• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah manajemen risiko kel VI.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "makalah manajemen risiko kel VI.docx"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KELOMPOK

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Dosen : Erly Sherlita, S.E., M.Si., Ak

MAKALAH MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN

Disusun oleh :

Hendi Rosmana

Nurizza Ayu Apsari

UNIVERSITAS WIDYATAMA

TAHUN AKADEMIK 2016/ 2017

(2)

BAB I PENDAHULUAN...1

I.I Latar belakang ...1

I.2 Rumusan masalah dan tujuan……….

………1

BAB II PEMBAHASAN...2

II.1 Penyebab dilakukannya manajemen risiko...2

II.2 Karakteristik manajemen risiko yang baik...4

II.3 Lima langkah proses manajemen risiko perusahaan...8

II.4 Pengelolaan risiko …...18

BAB III KASUS...27

BAB IV KESIMPULAN...30

BAB V DAFTAR PUSTAKA...31

(3)

1.1 LATAR BELAKANG

Resiko berhubungan dengan ketidakpastian ini dikarenakan kurangnya informasi atau bahkan tidak tersedianya cukup informasi mengenai apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah risiko (risk). Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis pada masa kini.

Oleh sebab itu resiko sangat perlu diolah karena resiko mengandung biaya yang tidak sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana suatu perusahaan tekstile yang mengalami kebakaran. Kerugian dari peristiwa tersebut adalah kerugian fnansial akibat asset yang terbakar, juga tidak dapat beroperasinya perusahaan selama beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan menurunkan kredibilitas dan hubungan baik perusahaan dengan partner bisnis tersebut.

Resiko dapat dikurangi melalui pengelolaan manajemen resiko yang baik. Salah satunya dengan menerapkan 5 langkah manajemen risiko yang akan dijelaskan dalam makalah ini, dan mengenai pengelolaan manajemen risiko.

1.2 RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN

Risiko sebagai suatu ketidakpastian dapat berakibat kerugian bagi perusahaan. Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah agar dapat :

1. Mengetahui cara menerapkan 5 langkah memanajemen risiko 2. Mengetahui jenis jenis risiko

(4)

BAB II PEMBAHASAN

II.1 PENYEBAB DILAKUKANNYA MANAJEMEN RISIKO

Risiko bisa didefnisikan dengan berbagai cara. Sebagai contoh, risiko bisa didefnisikan sebagai kejadian yang merugikan. Defnisi lain yang sering dipakai untuk analisis investasi, adalah kemungkinan hasil yang diperoleh menyimpang dari yang diharapkan.

Deviasi standar merupakan alat statistic yang bisa digunakan untuk mengukur penyimpangan, karena itu deviasi standar bisa dipakai untuk mengukur risiko. Pengukuran yang lain adalah menggunakan probabilitas.

Risiko berkaitan erat dengan kondisi ketidakpastian. Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian.

TINGKAT

KETIDAKPASTIAN KARAKTERISTIK CONTOH

TIDAK ADA (PASTI) Hasil bisa diprediksi dengan pasti

Hukum alam

KETIDAKPASIAN

OBJEKTIF Hasil bisa diidentifkasi dan probabilitas diketahui

Permainan dadu, kartu

KETIDAKPASTIAN

SUBJEKTIF Hasil bisa diidentifkasi tapi probabilitas tidak diketahui

Kebakaran, kecelakaan mobil, investasi

SANGAT TIDAK

PASTI Hasil tidak bisa diidentifkasi dan probabilitas tidak diketahui

Eksplorasi angkasa

(5)

14%, sementara harga listrik mempunyai fuktuasi sebesar 228%.

0% 50% 100% 150% 200% 250%

Annualized Volatility by Product/ Instrument Type

Ada beberapa factor yang mendorong peningkatan fuktuasi tersebut :

1. Globalisasi dunia (globalisasi dunia membuat keterkaitan perekonomian dunia lebih erat. Kejadian disuatu Negara akan lebih cepat mempengaruhi Negara lain).

2. LIberalisasi dunia (liberalisasi dunia membuka pasar domestic teradap asing, mempunyai efek yang sama dengn globalisasi)

3. Proses informasi yang semakin cepat, reaksi investor yang semakin cepat. (teknologi yang semakin maju membuat investor atau peaku psaar semakin canggih dalam memproses informasi)

(6)

kerugian yang signifkan. Karena itu risiko yang dihadapi oleh perusahaan harus dikelola atau dikelola seoptimal mungkin.

Selain itu, manajemen risiko merupakan perwujudan dari Good Corporate Governance. Karena, salah satu komponen dari Good Corporate Governance adalah manajemen risiko yang baik, seperti apakah manajemen mempunyai pemahaman yang baik mengenai risiko yang dihadapi oleh perusahaan, apakah manajemen memahami implikasi dari risiko tersebut.

II.2 KARAKTERISTIK MANAJEMEN RISIKO YANG BAIK

Manajemen Risiko yang baik membuat suatu organisasi mampu mengelola risiko dengan baik, sehingga kerugian yang signifkan bisa terhindar.

Secara umum, manajemen risiko yang baik mencakup beberapa elemen yaitu :

1. Memahami bisnis perusahaan

2. Formal, sistematis, terintegrasi, dan komprehensif 3. Mengembangkan infrastuktur risiko

4. Menetapkan mekanisme kontrol 5. Menetapkan batas (limits) 6. Memfokuskan pada aliran kas

7. Menetapkan sistem insentif yang tepat 8. Mengembangkan budaya sadar risiko

Memahami bisnis perusahaan merupakan salah satu kunci keberhasilan manajemen risiko perusahaan. Tanggung jawab tersebut tidak hanya ada di pundak direksi dan manajer, tetapi juga semua anggota organisasi. Semuanya harus menyadari bahwa pekerjaannya akan berpengaruh terhadap risiko organisasi, dan pekerjaannya akan berpengaruh terhadap risiko organisasi, dan pekerjaannya berkaitan dengan fungsi lainnya dalam suatu organisasi. Pemahaman mendalam terhadap bisnis perusahaan dan keunikannya akan menghasilkan pelaksanaan manajemen risiko yang berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lain.

