• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eufemisme Dalam Pesan Politik | M.Pd | GERAM (Gerakan Aktif Menulis)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Eufemisme Dalam Pesan Politik | M.Pd | GERAM (Gerakan Aktif Menulis)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

EUFEMISME DALAM PESAN POLITIK Oleh: HERMALIZA, M.Pd.

This research is motivated by the use of eupemisms in the mass media with the goal of which is negative. Basically the use of eupemisms positive aims for smooth communication, but the opposite happens. The words were originally perceived taboo or inappropriate pronounced to be easy to pronounce, forming a smooth communication and polite. In politics eupemisms used to convey political messages, usually aimed at the use of influence, inform, and persuade the reader. In this study described the use of eupemisms in political messages on the editorial covers from and function of eupemisms in political massages in newspaper editorial Riau Pos.

Keywords: euphemism, political message, form, function

PENDAHULUAN

Ditinjau dari segi bahasa, komunikasi dibagi menjadi dua yaitu komunikasi lisan dan komunikasi tulis. Menurut Keraf (1993:12) bahasa dalam pengertian sehari-hari adalah bahasa lisan, sedangkan bahasa tulis merupakan pencerminan kembali dari bahasa lisan itu dalam bentuk simbol-simbol tertulis. Komunikasi lisan dapat disampaikan melalui sarana media massa elektronik, sedangkan komunikasi tulis penyampaiannya melalui sarana media massa cetak. Media massa cetak (pers) merupakan salah satu sarana penyampaian informasi yang efektif dan mampu menjangkau cukup banyak pembaca di semua lapisan masyarakat. Dengan kata lain, media massa sesungguhnya berada di tengah realitas sosial yang sarat dengan berbagai kepentingan, konflik, dan fakta yang komplek dan beragam.

Pemakaian bahasa dalam berbagai bidang, terutama politik cenderung membelenggu dan menjajah masyarakat dengan jalan mengaburkan makna semantiknya. Umpanya Bahasa Indonesia tampil dihalus-haluskan, bahkan dikabur-kaburkan maknanya guna menyembunyikan perilaku dan tindakan penguasa. Tokoh politik mempertahankan kepentingannya dengan memunculkan citra positif dan

menyembunyikan kenyataan yang sebenarnya dengan cara menciptakan beragam eufemisme. Hal ini sesuai dengan pendapat Orwell (dalam Thomas dan Wareing, 2006: 63) bahasa politik sebagian besar terdiri dari eufemisme, pendapat-pendapat yang patut dipertanyakan dan ungkapan-ungkapan yang tidak jelas. Bahasa politik dirancang untuk membuat dusta kedengarannya benar dan membuat pembunuhan kedengarannya benar dan membuat omong kosong kedengaran meyakinkan.

(2)

makna. Hal ini berarti bahwa sistem setiap bahasa harus dijelaskan melalui teori fungsional. Secara umum Malinowski (dalam Atmazaki, 2006: 12) mengatakan fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk menghubungkan, memengaruhi pikiran, memperkuat hubungan, memeroleh informasi, mengekspresikan emosi, dan mengujarkan itu sendiri.

Pada dasarnya penggunaan eufemisme bersifat positif agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Dalam hal ini eufemisme jelas bermanfaat memuluskan komunikasi antara lain menjaga perasaan, menunjukkan kesopanan, memberikan penghormatan dan penghargaan, dst. Begitu pula hal-hal yang dianggap kotor atau tidak enak dikatakan bisa dibicarakan dengan mudah dan enak. Akan tetapi, pada saat ini penggunaan eufemisme cenderung dipakai untuk menjaga perasaan dan kepentingan pribadi maupun kelompok. Eufemisme seolah-olah menjadi andalan untuk melindungi diri. Contohnya penggunaan eufemisme rawan pangan dan daerah tertinggal yang pada dasarnya mengaburkan permasalahan dan fakta dari kelaparan dan daerah miskin. Berdasarkan contoh tersebut tampak pemakaian eufemisme bertujuan melindungi diri, pihak-pihak yang bertanggung jawab menjadi aman dan berteduh di balik eufemisme.

