• Tidak ada hasil yang ditemukan

8. Kontrak pada Proyek Konstruksi.pptx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "8. Kontrak pada Proyek Konstruksi.pptx"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

Kontrak pada Proyek

Konstruksi

Kontrak pada Proyek

Konstruksi

(2)

Kontrak adalah kesepakatan (perjanjian)

secara sukarela antara dua pihak yang

mempunyai kekuatan hukum.

Kesepakatan dicapai setelah satu pihak

menerima penawaran yang diajukan oleh pihak

lain untuk melakukan sesuatu sebagaimana

yang tercantum dalam penawaran.

(3)

Jenis-Jenis Kontrak pada

Proyek Konstruksi

Kontrak

Kontrak dengan harga tetap

(fxed price contract)

Kontrak berdasarkan biaya ditambah jasa

(cost plus fee contract)

(4)

• Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan hingga

selesai sesuai dengan yang disyaratkan dalam kontrak atas resikonya sendiri terhadap jumlah total biaya

yang dikeluarkan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut.

• Kontrak Harga Satuan dan Kontrak Daftar Volume

dapat digunakan pada pekerjaan-pekerjaan yang sulit ditentukan dan Kontrak Lump Sum digunakan pada

pekerjaan-pekerjaan yang dapat ditentukan dengan baik

(5)

• Pemberi Tugas berkewajiban membayar biaya nyata

yang dikeluarkan kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan ditambah biaya atas jasa yang dilakukan kontraktor

• Umumnya digunakan untuk jenis-jenis pekerjaan yang

kecil atau sulit sekali menetapkan lebih dahulu harga satuan/harga lumpsum pekerjaan.

(6)

Kontrak Lump Sum

Kontraktor menawarkan untuk menyelesaikan seluruh

pekerjaan dengan biaya tetap meskipun terjadi perubahan volume pekerjaan. Kontrak ini digunakan jika semua detail pekerjaan yang dilaksanakan diketahui dan kemungkinan terjadinya perubahan sangat kecil

Kontrak Harga Satuan

Kontraktor menawarkan untuk menyelesaikan berbagai jenis pekerjaan di mana masing-masing pekerjaan mempunyai harga satuan yang tetap sesuai dengan yang dikerjakan

Kontrak Daftar Volume

Kontraktor menawarkan untuk menyelesaikan berbagai jenis pekerjaan dengan masing-masing jenis pekerjaan mempunyai harga satuan yang tetap dan volume pekerjaan berdasarkan pada gambar rencana

(7)

Penentuan besarnya fee:

Biaya atas jasa (fee) yang ditetapkan lebih dahulu pada suatu jumlah yang

tetap

Biaya atas jasa yang besarnya berdasarkan prosentase biaya nyata yang

dikeluarkan oleh kontraktor. Prosentase ini ditetapkan lebih dahulu pada suatu nilai yang tetap

Biaya atas jasa yang besarnya berdasarkan prosentase biaya nyata yang

dikeluarkan kontraktor, di mana prosentase tersebut bervariasi terhadap besarnya biaya nyata. Kontrak jenis tersebut disebut juga target kontrak

Biaya atas jasa ditetapkan berdasarkan suatu formula yang disepakati

oleh Pemberi Tugas dan Kontraktor, tetapi berbeda dengan yang telah

disebut diatas, misalnya dengan “bonus” bila jumlah biaya yang dikeluarkan untuk penyelesaian pekerjaan lebih kecil dari yang direncanakan dan

(8)

Persyaratan Umum Kontrak

Persyaratan Khusus Kontrak

Gambar & Spesifikasi

Daftar Volume / Kuantitas, Daftar Harga

Satuan, dan Daftar Harga

Penawaran

Persetujuan

Perjanjian

(9)

Menetapkan dan mendefinisikan hak dan kewajiban yang sah dari setiap pihak terhadap kontrak. Isinya :

– Sifat kontrak

– Definisi dan pengertian istilah yg dipakai dalam

kontrak

– Asuransi

– Hak – kewajiban kontraktor

– Hak – kewajiban pemilik pekerjaan

– Kekuasaan dan tugas “Owner’s Engineer”

