• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Keluarga yang Diterima oleh Pasien dengan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Mangunsari Salatiga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORITIS - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dukungan Keluarga yang Diterima oleh Pasien dengan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Mangunsari Salatiga"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Dukungan keluarga

2.1.1 Pengertian dukungan keluarga

Dalam melangsungkan kehidupannya seseorang

memerlukan adanya dukungan yang berasal dari orang-orang di

lingkungan sekitarnya. Dukungan tersebut membantu seseorang

merasa diterima, dihargai, dan merasa nyaman. Dukungan ini

disebut sebaga dukungan sosial. Dukungan sosial adalah usaha

memberikan kenyamanan pada orang lain, merawat atau

menghargai orang lain (Sarafino, 2006). Kail dan Cavanaug

(2000) mengatakan bahwa dukungan sosial adalah sumber

informasional, emosional ataupun pendampingan yang diberikan

oleh orang-orang yang berada di sekitar individu, sehingga

dengan adanya dukungan ini individu mampu menghadapi setiap

permasalahan dan krisis yang terjadi dalam kehidupan

sehari-harinya.

Keluarga sebagai salah satu dalam konsep orang-orang

yang berada disekitar individu. Keluarga adalah sekumpulan

orang yang dihubungkan dengan perkawinan, adopsi, kelahiran

yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang

(2)

sosial dari tiap anggota keluarganya (Setiadi, 2008). Keluarga

adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala

keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal

disatu atap dalam keadaan saling bergantung (Depkes RI,

1988). Potter dan Perry (2005) mendefinisikan keluarga sebagai

dua atau lebih individu yang bekerja sama dengan ikatan saling

berbagi dan kedekatan emosi dan keluarga adalah unit yang

terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.

Berdasarkan pengertian keluarga, dapat disimpulkan

keluarga adalah lembaga pertama bagi kehidupan seseorang

tempat belajar tentang banyak hal dan menyatakan diri sebagai

makhluk sosial serta merupakan kelompok yang secara

langsung berhadapan dengan anggota keluarganya dan tinggal

dalam satu atap yang memiliki kedekatan emosional.

Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi

sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan berbeda

dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Dukungan

keluarga dapat berupa dukungan sosial internal, seperti

dukungan dari suami, istri atau dukungan dari saudara kandung

dan dapat juga berupa dukungan keluarga eksternal bagi

keluarga inti. Dukungan keluarga menurut Friedman (2010)

adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota

(3)

penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional.

Sedangkan menurut Kaplan dan Sadock (2006) dukungan

keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang

melindungi seseorang dari efek stress yang buruk.

Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan

interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan

terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa

ada yang memperhatikan, menghargai dan mencintai sehingga

ketika salah satu anggota keluarga menghadapi masalah dalam

kehidupannya seperti sakit, ia akan merasa ada seseorang yang

akan merawat, memperhatikannya dan merasa nyaman.

2.1.2 Bentuk dukungan keluarga

Menurut House dan Kahn dalam Friedman (2010), ada

empat bentuk dukungan keluarga yaitu:

1. Dukungan emosional

Dukungan emosional merupakan dukungan

yang diterima individu dari orang-orang di sekitarnya

dalam bentuk kasih sayang, penghargaan, perasaan

didengarkan, perhatian, dan kepercayaan yang

diperoleh individu dalam memecahkan masalah

pribadi. Kesediaan untuk mendengarkan keluhan

(4)

sarana pelampiasan emosi, mengurangi kecemasan,

membuat individu merasa nyaman, tentram,

diperhatikan, serta dicintai saat menghadapi stress

ataupun tekanan dalam hidupnya.

2. Dukungan informasi

Dukungan informasi merupakan dukungan

yang diterima individu dalam bentuk informasi,

nasehat, saran yang berguna untuk mempermudah

seseorang dalam menjalani hidupnya. Dukungan ini

membantu individu mengatasi masalahnya dengan

cara memperluas wawasan dan pemahaman individu

terhadap masalah yang dihadapi. Informasi tersebut

diperlukan untuk mengambil keputusan dan

memecahkan masalah.

3. Dukungan instrumental

Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan

jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dan

material berupa bantuan nyata (instrumental support

material support), suatu kondisi di mana benda atau

jasa akan membantu memecahkan masalah praktis,

termasuk di dalamnya bantuan langsung, seperti saat

seseorang memberi atau meminjamkan uang,

(5)

pesan, menyediakan transportasi, menjaga dan

merawat saat sakit ataupun mengalami depresi yang

dapat membantu memecahkan masalah.