Melalui eufemisme yang digunakan oleh pejabat resmi pemerintah, penguasa berhasil memainkan simulasi realitas untuk menyembunyikan realitas yang sesungguhnya dan merekayasa realitas sedemikian rupa sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara realitas yang asli dan yang bukan. Misalnya, eufemisme mengundurkan diri, yang dipakai saat Sri Mulyani Indrawati pergi meninggalkan jabatannya. Mengundurkan diri, istilah yang dipakai dengan gaya bahasa eufemisme (penghalusan) yang digunakan sebagai

pengganti ungkapan yang dirasakan kasar. Sri Mulyani Indrawati tidak dicopot melainkan mengundurkan diri karena mendapat jabatan di Bank Dunia. Dalam konteks ini, frasa Sri Mulyani mengundurkan diri yang diekspose ke publik tentu saja sangat politis. Mengundurkan diri berarti mundur dari jabatan dengan cara baik-baik, bukan dicopot. Artinya, lepasnya jabatan Menkeu yang disandang Sri Mulyani adalah karena

keinginan pribadi.

(http://eufemisme/2010/tumbal/politikdunia-bahasa)

Rahardi (2003: 34) mengemukakan bahwa bahasa Indonesia telah dieksplotasi sedemikian rupa demi tujuan politik dan kekuasaan. Pemakaian tersebut tampak dominan sekali dalam fakta akronimisasi dan bentuk eufemisme terhadap istilah-istilah politik yang berlebihan. Eufemisme juga terbukti telah dipakai dalam pesan-pesan politik sehingga dapat menyiratkan bahwa sesungguhnya masyarakat kita takut dengan fakta sosial budayanya sendiri. Pemakaian eufemisme semacam itu sebenarnya telah jauh dari sekedar kesantunan linguistik, akan tetapi sudah sarat dengan aneka muatan politis.

(3)

tersebut sebenarnya kita tidak terlepas dari masalah politik (Tomas dan Wareing, 2006: 52).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analysis). Menurut Krippendorff (1991:15) analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicable) dan sahih data dengan memperhatikan konteksnya. Analisis isi (content analysis) merupakan penelitian yang bersifat pembahasan yang mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Penggunaan metode analisis isi (content analysis) ini karena penelitian yang dilaksanakan bukan sekedar memaparkan data sesuai realita atau temuan saja, tetapi juga melihat data berdasarkan gejala simboliknya seperti konteks. Dengan menggunakan metode ini peneliti dapat menggambarkan penggunaan eufemisme secara eksplisit dengan menghubungkan data dengan konteksnya dalam pesan politik tajuk rencana surat kabar Riau Pos. Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis melakukan dengan cara mengumpulkan data yang bersifat dokumentasi. Data yang diperoleh adalah data yang berhubungan dengan eufemisme dalam surat kabar. Analisis data penelitian ini meliputi tahap-tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ungkapan-ungkapan eufemisme yang sering dimunculkan memang dengan maksud dan tujuan tertentu seperti mempengaruhi, memberitahu, serta meyakinkan. Penggunaan eufemisme bisa jadi untuk menutupi situasi buruk dan tidak menyenangkan. Eufemisme bahkan digunakan untuk megungkapkan fakta yang ada dengan cara yang halus. Bentuk-bentuk eufemisme yang digunakan berbeda, seperti

menggunakan metafora, kiasan, bahkan dihiperbolakan. Bentuk eufemisme dikemukakan Allan dan Burridge (1991: 14):

1. Ekspresi Figuratif (Figurative Expressions)

Ekspresi Figuratif yaitu suatu bentuk yang menghaluskan kata dengan cara melambangkan serta mengiaskan sesuatu dengan yang lainnya.