– Pengadaan sehubungan dgn pengawasan pekerjaan

(10)

– Ketentuan terhadap variasi pekerjaan

– Ketentuan terhadap perpanjangan waktu

– Cara dan waktu pembayaran

– Ketentuan uang disimpan/ditahan (retention money) – Perubahan biaya kontrak oleh tenaga kerja & bahan

– Prosedur yang digunakan bila kontraktor bangkrut

– Prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan

perselisihan yang timbul antara pemilik pekerjaan dan kontraktor selama pelaksanaan kontrak

(11)

Diperlukan untuk melengkapi persyaratan umum kontrak.

– Waktu yang diberikan untuk pelaksanaan kontrak

– Denda yg hrs dibayar untuk keterlambatan

– Masa pemeliharaan sesudah penyelesaian kontrak

– Pengadaan item-item khusus oleh pemilik

– Pembatasan khusus pada kontraktor

(12)

Kekurangan informasi dalam gambar harus diberikan dalam spesifikasi, maka gambar rencana harus dibaca bersama-sama dengan spesifikasi

Jenis-jenis gambar:

• Gambar rencana

• Gambar pelaksanaan (shop drawing)

• Gambar yang dilaksanakan (as built drawing)

 

(13)

• Merupakan dokumen tertulis berisi ruang lingkup

pekerjaan, persyaratan & penjelasan detail dari bentuk, kualitas bahan, dan cara pengerjaan

• Spesifikasi yang berorientasi pada hasil akhir

• Spesifikasi yang berorientasi pada metoda

pelaksanaan

• Merupakan spesifikasi gabungan jenis 1 dan jenis 2

 

(14)

• Kegunaannya :

– Membantu kontraktor untuk mempersiapkan lelang

– Membantu pemilik untuk menilai pelelang

– Dasar utk menentukan perubahan biaya kontrak

– Sebagai dasar untuk menghitung nilai angsuran

(15)

Penawaran

Kontraktor menawarkan untuk melaksanakan pekerjaan yang tertera dalam gambar & spesifikasi untuk sejumlah biaya tertentu

Persetujuan

Diberikan melalui surat dari pemilik ke kontraktor yang menyatakan bahwa penawaran kontraktor sudah disetujui

Surat Perjanjian

Dokumen yang dirancang untuk menyatakan kontrak dan membawa semua dokumen kontrak untuk mengacu padanya

(16)

Risiko dalam Kontrak Konstruksi

Risiko yang berkaitan dengan kontrak dan hukum:

• Dokumen kontrak kurang lengkap/jelas

• Pasal-pasal kurang lengkap, kurang jelas

• Perbedaan interpretasi

• Pengaturan pembayaran, change order, dan klaim

• Masalah jaminan

(17)

Jaminan

• Jaminan penawaran (bid bond)

• Jaminan pelaksanaan (performance bond)

• Jaminan pembayaran (payment bond)

• Jaminan pemeliharaan

(18)

Cara-cara Pembayaran

• Berdasarkan waktu (secara periodik)

• Berdasarkan kemajuan pekerjaan (biaya aktual

yang dikeluarkan)

(19)

Kontrak Menurut Perpres 70 Tahun 2012

tentang Perubahan Kedua atas Peraturan

Presiden Nomor 54 tahun 2010 tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Kontrak Menurut Perpres 70 Tahun 2012

tentang Perubahan Kedua atas Peraturan

(20)

Pengertian Kontrak

(21)

Penetapan Jenis Kontrak

Pasal 50

(1) PPK menetapkan jenis Kontrak Pengadaan Barang/Jasa. (2) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa meliputi :

a. Kontrak berdasarkan cara pembayaran;

b. Kontrak berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran; c. Kontrak berdasarkan sumber pendanaan; dan

(22)

(3) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan cara pembayaran terdiri atas:

a. Kontrak Lump Sum;

b. Kontrak Harga Satuan;

c. Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan; d. Kontrak Persentase; dan

e. Kontrak Terima Jadi (Turnkey).

4) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan pembebanan Tahun Anggaran terdiri atas:

(23)

(5) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan sumber pendanaan terdiri atas:

a. Kontrak Pengadaan Tunggal;

b. Kontrak Pengadaan Bersama; dan

c. Kontrak Payung (Framework Contract).

(6) Kontrak Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan jenis pekerjaan terdiri atas:

(24)

Kontrak Lump Sum

Kontrak Lump Sum merupakan Kontrak Pengadaan

Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam

batas waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam Kontrak, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. jumlah harga pasti dan tetap serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga;

b. semua risiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Barang/ Jasa;

c. pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi Kontrak;

d. sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran e. total harga penawaran bersifat mengikat; dan

(25)

Kontrak Harga Satuan

Kontrak Harga Satuan merupakan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yangtelah ditetapkan dengan ketentuan sbb: a. Harga Satuan pasti dan tetap untuk setiap satuan atau

unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu; b. volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat

perkiraan pada saat Kontrak ditandatangani;

c. pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran

bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah dilaksanakan oleh Penyedia Barang/Jasa; dan

d. dimungkinkan adanya pekerjaan tambah/kurang

(26)

Kontrak Gabungan Lump Sum dan

Harga Satuan

(3) Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan adalah Kontrak yang merupakan gabungan Lump Sum dan Harga Satuan dalam 1 (satu) pekerjaan yang diperjanjikan.

(4) Kontrak Persentase merupakan Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya, dengan ketentuan sebagai

berikut:

a. Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya menerima imbalan berdasarkan persentase dari nilai pekerjaan tertentu; dan

(27)

Kontrak Gabungan Lump Sum dan

Harga Satuan

Kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan

adalah Kontrak yang merupakan gabungan Lump Sum dan Harga Satuan dalam 1 (satu) pekerjaan yang

(28)

Kontrak Terima Jadi (

Turnkey

)

Kontrak Terima Jadi (Turnkey) merupakan Kontrak

Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa

Lainnya atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan ketentuan sbb:

a. jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan; dan

(29)

Perubahan Kontrak

Pasal 87

(1) Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan, dengan gambar dan/atau

spesifikasi teknis yang ditentukan dalam Dokumen Kontrak, PPK bersama Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan perubahan Kontrak yang meliputi:

a. menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak;

b. menambah dan/atau mengurangi jenis pekerjaan;

c. mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan; atau

(30)

Pasal 87

(1a) Perubahan Kontrak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku untuk pekerjaan yang menggunakan Kontrak Harga Satuan atau bagian pekerjaan yang menggunakan harga satuan dari Kontrak Gabungan Lump Sum dan

(31)

(2) Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan ketentuan:

a. tidak melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari harga yang tercantum dalam

perjanjian/Kontrak awal; dan

b. tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah. (3) Penyedia Barang/Jasa dilarang mengalihkan

pelaksanaan pekerjaan utama berdasarkan

(32)

(4) Pelanggaran atas ketentuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (3), Penyedia Barang/Jasa dikenakan sanksi berupa denda yang bentuk dan besarnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Dokumen Kontrak.

(5) Perubahan kontrak yang disebabkan masalah administrasi, dapat dilakukan sepanjang

(33)

Pembayaran Prestasi Pekerjaan (Pasal 89)

(1) Pembayaran prestasi pekerjaan dapat diberikan dalam bentuk:

a. pembayaran bulanan;

b. pembayaran berdasarkan tahapan penyelesaian pekerjaan (termin); atau

c. pembayaran secara sekaligus setelah penyelesaian pekerjaan.

2) Pembayaran prestasi kerja diberikan kepada Penyedia

Barang/Jasa setelah dikurangi angsuran pengembalian Uang Muka, dan denda apabila ada, serta pajak.

(3) Permintaan pembayaran kepada PPK untuk Kontrak yang

(34)

(4) Pembayaran bulanan/termin untuk Pekerjaan

Konstruksi, dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang, termasuk peralatan dan/atau bahan yang menjadi bagian dari hasil pekerjaan yang akan diserahterimakan, sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Kontrak.

(35)

Keadaan Kahar (Pasal 91)

(1) Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang terjadi di luar

kehendak para pihak dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang ditentukan dalam Kontrak menjadi

tidak dapat dipenuhi.

