• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prodi Komunikasi Ptm Deklarasikan Apik Ptm

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Prodi Komunikasi Ptm Deklarasikan Apik Ptm"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Setiap manusia di dunia ini pasti akan mengalami proses menua. Proses menua merupakan proses yang terjadi sepanjang hidup manusia, yang tidak hanya dimulai dari suatu waktu ke waktu tertentu, akan tetapi dimulai sejak awal kehidupan (Nugroho, 2008). Dinas

Kependudukan Amerika Serikat dalam Maryam dkk (2008), jumlah populasi lansia berusia 60 tahun atau lebih diperkirakan hampir mencapai 600 juta orang dan diproyeksikan menjadi 2 miliar pada tahun 2050, pada saat itu lansia akan melebihi jumlah populasi anak (0-14 tahun).

Dinas Kependudukan menyebutkan di Indonesia, terdapat 11 provinsi yang penduduk lansianya sudah lebih dari 7 %, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur. Di lima provinsi dengan persentase lansia terendah adalah : Papua (2,15 persen), Papua Barat (2,92 persen), Kepulauan Riau (3,78 persen), Kalimantan Timur (4,53 persen), dan Riau (4,86 persen) (BPS SUSENAS 2007).

Jumlah penduduk lanjut usia atau yang berusia 60 tahun ke atas di kota Yogyakarta pada tahun 2004 sebesar 12,12%, tahun 2006 sebesar 12,37% dan pada tahun 2008 menjadi 13,72% dari total penduduk. Usia harapan hidup di Yogyakarta pada tahun 2002 yaitu 73 tahun, tahun 2007 yaitu 74 tahun, tahun 2012 yaitu 74,7 tahun, tahun 2017 yaitu 75,4 tahun dan pada tahun 2022 yaitu 75,8 tahun Badan Pusat Statistik (Iswantiah, 2012).

(2)

dialami oleh lansia contohnya, perubahan fisik yang lemah dan tak berdaya, perubahan status ekonomi, mencari teman yang baru untuk mengantikan suami atau istri yang telah meninggal dunia dan mulai terlibat dalam kegiatan masyarakat. Dari ketiga perubahan tersebut timbullah berbagai penyakit yang dapat menyerang lansia (Maryam dkk, 2008)

Pola penyakit lansia menempuh siklus hidup yang panjang sebelum menimbulkan komplikasi dan manifestasi klinik. Awalnya seseorang sehat, dengan bertambahnya usia dan

tergantungnya gaya hidup yang dijalaninya dari lingkungan serta pelayanan kesehatan yang diterimanya, orang tersebut menderita penyakit yang biasanya disebut sebagai faktor resiko seperti hipertensi, diabetes mellitus, kolesterol meninggi dan lain – lain. Apabila penyakit tersebut tidak terdeteksi atau diobati secara dini maka akan terjadi komplikasi penyakit yang menetap dalam tubuh lansia (Kuswardani 2009).

Pada upaya pelayaan kesehatan ini, semua upaya kesehatan yang berhubungan dan dilaksaakan oleh masyarakat harus diupayakan berperan serta dalam mengenai kesehatan para lanjut usia. Puskesmas dan dokter praktek swasta merupakan tulang punggung layaan ditingkat ini. Puskesmas berperan dalam membentuk kelompok lanjut usia. Di dalam kelompok lanjut usia ini pelayaan kesehatan dapat lebih mudah dilaksaakan, baik usaha promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif (Darmojo, 2011).

Untuk mengatasi permasalahan di atas diperlukan program yang ditujukan bagi para lansia. Salah satunya yaitu program pelayanan kesehatan Posyandu lansia yang bertujuan

(3)

menyongsong hari tua dan juga meningkatkan peran keluarga dalam memberikan kepedulian terhadap lansia (Agustina, 2012).

Posyandu lansia merupakan perwujudan pelaksanaan program pengembangan diri kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia, sebagai suatu forum komunikasi dalam bentuk peran serta masyarakat usia lanjut, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya, dalam upaya peningkatan tingkat kesehatan secara optimal. Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayaan kesehatan (Ismawati dkk, 2010).

