• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENGARUH IKLIM BAGI MANUSIA BENC (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH PENGARUH IKLIM BAGI MANUSIA BENC (1)"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

i

MAKALAH

KLIMATOLOGI

“ PENGARUH IKLIM BAGI MANUSIA”

DALAM MASALAH BENCANA DAN KESEHATAN

DIAJUKAN KEPADA DOSEN MATA KULIAH KLIMATOLOGI

PADA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

DALAM MEMENUHI TUGAS KULIAH

DOSEN PEMBIMBING :

Drs. H. SIDHARTA ADYATMA, M.Si.

DISUSUN OLEH :

RIMA MEILITA SARI

NIM : A1A509211

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia dan rahmatNya jualah saya dapat menyelesaikan makalah dengan tema “ Pengaruh Iklim Bagi Manusia dalam Masalah Bencana dan Kesehatan“.

Uraian yang akan saya paparkan pada makalah ini tentang definisi dari pemanasan global, penyebab pemanasan global, serta dampak yang ditimbulkan pemanasan global ( global warming ) terhadap bencana yang ada di bumi dan dampaknya bagi kesehatan.

Sehubungan dengan hal itu, maka saya berusaha menguraikan sebaik mungkin dan memberikan penjelasan tentang hal yang akan saya paparkan tersebut dan pentingnya mengetahui tentang pengaruh pemanasan global agar kita dapat berusaha mencegah sebaik mungkin agar bumi kita yang tercinta ini kembali seperti keadaan semula ( stabil ).

Saya menyadari keterbatasan dan kemempuan serta pengetahuan yang saya miliki. Tentu makalah ini jauh dari kesan sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat saya perlukan agar menjadi yang lebih baik lagi.

Selanjutnya saya ucapkaan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam membuat makalah yang bertema “ Pengaruh Iklim Bagi Manusia Dalam Masalah Bencana dan Kesehatan “ini, tak lupa pula saya mengucapkan terimakasih kepada Drs. H. Sidharta Adyatma, M.Si. yang menjadi dosen pembimbing saya dalam mata kuliah klimatologi ini.

Semoga saja informasi yang saya berikan bermanfaat untuk kita semua.

Banjarmasin, April 2010 Penyusun,

(3)

iii

DAFTAR ISI HAL

Halaman Judul………... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... iii

BAB I : PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang……….. 1

1.2 Rumusan Masalah………. 1

1.3 Tujuan……… 2

1.4 Manfaat……….. 2

1.5 Metode Penulisan……….. 2

1.6 Sistematika Penulisan……… 2

BAB II : PEMBAHASAN……….. 4

2.1 Definisi Iklim………. 4

2.2 Unsur-Unsur Pembentuk Cuaca………. 5

2.3 Pengaruh Iklim bagi Manusia……… 9

2.4 Pengaruh Iklim terhadap Bencana……….. 10

2.5 Pengaruh Iklim terhadap Kesehatan……… 18

BAB III : PENUTUP……… 30

3.1 Kesimpulan……….. 30

3.2 Saran………. 31

LAMPIRAN……… 32

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Iklim tidak pernah lepas dari kehidupan makhluk hidup. Tidak hanya benda yang hidup saja, benda mati pun juga merasakan pengaruh iklim. Iklim merupakan rata – rata dari cuaca dan pada daerah yang relative luas, definisi ini secara tidak langsung memberikan kita gambaran bahwa iklim sangat besar pengaruhnya bagi kita semua. Misalnya, Iklim sangat berpengaruh pada kesehatan manusia dan bencana yang akhir-akhir ini sering kita rasakan. Bencana dan kesehatan pun sangat berhubungan erat dan saling mempengaruhi. Seperti contoh, pada suatu tempat yang dilanda bencana banjir pasti akan berdampak pula pada kesehatan masyarakat di daerah tersebut, pada bencana banjir mengakibatkan wabah penyakit seperti diare, penyakit kuli, bahkan penyakit saluran pernafasan atau ispa. Iklim juga mempengahuri budaya dan sikap, pola tingkah laku masyarakat di sekitarnya.

Selama 150 tahun terakhir iklim di muka bumi mulai berubah seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi yang menyebabkan suhu di permukaan bumi menjadi meningkat. Suhu permukaan bumi yang semakin tahun semakin meningkat menyebabkan pemanasan global yang disebabkan oleh efek gas rumah kaca yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor, pembakaran pada kegiatan produksi, penebangan hutan secara berlebihan tanpa memperhatikan dampak yang ditimbulkan serta lain sebagainya. Beberapa tahun terakhir pula seluruh Negara di dunia ramai mengadakan kampanye dan sosialisasi pengaruh iklim serta pemanasan global bagi kehidupan manusia.

1.2 Rumusan Masalah

Dari beberapa referensi yang saya dapatkan, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penulisan makalah dengan tema “ Pengaruh Iklim bagi Manusia dalam Masalah Bencana dan kesehatan” ini yaitu :

(5)

2

d. Apa saja penyebab dari perubahan iklim ?

e. Apa pengaruh Iklim terhadap bencana yang ada di bumi ?

f. Apa saja pengaruh iklim yang berdampak langsung ataupun tidak langsung terhadap kesehatan manusia ?

g. Bagaimana melindungi planet bumi dari pemansan global ?

1.3 Tujuan

Tujuan dan kegunaan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui difinisi dari iklim dan pemansan iklim global

b. Untuk mengidentifikasi pengaruh iklim bagi manusia yang berdampak pada bencana dan kesehatan manusia.

c. Untuk mengindentifikasi pentingnya menjaga kelestarian bumi.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh iklim bagi manuisa

b. Untuk mengajak semua orang untuk menjaga bumi dari dampak pemanasan global yang secara langsung berpengaruh pada manusia.

1.5 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan pada makalah denga tema “ pengaruh iklim bagi manusia dalam masalah bencana dan kesehatan” adalah metode deskriptif dimana penulis memaparkan serta menjelaskan tentang pengaruh iklim dalam kehidupan manusia.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada makalah ini adalah

1. Pada Bab 1 terdiri dari pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penulisan, manfaat, metode penulisan serta sistematika penulisan

(6)

3

3. Pada Bab 3 terdiri dari penutup yang berisi kesimpulan dan saran

(7)

4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Iklim

Iklim merupakan sesuatu yang tidak pernah lepas dari kehidupan seluruh mekhluk hidup. Bukan hanya benda yang hidup saja yang bergantung pada iklim akan tetapi benda mati seperti batu dan tanah juga erat kaitannya dengan iklim di muka bumi. Pengaruh letak suatu tempat serta faktor – faktor yang lain mempengaruhi perbedaan iklim dari satu tempat dengan tempat yang lain. Seperti contohnya Kota Banjarmasin berbeda Iklimnya dengan Bogor karena Kota Bogor memiliki suhu yang relative lebih rendah jika dibandingkan dengan Kota Banjarmasin. Iklim Kota Bogor yang lebih tinggi jika dibanding dengan kota Banjarmasin yang merupakan daerah daratan rendah menjadikan Kota Bogor ditumbuhi pohon – pohon berbatang besar dan berdaun besar menjadikan suhu udara di daerah tersebut menjadi sejuk karena pohon menyerap gas CO2 ( Karbondioksida ) di udara menjadikan udara di Bogor lebih sejuk jika dibandingkan dengan Banjarmasin yang memiliki daratan rendah dan tanah rawa yang kebanyakan memiliki tumbuhan – tumbuhan rawa seperti yang sering kita jumpai.

Banyak para ahli mendefinisikan pengertian dari iklim itu sendiri, namun begitu, pengertian tersebut mengandung inti yang sama yaitu iklim secara umum didefinisikan sebagai rata – rata keadaan cuaca dalam waktu yang lama dan pada daerah yang luas. Akan tetapi jika diuraikan secara khusus maka iklim mengandung pengertian sebagai berikut :

- Iklim berasal dari 2 kata dari bahasa yunani yaitu klima dan logos. Klima mengandung arti kemiringan / slope khayal bumi yang mengarah pada pengertian tempat sedangkan kata logos berarti ilmu atau kajian. Jadi iklim berarti ilmu yang mempelajari tentang iklim di muka bumi berdasarkan letak tempat.

(8)

5

- Iklim adalah sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979).

