• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENINGKATAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MENULIS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI MENGGUNAKAN METODE BERBAGI PENGALAMAN DENGAN CARA

3M (MENGAMATI, MENIRU, MEMODIFIKASI)

M. Harsa Bahtiar

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang

Harsa.ajja@gmail.com

Abstrak

Menulis sering dirasakan menjadi satu hal yang berat dan susah untuk dijalankan, lebih khususnya oleh siswa yang sedang menempuh studi disekolah. Keterampilan dalam menulis mutlak dimiliki oleh setiap siswa dalam menempuh kegiatan studi karena keterampilan menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa setelah menyimak, membaca, dan berbicara. Dalam kegiatan menulis dikelas, sering siswa kesulitan dalam membuat karya tulis kreatif yang salah satunya adalah menulis cerita pendek. Kesulitan yang menghalangi proses kreatif siswa salah satunya adalah kesulitan menemukan gagasan dan mengembangkan topik.

Dengan adanya permasalahan tersebut, ada banyak metode untuk mengatasinya. Metode yang dapat digunakan untuk membantu siswa menemukan gagasan dan mengembangkan topik adalah metode Berbagi Pengalaman dengan menggunakan cara 3M (Mengamati, Meniru, Memodifikasi) yang dapat digunakan pada siswa jenjang SMA kelas XI.

Kata Kunci : Menulis, Cerita Pendek, Berbagi Pengalaman, 3M.

PENDAHULUAN

(2)

Tulisan yang baik dan berkualitas merupakan manifestasi dan keterlibatan aktivitas berpikir atau bernalar yang baik. Hal ini dimaksudkan bahwa seorang penulis harus mampu mengembangkan cara-cara berpikir rasional. Pada saat melakukan aktivitas menulis, siswa dituntut berpikir untuk menuangkan gagasannya berdasarkan skemata, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki secara tertulis. Aktivitas tersebut memerlukan kesungguhan untuk mengolah, menata, mempertimbangkan secara kritis gagasan yang akan dicurahkan dalam bentuk tulisan atau karangan.

Jadi pada dasarnya, keterampilan menulis merupakan serangkaian aktivitas berpikir menuangkan gagasan untuk menghasilkan suatu bentuk tulisan. Secara lebih mendalam, Akhadiah (1994:2-3) menyatakan bahwa aktivitas menulis yang dimaksud adalah aktivitas untuk mengekspresikan ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam lambing-lambang kebahasaan. Secara lebih luas, Rofi’udin (1997:16) menjelaskan tahapan menulis meliputi, tahap pra-menulis, penulisan draf (pengedrafan), revisi/perbaikan, penyuntingan, dan pubilikasi. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis sebagai proses melalui tiga tahap yakni tahap pramenulis, menulis, dan pascamenulis. Pada tahap pramenulis yang dilakukan menulis adalah menyusun draf sampai batas menulis kerangkan tulisan, selanjutnya tahap menulis draf kasar dan yang terakhir tahap pasaca menulis yang meliputi tahap revisi, menyunting, bahkan mengikuti uji coba.

Di SMA, keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya. Aspek menulis difokuskan agar siswa mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam menyusun karangan, menulis surat pribadi, meringkas buku bacaan, membuat poster, dan menulis catatan dalam buku harian. Sedangkan pada kemampuan bersastra, standar kompetensi aspek menulis dijadikan satu dengan aspek keterampilan lainnya, yakni siswa mengapresiasi ragam sastra anak melalui mendengarkan dan menaggapi cerita pendek, menulis prosa sederhana, memerankan drama anak tanpa teks, dan menulis puisi bebas (Depdiknas, 2006:16).

(3)

menyatakan bahwa tulisan merupakan alat komunikasi tidak langsung. Keterampilan dalam menulis merupakan keterampilan tertinggi yang dimiliki setelah menyimak, membaca, dan berbicara. Dengan begitu, seseorang dapat menulis jika sudah mampu melakukan keterampilan berbahasa yang lain. Membuat sebuah tulisan tentu membutuhkan ide atau gagasan baik itu didapat dari diri sendiri maupun orang lain. Dalam menemukan ide atau gagasan inilah yang selalu menjadi penghambat seorang dalam kegiatan menulis, dan tidak sedikit yang merasa kesulitan dalam menulis. Hal ini karena ide atau gagasan merupakan dasar dalam mengembangkan sebuah topik menjadi sebuah tulisan kreatif, yang salah satunya adalah cerita pendek.

