• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT MENGHASIL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT MENGHASIL"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT MENGHASILKAN

DI PERUSAHAAN PT. SATRIA MULTI SUKSES KECAMATAN

SEBANGKI KABUPATEN LANDAK

Oleh:

Agustian

C1011141080

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

(2)

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga penukis dapat menyelesaikan laporan magang ini yang berjudul “Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan di PT. Satria Mukti Sukses“.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan lapoaran magang ini. Terutama kepada kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, kemudian kepada ir. Mulyadi Safwan selaku pembimbing yang banyak memberikan masukan dan pengajaran kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa penyusunan lapoaran magang ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis perlu kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Penulis juga berharap laporan magang ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan informasi bagi pembaca, terutama mahasiswa yang ingin melakukan penelitian.

Pontianak, 9 Januari 2018 Penulis

Agustian C1011141080

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

I. PENDAHULUAN...1

A. Latar belakang...1

B. Tujuan magang...2

C. Identifikasi Masalah...3

D. Metode pendekatan...3

II. GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG...5

A. Profil Perusahaan...5

B. Letak Administraif, Geografis dan Topografi Wilayah...6

C. Kondisi iklim...6

D. Visi dan Misi perusahaan...6

E. Disiplin Kerja...7

F. Fasilitas perusahaan...7

III. PELAKSANAAN MAGANG...8

A. Tempat dan waktu...8

B. Pelaporan di Lokasi Magang...8

C. Penyusunan Program dan Jadwal Kegiatan...9

D. Kegiatan dipembibitan...9

E. Kegiatan diareal Tanaman Menghasilkan...9

IV. PEMBAHASAN...13

A. Terjadi Pemupukan Yang Terlambat dan Pemberian Pupuk Yang Tidak Tepat...13

V. PENUTUP...16

A. Kesimpulan...16

B. Saran...16

DAFTAR PUSTAKA...17

Lampiran...18

(4)
(5)

I. PENDAHULUAN usulnya, kelapa sawit diperkirakan berasal dari nigeria, afrika barat. Ada pula yang berpendapat tanaman ini bersal dari amerika, tepatnya di daratan brasil. (Sunarko, 2010)

IV. Tanaman kelapa sawit sebagai penghasil minyak nabati dapat menjadi andalan dimasa depan karena berbagai kegunaannya dalam memenuhi kebutuhan manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional indonesia, selain menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber devisa negara. Penyebaran perkebunan kelapa sawit di indonesia saat ini sudah berkembang di 22 daerah provinsi. Luas perkebunan kelapa sawit pada tahun 1968 seluas 105.808 ha dengan produksi 167.669 ton. Pada tahun 2007 telah meningkat menjadi 6.6 juta ha dengan produksi 17,3 jutaton CPO (Sastrosayono, 2006)

V. Minyak nabati adalah salah satu produk yang di hasilkan oleh tanaman denga kandungan rendah kolestrol, sehingga aman untuk dikomsumsi. Minyak nabati yang di hasilkan kelapa sawit terdiri dari dua jenis yaitu, crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) mempunyai karakteristik minyak yang tidak berwarna. Hasil tanaman kelapa sawit dapat digunakan

(6)

pupuk dan bahan bakar alternatif. (Sunarko, 2010) VI. Pemupukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

unsur hara tanaman secara lengkap sesuai kondisi tanah untuk mencapai pertumbuhan yang optimal serta ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit. Pemupukan yang tepat jenis, tepat dosis, tepat caranya dan tepat waktu diharapkan tanaman lebih seragam pertumbuhannya, lebih optimal dan lebih cepar menghasilkan. Untuk mendapatkan efisiensi pemupukan yang tinggi perli diatur secara tepat. Pemupuka yang tidak efektif dan tidak efisien biasanya disebabkan karena dosis pupuk dan jenisnya tidak

(7)

