• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI MULTICROPP INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI MULTICROPP INDONESIA "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI

MULTICROPPING JAGUNG DAN KACANG TANAH

DENGAN MONOKULTURE JAGUNG

PROPOSAL MPS

Untuk Memenuhi Persyaratan

Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial

oleh:

kahfi Ilham Tiway

21501032001

Program Studi Agribisnis

Fakultas Pertanian

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT Maha pengasih lagi Maha Penyayang. Atas Rahmad dan hidayah-Nya kami dapat menyusun proposal skripsi mata kuliah metode penelitian sosial dengan baik. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan Nabi Agung Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, beserta sahabat, dan orang-orang yang senantiasa berjuang dijalan-Nya.

Usaha keras dalam menggapai hasil maksimal senantiasa kami laksanakan dengan tekat yang kuat. Berpuluh-puluh jurnal penelitian telah memberikan pengetahuan dan ilmu yang luas, sehingga mampu menghantaran kami menyusun proposal mata kuliah metode penelitian sosial dengan judul “Analisis Komparatif Usahatani Multicroping Jagung Dan Kacang Tanah Dengan Monokultur Jagung”.

Dalam kesempatan kali ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah banyak membantu dalam menyelesaikan penyusunan proposal mata kuliah metode penelitian sosial ini, antara lain :

1. Allah SWT atas segala yang telah diamanahkan kepada kami.

2. Bapak Dr. Ir. Mashuri Mahfud, MP. selaku dosen pengampu mata kuliah metode penelitian sosial fakultas pertanian.

3. Haryadin yang telah memberikan inspirasi penulisan.

4. Auliya’ Infi Khusnul Khotimah yang telah memberikan inspirasi penulisan.

5. Teman-teman kelas Agribisnis kelas V-A.

6. Serta semua pihak yang telah merelakan jurnal penelitiannya menjadi bahan kutipan penulis.

Penulis sadar bahwa sesungguhnya tulisan ini hanya sedikit memberikan kontribusi positif bagi perkuliahan mata kuliah metode penelitian sosial, namun mampu memeberikan manfaat yang sangat besar bagi penulis. Tidak ada yang sempurna dari karya manusia, penulis juga menyadari demikian. Dengan segala kerendahan hati penulis memohon kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun bagi penulis agar kedepannya mampu menyusun karya yang lebih baik lagi.

Malang, 19 Januari 2018

(3)

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup dengan mata pencaharian sebagai petani. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor penting yang mendukung kehidupan penduduk. Akan tetapi penyempitan lahan pertanian terus terjadi. Desakan pembangunan menyebabkan lahan pertanian terkonversi menjadi kompleks perumahan elit.

Kebutuhan akan pangan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Sedangkan produktivitas pertanian cenderung menurun. Dengan ini maka pengembangan usahatani harus dilakukan salah satunya melalui sistem tanam multicroping atau lebih sering disebut dengan tumpangsari.

Multicroping menjadikan hasil usahatani lebih meningkat dan efisien, karena dalam satu kali massa panen bisa mendapatkan lebih dari dua komoditas pertanian. Pada kesempatan kali ini kami melakukan penelitian analisis usahatani multicroping jagung dengan kacang tanah. Kami memilih dua komoditas tanaman ini karena lebih mudah dibudidayakan. Jagung mampu berproduksi 43.69 Kw/Ha (BPS Jatim, dalam Putri Marlina 2013). Pada komoditas kacang yang memiliki nilai ekonomi yang sangat baik dan penting mampu berproduksi 42,152 Kw/Ha (..., 2013).

Efisiensi dan peningkatan produktivitas merupakan solusi yang tepat untuk pengembangan usahatani konvensional dengan luas lahan yang sempit. Peningkatan hasil panen juga akan meningkatkan pendapatan petani dan pelaku usaha pertanian. Serta mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Maka dari itu sangat perlu dilakukan penelitian mengenai usahatani multicroping dengan mengacu pada usahatani jagung dan kacang tanah.

B. Rumusan Masalah

(4)

1. Berapa besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan dari usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah dan usahatani monokultur jagung? 2. Apakah pendapatan usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah

lebih tinggi daripada usahatani monokultur jagung?

3. Apakah efisiensi usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah lebih tinggi daripada usahatani monokultur jagung?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan sebagai berikut :

1. Mengetahui besarnya biaya, penerimaan, dan pendapatan dari usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah dan usahatani monokultur jagung. memiliki rata-rata pendapatan sebesar Rp. 3.946.476,90Ha/MT sedangkan usahatani monokultur jagung memiliki rata-rata pendapatan sebesar Rp. 2.527.554,00Ha/MT. Hasil analisis R/C ratio usahatani tumpangsari jagung dan wijen adalah sebesar 1,86, sedangkan R/C ratio pada usahatani monokultur jagung sebesar 1,66. Berdasarkan hasil analisis R/C ratio tersebut menunjukkan bahwa usahatani tumpangsari jagung dan wijen lebih efisien dibandingkan usahatani monokultur jagung.

