• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGANNY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGANNY"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGANNYA

Makalah Ini di Ajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Bahasa Indonesia

Disusun oleh kelompok 3 :

Nafa Carnelis 10011181419016

Bambang Irawan 10011181419037

Delfi Tiara Wardani 10011181419226

Lisa Agustina 10011181419271

Hafri Suraiya 10011181419276

D. Fitri Sari Firdaus 10011281419107

Uswatun Hasanah 10011281419125

July Yani 10011281419277

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “Paragraf dan Pola

Pengembangannya” dengan lancar.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dosen pembimbing dan pengajar M.M.Yusuf Zakaria yang dengan kesabaran dan kelebihannya telah mengajar kami dengan baik.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu dan Ayah dirumah yang telah memberikan bantuan materil maupun do’anya sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Indralaya, Desember 2014

(3)
(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam sebuah karangan ilmiah tidak mungkin baik bila paragraf-paragraf penyusunnya tidak baik. Sama halnya dengan paragraf-paragraf, tidak mungkin menjadi paragraf yang baik bila kalimat-kalimat penyusunnya juga tidak baik. Demikian juga dengan kalimat, tidak mungkin diperoleh kalimat yang baik bila kata-kata penyusunnya tidak tepat dan tidak sesuai.

(5)

Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pemahaman kita tentang paragraf dan wacana serta mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan Masalah

1) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia 2) Untuk mengetahui definisi dari paragraf

3) Untuk mengetahui jenis paragraf

4) Untuk mengetahui apa itu pengembangan paragraf

1.3 Rumusan Masalah

1) Apa Definisi Dari Paragraf? 2) Apa Syarat-Syarat Paragraf? 3) Bagaimana Jenis Paragraf?

4) Apa Yang Dimaksud dengan Pengembangan Paragraf?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Paragraf

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.

(6)

luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

2.2. Syarat-Syarat Paragraf

1. Kesatuan

Sebuah paragraf dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam paragraf hanya membicarakan satu ide pokok ,satu topik / masalah. Jika dalam sebuah paragraf terdapat kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang di bicarakan, berarti dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.

(7)

Contoh paragraf di atas adalah contoh paragraf yang tidak memiliki prinsip kesatuan. Gagasan pokok tentang penghasilan suatu keluarga dalam pengembangannya kita jumpai gagasan pokok lain tentang tempat beribadah. Hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak merupakan satu kesatuan yang bulat untuk menunjang gagasan utama.

2. Koherensi

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.

Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut.

 Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya, misalnya: lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu, seperti halnya, juga, lagi pula, berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan pula, demikian juga

(8)

 Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya; misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun

 Hubungan yang menyatakan akibat/hasil; misal: sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, jadi, maka, akibatnya

 Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah itu, kemudian

 Hubungan yang menyatakan singkatan, misal: pendeknya, ringkasnya, secara singkat, pada umumnya, seperti sudah dikatakan, dengan kata lain, misalnya, yakni, sesungguhnya

 Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di sana, dekat, di seberang, berdekatan, berdampingan dengan

3. Kelengkapan

Syarat ketiga yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf adalah kelengkapan. Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama.

4. Efektif

Yaitu disusun dengan menggunakan kalimat efektif sehingga ide bisa tersampaikan dengan tepat.

2.3. Jenis-Jenis Paragraf

1. Jenis Paragraf Menurut Posisi Kalimat Topiknya

Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan utama itulah keberadaan kalmat topik dan letak posisinya dalam paragraf menjadi penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna sendiri bagisebuah paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dibedakan atas 4 macam, yaitu :

(9)

Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).

Contoh:

"Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserang penyakit."

 Paragraf Induktif

Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.

Contoh:

"Pak Sopian memiliki kebun pisang seluas 1 hektar. Tetangganya, Pak Gatot, juga memiliki kebun pisang seluas 1 hektar. Adik Pak Gatot, Ali Bashya, malah memiliki kebun pisang yang lebih luas daripada kakaknya, yaitu 2,5 hektar. Tahun ini merupakan tahun ketiga bagi mereka memanen pisang. Seperti mereka, dari 210 penduduk petani di Desa Sriwaylangsep, 175 kepala keluarga berkebun pisang. Maka, tidaklah heran apabila Desa Sriwaylangsep tersebut dikenal dengan Desa Pisang.”

 Paragraf Deduktif-Induktif

(10)

Contoh :

Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat, murah, dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan sehat untuk memenuhi kebutuhan rakyat."

 Paragraf Penuh Kalimat Topik

Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat deskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.

Contoh :

"Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku."

2. Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya

Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun paragraf adalah pekerjaan mengarang juga. Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas 5 macam,yaitu :

(11)

Adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.

Contoh :

“Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah-sampah yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing-masing untuk membuang sampah pada tempatnya.”

 Paragraf Argumentasi

Adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti-bukti alasan yang mendukung.

Contoh:

“Menurut Ketua panitia, Derry Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru. Bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK periode 2008-2009, maka sebagai penggantinya dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa kepengurusan 2009-2010.”

 Paragraf Naratif

Adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.

Contoh :

(12)

posisi ini, Kido/Hendra yang lebih berpengalaman dalam berbagai kejuaraan memperlihatkan keunggulan mereka.”

 Paragraf Deskriptif

Adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.

Contoh :

“Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari beberapa pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg. Disamping itu, mesin cuci dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi dengan LED display. Adanya fitur I-sensor juga akan memudahkan proses mencuci”.

 Paragraf Eksposisi

Adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.

Contoh :

“Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah. Tamat SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra Indonesia Universitas Gadjah Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978 Rachmat mengikuti penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden, Nederland, tahun 1980-1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw”.

3. Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan  Paragraf Pembuka

(13)

a) menghantar pokok pembicaraan b) menarik minat pembaca

c) menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.

Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca.

 Paragraf Pengembang

Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya telah dirumuskan dalam alenia pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:

a) mengemukakan inti persoalan b) memberikan ilustrasi

c) menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya d) meringkas paragraf sebelumnya

e) mempersiapkan dasar bagi simpulan.

 Paragraf Penutup

Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut :

a) sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu psnjsng

b) isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian

(14)

2.4. Pengembangan Paragraf

Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan pikiran atau topik dan berada di bawah tataran wacana. Paragraf memiliki potensi terdiri atas beberapa kalimat. Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami pengembangan. Setiap paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide. Dengan demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau kalimat utama dan kalimat-kalimat penjelas.

Dilihat dari segi tujuan, paragraf terdiri atas : paragraf pembuka, penghubung, dan penutup. Sedangkan jika dilihat dari isinya, paragraf terdiri dari : eksposisi, narasi, persuasi, argumentasi, dan deskripsi.

1. Pengembangan Paragraf Berdasarkan Teknik

Berdasarkan tekniknya pengembangan paragraf dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

 Pengembangan Secara Alamiah

(15)

Paragraf yang dikembangkan berdasarkan urutan ruang atau tempat membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam sebuah “ruangan”. Hal itu berarti kalimat yang satu mengungkapkan suatu bagian (gagasan) yang terdapat pada posisi tertentu, dan diikuti oleh kalimat-kalimat lain yang mengungkapkan gagasan yang berada pada posisi yang lain. Paragraf seperti ini biasanya digunakan pada paragraf deskriptif.

 Pengembangan Secara Logis

Pengembangan paragraf secara logis maksudnya adalah pengembangan paragraf menggunakan pola pikir tertentu. Pengembangan paragraf secara logis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu klimaks-antiklimaks, dan umum-khusus.

Paragraf yang dikembangkan klimaks-antiklimaks dibagi menjadi dua, yang pertama klimaks, dan yang kedua antiklimaks. Pengembangan paragraf secara klimaks dilakukan dengan cara menyajikan gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap sebagai gagasan bawahan, kemudian diakhiri dengan gagasan yang paling tinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya. Sebaliknya, pengembangan paragraf secara antiklimaks dilakukan dengan terlebih dulu gagasan yang dianggap paling tinggi/atas/kompleks kedudukannya atau kepentingannya, baru diikuti dengan gagasan-gagasan yang berupa rincian yang dianggap sebagai gagasan bawahan, gagasan yang dianggap kurang penting atau rendah kedudukannya.

(16)

biasa disebut dengan paragraf deduktif. Paragraf yang dikembangkan secara khusus ke umum berupa paragraf yang dimulai dengan gagasan khusus sebagai gagasan penjelas atau rincian, kemudian diikuti dengan gagasan umum yang biasanya merupakan gagasan utama. Paragraf yang dikembangkan dengan cara khusus ke umum ini biasa disebut dengan paragraf induktif.

2. Pengembangan Paragraf Berdasarkan Isi

Pertama, pengembangan paragraf dengan cara pembandingan. Cara pembandingan merupakan sebuah pengembangan paragraf yang dilakukan dengan membandingkan atau mempertentangkan guna memperjelas suatu paparan. Kegiatan membandingkan atau mempertentangkan tersebut berupa penyajian persamaan dan perbedaan antara dua hal. Sesuatu yang dipertentangkan adalah dua hal yang memiliki tingkat yang sama. Dan keduanya memiliki persamaan dan perbedaan.

