• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekonomi Agroindustri (S1 Agribisnis UWG Malang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ekonomi Agroindustri (S1 Agribisnis UWG Malang)"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Widyagama Malang

EKONOMI

AGROINDUSTRI

Oleh

Iwan Nugroho

iwanuwg@yahoo.com

http://iwanuwg.wordpress.com

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

(2)

DAFTAR PUSTAKA

• Drjen BPPHP. 2005. REVITALISASI PERTANIAN MELALUI AGROINDUSTRI PERDESAAN. DIREKTORAT JENDERAL BINA PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN,

DEPARTEMEN PERTANIAN

• Supriati dan E. Suryani. 2006. Peranan, Peluang dan Kendala Pengembangan AGROINDUSTRI di Indonesia. Forum Penelitian Agroekonomi. 24(2):92-106.

• Amini Hidayati dan Mudrajad Kuncoro. 2004. KONSENTRASI GEOGRAFIS INDUSTRI

MANUFAKTUR DI GREATER JAKARTA DAN BANDUNG PERIODE 1980-2000: MENUJU SATU DAERAH AGLOMERASI? Empirika, Vol. 17, No. 2, Desember 2004

• Deptan. 2005. Rencana Pembangunan Pertanian Tahun 2005-2009.

• Thomas Darmawan (GAPMMI). 2004. The Linkages Between Agriculture Development, Industry Development, and Regional Development”. Disajikan dalam Agriculture Policy for The Future (UNSFIR) Jakarta, February 12-13, 2004

• Iskandar A. Nuhung. 2002. Tantangan Usaha bagi UKM di Bidang Agribisnis. USAHAWAN NO. 07 TH XXXI JULI 2002

• Rusastra, I. W., B Rahman, Sumedi, dan T Sudaryanto. 2004. Struktur Pasar dan

Pemasaran Gabah-Beras dan Komoditi Kompetitor Utama. Forum Penelitian Agroekonomi. 24(2):227-260.

• Daryanto, A dan H.K.S. Daryanto. 2000. MODEL KEPEMIMPINAN DAN PEMIMPIN AGRIBISNIS DI MASA DEPAN. IPB BOGOR

• Daryanto, A. 2007. EKONOMI POLITIK IMPOR CHICKEN LEG QUARTER (CLQ) DI INDONESIA. IPB Bogor

(3)

Universitas Widyagama Malang

TUJUAN

Memahami karakteristik agroindustri

Memahami peran agroindustri

(4)

Universitas Widyagama Malang

POKOK BAHASAN

• Peran agroindustri dalam perekonomian

nasional,

• Struktur, Perilaku dan Kekuatan Pasar,

• Integrasi perusahaan dan konglomerasi,

• Riset dan pengembangan teknologi,

• Perusahaan Multinasional,

• Eksternalitas dalam industri,

(5)

Universitas Widyagama Malang

Definisi AGROINDUSTRI

Industri secara umum yang mengandalkan

SDA, teknologi, manajemen, skill yang

(6)

Universitas Widyagama Malang

PERAN AGROINDUSTRI

• Peran umum/strategis: transformasi

ekonomi

• Peran sosial: tenaga kerja, nilai-lokal

• Peran ekonomi: sektoral/makro

(pertanian dan industri manufaktur),

mikro (UMKM), struktur pasar, ekspor,

PDRB

(7)

Universitas Widyagama Malang

MANFAAT AGROINDUSTRI

• MENDUKUNG kebijakan pertanian

• Menciptakan nilai tambah

• Menciptakan lapangan kerja

• Mendorong ekspor (

export promotion

)

• Menciptakan kesejahteraan: pendapatan

(8)

Universitas Widyagama Malang

AGROINDUSTRI vs

REVITALISASI PERTANIAN

•Agroindustri pedesaan: kluster

•Industri RT – UM/UB

•Komoditi pertanian yang berdaya

saing

(9)

