LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN
(NYERI)
Disusun Oleh:
Nama : Lailul Muna
NIM : 20161257
PROGRAM PENDIDIKAN DIPLOMA III KESEHATAN
AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH KENDAL
A. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual dan ‘potensial’. Sedangkan menurut Mc. Coffery (1979), nyeri adalah suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui jika orang tersebut pernah menderita atau mengalaminya. Definisi nyeri menurut Maskey tahun 1986 yaitu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan jaringan rusak atau cenderung rusak.
B. Fisiologi Nyeri 1. Reseptor Nyeri
a. Mekanik (mekano sensitif) : Kerusakan ujung saraf bebas akibat trauma karena benturan atau gerakan.
b. Thermis (thermo sensitif) : Rangsangan panas atau dingin yang berlebihan.
c. Kimia (khemo sensitif) : Rangsangan zat kimia berupa bradikinin, serotinin, ion kalium, asam, prostaglandin, asetilkolon, dan enzim proteolitik.
2. Mekanisme Penghantaran Impuls Nyeri
a. Serabut delta A (menusuk dan tajam) : Pada kulit dan otot bermielin halus, garis tengah 2-5 um, kecepatan 6-30 m/detik.
b. Serabut delta C (panas & terbakar) : Dalam otot, tidak bermielin, garis tengah 0,4-1,2 mm, kecepatan 0,5-2,0 m/detik.
C. Klasifikasi Nyeri
1. Menurut tempatnya:
a. Perifer pain : Daerah perifer (kulit & mukosa)
b. Deep pain : Somatik (periosteum/lapisan luar tulang, otot, sendi/tendon, pembuluh darah)
d. Reffered pain : Penyakit organ / struktur tubuh (vertebrata, viseral, otot), ditransmisikan di bagian tubuh lain.
e. Psykogenik pain : Tanpa penyebab organik, tapi karena trauma psikologis.
f. Phantom pain : Pada bagian tubuh yang sebenarnya sudah tidak ada. Contohnya yaitu nyeri pada kaki yang sudah diamputasi.
g. Intractable pain : Nyeri yang resisten (melawan) 2. Menurut serangannya
a. Nyeri akut : mendadak, berlangsung < 6 bulan, area dapat
diidentifikasi, karakteristik ketegangan otot meningkat, dan cemas. b. Nyeri kronis : Berlangsung > 6 bulan, sumber nyeri tidak diketahui dan
sulit dihilangkan, sensasi difus (menyebar). 3. Menurut sifatnya
a. Insidentil : Timbul sewaktu-waktu lalu menghilang, contohnya yaitu trauma ringan.
b. Stedy : Menetap dan dalam waktu yang lama, contohnya yaitu abses. c. Paroximal : Intensitas tinggi dan kuat, ± 10-15 menit lalu hilang dan
timbul lagi.
D. Teori Nyeri
1. Pemisahan (specifity theory)
Rangsangan nyeri masuk ke medulla spinalis (spinal card) melalui karnu d orsalis yang bersinapsis dari daerah posterior, kemudian naik ke tractus lissur dan menyilang dari garis median ke garis/ ke sisi lainnya dan berakhir dari korteks sensoris tempat rangsangan nyeri tersebut diteruskan. 2. Teori pola (pattern theory)
Jika pintu dalam substansia gelatinosa membuka maka impuls masuk ke spinal coral dan nyeri dipersepsikan. Sebaliknya jika pintu ditutup
transmisi impuls nyeri ke sel T dan otak diblok sehingga tidak ada impuls nyeri.
4. Teori transmisi dan inhibisi
Adanya stimulus pada nociceptor memulai transmisi impuls-impuls saraf, sehingga transmisi impuls nyeri menjadi efektif oleh impuls-impuls saraf. Pada serabut-serabut besar yang memblok impuls-impuls lamban dan endogen opials system supresif.
E. Respon Fisiologis terhadap Nyeri 1. Activation Stage
Dimulai persepsi nyeri sehingga terjadi reaksi fight of fight. Efek yang terjadi yaitu diantaranya muka pucat, pupil dilatasi, RR meningkat, denyut jantung meningkat, kontraksi jantung meningkat, otot bertambah tegang, dan simpanan energi menurun.
