• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TARIF PREMI DAN KUALITAS LAYANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH TARIF PREMI DAN KUALITAS LAYANA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TARIF PREMI DAN KUALITAS LAYANAN

TERHADAP TINGKAT LOYALITAS NASABAH ASURANSI

SYARIAH DI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh :

EVILYA DIAS HAPSARI

NIM. 17402153007

Dosen Pembimbing

Rokhmad Subagiyo, M.EI

EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

(2)

1

A. Judul Penelitian

Penelitian Ini Berjudul “Pengaruh Tarif Premi Dan Kualitas

Layanan Terhadap Tingkat Loyalitas Nasabah Asuransi Syariah di

Kabupaten Tulungagung”

B. Latar Belakang Masalah

Di dalam kehidupan yang pasang surut ini menjadikan beragam

aktifitas setiap individu menjadi berbeda dan melahirkan tantangan yang

beraneka ragam pula dalam menjalankan aktifitasnya, tentu saja dalam hal

ini terdapat berbagai resiko-resiko yang harus dihadapi oleh setiap

manusia, perbedaan ekonomi, kondisi geografis, dan hal lain melahirkan

resiko yang berbeda bagi setiap manusia.

Sebuah resiko berarti menghadapi berbagai kesulitan yang

mungkin menimbulkan cedera, musibah atau hal-hal semacam yang

sifatnya akan merugikan setiap individu. Resiko ada dimana-mana dari

resiko yang dapat dihindari sampai resiko yang dipilih sendiri, tidak

seorangpun pernah bisa mencapai keadaan pasti yang absolut. Dari saat

lahir kedunia sampai mati, setiap orang menghadapi kejadian/peristiwa

yang tidak diharapkan atau dikehendaki.

Resiko ada dimana-mana dari resiko yang dapat dihindari sampai

resiko yang dipilih sendiri, tidak seorangpun pernah bisa mencapai

keadaan pasti yang absolut. Dari saat lahir kedunia sampai mati, setiap

orang menghadapi kejadian/peristiwa yang tidak diharapkan atau

dikehendaki. Resiko dimasa datang dapat terjadi terhadap kehidupan

seseorang, kita tidak tahu kapan akan terjadi hal tersebut misalnya

kematian, sakit atau resiko dipecat dari pekerjaannya, dari dunia bisnis

resiko yang dihadapi dapat berupa risiko.

Dalam hal mengurangi risiko dan untuk melindungi berbagai

kemungkinan timbulnya berbagai kerugian maka salah satu tindakan yang

(3)

2

jasa asuransi makin dirasakan, baik oleh perorangan badan maupun dunia

usaha di Indonesia, asuransi merupakan sarana finansial dalam tata

kehidupan manusia, baik dalam menghadapi sebuah resiko yang mendasar

seperti halnya resiko kematian atau dalam menghadapi resiko atas benda

yang dimiliki.

Demikian halnya dengan dunia usaha saat ini, dalam menjalankan

berbagai kegiatan usaha untuk menghadapi berbagai resiko yang mungkin

dapat menggangu kesinambungan usahanya. Maka Asuransi menjadi

solusi utama. walaupun banyak metode untuk menanggani resiko, namun

asuransi merupakan metode yang paling banyak dipakai, asuransi

menjanjikan perlindungan kepada pihak tertanggung terhadap resiko yang

dihadapi oleh perorangan maupun perusahaan.

Berasuransi berarti tidaklah menolak takdir atau menghilangkan

sebuah ketawakalan seorang muslim kepada Allah SWT, karena segala

sesuatu yang mungkin terjadi setalah dengan usaha yang terus menerus

serta bekerja dengan penuh kesungguhan dengan segala sesuatu yang ada

didunia ini semuanya ditentukan oleh Allah SWT, sedangkan manusia

hanya diminta oleh Allah SWT untuk berusaha semaksimal mungkin.

Dengan hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat

(Q.S) At-Taghabun ayat 11

ۚ ُهَبْلَق ِدْهَي ِ اللَّاِب ْنِمْؤُي ْنَمَو ۗ ِ االلَّ ِنْذِإِب الَِّإ ٍةَبيِصُم ْنِم َباَصَأ اَم

ميِلَع ٍءْيَش ِّلُكِب ُ االلََّو

Artinya: “tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah”.