- Iklim adalah Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur atmosfer disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Glenn T. Trewartha, 1980).

- Iklim merupakan Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan, angin kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang (Gibbs,1987).

Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa iklim dapat didefinisikan sebagai keadaan rata – rata cuaca pada daearah yang luas dan waktu yang lama.

Akan tetapi sering orang beranggapan bahwa cuaca dan iklim adalah sama saja dan tidak ada bedanya karena ilmu yang dipelajari iklim sama dengan ilmu yang dipelajari oleh cuaca yaitu keadaan atmosfer bumi yang berdampak pada kehidupan dibawahnya. Akan tetapi iklim mengkaji tentang rerata dari cuaca pada suatu daerah yang nantinya kita akan tahu daerah tersebut termasuk dalam pola iklim yang bagaimana. Oleh karena itu, Iklim tidak pernah lepas kaitannya dari cuaca dan unsure – unsure pembentuk cuaca

2.2 Unsur – Unsur Pembentuk Cuaca

Telah diketahui bahwa iklim erat hubungannya dengan cuaca dan unsure – unsure cuaca yang ada pada atmosfer bumi. Untuk itu cuaca akan sangat penting untuk dijelaskan terlebih dahulu, definisi dari cuaca adalah keadaan fisis atmosfer pada suatu tempat, pada suatu saa. Keadaan fisis atmposfer ini dinyatakan dengan hasil pengukuran atau pengamatan berbagai unsure cuaca yang diantaranaya :

a. Suhu

(9)

6

gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Suhu udara merupakan satuan panas yang ada di udara yang menjadikan satuan perhitungan tehadap derajat panas yang ada di udara.

b. Tekanan Udara

Tekanan udara adalah gaya (berat atmosfer bumi) diberikan oleh berat partikel kecil dari udara, molekul udara. tekanan rata-rata adalah 101.325 pascal atau 1013,25 mbar.

c. Curah hujan

Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi dapat juga berbentuk padat ( salju dan hujan es ) atau aerosol ( seprti embun dank abut ). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga. Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.

d. Arah dan kecepatan mata angin

- Angin adalah pergerakan udara pada arah horizontal dan hampir horizontal ( Soekardi dkk, 1986 : 62)

- Angin adalah masaa udara yang bergerak secara horizontal maupun secara vertical dengan kecepatan yang berfluktuasi secara dinamis ( Benyamin, 2002 : 143 )

- Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara dengan arah aliran angin dari tempat yang memiliki tekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah atau dari daerah yang memiliki suhu / temperatur rendah ke wilayah bersuhu tinggi.

(10)

7

aliran udara. Angin juga dapat disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain.

Angin buatan dapat dibuat dengan menggunakan berbagai alat mulai dari yang sederhana hingga yang rumit. Secara sederhana angin dapat kita ciptakan sendiri dengan menggunakan telapak tangan, kipas sate, koran, majalah, dan lain sebagainya dengan cara dikibaskan. Sedangkan secara rumit angin dapat kita buat dengan kipas angin listrik, pengering tangan, hair dryer, pompa ban, dan lain sebagainya. Secara alami kita bisa menggunakan mulut, hidung, lubang dubur, dan sebagainya untuk menciptakan angin.

Udara dapat membawa partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat membawa bau atau aroma mulai dari aroma yang sedap hingga aroma yang tidak sedap di hidung kita. Bau masakan, bau amis, bau laut, bau sampah, bau bensin, bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan lain sebagainya adalah beberapa contoh bau yang dapat dibawa angin.

e. Perawanan

Menurut definisi, awan adalah kumpulan uap air di langit yang berasal dari penguapan bisa dari laut, danau, ataupun sungai. Kumpulan uap air ini pula yang dapat menyebabkan hujan. Sementara awan yang letaknya sangat tinggi, menyebabkan uap air menjadi beku dan jatuh ke bumi sebagai salju. Secara internasional, awan diklasifikasikan berdasarkan penemuan ahli meterologi Inggris, Luke Howard pada tahun 1803, yaitu kelompok awan :

a. Stratus

b. Cumulus

c. Cirrus

f. Kelembaban udara

(11)

Kelembaban relative adalah perbandingan antara uap air yang betul – betul ada dengan jumlah uap air yangdalam udara tersebut jika pada suhu dan tekanan yang sama tersebut penuh dengan uap air.

g. Penyinaran matahari ( susilo, 1996 :104)

Penyinaran matahari adalahlamanya matahari bersinarcerah samapai permukaan bumi dalam periode waktu satu hari, di ukur dalam jam.

Intensitas radiasi matahari adalah jumlah enegi matahari yang diterima bumi dan cahaya matahari, pada luas tertentu dan jangka waktu tertentu.

Ke tujuh Unsur cuaca diatas secara langsung akan membentuk 5 komponen sistem iklim yaitu atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer, dan kriosfer. Ke lima komponen sistem iklim ini saling berkaitan erat satu dengan yang lain, apabila salah satu komponen sistem iklim hilang maka terjadi kekacauan atau ketidakseimbangan alam yang menjadikan bumi akan mengalami kehancuran.

Terlebih lagi 150 tahun terakhir ini pemanasan global sedang melanda bumi. Dan hal ini merupakan isu utama di dunia karena akan berakibat langsung kepada komponen sistem iklim dan akan menjadikan komponen tersebut tidak seimbang. Pemanasan global menjadikan suhu permukaan meningkat dan berdampak pada hilangnya keseimbangan siklus bumiserta perubahan musim yang tidak dapat diprediksi. Perubahan iklim tersebut berdampak pula pada banyaknya terjadi bencana alam seperti badai topan, badai siklon tropis, banjir, kekeringan, kelaparan yang nantinya akan berpengaruh pada kesehatan manusia, tsunami dan lain sebagainya. Bencana yang lain juga menyebabkan hilangnya fungsi ekosistem yang mengakibatkan hilangnya fungsi ekologis seperti penebangan pohon – pohon menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi. Suhu permukaan bumi yang naik menjadikan beberapa daerah akan mengalami kekeringan dan hilangnya beberapa ekosistem di muka bumi. Oleh itu, pengaruh iklim bagi manusia ini sangat penting untuk dipelajari karena menyangkut nasib masa depan anak cucu kita nantinya dan agar kita semua menyadari betapa pentingnya menjaga kelestaian alam, agar kita dapat mengatasi maslaah pemanasan global yang sedang hangat dibicarakan.

(12)

2.3 Pengaruh Iklim bagi Manusia

Manusia hidup dimuka bumi tidak akan pernah lepas dari iklim di bumi, manusia memanfaatkan iklim di berbagai kehidupannya sehari – hari diantaranya sebagai pertimbangan pembangunan sarana transportasi, pertimbangan membangun rumah, tempat tinggalnya, bidang pertanian, sampai pertimbangan tentang keadaan keamanan pada tempat tinggalnya dari bencana alam dan kesehatan.

Iklim saling memiliki hubungan timbal balik dengan kehidupan manusia itu sendiri. Kehidupan manusia yang 150 tahun terakhir yang menitikberatkan pada sector industry menyebabkan kenaikan suhu atmosfer yang secara langsung mempengaruhi iklim global. Bumi menjadi planet panas yang menjadikan bumi tak lepas dari ketidakseimbangan yang secara langsung dirasakan manusia seperti meningkatnya angka korban bencana alam dan sebagainya.

Hasil kajian IPCC memastikan bahwa perubahan iklim global terjadi karena atmosfer bumi dipenuhi oleh gas rumah kaca (GRK), GRK adalah gas yang menghadang dan menyerap gelombang cahaya yang seharusnya memantul ke angkasa luar, menyebabkan radiasi matahari terperangkap di atmosfer bumi, dan meningkatkan suhu bumi. Tiga GRK utama adalah Karbondioksida (CO2), Dinitroksida (N2O), dan Metana (CH4). CO2 dan N2O terutama dihasilkan oleh pembakaran minyak bumi, gas dan batubara, serta kebakaran hutan yang diperlukan bagi energi listrik, menggerakkan transportasi dan industri. Metana adalah hasil proses pada sawah tergenang, pupuk, serta pengolahan sisa pertanian. Kotoran ternak, bahkan hembusan nafas ternak secara alami juga melepaskan Metana ke udara. Metana juga dilepaskan dari proses alami sampah, dan CO2 dihasilkan pembakaran sampah.