(7)

standar-standar yang ada, yang kemmudian bergeser menjadi pendekatan yang lebih aktif (evaluasi diri atau self assesment) berkaitan dengan manajemen risiko. Perusahaan lain akan menekankan pada struktur organisasi manajemen risiko yang kuat (mmisal komite manajemen risiko yang kuat) dan menggunakan teknik kuantitatif untuk analisis risiko. Dengan kata lain, model manajemen risiko tidak bisa diterapkan sama untuk semua situasi. Harus ada penyesuaian – penyesuaian terhadap karakteristik unik perusahaan.

Formal, berarti kegiatan manajemen risiko dilakukan secara ”resmi” oleh organisasi, dilakukan dengan sadar untuk tujuan tertentu. Kegiatan tersebut juga didukung oleh manajemen puncak. Juga mencakup penyediaan Infrastuktur keras dan lunak oleh perusahaan.

Contoh Infrastuktur keras adalah penyediaan ruang kerja, pembentukan struktur organisasi, komputer, model statistik, dan lain sebagainya.

Contoh Infrastuktur lunak adalah budaya kehati hatian, organisasi yang responsif terhadap risiko, dan lain sebagainya.

Manajemen risiko yang efektif membutuhkan infrastuktur risiko yang mendukung (dalam hal ini adalah struktur organisasi). Pada contoh Chase Manhattan, Chase menggunakan komite risiko yang cukup kuat, yaitu terdiri dari lima sub-komite yang mencakup lima risiko yaitu risiko kredit, pasar, modal, operasi dan fdusia (fuduciary). Kelima sub komite tersebut melapor kepada komite eksekutif yang memberikan pandangan strategis dan integratif terhadap manajemen risiko. Komite manajemen risiko mempunyai otoritas dan tanggung jawab berkaitan dengan manajemen risiko organisasi. Melalui komite tersebut, struktur manajemen risiko dengan berbagai tugas yang lebih detail bisa dikembangkan lebih lanjut.

Terintegrasi menunjukkan bahwa kegiatan tersebut menyatu dengan kegiatan lain dalam organisasi. Sebagai ilustrasi, manajer lini (misal manajer pemasaran) akan lebih baik jika diminta juga untuk mengevaluasi risiko dari kepurusannya. Dengan tindakan semacam itu, manajer lini diharapkan bisa melakukan keputusan bisnis sekaligus mengelola risikonya.

(8)

merupakan pekerjaan manajer lini. Misalnya manajer bisa saja membeli asuransi untuk gabungan risiko yang dihadapi oleh perusahaan, tidak hanya risiko bangunan saja, tetapi risiko bangunan dan risiko bisnis lainnya.

Manajemen risiko yang efektif harus mempunyai sistem pengendalian yang baik, di mana mekanisme saling mengontrol bisa terjadi. Dengan mekanisme tersebut, tidak ada orang yang mempunyai kekuasaan yang berlebihan untuk mengambil risiko atas nama perusahaan. Mekanisme kontrol yang baik juga memastikan tidak adanya pemusatan kekuasaan pada satu atau dua orang saja. Pemusatan tersebut akan menghalangi mekanisme check and balances.

Salah satu contoh kegagalan mengelola risiko yang terkenal adalah kasus Bank Baring. Bank Baring mengalami kebangkrutan pada pertengahan tahun 1990-an karena satu orang tradernya (Nick Lesson) membawahi dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi pencatatan dan fungsi trading. Jika ia mengalami keuntungan, ia akan mencatat keuntungan tersebut. Tetapi jika ia mengalamai kerugian, ia akan menyembunyikan kerugian tersebut. Akibatnya kerugian yang dialaminya tidak ada yang mengawasi, sampai akhirnya kerugian tersebut tidak terkendali (melebihi modal Bank Baring).

Penentuan batas (limits) merupakan bagian integral dari manajemen risiko. Manajer harus diberi tahu kapan bisa/ harus jalan dan kapan harus berhenti. Keputusan bisnis bisa diumpamakan sebagai gas, sedangkan manajemen risiko bisaa diumpamakan sebagai rem. Jika manajemen risiko tidak berfungsi sebagai mana mestinya, maka perusahaan bisa diumpamakan seperti mobil yang melaju kenncang tanpa ada rem.

(9)

Aliran kas yang seharusnya menjadi perhatian perussahaan. Banyak kejahatan dan pelanggaran yang terjadi, seperti mengambil kas dari perusahaan. Pengawasan yang memadai harus dilakukan, misalnya otorisasi untuk setiap cek yang dikeluarkan, atau untuk transfer uang. Atau pengecekan konsistensi anatara transaksi kas dengan posisi kas.

Sebagai contoh, Enron mencatat laba bersih sebesar $3,3 Milyar selama lima tahun 1996-2000. Pada periode yang sama, Enron hanya melaporkan 4114 juta kas yang diterima, hanya 3 persen dari laba bersih. Sepertinya membutuhkan waktu yang terlalu lama bagi Enron untuk merubah labanya menjadi kas. (Ini adalah indikasi ada sesuatu yang salah pada perusahaan).

Sistem insentif bisa digunakan untuk membuat perilaku seseorang menjadi lebih sadar risiko. Sebagai contoh Chase menggunakan Shareholders Value Added (SVA) sebagai cara untuk mendorong perilaku sadar risiko. Manajer Chase akan dinilai berdasarkan SVA yang mereka ciptakan. SVA dihitung sebagai berikut ini :

Beban untuk modal dihitung berdasarkan risiko dari modal tersebut (jika menggunakan modal untuk kegiatan yang beresiko maka beban modal akan lebih besar). Jadi, jika manajer melakukan aktivitas yang beresiko, maka ia harus menghasilkan keuntungan yang lebih besar untu mengompensasi risiko tersebut.

Perusahaan harus bisa memberikan target yang realistis. Sebagai contoh, jika perusahaan menetapkan target pertumbuhan penjualan sebesar 25% ketika rata-rata industri hanya mempunyai pertumbuhan penjualan 5%, maka target semacam itu cenderung mendorong perilaku yang beresiko tinnggi.

Untuk mengembangkan budaya sadar risiko bisa dengan bermacam cara, misalnya :

1. Menetapkan suasana keseluruhan (setting the tone) yang kondusif untuk perilaku yang berhati hati, mulai dari atas dengan menunjukkan komitmen dari manajemen puncak.