Menurut pandangan ekonomi, asuransi ialah suatu metode untuk

meminimalisir sebuah resiko dengan cara memindahkan dan mentransfer

sebuah ketidakpastian akan adanya kerugian keuangan (finansial), jadi

berdasarkan hal tersebut maka konsep ekonomi, asuransi bekenaan

dengan pemindahan dan mentransfer sebuah resiko. Asuransi di negara

(4)

3

syari’at Islam. Hal ini hampir sama dengan perbankan syari’ah. Jadi

secara umum asuransi syari’ah (takaful) dapat diidentifikasi sebagai

asuransi yang prinsip operasionalnya berlandaskan pada prinsip-prinsip

syari’ah Islam dengan berpedoman kepada Al-Quran dan as-sunnah.

Pada dasarnya asuransi merupakan salah satu dari buah peradaban

manusia dan merupakan suatu hasil evaluasi kebutuhan maniusia yang

sangat hakiki ialah kebutuhan akan rasa aman dan terlindungi, terhadap

kemungkinan menderita kerugian. Asuransi merupakan buah pikiran dan

akal budi manusia untuk mencapai suatu keadaan yang dapat memenuhi

kebutuhannya, terutama untuk kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya hakiki

yaitu rasa aman dan terlindung.1

Di negara Indonesia, perkembangan dunia perasuransian

khususnya asuransi syari’ah mengalami pertumbuhan yang sangat besar, hal ini hampir menyerupai perkembangan perbankan syari’ah. Kini

hampir semua asuransi konvensional sudah dan akan membuka cabang

unit syariah di berbagai kota besar maupun di berbagai pelosok sekalipun.

Hal ini dirasa besarnya tingkat kesadaran masyarakat akan perlunya

Lembaga Keuangan Syariah sangat tinggi, khususnya asuransi syari’ah,

karena untuk meminimalisir terjadinya sebuah resiko.

Asuransi syari’ah ini mulai beroperasi di negara Indonesia sejak

tahun 1994, ditandai dengan mulai beroperasinya asuransi syari’ah yakni

Asuransi Syariah Takaful. Hal ini yang menjadi dasar beroperasinya

adalah kebijaksanaan Departemen Keuangan saja, karena pada waktu itu

belum adanya satupun undang-undang yang mengatur tentang Asuransi

Syari’ah. Semua mengacu pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian yang seharusnya dijadikan pedoman untuk

peraturan pelaksanaan asuransi konvensional. Maka banyak hal yang

1 Sri Rejeki Hartono

(5)

4

perlu diatur dalam asuransi syari’ah tidak diatur dalam undang-undang itu.2

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis

merumuskan permasalahan untuk diteliti lebih rinci. Adapun permasalahan yang

akan di bahas dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan Tarif Premi terhadap Loyalitas

Nasabah

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari Kualitas Layanan terhadap

Loyalitas Nasabah?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari Tarif Premi dan Kualitas

Layanan terhadap Loyalitas Nasabah

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengkaji pengaruh yang signifikan Tarif Premi terhadap Loyalitas

Nasabah

2. Untuk mengkaji pengaruh yang signifikan dari Kualitas Layanan terhadap

Loyalitas Nasabah

3. Untuk mengkaji pengaruh yang signifikan dari Tarif Premi dan Kualitas

Layanan terhadap Loyalitas Nasabah

E. Batasan Masalah

Penelitian ini diarahkan mengenai Tarif Premi, Kualitas Layanan terhadap

Tingkat Loyalitas Nasabah Asuransi Syariah. Dalam melakukan penyusunan

proposal penelitian ini mengalami batasan masalah yang dihadapi, yakni tidak

akan membahas secara menyeluruh dan hanya terbatas pada Asuransi Syariah

di Kabupaten Tulungagung dan menghindari meluasnya permasalahan, maka

penelitian ini memfokuskan pada Pengaruh Tarif Premi dan Kualitas Layanan

2 M. Lutfi Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syari’ah, (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003), hal.

(6)

5

Terhadap Tingkat Loyalitas Nasabah Asuransi Syariah Di Kabupaten

Tulungagung.