Permasalahan yang timbul akibat dari sulitnya menemukan ide atau gagasan dalam menulis dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari siswa tersebut, dapat berupa malas dan sedikit pengalaman yang dimiliki sehingga menghambat kegiatan menulis. Faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan menulis dapat berasal dari lingkungan sekitar baik itu keadaan maupun kegiatan pembelajaran yang monoton dan membosankan sehingga siswa menjadi tidak dapat mengembangkan ide atau gagasan yang dimiliki karena kurangnya motivasi.

(4)

mengamati, meniru, dan memodifikasi, dimana saat proses penceritaan pengalaman pribadi siswa mengamati dengan cara menyimak kemudian meniru jalannya cerita, setelah siswa mampu menangkap maksud dan menemukan ide atau gagasan lain, siswa diperbolehkan memodifikasi cerita dari pengalaman tersebut menjadi cerita yang sesuai dengan keinginan penulis dan yang pasti harus sesuai kaidah penulisan cerita pendek.

Penerapan metode ini, guru harus mampu memberikan motivasi kepada siswa berkaitan dengan keterampilan menulis sehingga siswa menjadi lebih bergairah dalam melaksanakan pembelajaran dan tujuan pembelajaran akan tercapai dengan tepat sasaran. Guru harus kreatif dan memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih baik. Selain itu, media yang digunakan juga harus sesuai dengan tujuan pembelajaran, yaitu objek pencerita harus memiliki cerita yang menarik dan benar-benar berkesan, baik itu pengalaman yang berkesan baik maupun buruk. Dengan begitu, penerapan metode berbagi pengalaman dengan cara 3M ini akan lebih mudah karena elemen-elemen penunjang didalamnya sudah sesuai yang diharapkan baik itu siswa, guru, media pembelajaran, dan materi yang diajarkan. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran akan lebih menarik, aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

Dalam penggunaan metode berbagi pengalaman dengan cara 3M (mengamati, meniru, dan memodifikasi) tentunya sangat cocok untuk siswa kelas XI yang memiliki keinginan lebih untuk mengetahui lingkungan sekitar dan mengeksplorasi diri melalui sebuah tulisan. Metode ini mengajak siswa untuk lebih mengenal satu sama lain melalui pengalaman pribadi yang diceritakan sehingga dalam sebuah pembelajaran akan timbul suatu rasa kebersamaan yang dapat diibaratkan seperti “sesi curhat” sehingga pembelajaran menjadi lebih santai dan menyenangkan.

(5)

gagasan menjadi lebih ringan dan dalam mengembangkan topik menjadi lebih mudah.

Dalam artikel ini terdapat tiga rumusan masalah, yaitu dirumuskan sebagai berikut.

1) Apa yang diperlukan untuk menunjang metode berbagi pengalaman dengan cara mengamati, meniru, dan memodifikasi ini dalam kegiatan pembelajaran?

2) Bagaimana metode berbagi pengalaman dengan cara mengamati, meniru, dan memodifikasi ini diterapkan didalam kegiatan pembelajaran dalam upaya peningkatan keterampilan menulis cerita pendek pada siswa kelas XI?

3) Bagaimana mengatasi kemungkinan permasalahan yang timbul dalam penerapan metode berbagi pengalaman dengan cara mengamati, meniru, dan memodifikasi ini?

Dari rumusan masalah tersebut, tujuan dari konsep ini yaitu sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui yang diperlukan dalam metode berbagi pengalaman dengan cara mengamati, meniru, dan memodifikasi ini dalam kegiatan pembelajaran?

2) Untuk mengetahui penerapan metode berbagi pengalaman dengan cara mengamati, meniru, dan memodifikasi ini didalam kegiatan pembelajaran dalam upaya peningkatan keterampilan menulis cerita pendek?