(1) Bukannya kukuh pada prinsip kehati-hatian yang menjadi hal mendasar perbankan, pemilik dan jajaran pengelola bank tersebut malah menjalankan operasi banknya seperti money game. (Riau Pos, 29 Januari 2010)

(2) Kita semua tentu tidak ingin panggung Pansus itu hanya sebagai panggung sandiwara

(Riau Pos, 11 Februari 2010)

(3) Meski sudah disahkan DPR sejak sekitar enam tahun lalu, hingga sekarang undang-undang itu masih mandul.(Riau Pos, 25 Maret 2010) (4) Tekanan demi tekanan telah

membuat KPK kehilangan taring. (Riau Pos, 11 Juni 2010)

(4)

dari berpenghasilan tetap (deposito) terproteksi ke produk-produk lain. Bahkan ada dana nasabah besar yang berpindah dengan alasan dipinjam. Pemanfaatan eufemisme eperti money game mengarah pada kasus-kasus tersebut.

Bentuk eufemisme (2) panggung sandiwara merupakan kiasan untuk pansus yang dibentuk oleh DPR agar tidak menjadi suatu ajang kebohongan atau kepura-puraan saja. Berkaitan dengan kasus Bank Century pemerintah akhirnya membentuk Pansus angket DPR, pembentukan pansus tersebut diharap dapat menyelesaikan kasus yang terjadi. Pemanfaatan eufemisme panggung sandiwara untuk menyampaikan pesan politik tertuju kepaa wakil rakyat DPR agar bias menjadi teladan bagi rakyat yang diwakili, hal lainnya yang terkandung pada eufemisme tersebut adalah harapan semoga panggung pansus tidak menjadi panggung kebohongan belaka.

Bentuk eufemisme (3) dan (4) tersirat pesan politik menandakan adanya pengiasan tersirat pesan politik menandakan adanya pengiasan antara undang-undang dan penerapannya. Untuk mengiaskan bahwa undang-undang tidak berlaku atau tidak berkembang maka digunakan eufemisme mandul. Undang-undang yang dimaksud adalah undang-undang sistem penjaminan social nasional (SJSN) yang belum maksimal penerapannya di Indonesia yang terdapat pada eufemisme mandul. Dalam wacana tersebut juga terdapat perbandingan dengan RUU reformasi jaminan kesehatan (RJK) di Amerika SErikat yang merupakan salah satu misi penting dari Barack Obama. Bentuk eufemisme pada frasa KPK kehilangan taring melambangkan bahwa KPK telah kehilangan keberanian atau kewibawaan dalam menuntaas kasus korupsi. Hal tersebut dilambangkan dengan katataring.

2. Flipansi(flippancy)

Flipansi adalahpenghalusan kata yang maknanya di luar pernyataan yang ada. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut:

(5) Bisa ditebak, karena Demokrat disinyalir punya peran dalam kasus ini,…

(Riau Pos, 9 Januari 2010)

(6) Menurut Pengakuan Edo mereka mendapat pesanan untuk mengawasi target bukan untuk melenyapkan target. (Riau Pos, 12 Januari 2010) (7) ..., ternyata di mata Wapres Jusuf

Kalla waktu itu adalah hanya dramatisir saja. (Riau Pos, 19 Januari 2010)

(8) …, republik ini masih jalan di tempat dalam membedakan mana kehendak rakyat dan mana kehendak penguasa. (Riau Pos, 4 Maret 2010)

(9) Wajar jika mereka ingin juga Susno mencicipi dinginnya jeruji besi. (Riau Pos, 10 Mei 2010)

Pada kutipan (6) dalam kalimat di atas ditemukan eufemisme dalam bentuk frase punya peran, eufemisme punya peran mengandung makna di luar frase tersebut. Arti sesungguhnya adalah keterlibatan, untuk memperhalus hal tersebut maka digunakan frase punya peran. Dalam teks wacana tersebut Partai DEmokrat dituduh sebagai pelaku dalam kasus Bank Century.

(5)

digunakan. Pada kutipan (8) dalam kalimat di atas ditemukan eufemisme dalam bentuk frase masih jalan di tempat, bentuk eufemisme tersebut mengandung makna lain dari makna yang sesungguhnya. Kata jalan di tempat dalam arti yang sesungguhnya adalah suatu keadaan yang tidak ada perkembangan atau kemajuan, sedangkan yang dimaksud dalam kalimat tersebut adalah lambat dalam pelaksanaan sesuatu. Pada kutipan (12) dalam kalimat di atas ditemukan eufemisme dalam bentuk frase mencicipi dinginnya jeruji besi, Bentuk eufemisme di atas mengandung makna penjara atau bui. Hal tersebut dengan kiasan dalam bentuk frase mencicipi dinginnya jeruji besi.