F. Kegunaan Penelitian

Adapun yang dapat diambil kegunaannya dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi atau bahan

masukan tambahan bagi perusahaan dalam menyikapi berbagai

permasalahan premi atau kontribusi asuransi syariah dalam menentukan

besarnya tarif premi.

2. Bagi Pegawai Asuransi Syariah

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan yang

lebih banyak kepada pegawai dalam bekerja disebuah perusahaan asuransi

agar dapat meningkatkan daya jual yang tinggi.

3. Bagi Peneliti

Dalam penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan

mengenai lembaga perasuransian syariah secara rill khususnya yang

menyangkut premi asuransi, kualitas layanan dan loyalitas nasabah.

4. Bagi Akademis

Dalam penelitian ini diharapkan menjadi bahan kajian atau sebagai

referensi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

perasuransian sesuai syariah.

G. Penegasan Istilah

Untuk menghindari adanya kesalahan dalam menafsirkan judul

proposal ini, maka penulis perlu memberikan penegasan atau pengertian

pada istilah-istilah dalam judul tersebut yang sekaligus menjadi batasan

dalam pembahasan selanjutnya sebagai berikut:

1. Premi, adalah “Sejumlah uang yang dibayarkan oleh seseorang

(7)

6

adanya perjanjian pertanggungan yang dituangkan dalam polis

asuransi”.

2. Menurut Lewis dan Booms Kualitas Layanan, yang dikutip oleh

Tjiptono, kualitas jasa atau layanan sebagai ukuran seberapa bagus

tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspetasi

konsumen. Berdasarkan definisi ini, kualitas layanan ditentukan oleh

kemampuan perusahaan memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen sesuai dengan ekspetasi konsumen. Tjiptono dalam

Sunyoto mengatakan bahwa kualitas atau mutu dalam industri jasa

pelayanan adalah suatu penyajian produk atau jasa sesuai ukuran yang

berlaku di tempat produk tersebut diadakan danpenyampaiannya

setidaknya sama dengan yang diingkan dan diharapkan oleh

konsumen.

3. Loyalitas Nasabah, Parasuraman dalam Akbar dan Parvez bahwa

loyalitas nasabah sebagai kerangka berpikir nasabah yang memegangi

sikap yang disukai terhadap sebuah perusahaan, berkomitmen untuk

membeli lagi produk/jasa perusahaan serta merekomendasikan

produk/jasa tersebut.3

Loyalitas pelanggan adalah suatu kesetiaan seorang pelanggan yang

secara mendalam untuk berlangganan kembali untuk melakukan

pembelian ulang suatu produk atau jasa secara konsisten dimasa yang

akan datang meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran

mempunyai potensi untuk kepatuhan, ketaatan, kesetian, ketaatan.4

3

Akbar, Muhammad Muzahid dan Noorjahan Parvez,“Impact of sevice, qualit, trust and customer satisfaction on customer loyalty. ABAC Vol. 29, No. 1,( January-April), pp.24-38, 2009, hal. 27.

4 Ratih Hurriyati,

(8)

7

H. Landasan Teori 1. Asuransi Syariah

a. Pengertian Asuransi Syariah

Definisi Asuransi yang lebih lengkap adalah seperti yang

tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2

Tahun 1992 tentang usaha perasuransian Bab 1 Pasal 1 yang

berbunyi:

“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua

pihak atau lebih, dengan mana pihak tertanggung mengikatkan diri

kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk

memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian,

kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan

diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak

pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan

atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.5

Asuransi syariah merupakan salah satu jenis lembaga

keuangan syariah non bank. Asuransi syariah juga memiliki

kesamaan fungsi dengan lembaga keuangan syariah non bank

lainnya, yakni untuk memperoleh keuntungan dari hasil investasi

dana yang dikumpulkan dari peserta asuransi. Cara pembagian

keuntungan pengelolaan dana peserta asuransi dilakukan dengan

prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Dalam hal ini

perusahaan asuransi bertindak sebagai pihak pengelola dana

(mudharib) yang menerima pembayaran dari peserta asuransi

untuk dikelola dan diinvestasikan sesuai dengan prinsip syariah

(bagi hasil). Sedangkan peserta asuransi bertindak sebagai pemilik

5 AM. Hasan Ali,

(9)