Universitas Widyagama Malang

SEKTOR SEKTOR AGROINDUSTRI

Ind Tekstil dan pakaian jadi 50 Ind. Tembakau 49 Ind. Rokok 48 Ind minuman 47

Ind Makanan Hewan 46

Ind Makanan lain 45

Ind Gula 44

Ind Makanan dari Tepung 43

Ind Tepung segala jenis 42

Ind. Penggilingan Padi-padian 41

Ind. Minyak dan Lemak 40

Ind. Pengol&Pngwet daging, susu, sayur&buah 39 Penggalian 38 Belerang 37 Gas Bumi 36 Minyak bumi 35

Pengeringan dan penggaraman 34

Perikanan darat lain 33

Perikanan Tambak 32

Perikanan Laut 31

Hasil hutan lain 30

Gondorukem 29

Kayu Pertuk. Rimba 28

(10)

Universitas Widyagama Malang

SEKTOR SEKTOR AGROINDUSTRI

kegitan yang tidak jelas batasannya 100

Jasa Perorangan dan Rumahtangga 99

Jasa Kemasyarakatan lain 98

Jasa Kesehatan 97

Jasa Pendidikan 96

Jasa Hiburan dan kebudayaan 95

Pemerintahan Umum dan Pertahanan 94

Jasa Perusahaan 93

Sewa Bangunan 92

Jasa Penunjang keuangan lain 91

Pasar Modal 90

Asuransi 89

Koperasi Simpan Pinjam 88

Bank dan lembaga Keuangan 87

Jasa Penunjang Komunikasi 86

Telekomunikasi 85

Pos dan Giro 84

Jasa penunjang angkutan 83 Angk. Udara 82 Angk. Laut 81 Angk penyebrangan 80

Ang darat lain 79 Truk 78 Bus 77 Angk KA 76 Restoran 75 Hotel 74 Perdagangan 73 bangunan/konstruksi 72 air bersih 71 Gas kota 70 Listrik 69

Ind Barang yang tidak digolongkan 68

Ind kapal dan perbaikannya 67

Ind Alat angkut&perbaikan kecuali kapal 66

Ind barang elektronika 65

Ind mesin 64

Ind barang dari logam 63

Ind Logam dasar 62

Ind semen dan kapur 61

Ind barang dari mineral bukan logam 60

Ind barang karet dan plastik 59

Ind Pengilangan minyak 58

Ind kimia lain 57

Ind obat-obatan dan jamu 56

Ind Pupuk dan Pestisida 55

Ind Barang dari Kertas dan Karton 54

Ind Kertas 53

Ind Bambu, kayu dan rotan 52

(11)

Universitas Widyagama Malang

(12)

Universitas Widyagama Malang

(13)

Universitas Widyagama Malang

Indonesian Food Business

Characteristics

9

9 Food staples remain the most important (Rice, Corn, Food staples remain the most important (Rice, Corn,

Cassava)

Cassava) 9

9 Continued importance of fresh produce and unbranded Continued importance of fresh produce and unbranded

products (75%)

products (75%) 9

9 Rise of modern retail outlets (Supermarket, hypermarket, Rise of modern retail outlets (Supermarket, hypermarket,

minimarket

minimarket) )

9 Highly fragmented

9 Huge consumer base and low cost factors attract foreign

players

9 Private labels in infancy

Competitive Environment

215 million people

17,500 islands

65% rural, 35% urban

87% moslem

300 ethnics

58% live in Java, 21% live in Sumatera

More than 30 types of food cuisine

99% people still consume rice as main food

INDONESIAN

CONSUMER PROFILE

(14)

Universitas Widyagama Malang100.000 ton/th

Kacang tanah

0,85 juta ton/th singkong

1,5 juta ton/th Garam

US$ 1,5 miliar Makanan olahan

170.000 ton/th Susu bubuk

30.000 ton/th Tepung telur

450.000 ekor/th + daging & jeroan Ternak sapi

1,2 juta ton/th Jagung

4,5 juta ton/th Gandum

1,3 juta ton/th + bungkil 1 juta ton/th Kedelai

1,6 juta ton/th (no 2 di dunia) Gula

3,7 juta ton/th (terbesar di dunia) Beras

Indonesia Negara

Indonesia Negara

Agraris

Agraris

dengan

(15)