3. Sirkumlokusi(circumlocution)

Sirkumlokusi adalah penggunaan beberapa kata yang lebih panjang dan bersifat tidak langsung.

(10) Ruhut, pengacara dan pemain sinetron, selama ini diindikasikan sebagai orang yang disusupkan untuk menumpulkan kerja Pansus. (Riau Pos, 9 Januari 2010)

(11) Perseteruan kekuatan kepentingan politik partai-partai besar selalu menemukan jalan buntu. (Riau Pos, 4 Maret 2010)

(12) Pasalnya, wakil-wakil rakyat di Senayan sering terombang ambing kehilangan arah. (Riau Pos, 4 Maret 2010)

(13) Mega, panggilan akrab Megawati justru mengkondisikan posisi yang tak tergantikan di pucuk pimpinan partai. (Riau Pos, 8 April 2010) (14) Tidak sedikit koruptor yang

dimanjakan oleh hakim dengan putusan bebas atau putusan yang sangat ringan. (Riau Pos, 12 April 2010)

(15) Sebab, kejahatan yang dilakukan lingkaran orang dalam itu sudah diatur sedemikian rapi sehingga sulit dideteksi orang luar. (Riau Pos, 10 April 2010)

Dalam kutipan (10) di atas, ditemukan eufemisme dalam bentuk frase yaitu orang yang disusupkan, eufemisme tersebut mengandung makna keberadaan Ruhut di DPR karena didukung oleh pihak-pihak yang ingin menganggu kerja Pansus. Maka digunakan istilah orang yang disusup. Pada (11) ditemukan eufemisme dalam bentuk frase menemukan jalan buntu, frase menemukan jalan buntu digunakan sebagai pengganti kata tidak ada hasil. Tidak ada hasil berarti suatu perbuatan yang tidak memberikan dampak atau jalan keluar. Jadi, agar lebih eufemis (halus) lagi maka digunakan frasemenemukan jalan buntu.

(6)

di atas ditemukan dalam bentuk frase yaitu diatur sedemikian rapi, eufemisme tersebut digunakan dalam bentuk yang lebih panjang dan bersifat tidak langsung, frase diatur sedemikian rapi berarti menutupi sesuatu. Sesuai dengan konteksnya, yang ditutupi adalah kasus korupsi yang terjadi di institusi pajak.

4. Satu Kata untuk Menggantikan Satu Kata yang Lain

Satu kata untuk menggantikan satu kata yang lain maksudnya penggunaan satu kata dapat menggantikan posisi kata yang lain.

(16) Masa lalu, tidak sedikit tokoh-tokoh atau ulama terkenal dijebloskan ke bui karena mengungkapkan suatu kebenaran. (Riau Pos, 14 Mei 2010)

(17) Dalam UU Pemilu Thailand, melarang partai politik menerima sumbangan lebih dari 309.310 dolar AS (Rp2,79 miliar) pertahun, baik dari individu maupun perusahaan. (Riau Pos, 14 April 2010)

(18) … dalam penanganan kasus yang melibatkan mantan ketua KPK tersebut. (Riau Pos, 12 Februari 2010)

(19) … dan 121 rekannya di Direktoral keberatan dan banding segera dimutasi. (Riau Pos, 10 April 2010)

(20) Setelah Sri Mulyani Indrawati lengser, perusahaan Grup Bakrie yang listing di pasar modal mendadak menggeliat. (Riau Pos, 28 Mei 2010)

(21) Selain itu, sepuluh atasan Gayus dinonaktifkan…(Riau Pos, 10 April 2010)