8

dana (shahibul maal) yang akan memperoleh manfaat jasa

perlindungan, penjaminan dan bagi hasil dari perusahaan asuransi.6

b. Prinsip Asuransi Syariah

Prinsip utama dalam asuransi syariah adalah ta‟awanu

„ala al birr wa al-taqwa (tolong-menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan takwa) dan al-ta‟min (rasa aman). Prinsip ini

menjadikan para anggota atau peserta asuransi sebagai sebuah

keluarga besar satu dengan lainnya saling menjamin dan

menanggung risiko. Hal ini disebabkan transaksi yang dibuat

dalam asuransi takaful adalah akad takafuli (saling menanggung),

bukan akad tabaduli (saling menukar) yang selama ini digunakan

oleh asuransi konvensional, yaitu pertukaran pembayaran premi

dengan uang pertanggungan.7

c. Landasan Hukum Asuransi Syariah

Surah Al-Maidah ayat : 2

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam

(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong

dalam berbuat dosa dan pelanggaran.s Dan bertakwalah kamu

kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” Ayat ini

memuat perintah (amr) tolong-menolong antar sesama manusia.

Dalam bisnis asuransi, nilai ini terlihat dalam praktik kerelaan

anggota (nasabah) perusahaan asuransi untuk menyisihkan dananya

agar digunakan sebagai dana social (tabarru’). Dana sosial ini

berbentuk rekening tabarru’ pada perusahaan asuransi dan

6

Hendi Suhendi, Deni K. Yusuf, Asuransi Takaful dari Teoritis ke Praktis, (Bandung: Mimbar Pustaka, 2005), hal. 9.

7 Gemala Dewi,

(10)

9

difungsikan untuk menolong salah satu anggota (nasabah) yang

sedang mengalami musibah.8

2. Premi Asuransi

a. Pengertian Premi

Premi adalah: “Sejumlah uang yang dibayarkan oleh

seseorang pemegang polis kepada perusahaan asuransi sehubungan

dengan adanya perjanjian pertanggungan yang dituangkan dalam

polis asuransi”.

Premi merupakan faktor yang penting dalam asuransi baik

bagi penanggung maupun bagi tertanggung, premi juga bisa

disebut dengan istilah kontribusi atau dalam bahasa fiqh muamalah

disebut al-musahamah, kontribusi (al-musahamah) dalam

perjanjian asuransi syariah adalah pertimbangan keuangan (

al-iwad) dari bagian peserta yang merupakan kewajiban yang muncul

dari perjanjian antara peserta dengan pengelola.

Dalam himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI edisi

revisi tahun 2006 dijelaskan bahwa premi adalah: “Kewajiban

peserta asuransi untuk memberikan sejumlah dana kepada PT

Asuransi sesua dengan kesepakatan dalam akad”. Dalam asuransi

syariah premi terbagi menjadi tiga yaitu:

 Premi tabungan adalah: “Premi yang disetor oleh pemegang

polis untuk dipergunakan sesuai dengan keperluannya

masing-masing pemegang polis”. Menurut keputusan Menteri

keuangan Indonesia No. 225/KMK.017/1993, PT. Asuransi

boleh pula memasukan unsur tabungan ke dalam premi

sehingga akan terbentuk apa yang disebut dengan nilai tunai

yang akan dikembalikan pada pemegang polis baik sewaktu

maupun diakhir masa asuransi pada PT. Asuransi syariah,

nilai tunai sama dengan akutansi tabungan.

8

(11)

10

 Premi biaya adalah: “sejumlah uang yang dibayarkan peserta

asuransi untuk membayar biaya administrasi dan

operasional”

 Premi tabarru’ adalah: “sejumlah uang yang dibayarkan oleh

pemegang polis atau peserta asuransi secara tulus dan ikhlas

dan tidak untuk diminta kembali ditunjukan untuk tolong

menolong”. Premi tabarru bukan menjadi hak milik perusahaan, bila perusahaan tidak lagi menjalankan usahanya

maka saldo dan tabarru dikembalikan kepada umat untuk

berbagai aktifitas kebijakan.9

Penelitian oleh Nursalim, menyatakan harga atau tarif

premi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pemakaian jasa asuransi. Adisaputro, dkk dalam penelitiannya

menyatakan besarnya pengaruh premi terhadap kepuasan

pelanggan sebesar 8,1 persen yang berarti semakin sesuai tarif

premi asuransi yang ditawarkan maka semakin tinggi tingkat

kepuasan nasabah. Tingginya tingkat kepuasaan nasabah akan

menimbulkan pembelian berulang yang berujung pada loyalitas

nasabah.

