tidak aman dan pemakaian alat kontrasepsi. Karena
Masalah kesehatan reproduksi tidak terpisah dari hubungan laki-laki dan perempuan.
Namun keterlibatan , motivasi serta partisipasi laki-laki dalam kespro dewasa ini sangat
kurang.
Laki-laki juga mempunyai masalah kesehatan reproduksi, khususnya berkaitan dengan IMS. HIV, dan AIDS. Karena ini dalam menyusun strategi untuk memperbaiki kespro harus
Perempuan rentan terhadap kekerasan
dalam rumah tangga (kekerasan domestic) atau perlakuan kasar yang pada dasarnya bersumber gender yamg tidak setara.
Kesehatan reproduksi lebih banyak
adalah termasuk hak asasi perempuan
untuk dapat secara bebas dan bertanggung jawab mengontrol dan memutuskan hal-hal yang terkait dengan seksualitasnya
termasuk kesehatan reproduksi dan
seksual, bebas dari paksaan, diskriminasi dan kekerasan (FWCW Platform, 1996)
Mengacu pada hak-hak asasi manusia seperti tercantum dalam hukum internasional dan nasional serta dokumen-dokumen hak asasi manusia (HAM) mencakup :
Hak dasar individu dan pasangan untuk
menentukan secara bebas dan bertanggung jawab atas jumlah dan jarak anak,
mendapatkan informasi serta cara-cara untuk melaksanakan hal tersebut
Hak untuk mancapai standar tertinggi
kesehatan reproduksi dan seksual
Hak untuk membuat keputusan yang
Hak atas kesehatan sebagai hak asasi
manusia telah diakui dan diatur dalam
berbagai instrumen internasional maupun nasional. Jaminan pengakuan hak atas
kesehatan tersebut secara eksplisit dapat dilihat dari beberapa instrumen sebagai berikut :
Instrumen Nasional
1. Amandemen- II Pasal 28 ayat (1) UUD 1945.
2. Pasal 9 UU Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
3. Pasal 4 UU Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
4. UU Nomor 11 tahun 2005 tentang
Antara Hak Asasi Manusia dan Kesehatan
terdapat hubungan yang saling
mempengaruhi. Seringkali akibat dari pelanggaran HAM adalah gangguan terhadap
kesehatan demikian pula sebaliknya,
pelanggaran terhadap hak atas kesehatan juga merupakan pelanggaran terhadap
Pengertian kesehatan sangat luas dan
merupakan konsep yang subjektif, serta dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor-faktor geografis, budaya dan sosio ekonomi.
Core content (PBB) terdiri dari seperangkat
unsur-unsur yang harus dijamin oleh negara dalam keadaan apapun, tanpa
mempertimbangkan ketersediaan sumber daya, yang terdiri dari :
1. Perawatan kesehatan :
a. Perawatan kesehatan ibu dan anak,
termasuk keluarga berencana;
b. Imunisasi;
c. Tindakan yang layak untuk
penyakit-penyakit biasa (common disease) dan kecelakaan;
d. Penyediaan obat-obatan yang pokok
2. Prakondisi dasar untuk kesehatan :
a. Pendidikan untuk menangani masalah
kesehatan termasuk metode-metode untuk mencegah dan mengedalikannya;
b. Promosi penyediaan makanan dan nutrisi
yang tepat;
(ICESCR) memberikan contoh umum dan
spesifik berbagai langkah-langkah yang
mengurangi angka kematian bayi dan anak di
bawah usia 5 tahun;
pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi; akses terhadap Keluarga Berencana (KB);
perawatan sebelum dan sesudah melahirkan; pelayanan gawat darurat dalam bidang
obstetri (kebidanan);
akses dan sumber daya yang dibutuhkan
sehubungan dengan kesehatan reproduksi.
Non diskriminasi dan perlakuan yang sama;
Perspektif gender
Kesehatan anak dan remaja, orang tua,
penyandang cacat dan masyarakat adat.
Mengimplementasikan norma-norma HAM pada hak atas kesehatan harus memenuhi prinsip-prinsip :
1. Ketersediaan pelayanan kesehatan
2. Aksesibilitas Fasilitas kesehatan, barang dan
jasa .
Syaratnya :tidak diskriminatif, terjangkau secara fisik, terjangkau secara ekonomi dan akses informasi untuk mencari, menerima dan atau menyebarkan informasi dan ide mengenai masalah-masalah kesehatan.
3. Penerimaan (oleh etika medis dan sesuai secara budaya)