4. Dukungan penilaian

Keluarga bertindak sebagai penengah dalam

pemecahan masalah dan juga sebagai fasilitator

dalam pemecahan masalah yang sedang dihadapi.

Dukungan dan perhatian dari keluarga merupakan

bentuk penghargaan positif yang diberikan kepada

individu. Dukungan penilain bisa juga berbentuk

penilaian yang positif, penguatan (pembenaran) untuk

melakukan sesuatu, umpan balik atau menunjukan

perbandingan sosial yang membukan wawasan

seseorang yang sedang dalam keadaan stress.

2.2 Tuberkulosis paru

2.2.1 pengertian tuberkulosis paru

Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang

disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis;

mycobacterium tuberculosis merupakan kelompok bakteri gram

positif aerob, berbentuk batang dengan ukuran panjang 1

sampai 4 mikron dan tebal 0,3-0,6 mikron. Sebagian besar

(6)

kuman lebih tahan terhadap asam dan tahan terhadap gangguan

kimia dan fisik. Oleh karena itu, disebut pula sebagai Bakteri

Tahan Asam (BTA). Sebagian besar (80%) bakteri tuberkulosis

menyerang paru-paru dan sebagian kecil mengenai organ tubuh

lainnya (Amin dan Azril, 2006). Penularan tuberkulosis yaitu

pasien tuberkulosis dengan BTA positif melalui percik renik

dahak yang dikeluarkannya. Tuberkulosis dengan BTA negatif

juga masih memiliki kemungkinan menularkan penyakit

tuberkulosis meskipun dengan tingkat penularan yang kecil

(Kemenkes RI, 2015). Sedangkan menurut Santa (2008)

tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksius yang

menyerang paru-paru yang secara khas ditandai oleh

pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan.

Penyakit tuberkulosis paru bersifat menahun dan dapat menular

dari penderita kepada orang lain dapat juga menyebabkan

kecacatan fisik dan sosial dan mempengaruhi kehidupan sosial

ekonomi penderita.

Sumber penularan tuberkulosis paru adalah penderita

tuberkulosis dengan BTA positif, pada waktu batuk atau bersin

menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan

dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di

udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Seseorang dapat

(7)

pernapasan. Setelah kuman tuberkulosis masuk kedalam tubuh

manusia melalui pernapasan, kuman tuberkulosis tersebut dapat

menyebar di paru atau bagian tubuh lainnya melalui sistem

peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas atau

penyebaran langsung kebagian-bagian tubuh lainnya (Depkes

RI, 2008).

Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh

banyaknya bakteri yang dikeluarkan dari paru-parunya. Makin

tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahak, makin banyak

resiko penularan penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan

dahak negatif (tidak terlihat kuman) maka penderita tersebut

dianggap tidak menular. Kemungkinan seseorang menderita

tuberkulosis ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara

dan lamanya menghirup udara tersebut (Depkes RI, 2009).

Penemuan kasus tuberkulosis paru dilakukan dengan

pemeriksaan yang sistematis, intensif dan berulang kali serta

berdasarkan pengertian pada perjalanan penyakit tuberkulosis

maka penderita tuberkulosis akan lebih mudah ditegakkan.

Penegakan diagnosis dapat dilakukan dengan menggunakan

berbagai pemeriksaan yaitu: gejala klinis, pemeriksaan fisik, tes

tuberkulin, radiology dan pemeriksaan sputum (Depkes, 2007).

Pengobatan tuberkulosis paru menggunakan obat anti

(8)

negara harus mempunyai pedoman dalam pengobatan

tuberkulosis paru yang disebut National Tuberculosis

Programme (Program Pemberantasan tuberkulosis). Prinsip

pengobatan tuberkulosis paru adalah menggunakan multidrugs

regimen. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya resistensi

basil tuberkulosis paru terhadap obat. Obat anti tuberkulosis

dibagi dalam dua golongan besar, yaitu obat lini pertama dan

obat lini kedua (PDPI, 2006).

