• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kontekstual Melalui Pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dalam Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V Semester I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Pembelajaran Kontekstual Melalui Pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dalam Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V Semester I "

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

48

Pada bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi PraSiklus/Kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi PraSiklus membahas mengenai kondisi awal siswa termasuk di dalamnya hasil belajar pembelajaran IPA sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Sama halnya dengan yang dijelaskan pada sub judul deskripsi siklus I, pada bagian deskripsi siklus II menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II.

4.1.1 Deskripsi PraSiklus

(2)
(3)

kurang efektif sehingga siswa merasa kesulitan dalam memahami materi pelajaran, siswa cenderung jenuh dan bosan di dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, konsentrasi siswa juga lebih mengarah pada aktivitas yang ada diluar kegiatan pembelajaran dan bukan kepada materi pelajaran yang tengah sampaikan oleh guru. Kondisi yang demikian berdampak pada perolehan hasil belajar mata pelajaran IPA yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70). Batas nilai KKM ≥ 70 merupakan KKM yang telah ditetapkan dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga.

Hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga sebelum pelaksanaan tindakan diperoleh dari data ulangan tengah semester mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga semester I tahun 2016/2017. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai pada kondisi awal atau sebelum dilakukannya tindakan dapat disajika dalam bentuk tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No Ketuntasan Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 6 33,33

2 Belum Tuntas < 70 12 66,67

Jumlah 18 100

Nilai Rata-rata 66,89

Nilai Tertnggi 92

Nilai Terendah 48

(4)

siswa yang telah mencapai KKM lebih kecil di bandingkan siswa yang belum berhasil mencapai KKM.

Berdasarkan hasil belajar yang masih rendah, dibuktikan dengan nilai ulangan mata pelajaran IPA semester I siswa kelas V SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga maka peneliti merasa perlu adanya perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang lain. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society (SETS), sebagai upaya meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA

melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

4.1.2 Deskripsi Siklus I

Pada sub unit deskripsi siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit dan tiga kali 35 menit.

4.1.2.1Tahap Perencanaan

Pada sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society meliputi penyusunan RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dan kedua, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit dan tiga kali, dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

(5)
(6)

mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan harapan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran 2) 2) Pertemuan Kedua

Perencanaan pembelajaran pada pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama, yang membedakan adalah materi yang dipelajari. Pada pertemuan kedua ini materi yang dipelajari mengenai macam-macam penyakit yang dapat menyerang alat pencernaan manusia. Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan tindakan, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society. Penyusunan RPP masih didiskusikan

dengan Bapak Jarwanto selaku guru kelas 5. Hal-hal yang didiskusikan diantaranya mengenai indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antara lain (1) mengidentifikasi macam-macam penyakit yang berhubungan dengan alat pencernaan, (2) mengidentifikasi penyebab penyakit yang berhubungan dengan alat pencernaan manusia, (3) mengidentifikasi cara merawat alat pencernaan pada manusia. Berdasarkan indikator yang telah disusun peneliti menyusun tujuan yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan kedua. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan kedua melalui kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society ialah: (1) dengan berdiskusi bersama siswa dapat menyebutkan

(7)

pembelajaran guna mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan dengan pendekatan Science, Environment, Technology, and Society. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa dan soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Selanjutnya peneliti mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)

4.1.2.2Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tindakan

Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan penelitian meliputi proses pembelajaran dan hasil tindakan siklus I. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut :

1) Proses Tindakan

Proses tindakan siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit dan tiga kali 35 menit. Rincian proses pelaksanaan tindakan sebagai berikut :

a. Pertemuan Pertama

(8)

pencernaan manusia, serta apa saja zat-zat yang dapat dihasilkan oleh masing-masing alat pencernaan dan kegunaannya dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang diawali dengan menggali pengetahuan siswa tentang materi dan menyusun gagasan-gagasan siswa serta mengkaitkan gagasan tentang materi yang telah disusun kedalam kehidupan sehari-hari. Setelah meminta siswa menyusun gagasan mereka masing-masing, guru menampilkan gambar-gambar organ alat pencernaan pada manusia yang telah ditempelkan pada karton di depan kelas. Siswa diberikan guntingan kertas yang berisi nama-nama organ pencernaan beserta fungsinya secara acak. Setiap siswa yang membawa kertas diminta menempelkan kertas yang telah dibawa kedalam kolom yang telah disediakan sesuai dengan gambar alat pencernaan, nama alat pencernaan dan fungsinya. Setelah selesai menempel guru membahas dan membenarkan satu per satu pekerjaan siswa.

Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok ada tiga kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 6 orang, guru memberikan lembar kerja kelompok dan materi, siswa diminta membaca materi dan mengidentifikasi alat pencernaan yang ada dalam materi dan zat-zat yang dihasilkan dari setiap alat pencernaan dan menuliskannya dalam lembar kerja kelompok, setiap perwakilan kelompok mendemonstrasikan hasil diskusi mereka didepan kelas. Pada kegiatan selanjutnya guru meluruskan konsep jika terjadi miskonsepsi dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama, lalu guru melakukan refleksi dan melakukan penilaian berupa pertanyaan-pertanyaan lisan dengan materi yang telah disampaikan.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu macam-macam penyakit yang dapat menyerang alat pencernaan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

(9)

dilakukan untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran apakah sudah sesuai dengan sintak SETS dan mengukur peningkatan aktivitas pembelajaran.

b. pertemuan Kedua

(10)

satu penyakit yang menyerang alat pencernaan dan penyebabnya serta pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terserang penyakit pada alat pencernaannya.

Selanjutnya guru menampilkan dan menjelaskan contoh poster himbauan yang telah dibuat sebelumnya kedepan kelas, setelah itu guru meminta siswa berkumpul dengan kelompok yang telah dibagi pada pertemuan sebelumnya, guru memberikan setiap kelompok satu lembar kertas A3, spidol, lem, dan satu contoh gambar, siswa diminta berdiskusi dengan kelompok masing-masing tentang poster apa yang dapat mereka buat dengan gambar yang telah diberikan dan membuat poster himbauan, setiap perwakilan kelompok mendemonstrasikan poster himbauan yang telah mereka buat didepan kelas dan pemanfaatannya dala kehidupan sehari-hari, selanjutnya siswa diminta menempel poster himbauan yang telah mereka buat diarea sekolah dan kelas. Pada kegiatan selanjutnya guru meluruskan konsep jika terjadi miskonsepsi dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama, lalu guru melakukan refleksi.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan pada siklus I dan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu macam-macam penyakit yang dapat menyerang alat pencernaan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

Selama pembelajaran berlangsung, guru pengajar atau peneliti diobservasi oleh teman sejawat. Observer mengisi lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa dengan menggunakan pendekatan SETS. Observasi dilakukan untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran apakah sudah sesuai dengan sintak SETS dan mengukur peningkatan aktivitas pembelajaran.

2) Hasil Belajar Siklus I

(11)

Kompetensi Dasar (KD) 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan disajikan pada tabel daftar nilai IPA. Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar IPA Siklus I

No Ketuntasan Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 16 88,89

2 Belum Tuntas < 70 2 11,11

Jumlah 18 100

Nilaia Rata-rata 77,78

Nilai Tertinggi 92

Nilai Terendah 64

Dari tabel 4.2 ketuntasan belajar kognitif siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 2 siswa atau 11,11% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 16 siswa dengan persentase 88,89% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut sudah menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil yang diperoleh tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 90%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus I dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society yaitu 92, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 64 yang semula pada kondisi awal hanya 48 (daftar nilai siswa terlampir).

Hasil Belajar Afektif

(12)

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Afektif IPA Siklus I

No Ketuntasan Belajar Nilai Frekuensi Jumlah Siswa Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 7 38,88

2 Belum Tuntas < 70 11 71,12

Jumlah 18 100

Nilaia Rata-rata 61,8

Nilai Tertinggi 83,3

Nilai Terendah 41,56

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas hasil belajar afektif sebanyak 7 siswa sedangkan yang masih dibawah KKM ada 11 siswa dengan nilai rata-rata 61,8 dan nilai terendah 41,56.

Hasil Belajar Psikomotor

Melalui rubrik penilaian ketrampilan didapat hasil belajar psikomotor berdasarkan kriteria ketuntasan minimal pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Psikomotor IPA Siklus I

No Ketuntasan Belajar Nilai Frekuensi Jumlah Siswa Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 6 33,33

2 Belum Tuntas < 70 12 66.67

Jumlah 18 100

Nilaia Rata-rata 66,67

Nilai Tertinggi 75

Nilai Terendah 56,25

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas hasil belajar psikomotor sebanyak 6 siswa sedangkan yang masih dibawah KKM ada 12 siswa dengan nilai rata-rata 66,67 dan nilai terendah 56,25

3) Hasil Observasi

(13)

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Kegiatan No

Item Aspek yang diamati

Keterangan

Pertemuan I Pertemuan II Ya Tidak Ya Tidak

Pra Pembelajaran

1 Mempersiapkan perlengkapan dan

media pembelajaran. √ √

2 Membuka pembelajaran: dengan

salam, doa, dan ucapan terimaasih. √ √ 3 Menanyakan presensi dan keadaan

siswa. √ √

4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √

Inisiasi

5

Melakukan inisiasi berupa apersepsi dan pertanyaan - pertanyaan yang memunculkan gagasan atau ide tentang materi. (Science)

√ √

6

Memberikan pertanyaan terbuka tentang materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. (Science) melengkapi keterangan pada gambar yang telah disediakan. (Science)