3. Kualitas Layanan

a. Pengertian Kualitas

Pengertian atau makna atas konsep kualitas telah diberikan

oleh banyak pakar dengan berbagai sudut pandang yang berbeda,

sehingga menghasilkan definisi-definisi yang berbeda pula.

Menurut Tjiptono Kualitas, apabila dikelola dengan tepat,

berkontribusi positif terhadap terwujudnya kepuasan dan loyalitas

pelanggan. Kualitas memberikan nilai plus berupa motivasi khusus

bagi para pelanggan untuk menjalin ikatan relasi saling

menguntungkan dalam jangka panjang dengan perusahaan.

9 Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan fatwa Dewan Syariah Nasional MUI, Edisi Revisi 2006,

(12)

11

Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh

dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan.

Kualitas pelayanan lebih terfokus pada kepuasan dari

seorang konsumen, karena suatu produk atau jasa itu adalah

sesuatu yang tidak bisa disimpan,dan produk tersebut tidak

berbentuk fisik sehingga produk berbentuk jasa yang akan

mempengaruhi kepuasan seorang konsumen untuk membeli

kembali produk atau jasa yang akan ditawarkan atau loyalitas

konsumen dan akan menarik seorang konsumen menjadi pelanggan

dari suatu perusahaan bisnis tersebut customer potensial.10

Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan

sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara

atau perolehan dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka

harapkan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan sesuai dengan

yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan

memuaskan. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah dari

pada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan

buruk/tidak sesuai dengan harapan konsumen. 11

Kemudian Triguno juga mengungkapkan hal yang senada

tentang kualitas, yang dimaksud dengan kualitas adalah, “Suatu

standar yang harus dicapai oleh seseorang atau kelompok atau

lembaga atau organisasi mengenai kualitas sumber daya manusia,

kualitas cara kerja, proses dan hasil kerja atau produk yang berupa

barang dan jasa.” Menurut Triguno, Pengertian kualitas tersebut

menunjukan bahwa kualitas itu berkaitan erat dengan pencapaian

10

Rokhmat Subagiyo dan Agus Eko Sujianto, Membangun Loyalitas Nasabah, (Yogyakarta: Lentera Kreasindo, 2014), hlm.1.

11

(13)

12

standar yang diharapkan. Lebih lanjut Handi Irawanmenjelaskan

bahwa kualitas pelayanan merupakan salah satu faktor yang dapat

mendorong kepuasan pelanggan.12

Jadi dari beberapa teori yang ada kesimpulannya bahwa

kualitas pelayanan merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kepuasan pelanggan.Teori ini digunakan dalam

penelitian karena mampu mengakomodasi dan mewakili

obyek-obyek kualitas produk dan kualitas pelayanan dari produk yang di

teliti.Pada pengembangan selanjutnya,dimensi tersebut diangkat

menjadi variabel dimana dari variabel-variabel ini kemudian diurai

menjadi dimensi-dimensi dan indikator-indikatornya.

Dan Menurut Fitzsimmons bersaudara dalam Sulastiyono

menjelaskan bahwa kualitas pelayanan adalah sesuatu yang

kompleks, dan tamu akan menilai kualitas pelayanan melalui lima

prinsip dimensi.

b. Prinsip Dimensi Pelayanan

Prinsip Dimensi pelayanan sebagai ukuranya, yaitu sebagai

berikut :

 Reliabilitas (Reliability), adalah kemampuan untuk

memberikan secara tepat dan benar jenis pelayanan yang

telah dijanjikan kepada tamu.

 Responsif (Responsiveness), yaitu kesadaran atau keinginan

untuk cepat bertindak membantu tamu dan memberikan

pelayanan yang tepat waktu.

 Kepastian/jaminan (Assurance), adalah pengetahuan dan

kesopan santunan serta kepercayaan diri para pegawai.