Termasuk Obat lini pertama (utama) adalah isonoazid (H),

etambutol (E), pirazinamid (Z), rifampisin (R), sedangkan yang

termasuk obat lini kedua adalah etionamide, sikloserin, amikasin,

kanamisin kapreomisin, klofazimin dan lain-lain yang hanya

dipakai pada pasien HIV yang terinfeksi dan mengalami

multidrug resistant (MDR). Dosis yang dianjurkan oleh

International Union Against Tuberculosis (IUAT) adalah dosis

pemberian setiap hari dan dosis pemeberian intermitten.

Pengembangan pengobatan tuberkulosis paru yang efektif

merupakan hal yang penting untuk menyembuhkan pasien dan

menghindari MDR tuberkulosis. International Union Against

Tuberculosis and Lung Disease (IUALTD) dan WHO

menyarankan untuk mengganti panduan obat tunggal dengan

kombinasi dosis tetap yang terdiri dari fase intensif dengan fase

(9)

pada tahun 1998. Keuntungan kombinasi dosis tetap antara lain:

1. Penatalaksanaan sederhana dengan kesalahan pembuatan

resep minimal, 2. Peningkatan kepatuhan dan penerimaan

pasien dengan penurunan kesalahan pengobatan yang tidak

disengaja, 3. Meningkatkan kepatuhan tenaga kesehatan

terhadap penatalaksanaan yang benar dan standar, 4. Perbaikan

manajemen obat karena jenis obat lebih sedikit, 5. Menurunkan

risiko penyalahgunaan obat tunggal dan MDR akibat penurunan

penggunaan monoterapi.

Table 2.1 Pemberian obat dosis tetap

BB

Fase intensif Fase lanjut

2 bulan 4 bulan

Harian Harian 3x/minggu Hasian 3x/minggu

RHZE

(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006. Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia)

Penentuan dosis terapi kombinasi dosis tetap 4 obat

(10)

merupakan dosis yang efektif atau masih termasuk dalam batas

dosis terapi dan non toksik. Pada kasus yang mendapat obat

kombinasi dosis tetap tersebut, bila mengalami efek samping

serius harus dirujuk ke rumah sakit atau dokter spesialis paru

ataupun fasiliti yang mampu menanganinya.

2.2.2 Pengaruh dukungan keluarga dalam mendukung proses penyembuhan tuberkulosis paru

Pengobatan tuberkulosis paru yang memerlukan jangka

waktu yang panjang sekitar 6 sampai 9 bulan dan berbagai jenis

obat yang harus dikonsumsi dan jika mengalami kekambuhan,

maka dosis obat akan ditambah sehingga kepatuhan dalam

proses pengobatan perlu diperhatikan, maka diperlukan adanya

dukungan dari keluarga.

Menurut penelitian yang dilakukan Nurhidayah (2008)

mengatakan adanya hubungan peran keluarga dengan

kepatuhan mengkonsumsi obat anti tuberkulosis (OAT),

keterlibatan keluarga dalam mengawasi penderita selama proses

pengobatan memberikan efek positif terhadap kesembuhan.

Selain itu dukungan instrumental dari keluarga dalam hal

pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti menyediakan

(11)

dan membantu dalam menyelesaikan pekerjaan juga menjadi

salah satu pendukung dalam proses penyembuhan (Rahman,

2013). Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang

memepengaruhi kepatuhan untuk pengobatan tuberkulosis paru,

dimana keluarga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi

Gambar

Table 2.1 Pemberian obat dosis tetap

Referensi

Dokumen terkait

Dengan besarnya potensi pasar pengguna smartphone yang memiliki platform Android, tentu menjadi sebuah potensi dalam pengembangan mobile learning pada pembelajaran

15.Pada penyepuhan tembaga dengan perak, logam yang dipakai sebagai anode adalah

The proposed method of tree growth estimation is based height measurements on point clouds generated from UAV imagery. The achieved accuracy is about

menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara budaya organisasi dengan komitmen karyawan di PDAM Kota Malang karena p > 0,050.. Berarti dapat

Hasil penelitian menunjukkan dari 10 debitur yang dilakukan analisis, 8 debitur layak diberikan kredit dan 2 debitur tidak layak deberikan kredit karena penghasilan bersih

(1) Selama Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) belum ditetapkan, maka pada Undang-undang ini dilam-pirkan peta ilustratif dengan skala atau skala-

Kedua definisi ini hanya berlaku pada fungsi yang terdefinisi pada subset konveks � pada ruang linear bernorm dan akan dilihat hubungan antara fungsi konveks dan fungsi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah umpan balik tertulis secara tidak langsung dari guru dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa dalam