2

VII. tepat. Selain itu dapat disebabkan oleh pupuk terlanjur hilang tercuci dan terbawa hujan, menguap, atau di komsumsi gulma (Setyamidjaja, 2006)

VIII. Pemupukan tanaman kelapa sawit harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tanaman terhadap unsur hara. Hal ini guna menunjang pertumbuhan tanaman kelapa sawit yang sehat dan untuk mencapai produksi buah yang optimal, serta enjadikan tanaman kelapa sawit lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Pemupukan tanaman kelapa sawit pada masa TM (tanaman menghasilkan) memerlukan biaya yang sangat besar karena itu dalam pelasanaannya diperlukan perhatian dan pengawasan yang baik (Setyamidjaja, 2006), TM merupakan hal yang terpenting, ditinjau dari kegunaanya atau biaya yang di pakai. Teknik aplikasi, dosis, jenis pupuk, dll tergantung pada jenis tanah, umur tanaman dan tingkat produksi yang ingin di capai, realisasi pemupukan sebelumnya, jenis pupuk yang dipakai, tenaga kerja yang tersedia, keadaan penutup tanah dan analisa kandungan hara pada tanah.

IX.

B. Tujuan magang

X. Adapun tujuan dari kegiatan magang yang di laksanakn di PT. Satria Multi Sukses Kecamatan Sebangki, Kabuparen Landak ini adalah :

1. Tujuan umum

a) Mendewasakan cara berpikir dan meningkatkan daya nalar mahasiswa

b) Melatih mahasiswa dalam penerapan ilmu pengetahuan yang diperolah dibangku kuliah.

(8)

2. Tujuan khusus

XI. Diharapkan setelah melaksanakan kegiatan magang ini, mahasiswa dapat mengetahui dan memahami keadaan serta permasalahan yang ada di lapangan, khususnya permasalahan yang ada di PT. Satria Multi Sukses. XII.

XIII.

C. Identifikasi Masalah

XIV. Upaya dalam meningkatkan produksi kelapa sawit di di PT. Satria Multi Sukses Kecamatan Sebangki, Kabuparen Landak tidak terlepas dari masalah yang dihadapi dilapangan. Masalah yang biasa dihadapi adalah sebagai berikut :

1. Aplikasi pupuk yang kurang efektif dan efesien

XV. Pemupukan tidak memperhatikan konsep 5 T, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat cara dan tempat. Pemupukan dilakukan hanya menggunakan jenis pupuk seadanya yang tersedia digudang kebun. Pemupukan dilakukan tanpa memperhatikan kondisi piringan yang masih ditumbuhi gulma.

2. Pemgkasan yang dilakukan kurang tepat

XVI. Tidak terawatnya tanaman kelapa sawit yang telah mneghasilkan dapat dilihat dari junlah pelepah yang teringgal diatas pohon melebihi julah yang seharusnya. Pelepah yang telah dipangkas tidak disusun pada gawangan mati.

D. Metode pendekatan

XVII. Dalam melaksanakan kegiatan magang Ini digunaka beberapa metode pendekatan Yaitu :

(9)

4

XVIII. Sebelum turun ke lapangan untuk mengamati dan mempraktekan bagaimana cara kerja praktek teknis lapangan, mahasiswa magang berkesempatan untuk mempelajari terlebih dahulu teori tentang teknis di lapangan

2. Praktik

XIX. Para mahasiswa magang langsung mempraktekan dilapangan apa yang sedang dilaksanakan diperkebunan tersebut, dengan arahan oleh asisten lapangan.

3. Diskusi

XX. Selama pelaksanaan praktek dilapangan mahasiswa melakuakn diskusi baik dengan asiten lapangan, mandor maupun para pekerja dikebun kelapa sawit selama pelaksanaan kegiatan dilpangan berlangsung. XXI.