√ √

9 Meminta siswa membentuk sebuah

kelompok. (Society) √ √

10 Meminta siswa berdiskusi untuk

memahami materi. (Society) √ √

11 Meminta siswa menyampaikan

gagasan mengenai materi. (Society) √ √

12

Meminta siswa mendiskusikan teknologi apa yang dapat dibuat dan dimanfaatkan berdasarkan materi. (Society)

√ √

Aplikasi Konsep

13 Meminta setiap kelompok membuat

teknologi. (Technology) √ √

14

Meminta setiap kelompok mendemonstrasikan produk yang telah dihasilkan serta pemanfaatannya. (Society)

√ √

15 Menerapkannya dalam kehidupan

(14)

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan pada pertemuan pertama terdapat 16 aspek yang telah terlaksana dan ada 6 aspek yang belum terlaksana. Pada pertemuan kedua aspek yang diamati telah terlaksana yaitu 22 aspek. Secara keseluruhan jika pada siklus I semua aspek dirata-rata akan mendapati persentase 86,36%. Sedangkan untuk observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Pemantapan Konsep

16

Meminta siswa menganalisis fenomena lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi. (Environment)

√ √

17 Membimbing siswa menyimpulkan

materi yang dipelajari. (Science) √ √

18 Melakukan refleksi. √ √

Penilaian

19

Memberikan soal-soal evaluasi kepada siswa guna mengetahui keberhasilan dalam belajar

√ √

20

Memberikan angket guna mengetahui keaktivan dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran

√ √

Penutup

21 Memberikan tindak lanjut √ √

22 Menutup pelajaran dengan salam dan

doa. √ √

(15)

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Kegiatan No

Item Aspek yang diamati

Keterangan

Pertemuan I Pertemuan II Ya Tidak Ya Tidak

Pra Pembelajaran

1 Mempersiapkan perlengkapan dan

media pembelajaran. √ √

2 Membuka pembelajaran: dengan

salam, doa, dan ucapan terimaasih. √ √ 3 Menanyakan presensi dan keadaan

siswa. √ √

4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √

Inisiasi

5

Melakukan inisiasi berupa apersepsi dan pertanyaan - pertanyaan yang memunculkan gagasan atau ide tentang materi. (Science)

√ √

6

Memberikan pertanyaan terbuka tentang materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. (Science) melengkapi keterangan pada gambar yang telah disediakan. (Science)

√ √

9 Meminta siswa membentuk sebuah

kelompok. (Society) √ √

10 Meminta siswa berdiskusi untuk

memahami materi. (Society) √ √

11 Meminta siswa menyampaikan

gagasan mengenai materi. (Society) √ √

12

Meminta siswa mendiskusikan teknologi apa yang dapat dibuat dan dimanfaatkan berdasarkan materi. (Society)

√ √

Aplikasi Konsep

13 Meminta setiap kelompok membuat

teknologi. (Technology) √ √

14

Meminta setiap kelompok mendemonstrasikan produk yang telah dihasilkan serta pemanfaatannya. (Society)

(16)

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan pada pertemuan pertama hasil observasi aktivitas siswa terdapat 16 aspek yang telah terlaksana dan ada 6 aspek yang belum terlaksana. Pada pertemuan kedua aspek yang diamati telah terlaksana yaitu 22 aspek. Secara keseluruhan jika pada siklus I semua aspek dirata-rata akan mendapati persentase 86,36%.

4.1.2.3 Refleksi Siklus I

Berdasarkan hasil pembelajaran pada siklus I yang terdiri dari dua pertemuan yaitu pertemuan 1 dan pertemuan 2 diperoleh data berupa hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS). Kegiatan refleksi dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran dipertemuan selanjutnya. Kegiatan refleksi dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat untuk melakukan evaluasi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun kelemahan dan kelebihan pembelajaran siklus I sebagai berikut:

15 Menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. (Environment) √ √

Pemantapan Konsep

16

Meminta siswa menganalisis fenomena lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi. (Environment)

√ √

17 Membimbing siswa menyimpulkan

materi yang dipelajari. (Science) √ √

18 Melakukan refleksi. √ √

Penilaian

19

Memberikan soal-soal evaluasi kepada siswa guna mengetahui keberhasilan dalam belajar

√ √

20

Memberikan angket guna mengetahui keaktivan dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran

√ √

Penutup

21 Memberikan tindak lanjut √ √

22 Menutup pelajaran dengan salam dan

doa. √ √

(17)

Kelemahan:

Dari segi guru masih kurang memerhatikan siswa yang sedang berbicara sendiri, guru masih terfokus pada materi sehingga tidak memerhatikan siswa yang gaduh. Guru juga masih hanya berdiri di tempat guru pada awal pembelajaran, sehingga kurang terfokus pada siswa yang berada dibelakang. Dari segi siswa, masih terdapat beberapa siswa yang berbicara dan sibuk sendiri, sehingga ketika guru memberi pertanyaan secara lisan siswa belum bisa menjawab karena tidak memerhatikan materi yang disampaikan guru.