Aryati (2007), masalah yang selama ini terjadi adalah masyarakat belum mengerti sepenuhnya tentang manfaat Posyandu, biasanya mereka malas mendatangi Posyandu yang diadakan setiap bulan. Perilaku individu untuk berpartisipasi aktif dalam penggunaan Posyandu

dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, jenis pekerjaan dan jenis kelamin (Depkes RI, 2005).

(4)

makin tinggi kesadaran untuk perperan serta, dalam hal ini adalah melakukan kunjungan ke Posyandu lansia.

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dan lebih berpotensi dari pada mereka yang berpendidikan lebih rendah atau sedang (Notoatmodjo, 2010). Tingkat pendidikan turut menentukan mudah

tidaknya seseorang menyerap dan memahami tentang Posyandu lansia. Selain pendidikan ada faktor lain yang berpengaruh yaitu usia dimana semua fungsi ingatan, penglihatan,

pendengaran, daya konsentrasi dan kemampuan fisik secara umum mulai menurun sehingga memerlukan orang lain untuk memenuhi keperluannya dalam mempertahankan kunjungan ke Posyandu lansia.

Berdasarkan hasil penelitian Rahmawati (2008), sebagian besar lansia yang aktif ke Posyandu lansia sebanyak 70,6% berjenis kelamin perempuan, sedangkan lansia yang tidak aktif ke Posyandu lansia sebanyak 52% berjenis kelamin laki-laki. Menurut Azwar (2005), jenis kelamin mempengaruhi penyebaran suatu masalah kesehatan salah satunya adalah perbedaan tingkat kesadaran berobat antara perempuan dan laki-laki, karena pada umumnya kaum perempuan memiliki kesadaran yang baik untuk berobat daripada kaum laki-laki.

(5)

mempengaruhi kunjungan lansia ke Posyandu lansia. Keadaan ini bisa terjadi bila seseorang bekerja terlalu keras dengan kondisi perekonomian yang pas-pasan serta berpendidikan rendah dimana pengertian tentang kesehatan adalah minimal dan akses terhadap informasi juga terbatas (Astuti cit Rosyid, 2009).

Dilihat dari berbagai fenomena tentang lansia maka program pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lanjut usia sangat dibutuhkan. Posyandu atau pos pelayanan terpadu yang

merupakan program Puskesmas melalui kegiatan peran serta masyarakat telah berupaya untuk melaksanakan program pembinaan lanjut usia. Adapun Posyandu yang dijadikan penelitian oleh peneliti adalah Posyandu Blok II. Kegiatan Posyandu yang dilaksanakan satu bulan sekali yang meliputi penimbangan dan pengukuran tinggi badan, pemeriksaan tekanan darah dan pemberian makanan tambahan yang dikelola oleh kader Posyandu. Pemeriksaan kesehatan lansia, bukan sekedar memeriksa dan melakukan penimbangan terhadap berat badan dan pengukuran tekanan darah semata, lebih dari itu dilakukan untuk menggerakan masyarakat, khususnya para lansia agar mau menjaga kesehatan fisik, pisikis dan spiritual mereka.

Dari data yang diperoleh dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 22

Desember 2012 oleh peneliti di wilayah Posyandu Blok II yaitu pada umur 60 – 69 tahun, yang terdiri atas laki – laki 6 orang dan perempuan 25 orang sehingga totalnya 31 orang dan pada umur > 70 tahun yang terdiri atas laki – laki 1 orang dan perempuan 14 orang sehingga totalnya 15 orang, jadi jumlah seluruh lansia di Posyandu Blok II sebanyak sebanyak 46 orang.

(6)

sangat membantu mereka karena mereka dapat mengetahui kesehatannya, Posyandu lansia biasanya diadakan dua bulan sekali pada minggu kedua, lansia juga mengatakan di Posyandu tersebut ada pemeriksaan tekanan darah, gula darah dan asam urat. Disana biasanya mereka dibantu oleh kader, bidan dan dokter. Tetapi tidak semua lansia mengetahui jadwal dan pelayanan yang ada pada Posyandu lansia.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 5 lansia tersebut didapatkan data bahwa masih ada sebagian lansia yang belum mengerti tentang Posyandu lansia, tujuan dan manfaatnya. Dengan demikian peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan lansia tentang Posyandu lansia dengan perilaku mengunjungi Posyandu lansia di Posyandu Blok II Puskesmas Depok II Sleman Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

(7)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum

Mengetahui hubungan pengetahuan lansia tentang Posyandu lansia dengan Perilaku mengunjungi Posyandu lansia di Posyandu Blok II Puskesmas Depok II Sleman Yogyakarta.