Kedua, pengembangan paragraf dengan cara pemberian contoh. Contoh-contoh disajikan sebagai gagasan penjelas untuk mendukung atau memperjelas gagasan umum. Gagasan umum dapat diletakkan pada awal paragraf atau diakhiri paragraf bergantung pada gaya yang dikehendaki oleh penulis.

Ketiga, pengembangan paragraf dengan sebab akibat. Cara sebab akibat sering disebut dengan kausalitas. Pengembangan paragraf cara ini dapat dilakukan dengan menyajikan sebab sebagai gagasan pokok/utama baru diikuti akibatnya sebagai gagasan penjelas, atau sebaliknya disajikan akibat sebagai gagasan pokok utama diikuti dengan penyebabnya sebagai gagasan penjelas.

(17)
(18)

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari bab pembahasan diatas, Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam sebuah paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut. Atau dapat dikatakan Karangan yang pendek / singkat yang berisi sebuah pikiran dan didukung himpunan kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk satu gagasan disebut paragraph / alinea.

Paragraf dibagi menjadi dua jenis yaitu paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya serta jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya. Suatu kalimat dapat disebut paragraf jika telah memenuhi syarat paragraf yaitu kesatuan paragraf dan kepaduan paragraf. Agar paragraf menjadi padu maka perlu ada pengait paragraf, yang dimaksud pengait paragraf ini adalah kata hubung untuk memadukan paragraf.

3.2. Saran

Agar sebuah paragraf dapat tersusun dengan baik dan sesuai EYD diperlukan sebuah ketelitian dan pengelolaan kata yang tepat. Menyusun sebuah paragraf harus seefektif mungkin dan dapat menyampaikan ide pokok secara jelas sehingga mudah dipahami.

3.3. Pertanyaan dan Jawaban

1. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis paragraf pengembangan?

Jawab : kesatuan, koherensi, kelengkapan, efektif

(19)

Jawab :

 Paragraf Deduktif

Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraf ,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).

 Paragraf Induktif

Bila kalimat pokok ditempatkan dipada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan.

 Paragraf Deduktif-Induktif

Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.

 Paragraf Penuh Kalimat Topik

Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat deskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa IndonesiaEdisi Ketiga. Jakarta : Depdiknasa.

Dini, Dahlia dan Sitorus. 2004. Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia. Bandung : CV Yrama Widya.

(20)

Wahyu R.N, Tri. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas Gunadarma

Rahardi, Kunjana. 2010. Teknik-teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah. Graha Media.

Wiyanto, Asul. 2006. Terampil Menulis Paragraf. Grasindo.

Budiharso, Teguh. 2009. Panduan Lengkap Penulisan Karya Ilmiah. Angkasa.

Indriaty, Etty. 2008. Menulis Karya Ilmiah. Gramedia Pustaka Utama.

Wuryanto, R. 2010. Pedoman Lengkap Eyd ( Ejaan Yang Disempurnakan ). Paung Bona Jaya.

Kraf, Gorys. 2004. Komposisi. Flores NTT : Nusa Indah.

Adiansyah, Yusri. 2011. Pola Pengembangan Paragraf (online),

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2002 telah difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) tentang potongan pelunasan pada murabahah yang berbasis syariah di

Kadar Thiol (R-SH) merupakan indikasi penting yang berhubungan dengan kerentanan fisiologis lateks terutama pada kejadian kering alur sadap (KAS) (Sumarmadji et al., 2004)

Dalam hal ini kegagalan fungsi mesin dapat diketahui lebih awal dengan cara memonitor serta menetukan kondisi mesin tersebut pada saat beroperasi sehingga dapat memperkirakan

Apabila nilai b1 yang merupakan koefisien regresi dari Kualitas Produk (X 1 ) sebesar 0,202 yang artinya mempunyai pengaruh positif terhadap variabel dependen (Y)

1) Pada saat memulai kegiatan pembuka guru tidak mengkondisikan siswa ke dalam kondisi belajar yang baik, sehingga dari awal pembelajaran hingga berakhirnya

Butir-butir tentang penampilan kerja tersebut di atas merupakan etika dan norma yang harus dimiliki serta dilakukan oleh seorang staf Perpustakaan, ini khususnya staf yang

Saya bingung mengenai hal-hal yang terkait dengan munculnya ketertarikan terhadap lawan jenis pada praremaja.. 7 Saya enggan memberikan penjelasan mengenai hal-hal