Pada kalimat (16) ditemukan ditemukan eufemisme dalam bentuk kata yaitu bui, kata bui tersebut menggantikan kata penjara, sel, rumah tahanan, dan lembaga pemasyarakatan. Jadi, penggunaan katabuidalam kalimat di atas menggantikan kata lain yang bernilai rasa lebih rendah. Pada kutipan (17) terdapat eufemisme dalam bentuk frase menerima sumbangan, frase digunakan untuk mengganti kata menerima suap atau sogok. Kutipan (18) di atas, ditemukan eufemisme dalam bentuk kata yaitu mantan yang menggantikan kata bekas. Kata mantan dianggap lebih halus dibandingkan dengan bekas. Jadi, penggunaan kata mantan dianggap dapat menggantikan kata bekas. Pada kutipan (19) dalam kalimat di atas, ditemukan eufemisme dalam bentuk kata yaitu dimutasi, kata dimutasi dalam kutipan (19) di atas menggantikan kata dipindahkan. Dalam kutipan (20) di atas, terdapat eufemisme dalam bentuk kata yaitu lengser, kata lengser menggantikan frase turun dari jabatan. Agar penggunaannya lebih halus maka kata lengser dianggap lebih tepat. Bentuk eufemisme pada kutipan (21) yaitu berupa kata dinonaktifkan, kata dinonaktifkan dalam kutipan (21) digunakan untuk menggantikan kata dipecat. Agar terdengar lebih halus maka dipilih kata dinonaktifkan.

1. Fungsi Eufemisme dalam Pesan Politik Tajuk Rencana Surat KabarRiau Pos

Fungsi eufemisme yang digunakan dalam penelitian ini merujuk kepada pendapat Allan yaitu fungsi eufemisme terbagi empat bagian yaitu (a) sapaan dan penamaan, (b) menghindari tabu, (c) menyatakan cara eufemisme digunakan, (d) menyatakan situasi.

(7)

Yaitu eufemisme yang berfungsi hanya sebagai sapaan dan penamaan terhadap sesuatu atau objek yang dituju.

(1) Jika pihak-pihak terkait yang disentil dalam buku ini justru memberi respon negatif, merasa kebakaran jenggot… (Riau Pos, 5 Januari 2010)

(2) Ruhut, pengacara dan pemain sinetron, selama ini diindikasikan sebagai orang yang disusupkan untuk menumpulkan kerja Pansus. (Riau Pos, 9 Januari 2010)

(3) … dalam penanganan kasus yang melibatkan mantan ketua KPK tersebut. (Riau Pos, 12 Februari 2010)

Dari kutipan (1), terlihat adanya fungsi penamaan dan sapaan seperti tampak pada frase pihak-pihak terkait yang disentil yang ditujukan untuk kepada pihak-pihak yang disinggung. Dalam kalimat tersebut yang dimaksud adalah penamaan terhadap Presiden SBY yang dibicarakan dalam buku tersengat Gurita. Jadi, penggunaan eufemisme pihak-pihak terkait yang disentil merupakan sapaan dan penamaan terhadap objek pembicaraan yang dimaksud. Eufemisme dalam kutipan (2) yaitu frase orang yang disusupkan berfungsi sebagai sapaaan, yaitu terhadap Ruhut Sitompul. Hal ini berarti bahwa dalam kalimat tersebut eufemisme menggantikan nama Ruhut Sitompul dengan frase orang yang disusupkan. Kutipan (3) di atas, katamantan untuk penamaan atau sapaan terhadap ketua KPK. Kata mantan berhubungan langsung dengan orang yang ditujukan dalam kalimat tersebut yaitu ketua KPK. Dalam hal ini kata mantan tidak hanya berfungsi sebagai sapaan tetapi juga penamaan terhadap suatu jabatan.

b. Menyatakan Cara Eufemisme Digunakan

Adapun kutipan yang menyatakan eufemisme digunakan yaitu.

(4) Bisa ditebak, karena Demokrat disinyalir punya peran dalam kasus ini,…

(Riau Pos, 9 Januari 2010)

(5) Menurut Pengakuan Edo mereka mendapat pesanan untuk mengawasi target bukan untuk melenyapkan target. (Riau Pos, 12 Januari 2010)

(6) ..., ternyata di mata Wapres Jusuf Kalla waktu itu adalah hanya dramatisir saja. (Riau Pos, 19 Januari 2010)

(7) Dari hasil penulusuran Bareskrim, diketahui aliran dana tersebut terkait dengan pencucian uang Rp400 juta (Riau Pos, 20 Maret 2010)

(8)

adalah mengenai kasus pembunuhan Nazrudin yang diduga ada pihak-pihak tertentu yang terlibat, hal tersebut terbongkar karena kesaksian Susno Duadji yang mengagetkan banyak orang.