4. Studi kepustakaan

XXII. Metode ini dilakukan untuk membandingkan antara teori dengan praktik dilapangan. Melalui referensi buku-buku dan SOP perusahaan di PT. Satria Multi Sukses.

(10)

XXXI. XXXII. XXXIII. XXXIV. XXXV. XXXVI. XXXVII. XXXVIII. XXXIX. XL. XLI. XLII.

(11)

XLIV. GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG FIRDHONAL, SH No. 02 : Pengesahan akte pendirian PT. Dari dapartemen Hukum & Ham C-20135 tanggal 12 juli 2006 serta izin perusahaan perkebunanan 525/20/HK-2008 tanggal 29 januari 2008.

XLVII. XLVIII. XLIX.

L.

LI. Lambang perusahaan

LII. Lokasi perusahaan PT. Satria Multi Sukses berada di Desa Sindur, Desa Sei Taka dan desa manggang, Kecamatan Sebangki, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat. Aeral PT. Satria Multi Sukses terbagi menjadi 3 estate. Setiapestate dipimpin oleh seorang estate manager (EM) yang dibantu oleh satu asisten kepala. Kedua dibawahi oleh seorang regional controler (RC) dan seorang vice president agronomi (VPA). Luas Estate PT. Satria Multi Sukses dapat di lihat pada tabel 1.

LIII. Tabel 1. Luas Estate PT. Satria Multi Sukses

(12)

LVII.

B. Letak Administraif, Geografis dan Topografi Wilayah

LXVIII. Seorang administratif, batas PT. Satria Multi Sukses adalah sebelah timur berbatasan dengan kecamatan mandor, batas bagian barat adalah kecamatan Sengai Temila, Secara geografis, PT. Satria Multi Sukses diwilayah kabupaten Lamdak dengan kordinat 00o 51’

00o Lintang Selatan – 000 01’ 00’’ Lintang utara dan

116o 01’ 00’’ Bujur Barat – 119o 57’’ 00’’ Bujur Timur,

dengan kondisi topograi Teratasan 65% sedangkan 35% adalah daerah daratan/flat. Lokasi untuk LC sudah tidak ada pengmbanagn lagi, dikarenakan 5.185.01 ha sudah terbuka semua.

C. Kondisi iklim

LXIX. Temperatur udara di PT. Satria Multi Sukses berkisar antara 26o-28oC dengan intensitas penyinaran matahari

tujuh jam. Penyebaran hujan merata di sepanjang tahun dengan rata-rata curah hujan 2.060 mm/tahun. Data curah hujan PT. Satria Multi Sukses dapat dilihat pada tabel 2.

(13)

7 XCII. Sumber : sindur estate

XCIII.

D. Visi dan Misi perusahaan

XCIV. PT. Satria Multi Sukses ingin menjadi perusahaan perkebunan kelapa sawit yang efektif dan efisien, terpadu, berwawasan lingkungan, bermitra dengan masyarakat dan menghasilkan produksi Crude Palm Oil (CPO) beserta turunannya dengan kualitas terbaik dalam industri. Keinginan tersebut diwujudkan dengan terus melakukan berbagai usaha dan strategi menciptakan lapangan pekerjaan dan pengembangan sumber daya manusia didaerah dalam konsep link munch, menciptakan pola kemitraan menuju masyaraka mandiri, maju dan sejahtera.

(14)

XCV. Kedisiplinan terhadap perusahaan diwajibkan bagi seluruh karyawan kedisiplinan PT. Satria Multi Sukses terbagi mnejadi dua proses, yaitu :

1. Proses informal, bagaimana seorang pemimpin menerapkan gaya kepemimpinan dalam mengatur bawahanya sesuai dengan peratiran perusahaan. Setiap pemimpin harus menciptakan lingkungan kerja yang tentram bagi seluruh karyawan tanpa mengabaikan kebijakan perusahaan. Hubungan antara pemimpin dengan bawahanya bersifat rahasia atau informal 2. Proses formal, sebelum kasus-kasus pelanggaran, prosedur formal meliputi

empat aspek, yaitu peringatan tertulis pertama, peringatan tertulis kedua, peringatan tertulis ketiga dan pemecatan