(5)

tumpangsari jagung dengan kedelai Rp. 2.347.063Ha/MT dan pendapatan usahatani monokultur jagung sebesar Rp. 1.704.367Ha/MT. Pada usahatani tumpangsari jagung dengan kedelai diperoleh nilai R/C ratio sebesar 2,6 dan R/C ratio usahatani monokultur jagung sebesar 2,2 yang berarti bahwa usahatani tumpangsari jagung dengan kedelai lebih efisien daripada usahatani monokultur jagung.

B. Tinjauan Pustaka

1. Jagung

Jagung merupakan salah satu jenis bahan makanan yang mengandung sumber hidrat arang yang dapat digunakan untuk menggantikan (mensubstitusi) beras sebab:

a. Jagung memiliki kalori yang hampir sama dengan kalori yang terkandung pada padi (lihat Tabel 3).

b. Kandungan protein di dalam biji jagung sama dengan biji padi, sehingga jagung dapat pula menyumbang sebagian kebutuhan protein yang diperlukan manusia. Kandungan karbohidratnyapun mendekati mendekati karbohidrat pada padi (lihat Tabel 3), berarti jagung juga memiliki nilai gizi yang hampir mendekati nilai gizi padi. c. Jagung dapat tumbuh pada berbagai macam tanah, bahkan pada

kondisi tanah yang agak keringpun masih dapat ditanam. Di daerahdaerah tertentu jagung digunakan sebagai makanan pokok, karena jagung mudah diperoleh.

Pertanaman jagung yang luas adalah pada daerah-daerah beriklim sedang dimana jagung ditanam pada waktu-waktu musim panas dan daerah-daerah beriklim subtropis dan tropis yang basah, dimana sinar matahari dan air optimal untuk pertumbuhannya. Pada umumnya jagung dapat ditanam disemua belahan bumi kecuali pada daerah yang terlalu dingin atau daerah yang musim pertumbuhannya terlalu singkat.

2. Kacang tanah

(6)

Kacang tanah selain dapat langsung dimakan, juga merupakan tanaman industri. Bijinya mengandung 25-30% protein yang berkualitas tinggi. Disamping mengandung lemak yang tinggi (40-50%), juga mengandung mineral-mineral seperti Ca, P dan Fe, serta vitamin A dan B. Kacang tanah juga merupakan sumber vitamin B1 dan B2.

3, Sistem Tanam Monokultur dan Multicroping

Pemilikan lahan yang sempit apabila tidak diusahakan secara intensif serta hanya dengan sistem monokultur akan berakibat rendahnya produksi persatuan luas dan persatuan waktu, resiko kegagalan, pengangguran musiman dan pengurangan kesuburan tanah. Pada usaha monokultur distribusi tenaga kerja sering tidak merata, dimana ada masa-masa tidak ada pekerjaan sama sekali. Tetapi pada sistem tumpang gilir didapat adanya distribusi tenaga kerja yang merata sepanjang tahun (Thahir, 1999: 19-22).

Penanaman tumpangsari sama umur adalah penanaman lebih dari satu jenis tanaman yang seumur pada waktu dan tempat yang sama dengan barisan-barisan teratur. Usaha pertanian ini mempunyai susunan barisan untuk tiap barisan teratur, sehingga perlakuaan untuk tiap jenis tanaman seperti halnya penyiangan, pemupukan, penyemprotan hama dan aktivitas lainnya lebih teratur. Umur dari jenis tanaman yang ditanam dalam usaha ini sama atau hampir bersamaan, misalnya penanaman kacang tanah diantara barisan-barisan jagung, kacang kedelai diantara barisan jagung, padi diantara barisan jagung, kacang kedelai diantara barisan sorghum, kacang hijau diantara barisan sorghum, kubis diantara barisan tomat, bawang diantara barisan jagung dan kombinasi lainnya (Thahir, 1992: 38)

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Peneliti memperkirakan adanya perbedaan input dan output antara usahatani multicroping dan usahatani monokultur. Input yang dimaksud peneliti adalah biaya yaitu semua pengeluaran untuk melakukan usahatani multicroping. Jumlah biaya yang dikeluarkan jelas berbeda, kebutuhan biaya multicroping akan lebih besar dibandingkan monokultur.

Melalui serangkaian proses analisis maka akan didapat informasi mengenai jumlah real input dan output dari usahatani multicroping maupun monokultur. Diantara data yang akan dicari adalah biaya, pendapatan, dan efisiensi usahatani. Serta akan dilakukan uji beda.

Kerangka teori pendekatan masalah dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran:

D. Hipotesis

(7)

lebih tinggi daripada efisiensi usahatani monokultur jagung.

E. Asumsi

1. Petani bertindak rasional dalam berusahatani, artinya selalu berusaha memperoleh pendapatan yang paling tinggi.

2. Keadaan daerah penelitian seperti iklim, keadaan tanah, dan serangan hama penyakit yang berpengaruh terhadap kegiatan usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah/ monokultur jagung bersifat normal atau tidak berpengaruh terhadap penelitian.