(13)

Selama 13 tahun terakhir, dua belas tahun diantaranya tercatat sebagai tahun-tahun terpanas. Dengan akumulasi GRK yang terus berlangsung seperti saat ini, pada dua sampai tiga dekade mendatang peningkatan pemanasan global akan melampaui perhitungan yangtelah ada selama ini. IPCC memperkirakan bahwa pada tahun 2050 temperatur global akan naik 2-3 derajat celcius. Hal ini merupakan kenaikan yang sangat tinggi, dan akan diprediksikan sebelum kehancuran bumi maka akan terjadi kenaikan temperature global sampai pada angka 5- 6 derajat celcius.

Peningkatan temperatur itu akan berdampak pada : - Meluasnya pencairan es di kutub utara

- Meningkatnya suhu air laut, yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut - Musim kering akan semakin kering dan musim penghujan akan lebih basah - Meningkatnya curah hujan dan kondisi banjir

Poin- poin diatas menyebabkan secara langsung atau tidak langsung berdampak pada kesehatan manusia baik dari sisi meningkatnya pertumbuhan hewan yang membawa penyakit seperti malaria, cikunguya serta tikus yang membawa wabah penyakit ispa juga ancaman terhadap ketersediaan air bersih, krisis pangan, dan kebersihan lingkungan. Akhirnya dampak keseluruhan adalah mengancam jiwa manusia.

Untuk itu sangat penting untuk memahami tentang pengaruh iklim yang secara langsung berdampak pada manusia itu sendiri agar tidak menjadi lebih buruk lagi di masa yang akan datang.

2.4 Pengaruh Iklim Terhadap Bencana

Iklim juga sangat berpengaruh pada daerah – daerah sekitarnya. Dengan ke lima komponen sistem iklim juga mempengaruhi keadaan daerah yang ada. Misalnya curah hujan mempengaruhi kelembaban tanah. Akan tetapi Iklim juga sangat mempengaruhi timbulnya bencana yang terjadi di daerah tersebut. Berikut ini adalah pengaruh komponen iklim terhadap bencana manusia :

(14)

a. Suhu

Daerah berpadang pasir identik dengan suhu yang berfluktuasi tinggi. Di siang hari suhu daerah gurun bertemperatur tinggi sedangkan suhu pada malam hari lebih dingin. Jika di bandingkan dengan daerah beriklim tropis yang memiliki fluktuasi temperatu rendah, daerah ini sangat rawan bencana badai pasir karena tiupan angin yang menyebabkan daerah tempat tinggal di sekitar daerah pasir sering kali merasakan badai pasir. Jutaan ton pasir diterbangkan ke udara dan menyebabkan langit menjadi hitam karena pasir menutupi langit sehingga sinar matahari yang masuk terhalang. Dalam segi kesehatan pun tentu ada pengaruhnya, seperti sakit mata serta gangguan pernafasan karena udara yang dihirup barcampur dengan bubuk pasir yang kecil.

Dampak lain yang dirasakan adalah daerah bersuhu teramat tinggi akan menyebabkan kematian, seperti yang ada di wilayah Amerika Tengah pada tahun 1998 yang menewaskan ratusan orang. Tubuh manusia akan tahan terhadap suhu yang relative stabil yaitu sekitar 27 derajat celcius, apabila lebih dari itu, maka manusia akan mengalami dehidrasi akut dan mengakibatkan jantung berdetak lebih cepat sehingga akan mudah kecapean. Apabila suhu semakin bertambah maka jantung tidak mampu secara maksimal lagi untuk memompa darah ke seluruh anggota tubuh dan akibat selanjutnya adalah kematian. Tentunya hal ini mengakibatkan kerugian yang sangat besar yang termasuk golongan bencana yang dialami manusia.

Akan tetapi lain halnya jika suhu udara mengalami penurunan. Suhu udara menjadi dibawah titik beku yaitu dibawah 0 derajat celcius. Tentu hal ini tidak pernah dijumpai di Indonesia karena Indonesia beriklim tropis yang setiap tahunnya disinari oleh matahari berbeda dengan daerah beriklim sub tropis ynag berada di atas garis lintang 23 ½ o LU dan

(15)

terkubur oleh tumpukan es yang membekukan rumah mereka. Jalan menjadi licin sehingga rawan kecelakaan serta menyebabkan kelumpuhan apabila manusia terlalu lama berada di luar karena tubuh manusia pada umunya tidak kuat menahan suhu udara dibawah titik neku tersebut.

b. Curah Hujan

Curah hujanjuga bisa menyebabkan bencana. Curah hujan menjadikan banjir, ribuan rumah diterjang oleh banjir, kerugian harta benda dan juga munculnya penyakir baru yang disebabkan oleh kotoran hewan yang terlarut di dalam air banjir tersebut. Tentunya secara tidak langsung maka akan mempengaruhi di segala bidang baik bidang pertanian, transportasi bahkan kesehatan manusia itu sendiri. Dari segi pertanian akan mengalami kegagalan panen karena padi yang ditaman terendam banir, dari segi transportasi, jalan – jalan yang ada di kawasan banjir tersebut menjadi macet yang disebabkan oleh jalan – jalan yang ada terblokir karena genangan banjir. Sedangkan dari segi kesehatan, akan megganggu kesehatan masyarakat yang menjadi korban banjir misalnya terjadi diare, infeksi saluran pernafasan, serta dampak yang lebih parah adalah apabila sawah banyak yang gagal panen maka produksi padi di daerah banjir akan terhenti, dan dikhawatirkan adanya dampak berkepanjangan seperti gizi buruk. Curah hujan yang tinggi akan mengakibatkan tanah longsor karena sebagian tanah yang labil tidak dapat menahan lajunya arus banjir.

Akan tetapi curah hujan juga merupakan sesuatu yang sangat berharga jika kita berada di wilayah kering. Karena dengan adanya curah hujan yang tinggi maka akan menjadikan daerah mereka menjadi subur dengan begitu masyarakat disitu mulai menanami tanah mereka. Contoh dari kasus ini adalah masyarakat yang berada di wilayah India.

c. Angin

Angin sering kali menguntungkan juga dapat merugikan jika angin tersebut kencang. Angin yang menyebabkan bencana diantaranya tornado, badai angin, badai siklon, serta angin ribut yang disertai oleh hujan lebat dan petir. Angin puting beliung memiliki nama yang berbeda di setiap tempat. Angin putting beliung menerbangkan atap – atap rumah, menimbulkan banyak korban jiwa, kerugian harta benda dan lain sebagainya. Angin tornado bisa menjadikan rumah

(16)

– rumah penduduk yang dilewatinya menjadi rata dengan tanah. Angin ini juga dapat berjalan sejauh puluhan kilometer dengan dampak yang sangat merugikan tempat yang dilaluinya, kota – kota menjadi porak poranda karena di lalui oleh badai angin. Angin yang kencang dapat menumbangkan pohon – pohon.

Angin yang bertiup sangat kencang menyebabkan gelombang air laut menjadi tinggi dan dapat mengganggu transportasi yang ada. Bukan hanya transportasi yang ada di air saja mengalami gangguan karena badai angin akan tetapi seluruh transportasi yang ada. Hal ini menjadikan iklim sangat memiliki pengaruh terhadap bencana yang ada di bumi.

Pengaruh iklim beberapa tahun terakhir sangat kita rasakan. Adanya isu – isu lapisan es di kutub utara dan selatan mencair tidak bisa kita sangkal karena memang suatu kenyataan yang sudah ada sejak 10 tahun terakhir. Bumi menjadi planet yang sangat panas karena adanya efek dari gas rumah kaca yang menyebabkan bumi mengalami pemanasan global. Apabila hal ini terus dilanjutkan maka akan berdampak pada bencana bumi yanag sangat besar.