Eufemisme dalam kutipan (6) di atas, yaitu hanya dramatisir saja berfungsi menyatakan cara eufemisme digunakan. Dalam kalimat tersebut eufemisme digunakan untuk menyatakan suatu hal yang berkaitan dengan permasalahan kasus Bank Century. Sebagaimana yang tampak pada kutipan (7) di atas, frase pencucian uang berfungsi menyatakan cara eufemisme digunakan. Dalam hal ini, frase pencucian uang digunakan untuk menyatakan suatu tindakan atau prilaku dari sekelompok orang yang melakukan korupsi. Dalam kalimat tersebut, penggunaan eufemisme adalah agar orang yang dituju tidak tersinggung.

c. Menyatakan Situasi

Adapun kutipan yang menyatakan situasi yaitu.

(8) Bukannya kukuh pada prinsip kehati-hatian yang menjadi hal mendasar perbankan, pemilik dan jajaran pengelola bank tersebut malah menjalankan operasi banknya seperti money game. (Riau Pos, 29 Januari 2010)

(9) Kita semua tentu tidak ingin panggung Pansus itu hanya sebagai panggung sandiwara(Riau Pos, 11 Februari 2010)

(10) Pada kasus Nazaruddin Zulkarnaen, walau sudah ada vonis dari majelis hakim, masih terlihat abu-abu… (Riau Pos, 12 Februari 2010)

(11) Perseteruan kekuatan kepentingan politik partai-partai besar selalu menemukan jalan buntu. (Riau Pos, 4 Maret 2010)

(12) Pasalnya, wakil-wakil rakyat di Senayan sering terombang ambing

kehilangan arah. (Riau Pos, 4 Maret 2010)

(13) …, republik ini masih jalan di tempat dalam membedakan mana kehendak rakyat dan mana kehendak penguasa. (Riau Pos, 4 Maret 2010)

(14) Polemik adanya markus di Mabes Polri yang muncul sekarang menjadi bagian serial kebobrokan aparat hukum. (Riau Pos, 20 Maret 2010)

(15) Mega, panggilan akrab Megawati justru mengkondisikan posisi yang tak tergantikan di pucuk pimpinan partai. (Riau Pos, 8 April 2010) (16) Selain itu, sepuluh atasan Gayus

dinonaktifkan. (Riau Pos, 10 April 2010)

(17) … dan 121 rekannya di Direktoral keberatan dan banding segera dimutasi.(Riau Pos, 10 April 2010) (18) Masa lalu, tidak sedikit

tokoh-tokoh atau ulama terkenal dijebloskan ke bui karena mengungkapkan suatu kebenaran. (Riau Pos, 14 Mei 2010)

(19) Setelah Sri Mulyani Indrawati Lengser, perusahaan Grup Bakrie yang listing di pasar modal mendadak menggeliat. (Riau Pos, 28 Mei 2010)

(20) Tekanan demi tekanan telah membuat KPK kehilangan taring. (Riau Pos, 11 Juni 2010)

(21) Tidak sedikit koruptor yang dimanjakan oleh hakim dengan putusan bebas atau putusan yang sangat ringan. (Riau Pos, 12 April 2010)

(9)

(23) Dalam UU Pemilu Thailand, melarang partai politik menerima sumbangan lebih dari 309.310 dolar AS (Rp2,79 miliar) pertahun, baik dari individu maupun perusahaan. (Riau Pos, 14 April 2010)

(24) Mantan orang terkaya di Asia Tenggara itu seakan bebas melakukan aksi korporasi dan akrobat financial yang menguntungkan kelompok usahanya sendiri. (Riau Pos, 28 Mei 2010)