(10)

2. Menetapkan prinsip – prinsip manajemen risiko yang bisa mengarahkan budaya, perilaku, dan nilai risiko dari organisasi.

3. Mendorong komunikasi yang terbuka untuk mendiskusikan isu risiko, dampak risiko tersebut, belajar bersama dari kejadian – kejadian di perusahaan atau perusahaan lain.

4. Memberikan program pelatihan dan pengembangan yang berkaitan dengan manajemen risiko.

5. Mendorong perilaku yang mendukung manajemen risiko melalui evaluasi dan sistem insentif yang sesuai.

II.3 5 LANGKAH PROSES MANAJEMEN RISIKO PERUSAHAAN

Berikut ini adalah lima langkah proses manajemen risiko perusahaan :

Mengidentifkasi dan memahami risiko risiko

utama perusahaan 5 Langkah Proses

manajemen risiko perusahaan

Risiko permintaan

Risiko politik atau negara

(11)

Risiko nilai tukar

1. Mengidentifikaiidknimemkhkmiiriaii-rriaii-ittkmkieertakhkkn.

Secara umum langkah – langkah dalam identifkasi dan pengukuran risiko adalah sebagai berikut :

Risiko operasional

Menentukan tipe risiko yang akan diterima

atau ditransfer

Memutuskan seberapa besar risiko yang akan

ditransfer

Memasukkan risiko dalam seluruh proses

pengambilan keputusan perusahaan

Memonitor dan mengelola risiko yang

(12)

Beberapa sumber utama risiko :

Yaitu risiko permintaan atas produk dan jasa karena factor persaingan dan dampak kedaaan ekonomi di suatu Negara.

1.2 Risiko Komoditas

Fluktuasi harga komoditas yang penting untuk perusahaan dapat mengurangi arus kas perusahaan. Misalnya, kenaikan harga minyak yang terjadi pada tahun 2007 – 2008 menyebabkan kerugian pada perusahaan penerbangan karena meningkatnya biaya bahan bakar. 1.3 Risiko Politik atau Negara

Mengukur risiko tersebut (melihat seberapa besar dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan, dan menetukan prioritas risiko tersebut).

Identifkasi risiko menggunakan : - Analisis sekuen risiko

- Mengidentifkasi sumber sumber risiko

- Teknik pendukung lainnya Mengidentifkasi

(13)

tempat perusahaan beroperasi dapat menciptakan masalah karena adanya ketidakstabilan politik atau intervensi pemerintah terhadap kegiatan bisnis perusahaan.

1.4 Risiko Operasional

Basel II (lembaga yang mengatur perbankan internasional) mendefnisikan risiko operasional sebagai risiko yang timbul karena kegagalan dari proses internal, manusia, system, atau dari kejadian eksternal.

Atau dapat dikatakan bahwa biaya operasi actual yang jauh lebih tinggi daripada yang dianggarkan adalah sumber volatilitas dari arus kas perusahaan.

1.4.1 Kegagalan dari proses internal

Merupakan risiko yang berkaitan dengan kegagalan proses atau prosedur internal organisasi, berikut beberapa contoh risiko tersebut :

- Risiko yang diakibatkan kurang lengkapnya dokumentasi, atau dokumentasi yang salah (Bank Baring merupakan contoh dari risiko ini).

- Kesalahan transaksi

- Pengawasan yang kurang memadai

- Pelaporan yang kurang memadai sehingga kepatuhan terhadap peraturan internal dan eksternal tidak terpenuhi. 1.4.2 Kegagalan mengelola manusia

Karyawan merupakan asset penting bagi perusahaan, tetapi juga merupakan sumber risiko operasional bagi perusahaan. Risiko tersebut dapat terjadi dengan sengaja ataupun tidak disengaja.

Kasus transaksi yang salah pada bank UBS Warburg adalah contoh dari kesalahan tidak disengaja. Contoh kesalahan yang disengaja adalah penggelapan kas perusahaan, atau kasus pembobolan bank yang dilakukan melibatkan karyawan internal. Beberapa contoh risiko operasional yang bersumber dari

manusia :

(14)

- Tergantung pada karyawan kunci tertentu, sehingga jika karyawan tersebut meninggak atau berpindah kerja, perusahaan menghadapi masalah.

- Integritas karyawan yang kurang (sehingga karyawan tersebut bisa menggelapkan uang perusahaan, atau

melakukan aktivitas yang berada diluar wilayah otoritasnya.

Risiko manusia tersebut mengharuskan perusahaan untuk mempunyai karyawan yang mempunyai kualifkasi, pengalaman, dan integritas yang diperlukan.

1.4.3 Risiko system

System teknologi bisa memberikan kontribusiyang signifkan bagi organisasi, di lain pihak system tersebut akan

memunculkan risiko baru bagi organisasi. Berikut contoh beberapa risiko yang muncul berkaitan dengan system : - Kerusakan data

- Kesalahan pemrograman

- Sistem keamanan yang kurang baik - Penggunaan teknologi yang belum teruji

- Terlalu mengandalkan model tertentu untuk keputusan bisnis. Contoh : Long term capital mengalami kehancuran setelah model matematis mereka memprediksi probabilitas kejadian gagal adalah 0,000001 (walau probabilitas rendah, ternyata kejadian tersebut terjadi dan mengejutkan pihak perusahaan). Long term Capital mempunyai posisi yang sangat besar pada rebel rusia.

1.4.4 Risiko eksternal

Risiko eksternal berkaitan dengan kejadian yang bersumber dari luar organisasi, dan di luar pengendalian organisasi.

(15)

Salah satu cara untuk mengukur risiko operasional adalah dengan membuat matriks Severity (Keseriusan) dan Frekuensi risiko. Yaitu dengan mengklasifkasian risiko kedalam 4 kuadran :

a) Quadrant I (Prevent at Source) : Signifkansi (severity) tinggi dan Likelhood (frekuensi) tinggi.

b) Quadrant II (Detect and Monitor) : Signifkansi (severity) tinggi dan Likelihood (frekuensi) rendah.

c) Quadrant III (Monitor) : Signifkansi (severity) rendah dan Likelihood (frekuensi) tinggi.

d) Quadrant IV (Low Control) : Signifkansi (severity) rendah dan Likelihood (frekuensi) rendah

1.5 Risiko Nilai Tukar

Nilai tukar atau kurs adalah nilai suatu mata uang relative terhadap mata uang lainnya. Sebagai contoh,kurs Rp/$ bisa dituliskan sebagai berikut :

Quadrant I

(Prevent at

Source)

Quadrant II

(Detect and

Monitor)

Low High

Severity10 9 8 7 6

Quadrant III

(Monitor)

Quadrant IV

(Low Control)

Likelihood

1 2 3 4 5 5

Low High

Artinya 1 dolar Amerika serikat bermilai 10.000

rupiah Rp.