(17)

dimuat pada jurnal Nature pada tahun 1997 mengenai kaitan antara naiknya permukaan air laut dengan aktivitas letusan gunung berapi di Mediterania selama 80.000 tahun terakhir, dan menemukan bahwa ketika air laut naik secara tiba-tiba, makin banyak letusan gunung berapi yang terjadi, dengan peningkatan drastis sebesar 300%

Penelitian McGuire ini memperkuat hasil penelitian Dr. Thomas J. Chalko, M.Sc., Ph.D, kepala bagian geofisika dari Scientific E Research P/L, Melbourne, Australia, yang mengemukakan bahwa pemanasan global menyebabkan ketidakseimbangan termal interior Bumi. Akibatnya, gunung-gunung berapi menjadi aktif dan meletus lebih kuat. Aktivitas gempa bumi di seluruh dunia sekarang lima kali lebih banyak daripada 20 tahun yang lalu. Penelitian membuktikan sifat merusak gempa bumi meningkat dengan pesat dan beliau menyatakan bahwa tren ini akan terus berlanjut, kecuali masalah pemanasan global diatasi secara menyeluruh.

Seorang jurnalis bernama Mark Lynas mengulas buku Six Degrees: Our Future on A HotterPlanet,ia mengulas jika bumi mengalami kenaikan suhu sebesar 6 derajat celcius maka yang dikhawatirkan akan terjadi kehancuran bumi. Badan Perubahan Iklim PBB, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), telah memperingatkan bahwa bila emisi gas rumah kaca dibiarkan terus bertambah seperti tingkat sekarang ini, maka suhu permukaan Bumi pada akhir abad 21 akan naik dari 1,1ºC menjadi 6,4ºC.

Menurutnya jika bumi mengalami kenaikan suhu sebesar 1 derajat celcius maka Laut yang mulai kehilangan lapisan es di atasnya akan menyerap panas lebih banyak dan mempercepat pemanasan global; air tawar lenyap dari sepertiga permukaan Bumi; daerah dataran rendah di pesisir pantai akan diterjang banjir. Jika suhu udara dibumi naik sebesar 2 derajat celcius makabenua Eropa akan menerima panas yang sangat tinggi ( sangat mengejutkan jika benua eropa yang terletak di lintang tinggi mengalami panas yanag menyengat ), hutan – hutan menjadi rusak dan hutan mengalami stress bukan lagi meyerap karbon, malahan hutan akan mengeluarkan gas karbon dan melepaskannya ke udara., lebih lanjut adalah 1/3 spesies akan punah. Tdak dapat dibayangkan pula jika udara naik sebesar 3 derajat cecius, menurut buku ‘siz degress:our future on A hotter Planet adalah jika suhu udara naik sebesar 3 derajar ceclcius maka bumi akan semakin panas, matinya hutan hujan tropis dan banyaknya angin topan yang dahsya menghancurkan rumah – rumah penduduk, dan akan terjadi kelaparan di Afrika dan bagian bumi yang lain.

(18)

Jika suhu udara naik menjadi 4 derajat celcius, maka lapisan es mencair seluruhnya dan mengakibatkan pemanasan global tak dapat dikendalikan lagi, sebagian wilayah Inggris yang merupakan daratan rendah terbenam banjir, serta wilayah mediterania akan ditinggalkan penduduknya karena tak layak untuk dihuni. Lebih lanjut jika udara naik 5 derajat celcius maka pemanasan global akan semakin cepat dengan keluarnya gas metana dari dalam laut, yang menyebabkan es kutub utara dan selatan habis. Di bumi banyak terjadi bencana yang banyak merenggut nyawa manusia oleh karena itu, jika suhu udara naik sebesar 5 derajat celcius, manusia akan berpindah – pindah tempat untuk menyelamatkan hidupnya dan mencari makan, akan tetapi hasil yang diperoleh adalah sia – sia karena kebanyakan spesies sudah tidak ada. Terakhir dalam buku tersebut dijelaskan bahwa jika suhu udara naik sebesar 6 derajat celcius maka kehidupan di Bumi akan berakhir akibat badai besar, banjir bandang, bola api hidrogen sulfida dan metana berputar-putar cepat melintas di seluruh dunia dengan kekuatan bom atom dan dapat diperkirakan hanya jamur yang dapat bertahan hidup.

Saat ini, rata-rata suhu udara global menurut laporan IPCC telah meningkat sebesar 0,6ºC dari tahun 1850 hingga tahun 2000. Dalam laporan “Climate Change Report 2007” .

Adanya pemanasan global mengakibatkan seluruh sistem yang telah ada menjadi tidak berfungsi secara baik lagi melainkan keadaan menjadi sumakin memburuk. Hal ini mengganggu berbagai macam sector, baik itu sektor pertanian, kesehatan, pengairan, sector migrasi dan tentunya akan berpengaruh pula dengan bencana alam yang sudah kita rasakan beberapa tahun terakhir.

Konsentrasi karbondioksida pada udara menyebabkan laut mulai mengalami pengasaman dan berakibat pada punahnya spesies yang hidup dilaut karena gagal beradaptasi terhadap perubahan iklim yang sangat cepat tersebut. Suhu yang semakin memanas akan mempercepat pelepasan metana dan karbondioksida dari lapisan es kutub, tanah gambut, tanah rawa dan laut, juga menyebabkan mencairnya lapisan es di Greenland, menjadikan permukaan air laut naik setinggi 2 – 7 meter. Hal ini mengakibatkan wilayah daratan rendah tidak bisa lagi untuk didiami karena terendam banjir.

Bencana lain yang akan terjadi jika perubahan iklim semakin meningkat adalah banyaknya angin topan, Banjir bandang, gelombang panas, kekeringan, banyak terjadi kebakaran, gempa bumi, gunung meletus dan tanah longsoor sangat tidak dapat dipungkiri.

(19)

terjadi akibat meningkatnya intensitas hujan. Banjir juga akan semakin sering terjadi di daerah dataran rendah. Stress panas dan gelombang panas semakin meningkat dengan naiknya suhu hingga 2ºC. Di atas suhu 2ºC, frekuensi gelombang panas akan meningkat dengan cepat dan mengakibatkan kematian, gagal panen, matinya tunas baru pepohonan, kebakaran hutan, dan kerusakan ekosistem. Kenaikan suhu udara hingga 2ºC menyebabkan kekeringan semakin sering dijumpai. Diperkirakan frekuensi dan intensitas kekeringan di wilayah ekuator semakin meningkat. Sementara itu, kenaikan suhu udara di atas 2ºC, akan menyebabkan kekeringan ekstrim meningkat dari 1% menjadi 30%. Meningkatnya frekuensi dan intensitas kebakaran di banyak tempat, khususnya di tempat-tempat dimana kekeringan terjadi, pada suhu yang naik hingga 2ºC. Kenaikan suhu di atas 2ºC semakin menambah besar frekuensi dan intensitas kebakaran, khususnya di hutan-hutan dan tanah gambut di belahan bumi bagian utara setelah mencairnya lapisan es.

Gampa bumi, tsunami, tanah longsor, serta gunung meletus yang semkain bertambah disebabkan oleh konsentrasi gas yang tak terbendung lagi di dalam perut bumi sehingga keseimbangan kerak bumi menjadi terganggu dan kerak bumi menjadi bergerak dan menimbulkan gempa bumi dan tanah longsor di wilayah daratan, sedangkan dampak lainnya adalah terjadinya tsunami jika terjadi di gempa bumi di dasar laut yang akan mengakibatkan bencana bagi masyarakat yang ada di pesisir pantai. Pemanasan global menyebabkan ketidakseimbangan termal interior Bumi. Akibatnya, gunung-gunung berapi menjadi aktif dan meletus lebih kuat. Aktivitas gempa bumi di seluruh dunia sekarang lima kali lebih banyak daripada 20 tahun yang lalu. Penelitian membuktikan sifat merusak gempa bumi meningkat dengan pesat dan beliau menyatakan bahwa tren ini akan terus berlanjut, kecuali masalah pemanasan global diatasi secara menyeluruh.

Diberitakan bahwa laporan yang dikerjakan oleh Global Humanitarian Forum di London, Inggris, menyebutkan, perubahan iklim global telah menewaskan 300.000 jiwa setiap tahunnya. kerugian yang ditimbulkan mencapai 125 miliar dollar Amerika Serikat. Disebutkan pula bahwa 325 juta jiwa kaum miskin adalah yang paling menderita. Hal ini termasuk bancana yang dialami manusia. Dipaparkan bahwa karena Banjir dan Badai Tahunan. Penduduk Banglades termasuk salah satu masyarakat yang paling menderita karena juitaan jiwa dihantam banjir dan badai tahunan. Karena Kekeringan Massal. Para petani di

(20)

Uganda salah satu kelompok yang dihantam kekeringan massal.Karena Kenaikan Muka Laut. Penduduk di pulau-pulau kecil, seperti di Karibia dan Pasifik terancam kehilangan wilayah karena kanaikan muka laut. Laporan itu menyebutkan, bila tidak ada penanganan berarti, maka pada 2030 kematian global akibat perubahan iklim akan mendekati setengah juta jiwa per tahun. Kerugian finansial mencapai 300 miliar dollar AS.

