• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN RESMI PRAK TIKUM AKSELEROMETER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN RESMI PRAK TIKUM AKSELEROMETER"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM 1 SENSOR AKTUATOR

1.1 Judul : Pengukuran Sensor Aktuator 1.2 Tujuan :

• Mengetahui cara kerja sensor akselerometer

• Mengetahui hubungan antara nilai sensor dengan besar sudut sensor

1.3 Teori Dasar :

Akselerometer adalah perangkat yang berfungsi untuk mengukur akselerasi tepat. Akselerasi tepat yang diukur dengan akselerometer belum tentu memiliki ketepatan koordinat (laju perubahan velositas). Sebaliknya, akselerometer melihat akselerasi terkait dengan fenomena berat yang dialami oleh massa uji pada kerangka acuan perangkat akselerometer. Sebagai contoh, akselerometer di permukaan bumi akan mengukur akselerasi g= 9.81 m/s2 lurus ke atas karena beratnya. Sebaliknya, akselerometer jatuh bebas atau di luar angkasa akan mengukur nol. Istilah lainnya untuk jenis akselerasi yang bisa diukur oleh akselerometer adalah akselerasi gaya-g.[1] Akselerometer memiliki berbagai aplikasi dalam bidang industri dan sains. Akselerometer yang sangat sensitif digunakan sebagai komponen sistem navigasi inersia pada pesawat tempur dan rudal. Akselerometer juga digunakan untuk mendeteksi dan memonitor getaran pada mesin putar. Selain itu, akselerometer digunakan pada komputer tablet dan kamera digital agar foto di layar selalu ditampilkan tegak.[2]

(2)

Dengan mengukur berat badan, accelerometer mengukur percepatan jatuh bebas kerangka referensi ( kerangka acuan inersial ) relatif terhadap dirinya sendiri (accelerometer). Accelerometers kebanyakan tidak menampilkan nilai mereka mengukur, tetapi pasokan ke perangkat lain. Accelerometers nyata juga memiliki keterbatasan praktis dalam seberapa cepat mereka menanggapi perubahan dalam percepatan , dan tidak dapat merespon perubahan atas perubahan frekuensi tertentu.

Model tunggal dan multi-sumbu accelerometer yang tersedia untuk mendeteksi besar dan arah percepatan yang tepat (atau g-force ), sebagai vektor kuantitas, dan dapat digunakan untuk orientasi akal (karena arah perubahan berat badan), percepatan koordinat ( asalkan menghasilkan g-force atau perubahan g-force), getaran, guncangan , dan jatuh (kasus di mana perubahan percepatan yang tepat, karena cenderung menuju nol). Micromachined accelerometers semakin hadir di perangkat elektronik portabel dan video pengendali permainan, untuk mendeteksi posisi perangkat atau memberikan masukan permainan.

Pasangan accelerometers diperpanjang atas wilayah ruang dapat digunakan untuk mendeteksi perbedaan (gradien) dalam percepatan yang tepat dari frame referensi yang terkait dengan poin. Alat ini disebut gradiometers gravitasi , karena mereka mengukur gradien di medan gravitasi. Pasangan seperti accelerometers dalam teori juga dapat mendeteksi gelombang gravitasi .

Accelerometer mengukur percepatan yang tepat , yang merupakan percepatan itu pengalaman relatif terhadap terjun bebas dan percepatan yang dirasakan oleh orang-orang dan benda-benda. Dengan kata lain, pada setiap titik dalam ruang-waktu dengan prinsip kesetaraan menjamin keberadaan lokal kerangka inersia , dan accelerometer mengukur percepatan relatif terhadap frame yang. Percepatan tersebut populer diukur dalam hal g-force .

Sebuah accelerometer pada saat istirahat relatif terhadap permukaan bumi akan menunjukkan sekitar 1 atas g, karena setiap titik di permukaan bumi adalah percepatan ke atas relatif terhadap kerangka inersia lokal (bingkai benda jatuh bebas di dekat permukaan). Untuk mendapatkan percepatan gerak sehubungan dengan Bumi, "gravitasi offset" ini harus dikurangkan dan koreksi untuk efek yang disebabkan oleh rotasi bumi ke frame inersia.