F. Fasilitas perusahaan

XCVI. Sarana penunjang oprasional yang terdapat di PT. Satria Multi Sukses khususnya Sindur Estate adalah gudang sentral, workshop, perumahan G-4 berjumlah dua unit, perumahan G-6 berjumlah 6 unit. Selain itu terdapat juga sarana pendukung seperti genset. Keseluruhan luas lokasi 15 Ha.

(15)

CVI. PELAKSANAAN MAGANG

CVII.

A. Tempat dan waktu

CVIII. Pelaksanaan magang diselenggrakan selama 1 bulan dimulai tanggal 24 juli sampai tanggal 24 agustus 2017 yang berlokasi diperusahaan perkebunan kelapa wasit PT. Satria Multi Sukses, Kecamatan Sebangki, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat. Kegiatan magnag dilaksanakan setiap hari kerja disesuaikan dengan ketentuan yang di tetapkan perusahaan yaitu senin sampai dengan hari sabtu pada pukul 07.00 sampai selesai.

CIX. Mahasiswa magang seluruhnya berjumlah emapt orang yang masing-masing ditempatkan dibeberapa estate di PT. Satria Multi Sukses termasuk penulis yang merupakan salah satu peserta magang dan ditempatkan di Sindur Estate.

B. Pelaporan di Lokasi Magang

CX. Pelaporan di lokasi magang dilakukan disua tempat yaitu :

1. Kantor direksi

CXI. Pelaporan ke kantor direksi PT. Satria Multi Sukses di Pontianak dengan menyerahkan surat Permohonan Praktek Magang Mahasiswa dari Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpuar Pontianak. Tujuan dari pelaporan ini adalah aga pihak kantor direksi menyampaikan kepada pihak kebun PT. Satria Multi Sukses yang berada di Kecamatan Sebangki berkanaan dengan diadakannya kegiatan Praktek Kerja Lapangan (magang) oleh mahasiswa.

(16)

2. Kantor Kebun PT. Satria Multi Sukses

CXII. Pelaporan ke kantor direksi PT. Satria Multi Sukses dengan menyerahkan surat jalan dari kantor direksi yang berada di pontianak kepada Estate Manager PT. Satria Multi Sukses di kantor kebun. Tujuan dari penyerahan surat jalan tersebut adalah untuk mngetahui kahadiran mahasiswa S1 jurusan Budidaya Pertanian yang akan melaksanakan magang. Setelah itu diadakan perkenalan antar mahasiswa dengan asisten lapangan, mandor, dan staff KTU diareal kebun.

CXIII.

C. Penyusunan Program dan Jadwal Kegiatan

CXIV. Penyusunan program dan jadwal Kegiatan lapangan dilakukan oleh Estate Manager dan Asisten Lapangan. Jadwal kegiatan disesuikan dengan kondisi dilapangan sehingga tidak mengganggu kelancaran kerja

D. Kegiatan dipembibitan

CXV. Pembibitan pada tanaman kelapa sawit umumnya dibagi menjadi 2 lokasi kegiatan yaitu diareal pre nursery dan main nursery. Adapun kegitan dari dua hal tersebut pada umunya hampir sama, pada kegiatan pre nursery dan main nursery meliputi persiapan tanah sebagai media tanam, pengisian polybag, penanam, pensortiran, penyiraman, pemupukan dan pengendalian OPT (gulam, hama, dan penyakit).