(16)

Nilai absolute dari kurs tersebut barangkali tidak begitu penting, melainkan perubahan kurs nya yang lebih diperhatikan.

Jika rupiah cenderung melemah terhadap dolar AS, maka kecenderungan tersebut bisa mengindikasikan sesuatu.

Mata uang suatu Negara merupakan cerminan kondisi ekonomi suatu Negara. Jika perekonomian suatu Negara membaik, maka mata uang Negara tersebut cenderung menguat terhadap mata uang Negara lainnya.

Besarnya dana yang masuk ke dalam suatu Negara juga mempengaruhi nilai kurs. Seperti yang sedang dilakukan pemerintah di tahun 2016 mengenai kebijakan tax amnesty yang membuat dana dari luar negri masuk ke dalam negri menyebabkan mata uang rupiah meningkat.

dll.

Didalam suatu perusahaan, sumber risiko bisa lebih dari satu sumber. lalu jika sudah ditetapkan sumber sumber risikonya, tentukan mana risiko yang akan diterima dan tidak, mana risiko yang ditransfer dan tidak.

Sebagai contoh pada perusahaan United Grain Growers-UGG. UGG merupakan perusahaan kanada yang bermarkas di Winnipeg, Manitoba, yang memberikan jasa komersial kepada petani dan pasar pertanian di seluruh dunia.

Bisnis UGG terdiri dari 4 segmen utama : Grain Handling Services (Jasa Penanganan Bibit Tanaman), Crop Production Services (Jasa Produksi), Livestock Services , dan Business Communication.

Setelah diidentifkasi oleh konsultan Willis Risk Solution UGG menghadapi 6 (enam) risiko yang sudah diurutkan dari tipe risiko yang paling penting yaitu :

Investasi membangun property Efek dana

masuk ke dalam

negri

Menaikkan likuiditas bank

(17)

- Risiko harga komoditas : harga komoditas yang jatuh padahal perusahaan memegang komoditas tersebut.

- Risiko cuaca : cuaca yang tidak menguntungkan sehingga mengacaukan panen, dan kemudian menurunkan volume pertanian yang dikirimkan oleh perusahaan (penjualan menurun)

- Risiko counterparty : pemasok atau konsumen tidak memenuhi kontraknya

- Risiko lingkungan : yaitu risiko perusahaan menghadapi tuntutan hukum karena perusahaan dituduh merusak lingkungan.

- Risiko persediaan : persediaan rusak karena membusuk

- Risiko kredit : yaitu counterparty gagal bayar kepada perusahaan Setelah dilakukan diskusi UGG menganggap risiko komoditas adalah yang paling penting.

Manajemen risiko yang dilakukan UGG adalah : a. Menahan risiko tersebut (Retention)

UGG memutuskan untuk menanggung sendiri risiko tersebut dan tidak mengurangi eksposurnya. Karena jika UGG tidak mengendalikan risikonya, kinerja keuangan UGG akan sangat berfuktuasi. Yang berakibat pada naiknya tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor akibat premi risiko yang tinggi.

b. Menggunakan derivative cuaca

Pada akhir tahun 1990, derivative cuaca merupakan instrument yang masih baru. Kontrak tresebut dijual di pasar OTC (Over The Counter). Kontrak bisa dibuat dengan menggunakan beberapa variable sedemikian rupa sehingga bisa memenuhi kebutuhan pembelinya. Variable tersebut bisa jadi temperature, curah hujan, indeks panas, dan lainnya.

Dengan menggunakan variable – variable tersebut, bisa dibuat sedemikian rupa sehingga struktur pay-of menyerupai opsi put, opsi call, swap atau kombinasi derivative tersebut.

Namun, derivative cuaca mempunyai risiko jika indeks cuaca tersebut mengalami penurunan. Maka penurunan indeks cuaca tersebut bisa dihedge dengan membeli long opsi put (guna mengompensasi kerugian jika indeks cuaca menurun).

(18)

diperdagangkan. Disamping itu, UGG harus mengkonversi indeks cuaca dan kontrak derivative sedemikian rupa sehingga hedging yang efektif bis dilakukan.

c. Membeli asuransi

Membeli asuransi untuk risiko cuaca, dengan trigger pengiriman industry. Jadi, jika risiko sedang jelek/ pengiriman biji pertanian berkurang, perusahaan akan mengalami kerugian. Maka dari itu perusahaan membeli asuransi cuaca dengan trigger pengiriman industry (bukan pengiriman yang dilakukan oleh UGG). Karena, jika triggernya adalah UGG kemungkinan akan timbul moral hazard guna mendapatkan klaim asuransi.

Jika triggernya adalah pengiriman industry, UGG tidak dapat mempermainkan pengiriman industry. Nantinya, Pengiriman industry juga akan berkorelasi erat dengan pengiriman UGG (panen membaik maka pengiriman industry besar, sebaliknya panen memburuk pengiriman industry kecil)

d. Pendanaan risiko yang terintegrasi

Wilis Risko Solution berpikir bahwa eksposur – eksposur tersebut bisa digabungkan kedalam satu portofolio, kemudian asuransi dibeli berdasarkan gabungan eksposur tersebut. Dengan penggabungan semacam itu, kerugian pada satu eksposur bisa dikompensasi dengan keuntungan dari eksposur lainnya dan dapat mengurangi biaya asuransi (jika dibandingkan dengan membayar asuransi yang berbeda untuk masing - masing eksposur).