Universitas Widyagama Malang

Industri Pangan & Tembakau

Ö Strategis dalam perekonomian bangsa

Ö Total output : Rp. 167,7 triliun ( tahun 2001) Ö Hanya sekitar 25% dari total konsumsi pangan

Ö Jumlah industri : 916.000 (besar, UKM &RT) Ö Tenaga Kerja : 3,2 juta orang

Ö Nilai Tambah : Rp. 64,6 triliun Ö Berpengaruh kepada :

HULU : Pertanian, Industri Kimia Dasar

HILIR : Industri Kemasan, BTP,

Distribusi, Transportasi, Perdagangan, dsb.

G

A

P

M

M

(16)

Universitas Widyagama Malang

ARAH INDUSTRI PANGAN

PRIMER SEKUNDER TERTIER

Bibit/Benih Bahan Baku

Tanam/Breeding

Panen

Pasca Panen

Pengolahan Pangan

Tradisional

Modern

Olah Mix

Bahan Pangan

K O N S U M E N

Tradisional

(17)

Universitas Widyagama Malang

PERAN AGROINDUSTRI vs industri

pengolahan vs pertanian

• Share thd PDB 25 persen

•Share thd TK 30 persen

• Share thd PDB 14 persen

•Share thd TK 40 persen

Pada sektor pertanian

• Share thd PDB 26 persen

• Share thd TK 9 persen

(18)

Universitas Widyagama Malang

(19)

Universitas Widyagama Malang

Jumlah Industri Pangan Indonesia

(Skala Besar/Menengah, Kecil & Rumah Tangga) Th 1998-2002 843.334 862.765 882.311 862.865 776.765 Total 789.251 798.201 814.037 790.946 719.668 Rumah Tangga 49.530 60.020 63.613 67.253 52.524 Kecil 4.553 4.544 4.661 4.666 4.573 Besar dan Menengah 2002 2001 2000 1999 1998 Tahun Jenis Industri

Sumber : BPS (2003)

(20)

Universitas Widyagama Malang

Jumlah Tenaga Kerja Industri Pangan Indonesia (Skala Besar, Menengah, Kecil dan Rumah Tangga) Tahun 1998-2002 2.597.887 2.698.055 2.749.714 2.739.771 2.490.206 Total 1.623.568 1.641.979 1.671.698 1.646.955 1.487.258 Rumah Tangga 391.450 474.356 480.643 521.586 402.558 Kecil 582.869 581.720 597.373 571.230 600.390 Besar dan Menengah 2002 2001 2000 1999 1998 Tahun Jenis Industri

Sumber : BPS (2003)

(21)

Universitas Widyagama Malang

(22)

Universitas Widyagama Malang

STRUKTUR PASAR

(23)

Universitas Widyagama Malang

STRUKTUR PASAR

(24)

Universitas Widyagama Malang

STRUKTUR PASAR

AGROINDUSTRI MENENGAH/BESAR

•JUMLAH 0.5 %

TK 29 %

OUTPUT 88 %

NILAI TAMBAH 91 %

AGROINDUSTRI KECIL

•JUMLAH 95 %

TK 60 %

OUTPUT 7 %

NILAI TAMBAH 6 % KRITERIA TENAGA KERJA

MIKRO/RMH TNGGA 1-4 ORANG

KECIL 5 -19 ORANG

MENENGAH 20 – 99 ORANG

(25)

Universitas Widyagama Malang

(26)

Universitas Widyagama Malang

SEKTOR EKONOMI DOMINAN,

ATAS

DASAR NILAI TAMBAH

ƒ

MAKAN-MINUMAN, TEMBAKAU 25 %

ƒ

KAYU, OLAHAN HASIL HUTAN 88 %

ƒ

TEKSTIL, BRG KULIT & ALAS KAKI 15 %

(27)

Universitas Widyagama Malang

STRUKTUR PASAR

(28)

Universitas Widyagama Malang

STRUKTUR PASAR

(29)