Dimensi assurance memiliki ciri-ciri : kompetensi untuk

12

(14)

13

memberikan pelayanan, sopan dan memiliki sifat respek

terhadap tamu.

 Empati (Empathy), memberikan perhatian individu tamu

secara khusus. Dimensi empathy ini memiliki ciri-ciri :

kemauan untuk melakukan pendekatan, memberikan

perlindungan dan usaha untuk mengerti keinginan,

kebutuhan dan perasaan tamu.

 Nyata (Tangibles), yaitu sesuatu yang nampak atau yang

nyata , yaitu : penampilan para pegawai, dan

fasilitas-fasilitas pisik, lainnya seperti peralatan dan perlengkapan

yang menunjang pelaksanaan pelayanan.

4. Loyalitas Nasabah

a. Pengertian Loyalitas Nasabah

Loyalitas menurut Tjiptono adalah situasi dimana nasabah

bersikap positif terhadap produk atau produsen (penyedia

jasa/produk) dan disertai pola pembelian ulang yang konsisten.13

Parasuraman dalam Akbar dan Parvez bahwa loyalitas nasabah

sebagai kerangka berpikir nasabah yang memegangi sikap yang

disukai terhadap sebuah perusahaan, berkomitmen untuk membeli

lagi produk/jasa perusahaan serta merekomendasikan produk/jasa

tersebut.14

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa loyalitas

merupakan suatu sikap positif nasabah terhadap suatu produk atau

jasa maupun pada perusahaan itu sendiri yang disertai dengan

komitmen untuk membeli produk atau jasa perusahaan tersebut dan

merekomendasikannya pada pihak lain. Fenomena semacam ini

kalau dikaitkan dengan industri perbankan di Indonesia maka pihak

bank harus mengambil langkah yang tepat dengan

13

Fandy Tjiptono, Manajemen..., Andi Offset, Yogyakarta, 2002, hal. 111.

14

Akbar, Muhammad Muzahid dan Noorjahan Parvez,“Impact of sevice, qualit, trust and

(15)

14

mempertahankan nasabah yang loyal. Karena dengan nasabah yang

loyal tersebut tentu akan memberikan banyak keuntungan.

Diantaranya adalah tidak mudah nasabah tersebut untuk

dipengaruhi agar berpindah ke produk pesaing. Bahkan yang tidak

kalah pentingnya, nasabah yang telah loyal besar kemungkinan

untuk selalu memberikan rekomendasi kepada nasabah lain untuk

turut memanfaatkan produk tersebut. Diantara faktor yang

menyebabkan nasabah loyal terhadap suatu Asuransi adalah faktor

tingkat nilai nasabah, kualitas produk, kualitas jasa syariah dan

kepuasan nasabah.

b. Faktor-Faktor Yang Membentuk Loyalitas Nasabah

Swastha dan Handoko menyebutkan lima faktor utama yang

mempengaruhi loyalitas, sebagai berikut:

 Kualitas Produk, kualitas produk yang baik secara langsung

akan mempengaruhi tingkat kepuasan nasabah, dan bila hal

tersebut berlangsung secara terus-menerus akan

mengakibatkan nasabah yang selalu setia membeli atau

menggunakan produk tersebut dan disebut loyalitas

nasabah.

 Kualitas jasa, selain kualitas produk ada hal lain yang

mempengaruhi loyalitas konsumen yaitu kualitas jasa.

 Emosional, emosional di sini lebih diartikan sebagai

keyakinan penjual itu sendiri agar lebih maju dalam

usahanya. Keyakinan tersebut nantinya akan mendatangkan

ide-ide yang dapat meningkatkan usahanya.

 Harga, sudah pasti orang menginginkan barang yang bagus

dengan harga yang lebih murah atau bersaing. Jadi harga di

sini lebih diartikan sebagai akibat,atau dengan kata lain

(16)

15

tersebut yang bagus, atau harga yang tinggi sebagi akibat

dari kualitas pelayanan yang bagus.

 Biaya, orang berpikir bahwa perusahaan yang berani

mengeluarkan biaya yang banyak dalam sebuah promosi

atau produksi pasti produk yang akan dihasilkan akan bagus

dan berkualitas, sehingga nasabah lebih loyal terhadap

produk tersebut.15

I. Penelitian Terdahulu

1. Hubungan Tarif Premi terhadap Loyalitas Nasabah

Penelitian yang dilakukan oleh Nursalim pada tahun 2014

menyatakan harga atau tarif premi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pemakaian jasa asuransi AJB Bumiputera 1912.