Analisis kuantitatif menunjukkan bahwa lima eksposur dari enam eksposur sudah dikelola dengan cukup baik melalui teknik pengendalian internal. Sedangkan risiko atau ekposur cuaca belum bisa dikelola (dikarenakan cuaca adalah factor eksternal). Karena korelasi yang rendah antara risiko tersebut, maka Wilis menganjurkan untuk mengasuransikan berdasarkan eksposur gabungan tersebut. Pada bulan Desember UGG menerapkan program pendanaan risiko terintegrasi dengan Swiss Re yang menggabungkan eksposur property and casualty (harta benda dan kecelakaan) dengan risiko volume biji pertanian (risiko cuaca).

e. Membangun infrastuktur manajemen risiko

(19)

manajemen risikoUGG semakin baik. Infrastuktur tersebut mencakup komite manajemen risiko, alat dan software manajemen risiko, dan metode manajemen risiko yang semakin baik.

Salah satu tujuan dari program manajemen risiko UGG adalah menurunkan biaya modal UGG. Penurunan biaya modal tersebut diperoleh dari perubahan struktur modal UGG, yakni peningkatan penggunaan hutang yang mempunyai biaya modal lebih rendah. Penggunaan hutang lebih banyak tersebut dimungkinkan (di acc) jika aliran kas perusahaan lebih stabil (dikarenakan risiko menjadi lebih kecil).

Berikut contoh perubahan struktur modal UGG pada jumlah modal $573,4 juta.

Adapun Teknik Pendukung Identifkasi Risiko lainnya yaitu :

(20)

Yaitu menganalisis laporan keuangan dan memperkirakan risiko apa saja yang dapat muncul dari rekening-rekening laporan keuangan tresebut.

 Menganalisis fow chart kegiatan dan operasi perusahaan

Misal menganalisis proses produksi, dan memperkirakan kemungkinan munculnya kegiatan yang tidak diinginkan dari proses produksi tersebut

 Analisis kontrak

Analisis kontrak bertujuan melihat risiko yang bisa muncul karena kontrak teretntu

 Catatan statistik kerugian dan laporan kerugian perusahaan

Jika perusahaan mempunyai database yang baik, perusahaan bisa mencatat kerugian – kerugian yang dialami oleh perusahaan. Perusahaan bisa menetapkan standar ke normal-an yang tertentu untuk setiap kejadian. Jika suatu kejadian muncul dengan catatan tidak normal, maka manajer risiko bisa memeriksa lebih lanjut penyebabnya.

 Survey atau wawancara terhadap manajer

2. Menenttiknitieeiriaii-iykngikikniditerimkidkniditrknafer

Setelah analisis dan evaluasi risiko, langkah berikutnya adalah mengelola risiko. Risiko harus dikelola. Jika organisasi gagal mengelola risiko, maka konsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugian yang besar. Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara seperti :

a) Penghindaran

b) Ditahan (retention. Yaitu menghadapi risiko) c) Diversifkasi (menyebar eksposur)

d) Transfer risiko (membeli asuransi)

e) Pengendalian risiko (dilakukan untuk mencegah atau menurunkan probabilitas terjadinya risiko atau kejadian yang tidak kita inginkan. Contoh memasang alarm kebakaran untuk mengendalikan risiko)

f) Pendanaan risiko (yaitu bagaimana mendanai kerugian yang terjadi jika suatu risiko muncul, misal dari asuransi, ataukah dana cadangan)

(21)

Lalu, menentukan risiko mana sajakah yang akan ditanggung. Misalnya seperti kasus United Grain Grower, perusahaan memutuskan untuk menanggung ke enam risiko tersebut, namun kelima eksposur sudah dikendalikan dengan baik secara internal. Sedangkan risiko cuaca belum dapat ditangani dengan baik, maka risio cuaca yang ditangani lebih lanjut dengan menggunakan derivatif cuaca.

4. Memkatiikniriaii-idklkmiaeltrthier-aeaieengkmbilkniieetttakn eertakhkkn

Seperti halnya telah dijelaskan dalam “karakteristik manajemen risiko yang baik”, risiko harus diperhitungkan di setiap keputusan bisnis dan keputusan perusahaan. Dengan cara menentukan mekanisme yang tepat, penetapan batas dan penentuan sistem insentif yang tepat.

5. Mem-nit-ridknimengel-lkiriaii-iykngiditknggtngieertakhkkn.

Selalu memonitor risiko yang telah dikelola oleh perusahaan, agar dapat mengevaluasi apakah tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sudah sesuai dengan rencana. dan mengawasi keputusan harian perusahaan konsisten dengan profl risikonya. Perusahaan memusatkan tanggung jawab untuk memonitor risiko perusahaan kepada Chief Ofcer yang bertanggung jawab secara langsung kepada CEO serta secara berkala menyampaikannya kepada komisaris dan direksi lainnya.

II.4 PENGELOLAAN RISIKO

1. DENGAN KONTRAK ASURANSI

Keputusan untuk mengasuransikan suatu risiko mempertimbangkan biaya pembelian kontrak asuransi (besarnya premi) dan manfaat yang akan diperoleh karena memiliki kontrak asuransi.

Berikut beberapa contoh dari kontrak asuransi :

Tipe Risiko Tipe Asuransi Yang Digunakan

Kerusakan properti perusahaan yang diakibatkan oleh kebakaran dan tindakan vandalisme

Asuransi Property

Kerugian bisnis karena adanya penutupan bisnis sementara yang disebabkan oleh pegawai atau pimpinan perusahaan seperti

(22)

keputusan yang salah dan tindakan yang tidak sesuai dengan peraturan perusahaan yang terkait dengan aktivitas perusahaan.

Kerugian bisnis karena adanya penutupan bisnis sementara yang disebabkan oleh kebakaran

Asuransi gangguan bisnis

Kehilangan penghasilan karena cacat atau kematian yang terjadi terhadap pegawai yang memiliki posisi kunci

Asuransi kehidupan pegawai kunci

Kerugian karena kecelakaan kerja

yang dialami pekerja Asuransi kompensasi pekerja

Menurut Jenis Usaha Perasuransian

Menurut UU no. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian, jenis usaha perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis :

a. Asuransi kerugian (nonlife insurance)

Usaha yang memberikan jasa – jasa dalam penanggulangan resiko atas kerugian , kehilangan manfaat dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti . Asuransi kerugian juga disebut sebagai general insurance karena lingkup usahanya yang sangat luas. Usaha asuransi kerugian dapat dibagi sebagai berikut :

o Asuransi kebakaran adalah asuransi yang diakibatkan karena kejadian yang tidak disengaja, misalnya : petir, ledakan, dan kejatuhan pesawat.

o Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan (marine insurance) penanggung atau perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang dialami tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan pada saat pelayaran.

o Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat digolongkan ke dalam asuransi kebakaran dan asuransi pengangkutan. Jenisnya antara lain : asuransi kendaraan bermotor, asuransi kecelakaan diri, pencurian uang dalam pengangkutan dan penyimpanan, kecurangan dan sebagainya.

b. Asuransi jiwa (life insurance)

(23)

meninggalnya seorang yang dipertanggungkan. Asuransi jiwa memberikan :

o Dukungan bagi pihak yang selamat dari suatu kecelakaan o Santunan bagi tertanggung yang meninggal

o Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh meninggalnya orang kunci

o Penghimpun dana untuk persiapan pensiun

Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :

 Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance). Biasanya polis asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu dengan premi yang dibayar secara periodic (bulanan, triwulan, semesteran, dan tahunan).

 Asuransi jiwa kelompok (group life insurance). Asuransi jiwa yang biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis atas suatu kelompok orang dibawah satu polis induk di mana masing - masing anggota kelompok menerima sertifkat partisipasi.

 Asuransi Jiwa industrial (industrial life insurance). Dalam jenis asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu. Premi umumnya dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah pemilik polis kepada agen yang isebut debit agent.

3. Reasuransi (reinsurance)

(24)

2. DENGAN LINDUNG NILAI “ FORWARD CONTRACTS”

2.1menggunakan forward contracts untuk lindung nilai risiko harga komoditas

Kontrak yang menentukan harga saat ini untuk pembelian di masa depan disebut dengan Forward Contract. Kontrak forward merupakan persetujuan pribadi antara dua lembaga keuangan atau antara lembaga keuangan dengan klien-klien perusahaan.

Misalnya, jika perusahaan harus membeli 10.000 barel minyak mentah satu bulan mendatang tetapi sangat khawatir harga minyak mentah akan naik dalam 30 hari kedepan. Maka perusahaan dapat membuat kontrak forward untuk membeli minyak yang akan dikirimkan 1 bulan kedepan dengan tingkat harga yang ditentukan saat ini.

Umumnya forward contract adalah negosiasi antara perusahaan yang mengelola risiko dengan financial intermediary seperti Investment Bank.

Kelebihan kontrak forward adalah dapat disusun sesuai dengan kebutuhan pihak pihak yang terlibat. Sedangkan kekurangannya adalah :

 credit risk eksposure

yaitu salah satu pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya  berbagi informasi stratejik

 nilai pasar kontrak negosiasi tidak mudah ditentukan

(25)

dengan harga yang disetujui pada hari ini. Pasal-pasal dalam kontrak meminta satu pihak untuk mengirimkan barang kepada yang lain untuk tanggal tertentu di masa yang akan datang, disebut dengan tanggal penyerahan (settlement date). Pihak lain membayar harga forward yang sebelumnya telah disetujui dan mengambil barang tersebut. Kontrak forward dapat di beli dan di jual. Pembeli dari kontrak forward memiliki kewajiban untuk memiliki kewajiban untuk menerima pengiriman tersebut dan membayar untuk barang tersebut, penjual dari kontrak forward memiliki kewajiban untuk melakukan pengiriman dan menerima pembayaran. Pembeli dari kontrak forward mendapatkan manfaat jika harga meningkat karena pembeli akan memiliki harga terkunci yang lebih rendah. Hal yang sama, penjual akan menang jika harga turun karena harga jual yang lebih tinggi telah dikunci.

3. DENGAN LINDUNG NILAI INSTRUMENT KEUANGAN DERIVATIF YANG DIPERDAGANGKAN

3.1future contracts

Future contracts adalah kontrak untuk membeli dan menjual komoditas tertentu (misalnya jagung atau fnancial claim (surat utang pemerintah) pada harga dan periode waktu tertentu.

Kontrak futures diperdagangkan di bursa terorganisasi, dan ketentuan kontrak distandarisasi oleh bursa. Terdapat 2 kategori dasar dari future contract yang diperdagangkan di bursa berjangka yaitu :

 commodity futures  fnancial futures

Sebagian besar harga kontrak future ditentukan terlebih dahulu dan harga kontrak future pada saat tergantung harga pasar pada saat itu. Harga yang disetujui antara pembeli dan penjual disebut harga future.

(26)

settelement di masa yang akan datang sesuai dengan expiration date yang ditetapkan di dalam kontrak tersebut. Futures pertama kali dimulai di Internasional Money Market (IMM) of the Chicago Mercantile Exchange, USA pada tahun 1972. Dan kemudian menyebar ke Eropa dan akhir-akhir ini ke Negara-negara lain diseluruh dunia. Sejak itu kemudian banyak dibuka pasar-pasar yang lain, termasuk bursa komoditi COMEX di New York, the Chicago Board of Trade, dan the London International Financial Futures Exchange (LIFFE).

Munculnya futures karena pembeli pada umumnya memiliki preferensi yang berbeda atas spesifkasi kualitas, jumlah dan tempat

penyerahan asset dasarnya, juga sebagai

mengantisipasiketidakpastian yang akan datang. Spesifkasi kuantitas dan kualitas underlying assets, initial price, dan besarnya margin bagi kedua belah pihak tetap ditentukan oleh exchange’s clearing house atau bursa khusus memperdagangkan futures secara terorganisasi.

Harga atas underlying assets dibedakan menjadi initial futures price (harga awal) dan terminal future price (harga pada saar kontrak futures di exercise) apabila terminal futures price lebih rendah daripada initial futures ketika dilaksanakan exercise, maka penjual akan mendapat proft. Sebaliknya, jika pada saat dilaksanakan exercise, terminal future price-nya dari underlying assets lebih tinggi dari pada initial futures pricenya, maka penjual yang akan memperoleh keuntungan. Kondisi ini menunjukan bahwa kedua belah pihak di dalam kontrak futures ini memiliki symetric exposure, mengingat adanya potential loss dan proft function yang seimbang antara penjual dan pembeli.