E. Kegiatan diareal Tanaman Menghasilkan

a) Pemangkasan (Pruning)

(17)

10

menyenpurnakan fruit set yang merata. Alat yang digunkan untuk memangkas adalah dodos, pemangkasan dilakukan pada pelepah pokok yang tingginya telah mencapai satu meter, selain itu pemangkasan juga dilakukan untuk membuang pelepah yang kering dan pelepah yang telah dipagkas tidak boleh dibuang disembaranagan tempat, tetapi harus disusun pada rumpukan (gawangan mati). Pemangkasan tidak diperbolehkan membuang pelepah yang pokok yang masih muda karena pelepah tersebut masih aktif dan membutuhkan untuk melakukan fotosintesis.

b) Garuk piringan

CXVII. Kegiatan membuang gulma atau sisa brondolan yang tertinggal dipiringan. Dengan cara dicabut satu persatu menggunakan alat tebasan maupun menggunakan herbisida. Piringan berfungsi sebagai tempat penyebran pupuk, tempat jatuhnya brondolan, dan mempermudah pengangkutan buah ke TPH.

CXVIII. CXIX. c) Pemupukan

(18)

CXXI. Cara aplikasi pupuk harus disampaikan dengan demostrasi terlebih dahulu kepada para pekerja. Pengawasan dilapangan sahrusnya tidak dilakukan dari tepi jalan raya saja. Tetapi harus dikonsentrasikan ditengah-tengah blok dan disemua areal yang jalan masuk nya lebih sulit. Pengawasan yang ketat harus dilakkan selama berlangsungnya pekerjaan tersebut, untuk mengawasi pekerja yang cenderung bersikap sembarangan dengan memberikan dosis yang tidak sama dengan stndar penggunaan pupuk. Keran para pekerja hanya ingin mempercepat selesai proses aplikasi dengan tidak memperhatikan sisa pupuk yang masih ada.

CXXII. Tujuan yang hendak dicapai adalah dengan pengawasan yang lebih intensif dan memastikan bahwa para pekerja dapat menyelesaikan 7,5 jam kerja produktif sehingga dicapai kualitas aplikasi pupuk yang lebih memuaskan. Jenis pupuk yang biasa digunakan yaitu pupuk NPK, urea dan beberapa jenia pupuk lain yang takaranya sesuai kebutuhan masing-masing.

d) Pengendalian gulma

CXXIII. Pengendalian gukma dilakukan dengan dua cara yaitu dengan manual yang meliputi menggaruk, mendongkel, dan mebabat atau dengan cara kimia yaitu aplikasi herbisida yang seletif tergantung pada keadaan gulma yang akan dikendalikan. Alat-alat yang digunkan dalam aplikasi herbisida yaitu : masker, sarung tangan, alat semprot (kep) dengan matan 15 Liter.

(19)

12

CXXIV. Pemanenan adalah pengambilan buah kelapa sawit yang telah memenuhi kriteria matang panen daro pohonnya, selanjutnya bersama-sama brondol nya di kumpulkan untuk diangkat kepabrik. Pemanenan merupakan inti operasional kebun kelapa sawit untukmendapatkan jumlah TBS (tandan buah segar) yang tinggi, mendapatkan jumlah minyak dan kernel yang tinggi, mendapatkan jumlah minyak yang tinggi, biaya panen efisien, dan ekploitasi berjalan dengan baik sehingga mencapai umur produksi yang lama. Keberhasilan panen didukung oleh pengetahuan pemanen tentang persiapan panen. Keseluruhan faktor ini merupakan kombinasi yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.

1. Persipan panen

CXXV.Persiapan panen yang akurat akan memperlacar pelaksanaan panen yang meliputi tenaga kerja, perlatan, pengangkutan dan sarana oanen. Kebutuhan alat pengangkutan disesuaikan dengan produksi dan jarak kepabrik kelapa sawit. Peralatan yang digunakan dalam panen yaitu dodos, kampak, bangkat (alat yang digunakan masyarakat sekitar untuk mnegangkut buah ke TPH). Sedangan sarana panen adalah pasar pikul, jembatan panen dan TPH. Persianpan perlu dilakukan dengan baik agar pada saat pemanenan dapar berjalan dengan lancar.