Perubahan iklim global menyebabkan kematian yang sebgian besar dibebabkan oleh degradasi lingkungan yang menimbulkan kekurangan gizi di banyak tempat dan yang paling menderita saat itu salah Negara – Negara miskin di kawasan asia dan afrika. Hal ini berkaitan erat dengan kepunahan sebagian flora dan fauna di bumi yang berguna bagi kehidupan. Bagi warga pesisir, selain ancaman badai yang meningkat dan kenaikan muka laut, ikan konsumsi bergerak ke tengah laut, sehingga nelayan makin kesulitan menangkap ikan. Bagi petani, perubahan pola cuaca akan menyulitkan musim tanam. Suhu yang hangat juga mempengaruhi perkembangbiakan serangga penyerbuk di negara-negara empat musim.

Bagi Indonesia dampak perubahan iklim juga akan seperti yang digambarkan dalam laporan itu. Banjir tahunan akan meningkat di banyak daerah, antara lain seperti di Pesisir Timur Pulau Sumatera, Kalimantan, Pesisir Utara Pulau Jawa. Kekeringan akan makin meluas seperti di pulau-pulau Nusa Tenggara. Kenaikan muka laut mengancam kita kehilangan banyak daratan pesisir di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan banyak pulau-pulau kecil akan tenggelan seperti pulau-pulau di Kepulauan Seribu, dan Taka Bonerate. Masalah degradasi lingkungan akan banyakk terjadi di berbagai pulau di Indonesia yang berujung pada ancaman kekurangan gizi penduduknya. Ancaman gelombang badai dan angin ribut juga akan makin meningkat di banyak kawasan pesisir. Para nelayan juga akan makin sulit menangkap ikan bila ikan bergerak ke tengah laut.

(21)

2.5 Pengaruh Iklim Terhadap Kesehatan

Iklim sangat berpengaruh pada kesehatan manusia karena iklim lebih memegang peranan penting daripada keadaan fisis tempat tinggal manusia. Iklim memiliki peranan penting baik pengaruh yang menimbulkan keuntungan maupun pengaruh yang merupakan kerugian.

Iklim sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia karena kesehatan, energy, makanan, pola pakaian, sikap dan kebidayaan juga dipengaruhi oleh keadaan iklim tempat mereka tinggal. Akan tetapi tidak semua insane mempunyai reaksi yang sama terhadap kondisi iklim, hubungannya sangat rumit bergantung pada beda fisik seseorang, usia, makanan, dan pengaruh budaya.

Pengaruh iklim terhadap kesehatan manusia dapat dilihat dari contoh sebagai berikut : - Orang yang tak mampu menyesuaikan laju aktivitas fisiknya dalam suhu tinggi

atau rendah sering kali menderita kelelahan dan sangat mudah terkena penyakit. - Kelembaban nisbi sangat rendah menyebabkan angin berdebu yang mengganggu

saluran pernafasan dan membuat orang lebih rentang terhadap infeksi.

- Kondisi atmosfer yang baik dapat membantu tubuh menjadi lebih kuat terhadap serangan penyakit. Keadaan atmosfer tersebut dapat terlihat dengan adanya udara yang segar, sinar matahari, suhu yang sejuk dan kelembaban nisbi yang tinggi dan semuanya mengandung pengobatan. Hal ini sering kita lihat di rumah sakit – rumah sakit, karena mereka berusaha untuk menciptakan keadaan yang seperti itu, agar pasien menjadi lebih sehat.

Iklim yang mengalami perubahan sering kali menimbulkan berbagai macam penyakit. Pengaruh komponen sistem iklim bagi kesehatan manusia diantaranya adalah :

a. Suhu

Suhu mempengaruhi kesehatan manusia. Suhu eksktim sering kali menimbulkan penyakit karena tubuh tidak dapat beradaptasi dengan perubahan suhu yang cepat. Sengatan panas terjadi jika tubuh tidak mampu menghilangkan panas apabila suhu udara nisbi tinggi diatas suhu tubuh. Peristiwa tersebut dapat menimbulkan kematian karena jantung tidak mampu lagi memompa darah secara maksimal ke seluruh anggota tubuh. Bila tubub kekurangan air dan garam yang terlalu banyak pada waktu berkeringat, maka akan terjadi kejang dan keram. Sebaliknya apabila suhu udara berubah menjadi rendah dapat menimbulkan kematian pula terutama penyakit radang

(22)

kedinginan yang sangat berbahaya terutama sakit radang paru – paru ( pneumonia ). Sakit radang paru – paru tersebut banyak ditemukan di daerah tanah tinggi Bosnia pada waktu musim dingin yang sering dikenal dengan musim kematian.

b. Kelembaban udara

Keadaan suhu dan kelembaban yang tinggi akan berakibat meletusnya bintik – bintik kulit yang gatal, misanya penyakit kudis. Hal ini dapat dihindari dengan memindahkan penderita ke tempat lain yang iklimnya lebih sehat. Iklim laut dengan kelembaban yang tinggi dan musim dingin yang lembab dapat menimbulkan penyakit encokd dan penyakit tulang. Keadaan yang panas disertai dengan kelembaban yang sangat rendah dapat mengakibatkan kulit dan bibir menjadi pecah – pecah, selain itu dapat menimbulkan pendarahan pada hidung.

c. Tekanan udara

d. Tekanan udara erat hubungannya dengan ketinggian suatu tempat, tekanan udara berkurang dengan bertambahnya ketinggian suatu tempat. Ditinjan dari segi tekanan atmosfer, tidak mungkin manusia akan hidup atau tinggal secara terus menerus pada daerah yang memiliki ketinggian 17.000 kaki atau 5.180 m karena atmosfernya menipis sehingga zat asam yang dibutuhkan sangat kurang. Hal ini dapat kita rasakan apabila kita mendaki gunung dan bepergian menggunakan transportasi udara ( pesawat terbang ). Pada ketinggian tertentu kita akan merasakan lapisan udara semakin menipis saat kita semakin menjauh dari daratan. Bagi yang tidak tahan terhadap perubahan atmosfer tersebut, maka dapat terjadi sesak nafas.

e. Pengaruh radiasi ( penyinaran ) matahari

(23)

industry beracun dan mempunyai konsentrasi yang besar diudara maka akan berakibat kematian penduduk yang berada disekitar daerah tersebut terutama orang – orang tua dan anak – anak kecil. Pengaruh tidak langsung adalah disebabkan banyaknya kecelakaan lalu lintas akibat jarak pandang yang berkurang pada waktu terjadinya kabas.

g. pengaruh – pengaruh lain yang tidak lepas dari iklim.

Selain unsure iklim diatas masih ada faktor lain yang dapat merugikan kehidupan manusia misanya banjir, siklin tropis dll.

Pengaruh angin yang berpengaruh pada kesehatan manusia adalah apabila angin tersebut terkonsentrasi dengan bibit penyakit. Maka dengan adanya angin mempercepat tertularnya penyakit seperti flu, batuk, bahkan lebih parahnya lagi yang pernah digembar – gemborkan penularannya adalah virus sars.

Selain merugikan unsure iklim juga memiliki keuntungan bagi manusi terhadap faktor kesehatan manusia. Diantaranya unsure iklim dapat menunjang aktivitas manusia, misalya dengan adanya kesulitan hidup yang diakibatkan oleh iklim maka seseorang dapat menjadi ulet dalam bekerja tabah untuk berusaha menaklukkan kesukaran yang disebabkan oleh iklim. Pengaruh unsure iklim yang lain adalah radiasi sinar ultraviolet dari matahari dapat membunuh beberapa kuman tau bakteri di dalam tubuh, dapat mncegah penyakit tulang yang disebabkab kekurangan vitamin D dan untuk membantu tubuh dalam proses pembentukan tulang. Dari segi psikologis sinar matahari sangat berguna untuk kesehatan terutama menyegarkan kembali otak yang telah lama bekerja di dalam ruangan yang gelap.