Universitas Widyagama Malang

STRUKTUR PASAR

AGROINDUSTRI SEDANG/BESAR •JUMLAH 0.5 %

•TK 29 %

•OUTPUT 88 %

•NILAI TAMBAH 91 %

AGROINDUSTRI KECIL •JUMLAH 95 %

•TK 60 %

•OUTPUT 7 %

•NILAI TAMBAH 6 %

KRITERIA TENAGA KERJA

•MIKRO/RMH TNGGA 1-4 ORANG •KECIL 5 -19 ORANG

(30)

Universitas Widyagama Malang

(31)

Universitas Widyagama Malang

(32)

Universitas Widyagama Malang

Penyebab kenaikan harga pangan oleh

produsen

1. Kenaikan harga bahan baku & kemasan

2. Kenaikan biaya transportasi & distribusi barang

3. Daya beli konsumen (adanya kenaikan upah/UMP, tunjangan guru/pegawai negeri & panen oleh petani)

4. Adanya produk substitusi (roti/mie dg warteg) 5. Adanya produk pesaing

6. Adanya produk impor dari luar negeri (resmi & illegal). 7. Pungutan dan pajak yg harus dibayar ( pusat & daerah) 8. Biaya tenaga kerja dan kenaikan upah (UMP)

(33)

Universitas Widyagama Malang

Pengaruh Kenaikan Bea Masuk dan Tataniaga Gula

• Bea masuk 30% pada Jan 2000, naik Rp 550/700/kg (45%) dan tata niaga pada tahun 2002.

• Terjadi kenaikan harga eceran & kelangkaan gula dipasar dari Rp 3.100 – 3.500 jadi Rp 5.000 – 5.500/kg sebesar 40 – 60% • Kenaikan ongkos produksi pangan yg memakai gula 15 –

35% (rata2 : 30% utk roti & biskuit. 60% utk permen, sirop,manisan).

• Pengaruh kenaikan pada bahan pemanis lainnya seperti gula kelapa, gula merah, dll ikut meningkat tinggi

• Untuk menaikan harga jual sangat sulit karena daya beli konsumen yg rendah dan adanya ancaman dari produksi industri besar/multinasional serta barang impor.

• Kelangkaan akan berpengaruh pada produk pertanian

(34)

Universitas Widyagama Malang

MENGAPA INDUSTRI IMPORT GULA

PERTIMBANGAN :

z GULA INDUSTRI LOKAL TIDAK MEMENUHI SPESIFIKASI GULA

INDUSTRI – DOUBLE REFINED/REFINED SUGAR (WARNA, KEMURNIAN, BENDA ASING)

z GULA INDUSTRI LOKAL YANG DAPAT DIGUNAKAN OLEH

INDUSTRI HANYA DARI 3 INDUSTRI YANG KAPASITASNYA HANYA 450,000 MT/TH (KEBUTUHAN 850,000 MT/TH)

z MENJAGA KELANCARAN PROSES PRODUKSI MAKANAN /

MINUMAN SEPANJANG TAHUN

z PANGAN OLAHAN PERLU BERTAHAN DALAM WAKTU LAMA (3-4

TH) DIMANA WARNA DAN RASA HARUS STABIL

z GULA LOKAL TERBATAS PRODUKSINYA (1,5-1,7 JUTA TON)

DAN HABIS DISERAP UNTUK KONSUMSI LANGSUNG SERTA INDUSTRI KECIL & RUMAH TANGGA

z YG MAMPU IMPOR HANYA MULTINASIONAL / BESAR KRN

PUNYA MODAL, KAPASITAS HARUS BESAR, KONTINYU & SUPLIER YG BAIK

(35)

Universitas Widyagama Malang

KEPENTINGAN INDUSTRI

1 MENJUAL PRODUCT YANG COMPETITIVE HARGANYA

BAIK DI PASAR LOCAL MAUPUN PASAR INTERNATIONAL

2 MEMPERTAHANKAN KWALITAS PRODUCT DENGAN

CARA MENJAGA KWALITAS BAHAN BAKUNYA

3 MELINDUNGI KARYAWAN DARI PHK (JUMLAH

KARYAWAN INDUSTRI MAKANAN/MINUMAN = 2,7 JUTA ORANG)