3) Untuk mengatasi kemungkinan permasalahan yang timbul dalam penerapan metode berbagi pengalaman dengan cara mengamati, meniru, dan memodifikasi ini?

Artikel ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi seluruh elemen pendidikan, manfaatnya sebagai berikut.

1) Bagi guru, penerapan metode berbagi pengalaman dengan cara mengamati, meniru, dan memodifikasi ini diharapkan dapat efektif bagi pembelajaran dikelas, tidak hanya khusus untuk menulis cerpen, namun dapat untuk bidang pelajaran lain,

(6)

memudahkan siswa dalam menemukan ide dalam menulis cerpen, sehingga dalam menulis karya kreatif siswa tidak merasa kesulitan, 3) Bagi kegiatan pembelajaran, dengan diterapkannya metode berbagi

pengalaman dengan cara mengamati, meniru, dan memodifikasi dikelas, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis kreatif siswa, khususnya menulis cerita pendek. Metode ini dapat menjadi inovasi dalam pembelajaran karena masih sedikit guru yang melakukannya.

PEMBAHASAN

Menulis merupakan wujud kemahiran berbahasa yang mempunyai manfaat besar bagi kehidupan manusia, khususnya para siswa. Dengan menulis siswa dapat menuangkan segala keinginan hati, perasaan, keadaan hati di saat susah dan senang, sindiran, kritikan dan lainnya. Tulisan yang baik dan berkualitas merupakan manifestasi dan keterlibatan aktivitas berpikir atau bernalar yang baik. Hal ini dimaksudkan bahwa seorang penulis harus mampu mengembangkan cara-cara berpikir rasional. Pada saat melakukan aktivitas menulis, siswa dituntut berpikir untuk menuangkan gagasannya berdasarkan skemata, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki secara tertulis. Aktivitas tersebut memerlukan kesungguhan untuk mengolah, menata, mempertimbangkan secara kritis gagasan yang akan dicurahkan dalam bentuk tulisan atau karangan.

(7)

dilakukan menulis adalah menyusun draf sampai batas menulis kerangkan tulisan, selanjutnya tahap menulis draf kasar dan yang terakhir tahap pasaca menulis yang meliputi tahap revisi, menyunting, bahkan mengikuti uji coba.

Di SMA, keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya. Aspek menulis difokuskan agar siswa mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam menyusun karangan, menulis surat pribadi, meringkas buku bacaan, membuat poster, dan menulis catatan dalam buku harian. Sedangkan pada kemampuan bersastra, standar kompetensi aspek menulis dijadikan satu dengan aspek keterampilan lainnya, yakni siswa mengapresiasi ragam sastra anak melalui mendengarkan dan menaggapi cerita pendek, menulis prosa sederhana, memerankan drama anak tanpa teks, dan menulis puisi bebas (Depdiknas, 2006:16).

Dari pembelajaran menulis cerpen diharapkan siswa memiliki kompetensi untuk menyusun karangan dan menulis prosa sederhana. Setelah mengikuti pembelajaran tersebut siswa diharapkan mampu menyebutkan beberapa pengalaman yang menarik (menyenangkan, tidak menyenangkan, mengharukan, dsb), memilih salah satu, dan merinci segi-segi yang hendak diuraikan tentang satu pengalaman itu, menyusun kerangka cerita, dan mengembangkan kerangka cerita pengalaman menjadi cerita yang utuh dan padu. Dengan prosa sederhana inilah yang bisa dikembangkan menjadi bentuk cerita lainnya, salah satunya cerita pendek (cerpen).

Siswa bisa dianggap lulus dalam pembelajaran jika mampu (1) menentukan tema, (2) mengembangkan alur (awal, tengah, dan akhir), (3) menggambarkan karakter tokoh melalui dialog, monolog, dan komentar pengarang, (4) mendeskripsikan latar dengan menunjukkan bukti paragraph deskripsi, (5) mengembangkan cerita melalui dialog, narasi, dan komentar pengarang, dan (6) merevisi hasil cerpen dengan memperhatikan pilihan kata, tanda baca, dan ejaan, dan mempublikasikan hasil karya secara tertulis dan lisan.