Berbagai sumber yang saya dapatkan menyebutkan bahwa perubahan iklim sangat berpengaruh pada kesehatan manusia baik yang dirasakan secara langsung mauapun tidak secara langsung dirasakan oleh manusia. Dampak yang dirasakan secara langsung misalnya

Siang yang panas, malam yang panas, dan gelombang panas saat ini semakin sering terasa. Gelombang panas berhubungan dengan meningkatnya kematian. 18 kematian akibat gelombang panas dilaporkan di India antara tahun 1980 hingga 1998. Sedangkan di tahun 2003, tepatnya di Andhra Pradesh, India, serangan gelombang panas menyebabkan 3000 kematian. Selain gelombang panas, banjir juga menjadi ancaman utama bagi kesehatan manusia. Banjir adalah bencana yang dapat berdampak dahsyat, merusak bangunan fisik infrastruktur, organisasi sosial dan kegembiraan manusia. Secara teoritis, banjir adalah hasil

(24)

dari interaksi dari curah hujan, runoff permukaan, evaporasi, angin, tinggi permukaan air laut, dan topografi lokal. Bencana banjir dan badai mulai muncul dalam 2 dekade ini. Pada tahun 2003, 130 juta jiwa menjadi korban banjir bandang di China. Sedangkan pada tahun 1999, 30.000 orang mati karena badai yang diikuti banjir dan tanah longsor di Venezuela. Di Indonesia, banjir air pasang terjadi di Jakarta Utara dan Tangerang (Mhk, “Walhi Demo, PIK II Tetap Jalan”, Jakarta, Media Indonesia, 30 November 2007, hlm.4). Banjir mengakibatkan kesehatan manusia terancam berbagai penyakit menular dan penyakit mental. Leptospirosis, diare, gangguan saluran pernapasan, scabies, dan penyakit lainnya mengancam warga pasca banjir. Apalagi untuk merekayang tinggal di pengungsian. Tanpa adanya persiapan dan perencanaan yang bagus, tempat pengungsian dapat menjadi episentrum berbagai KLB

(Kejadian Luar Biasa).

Perubahan Iklim juga menyebabkan kemunculan dini musim semi serbuk sari di belahan bumi utara. Sangat beralasan jika menyimpulkan bahwa penyakit alergen disebabkan oleh serbuk sari seperti alergi rhinitis seiring ditemuinya kejadian tersebut bersamaan dengan perubahan musim tersebut.

Dampak yang tidak dirasakan secara langsung adalah perubahan iklim dapat mengubah kualitas air, udara, makanan; ekologi vektor; ekosistem, pertanian, industri, dan perumahan. Semua aspek tersebut memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan kualitas hidup manusia. Perubahan iklim telah menciptakan suatu rangkainan kausalitas kompleks yang berujung pada dampak kesehatan. Misalnya saja, kualitas dan suplai makanan. Variabel ini sangat dipengaruhi oleh iklim. Bagaimana keteraturan iklim telah membuat petani tahu kapan waktu yang tepat untuk menebarkan benih, memupuk, dan memanen lahannya. Saat iklim berubah, cuaca juga berubah. Kekeringan dan banjir dapat datang sewaktu-waktu. Petani masih bisa memanfaatkan air tanah akan tetapi aktivitas antropogenik manusia telah merubah wajah vegetasi bumi. Kualitas dan kuantitas air tanah dan permukaan kini juga berada dalam ancaman. Perubahan cuaca, kelembaban, suhu udara, arah dan kekuatan angin juga mempengaruhi perilaku hama.

(25)

daripada yang diperkirakan. Variabilitas iklim dan perubahan juga mengubah risiko terjadinya kebakaran, outbreak patogen dan hama, yang berefek negatif pada ketersedian suplai makanan dan kehutanan.

Dampak lainnya adalah pengaruh perubahan iklim terhadap perilaku vektor penyebab penyakit. Vector borne disease (VBD) adalah penyakit menular yang ditransmisikan oleh gigitan infeksi spesies-spesies arthropoda, misalnya nyamuk, lalat, kutu, kepinding, dan sebagainya. Di timur laut Amerika, ditemukan bukti respons genetik (mikro evolusioner) dari spesies nyamuk Wyeomia smithii untuk meningkatkan jumlah mereka dan mereka dalam dua dekade ini muncul di musim semi lebih awal. Walaupun spesies itu bukan merupakan vektor yang dapat menyebarkan penyakit ke manusia, tetapi spesies ini memiliki hubungan yang dekat dengan spesies vektor arbovirus lainnya yang dimungkinkan mengalami perubahan/evolusi genetis juga. Selain itu perubahan distribusi geografis vektor sandfly dilaporkan terjadi di Eropa selatan. Akan tetapi, belum ada penelitian yang spesifik meneliti kausa perubahan distribusi tersebut.

Virus berbasis vektor lainnya yang palin menjadi pusat perhatian seluruh dunia adalah dengue. Beberapa penelitian melaporkan bahwa ada hubungan antara kondisi spasial, temporal, atau pola spasiotemporal terhadap dengue dan iklim. Telah diketahui bahwa curah hujan yang tinggi serta suhu yang hangat dapat meningkatkan transmisi virus ini. Akan tetapi, diketahui juga bahwa kasus dapat terjadi dalam jumlah yang sama di musim kemarau asal terdapat cukup tempat penyimpanan air yang feasibel menjadi breeding site nyamuk Kurangnya suplai makanan dan kekeringan diketahui berhubungan dengan meningkatnya risiko kematian akibat kesakitan diare di Banglasdesh. Di Australia diketahui juga meningkatnya risiko bunuh diri oleh petani selama musim kemarau (Confalonieri dkk. 2007: hlm. 399). Diet yang bagus dan suplai makanan yang baik adalah pusat dari kesuksesan promosi kesehatan. Keterbatasan suplai makanan dapat mengakibatkan malnutrisi dan berbagai penyakit akibat defisiensi gizi.

Dampak perubahan iklim dapat dilihat dari batas musim hujan dan kemarau yang tidak lagi pasti. Suhu udara samakin panas, kemarau sering menjadi sangat panjang dan

(26)

lamanya curah hujan menimbulkan banjir serta longsor. Gejolak alam yang dikenal dengan perubahan iklim ini mempengaruhi daya dukung alam terhadap kelangsungan hidup manusia.

Beberapa variabel yang merupakan komponen iklim seperti suhu lingkungan, kelembaban lingkungan, kelembaban ruang, kemarau panjang dan curah hujan mempengaruhi pertumbuhan dan persebaran berbagai spesies mikroba dan parasit serta berbagai variabel kependudukan. Iklim juga berperan terhadap budaya dan behavioral aspect manusia. Hubungan antara lingkungan, kependudukan dan determinan iklim serta dampaknya terhadap kesehatan dapat digambarkan kedalam Teori Simpul atau Paradigma Kesehatan Lingkungan.

Cuaca dan iklim berpengaruh terhadap patogenesis berbagai penyakit yang berbeda dan dengan cara berbeda satu sama lain pula. Salah satu pengaruh perubahan iklim adalah terhadap potensi peningkatan kejadian timbulnya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti Malaria, Radang Otak akibat West Nile Virus, Filariasis, Japanese Encephalitis, dan Demam Berdarah.

Malaria menyerang hampir 100 negara, dan 41% penduduk dunia berada dalam kelompok at risk. Penduduk miskin memiliki risiko tinggi terhadap penyakit malaria. Sebaliknya Malaria merupakan salah satu penyebab kemiskinan sebuah wilayah. Dengan kata lain memberantas kemiskinan merupakan investasi pengendalian malaria dan sebaliknya mengendalikan malaria merupakan investasi pengentasan kemiskinan.

Perubahan iklim akan mempengaruhi pola penularan malaria. Peningkatan suhu akan mempengaruhi perubahan bionomik atau perilaku menggigit dari populasi nyamuk, angka gigitan rata-rata yang meningkat (biting rate), kegiatan reproduksi nyamuk berubah ditandai dengan perkembangbiakan nyamuk yang semakin cepat, masa kematangan parasit dalam nyamuk akan semakin pendek.