(3)

medan gravitasi, misalnya, menerapkan kekuatan darat reaksi atau dorong ke atas setara, kerangka acuan untuk accelerometer (casing sendiri) mempercepat atas sehubungan dengan kerangka acuan jatuh bebas. Dampak dari percepatan ini yang bisa dibedakan dari percepatan lain dialami oleh instrumen, sehingga accelerometer tidak dapat mendeteksi perbedaan antara duduk di sebuah roket di landasan peluncuran, dan berada di roket yang sama di dalam ruang sementara itu menggunakan mesin untuk mempercepat pada 1 g. Untuk alasan serupa, accelerometer akan membaca nol dalam setiap jenis jatuh bebas . Hal ini termasuk penggunaan dalam pesawat ruang angkasa meluncur di luar angkasa jauh dari massa, sebuah pesawat ruang angkasa yang mengorbit bumi, pesawat dalam busur parabola "nol-g", atau jatuh bebas-dalam kekosongan. Contoh lain adalah bebas jatuh di ketinggian yang cukup tinggi bahwa efek atmosfer dapat diabaikan.

Namun ini tidak termasuk penurunan (non-bebas) di mana hambatan udara menghasilkan tarik kekuatan yang mengurangi percepatan, sampai konstanta kecepatan terminal tercapai. Pada kecepatan terminal accelerometer akan menunjukkan 1 ke atas g percepatan. Percepatan diukur dalam SI satuan meter per detik per detik (m / s 2), dalam cgs satuan gal (Gal), atau yang populer dalam hal g-force (g).

Untuk tujuan praktis untuk menemukan percepatan benda sehubungan dengan bumi, seperti untuk digunakan dalam sistem navigasi inersia , gravitasi pengetahuan lokal diperlukan. Hal ini dapat diperoleh dengan mengkalibrasi perangkat beristirahat, atau dari model yang dikenal gravitasi pada posisi saat ini perkiraan.

1.4 Alat dan Bahan

• Modul APM 2.6 ………..1 buah

• Kabel mikro USB……….1 buah

• PC dan Software Mission Planner………1 buah

(4)

1.6Prosedur Percobaan

1. Siapkan alat-alat yang digunakan

2. Pastikan aplikasi Mission Planner telah terinstal

(5)

4. Pastikan COM terdeteksi arduino mega 2560 dan juga software telah terinstal, lalu tekan CONNECT

5. Atur pengukuran pada accel X, accel Y dan accel Z untuk memonitor hasil pengukuran

6. Ukur perubahan Accel X dengan memutar APM modul berlawanan jarum jam tiap 100 7. Catat perubahan Accel X hingga 3600

(6)

2. Hasil Pengujian

No Sudut (o) Nilai Sensor No Sudut (o) Nilai Sensor

1 0 0 20 190 -162

2 10 40 21 200 -267

3 20 300 22 210 -470

4 30 476 23 220 -600

5 40 622 24 230 -730

6 50 755 25 240 -841

7 60 841 26 250 -932

8 70 920 27 260 -980

9 80 970 28 270 -1000

10 90 994 29 280 -980

11 100 968 30 290 -956

12 110 940 31 300 -878

13 120 900 32 310 -812

14 130 785 33 320 -680

15 140 680 34 330 -552

16 150 433 35 340 -331

17 160 334 36 350 -254

18 170 297 37 360 0

(7)

3. Analisis Data

Berdasarkan pada landasan teori yang telah di paparkan sebelumnya, bahwa fungsi akselerometer dapat di gunakan sebagai sensor percepatan, dimana percepatan merupakan fungsi turunan dari posisi. Dalam praktikum ini, sensor akselero meter digunakan sebagai deteksi posisi. Dengan mengubah posisi sudut akselerometer maka akan diketahui nilai dari sensor tersebut. Interval nilai sudut pada percoaan ialah 10o, sehingga pada hasil percobaan telah di himpun nilai akselero berdasarkan posisi sudut kemiringan. Sebelum melakukan pengujian, pastikan nilai sensor ketika sudut 0o ialah 0, karena benda tersebut dalam keadaan seimbang. Hasil percobaan tersebut apabila di sajikan dalam grafik adalah sebagai berikut :

Terlihat bahwa nilai akselerometer terhadap posisi accel X, akan membentuk fungsi sinusoidal, dimana sensor akselerometer bergerak mengikuti arah pitch. Pada grafik di sajikan fungsi sinusoidal yang masih belum sempurna. Hal ini bisa terjadi karena beberapa hal saat praktikum yaitu :

• Kualitas dan kondisi modul APM yang digunakan tidak maksimal

• Busur yang digunakan terlalu kecil sehingga mengurangi ketelitian pengukuran sudut

Dari percobaan tersebut maka di ketahui prinsip kerja dari sensor akselerometer yaitu berdasarkan hukum fisika bahwa konduktor di gerakkan di medan magnet atau sebaliknya maka