(8)

cerpen dapat dijadikan sebagai sarana untuk berimajinasi dan menuangkan pikiran. Menurut Widyamartaya (2005:102) menulis cerpen ialah menulis tentang sebauh peristiwa atau kejadian pokok. Selain iut, menurut Widyamartaya (2005: 96) menulis cerpen merupakan dunia alternatif pengarang. Sedangkan Sumardjo (2001: 84) berpendapat bahwa menulis cerita pendek adalah seni, keterampilan menyajikan cerita. Berdasarkan tiga pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis cerpen merupakan seni/keterampilan menyajikan cerita tentang sebuah peristiwa atau kejadian pokok yang dapat dijadikan sebagai dunia alternatif pengarang.

Kemampuan menulis cerpen yang dimiliki siswa tidaklah sama. Sebagian siswa mampu menulis cerpen dengan baik dan sebagian siswa yang lain masih belum mampu menulis cerpen dengan baik. Kondisi ini diperburuk dengan rendahnya minat menulis siswa. Dari beberapa sebab rendahnya kualitas menulis siswa maka dapat disimpulkan bahwa perlu adanya penanganan khusus dalam pembelajaran menulis siswa sekolah menengah pertama. Inti penanganan tersebut adalah diperlukannya suatu metode pembelajaran menulis yang efektif dan efisien bagi siswa. Hal ini dikarenakan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, guru memegang peranan yang penting dalam pembelajaran, sehingga metode pembelajaran dijadikan sebagai inti penanganan dalam memperbaiki pembelajaran.

Metode pembelajaran yang tepat digunakan adalah metode Berbagi Pengalaman dengan teknik 3M yaitu mengamati, meniru, dan memodifikasi. Metode berbagi pengalaman adalah kegiatan menceritakan pengalaman pribadi yang diperoleh seseorang kepada orang lain dengan maksud tertentu. Adapun maksud-maksud tersebut antara lain adalah:

a) Agar orang yang mendengarkan cerita dapat ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang bercerita,

b) Sekadar ingin memberikan informasi kepada orang lain,

c) Ingin memberikan motivasi kepada orang lain yang berkaitan dengan pengalaman pribadinya,

(9)

Metode berbagi pengalaman dalam kaitannya dalam peningkatan keterampilan menulis cerita pendek dapat diterapkan melalui permainan yaitu permainan konsentrasi. Permainan ini sering digunakan dalam berbagai kegiatan yang berada diluar ruangan, namun dengan sedikit penyesuaian dan perubahan konsep permainan maka dapat dilakukan didalam ruangan. Permainan ini tidak hanya melatih konsentrasi melainkan juga kerjasama kelompok, kesabaran, ketepatan, dan kecepatan dalam memilih keputusan, sehingga semua peserta harus terlibat aktif dalam permainan. Dengan demikian, rasa jenuh yang timbul pada diri siswa pada saat kegiatan pembelajaran dikelas terutama saat pelajaran Bahasa Indonesia menulis cerita pendek dapat teratasi. Penerapan metode berbagi pengalaman ini digunakan sebagai media untuk memancing siswa agar mau keluar dari hal yang dipikirkan secara sempit dipikiran ke hal-hal yang lebih luas yang ada disekitarnya yaitu berdasarkan cerita pengalaman dari orang lain. Dengan begitu dalam menemukan gagasan dan mengembangkan topik saat menulis kreatif dapat membantu siswa untuk lebih menggali apa yang ada disekitarnya, bukan hanya yang ada dipikirannya sehingga hasil yang ditulis siswa menjadi lebih kreatif dan variatif.

(10)

Dalam hal ini, kreativitas siswa juga dikembangkan pada tahap mengembangkan atau memodifikasi.

Tahapan strategi 3M mengacu pada beberapa tahapan pembelajaran menulis pada penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun penjelasannya sebagai berikut. Adapun rincian dan penjelasan tahap pada strategi 3M sebagai berikut.

1. Tahap Mengamati

Tahap mengamati diawali dengan kegiatan pramenulis yakni dengan membaca cerpen yang dijadikan model. Pada tahap ini siswa akan diberikan satu cerpen yang dijadikan model yang dekat dengan dunia mereka. Selanjutnya siswa mengidentifikasi unsur cerpen dengan mengisi bagan yang telah disediakan. Adapun bagan tersebut berisi tentang siapa, kapan, bagaimana, dimana, mengapa. Setelah itu siswa akan menyadur cerpen model dengan mengganti unsur tokoh dan latar yang sesuai dengan dunia siswa.