(2) Yang dapat digolongkan sebagai Keadaan Kahar dalam Kontrak Pengadaan Barang/Jasa meliputi:

a. bencana alam;

b. bencana non alam; c. bencana sosial; d. pemogokan;

e. kebakaran; dan/atau

(36)

Pemutusan Kontrak (Pasal 93)

(1) PPK dapat memutuskan Kontrak secara sepihak apabila:

a. kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi batas berakhirnya kontrak;

b. Penyedia Barang/Jasa lalai/cidera janji dalam

melaksanakan kewajibannya dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang telah

ditetapkan;

(37)

Pemutusan Kontrak (Pasal 93)

d. pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN dan/atau pelanggararan persaingan sehat dalam

pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang.

(2) Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan Penyedia Barang/Jasa:

a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;

b. sisa Uang Muka harus dilunasi oleh Penyedia

Barang/Jasa atau Jaminan Uang Muka dicairkan;

(38)

Penyelesaian Perselisihan (Pasal 94)

(1) Dalam hal terjadi perselisihan antara para pihak dalam Penyediaan Barang/Jasa Pemerintah, para pihak terlebih dahulu menyelesaikan perselisihan tersebut melalui musyawarah untuk mufakat.

(2) Dalam hal penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak tercapai, penyelesaian perselisihan tersebut dapat dilakukan melalui

(39)

Serah Terima Pekerjaan (Pasal 95)

(1) Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus) sesuai dengan ketentuan yang

tertuang dalam Kontrak, Penyedia Barang/Jasa mengajukan permintaan secara tertulis kepada PA/KPA melalui PPK untuk penyerahan pekerjaan. (2) PA/KPA menunjuk Panitia/Pejabat Penerima Hasil

(40)

(3) Apabila terdapat kekurangan dalam hasil

pekerjaaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melalui PPK memerintahkan Penyedia Barang/Jasa untuk memperbaiki dan/atau melengkapi kekurangan pekerjaan sebagaimana yang disyaratkan dalam Kontrak.

(4) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan

menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan

(41)

(5) Khusus Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya:

a. Penyedia Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya melakukan pemeliharaan atas hasil pekerjaan selama masa yang ditetapkan dalam Kontrak, sehingga kondisinya tetap seperti pada saat penyerahan pekerjaan;

b. masa pemeliharaan paling singkat untuk pekerjaan permanen selama 6 (enam) bulan, sedangkan untuk pekerjaan semi permanen selama 3 (tiga) bulan; dan

(42)

(6) Setelah masa pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berakhir, PPK mengembalikan Jaminan Pemeliharaan/uang retensi kepada Penyedia Barang/ Jasa.

(7) Khusus Pengadaan Barang, masa garansi diberlakukan sesuai kesepakatan para pihak dalam Kontrak.

(8) Penyedia Barang/Jasa menandatangani Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan pada saat proses

serah terima akhir (Final Hand Over).

(9) Penyedia Barang/Jasa yang tidak menandatangani Berita Acara Serah Terima Akhir Pekerjaan

(43)
(44)

Klaim

Klaim dapat diartikan sebagai permintaan

atau tuntutan berupa kompensasi biaya

atau jadwal di luar kontrak.

Klaim dapat datang dari pihak kontraktor

maupun pemilik.

Pada umumnya klaim diselesaikan dengan

(45)

Klaim vs

Change Order

Persamaan klaim dan

change order:

terjadi

setelah kontrak ditandatangani.

Untuk

change order

, lingkupnya telah

diketahui terlebih dahulu, kemudian

diproses pelaksanaannya sesuai prosedur.

Untuk klaim, subyek yang menjadi

persoalan telah terjadi, sehingga tidak

mudah untuk mencari titik temu

(46)

Penyebab Klaim

Dokumen kontrak yang tidak jelas

Tidak lengkapnya spesifikasi/lingkup kerja

Perbedaan interpretasi di antara

pihak-pihak yang terlibat

Perubahan kontrak/lingkup pekerjaan

Perbedaan/perubahan kondisi lapangan

Keterlambatan dan faktor penyebabnya

Pekerjaan tambahan

Percepatan/penangguhan waktu proyek

(47)

Penanganan Klaim

Lakukan antisipasi untuk mencegah

terjadinya klaim, misalnya dengan

dokumentasi, pemahaman kontrak, dan

perencanaan yang matang.