Kelebihan:

Guru telah melaksanakan pembelajaran dengan sintak SETS dengan baik, terlihat pada aspek yang terdapat pada lembar observasi meningkat. Kegiatan pembelajaran lebih menarik sehingga siswa lebih antusias dalam menyampaikan gagasan-gagasan mereka. Siswa juga dapat membuat teknologi sederhana yang diaplikasikan didalam lingkungan sekolah.

Adapun cara yang dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan yang telah dipaparkan adalah dengan guru lebih menguasai kelas dan lebih memerhatikan siswa ataupun menegur siswa yang berbicara sendiri agar siswa dapat terfokus pada materi yang disampaikan.guru lebih banyak memberi pertanyaan-pertanyaan secara lisan dan menggunakan media yang menarik agar siswa lebih antusias lagi dalam mengikuti pembelajaran.

4.1.3 Deskripsi Siklus II

Pada sub unit deskripsi siklus II ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit dan tiga kali 35 menit.

4.1.3.1Tahap Perencanaan

(18)

RPP dan segala sesuatu yang menujang pelaksanaan tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan termasuk perencanaan tes evaluasi yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dan kedua, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit dan tiga kali, dengan rincian sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

Kegiatan pembelajaran siklus II pada pertemuan pertama ini dilaksanakan pada minggu ketiga bulan November. Materi yang akan dibahas pada pertemuan pertama siklus II ini mengenai zat gizi yang diperlukan dalam tubuh. Sebelum melakukan tindakan pembelajaran siklus II pertemuan pertama peneliti menyiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung pembelajaran seperti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society dengan Kompetensi Dasar (KD) yang sama

(19)

contoh dari setiap vitamin dengan benar. Dilanjutkan dengan peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu tentang zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Kemudian peneliti mempersiapkan media pembelajaran yaitu peta konsep zat gizi, gambar contoh makanan untuk melengkapi peta konsep, tabel menjodohkan zat gizi dengan fungsinya, dan kertas berwarna kosong untuk menuliskan jadwal makan siswa. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar observasi aktivitas siswa. Selanjutnya peneliti mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran).

2) Pertemuan Kedua

(20)

memasak sayuran, siswa dapat menjelaskan cara memasak sayuran dengan benar, (2) melalui analisis materi secara mandiri guru tentang jenis-jenis penyakit, siswa dapat menyebutkan penyakit-penyakit yang disebabkan kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Setelah penyusunan tujuan kemudian dilanjutkan dengan peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat yaitu tentang makanan bergizi seimbang. Selanjutnya peneliti mempersiapkan media pembelajaran, media pembelajaran yang digunakan adalah kartu kosong yang telah dibentuk menjadi bentuk buah-buahan yang nantinya akan digunakan siswa untuk menuliskan motivasi, pohon buatan, pita, dan alat tulis. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, dan soal evaluasi. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 5 agar pembelajaran bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (Untuk lebih jelasnya lihat pada lampiran)

4.1.3.2Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tindakan

Sub tahap ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan penelitian meliputi proses tindakan dan hasil tindakan siklus II. Rincian pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut :

1) Proses Tindakan

Proses tindakan siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit dan tiga kali 35 menit. Rincian proses tindakan adalah sebagai berikut:

a. Pertemuan Pertama

(21)

kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan bertanya “apakah anak-anak pernah makan buah jeruk? Bagaimana rasanya?” lalu siswa menjawab dengan berbagai jawaban, guru mengambil satu jawaban bahwa jeruk merasa asam, selanjutnya guru melanjutkan pertanyaan “siapa yang tahu vitamin apa yang terkandung dalam jeruk?”. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu mengetahui makanan yang sehat untuk tubuh, penyakit yang akan disebabkan jika kita kekurangan zat gizi atau vitamin, dan cara mengolah makanan dengan baik dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan, dilanjutkan dengan kegiatan inti. Pada kegiatan inti guru memberikan pertanyaan terbuka “tadi diawal pembelajaran kita sudah membahas tentang vitamin, siapa yang tahu apa itu vitamin?”. Guru meminta siswa menyusun gagasan atau pendapat mereka masing-masing tentang apa itu vitamin. Selanjutnya guru menampilkan peta konsep tentang gizi seimbang, guru menjelaskan tentang salah satu dari zat gizi yaitu karbohidrat, siswa diminta menyampaikan gagasan mereka tentang zat gizi yang lain (protein, lemak, mineral, vitamin, dan air) lalu siswa diminta menempelkan contoh-contoh gambar makanan berdasarkan jenis zat gizinya pada peta konsep yang telah disediakan oleh guru.