2. Pelaksanaan panen

(20)

3. Sistem ancak

CXXVII. Pembagian ancak dalam pemanenan perlu dilakukan untuk mempermudah pengawasan. Sistem ancak panen bergantung pada keadaan topografi lahan dan keadaan tenaga kerja. Sistem panen yang digunakan di PT. Satria Multi Sukses merupakan sistem ancak tetap, yang artinya setipa pemanen diberikan ancak panen yang sama dengan luasan tertentu dan harus selesai pada hari tertentu dimana pada sistem ini pemanen diberi ancak dengan luasan 2 Ha kelebihan dari sistem ini yaitu setiap pemanen bertanggung jawab terhadap ancak panennya sendiri dan mudah dikontrol kualitasnya. CXXVIII.

CXXIX.

4. Pengumpulan buah di TPH (tempat pengumpulan hasil)

CXXX. Buah yang telah dipanen selanjutnya dikumpulkan ke TPH disusun rapi dengan tujuan untuk mempermudah kerani panen dalam menghitung jumlah buuah yang didapat per ancak. Pengawasan buah di TPH diperlukan untuk menghindari terjadinya pencurian buah baik itu tandan buah segar maupun brondolan. Kerani panen menghitung dan mengecek kualitas dan kuantita buah sebelum diangkut untuk dibawa ke PKS.

5. Pengangkutan buah ke PKS

CXXXI. Pengangkutan ke PKS dilakukan dengan mobil jenis truck setelah pengecekan dan perhitungan selesai. CXXXII.

(21)

14

CXXXIV. CXXXV. CXXXVI. CXXXVII. CXXXVIII. CXXXIX. CXL. CXLI. CXLII. CXLIII. CXLIV. CXLV.

CXLVI.

(22)

A. Terjadi Pemupukan Yang Terlambat dan Pemberian Pupuk Yang Tidak Tepat

CL. Untuk menunjang pertumbuhan tanaman agar dapat menghasilkan buah sawit yang berkualitas dan produksi yang optimal harus di lakukan penambahan unsur hara pada tanah agar cukup tersedia bagi tanaman dengan melakukan pemupukan, adapun jenis pupuk yang di gunakan di PT. Satria Multi Sukses adalah pupuk NPK majemuk. Bila terjadi kekurangan salah satu unsur hara atau lebih akan menimbulakan gejala yang tampak dan lansung dapat dilihat. Dengan demikian akan lebih mudah untuk menentukan bahwa tanaman tersebut mengalami difesiensi unsur hara tertentu. Tujuan pemupukan adalah untuk mempertahankan kesuburan tanah sebagai unsur hara yang telah di ambil oleh tanaman, pemupukan dilaksanakan sesuai dengan tahapan perkembangan tanaman yaitu Tanaman Belum Menghasilakan (TBM) dan Tanaman Mengahasilkan (TM). PT. Satria Multi Sukses mempunyai rekomendasi pemupukan yaitu untuk menentukan dosis pupuk yang akan di aplikasikan pada tanaman berdasarkan hasil analisis daun, analisa tanah dan hasil percobaan pemupukan di Agronomi.

CLI. Curah hujan yang tidak menentu menyebabkan ketepatan waktu pemupukan berkurang di karenakan pupuk yang di gunakan adalah NPK majemuk dengan kandungan N=12,65%, P2O5=6,75%, K2O=21%, MgO=4%, B2O3=0,65 B, pada pupuk NPK majemuk terdapat kandungan N yang memiliki sifat sukar larut melalui proses pencucian oleh aliran permukaan dan erosi yang di akibat curah hujan yang berlebihan.