3. Teknologi yang digunakan dalam usahatani dianggap tetap selama masa penelitian.

(8)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Pengambilan Data

Data yang dianalisis harus menggunakan jumlah sampel yang cukup besar sehingga dapat mengikuti distribusi normal serta data dari experiment. sumber data adalah sebagai berikut :

1, Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari petani yang mengusahakan kacang tanah maupun pihak lain yang berhubungan dengan usahatani jagung dan kacang tanah.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pencatatan terhadap laporan maupun dokumen dari instansi-instansi yang berkaitan dengan penelitian. Sekaligus data dari hasil ekperiment penalti.

B. Metode Analisis Data

1. Analisis Biaya Usahatani

Pencatatan biaya eksperimen usahatani multicroping dan usahatani monokultur yang selanjutnya dikonversi ke dalam satuan biaya per hektar.

2. Analisis Pendapatan Usahatani

Pd U = R – C = H x Y – Bm

Keterangan :

PdU = Pendapatan usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah/ monokultur jagung (Rp)

R = Penerimaan usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah/ monokultur jagung (Rp)

C = Biaya usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah/ monokultur jagung (Rp) H = Harga produk usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah/ monokultur jagung (Rp)

Y = Hasil produksi usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah/ monokultur jagung (Kg)

Bm = Biaya mengusahakan usahatani tumpangsari jagung-kacang tanah/ monokultur jagung (Rp)

3. Analisis Efisiensi Usahatani

Efisiensi Usahatani = R C

(9)

tanah/ monokultur jagung (Rp)

C : Besarnya biaya yang dikeluarkan dalam usahatani multicroping jagung-kacang tanah/ monokultur jagung (Rp)

4. Analisa Uji Beda

Analisis statistika untuk menguji perbandingan atau uji beda biaya dan pendapatan usahatani Multicroping jagung-kacang tanah/monokultur jagung menggunakan uji t (t-test).

IV. PEMBAHASAN

1. Eksperimen menunjukan hasil positif dengan penekanan jumlah biaya pada usahatani multicroping berupa penanaman, perawatan, dan pemanenan yang selisihnya tidak jauh beda dengan biaya pada usahatani monokultur.

2. Pendapatan pada usahatani multicroping jauh lebih tinggi daripada monokultur, karena bisa langsung menjual dua komoditas berbeda dalam satu waktu.

3. Secara komparatif efisiensi dan uji beda usahatani multicroping lebih menguntungkan daripada usahatani monokultur.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian sekaligus eksperimen menunjukan bahwa usahatani multikroping jagung dan kacang tanah mendapatkan hasil sebesar Rp. 10.555.479,00/Ha/MT, lebih besar daripada pendapatan usahatani monokultur jagung yang hanya sebesar Rp.4.500.230,00/Ha/MT. Hasil uji t antara pendapatan usahatani multicroping jagung-kacang tanah menunjukan thitung sebesar 7,22 yang berarti usahatani multicroping

memberikan pendapatan yang jauh lebih tinggi.

Demi meningkatkan kecukupan pangan maka petani dan pelaku usahatani menerapkan pola tanam multicroping dalam usahataninya.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Andri 2013. Analisis Usahatani Tumpangsari Wijen dan Jagung pada Lahan Tegalan ditinjau Dari Segi Peningkatan Pendapatan Petani di Kabupaten Sragen. jurnal.

Anonimous. Usahatani jagung. Diakses tangga 29 Desember 2017 __________. Usahatani kacang tanah. Diakses tangga 29 Desember 2017

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan menentukan indeks keandalan SAIDI, berdasarkan durasi pemadaman serta jumlah konsumen pada setiap penyulang jaringan distribusi 20 kV

(Mystacoleucus Padangensis Blkr.) di danau Singkarak, komposisi jenis kepadatan dan keanekaragaman juvenil ikan pada padang lamun gugus pulau Pari, biodiversitas ikan karang di

Pada sirkuit pengendali lampu jarak jauh yang dibuat, transmitter berfungsi untuk mengirimkan sinyal informasi data melalui jaringan handphone berupa data-data khusus

Sayangnya, kedua buku diatas dalam penelitiannya hanya mengambil satu wilayah di Poso, sehingga keduanya tidak memberikan solusi yang tepat mengenai perdamaian di

Hal ini dibuktikan dengan dilaksanakannya meeting , lalu pengecekan pengajuan kredit, penandatanganan surat-surat, dan yang lebih penting adalah manajer kami selalu

Dalam rangka penghapusan diskriminasi terhadap perempuan, kelompok rentan, kelompok minoritas, dan masyarakat miskin, perlu ditindaklanjuti, antara lain pembuatan peraturan

Hal ini diakibatkan oleh serangan nematoda bengkak akar ( Meloidogyne spp.). Usaha pengendalian Meloidogyne spp. dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan

Di Indonesia, penelitian disclosure dan corpo- rate governance juga dilakukan, antara lain oleh Khomsiyah (2003) yang menunjukkan bahwa indeks corporate governance