(22)

sehari-hari. Selanjutnya guru meluruskan konsep jika terjadi miskonsepsi dan bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama siklus II

Pada kegiatan penutup guru memberikan refleksi kepada siswa dan mengonfirmasikan materi yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya, sebelum pulang guru memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan tentang materi yang telah dibahas secara lisan, guru menutup pembelajaran dengan salam.

b. Pertemuan Kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25 November 2016 pukul 09.00-10.45 WIB dengan peneliti sebagai guru pengajar serta guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Novia rekan sejawat peneliti. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan kedua ini diawali dengan mengucapkan salam, dilanjutkan dengan guru melakukan presensi. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru mengingatkan tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya dan meminta siswa untuk mempersiapkan buku catatan. Selanjutnya guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu pentingnya mengolah makanan dengan benar dan pentingnya zat gizi bagi kesehatan dengan Kompetensi Dasar (KD) 1.3 mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan.

(23)

dengan zat gizi. Guru menjelaskan cara mengolah makanan untuk memertahankan gizi yang ada dalam makanan tersebut.

Selanjutnya guru memberikan satu kartu motivasi kososng dan meminta siswa menuliskan motivasi mereka tentang bagaimana cara hidup sehat dan menerapkannya dalam diri mereka masing-masing. Guru meminta siswa membacakan masing-masing motivasi mereka kedepan kelas dan menggantungkannya di pohon buatan yang disebut dengan “pohon motivasi”. Lalu menaruhkan pohon motivasi tersebut didalam kelas. Pada kegiatan selanjutnya guru meluruskan konsep jika terjadi miskonsepsi dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama, lalu guru melakukan refleksi.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan soal evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan pada siklus II dan menyampaiakan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

2) Hasil Belajar Siklus II

(24)

Tabel 4.7

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siklus II

No Ketuntasan Belajar Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 18 100

2 Belum Tuntas < 70 0 0

Jumlah 18 100

Nilaia Rata-rata 88,89

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 75

Dari tabel 4.7 ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dijelaskan bahwa semua siswa sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) sebanyak 18 siswa dengan persentase 100% dari jumlah keseluruhan siswa. Hasil tersebut sudah menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar IPA, namun hasil yang diperoleh tersebut sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan peneliti sebesar 90%. Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus II dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society yaitu 100, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 75 yang semula pada siklus I hanya 48 (daftar nilai siswa terlampir).

Hasil Belajar Afektif

Melalui rubrik penilaian sikap didapat hasil belajar afektif berdasarkan kriteria ketuntasan minimal pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Afektif IPA Siklus II

No Ketuntasan Belajar Nilai Frekuensi Jumlah Siswa Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 18 100

2 Belum Tuntas < 70 0 0

Jumlah 18 100

Nilaia Rata-rata 81,7

Nilai Tertinggi 95,85

Nilai Terendah 75

(25)

Hasil Belajar Psikomotor

Melalui rubrik penilaian ketrampilan didapat hasil belajar psikomotor berdasarkan kriteria ketuntasan minimal pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Psikomotor IPA Siklus I

No Ketuntasan Belajar Nilai Frekuensi Jumlah Siswa Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 18 100

2 Belum Tuntas < 70 0 0

Jumlah 18 100

Nilaia Rata-rata 83,33

Nilai Tertinggi 75

Nilai Terendah 93,75

Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa seluruh siswa telah mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan nilai rata-rata 83,33 dan nilai terendah 75 (daftar nilai dapat dilihat pada lampiran 7)

3) Hasil Observasi

(26)

Tabel 4.10

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Kegiatan No

Item Aspek yang diamati

Keterangan

Pertemuan I Pertemuan II Ya Tidak Ya Tidak

Pra Pembelajaran

1 Mempersiapkan perlengkapan dan

media pembelajaran. √ √

2 Membuka pembelajaran: dengan

salam, doa, dan ucapan terimaasih. √ √ 3 Menanyakan presensi dan keadaan

siswa. √ √

4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √

Inisiasi

5

Melakukan inisiasi berupa apersepsi dan pertanyaan - pertanyaan yang memunculkan gagasan atau ide tentang materi. (Science)

√ √

6

Memberikan pertanyaan terbuka tentang materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. (Science) melengkapi keterangan pada gambar yang telah disediakan. (Science)

√ √

9 Meminta siswa membentuk sebuah

kelompok. (Society) √ √

10 Meminta siswa berdiskusi untuk

memahami materi. (Society) √ √

11 Meminta siswa menyampaikan

gagasan mengenai materi. (Society) √ √

12

Meminta siswa mendiskusikan teknologi apa yang dapat dibuat dan dimanfaatkan berdasarkan materi. (Society)

√ √

Aplikasi Konsep

13 Meminta setiap kelompok membuat

teknologi. (Technology) √ √

14

Meminta setiap kelompok mendemonstrasikan produk yang telah dihasilkan serta pemanfaatannya. (Society)