Sebagaimana yang tampak pada kutipan (8) di atas, fraseseperti money game berfungsi menyatakan situasi. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah untuk menyatakan situasi dari Bank Century. Aliran dana dalam kasus Bank Century dicurigai ada pihak-pihak tertentu yang bergerak di dalamnya untuk mempermainkan dana tersebut. Dapat dipahami bahwa eufemisme yang terdapat dalam kutipan (8) di atas, merupakan frase yang berusaha mendeskipsikan situasi bank Century. Seperti halnya dalam kutipan (8) di atas, kutipan (9) juga terdapat eufemisme yaitu panggung sandiwara. Frase panggung sandiwara menyatakan situasi dari objek yang dituju, dalam hal ini yang dimaksud adalah Pansus angket Bank Century yang diharapkan jangan hanya dijadikan panggung untuk berpura-pura. Untuk mengiaskan hal tersebut maka frase panggung sandiwara dianggap tepat digunakan. Pada kutipan (10) di atas, terdapat eufemisme yaitu masih terlihat abu-abu menyatakan situasi dari kasus pembunuhan Nazaruddin Zulkarnaen. Dalam hal ini, frase masih terlihat abu-abu menyatakan situasi ketidakjelasan akhir dari kasus Nazaruddin Zulkarnaen dari majelis hakim. Kutipan (11) di atas, terdapat eufemisme yaitu frase menemukan jalan

buntu menyatakan suatu situasi. Dalam hal ini, frasemenemukan jalan buntudigunakan untuk menyatakan situasi perdebatan partai-partai politik yang tidak menemukan jalan keluar atau penyelesaian.

Sebagaimana yang tampak dalam kutipan (12) di atas, eufemisme terombang ambing kehilangan arah menyatakan situasi dari DPR RI yang tidak jelas dalam menyelesaikan permasalahan di negeri ini. Frase terombang ambing kehilangan arah dianggap tepat untuk menyatakan situasi DPR RI yang tidak pernah menunjukkan konsistensi dalam menanggapi berbagai permasalahan. Pada kutipan (13) di atas, terdapat eufemisme masih jalan di tempat menyatakan situasi tidak ada respon dari pemerintah dalam membela suara-suara rakyat. Penggunaan eufemisme masih jalan di tempat dalam kalimat di atas, adalah untuk memperhalus ucapan agar tidak menyinggung, menghina, atau merendahkan seseorang atau sekelompok orang. Dalam kutipan (14) di atas, terdapat eufemisme Polemik menyatakan situasi yang tidak baik dan kacau. Dalam hal ini, eufemisme yang digunakan berfungsi untuk mengurangi atau tidak menyinggung hal-hal yang dianggap menyebabkab terjadinya peristiwa yang tidak menyenangkan. Pada kutipan (15) terdapat eufemisme yaitu justru mengkondisikan posisi yang menyatakan situasi partai PDIP yang masih tetap diketuai oleh Megawati. Dapat dipahami bahwa penggunaan eufemisme dalam kalimat di atas bertujuan untuk menghormati atau menghargai orang lain dalam hal ini adalah Megawati.

(10)

Eufemisme yang digunakan dalam kutipan (17) adalah dinonaktifkan. Kata tersebut berfungsi menyatakan situasi dari objek pembicaraan yaitu Gayus Tambunan yang telah dipecat dari jabatannya. Pada dasarnya penggunaan eufemisme dinonaktifkan juga bertujuan untuk memperhalus ucapan agar tidak menyinggung, menghina, atau merendahkan seseorang. Kata dinonaktifkan memiliki konotasi yang lebih baik dan terdengar lebih santun jika dibandingkan dengan kata dicopot, dipecat, diberhentikanataudi PHK. Oleh karena itu, kata dinonaktifkan dipilih agar pernyataan lebih halus.

Kutipan (19) di atas, terdapat eufemismeLengseryang menyatakan situasi Sri Mulyani yang tidak lagi menjabat sebaggai menteri keuangan. Penggunaan eufemisme tersebut dianggap lebih halus jika dibandingkan kata turun jabatan. Tujuannya tidak lain adalah untuk menghormati atau menghargai orang lain.