(8)

akan menimbulkan tegangan induksi pada konduktor tersebut. Akselerometer yang diletakkan di permukaan bumi dapat mendeteksi percepatan grafitasi bumi, pada titik vertikalnya, sedangkan pada horizontal maka akselero akan mengukur percepatannya secara langsung ketika bergerak secara horizontal. Akselerometer memiliki 3 aksis, yaitu x,y,z, dimana dapat digunakan untuk mengukur kecepatan maupun posisi pada titik x,y,z. Sebuah per dengan beban dan dilepaskan , beban bergerak dengan suatu percepatan sampai kondisi tertentu akan berhenti. Bila ada sesuatu yang menggoncangkannya maka beban akan berayun kembali.

Pengukuran kapasitansi inilah yang umumnya menjadi hasil pengukuran chip. Agar sensor bisa mendeteksi 3 dimensi, maka dibutuhkan 3 pasang plat yang dipasang tegak lurus antar masing- masing. Maka sensor ini bisa mendeteksi gerak alunan lagu anak “geser kiri, geser kanan, putar ke kiri putar ke kanan , lompat ke depan”.

Accelometer mengukur percepatan dynamic dan static. Pengukuran dynamic adalah pengukuran percepatan pada objek bergerak, sedangkan pengukuran static adalah pengukuran terhadap gravitasi bumi. Untuk mengukur sudut kemiringan (tilt). Pada percobaan ini, akselero digunakan untuk pengukuran dinamic, yaitu posisi.

4. Kesimpulan

Dari percobaan diatas, dapat disimpulkan dua hal berikut, yaitu :

Prinsip dari sensor akselerometer yaitu Akselerometer merupakan sebuah per dengan beban dan dilepaskan , beban bergerak dengan suatu percepatan sampai kondisi tertentu akan berhenti. Bila ada sesuatu yang menggoncangkannya maka beban akan berayun kembali. Pengukuran kapasitansi inilah yang umumnya menjadi hasil pengukuran chip. Agar sensor bisa mendeteksi 3 dimensi, maka dibutuhkan 3 pasang plat yang dipasang tegak lurus antar masing- masing. Maka sensor ini bisa mendeteksi gerak alunan lagu anak “geser kiri, geser kanan, putar ke kiri putar ke kanan , lompat ke depan”. Accelometer mengukur percepatan dynamic dan static. Pengukuran dynamic adalah pengukuran percepatan pada objek bergerak, sedangkan pengukuran static adalah pengukuran terhadap gravitasi bumi. Untuk mengukur sudut kemiringan (tilt). Pada percobaan ini, akselero digunakan untuk pengukuran dinamic, yaitu posisi.

Dari percebaan tersebut, dapat diketahui hunungan antara nilai sensor akselerometer ketika di gerakkan pitch, atau bergerak bergerak berdasarkan accel x menyerupai fungsi sinus.

(9)
(10)

Referensi

Dokumen terkait

Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar usia penderita penyakit kanker ovarium di RSAM Bandar Lampung Periode 2009-2013 adalah 31-40 tahun yaitu

Hasil ini tidak sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Jago dan Deery (2004) yang menguji pengaruh ketiga ILM tersebut terhadap turnover intention baik

Kemampuan menganalisis ( analyzing skill ) dan kemampuan penalaran ( reasoning skill ) merupakan bagian yang sangat penting dan diperlukan dalam pembelajaran

Penerapan metode tahfidz tanpa muroja’ah dalam meningkatkan kemampuan siswa pada mata pelajaran Qur‟an Hadist di MTsN Ngantru Tulungagung...131 BB. Penerapan metode

Pada aplikasi pembelian bahan produksi berbasis web pada UD Arbain Grafika Surabaya masih perlu untuk dilakukan pengembangan sistem ini kedepannya yaitu, sistem dapat

Metode seluruhnya yaitu menghafal satu persatu halaman (menggunakan Mushaf Madinah atau menara Kudus). Kita membaca satu halaman yang akan kita hafal sebanyak tiga

tradisional yang merupakan pengetahuan kebudayaan yang dimiliki oleh suatu masyarakat tertentu yang mencakup sejumlah pengetahuan kebudayaan yang berkenaan dengan

Muharomah dalam penelitiannya yang berjudul “Sistem informasi Tumbuh Kembang Anak dengan program Delphi 6.0.” menyatakan bahwa diperlukan sebuah pembuktian secara