Adisaputro, dkk pada tahun 2013 dalam penelitiannya menyatakan

besarnya pengaruh premi terhadap kepuasan pelanggan sebesar 8,1 persen

yang berarti semakin sesuai tarif premi asuransi yang ditawarkan maka

semakin tinggi tingkat kepuasan nasabah. Tingginya tingkat kepuasaan

nasabah akan menimbulkan pembelian berulang yang berujung pada

loyalitas nasabah. Kedua penelitian tersebut mendasari hipotesis spesifik,

yaitu:

H1: Tarif Premi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Loyalitas Nasabah Asuransi Syariah di Kabupaten

Tulungagung

2. Hubungan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Nasabah

Ariyani dan Rosinta pada tahun 2010 dalam penelitiannya

mengemukakan bahwa kualitas pelayanan yang baik terhadap nasabah

memberikan citra yang baik kepada masyarakat umum sehingga dapat

memberikan keuntungan yang optimal kepada perusahaan tersebut dan

kualitas pelayanan jasa yang rendah tidak hanya menimbulkan

15

(17)

16

ketidakpuasan pada nasabah, tetapi juga berdampak pada orang lain.

Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Azizah tahun 2012, variabel

kualitas pelayanan berpengaruh positif secara simultan terhadap loyalitas

nasabah BRI Cabang Semarang Pandanaran. Penelitian tesebut kemudian

mendasari hipotesis sebagai berikut:

H2: Kualitas Pelayanan berpengaruh positif dan signifikan Tarif Premi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loyalitas Nasabah

Asuransi Syariah di Kabupaten Tulungagung

J. Kerangka Konseptual

Menurut Notoatmodjo, Kerangka konsep adalah suatu uraian dan

visualisasi tentang hubungan atau kaitan antara konsep-konsep atau

variabel- variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang

akan dilakukan

K. Hipotesa Penelitian

Penelitian ini memiliki hipotesis penelitian, antara lain:

1. H1 : Tarif Premi berpengaruh signifikan terhadap Tingkat

Loyalitas Nasabah

2. H2 : Kualitas Layanan berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas

Nasabah.

3. H3 : Pembayaran Premi dan Kualitas Layanan berpengaruh signifikan

terhadap Loyalitas Nasabah.

KUALITAS LAYANAN (X2) TARIF PREMI

(X1)

(18)

17

L. Metode Penelitian 1. Variabel penelitian

Menurut Sugiyono, Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel,

diantaranya:

a. Variabel Independen

Menurut Sugiyono, Variabel independen atau variabel bebas

adalah variabel yang mempengaruhi atau variabel lain atau

disebut sebagai variabel stimulus yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Pada penelitian

ini yang menjadi variabel bebas yaitu Tarif Premi (X1) dan

Kualitas Layanan (X2)

b. Variabel Dependen (terikat)

Menurut Sugiyono, Variabel dependen adalah variabel yang

nilainya dipengaruhi oeh variabel lain atau menjadi akibat dari

adanya variabel bebas dan sering disebut sebagai variabel output,

kriteria, atau konsekuen. Pada penelitian ini yang menjadi variabel

terikat adalah Loyalitas Nasabah (Y)

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausal, yaitu jenis penelitian yang

mencoba untuk mengadakan penyelidikan hubungan sebab akibat pada

antar variabel yang diteliti.

3. Populasi

Populasi merupakan himpunan sebuah individu atau objek yang

menjadi bahan pembicaraan atau bahan penelitian. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua karyawan dan nasabah Asuransi Syariah di

(19)

18

4. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel acak

sederhana. Jadi, semua karyawan dan nasabah Asuransi Syariah di

Kabupaten Tulungagung. Memiliki peluang yang dapat diketahui dan

sama untuk terpilih sebagai responden.