(36)

Universitas Widyagama Malang

KEPENTINGAN PEMERINTAH

1 MELINDUNGI PETANI TEBU DAN PABRIK GULA

NASIONAL (2 JUTA ORANG)

2 MELINDUNGI RAKYAT AGAR HARGA BAHAN

KEBUTUHAN POKOK TERJANGKAU (210 JUTA ORANG)

3 MENGEFISIENKAN PABRIK GULA DI INDONESIA AGAR

DAPAT BERSAING DI PASAR BEBAS

4 MENCEGAH INFLASI YANG TERLALU TINGGI

5 MELINDUNGI INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN

DALAM NEGERI

6 MENGUSAHAKAN INVESTASI ASING MASUK KE

INDONESIA

7 MENINGKATKAN CADANGAN DEVISA NEGARA

8 MENJAGA AGAR TIDAK ADA DISTORSI & MEMATIKAN

(37)

Universitas Widyagama Malang

Leadership dalam Agroindustri

KEPEMIMPINAN dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang

dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.

IMPLIKASI DEFINISI KEPEMIMPINAN

• kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (

followers

). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan

dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan, kepemimpinan tidak akan ada juga.

• seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang

dengan kekuasaannya

(his or her power

) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan.
(38)

Universitas Widyagama Malang

Model Kepemimpinan

Model Watak. Memperhatikan kepada watak individu para pemimpin, misalnya: kecerdasan, kejujuran, kematangan,

ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan dalam bergaul, dll • Model Situasional. Memperhatikan lebih berdasarkan fungsi

melaksanakan tugas-tugas organisasi secara efektif dan efisien.

Model Efektif. Memperhatikan kepada dua dimensi, yaitu struktur kelembagaan (mengorganisasikan kelompok) dan konsiderasi

(menjalin komunikasi dan human relation).

Model Kontingensi. Gabungan dari model watak (gaya) dan situasi.

Model Transformasional. kepemimpinan (modern/luwes, breakthrough leadership) yang mampu mendefinisikan,

mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan

bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya. Lawan dari model transaksional (birokratis)

(39)

Universitas Widyagama Malang

Kebutuhan Kepemimpinan Agroindustri

• Pemimpin transformasional yang karismatik, inspirasional dan visioner merupakan kombinasi yang ideal, guna

meningkatkan daya saing perusahaan agribisnis dan

merupakan modal dasar yang kuat untuk meningkatkan

efisiensi, produktivitas, dan inovasi usaha dalam dunia yang lebih bersaing.

• Pemimpin atau manajer agribisnis/agroindustri di masa depan harus mempunyai kecakapan antarpribadi dan kecakapan komunikasi yang tangguh, serta kemampuan bekerja secara tim (

team skills

).
(40)

Universitas Widyagama Malang

EKSTERNALITAS;

dampak buruk agroindustri

1. Dualisme ekonomi, yaitu usaha besar vs usaha rakyat, pada sektor

perkebunan, peternakan, Perbedaan keduanya tidak jarang menimbulkan konflik ekonomi yang berkembang menjadi konflik sosial (Drajad, 2004) 2. Rekayasa genetik. Genetically Modified Organism (GMO) atau rekayasa

teknologi genetika untuk meningkatkan kualitas produksi hasil pertanian, termasuk tahan hama dan penyakit; meskipun belum terbukti hasilnya. Isu GMO ini dianggap sebagai proteksi terselubung oleh negara maju dengan tujuan untuk menghambat perdagangan produk pertanian dari negara-negara berkembang

3. Unfair trade. Impor CHICKEN LEG QUARTER (CLQ) Bagi Agroindustri

(41)

Universitas Widyagama Malang

STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Lingkungan Strategis,

• Perluasan basis pertumbuhan dengan mempercepat inovasi teknologi. • Pengembangan kelembagaan untuk mengakses manfaat globalisasi dan

mengurangi resiko kemungkinan munculnya dampak negatif.