(27)

Misalkan, Jika anda ingin membeli kontrak futures pada tanggal 1 Januari 2000 atas komoditas tomat di Perancis sebanyak 20.000 kg dengan initial futures price sebesar $ 0.5 per kg. apabila tingkat harga yang berlaku atas underlying assets-nya pada tanggal 1 Juli adalah $ 0.7 per kg, maka anda dapat me reserve posisinya pada saat itu dengan menjual kontrak futures yang sama. Untuk itu ia akan memperoleh proft sebesar 20.000 x $0.2 = $4.000.

3.2option contracts

Option adalah kontrak yang memberika hak (bukan kewajiban) kepada pemegang kontrak untuk membeli (call options) atau menjual (put options) suatu aset tertentu dengan harga tertentu. Sebagai contoh, misalnya harga saham PT Omega di bursa amerika serikat US$29 per saham. Jika investor membeli call options untuk saham omega dengan harga patokan US$30 dan jatuh tempo tiga bulan dari sekarang, maka dalam tempo tiga bulan investor memiliki hak untuk membeli saham omega seharga US$30. Jika ternyata tiga bulan mendatang harga saham omega adalah $40, maka investor dapat menggunakan haknya untuk membeli saham omega.

Namun akan lebih baik, jika investor menjual kembali saham omega dipasar dengan harga US$40 per lembar. Sehingga investor memperoleh keuntungan US$10 per lembar saham.

Jika yang terjadi sebaliknya, yaitu harga saham turun menjadi US$15, maka investor tidak wajib untuk exercise call options tersebut.

Pada put options investor memiliki hak untuk menjual aset tertetu dengan harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Jika ternyata harga aset turun drastis, pemegang kontrak put options akan untung besar. Sebaliknya, jika harga aset naik diatas harga patokan, pemegang put options akan rugi sebesar premi dari opsi.

Faktor factor yang mempengaruhi harga opsi (option

premium)

Harga penebusan (

exercise price

)

(28)

Tanggal berakhirnya opsi (

expiration date

)

Semakin lama tanggal berakhirnya opsi, maka semakin tinggi

harga

call option

. Tanggal berakhirnya opsi yang lebih panjang

memungkinkan volatilitas harga saham yang menjadi

underlying asset

juga lebih tinggi.

Harga saham

Semakin tinggi harga saham yang menjadi underlying asset

sebuah

call option

, semakin tinggi harga call option nya. Hal

ini terjadi karena

intrinsic value call option

adalah So – E,

semakin tinggi harga saham (So) semakin tinggi pula nilai

intrinsiknya.

Variabilitas dari underlying asset

Semakin besar fuktuasi harga asset, semakin tinggi

kemungkinan harga asset lebih besar dibandingkan dengan

harga eksekusi ( semakin tinggi kemungkinan harga asset

turun di bawah harga eksekusi). Kalau harga turun dibawah

harga eksekusi, maka nilai opsi call tersebut sama dengan nol.

Semakin besar variabilitas dari

underlying asset

maka call

option semakin berharga.

Tingkat bunga bebas risiko

Deviden

(29)

pendapatan bunga yang lebih tinggi. Karena itu semakin

tinggi tingkat bunga, semakin rendah nilai opsi put.

Secara ringkas , apabila faktor (2), (3), (4), dan (5) meningkat

maka niai opsi call akan meningkat, sedangkan apabila faktor

(1) meningkat nilai opsi call akan menurun.

Black Scholes model dalam penentuan harga opsi

Contoh perhitungan :

(30)

4. DENGAN SWAP CONTRACT

Currency Swap atau sering disebut Swap adalah suatu transaksi / kontrak untuk membeli atau menjual valuta asing lawan valuta (asing) lainnya pada tanggal valuta tertentu sekaligus dengan perjanjian untuk menjual atau membeli kembali pada tanggal valuta berbeda di masa yang akan datang, dengan harga yang ditentukan pada tanggal kontrak. Kedua transaksi tersebut dilaksanakan sekaligus dan dengan counterparty yang sama.

Jangka Waktu

Di Indonesia, pada suatu bank swasta transaksi swap dapat dilakukan untuk jangka waktu 1 minggu sampai dengan 1 tahun.

(31)

Mekanisme transaksi swap pada suatu bank x digambarkan pada diagram di bawah ini:

Contoh kontrak swap 2 bulan, USD 1 juta lawan Rupiah

BAB III KASUS

Baker Adhesive merupakan perusahaan produsen perekat khusus. Baker Adhesive awalnya melayani pesanan lokal, namun seiring meningkatnya persaingan, Baker semakin mendapat tekanan yang kuat untuk menemukan pasar yang baru, sehingga mereka harus berekspansi ke pasar internasional. Dan konsumen pertama Baker Adhesive di lingkungan Internasional adalah Novo (Perusahaan mainan di Brasil). Pesanan awal sejumlah 1.210 galon. Penerimaan penawaran pesanan dari Novo merupakan awal yang bagus bagi Baker Adhesive untuk ber-ekspansi.

Baker Adhesive dan Novo telah membuat kesepakatan harga perekat khusus tersebut seharga 90,15 real Brazil per galon.

Rincian Perhitungan harga perekat khusus 90,15

Cost Plus Proft Margin in Dollars

(32)

Conversion (USD/ BRL) Cost Plus Mark Up (BRL) Amount (Gallons)

Quoted Price Per Gallon (BRL)

0,4636 109.077 1.210 90,15

Namun, Baker Adhesive tidak membuat kesepakatan mengenai kurs yang diterima ketika pembayaran dilakukan. Sehingga pembayaran dilakukan dalam mata uang brazil lalu dikonversikan ke kurs US dollar.

Kurs bisa berubah setiap waktu, dalam kasus ini Baker Adhesive menghadapi risiko kerugian kurs. Kerugian selisih kurs dapat diminimalkan dengan berbagai cara, diantaranya :

1. Meminimalkan transaksi beda mata uang, contohnya adalah : - Menggunakan mata uang yang sama ketika bertransaksi

- Membuat cash reserve (kas cadangan dalam mata uang lawan transaksi) ketika melakukan pembelian dari luar negri.

- Memakai mata uang asing ketika melakukan pembelian (pembelanjaan) dalam negri.

2. Melakukan hedging

- Hedging dengan money market - Hedging dengan forward

- Melakukan swap contract

Dalam pemilihan teknik yang tepat untuk pemilihan keputusan terbaik mengenai “cara apa yang akan dilakukan guna meminimalisir kerugian selisih kurs” adalah melalui analisis cost beneft dari masing masing cara yang dimungkinkan.