M. Teknik Analisis Data

Terdapat teknik analisis data diperlukan untuk menjawab rumusan

dan tujuan penelitian yang ada. Bentuk hipotesis yang diajukan, akan

menentukan bentuk teknik statistik yang digunakan.16 Yang digunakan

dalam penelitian ini, yaitu :

a. Wawancara yaitu mengadakan diskusi langsung pada responden

dengan mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dengan

menggunakan kuisioner yang telah disiapkan.

b. Observasi yaitu dengan cara melakukan pengamatan secara langsung

dari semua karyawan dan nasabah Asuransi Syariah di Kabupaten

Tulungagung.

c. Pencatatan yaitu mengumpulkan data dengan mencatat data yang

sudah tersedia yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

d. Dokumentasi yaitu teknik dengan melakukan dokumentasi terhadap

data-data yang ada pada Asuransi Syariah di Kabupaten Tulungagung.

16 Rokhmad Subagiyo,

Metode Penelitian Ekonomi Islam: Konsep dan Penerapan, (Jakarta:Alim’s

(20)

19

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Muhammad Muzahid dan Noorjahan Parvez. 2009. “Impact of

sevice, quality, trust and customer satisfaction on customer loyalty. ABAC Vol.

29, No. 1,( January-April), pp.24-38.

Ali, AM. Hasan. 2004. Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam: Suatu

Tinjauan Analisis Historis , Teoritis & Praktis. Jakarta: Prenada Media.

Amrin, Abdullah. 2007. Stretegi Pemasaran Asuransi Syariah. Jakarta:

Grasindo.

Dewan Syariah Nasional MUI, Himpunan fatwa Dewan Syariah Nasional

MUI, Edisi Revisi 2006, no.21/DSN-MUI/X/2001, tentang pedoman umum

asuransi syariah.

Dewi, Gemala. 2007. Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan

Perasuransian Syariah di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Hamidi, M. Lutfi. 2003. Jejak-jejak Ekonomi Syari’ah. Jakarta: Senayan

Abadi Publishing.

Hurriyati, Ratih. 2010. Bauran Pemasaran Dan Loyalitas Konsumen.

Bandung: Alfabeta.

Hartono, Sri Rejeki. 2008. Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi.

Jakarta: Sinar Grafika.

Irawan, Hadi. 2002. Prinsip Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Elex Media

(21)

20

Subagiyo, Rokhmad. 2017. Metode Penelitian Ekonomi Islam: Konsep

dan Penerapan. Jakarta:Alim’s Publishing

Subagiyo, Rokhmat dan Agus Eko Sujianto. 2014. Membangun Loyalitas

Nasabah. Yogyakarta: Lentera Kreasindo

Suhendi,Hendi dan Deni K. Yusuf. 2005. Asuransi Takaful dari Teoritis

ke Praktis. Bandung: Mimbar Pustaka.

Swastha, Basu dan Hani Handoko. 2004. Perilaku Konsumen. Yogyakarta:

BPFE

Referensi

Dokumen terkait

Objek penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Binjai selatan, yang mana merupakan kecamatan paling banyak menganut Agama Islam, daripada kecamatan lainnya di Kota

Dalam hal ini metode bermain dirasa sangatlah tepat diterapkan untuk memperbaiki kemampuan dribbling siswa dikarenakan karakter siswa kelas 7 masih cenderung ingin bermain

Prosedur permintaan dan pertanggungjawaban pegeluaran kas kecil dengan menggunakan metode imprest fund system pengeluaran dana kas kecil tidak dicatat dalam

Berdasarkan paparan data Bab IV, maka diperoleh kesimpulan dari tentang partisipasi anggota remaja “1000 komunitas” dalam kegiatan aksi sosial di Kota

Hasil belajar pada kelompok eksperimen 1 dengan menggunakan model Student Team Achievement Division (STAD) lebih unggul dibandingkan dengan kelompok eksperimen 2 yang menggunakan

Hasil perbandingan antara struktur yang didesain dengan Metode DDBD dengan dan tanpa faktor kuat lebih menunjukkan bahwa Metode DDBD dengan gaya geser rencana

Keadaan sinyal yang dihasilkan kembali ke aslinya tidak akan sama dengan sinyal yang dikirimkan.perbedaan antara sinyal output decoder engan sinyal input encoder

Secara tersirat bahwa informasi secara tertulis lebih baik dibandingkan dengan lisan, dikatakan oleh Sampurna, at.all (2006), menjelaskan untuk meningkatkan pemahaman