Apabila terjadi klaim, lakukan analisis

tentang alasan klaim yang diajukan

Bila terdapat cukup alasan, besarnya

kompensasi yang akan diberikan didasarkan

kepada: pencarian fakta, analisis yang

(48)

Perselisihan

Kontrak pada proyek konstruksi sangat

rentan terhadap terjadinya perselisihan.

Penyebab utama terjadinya perselisihan

adalah keterlambatan

Perselisihan yang terjadi di antara

pihak-pihak yang terlibat dapat mengakibatkan

terjadinya klaim.

Perselisihan & klaim memerlukan tambahan

(49)

Penyelesaian Perselisihan

Perselisihan bisa diselesaikan dengan

cara:

Negosiasi

Mediasi

Arbitrase

(50)

Negosiasi

Negosiasi adalah cara penyelesaian yang

hanya melibatkan kedua belah pihak yang

bersengketa, tanpa melibatkan pihak-pihak

yang lain.

Dilakukan dengan cara musyawarah untuk

mufakat

Umumnya kontraktor dan pemilik menunjuk

arsitek/

engineer

sebagai penengah, di mana

kontraktor diminta untuk mengajukan klaim

kepada

engineer

sebagai negosiator.

(51)

Mediasi

Merupakan cara untuk menyelesaikan

masalah di awal perselisihan.

Melibatkan pihak ketiga yang tidak memihak

dan dapat diterima oleh kedua belah pihak

Dapat menyelesaikan masalah dengan waktu

yang lebih cepat, murah, tertutup dan

ditangani oleh para ahli

(52)

Arbitrase

Merupakan metode penyelesaian masalah

yang dibentuk melalui kontrak dan

melibatkan para ahli di bidang konstruksi

yang tergabung dalam badan arbitrase.

Penyelesaiannnya lebih cepat dan murah

dibandingkan dengan litigasi

Dilakukan secara tertutup dan ditangani

(53)

Litigasi

Litigasi adalah proses penyelesaian masalah

yang melibatkan pengadilan.

Proses ini sebaiknya dilakukan sebagai

langkah akhir apabila cara-cara yang lain

tidak dapat menyelesaikan masalah

Memerlukan waktu yang lebih lama dan

biaya yang lebih tinggi

(54)

UNDANG-UNDANG NO 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI

(penyelesaian sengketa )

1. PASAL 36

ayat (1) : penyelesaian sengketa dapat

dilakukan melalui pengadilan atau di luar

pengadilan

ayat (2) : penyelesaian di luar pengadilan

tidak berlaku untuk tindak pidana.

ayat (3) : bila dipilih penyelesaian di luar

pengadilan, gugatan melalui pengadilan

hanya dapat dilakukan apabila upaya di

(55)

UNDANG-UNDANG NO 18 TAHUN 1999 TENTANG JASA KONSTRUKSI

( penyelesaian sengketa )

2. PASAL 37

ayat (1) : penyelesaian sengketa di luar

pengadilan dapat ditempuh untuk masalah yang timbul dalam PENGIKATAN dan

PENYELENGGARAAN pekerjaan konstruksi serta dalam terjadi KEGAGALAN

BANGUNAN

ayat (2) : dapat menggunakan jasa pihak ketiga

(56)
(57)
(58)

Owner was dissatisfied with the quality of

Contractor’s workmanship. Owner took the

position that the poor workmanship was a

material breach of contract which

justified a change in the payment terms of

the contract.

(59)

• The Court of Appeals of Indiana disagreed.

Given the complexity of a construction project, it would be unfair to treat every

workmanship as a material breach of contract. Contractor was entitled to notice of the

problem and a reasonable opportunity to correct it.