• Perbaikan akses masyarakat thd aset produktif dan kesempatan kerja demi percepatan pertumbuhan pendapatan dan pengurangan tingkat

kemiskinan.

• Perubahan yang cepat dari pola konsumsi dan urbanisasi ; serta

• Perubahan politik, termasuk kebijaksanaan pembangunan yang berkaitan dengan demokratisasi dan desentralisasi.

• Percepatan pembangunan sumberdaya manusia dan kewirausahaan • Memperkuat modal sosial melalui desentralisasi, gerakan kolektif dan

pemberdayaan masyarakat.

• Revitalisasi peroduktivitas pertanian berspektrum luas melalui peningkatan penerapan teknologi dan diversifikasi

• Mendukung agribisnis dan sistem usahatani dan industri pertanian yang berkemampuan daya saing

• Meningkatkan manajemen sumberdaya alam

(42)

Universitas Widyagama Malang

KEBUTUHAN STRATEGI

1. Aspek Kebijakan: pembangunan agribisnis (hulu-hilir) BERBASIS pedesaan.

2. Koordinasi Lintas Sektoral: sinkronisasi kelembagaan dan program-2 di tingkat pusat dan daerah; mencakup

penyuluhan, .penanganan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil

3. Aspek Teknologi: pengembangan teknologi alsin tepat

guna didukung fasilitas kredit berbunga rendah dan persyaratan lunak.

4. Aspek Kelembagaan: sistem perekonomian pedesaan

terutama di bidang teknologi alsin dan manajemen usaha agar mereka mampu meraih nilai tambah

5. Aspek Sumber Daya Manusia: Peningkatan mutu SDM dalam kewirausahaan, manajemen dan perencanaan usaha.

6. Aspek Permodalan. Pengembangan kelembagaan

(43)

Universitas Widyagama Malang

AGENDA DAN PROGRAM AGROINDUSTRI

(1) Perluasan kesempatan kerja; Program Penumbuhan Industri Pertanian di Perdesaan, didukung teknologi, infrastruktur dan permodalan;

(2) Peningkatan nilai tambah; Program Peningkatan Teknologi dan Pengembangan Produk, didukung upaya-upaya (i)

Peningkatan teknologi proses dan sarana pengolahan, (ii) Diversifikasi produk, (iii) Peningkatan teknologi kemasan (3) Peningkatan daya saing; dilaksanakan melalui (i) Program

Peningkatan Mutu dan Standardisasi, dan (ii) Program Pengembangan Pemasaran

(4) Pemberdayaan usaha; dilaksanakan melalui (i) Program Pengembangan Infrastruktur Publik dan (ii) Program

peningkatan produktivitas dan kesejahteraan sosial. (5) Modernisasi penggunaan alat dan mesin pertanian;

Referensi

Dokumen terkait

Nomor: SE/06/X/2015 Tentang Penanganan Ujaran Kebencian ( Hate Speech ), maka peneliti tertarik mengangkat dan menganalisis permasalahan dalam bentuk Skripsi dengan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dengan menggunakan data responden serta pengujian hipotesis mengenai pengaruh

Tabel 1 menunjukkan bahwa secara konsisten pada semua level kadar air substrat, meningkatnya dosis inokulum jamur tiram putih dari 10 sampai 25g kg -1 substrat diikuti oleh

Dalam buku Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD karangan Agus Setiawan, gording dianalisa sebagai konstruksi dua perletakan sederhana yang menerima momen

banyaknya liter beras merah, maka model matematika dari masalah tersebut adalah .... Seorang pedagang hanya memiliki modal Rp9.200.000,00 dan kiosnya hanya dapat menampung

Analisis dilakukan untuk mengetahui siapa saja tokoh yang berperan dalam. jalan cerita serta yang mendukung gambaran kepribadian

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari literatur, penulis dapat menyimpulkan bahwa kemampuan penalaran analogi dalam pembelajaran matematika dapat digunakan untuk

a) Besarnya investasi pada aktiva tetap dibandingkan dengan seluruh dana jangka panjang.. Pemakain dana untuk aktiva tetap adalah salah satu sebab utama dari keadaan tidak