2. Rebound Stage
Nyeri hebat tapi singkat. Efek yang terjadi diantaranya yaitu tekanan darah meningkat dan heart rate menurun.
3. Adaptation Stage
Jika terjadi hambatan pada pusat vasomotor di medula, maka tonus vasomotor menurun.
8. Pengalaman sebelumnya 9. Dukungan keluarga dan sosial
G. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian Fokus
a. Perilaku non verbal : Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain ekspresi wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll.
b. Kualitas : Deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui.
c. Faktor presipitasi : Beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara lain lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.
d. Intensitas : Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau dapat menggunakan skala dari 0-10.
e. Waktu dan lama : Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai, berapa lama, bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir timbul.
f. Hal yang perlu dikaji lainnya adalah karakteristik nyeri (PQRST) P (provokatif) : faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau tersayat) R (region) : daerah perjalanan nyeri
S (Skala nyeri) : keparahan/intensitas nyeri T (time) : lama/waktu serangan/frekuensi nyeri.
2. Diagnosa Keperawatan a. Nyeri akut
Batasan Karakteristik :
1) Mengkomunikasikan deskriptor nyeri (misalnya rasa tidak aman nyaman, mual, kram otot)
2) Menyeringai
3) Rentang perhatian terbatas 4) Pucat
5) Menarik diri
Faktor yang berhubungan : 1) Biologis
2) Kimia 3) Fisik 4) Psikologis
b. Nyeri kronis
Definisi : Pengalaman sensorik dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai suatu kerusakan (International Association fol the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat, terjadi konstan atau berulang tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung lebih dari tiga (>3) bulan.
Batasan karakteristik : Subyektif
1) Depresi 2) Keletihan
3) Takut kembali cidera
Obyektif
2) Anoreksia
3) Perubahan pola tidur 4) Wajah topeng 5) Perilaku melindungi 6) Iritabilitas
7) Perilaku protektif yang dapat diamati 8) Penurunan interaksi dengan orang lain 9) Gelisah
10) Berfokus pada diri sendiri
11) Respon yang dimediasi oleh saraf simpatis (suhu, dingin, perubahan posisi tubuh)
12) Perubahan berat badan
Faktor yang berhubungan 1) Kanker metastasis 2) Cedera
3) Neurologi 4) Arthritis
3. Rencana Keperawatan a. Nyeri akut
Tujuan yang diharapkan :
1) Adanya penurunan intensitas nyeri
2) Ketidaknayaman akibat nyeri berkurang
3) Tidak menunjukan tanda-tanda fisik dan perilaku dalam nyeri akut
Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
Kaji Nyeri Mengetahui daerah nyeri,
faktor pencetus, dan berat ringannya nyeri yang dirasakan. Ajarkan teknik relaksasi kepada
pasien
Untuk mengajarkan pasien apabila nyeri timbul
Berikan analgetik sesuai program
Untuk mengurangi rasa nyeri
Observasi tanda-tanda vital Untuk mengetahui keadaan umum pasien
b. Nyeri kronis
Tujuan yang diharapkan :
1) Tidak mengekspresikan nyeri secara verbal atau pada wajah 2) Tidak ada posisi tubuh yang melindungi
3) Tidak ada kegelisahan atau ketegangan otot 4) Tidak kehilangan nafsu makan
5) rekuensi nyeri dan lamanya episode nyeri dilaporkan menengah atau ringan
Rencana Tindakan :
Intervensi Rasional
Kaji keadaan umum,
karakteristik nyeri, tanda-tanda vital serta efek penggunaan obat jangka panjang
Untuk mengetahui keadaan umum pasien, mengetahui daerah nyeri, kualitas, kapan nyeri dirasakan,
faktor pencetus,berat ringannya nyeri yang dirasakan serta mengetahui efek penggunaan obat secara jangka panjang. Bantu pasien mengidentifikasi
tingkat nyeri
Untuk mengetahui tingkat nyeri pasien
Ajarkan pola istirahat/tidur yang adekuat
Kolaborasi pemberian obat analgesik
Untuk mengurangi rasa nyeri
DAFTAR PUSTAKA
NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi 2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC.
Perry dan Potter. 2002. Fundamental Keperawatan, Edisi 4. EGC: Jakarta
Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.