• Defective workmanship is an immaterial

breach of contract unless and until Contractor fails to correct the problem after a

(60)

Case Study 2

Owner’s on-site representative

inspected Contractor’s installation of a

roof. Contractor’s work was later

accepted and final payment was made.

After final acceptance and payment,

Owner sued contractor for defective

workmanship in the roof installation.

Contractor responded that Owner’s

claim had been waived by final

(61)

The California Court of Appeal agreed.

The Court said that Owner’s on-site

representative knew or should have

known of the defects prior to final

acceptance. The knowledge of Owner’s

agent is imputed to Owner. Therefore,

Owner accepted the project with

imputed knowledge of patent, or

apparent, defects and thereby waived

the right to bring a claim against

(62)

Case Study 3

Owner awarded Contractor a lump-sum

construction contract. Contract called for

Owner to make a monthly progress payments to Contractor based on Architect’s certification of Contractor’s percentage of completion.

Architect certified a particular percentage of completion, but Owner refused to make a

progress payment for that amount unless certain changes were made in the terms of

(63)

The Missouri Court of Appeals ruled that

Owner did breach the contract. When a

contract establishes Architect as the

party responsible for determining

Contractor percentage of completion,

that determination is binding on both

Owner and Architect. Owner was not

entitled to ignore Architect’s

certification or to impose additional

preconditions before making the

(64)

Case Study 4

Owner awarded highway construction contract

to Contractor. Owner made irregular progress

payments, violating the terms of the contract.

Contractor experienced severe cash-flow

problems and went out of business. Contractor

sued Owner for the destruction of the

business.

The Commonwealth Court of Pennsylvania

denied the claim, saying that the destruction

of an entire business is simply not a

foreseeable result of the failure to make

(65)

Contractor awarded subcontract calling for

monthly progress payments. Contractor

then refused to pay Subcontractor until

Subcontractor’s work was complete.

Subcontractor refused to perform any

more work on the grounds that was not

being paid. Contractor claimed the refusal

to work was a breach of the subcontract.

(66)

The Appellate Court of Connecticut

ruled that the Contractor’s failure to

make progress payments was a material

breach of the subcontract, as payment

was fundamental to the purpose of the

agreement.

Contractor material breach justified

Subcontractor’s refusal to perform.

(67)

Case Study 6

Contractor completed a project. Owner

inspected and accepted the project and

made final payment to Contractor.

Contractor then brought a claim against

(68)

The Court of Appeals of Ohio agreed

with Owner. The contract made it clear

that acceptance of final payment

precluded Contractor from asserting any

new claims. The clause, which is quite

standard, is enforceable. Once

Contractor accepted final payment, it

could not claim any additional

Referensi

Dokumen terkait

Audit Maternal Perinatal ( Bedah Kasus ) bersama Dokter Spesialis Kandungan.. Senam Hamil (Prenatal

Sedangkan untuk uji parsial atau secara sendiri-sendiri bahwa variabel jenjang pendidikan terakhir, skala usaha, lama usaha, dan latar belakang pendidikan hasilnya tidak

Polisi yang sudah mengendus tem- pat persembunyian tersangka di satu rumah kontrakan, Kampung Pereped- an, Kamal, Kalideres, Jakarta Barat, mendatangi tempat itu.. AKP

Sekolah masih fokus pada hasil daripada proses belajar dan lebih menekankan keceerdasan terkait dengan verbal dan matematika, sehingga aspek kecerdasan yang lain

Dari penelitian ini diharapkan agar pasien dengan pengobatan MDR-TB. dapat melakukan kontrol pengobatan secara berkesinambungan ke

Pemanfaatan limbah cair dan alat pemotong tahu tersebut dapat meningkatkan efisiensi biaya dan waktu dalam proses produksi tahu yang akhirnya dapat

Pengangkatan dan pemilihan personil untuk jabatan struktural pada Dinlopas Kota Yogyakarta merupakan wewenang Badan Kepegawaiaan Daerah (BKD). Tetapi untuk di luar jabatan struktural

komprehensif hasil analisis berbagai faktor sumber daya pendidikan sebagai bahan untuk melakukan inovasi sekolah. 5) Memberikan arahan, bantuan dan bimbingan kepada