Pada kutipan (19) terdapat eufemisme kehilangan taring yang menyatakan situasi KPK yang kehilangan kewibawaan dan keberanian. Penggunaan frase tersebut bertujuan menghormati atau menghargai orang lain. Pada kutipan (20) terdapat eufemisme kehilangan taring yang menyatakan situasi KPK yang kehilangan kewibawaan dan keberanian. Penggunaan frase tersebut bertujuan menghormati atau menghargai orang lain. Sebagaimana yang tampak dalam kutipan (21) yaitu eufemisme koruptor yang dimanjakanyang menyatakan situasi ketidakadilan jaksa hakim dalam memberantas kasus korupsi. Terbukti banyak koruptor yang diperlakukan istemewa alias dilepaskan dalam kasus korupsi. Penggunaan eufemisme tersebut untuk menghormati atau menghargai orang lain. Kutipan (22) merupakan kalimat yang menggunakan eufemisme yaitu frase diatur sedemikian rapi, yang menyatakan situasi yang ditutupi atau dirahasiakan. Frasediatur

sedemikian rapi bertujuan untuk menutupi sesuatu sekaligus menyindir atau mengkritik dengan halus. Sebagaimana yang tampak dalam kutipan (23) di atas, terdapat eufemisme menerima sumbangan yang menyatakan situasi dari elit politik Thailand yang dihimbau untuk tidak menerima sogokan atau pemberian. Pada kutipan (24) bebas melakukan aksi korporasi dan akrobat financial kursi menyatakan situasi Bank Century yang dijalankan oleh pihak-pihak tertentu dengan menganut paham kebebasan menjalankan perusahaan, sehingga hal tersebut dapat menguntungkan sebagian pihak.

KESIMPULAN DAN SARAN

(11)

Chaer, Abdul. 2010.Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta.

Djajasudarma, T. Fatimah. 1997. Analisis Bahasa. Bandung: Humaniora Utama Press.

Halliday, M.A.K., dan Hasan, R. 1992. Bahasa, Konteks, dan Teks. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Keraf, Gorys. 2009.Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, Harimurti. 2002. Struktur,

Kategori, dan Fungsi dalam Teori Sintaksis. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Krippendorff, Klaus. 1980. Analisis Isi,

Pengantar Teori dan Metodologi. Terjemahan oleh Frid Wajidi. 1991. Jakarta: Rajawali Pers. Pranowo. 2009. Berbahasa Secara Santun.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahardi, Kunjana. 2003. Bahasa Indonesia

dalam Problematika

Kekinian.Yogyakarta: Dioma.

Sudaryat, Yayat. 2009. Makna dalam Wacana: Prinsip-prinsip semantik dan pragmatik. Bandung: Yrama Widya.

Thomas, Linda. dan Wareing, Shan. 1999. Bahasa, Masyarakat, dan Kekuasaan. Terjemahan oleh Sunoto, dkk. 2006. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Sungai Noemuti merupakan sungai yang berada di Kecamatan Bikomi Selatan dengan panjang 30 km yang dipantau secara berkala oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Timor Tengah

laki-laki.. pulang paksa) lebih banyak dibandingkan dengan yang meninggal, hal ini terjadi karena pada prinsipnya penderita DBD yang ditangani dengan baik dan tidak terj

〔商法五一九〕転換社債型新株予約権付社債の発行が有利発行にも不公正発行にも該当しないと された事例

MELAKUKAN TINDAK PIDANA SELAMA MENJALANI PEMBINAAN MENURUT HUKUM PIDANA DI INDONESIA (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 tanjung Gusta Medan)”.. Besar harapan

Untuk maksud tersebut, bersama ini kami kirimkan daftar isian terlampir untuk diisi dan mohon segera dikirim kembali melalui email kreativitas.belmawa@qmait.com paling

Karena keberhasilan budidaya rumput laut sangat erat kaitannya dengan ketepatan dalam pemilihan dan penentuan lokasi yang tepat (Puja et al.,2001). Olehnya

Berdasarkan permasalahan tersebut maka diusulkan sebuah pembangunan aplikasi pengelolaan pendaftaran izin parsial kependudukan kabupaten bandung secara online yang

Dimensi f merupakan nilai yang bersifat nyata dari suatu kriteria yang dituliskan dalam fungsi, f : K → R dan tujuannya berupa prosedur optimasi untuk setiap alternatif