(27)

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan pada pertemuan pertama hasil observasi aktivitas guru terdapat 22 aspek yang telah terlaksana, itu menunjukan bahwa keseluruhan aspek telah terlaksana dengan baik. Pada pertemuan kedua aspek yang diamati telah terlaksana yaitu 22 aspek. Secara keseluruhan jika pada siklus II semua aspek dirata-rata akan mendapati persentase 100%. Sedangkan untuk observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 dan pertemuan 2 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

15 Menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. (Environment) √ √

Pemantapan Konsep

16

Meminta siswa menganalisis fenomena lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi. (Environment)

√ √

17 Membimbing siswa menyimpulkan

materi yang dipelajari. (Science) √ √

18 Melakukan refleksi. √ √

Penilaian

19

Memberikan soal-soal evaluasi kepada siswa guna mengetahui keberhasilan dalam belajar

√ √

20

Memberikan angket guna mengetahui keaktivan dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran

√ √

Penutup

21 Memberikan tindak lanjut √ √

22 Menutup pelajaran dengan salam dan

doa. √ √

(28)

Tabel 4.11

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Kegiatan No

Item Aspek yang diamati

Keterangan

Pertemuan I Pertemuan II Ya Tidak Ya Tidak

Pra Pembelajaran

1 Mempersiapkan perlengkapan dan

media pembelajaran. √ √

2 Membuka pembelajaran: dengan

salam, doa, dan ucapan terimaasih. √ √ 3 Menanyakan presensi dan keadaan

siswa. √ √

4 Menyampaikan tujuan pembelajaran √ √

Inisiasi

5

Melakukan inisiasi berupa apersepsi dan pertanyaan - pertanyaan yang memunculkan gagasan atau ide tentang materi. (Science)

√ √

6

Memberikan pertanyaan terbuka tentang materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. (Science) melengkapi keterangan pada gambar yang telah disediakan. (Science)

√ √

9 Meminta siswa membentuk sebuah

kelompok. (Society) √ √

10 Meminta siswa berdiskusi untuk

memahami materi. (Society) √ √

11 Meminta siswa menyampaikan

gagasan mengenai materi. (Society) √ √

12

Meminta siswa mendiskusikan teknologi apa yang dapat dibuat dan dimanfaatkan berdasarkan materi. (Society)

√ √

Aplikasi Konsep

13 Meminta setiap kelompok membuat

teknologi. (Technology) √ √

14

Meminta setiap kelompok mendemonstrasikan produk yang telah dihasilkan serta pemanfaatannya. (Society)

(29)

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukan pada pertemuan pertama hasil observasi aktivitas siswa terdapat 21 aspek yang telah terlaksana, sedangkan masih ada 1 aspek yang belum terlaksana. Pada pertemuan kedua aspek yang diamati telah terlaksana semua yaitu 22 aspek. Secara keseluruhan jika pada siklus II semua aspek dirata-rata akan mendapati persentase 97,72%.

4.1.3.3Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi untuk mengevaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran selama pelaksanaan tindakan siklus II. Diskusi ini dilakukan oleh peneliti dan observer serta peneliti dengan dosen pembimbing. Pada pelaksanaan tindakan siklus II peneliti telah melakukan berbagai upaya perbaikan tindakan yang telah direncanakan disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I.

Dari refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa peneliti dalam hal ini sebagai guru pengajar sudah dapat menerapkan pembelajaran menggunakan

15 Menerapkannya dalam kehidupan

sehari-hari. (Environment) √ √

Pemantapan Konsep

16

Meminta siswa menganalisis fenomena lingkungan sekitar yang berhubungan dengan materi. (Environment)

√ √

17 Membimbing siswa menyimpulkan

materi yang dipelajari. (Science) √ √

18 Melakukan refleksi. √ √

Penilaian

19

Memberikan soal-soal evaluasi kepada siswa guna mengetahui keberhasilan dalam belajar

√ √

20

Memberikan angket guna mengetahui keaktivan dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran

√ √

Penutup

21 Memberikan tindak lanjut √ √

22 Menutup pelajaran dengan salam dan

doa. √ √

(30)

pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society dengan sangat baik, hal tersebut juga berdampak kepada siswa. Bagi siswa sendiri belajar menggunakan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society menjadikan materi yang dipelajari lebih mudah dipahami dan suasana yang

terbentuk di dalam kelas menjadi menyenangkan. Kegiatan pengaplikasian materi kedalam kegiatan atau kedalam lingkungan membuat siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran dan lebih aktif.

Berdasarkan hasil refleksi siklus II menunjukan ketercapaian keberhasilan. Aktivitas guru mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 13,64% sedangkan aktivitas siswa meningkat dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 11,37%. Serta hasil belajar siswa pada siklus II meningkat menjadi 100%. Dengan demikian indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti sudah tercapai. Sehingga tindakan perbaikan aktivitas dan hasil belajar dapat diakhiri pada siklus II.