(27)

Perubahan iklim juga mempengaruhi timbulnya berbagai penyakit infeksi baru, seperti SARS, Avian Influenza, Ebola, West Nile Virus, Hantaan virus, Japanese Encephalitis serta banyak penyakit infeksi baru yang baru muncul maupun penyakit infeksi lama yang muncul kembali.

Penyakit-penyakit ini selain berkaitan dengan perubahan iklim, juga berkaitan dengan perubahan perilaku dan mobilitas penduduk bumi. Tingginya radiasi ultraviolet juga diperkirakan menurunkan daya tahan tubuh terhadap mikroba patogen, yang pada akhirnya menjadikan mudah terkena penyakit infeksi. Kepadatan, pencemaran lingkungan dan lain sebagainya juga mempengaruhi timbulnya penyakit infeksi baru.

Kelompok at risk berbagai penyakit infeksi baru tersebut juga kelompok penduduk miskin. Kejadian (insidensi) penyakit-penyakit baru ini seringkali terjadi secara mendadak, menimbulkan kepanikan, mempengaruhi berbagai kegiatan sektor perekonomian seperti pariwisata, kegiatan perdagangan dan industri, peternakan, serta biaya-biaya lain yang sangat memberatkan anggaran negara maupun masyarakat.

Perubahan iklim juga mempengaruhi pola curah hujan dan menimbulkan kejadian bencana khususnya banjir. Banjir merupakan penyebab tersebarnya agen penyakit dan wabah penyakit menular, seperti leptospirosis, diare dan kholera.

Perubahan iklim juga berperan terhadap bencana kekeringan. Bencana kekeringan pada dasarnya juga merupakan perubahan ekosistim yang akhirnya berdampak pada kesehatan. Dampak tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan maupun persebaran penyakit, baik langsung maupun tidak langsung. Salah satu dampak secara langsung adalah terhadap ketersediaan pangan terutama penduduk miskin. Dalam perspektif kesehatan lingkungan, pangan tidak saja jumlah dan kelengkapan harus mencukupi namun secara kualitas harus memenuhi syarat. Kemarau panjang mempengaruhi ketersediaan pangan baik jumlah maupun kualitasnya. Kejadian keracunan pangan sering terjadi dimusim kekeringan yang berkepanjangan.

(28)

Akan tetapi, penyakit yang kurang memiliki keterkaitan erat dengan perubahan iklim secara langsung adalah penyakit menular HIV AIDS. Penyakit infeksi HIV AIDS ditularkan melalui hubungan seksual (antara 5 - 20%), melalui penggunaan jarum suntik secara bersama (50 hingga 70 %) serta proses penularan ibu penderita ke anak yang dikandungnya sekitar 0.5%. Penderita HIV akan mengalami penurunan kekebalan, sehingga mudah terinfeksi oleh penyakit infeksi oportunistik, terutama seringkali muncul bersamaan dengan penyakit tbc.

Perubahan iklim juga mempengaruhi radiasi ultraviolet dan pencemaran udara yang dapat menimbulkan reaksi alergis dan infeksi karena debu dan bahan kimia yang terjadi sebagai pengaruh cuaca atau polusi udara seperti penyakit-penyakit saluran pernafasan. Berbagai penyakit diduga berkaitan dengan perubahan cuaca antala lain stroke, meningitis, katarak dan lain-lain.

Perubahan alam juga mempengaruhi pola perilaku dan perkembangan hewan yang berdampak pada peningkatan kasus penyakit yang penyebarannya terjadi melalui hewan. Suhu, kelembaban dan kecepatan angin dapat meningkatkan populasi, memperpanjang umur, dan memperluas penyebaran hewan pembawa penyakit. Sebagai contoh, daerah hidup nyamuk meluas ke dataran yang lebih tinggi. Musim kemarau panjang menyebabkan tikus hutan berpindah ke pemukiman, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran pes.

Perubahan iklim juga mengganggu ketersediaan pangan. Peningkatan permukaan air laut karena melelehnya es di kutub, merusak ekosistem hutan bakau, menyebabkan intrusi air laut ke daratan sehingga air tawar semakin sulit didapat, serta mempersempit daratan yang digunakan untuk sektor pertanian. Air tawar semakin sulit diperoleh, dan kesulitan memperoleh air bersih menambah masalah dalam memerangi penyakit yang berhubungan dengan sanitasi.

(29)

pada perubahan iklim, karena hutan berfungsi menyerap gas rumah kaca (GRK) dan mengubahnya menjadi O2.

Menurut WHO pada tahun 2005 di acara seminar perubahan iklim menyebutkan bahwa bahwa perubahan iklim mengakibatkan menyebarnya penyakit-penyakit tropis, sepertimalaria, ke daerah-daerah baru karenabertambahnya populasi serangga (nyamuk) yang akan mengganggu kesehatan manusia. Suhu yang ekstrim menyebabkan semakin lamanya virus bertahan hidup sehingga menyebarluaskan penyakit. Dan kenaikan suhu sebesar 1 derajat celcius menyebabkan naiaknya nagka kematian menjadi 300.000 pertahun karena diakibatkan oleh penyakit diare, malaris dan malnutrisi.Perubahan iklim dapat mengakibatkan munculnya berbagai gangguan kesehatan. Serangan heatstroke, kematian akibat tersambar petir, busung lapar akibat gagal panen yang disebabkan perubahan pola hujan, dan gangguan kesehatan lainnya membutuhkan penanganan istimewa, tidak bisa disamakan dengan kejadian penyakit biasa. Oleh karena itu, hal tersebut membutuhkan rancangan sistem kesehatan yang disesuaikan dengan perkiraan dampak perubahan iklim sehingga fasilitas pelayanan kesehatan yang ada mampu menampung, menangani, dan mengendalikan kasus-kasus tersebut. Ketika perubahan iklim datang, maka kesehatan manusia akan berada dalam ketidakpastian waktu. Kasus bisa terjadi sewaktu-waktu dengan kuantitas dan kualitas dampak yang juga tidak dapat dipastikan. Sistem pelayanan kesehatan akan menemui berbagai macam tantangan yang rumit seperti naiknya biaya pelayanan kesehatan, komunitas yang mengalami penuaan dini, dan berbagai tantangan lainnya sehingga strategi pencegahan yang efektif sangat dibutuhkan. Kebakaran hutan itu mengusik ekosistem bumi dari dua segi. Material kayu dan serasah yang terbakar itu menghasilkan gas-gas rumah kaca yang menimbulkan pemanasan global. Sedangkan asap hitamnya menganggu secara langsung kehidupan manusia. Asap yang mengandung debu halus dan berbagai oksida karbon itu menyebabkan gangguan pernapasan dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), mulai asma, bronkhitis hingga penyakit paru obstruktif kronis (COPD). Asap tersebut juga membawa racun dioksin yang bisa menimbulkan kanker paru dan gangguan kehamilan serta kemandulan pada wanita.

(30)

Usaha mengahadapi perubahan Iklim yang terjadi

Melindungi diri dari perubahan iklim dibagi atas upaya mitigasi (minimalisasi penyebab dan dampak) dan adaptasi (menanggulangi risiko kesehatan), yang seringkali tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya Reduksi pembakaran bahan bakar fosil dengan menghemat pemakaian listrik dan kendaraan bermotor. Hemat bahan pangan memperkecil produksi metan. Minimalisasi limbah dapat dilakukan dengan penghematan penggunaan kertas, plastik, dan melakukan daur ulang. Pemisahan sampah organik dan non-organik adalah hal yang mudah dilakukan namun sulit dimasyarakatkan. Ada baiknya kini mulai dimasyarakatkan. Melakukan proses penghijauan lingkungan dengan pepohonan, menjaga hutan, dan menghentikan pembakaran hutan.

Dalam usaha beradaptasi kita dianjurkan untuk memakai kelambu agar menghindari dari gigitan nyamuk, membersihkan lingkungan di sekitar tempat tinggal agar bibit penyakit tidak tumbuh. Membersihkan lingkungan dapat memperkecil kemungkinan berkembang biaknya serangga dan hewan yang dapat menyebarkan penyakit.