2. Tahap Meniru

Pada tahap olah siswa akan mengolah atau meniru hasil saduran namun hanya beberapa unsur. Unsur tersebut adalah tokoh, latar, dan alur. Pertimbangan digunakannya tiga unsur karena unsur tokoh, latar, dan alur adalah unsur yang paling mudah dikembangkan secarakreatif dan untuk efisiensi waktu pembelajaran. Pada tahap mengolah tokoh, yang dilakukan siswa yakni dengan menambah tokoh dalam cerita, mendeskripsikan watak tokoh, dan mengubah cerita secara relatif sama. Sedangkan pada tahap mengolah alur cerita, kegiatan siswa adalah dengan membuat urutan-urutan peristiwa baru.

3. Tahap Memodifikasi

(11)

dalam kalimat secara lengkap, (5) menggunakan bahasa yang komunikatif, dan (6) menggunakan ejaan yang benar.

Dalam penerapannya metode berbagi pengalaman ini menggunakan strategi atau teknik 3M yaitu mengamati, meniru, dan memodifikasi. Berikut langkah-langkah pelaksanaannya.

1. Guru menjelaskan secara akurat metode dan strategi yang digunakan kepada siswa agar dalam pelaksanaannya siswa tidak kebingungan. 2. Guru memilih salah satu dari siswa untuk menceritakan pengalaman

pribadi dengan tema yang sudah ditentukan agar tidak terlalu luas, contohnya adalah pengalaman libur lebaran ataupun libur sekolah. Setelah dianggap cukup, guru berhak mengganti objek pencerita kepada siswa lain agar cerita lebih bervariatif, dan dilakukan secara terus menerus hingga guru merasa cukup.

3. Setelah siswa mendengarkan pengalaman dari orang lain dengan seksama, selanjutnya siswa ditugasi oleh guru untuk menulis hal-hal yang diperlukan dalam membuat sebuah karya tulis baru. Proses menulis ini masuk dalam strategi 3M tahap pertama yaitu mengamati. Dalam tahap mengamati ini siswa mendengarkan cerita pengalaman dari orang lain atau teman sebaya dan menulis hal-hal yang dianggap penting yang diperlukan dalam menulis cerita baru.

4. Setelah hal menarik ditulis, siswa disuruh untuk membuat cerita yang sesuai dengan yang diamati dan ditulis saat proses mendengarkan dan mengamati. Pada proses ini siswa meniru kegiatan cerita teman sebaya namun hanya beberapa poin saja sebagai alat pancing mereka dalam menemukan gagasan baru dan mengembangkan topik.

5. Setelah proses meniru selesai, siswa disuruh untuk membuat sebuah cerita pendek dari hasil tiruan mereka dengan cara memodifikasi. Dalam memodifikasi ini guru tidak membatasi kreatifitas siswa agar cerita pendek yang dibuat oleh siswa adalah hasil yang dilandasi proses kreatif siswa.

(12)

Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa setelah menyimak, membaca, dan berbicara. Di SMA, keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang ditekankan pembinaannya. Aspek menulis difokuskan agar siswa mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dalam menyusun karangan, menulis surat pribadi, meringkas buku bacaan, membuat poster, dan menulis catatan dalam buku harian. Sedangkan pada kemampuan bersastra, standar kompetensi aspek menulis dijadikan satu dengan aspek keterampilan lainnya, yakni siswa mengapresiasi ragam sastra anak melalui mendengarkan dan menaggapi cerita pendek, menulis prosa sederhana, memerankan drama anak tanpa teks, dan menulis puisi bebas.