Tujuan khusus

Diketahui karakteristik lansia berdasarkan jenis kelamin dan umur di Posyandu Blok II Puskesmas Depok II Sleman Yogyakarta.

Diketahui pengetahuan lansia tentang Posyandu lansia di Posyandu Blok II Puskesmas Depok II Sleman Yogyakarta.

Diketahui perilaku lansia dalam mengunjungi Posyandu di Posyandu Blok II Puskesmas Depok II Sleman Yogyakarta.

Diketahui keeratan hubungan tingkat pengetahuan lansia tentang Posyandu lansia dengan Perilaku mengunjungi Posyandu lansia di Posyandu Blok II Puskesmas Depok II Sleman Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi media untuk penerapan berbagai konsep ilmu

(8)

tingkat pengetahuan lansia tentang Posyandu lansia dengan tingkat perilaku mengunjungi Posyandu lansia.

Manfaat praktis

Bagi Puskesmas Depok II.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Posyandu Blok II Puskesmas Depok II, diharapkan dapat menjadi masukan untuk perencanaan dan pengembangan program lanjut usia dalam pelayanan kesehatan lansia secara optimal.

Bagi Profesi Keperawatan.

Dapat dijadikan referensi pengembangan ilmu keperawatan khususnya di bidang keperawatan gerontik.

Bagi Universitas Respati Yogyakarta.

(9)

Bagi Peneliti selanjutnya.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar dan pembelajaran untuk dijadikan informasi awal bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian selanjutnya.

E. Keaslian Penelitian

Rusdiyanto (2007), dengan judul: Hubungan antara Pengetahuan Lansia tentang Posyandu Lansia dengan Frekuensi Kunjungan Lansia ke Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kemusu II Kabupaten Boyolali. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 74 responden,

menggunakan total sampling. Penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Analisis data menggunakan uji statistik korelasi spearman rank (Rho). Perbedaan pada penelitian ini terletak pada tempat penelitian, metode penelitian dan teknik sampling.

Akbar (2008), dengan judul: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kehadiran Lansia di Posyandu Lansia Melati V Kelurahan Karangayu. Rancangan penelitian adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 53 responden, menggunakan consecutive sampling. Analisis data menggunakan uji spearman rank. Perbedaan dengan peneliti ini terletak pada tempat penelitian dan teknik sampling.

(10)

Tinjomoyo Kecamataan Banyumanik Wilayah Binaan Puskesmas Ngesrep Kota Semarang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan mendekatan cross sectional. Sampel sebanyak 42 responden dengan menggunkan total sampling. Analisis data menggunakan uji spearman rank. Perbedaan penelitian ini terletak pada tempat penelitian, metode penelitian dan teknik sampling.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang penulis ucapkan karena skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Total Quality Management terhadap inovasi dan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan Faktor maternal (usia ibu, jarak kehamilan,

Dari fenomena tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang perbedaan kejadian anemia pada remaja putri yang tinggal menetap tinggal di pondok dan di

Adapun yang menjadi unit analisis pada penelitian ini adalah tema atau topik dari teks (tulisan-tulisan) rubrik kultum yang mengandung pesan-pesan dakwah yang dimuat

Sehingga untuk identifikasi daerah rawan banjir, data dasar tutupan lahan yang akan digunakan harus data tutupan lahan yang terkini, misalnya data tersebut adalah data yang

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dikemukakan bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan kualitas fisik

Kemudian menurut APB (Accounting Priciple Board) Statement No. 4 kutipan Sofyan Syafri Harahap, akuntansi adalah kegiatan jasa yang berfungsi memberikan informasi

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Apakah penerapan pembelajaran kontekstual dapat