Sedangkan usaha mengurangi efek gas rumah kaca yang dilakukan oleh beberapa Negara di dunia adalah

A. CDM (Clean Development Mechanism)

CDM merupakan salah satu mekanisme yang terdapat dalam Protokol Kyoto. Mekanisme CDM merupakan satu-satunya mekanisme yang melibatkan negara berkembang, dimana negara maju dapat menurunkan emisi gas rumah kacanya dengan mengembangkan proyek ramah lingkungan di negara berkembang. Mekanisme ini sendiri pada dasarnya merupakan perdagangan karbon, dimana negara berkembang dapat menjual kredit penurunan emisi kepada negara yang memiliki kewajiban untuk menurunkan emisi, yang disebut negara Annex I.

B. REDD (Reduced Emission from Deforestation on Development Country)

(31)

berlangsung. Hanya saja, dana hasil CDM sebagian dipisahkan untuk biaya perawatan atau pelestarian hutan yang masih ada. Dalam publikasi ilmiah yang diadakan UNFCCC pada Mei 2007, disebutkan bahwa opsi yang digunakan dikenal dengan sebutan 50-50-50. Artinya, mengurangi laju deforestasi hingga 50% pada tahun 2050 sambil mempertahankan laju deforestasi pada kisaran tersebut diklaim akan menyelamatkan 50 milyar ton emisi karbon. Tujuan menstabilkan kadar emisi CO2 pada angka 450 ppm, maka akan dicari cara dekarbonisasi yang cepat dan lengkap lewat emisi energi non transportasi,menghentikan deforestasi, dan intensifikasi substansi aktivitas penyitaan aset. Dengan mencoba untuk mengendalikan laju deforestasi masalah mendasar dari pendekatan bak kritis dapat ditutupi.

C. CCP (Carbon Capture and Storage).

CCS adalah suatu cara mengurangi emisi karbon dengan jalan menyuntikkan karbon dioksida ke perut bumi. Metode ini membutuhkan ruang kosong di perut bumi, bisa juga menggunakan sumur-sumur gas dan minyak bumi yang sudah mengering. Akan tetapi, kendala penerapan teknologi ini adalah mahalnya biaya investasi dan tidak semua orang bisa melakukan transfer teknologi walaupun untuk Indonesia teknologi tersebut mampu mengurangi emisi karbon hingga 20% pada tahun 2005.

Dampak Yang Dirasakan Manusia terhadap Perubahan Iklim

Di Afrika naiknya suhu udara hingga 1ºC akan menyebabkan puluhan juta orang menderita kekurangan air dan terancam oleh penyebaran penyakit malaria. Di atas 2ºC, ratusan juta orang lagi di Afrika akan menderita kekurangan air, risiko terkena malaria semakin bertambah di dataran tinggi, merosotnya hasil panen, dan rusaknya banyak ekosistem.

Di Asia suhu yang semakin meningkat, sekitar 1 miliar penduduk akan menderita akibat menyusutnya produksi pertanian, berkurangnya persediaan air, dan meningkatnya peristiwa cuaca yang ekstrim (badai, banjir, dan kekeringan).

(32)
(33)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Iklim sangat memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Seluruh kegiatan manusia tergantung dari ke lima komponen iklim.

 Lima komponen iklim, apabila salah satunya tidak ada atau hilang maka akan terjadi ketimpangan dan ketidakstabilan alam.

 Iklim sangat berpengaruh dengan bencana – bencana yang ada disekitar daerah tempat tinggal.

 Pengaruh iklim terhadap kesehatan manusia dapat menimbulkan dampak positif dan dampak negative. Dampak positif adalah sapat membunuh kuman penyakit yang ada di dalam tubuh derta membantu pertumbuhan tulang. Sedangkan dampak negativenya adalah radiasi matahari yang berlebihan dapat menyebabkan kanker dan lain sebagainya

 Perubahan iklim yang terjadi akibat pemanasan global di dunia memberikan dampak terhadap terjadinya bencana-bencana alam yang merupakan bencana ekologis, dimana terjadi hilangnya keseimbangan ekologi seperti badai siklon tropis, air pasang dan banjir, kenaikan temperature ekstrim, endemic, tsunami, kekeringan dan El Nino.

 Perubahan iklim tersebut berdampak pada kondisi lingkungan disekitarnya. Bencana merupakan akumulasi dari faktor-faktor alam yang telah mengalami ganguan keseimbangan dimana ada suatu kerentanan (vulnerability) pada suatu wilayah yang terkena dampak sehingga menurunnya daya tangkal masyarakat dalam menerima risiko bencana, seringkali bencana yang terjadi silih berganti dalam satu waktu yang sama (bencana kembar).

 Upaya pengurangan risiko bencana dapat dilakukan dengan melakukan tahapan manajemen bencana yang meliputi pencegahan dan mitigasi; kesiapsiagaan; manajemen emergensi, pemulihan dan rencana aksi yang dapat berimplikasi terhadap pengurangan risiko bencana.

31

(34)

Dari makalah yang saya buat ini saya menyarankan agar manusia menjaga keseimbangan alam dengan sebaik mungkin, jangan menebang pohon sembarangan. Perlunya dibangun rencana tanggap darurat jika sewaktu-waktu muncul bencana. Sistem kesehatan perlu disempurnakan untuk memaksimalkan peran pelayanan kesehatan serta perlunya dibangun lembaga tanggap bencana di setiap daerah agar saat tetjadi bencana dapat meminimalisasikan jumlah korban jiwa,harta dan benda. Kita perlu menghemat dan mengurani pembakaran bahan bakar fosil dan mengalihkannya ke bahan bakar lain yang lebih ramah lingkungan dan untuk mengurangi dampak pemanasan global, saya mengajak agar mengurangi pembakaran lahan yang tak bertanggung jawab, melakukan Marilah kita menjaga kelestarian lingkungan agar diperoleh kehidupan yang lebih nyaman.

(35)

Gambar 1 : Proses terjadinya radiasi matahari dan lima komponen sistem iklim

Gambar 2 : dampak perubahan iklim global ( mencairnya lapisan es kutub selatan )

Gambar 3 : dampak iklim terhadap bencana alam ( angin topan dan banjir )

Gambar 4 : pengaruh perubahan iklim bagi manusia (berbagai bencana yang ditimbulkan )

(36)

Gambar 5 : terjadinya gas rumah kaca

Gambar 6 : salah satu penyebab terjadinya perubahann iklim ( industry )

Gambar 7 : pengaruh iklim bagi manusia ( kanker kulit)

(37)

Gambar 9 : tsunami

35

(38)

Diktat klimatologi Unlam fakultas keguruan dan ilmu kependidikan

http://www.pemanasanglobal.net/lingkungan/dampak_perubahan_iklim_terhadap_manusia.ht m

http://wahyuancol.wordpress.com/2009/06/02/perubahan-iklim-global-dampaknya-terhadap-manusia-secara-global/

http://www.technologyindonesia.com/columns.php?page_mode=detail&id=18

http://panji1102.blogspot.com/2009/12/waspadai-dampak-perubahan-iklim-pada.html http://dokternasir.web.id/2009/03/penyebabdampaksecaraglobal.html

Gambar

Gambar 2 : dampak perubahan iklim global
Gambar 5 : terjadinya gas rumah kaca
Gambar 9 : tsunami

Referensi

Dokumen terkait

terdiri dari bahan buku hukum primer dan bahan buku hukum sekunder yang. setiap bahan hukum itu harus diperiksa kembali atau memeriksa

Gambar 8 menjelaskan ilustrasi penyisipan pesan. Warna kuning merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan file format media sebesar 56 bytes, warna biru digunakan

Dan juga mendukung penelitian Sumodiningkrat, (2000) bahwa keterlibatan fasilitator sebagai pelaku pemberdayaan dalam mengawal proses pemberdayaan merupakan sumber

Menurut para ahli persediaan adalah suatu istilah umum yang menunjukan segala sesuatu atau sumber daya-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya

KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, dengan tujuan untuk menguji dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan dalam hal ini underwriting ratio, solvency

Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk memberikan dan mengupayakan solusi pada sistem yang sedang berjalan di Bank Syariah Mandiri Palembang (BSM) terhadap

Upload Adalah proses meletakkan file dari computer kita ke computer lain melalui internet File transfer protocol (FTP) Fasilitas ini digunakan untuk melakukan

Lapisan akiklud atau dapat diidentifikasi sebagai lapisan resistivitas tinggi (201-400 ohm meter) dengan jenis batuan breksi grain supported tersebar tidak merata