Metode berbagi pengalaman adalah kegiatan menceritakan pengalaman pribadi yang diperoleh seseorang kepada orang lain dengan maksud tertentu. Metode berbagi pengalaman dalam kaitannya dalam peningkatan keterampilan menulis cerita pendek dapat diterapkan melalui permainan yaitu permainan konsentrasi. Penerapan metode berbagi pengalaman ini digunakan sebagai media untuk memancing siswa agar mau keluar dari hal yang dipikirkan secara sempit dipikiran ke hal-hal yang lebih luas yang ada disekitarnya yaitu berdasarkan cerita pengalaman dari orang lain. Dengan begitu dalam menemukan gagasan dan mengembangkan topik saat menulis kreatif dapat membantu siswa untuk lebih menggali apa yang ada disekitarnya, bukan hanya yang ada dipikirannya sehingga hasil yang ditulis siswa menjadi lebih kreatif dan variatif.

Strategi 3M (Mengamati-Meniru-Memodifikasi) merupakan strategi hasil pengembangan dari strategi copy the master. Secara harfiah, copy the master berasal dari bahasa Inggris yang artinya adalah model untuk ditiru. Model yang akan ditiru ini tidak hanya terbatas pada peniruan lateral, namun ada tahap perbaikan. Tahap peniruan sampai dengan perbaikan inilah yang menonjol dalam strategi ini. Pada dasarnya strategi ini menuntut dilakukan latihan-latihan sesuai dengan model yang ditawarkan. Selanjutnya strategi ini dikembangkan menjadi strategi 3M yang lebih sederhana.

(13)

Dalam artikel ini, penggunaan metode dan teknik dalam kegiatan pembelajaran menulis cerita pendek adalah dengan metode berbagi pengalaman dan teknik 3M. Berikut saran yang dapat penulis sampaikan.

1) Pemilihan metode berbagi pengalaman dengan teknik 3M hendaknya disesuaikan dengan kondisi siswa dan sekolah.

2) Keterampilan menulis adalah keterampilan yang sangat kompleks yang tidak hanya berupa teori saja, melainkan membutuhkan latihan-latihan yang dilakukan secara berkala dan terus menerus. 3) Guru harus menguasai metode dan teknik pembelajaran agar tidak

terjadi kesalahpahaman dengan siswa.

4) Dalam praktik pembelajaran, guru harus dapat mempersatukan empat keterampilan berbahasa agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan.

5) Apabila siswa mendapat kesulitan, hendaknya guru melakukan pendekatan sebagai upaya menyelesaikan permasalahan siswa. 6) Guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan, santai, aktif, dan ceria agar pembelajaran tidak terasa membosankan.

7) Dalam penerapan metode ini, tidak ada salahnya apabila guru memasukkan nilai-nilai moral berkaitan dengan pengalaman-pengalaman siswa yang disampaikan didepan kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti. 1994. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

DEPDIKNAS. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Mulyati, Y. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Kajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

(14)

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sumardjo, Jacob. 2001. Beberapa Petunjuk Menulis Cerpen. Bandung: Mitra Kencana.

Suroto. 1990. Teori Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia untuk SMU. Jakarta: Erlangga.

Syamsuddin dan Vismaia. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosda.

Widyamartaya, Aloys dan Vero Sudiati. 2005. Kiat Menulis Deskripsi dan Narasi,

Lukisan dan Cerita. Yogyakarta: Pusataka Widyatama.

Referensi

Dokumen terkait

Pengolahan data nilai adalah proses pemasukan nilai yang diterima dari dosen pengampu ke Sistem Informasi Akademik untuk selanjutnya dicetak/

Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

Para responden tersebut diambil datanya dengan menggunakan kuesioner untuk meneliti mengenai pengaruh kredibilitas klub, kredibilitas endorser dan kelompok referensi

Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara terutama dikota-kota besar seperti

Saya akan mengadakan penelitian dengan judul “efektivitas berkumur teh hitam dibandingkan teh hijau terhadap penurunan jumlah bakteri rongga mulut pada mahasiswa fkg

dasar cycloconverter tiga fasa menjadi satu fasa dengan beban resistif. dan bentuk gelombang

Dalam pasar modal, tidak semua saham dari perusahaan yang memiliki profil yang baik akan memberikan return yang baik pada investor.. sehingga diperlukan analisis yang lebih

Judul/ Pencipta Spesifi- kasi Provinsi Kab./Kota Bidang Unit Organisasi Sub Unit Organisasi. Hewan/Ternak