4.2 Analisis Komparatif

Pada sub judul analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang perbandingan hasil belajar, ketuntasan belajar dan aktivitas belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan hasil belajar, ketuntasan belajar dan aktivitas belajar IPA yang diperoleh siswa kondisi awal atau sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada pra siklus, siklus I dan siklus II. Penigkatan ketuntasan belajar IPA ditunjukkan pada tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12

Perbandingan Ketuntasan Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan

Belajar Nilai

Siklus I Siklus II

Jumlah Persentase

(%) Jumlah

Persentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 16 88,89 18 100

2 Belum

Tuntas

< 70 2 11,11 0 0

Jumlah 18 100 18 100

(31)

Berdasarkan tabel 4.8 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Pada pelaksanaan tindakan siklus I terlihat peningkatan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa dengan persentase siswa tuntas 88,89%, sementara 2 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM dengan persentase 11,11%, pada siklus I rata-rata hasil belajar IPA 77,78 dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa secara klasikal nilai rata-rata siswa belum tercapai, ketuntasan belajar siswa belum mampu mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditentukan sehingga masih diperlukan pperbaikan pada siklus II. Kemudian tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar ketuntasan belajar IPA siswa bisa mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu sejumlah 90% dari total keseluruhan siswa. Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM ≥ 70 yaitu sebanyak 18 siswa dengan besar persentase 100%, nilai rata-rata hasil belajar IPA siklus II mencapai 88,89. Dari hasil belajar IPA dan ketuntasan belajar siswa siklus II tersebut dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian menggunakan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society yang telah ditentukan oleh peneliti sudah tercapai (ketuntasan belajar siswa ≥ 90%). Dengan peningkatan hasil belajar sebesar 0,14 didapat dari rata-rata nilai siklus II dikurangi rata-rata nilai siklus I dibagi rata-rata siklus I.

Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society, hasil belajar mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan

(32)

Tabel 4.13

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siklus I, dan Silkus II

Hasil Tindakan Siklus I Siklus II

Rata-rata Hasil Belajar

IPA 77,78 88,89

Berdassarkan tabel 4.13 tentang perbandingan rata-rata hasil belajar, diketahui pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 77,78. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, hasil yang diperoleh sudah memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu minimal rata-rata 75 nilai dari KKM ≥ 70, namun masih diupayakan perbaikan agar hasil perolehan rata-rata hasil belajar semakin meningkat. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa hasil belajar IPA semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa 88,89. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti minimal rata-rat 75 nilai dari KKM ≥ 70.

Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan dengan menerapkan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society, aktivitas belajar mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik

(33)

Tabel 4.14

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan Belajar

Siklus I Siklus II

Rata-rata Ya

Persentase (%)

Rata-rata Ya

Persentase (%)

1 Aktivitas Guru 19 86,36 22 100

(34)

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian dilaksanakan masih terlihat adanya kesenjangan karakteristik IPA dengan kondisi yang terjadi dilapangan. Terlihat pada rasa keingintahuan siswa yang masih kurang, serta keterbatasan teknologi membuat siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga. Diketahui bahwa jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 70 hanya 6 siswa atau 33,33% dari jumlah keseluruhan siswa, sedangkan yang belum mencapai KKM ada 12 siswa atau 66,67% dari jumlah keseluruhan siswa. Berdasarkan kondisi yang demikian maka peneliti merasa diperlukan adanya tindakan perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SD Negeri Kalicacing 02 Salatiga dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Science, Environment, Technology, and Society.

Dengan menggunakan pendekatan Science, Environment, Technology, and Society terlihat adanya peningkatan aktivitas belajar dari siklus I ke siklus II. Dapat

dilihat dari hasil lembar observasi pada aktivitas guru mengalami peningkatan sebesar 13,64% dari siklus I ke siklus II sedangkan aktivitas siswa mengalami peningkatan sebesar 11,36% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan aktivitas belajar dengan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society dapat meningkatkan hasil belajar siswa

.

Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan dengan menerapkan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society, hasil belajar mata pelajaran IPA yang diperoleh siswa semakin baik dan mencapai rata-rata KKM ≥ 70 yang telah ditentukan. Kondisi yang demikian terbukti dari perolehan nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II.

(35)

pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA, tetapi hasil yang diperoleh tersebut masih berada di bawah indikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh peneliti yaitu 90% siswa tuntas dari total keseluruhan siswa, maka dari itu masih diperlukannya upaya perbaikan pada siklus II. Setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II, diketahui bahwa hasil belajar IPA semakin menunjukkan peningkatan yang signifikan, nilai rata-rata hasil belajar IPA yang diperoleh siswa 88,89 dengan pencapaian ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 100%. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti sebesar 90% siswa tuntas. Pada pelaksanaan tindakan siklus II semua siswa sudah berhasil mencapai KKM 70.