Dalam kasus Baker Adhesive, Berikut akan dipaparkan analisa cost beneft mengenai hedging dengan money market dan hedging dengan forward.

Pada tanggal 1 Februari Novo memesan 1,210 galon perekat khusus seharga 90,15 real brazil. Kurs US dollar terhadap real brazil

(USD/BRL) pada saat itu adalah 0,45.

Ketika pembayaran tiba, tepatnya pada tanggal 1 Juni 2016 Novo membayar dalam real brazil. Saat itu kurs USD/BRL adalah 0,4368. Sehingga terdapat kerugian sebesar USD 1.439,88.

Perhitungan pendapatan berdasarkan kurs USD/BRL tanggal 1 Februari 2006

(33)

Selisih = 1.439,88 USD

Dari perhitungan diatas, diketahui bahwa terdapat kerugian kurs di penerimaan pesanan pertama Novo. Sekarang, mari lakukan analisa cost beneft dari hedging money market dan hedging forward pada pesanan kedua Novo.

dengan money market dan hedging dengan forward.

Jadi kesimpulan

Pada tanggal 5 September 2006 Novo kembali memesan 1,815 galon perekat khusus seharga 90,15 real brazil. Pembayaran dilakukan pada tanggal 5 September 2006.

- Kurs USD/BRL tanggal 5 Juni 2006 = 0,4368 - Kurs USD/BRL tanggal 5 September 2006 = 0,4234

Setelah bernegosiasi dengan Bank Lokal terkait forward, Baker

Adhesive mendapat penawaran kurs USD/BRL sebesar 0,4227. Bunga efektif pertahun pinjaman pada bank lokal tersebut adalah 8,52% (ini akan menjadi perhitungan time value, guna mengonversikan uang yang akan diterima sebesar present valuenya). Sehingga bunga efektif perbulan = (1+

8,52 %

12

¿

3

1

=

2,1452 %

Sedangkan terkait Money Market, Baker Adhesive mendapat bunga 26% per tahun dari pinjaman jangka pendek di Brazil. Bunga ini besar dikarenakan pada saat itu sedang terjadi tingkat infasi yang tinggi

Tanpa Hedging

(34)

dari analisis cost beneft yang didapat dari hasil perhitungan hedging diatas adalah, memang hedging dirasa kurang menguntungkan jika dilihat dari kurs pada tanggal 5 september 2006. Mungkin saja pada perhitungan real saat itu pendapatan tanpa hedging adalah yang lebih mengutungkan, namun kurs berubah seiring waktu tidak dapat diprediksi. Hedging dengan forward dan money market adalah salah satu untuk mendapatkan kepastian penerimaan di masa depan .

Akan lebih baik lagi jika sebelum menentukan pilihan pada alternatif yang tersedia adalah mengamati pergerakan kurs pertukaran terlebih dahulu, juga melihat kondisi politik dan ekonomi baik pada negara yang melakukan transaksi dan negara lawan transaksi.

BAB IV KESIMPULAN

Risiko berkaitan erat dengan kondisi ketidakpastian. Risiko muncul karena ada kondisi ketidakpastian.

Manajemen risiko bertujuan mengelola risiko tersebut sehingga kita bisa memperoleh hasil yang paling optimal. Jika perusahaan tersebut tidak bisa mengelola risiko dengan baik, maka organisasi tersebut bisa mengalami kerugian yang signifkan. Karena itu risiko yang dihadapi oleh perusahaan harus dikelola atau dikelola seoptimal mungkin.

(35)

Dalam mengelola manajemen risiko, harus memperhatikan karakteristik manajemen risiko yang baik yaitu memahami bisnis perusahaan, Formal; sistematis; terintegrasi; dan komprehensif, Mengembangkan infrastuktur risiko, Menetapkan mekanisme kontrol, Menetapkan batas (limits), Memfokuskan pada aliran kas, Menetapkan sistem insentif yang tepat, dan Mengembangkan budaya sadar risiko.

Adapun lima langkah dalam memanajemen risiko perusahaan adalah mengidentifkasi dan memahami risiko risiko utama perusahaan, Menentukan tipe risiko yang akan diterima atau ditransfer, Memutuskan seberapa besar risiko yang akan ditransfer, Memasukkan risiko dalam seluruh proses pengambilan keputusan perusahaan, Memonitor dan mengelola risiko yang ditanggung perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ikatan Akuntansi Indonesia. (2014). Manajemen Keuangan Lanjutan. Jakarta : Ikatan Akuntansi Indonesia.

2. G. Arnold, (2008). Corporate Financial Management 4th edition. Prentice Hall.

3. E. F. Brigham and M.C. Enhardt (2005). Financial Management : Theory and Practice 11th edition. South-Western.

4. Hanaf, M. Mamduh. (2007). Manajemen Risiko. Jakarta : universitas Terbuka 5. http://www.bankmandiri.co.id/article/treasury.asp#

(36)

Referensi

Dokumen terkait

Student who has medium achievement shows characteristics of self-concept dimention that is he feels confident that he can do medium and easy calculus problem

Pertimbangan Majelis Hakim yang menyatakan bahwa surat keputusan nomor KEP-2630/WPJ.07/2013 tanggal 13 Desember 2013 tentang Penolakan Permohonan Penggunaan Nilai

kesehatan (akses kedalam sistem gawat darurat). b) Untuk mengatur dan membimbing pertolongan medis yang diberikan di tempat kejadian dan selama perjaanan ke sarana kesehatan

Melihat kebutuhan akan rumah tinggal di Kabupaten Karanganyar yang tinggi pertumbuhan kebutuhan ekonomi pun meningkat setiap tahunnya, serta melihat lokasi di Desa

Saya pernah menggunakan jasa doorsmeer ditempat lain.,menurut saya perbedaannya dengan doorsmeer lain terletak diruang tunggu Sabena yang luas dan juga

• Guru memulai pelajaran dengan mengajak siswa mengamati gambar pada buku tema 6 Subtema 4 Pembelajaran 2, atau kalau guru, mempunyai tayangan video tentang sikap pemborosan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan positif dari faktor-faktor penentu struktur modal terhadap nilai perusahaan.. Hal ini