CLII. Adapun permasalahan yang menyakut pada pemupukan di tanaman menghasilkan adalah pemberian pupuk yang tidak tepat sehingga banyak pokok tanaman kelapa sawit tidak mendapatkan asupan unsur hara dari pupuk, ini dikarenakan karyawan pupuk tidak tepat dalam aplikasinya dilapangan. Menurut rekomendasi yang di tentukan perusahaan adalah setiap pokok mendapatkan 2,5 kg pupuk NPK Componen dan satu karung

(23)

14

pupuk dapat di tebarkan ke 12 pokok tanaman kelapa sawit, tetapi penerapan oleh karyawan pupuk sangat berbeda dari yang seharusnya, rekomendasi menyatakan 12 pokok per karung tetapi kurang dari 12 pokok sehingga banyak tanaman yang tidak mendapatkan asupan hara dari pupuk dan ada tanaman yang mendapatkan lebih unsur hara nya karena pemberian yang berlebihan.

CLIII. Pemupukan pada tanaman kelapa sawit menghasilkan dilakukan tiap 6 bulan sekali yaitu menggunakan pupuk urea dan NPK dengan dosis urea 2.5 kg/tanaman dan NPK 2.5 kg/ tanaman. Pemupukan dilakukan dengan cara ditabur disekitar tanaman (piringan). Dosis pupuk tersebut masih kurang dari dosis yang dianjurkan. Adapun anjuran dosis pupuk yang digunakan untuk tanaman Kelapa Sawit menghasilkan dapat dilihat ditabel 2

CLIV. Tabel 2. Dosis pemupukan pada tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan

CLV. Jenis pupuk CLVI. Dosis

(kg/tan/th) CLVII. Keterangan

CLXXIV. Pupuk N ditaburkan merata mulai jarak 50 cm dari pokok sampai di pinggir luar piringan. Pupuk P, K dan Mg harus ditaburkan merata pada jarak 1-3 m dari pokok. Pupuk B ditaburkan merata pada jarak 30-50 cm dari pokok. Waktu pemberian pupuk sebaiknya dilaksanakan pada awal musim hujan (September-Oktober), untuk pemupukan yang pertama dan pada akhir musim hujan (Maret-April) untuk pemupukan yang kedua.

(24)

berpengaruh terhadap hasil tanaman sehingga jumlah tandan yang dapat dipanen pada rotasi panen tahun 2013 menurun dengan sangat drastis.

CLXXVI. Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produksi. Hasil menunjukkan pemupukan mutlak dilakukan karena nyata bisa meningkatkan produksi dan tetap menjaga stabilitas tanaman. Pemupukan dilapangan dilakukan atas rekomendasi pemupukan suatu areal yang didasarkan pada hasil analisis daun dan tanah, hasil pengamatan lapangan, potensi produksi, pelaksanaan pemupukan sebelumnya serta hasil percobaan pemupukan pada tanaman kelapa sawit (Sastrosayono 2006).

CLXXVII. Menurut Sunarko (2010), pemupukan untuk tanaman kelapa sawit menghasilkan dilakukan pada saat tanaman berumur 3 tahun, 4-6 tahun, 7-9 tahun, 10-14 tahun, 15-18 tahun dan 19-22 tahun dengan menggunakan pupuk yang mengandung N, P, K, Mg dan Bo. Pemupukan dilakukan dengan cara menaburkan pupuk dalam piringan yang dibuat melingkar disekitar tanaman. Pemupukan dilakukan pada larikan yang dibuat dalam piringan dengan jarak ½ meter dari pohon kelapa sawit. (Sastrosayono, 206).

(25)

16

(26)

A. Kesimpulan

CXCVI. Kelapa sawit merupakan tanaman yan mempunyai ptensi besar untuk dikembangkan di Kalimantan Barat mengigat ketersediaan lahan masih cukup luas dan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit.

CXCVII. Pemupukan merupakan salah satu usaha pemeliharaan tanaman untuk mengembalikan hara yang terangkut oleh tanamanguna mendapatkan pemupukan yang sehat agar produksi tanaman yang optimal dapat dicapai. Pemupukan yang tepat jenis, dosisi, cara, waktu, dan tempat diharapkan tanaman tidak kekurangan akan unsur hara, pertumbuhannya optimum dan leih cepat menghasilkan.