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II terlihat rata-rata kemampuan siswa di dalam proses maupun hasil tindakan pembelajaran semakin baik dan selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siswa lebih antusias dan aktif mengikuti setiap proses pembelajaran, lebih berani di dalam menyampaikan gagasan dan melakukan kegiatan tanya jawab bersama guru, dengan penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa, aktivitas pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru melainkan siswa juga ikut terlibat dalam proses pembelajarannya. Penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society memberikan banyak hal yang positif bagi siswa salah satunya dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPA. Selain itu pendekatan Science, Environment, Technology, and Society membuat siswa dapat belajar mengenai

(36)

kelompok yang masuk dalam aspek sosial. Interaksi yang muncul antara siswa dengan siswa dan kerjasama yang terjalin dalam kegiatan diskusi membentuk situasi belajar yang kondusif. Siswa sangat antusias bekerja sama untuk merekonstruksi gagasan awal. Selain itu guru juga membentuk pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih ilmiah. Dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II dengan menerapkan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA khususnya pada pokok bahasan fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya dengan makanan dan kesehatan sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar IPA yang diperoleh siswa. Dalam penelitian ini peneliti mengatasi kelemahan pendekatan pembelajaran SETS yang di jabarkan oleh Achmad Binadja (1999) sebelumnya yaitu dengan memadukan pendekatan Science, Environment, Technology, and Society dengan metode pembelajaran yang lain untuk mengatasi keterbatasan waktu karena dilihat dari kelemahan SETS sendiri membutuhkan waktu yang lama untuk penerapannya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Heru, Rukhoyah, Indah, dan Zulaika yang melakukan penelitian dengan penerapan pendekatan pembelajaran yang sama yaitu pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) karena dengan penelitiannya terbukti bahwa terdapat peningkatan aktivitas atau hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Perbedaan penelitian yang dilakukan antara peneliti sebelumnya dengan penelitian ini adalah penelitian ini meneliti kedua variabel terikat atau variabel Y yaitu aktivitas belajar dan hasil belajar. Dalam penelitian ini meningkatkan hasl belajar melalui peningkatan aktivitas belajar, sehingga jika aktivitas belajar meningkat akan diikuti dengan hasil belajar yang meningkat.

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat dibuktikan bahwa pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dapat meningkatkan

(37)

1. Implikasi Teoritis

Setelah membandingkan pendekatam Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dengan penelitian sebelumnya adalah sejalan dan saling melengkapi. Penerapan pembelajaran kontekstual melalui pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) disesuaikan dengan standar proses.

Meskipun penerapan pendekatan SETS mengalami perubahan akan tetapi tetap disesuaikan dengan karakteristik siswa, sehingga dapat meningkatkan pemahaman, pengalaman, dan menambah ilmu pengetahuan serta siswa mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

2. Implikasi Praktis

Pembelajaran dengan pendekatan Science, Environment, Technology, and Society (SETS) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Siswa yang

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Kondisi Awal
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar IPA Siklus I
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Afektif IPA Siklus I
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di pojok timur Jaut Pulau Jawa, terdapat sebtiah pulau yq.ng dipisahkan oleh sebuah selat, ptilau tersebut bernama Pulau Madura. Pulau yang juga dikenal dengan nama

Melakukan wawancara orang-orang untuk memperoleh data yang pasti mengenai kondisi umbul sebagai dasar dalam perancangan city branding dan mengenai perkembangan pariwisata

Menurut O’Brien (2002, p.130), CRM menggunakan teknologi informasi untuk menciptakan cross-functional enterprise system yang mengintegrasikan dan mengotomatisasi proses

Potensi Wisata Kota Batu Wisata Alam Cangar - Lokasi: Berada di Dusun Cangar, Desa Sumber Brantas (Masuk Kawasan Tahura R. Suryo) - Daya tarik: Sumber air panas dan dipercaya

KURIKULUM STANDARD SEKOLAH RENDAH PENDIDIKAN KHAS (MASALAH PEMBELAJARAN).. DOKUMEN STANDARD KURIKULUM

Domain Public memiliki wilayah yang Sangay luas dibandingkan dengan sector swasta. Oleh sebab itu dari sudut pandang Ilmu Ekonomi, sector Publio dapat difahami sebagai entitas

Topik / subtopik yang berkaitan dengan keadaan / situasi / fenomena / senario yang terdapat dalam gambar di atas ( Sila nyatakan dengan tepat dengan merujuk.. Sukatan Pelajaran

Tujuan kajian ini ialah untuk mengukur tahap kompetensi pengetua dan guru besar dalam pengurusan teknologi instruksional menggunakan Technology Standards for School