B. Saran

CXCVIII. Mengingat pekerjaan karyawan yang kurang baik, maka perlu ditingkatkan pengawsasan, pembimbingan, serta evaluasi yang baik demi memenuhi standar perusahaan.

CXCIX. CC. CCI. CCII. CCIII. CCIV. CCV.

(27)

17

(28)

CCXII.Fauzi, Y. 2006. Kelapa Sawit budidaya Pemanfaatan Hasil Dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran. Penebar Awadaya. Yogyakarta.

CCXIII. Pahan, I. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya. Jakarta

CCXIV. Risza, S. 1994. Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta.

CCXV.Sastrosayono, S. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta.

CCXVI. Sunarko, 2010. Petunjuk Praktis budidaya dan pengolahan kelapa sawit. Agromedia Pustaka. Jakarta.

CCXVII. Syakir, M. 2010. Budidaya Kelapa Sawit. Aska Media. Bogor CCXVIII. Setyamidjaja, D. 2006. Kelapa Sawit, teknik budidaya, Panen,

Pengolahan. Kanisius. Yogyakarta.

CCXIX. Marsonodan, P S. 2009. Pupuk Akar, Jenis, dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.

CCXX. Suyatno, R. 1993. Kelapa Sawit Upaya Meningkatkan Kualitas. Kanisius. Yogyakarta.

CCXXI.

CCXXII.

CCXXIII.

CCXXIV.

CCXXV.

CCXXVI.

CCXXVII.

CCXXVIII.

CCXXIX.

(29)

CCXXX. Lampiran

CCXXXI. CCXXXII. CCXXXIII. CCXXXIV. CCXXXV. CCXXXVI. CCXXXVII. CCXXXVIII. CCXXXIX. CCXL. CCXLI. CCXLII. CCXLIII.

CCXLIV. CCXLV. CCXLVI. CCXLVII. CCXLVIII.

CCXLIX. CCL. CCLI. CCLII. CCLIII. CCLIV.

(30)

Gambar

tabel 2.
Tabel 2. Dosis pemupukan pada tanaman kelapa sawit yang

Referensi

Dokumen terkait

• Tepat dosis, dosis yang diberikan harus sesuai anjuran yang telah diberikan oleh laboratorium hasil dari analisa daun dan analisa tanah, karena bila pupuk yang

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan kegiatan pemupukan adalah jenis dan dosis pupuk, persiapan blok yang akan dipupuk, sarana dan prasarana (jalan,

Kegiatan ini meliputi sistem organisasi pemupukan, aplikasi pemupukan mulai dari penguntilan pupuk, pengangkutan dan pengeceran pupuk, ketepatan jenis dan dosis

berdasarkan jumlah tanaman kelapa sawit yang akan dipupuk, efektifitas aplikasi yang meliputi tepat waktu, jenis, cara dan dosis pemupukan hingga pada akhirnya

Hal ini sesuai dengan pendapat Kusumo (1984) bahwa dalam melakukan pemberian limbah padat PKS harus memperhatikan tingkat dosis yang diberikan, sebab jika terlalu

Jika dilihat dari konsep pemupukan (5T) yaitu: tepat dosis, tepat waktu, tepat jenis, tepat cara, dan tepat kualitas dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa petani belum

berdasarkan jumlah tanaman kelapa sawit yang akan dipupuk, efektifitas aplikasi yang meliputi tepat waktu, jenis, cara dan dosis pemupukan hingga pada akhirnya

Dosis dan jadwal pemupukan sangat tergantung pada umur dan pertumbuhan bibit di pembibitan utama (main nursery), sebaiknya pemupukan pada pagi hari. Pada umumnya